You are on page 1of 8

ARTIKEL —-

TOKSISITAS AKUT (LDs0) LAN UM GELAGAT


EKSTRAK DAUN TEH HIJAU
{CAMELLIA SINENSIS (LINN.) KUNZE) PADA MENCIT

Dian Sundari , Budi Nuratmi“, M. Wien Winarno“

Abstract
Among mony kind ofdrinks, tea is fhe most preferable drink for Indonesian people. Compare to olher drinks,
tea has a lol of benefit to our healthy. Tea are able to prevent some diseases and help for i ecover process
from simple diseasessuch as influenza, io chronic hard disease, that could cause death such as cancer.
Variety of lea can be selected referring Io the fiavor. Acute foziciJ test (Lethal Dose) hos been conducted of
fhe extract of green tea leave (Camellia sinensis (Linn.), Kunze.) to the safety and symptom iesl as well. The
lest used mfce as an animal experiments. The acute toxicity tesi use Weil, C.S (1975) method for the acute
toxicity lest and Pagel. GE and Bar nes, JM (1964) method for symplom test, high dosage under LD o value
ore given to the mice, while green teo leave extract is made by percolation according to lhe method in
Indonesian Pharmacope 111. One kilogram of green lea powder produced an extracf of 375 g or 3 7.5% of
rendemen (samp!e). The result showed, the LDzz value of green tea leave extract was 3.303 (2.10 - 5.14)
m 10 g body weight i.p. By extrapolating the value as per oral in mice based on Gleasoii test (1969), ihe
extract was classified as a Practically Non Toxic (PNT). The symptom test proved that green teo leave
extract in a dosage of2,7 mg/10 g body weight influenced the nerve system.

Key words .’ Camelia Sibebsis (Linn), Kunze, Green Tea, Safety, Toxicology

Pendahuluan maupun tikus menyebutkan seduhan daun teh

D
iantara sekian banyak jenis minuman, teh hijau dapat menurunkan kadar kolesterol, glukosa
termasuk minuman paling banyak darah, mengurangi kenisakan hati dan
dikonsumsi masyarakat di Indonesia. mengurangf pertumbuhan jaringan kanker
Hampir semua orang pemah minum teh. Selain kelenjar mamae ’‘ "
nikmat, minum teh dalam bentuk seduhan juga Beragam manfaat teh tadi tidak lepas dari
mempunyai banyak manfaat yang baik untuk keberadaan senyawa-senyawa dan sifat-sifat yang
kesehatan. Di Jepang dikenal adanya upacara ada pada daun teh. Komposisi kimia daun teh
minum teh. Selain nilai-nilai kultural dan ritual segar (dalam % berat kering) adalah : serat kasar,
yang dimilikinya, minum teh ternyata memberi selulosq lignin 22%; protein dan asam amino
pula manfaat kesehatan. Secara empiris daun teh 23%; lemak 8%; polifenol 30%; kafein 4%; pektin
dipakai untuk obat sakit kepala, luka-luka, 4%.3’’ Dann teh mengandung tiga komponen
mencret. Penyakit seperti jantung, kanker dan penting yang mempengaruhi mutu minuman yaitu
anemia bisa dicegah dengan minum teh secara kafein, tanin dan polifenol. Kefein memberikan
teratur'' ’’ ’. efek stimulan, tannin yang kandungannya sekitar
Dari hasil penelitian ilmiah, teb memiliki 7-1 5% merupakan astringen kuat yang memberi
kemampuan menghambat pembentukan kanker. rasa sepat arau khas (ketir) dan dapat
Teh juga mampu mencegah penyakit jantung dan mengendapkan protein pada permukaan sel; dan
stroke . Teh hijau dapat mencegah serangan polifenol yang mempunyai banyak khasiat
influenza. Bahkan minuman dari pucuk daun kesehatan.'’’ Senyawa polifenol adalah
Camelia siriensis ini dapat memperkuat gigi, antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih
melawan bakteri dalam mulu( mencegah efektif dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih
terbentuknya plak gigi, serta mencegah tinggi dibandingkan vitamin E. ' Poli fenol
osteoporosis.''3 Dalam saluran pencernaan, teh
bermanfaat untuk mencegah radikal bebas yang
juga membantu melawan keracunan makanan dan
merusak DNA dan menghentikan perkembang-
penyakit seperti kolera, tipus dan desentri .
biakan sel-sel liar (kanker). Polifenol juga
Beberapa penelitian pada hewan coba mencit
memberi efek positif berupa pencegahan penyakit
• Puslitbang Gizi dan Makanan jantung dan stroke. Senyawa antioksidan tersebut
• Puslitbang Biomedis dan Farmasi

J Media benefit. dan. Pengembang. Kesehai. Volume XIX Nomor 4 Tahun 2009
98
dapat pula memperlanear system sirkulasi, mengetahui kGamanan penggunaan bentuk
menguatkan pembuluh darah dan menurunkan ekstrak etanol daun teh hijau tersebu( dilakukan
kadar kolesterol dalam darah. Dengan polifenol uji toksisitas akut (LD dengan cara Weil, CS.
teh membantu pu)a dalam penambahan jumlah sel dan uji elagat dengan cara Paget G.E. & Barnes,
darah utih yang bertanggung jawab melawan

Menurut Tea Board India, dalam secangkir Baban dan Cara


teh terkandung energi sekitar 4 kilo kalori, Kerja Bahan dan Alat
disamping flour, mangan, vitamin B kompleks, 1. Bahan percobaan adalah: daun teh hijau
asam nikotