You are on page 1of 14

Artikel Penelitian

GAMBARAN STATUS GIZI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

KECAMATAN BANGKO KABUPATEN ROKAN HILIR

Indah Dian Lestari


Yanti Ernalia
Tuti Restuastuti
indahdian.lestari@yahoo.com

ABSTRACT

Primary school students are the group of student that potentially having problem with
nutrition due to their eating behavior and development status. Good nutritional status will
affect the growth and development of children, one of which can increase the intellectual
capability. This study aimed to determine the overview of nutritional status of children in
elementary school on district Bangko Rokan Hilir regency. This research is a descriptive
study. The subject in this research were 210 students from grade 1 – 6 were taken with
cluster sampling technique. Each of the subject asked to bring questionnaires to the parent to
get the characteristic data of the student and then calculated children BMI by measuring
height and weight. Nutritional status is divided into very thin, thin, normal, obese and very
obese, based on anthropometric indices with BIM per age. The data showed that children
with malnutrition were 50 children (23,8%), underweight were 58 children (27,6%), normal
were 93 children (44,3%), overweight were 7 children (3,3%), and obesity were 2 children
(1,0%).

Keywords : children of school age, nutrition, nutritional status.

PENDAHULUAN kegemukan pada anak di Indonesia masih


World Health Organization (WHO) tinggi dengan prevalensi 18,8%, terdiri
tahun 2015 melaporkan bahwa prevalensi dari gemuk 10,8% dan sangat gemuk
kekurusan pada anak di dunia sekitar (obesitas) 8,8 %, dimana prevalensi
14,3% dengan jumlah anak yang pendek yaitu 30,7% diantaranya 12,3%
mengalami kekurusan sebanyak 95,2 juta sangat pendek dan 18,4% pendek.2
anak.1 Masalah gizi pada anak sekolah Berdasarkan prevalensi status gizi umur 6
dasar saat ini masih cukup tinggi, dengan – 12 tahun ( IMT/U) menurut Riskesdas
data riskesdas 2013 didapatkan status gizi 2010 didapati Provinsi Riau dengan
umur 5-12 tahun (menurut IMT/U) di prevalensi sangat kurus (7,6%), kurus ( 6,3
Indonesia, yaitu prevalensi kurus adalah %), normal (75,2%), dan gemuk (10,9%).3
11,2%, terdiri dari 4% persen sangat kurus Penelitian tentang status gizi pada anak
dan 7,2% kurus. Sedangkan masalah sekolah dasar di Kecamatan Rajeg

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 1


Tangerang berdasarkan IMT/ U didapati peneliti tertarik untuk melakukan
anak sangat kurus sebanyak 11,3%, dan penelitian mengenai gambaran status gizi
kurus sebanyak 6,5%.4 pada siswa Sekolah Dasar Kecamatan
Bangko Kabupaten Rokan Hilir.
Siswa Sekolah Dasar (SD) berisiko
mengalami masalah nutrisi sehubungan
METODE PENELITIAN
dengan pola makan dan masa tumbuh Jenis penelitian yang digunakan
kembang. Status gizi yang baik akan adalah penelitian deskriptif, dengan
mempengaruhi proses pertumbuhan dan pendekatan cross- sectional yaitu
perkembangan anak salah satunya dapat penelitian yang pengukuran variabel –
meningkatkan kemampuan intelektual, variabelnya dilakukan hanya satu kali pada
sehingga fase anak usia sekolah satu saat.
merupakan fase dimana anak sangat Data penelitian ini diambil di
membutuhkan asupan makanan yang beberapa Sekolah Dasar yang ada di
bergizi untuk menunjang masa Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan
5
pertumbuhan dan perkembangan. Gizi Hilir pada November 2015 - Januari 2016.
lebih berhubungan langsung dengan Populasi dalam penelitian ini
kejadian obesitas yang memiliki resiko adalah seluruh siswa/siswi Sekolah Dasar
tinggi untuk terkena penyakit diabetes tipe di Kecamatan Bangko yang memenuhi
2 dan hipertensi.6 semua kriteria inklusi. Pengambilan
Kecamatan Bangko merupakan sampel menggunakan metode cluster
salah satu kecamatan yang terdapat di sampling. Besar sampel pada penelitian ini
Kabupaten Rokan Hilir, dimana terletak di yaitu sebanyak 210 orang.
daerah daratan muara salah satu dari empat Kriteria inklusi penelitian ini adalah :
sungai terbesar di Riau yaitu Sungai a. Anak sekolah kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
Rokan di pesisir timur Pulau Sumatera, laki – laki maupun perempuan yang
sehingga digunakan sebagai salah satu terdaftar menjadi siswa/siswi di
sumber ekonomi masyarakat, dengan Sekolah Dasar Kecamatan Bangko
mayoritas penduduk bermata pencaharian Kabupaten Rokan Hilir.
sebagai nelayan, petani sawit dan petani b. Bersedia menjadi subjek penelitian.
padi. Berdasarkan pengamatan yang c. Hadir saat pengukuran berat badan dan
dilakukan oleh peneliti, terlihat sanitasi tinggi badan.
lingkungan terutama perumahan dan Kriteria eksklusi penelitian ini adalah :
daerah pinggiran kota yang masih rendah. a. Siswa sedang menderita penyakit TB
Saat curah hujan tinggi, maka beberapa dan cacingan.
ruas jalan dan halaman rumah warga b. Sekolah tidak bersedia menjadi objek
bahkan lingkungan sekolah ikut terendam penelitian.
banjir, buah dan sayuran yang banyak Pengumpulan data pada penelitian
ditemukan juga dalam kondisi yang sudah ini berdasarkan data primer yang
tidak segar lagi sehingga menurunkan didapatkan dari pengisian lembar isian
vitamin yang terkandung didalamnya. responden untuk mengetahui umur siswa
Kecamatan Bangko belum pernah dan pemeriksaan fisik yaitu mengukur
dilakukan penelitian gambaran status gizi, berat badan dan tinggi badan untuk
berdasarkan hal tersebut diatas membuat menentukan indeks massa tubuh.

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 2


Kemudian mengkategorikan hasil status Tabel 1 Distribusi karakteristik
gizi berdasarkan nilai z-score yang responden berdasarkan jenis kelamin
diperoleh dari tabel Kepmenkes 2010
Variabel Jumlah Frekuensi
tentang Standar Antropometri Penilaian
(%)
Status Gizi Anak.
Setelah pengumpulan data selesai, Jenis
kemudian dilakukan pengolahan data yaitu Kelamin
data yang didapat dari lembar isian Laki-laki 89 42,4
responden dan pengukuran IMT kemudian Perempuan 121 57,6
dihitung sesuai jumlah sampel yang
Sumber : Data primer diolah ( 2015 )
selanjutnya dicatat secara komputerisasi.
Data kemudian disajikan dalam bentuk
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
tabel distribusi frekuensi dan
karakteristik subjek penelitian berdasarkan
penjelasannya.
jenis kelamin adalah 210 orang yang
Pengolahan data hasil penelitian
menjadi subjek, terdiri dari 89 orang laki-
dilakukan secara analisis univariat. Pada
laki (42,4%) dan 121 orang perempuan
penelitian ini analisis univariat digunakan
(57,6%).
untuk melihat gambaran status gizi pada
Tabel 2 Distribusi karakteristik
siswa Sekolah Dasar Kecamatan Bangko
responden berdasarkan umur
Kabupaten Rokan Hilir.
Variabel Jumlah Frekuensi
HASIL DAN PEMBAHASAN (%)
Karakteristik responden berdasarkan Umur
jenis kelamin, umur, pendapatan orang 6 – 9 tahun 84 40,0
tua, pendidikan orang tua dan jumlah 10 – 13 tahun 126 60,0
anak dari orang tua responden Sumber : Data primer diolah ( 2015 )
Penelitian ini telah dilakukan pada
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 6 Sekolah
karakteristik responden berdasarkan umur
Dasar Kecamatan Bangko Kabupaten
didapatkan frekuensi tertinggi responden
Rokan Hilir. Populasi dalam penelitian ini
yaitu pada kelompok umur 10 – 13 tahun
adalah seluruh siswa/siswi Sekolah Dasar
sebanyak 126 orang (60,0%) dan frekuensi
Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan
terendah responden pada kelompok umur 6
Hilir. Sampel diambil berdasarkan teknik
– 9 tahun sebanyak 84 orang (40,0%).
cluster sampling. Besar sampel pada
penelitian ini yaitu sebanyak 210 orang.
Analisis Univariat
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Kecamatan Bangko
Kabupaten Rokan Hilir distribusi
responden yang dapat disajikan dalam
tabel berikut :

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 3


Tabel 3 Distribusi karakteristik Tabel 5 Distribusi karakteristik
responden berdasarkan pendapatan responden berdasarkan pendidikan ibu
orang tua
Variabel Jumlah Frekuensi
Variabel Jumlah Frekuensi (%)
(%) Pendidikan ibu
Pendapatan Tidak tamat SD 3 1,4
orang tua Tamat SD 19 9,0
<UMR 98 46,7 Tamat SMP 35 16,7
≥UMR 112 53,3 Tamat SMA 71 33,8
Sumber : Data primer diolah ( 2015 ) Tamat D3 14 6,7
Tamat S1 66 31,4
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat Tamat S2 2 1,0
karakteristik responden berdasarkan Sumber : Data primer diolah ( 2015 )
pendapatan orang tua didapatkan
pendapatan orang tua tertinggi adalah Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
≥UMR yaitu 112 orang (53,3%) dan karakteristik responden berdasarkan
terendah adalah <UMR sebanyak 98 orang pendidikan ibu didapatkan pendidikan ibu
(46,7%). tertinggi adalah tingkat sekolah menengah
Tabel 4 Distribusi karakteristik atas (SMA) sebanyak 71 orang (33,8%)
responden berdasarkan pendidikan dan pendidikan ibu terendah adalah tingkat
ayah stara 2 (S2) sebanyak 2 orang (1,0%).
Tabel 6 Distribusi karakteristik
Variabel Jumlah Frekuensi
responden berdasarkan jumlah anak
(%)
Pendidikan Variabel Jumlah Frekuensi
ayah (%)
Tidak tamat SD 3 1,4 Jumlah
Tamat SD 21 10,0 Anak
Tamat SMP 32 15,2 ≤2 15 7,1
Tamat SMA 87 41,4 >2 195 92,9
Tamat D3 6 2,9 Sumber : Data primer diolah ( 2015 )
Tamat S1 52 24,8
Tamat S2 9 4,3 Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat
Sumber : Data primer diolah ( 2015 ) karakteristik responden berdasarkan
jumlah anak dalam keluarga responden
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat didapatkan jumlah anak dalam keluarga
karakteristik responden berdasarkan responden tertinggi yaitu > 2 sebanyak 195
pendidikan ayah didapatkan pendidikan orang (92,9%), sedangkan frekuensi
ayah tertinggi adalah tingkat sekolah terendah yaitu ≤ 2 sebanyak 15 orang
menengah atas (SMA) sebanyak 87 orang (7,1%).
(41,4%) dan pendidikan ayah terendah
adalah tidak tamat sekolah sebanyak 3
orang (1,4%).

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 4


Status gizi siswa Sekolah Dasar di makanan yang bergizi, tidak pandai dalam
Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan mengatur pola pemberian dan pemilihan
Hilir berdasarkan IMT/U makanan, penghasilan rumah tangga yang
tidak cukup setelah digunakan untuk
Status gizi siswa Sekolah Dasar di
keperluan harian lainnya, tingkat
Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan
pendidikan orang tua, dan jumlah anggota
Hilir dapat dilihat pada tabel 7 di bawah
keluarga yang terlalu banyak sehingga
ini.
mengakibatkan berkurangnya asupan
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Status gizi
makanan yang dikonsumsi masing-masing
pada Siswa Sekolah Dasar di
anggota keluarga dan kandungan gizinya
Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan
pun juga tidak mencukupi kebutuhan
Hilir
untuk masing-masing individu, pola asuh
Variabel Jumlah Persentase anak yang salah serta kesehatan
(%) lingkungan yang sangat kurang.
IMT/U
Sangat kurus 50 23,8 Hasil penelitian ini didapatkan
Kurus 58 27,6 bahwa anak usia sekolah yang memiliki
Normal 93 44,3 status gizi normal sebanyak 93 orang
Gemuk 7 3,3 (44,3%). Persentase hasil penelitian ini
Obesitas 2 1,0 lebih besar dari pada penelitian Danang,
Sumber : Data primer diolah ( 2015 ) tetapi lebih kecil dibandingkan penelitian
Sumini, Ayu, Yoza, dan Lintang dan
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat Yunita. Pada penelitian Danang didesa
anak sekolah yang memiliki status gizi Sanggrahan Kabupaten Pacitan didapatkan
normal sebagai nilai tertinggi yaitu 93 anak dengan status gizi normal sebanyak
orang (44,3%), diikuti kurus sebanyak 58 25 orang (22,52%).7 Penelitian Sumini di
orang (27,6%), sangat kurus sebanyak 50 Desa Grabahan tahun 2014,didapatkan
orang (23,8%), gemuk sebanyak 7 orang status gizi normal sebanyak 23 orang
(3,3%) dan obesitas sebanyak 2 orang (51%).8 Penelitian Ayu Kecamatan Ubud
(1,0%). ,didapatkan status gizi normal pada siswa
Pada penelitian ini, status gizi sekolah dasar sebanyak 35 orang (50%).9
normal menjadi nilai tertinggi pada anak. Pada penelitian Yoza di SD Metta
Status gizi yang normal dapat terjadi Maitraya didapatkan anak dengan status
apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi normal sebanyak 42 orang (59,52%).10
gizi yang digunakan secara efisien, Pada penelitian Lintang di Kecamatan
sehingga memungkinkan pertumbuhan Sungai Sembilan Kota Dumai didapatkan
fisik, perkembangan otak, kemampuan anak dengan status gizi normal sebanyak
kerja mencapai tingkat kesehatan optimal. 255 orang (73,9%).11 Pada penelitian
Selain disebabkan oleh faktor asupan Yunita di Kecamatan Rangsang Kabupaten
makanan, faktor tidak langsung yang Kepulauan Meranti tahun 2015 anak
terjadi di lingkungan responden pun juga dengan status gizi normal sebanyak 151
dapat mempengaruhi status gizi anak, orang ( 71,9%).12
antara lain seperti tingkat pengetahuan ibu
mengenai pentingnya memberikan

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 5


Status gizi siswa Sekolah Dasar di laki-laki dan perempuan serta perbedaan
Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan tebal lipatan kulit antara anak perempuan
Hilir berdasarkan jenis kelamin dan laki-laki, dimana perempuan lebih
tebal dari laki-laki berdasarkan
Status gizi responden berdasarkan
pengamatan peneliti secara umum tampak
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 8 di
anak perempuan lebih gemuk daripada
bawah ini.
anak laki - laki. Hal tersebut diatas akan
Tabel 8 Distribusi status gizi responden mempengaruhi berat badan dan tinggi
berdasarkan jenis kelamin badan pada anak perempuan dan anak laki-
Jenis kelamin laki sehingga mempengaruhi juga status
Variabel Laki – laki Perempuan gizinya. Adapun saat istirahat siang, siswa
n % n % senang bermain di lapangan sekolah yang
Status gizi akibatnya menguras banyak tenaga
Sangat kurus 28 31,5 22 18,2 terutama pada anak laki - laki, sehingga
Kurus 23 25,8 35 28,9 terjadi ketidak seimbangan antara energi
Normal 32 36,0 61 50,4 yang masuk dan keluar, akibatnya tubuh
Gemuk 5 5,6 2 1,7 anak menjadi kurus.
Obesitas 1 1,1 1 0,8 Hal ini sama dengan penelitian
Sumber : Data primer diolah ( 2015 ) yang dilakukan oleh Jumirah pada tahun
2012 di Desa Namo Gajah Kecamatan
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat Medan Tuntungan, dimana status gizi
status gizi sangat kurus paling tinggi kurang pada siswa sekolah dasar berjenis
dengan jenis kelamin laki - laki sebanyak kelamin laki – laki sebanyak 18 orang
28 orang (31,5%), status gizi kurus (75,0 %), status gizi baik sebanyak 3 1
tertinggi dengan jenis kelamin perempuan orang (47,7 %). Status gizi kurang pada
sebanyak 35 orang (28,9%), status gizi siswa berjenis kelamin perempuan
normal paling tinggi dengan jenis kelamin sebanyak 6 orang (25,0 %) dan status gizi
perempuan sebanyak 61 orang (50,4%), baik sebanyak 34 orang (52,3 %).11
status gizi gemuk paling tinggi dengan
jenis kelamin laki - laki sebanyak 5 orang
Status gizi siswa Sekolah Dasar di
(5,6%) dan status gizi obesitas seimbang
Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan
antara jenis kelamin laki-laki maupun
Hilir berdasarkan umur
perempuan sebanyak 1 orang (1,1%) dan
0,8 %. Pada penelitian ini, status gizi
Berdasarkan pengukuran status gizi responden berdasarkan umur dapat dilihat
menurut jenis kelamin pada siswa Sekolah pada tabel 9 di bawah ini.
Dasar di Kecamatan Bangko diperoleh Tabel 9 Distribusi status gizi responden
bahwa frekuensi anak perempuan yang berdasarkan umur
mempunyai status gizi baik lebih besar
daripada anak laki-laki, hal tersebut
disebabkan oleh karena pertumbuhan
terjadi lebih cepat pada anak perempuan
dan lebih lambat pada anak laki-laki.
Adanya perbedaan jaringan lemak pada

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 6


Sumber : Data primer diolah ( 2015 ) Adapun status gizi obesitas pada
penelitian ini banyak ditemukan pada anak
Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa
dengan kelompok umur 10 - 11 tahun,
distribusi gambaran karakteristik umur
dikarenakan oleh salah satu faktor yang
responden berdasarkan status gizi sangat
peneliti amati adalah saat wawancara,
kurus paling banyak pada kelompok umur
pemberian uang jajan berlebihan oleh
10 - 13 tahun 27 orang (21,4 %) dan status
orang tua kepada anak yang kemudian
gizi sangat kurus paling sedikit pada
kemungkinan digunakan untuk membeli
kelompok umur 6 - 9 tahun 23 orang (27,4
makanan dilingkungan sekolah.
%), status gizi kurus paling banyak pada
Faktor yang kedua adalah masa
kelompok umur 10 – 13 tahun 33 orang (
pubertas. Berdasarkan teori, remaja adalah
26,2%) dan status gizi kurus paling sedikit
masa peralihan antara masa anak dan
pada kelompok umur 6 – 9 tahun 25 orang
dewasa, berlangsung antara usia 10 - 19
(29,8 %), status gizi normal paling banyak
tahun. Masa remaja terdiri dari masa
pada kelompok umur 10 - 13 tahun 60
remaja awal (10 - 14 tahun), masa remaja
orang (47,6 %) dan status gizi normal
pertengahan (14 - 17 tahun) dan masa
paling sedikit pada umur 6 - 9 tahun 33
remaja akhir (17 - 19 tahun) dimana pada
orang (39,3%), status gizi gemuk paling
masa remaja terjadi pacu tumbuh (growth
banyak pada kelompok umur 10 - 13 tahun
spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder,
4 orang (3,2 %), status gizi obesitas paling
tercapainya kemampuan tubuh untuk
banyak pada kelompok umur 10 – 13
bereproduksi dan terjadi perubahan -
tahun 2 orang (1,6 %).
perubahan psikologi serta kognitif.
Status gizi sangat kurus pada penelitian
Tercapainya tumbuh kembang yang
ini banyak ditemukan pada anak dengan
optimal tergantung pada potensi biologis
kelompok umur 10 - 13 tahun, hal ini
atau alami yang terdapat pada masing –
kemungkinan dapat disebabkan salah
masing individu seperti genetik.
satunya karena saat peneliti observasi anak
Tercapainya potensi biologis tersebut,
usia 10 – 11 tahun merupakan anak yang
merupakan hasil interaksi antara faktor
telah duduk di kelas 4,5 bahkan kelas 6,
genetik dan lingkungan.13 Pengaruh variasi
dimana siswa sekolah dasar pada kelas
waktu pertumbuhan terlihat jelas pada
tersebut masih berada di sekolah dan
perempuan, yang berhubungan dengan
mengikuti proses belajar hingga jam 1
permulaan menstruasi (menarche) pada
siang. Sehingga mereka sangat aktif
usia 12 – 14 tahun dan merupakan
bermain diluar ruangan pada siang hari
indikator terbaik maturasi seksual yang
saat jam istirahat terutama pada siswa
diawali terjadinya growth spurt,14 seperti
berjenis kelamin laki – laki, kemungkinan
menigkatnya nafsu makan pada remaja
faktor yang kedua adalah jenis jajanan di
perempuan setelah menarche8 sedangkan
lingkungan sekolah yang menurut
pada anak laki laki ditandai dengan adanya
pengamatan peneliti kurang mengandung
wet dream atau mimpi basah dan lebih
zat gizi tinggi. Sedangkan siswa kelas 1,
lambat dibandingkan pada anak
dan 2 yang berumur antara 6 – 7 tahun
perempuan, yaitu pada anak laki – laki
hanya belajar hingga pukul 10 pagi dan
diusia 13 – 15 tahun. Namun status gizi
kemudian pulang.
kurus pada kelompok umur 10 -13 tahun
ini pada anak laki - laki tidak dapat

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 7


langsung mengatakan bahwa anak laki – pertumbuhan secara umum. Janin dan bayi
laki tidak sehat dan untuk mengetahuinya berada dalam pertumbuhan dan
perlu dilakukan uji perbandingan antara perkembangan yang bersifat “plastis” atau
status gizi dan umur terhadap jenis mudah menyesuaikan diri dengan keadaan
kelamin laki – laki dan perempuan. lingkungan. Fenomena ini disebut sebagai
Pada penelitian ini ditemukan developmental plasticity. Perbedaan antara
status gizi sangat kurus yaitu 27,3% dan lingkungan sebelum dan sesudah serta
sangat kurus 29,8% pada kelompok umur ketidaksesuaian disebut “mismatch”,
6-9 tahun. Berdasarkan tanya jawab yang sementara perubahan yang telah terjadi
dilakukan penulis dengan salah satu orang pada janin dan bayi bersifat permanen.
tua siswa berusia 9 tahun, mengatakan Akibatnya, bayi yang mengalami
bahwa sang anak pulang dalam kondisi lingkungan gizi berlebihan dalam jangka
lelah pada pukul 1 siang sehingga malas panjang, berisiko menderita berbagai
untuk makan saat tiba dirumah dan lebih penyakit tidak menular kronis saat
memilih untuk tidur. Apabila dibiarkan dewasa.15
terus menerus maka akan terjadi status gizi Hal ini sama dengan penelitian
kurang yang berkelanjutan. Jika yang yang telah dilakukan Lintang di Dumai
mengalami kekurusan ini terjadi pada anak tahun 2015 dimana status gizi sangat kurus
perempuan, dan tidak cepat diputuskan ditemukan seimbang pada anak usia 7 - 9
dengan pemberian asupan gizi yang baik tahun 6 orang (50%) dan anak usia 10 - 12
maka hingga dewasa dan akhirnya tahun 6 orang (50 %), status gizi kurus
melahirkan anak, maka bayi yang akan pada anak usia 10 - 12 tahun 6 orang
dilahirkan akan memiliki faktor resiko (50%), status gizi normal pada anak usia
kekurusan dan itu akan terus berlanjut 10 - 12 tahun 50 orang (50,6 %), status
hingga ke generasi selanjutnya sehingga gizi gemuk pada anak usia 7 - 9 tahun 30
bayi yang dilahirkan akan mengalami berat orang (52,6%), dan status gizi obesitas
badan lahir rendah.15 pada anak usia 10 - 12 tahun 6 orang
Berdasarkan teori Fetal Origins (66,7%).11
Hypothesis, fenomena tersebut yaitu
apabila semakin rendah berat badan lahir Status gizi siswa Sekolah Dasar di
dan berat bayi, semakin tinggi resiko Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan
kejadian penyakit jantung koroner yang Hilir berdasarkan pendapatan orang
dapat diderita anak tersebut saat dewasa, tua
dan hal yang sama juga ditemukan pada Pada penelitian ini, status gizi
penelitian resiko hipertensi, stroke, dan responden berdasarkan pendapatan orang
diabetes mellitus tipe 2.15 tua dapat dilihat pada tabel 10 di bawah
Hipotesis thrifty phenotype atau ini.
hipotesis Barker, menyatakan bahwa
pertumbuhan janin berpengaruh sangat
kuat pada penyakit kronis ketika masa
dewasa. Kekurangan gizi selama di dalam
kandungan menyebabkan janin melakukan
penyesuaian terhadap lingkungan yang
“hemat” gizi dengan cara memperlambat

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 8


Tabel 10 Distribusi status gizi Adapun penelitian ini
responden berdasarkan pendapatan menunjukkan bahwa status gizi normal
orang tua banyak ditemukan pada kelompok orang
Pendapatan orang tua tua dengan pendapatan ≥ UMR. Status gizi
Variabel < UMR ≥ UMR kurang yaitu sangat kurus dan kurus juga
n % n % masih banyak ditemukan pada orang tua
Status gizi dengan pendapatan justru ≥ UMR.
Sangat kurus 23 23,5 26 29,9 Berdasarkan tanya jawab singkat yang
Kurus 29 29,6 20 23,0 peneliti lakukan dengan beberapa ibu dari
Normal 44 44,9 36 41,4 anak sekolah dasar tersebut, mereka
Gemuk 2 2,0 4 4,6 mengaku tidak tahu bagaimana cara
Obesitas 0 0 1 1,1 memilih pola makan dan mengatur variasi
Sumber : Data primer diolah ( 2015 ) makanan harian yang dapat diberikan
kepada anak dan ada orang tua yang sehari
– harinya sibuk bekerja sehingga kurang
Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat memperhatikan makanan yang dikonsumsi
bahwa status gizi sangat kurus paling anak.
banyak pada pendapatan orang tua ≥ UMR Hal ini sama dengan penelitian
sebanyak 27 orang ( 24,15) , status gizi yang dilakukan oleh Astuti tahun 2012 di
gemuk paling sedikit pada pendapatan Kecamatan Godean,Yogyakarta yaitu
orang tua < UMR sebanyak 2 orang (2,0 pendapatan orang tua kecil dari UMR (
%), disusul dengan status gizi normal pada tahun 2012, UMR Yogyakarta
paling banyak pada pendapatan orang tua sebesar Rp 892.660 ) sebanyak 76 orang
≥ UMR sebanyak 49 orang (43,8 %) dan (55,1 %), pendapatan sama dengan UMR
status gizi obesitas pada pendapatan orang sebanyak 47 orang (34,1 %), dan
tua ≥ UMR sebanyak 2 orang ( 1,8 %). pendapatan besar dari UMR sebanyak 15
Pendapatan memegang pengaruh orang (10,9 %). Dimana status gizi kurus
yang kuat terhadap status gizi. Setiap sebanyak 20 orang (14,5%), status gizi
kenaikan pendapatan umumnya normal sebanyak 114 orang (82,6%)
mempunyai dampak langsung terhadap tersebar secara merata pada pendapatan
status gizi penduduk. Pendapatan orang tua kecil dari UMR dan besar dari
merupakan faktor yang paling menentukan UMR.16
kualitas dan kuantitas makanan.
Pendapatan keluarga yang memadai akan Status gizi siswa Sekolah Dasar di
menunjang tumbuh kembang anak karena Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan
orang tua dapat menyediakan semua Hilir berdasarkan pendidikan orang tua
kebutuhan anak baik primer maupun Pada penelitian ini, status gizi
sekunder. Tingkat pendapatan naik, jumlah responden berdasarkan pendidikan ayah
dan jenis makanan cenderung membaik dapat dilihat pada tabel 11 dan 12 di
pula. Namun, mutu makanan tidak selalu bawah ini.
membaik jika tidak digunakan untuk
membeli pangan atau bahan pangan
berkualitas gizi tinggi.

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 9


Tabel 11 Distribusi status gizi pendidikan orang tua ikut menentukan
responden berdasarkan pendidikan status gizi anak karena pendidikan sangat
ayah mempengaruhi seseorang untuk
memahami dan menerima informasi
tentang gizi.17 Masyarakat dengan
pendidikan yang rendah akan lebih
mempertahankan tradisi-tradisi yang
berhubungan dengan makanan sehingga
sulit menerima pengetahuan baru
mengenai gizi. Pada penelitian ini
Sumber : Data primer diolah ( 2015 )
distribusi anak sangat kurus, dan kurus
Tabel 12 Distribusi status gizi masih ditemukan pada ayah dengan
responden berdasarkan pendidikan ibu pendidikan SMA dan ibu S1, dikarenakan
orang tua responden yang mengaku sibuk
bekerja sehingga sedikit waktu untuk
keluarga dan memperhatikan jajanan
anaknya.
Hal ini sama dengan hasil
penelitiaan Lisbet pada tahun 2013, status
gizi normal sebanyak 111 orang (67,3 %)
Sumber : Data primer diolah ( 2015 )
pada pendidikan terakhir ayah yaitu
status gizi sangat kurus didapatkan sekolah menengah atas ( SMA ) dan status
paling banyak dengan tingkat pendidikan gizi normal pada pendidikan terakhir ibu
ayah SMA 16 orang (18,4%), tingkat sekolah menengah atas ( SMA ) yaitu 117
pendidikan ibu S1 19 orang (28,8%), orang (70,9%). status gizi kurang sebanyak
status gizi kurus tingkat pendidikan ayah 19 orang (34,5 %) pada pendidikan
SMA 22 orang (25,3%), tingkat terakhir ayah yaitu sekolah menengah atas
pendidikan ibu SMA 24 orang (33,8%), ( SMA ) dan status gizi kurang pada
disusul status gizi normal dengan tingkat pendidikan terakhir ibu sekolah menengah
pendidikan ayah SMA 44 orang (50,6%), atas ( SMA ) yaitu 27 orang (49,1%).17
tingkat pendidikan ibu SMA 28 orang
(39,4%), kemudian status gizi gemuk Status gizi siswa Sekolah Dasar di
dengan tingkat pendidikan ayah SMA 5 Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan
orang (5,7%), tingkat pendidikan ibu S1 3 Hilir berdasarkan jumlah anak
orang (4,5%), dan status gizi obesitas
Pada penelitian ini, status gizi
dengan tingkat pendidikan ayah seimbang
responden berdasarkan jumlah anak dalam
yaitu SD dan S1 1 orang (4,8 %) dan
keluarga responden dapat dilihat pada
(1,9%), tingkat pendidikan ibu seimbang
tabel 13 di bawah ini.
SD dan S1sebanyak 1 orang (5,3%) dan
(1,5%).
Pada penelitian ini status gizi
normal ditemukan banyak pada pendidikan
terakhir ayah dan ibu yaitu sekolah
menengan atas ( SMA ). Tingkat

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 10


Tabel 13 Distribusi status gizi mendapatkan jumlah makanan yang cukup
responden berdasarkan jumlah anak dan tidak kekurangan.
Hal ini sama dengan penelitian
Jumlah Anak
Variabel < 2 anak ≥ 2 anak
yang dilakukan oleh Lisbet tahun 2013
yaitu hubungan status gizi normal
n % n %
sebanyak 54 orang (32,7%) pada orang tua
Status gizi
Sangat kurus 2 13,3 48 24,6
dengan jumlah anak besar sama dengan 2
Kurus 5 33,3 53 27,2 anak, dan status gizi kurang sebanyak 8
Normal 7 46,7 86 44,1 orang ( 14,5%) pada orang tua dengan
Gemuk 0 0 7 3,6 jumlah anak kecil dari 2 anak.17
Obesitas 1 6,7 1 0,5
Sumber : Data primer diolah ( 2015 )
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat dilakukan dapat diambil kesimpulan
status gizi sangat normal paling banyak sebagai berikut :
pada orang tua dengan jumlah anak kecil 1. Berdasarkan karakteristik
dari 2 sebanyak 7 orang (46,7 %), dan responden paling banyak berjenis
status gizi obesitas paling sedikit pada kelamin perempuan, kelompok
orang tua dengan jumlah anak kecil dari 2 umur paling banyak yaitu 10 - 13
sebanyak 1 orang (6,7 %), kemudian status tahun, pendapatan orang tua paling
gizi normal ditemukan paling banyak pada banyak dengan upah ≥ UMR,
orang tua dengan jumlah anak besar sama pendidikan terakhir ayah dan ibu
dengan 2 anak sebanyak 86 orang (44,1 %) mayoritas SMA, dan mayoritas
dan status gizi obesitas paling sedikit pada orang tua dengan jumlah anak
orang tua dengan jumlah anak besar sama besar dari 2 orang.
dengan 2 sebanyak 1 orang (0,5 %). 2. Status gizi normal sebagai nilai
Jumlah anggota keluarga berperan terbanyak diikuti kurus, sangat
dalam pertumbuhan, yaitu pada keluarga kurus gemuk, dan obesitas.
kecil pertumbuhan anak lebih baik 3. Status gizi sangat kurus paling
dibandingkan pada keluarga besar. Pada tinggi dengan jenis kelamin laki-
penelitian status gizi di Kecamatan laki, dan status gizi obesitas
Bangko, ditemukan status gizi kurang pada seimbang pada jenis kelamin laki –
keluarga dengan jumlah anak besar sama laki dan perempuan.
dengan 2. Keluarga akan lebih mudah 4. Status gizi sangat kurus paling
memenuhi kebutuhan makanan dengan tinggi pada kelompok umur 10 - 11
jumlah anggota keluarga yang sedikit. tahun, dan status gizi obesitas
Namun pada penelitian ini status gizi paling tinggi pada kelompok umur
normal paling banyak justru pada keluarga 10 - 11 tahun.
dengan jumlah anak besar sama dengan 2, 5. Status gizi sangat kurus paling
dikarenakan orang tua yang mampu banyak pada pendapatan orang tua
memenuhi kebutuhan makan keluarganya < UMR dan status gizi obesitas
untuk jumlah anggota keluarga yang paling banyak pada pendapatan
banyak sehingga anak – anaknya tetap orang tua ≥ UMR

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 11


6. Status gizi sangat kurus paling DAFTAR PUSTAKA
tinggi dengan pendidikan ibu S1, 1. Unicef-WHO- the world bank joint
dan status gizi obesitas paling child malnutrition estimates.2015.
tingga pada pendidikan ayah dan Diakses 14 Maret 2015.19.03.
ibu SD maupun S1. available from :
7. Status gizi sangat kurus paling http://apps.who.int/gho/data/view.
tinggi dengan jumlah anak dalam main.NUTUNUNDERWEIGHTv?
keluarga responden besar dari 2 lang=en
anak, dan status gizi obesitas
paling tinggi pada orang tua 2. Tim Badan Penelitian dan
dengan jumlah anak kurang sama Pengembangan Kesehatan
dengan 2 anak Kementrian RI. 2013. Riset
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah http://www.depkes.go.id/resources/
dilakukan saran yang dapat diberikan download/general/Hasil%20Riskes
sebagai berikut : das%202013.pdf [Diakses 11
1. Diharapkan dapat dilakukan November 2015. 19.09]
penelitian lebih lanjut mengenai
hubungan pendidikan orang tua 3. Tim Badan Penelitian dan
dengan status gizi anak sekolah dan Pengembangan Kesehatan
hubungan pendapatan orang tua Kementrian RI. 2010. Riset
dengan status gizi anak sekolah. Kesehatan Dasar 2010. Jakarta.
2. Diharapkan dilakukan penelitian https://www.google.com/url?q=htt
lebih lanjut mengenai asupan p://www.riskesdas.litbang.depkes.g
makanan responden dengan metode o.id/download/TabelRiskesdas2010
food record dan food recall. .pdf&sa=U&ved=0CAsQFjAAahU
3. Kepada orang tua agar lebih KEwjR3L4h9DIAhXBA44KHXD
memperhatikan status gizi anak QCAQ&usg=AFQjCNHZbloUs1j
dengan memperhatikan C_bGnbXSbltj1g4jmQ [Diakses
keseimbangan asupan zat gizi pada tanggal 10 Maret 2015. 21.15]
anak dan melakukan perbaikan
kualitas makan anak karena pada 4. Anzarkusuma I S, Mulyani E Y,
masa sekolah dasar merupakan Just’at I, et al. Status Gizi
masa pertumbuhan yang rentan Berdasarkan Pola Makan Anak
mengalami masalah gizi baik itu Sekolah Dasar di Kecamatan Rajeg
gizi kurang ataupun gizi lebih. Tangerang. Indonesian Journal of
4. Dilakukan penyampaian materi Human Nutrition 2014 : 1(2), 138.
mengenai gizi seimbang oleh pihak http://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/a
sekolah dengan ikut menyertakan rticle/download/109/115 [Diakses
orang tua responden. 11 November 2015. 19.43]

5. Cakrawati D. Bahan pangan, gizi,


dan kesehatan. Bandung: Alfabeta;
2012. Dalam jurnal Hubungan

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 12


Status Gizi dengan Prestasi Belajar Kecamatan Rangsang Kabupaten
Siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Kepulauan Meranti.[Skripsi];2015
Guguk Malintang Kota
13. Kementrian Kesehatan Republik
Padangpanjang. Jurnal Kesehatan
Indonesia. Menuju masyarakat
Andalas. 2014 : 3(3), 460 - 461. sehat yang mandiri dan berkeadilan
http://jurnal.fk.unand.ac.id : kinerja dua tahun kementrian
[Diakses 22 Oktober 2015. 20.35] kesehatan Republik Indonesia 2009
- 2011. Jakarta : 2011. Hal 28
6. Nasir ABD, Muhith A, Ideputri
ME. Buku ajar metodologi 14. Proffit WR, Fields HW, Sarver
DM. Contemporary orthodontics.
penelitian kesehatan: Yogyakarta;
Edisi 5. St Louis: Mosby Elsevier;
Muha Medika; 2011.hal 196. 2007 hal. 32,43-7 Dalam Jurnal :
Purbaningsih M, Chusida A,
7. Putro DE. Status gizi siswa sekolah Soegeng BH. Penentuan usia
dasar negeri sanggrahan 2 growth spurt pubertal mandibula
kecamatan kebon agung kabupaten perempuan berdasarkan cervical
pacitan. [Skripsi]; 2013 vertebral maturation indicators.
Jurnal Pendidikan Dokter Gizi
Indonesia.2012:61(1):17.
8. Sumini. Hubungan status gizi
dengan usia menarche pada siswi 15. Barker DJP. Developmental origins
sekolah dasar kelas 4, 5 dan 6 di of chronic disease. The Royal
sekolah dasar negri grabahan Society for Public Health. Elsevier
kecamatan karengrejo kabupaten Ltd. 2011; 126 (3): 185-9 Dalam
jurnal : Achadi EL,
magetan. [Skripsi]; 2014
Khusharisupeni, Atmarita, et.al.
Status gizi ibu hamil dan penyakit
9. Hapsari AI, Putu YA, Luh SA. tidak menular pada dewasa. Jurnal
Gambaran Status Gizi Siswa SD Kesehatan Masyarakat
Negeri 3 Peliatan Kecamatan Nasional.2012:7(4):148.
Ubud, Kabupaten Gianyar.
2011:Fakultas 16. Jumirah, Lubis Z, Evawany A.
Kedokteran;Universitas Udayana Status gizi dan tingkat kecukupan
energi dan protein anak sekolah
10. Meirizal Y. Gambaran status gizi dasar di Desa Namo Gajah
anak di sekolah dasar metta Kecamatan Medan Tuntungan
maitreya. [Skripsi]; 2014 Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
Kesehatan FKM USU. 2012:73-78.
11. Utari LD. Gambaran status gizi dan
asupan zat gizi pada siswa siswi 17. Astuti FD, Sulistyowati TF.
Sekolah Dasar Kecamatan Sungai Pendapatan Keluarga dengan
Sembilan Kota Status Gizi Anak Prasekolah dan
Dumai.[Skripsi];2015 Sekolah Dasar Di Kecamatan
Godean. ISSN: 1978-0575. 2012;
12. Ningsih YA. Gambaran status gizi 7(1): 15-20.
pada siswa Sekolah Dasar

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 13


18. Sebataraja LR, Oenzil F, Asterina.
Hubungan Status Gizi dengan
Status Sosial Ekonomi Keluarga
Murid Sekolah Dasar di Daerah
Pusat dan Pinggiran Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014 :
3(2), 185-186.
http://jurnal.fk.unand.ac.id
[Diakses 10 Maret 2015. 20.35]

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 14

You might also like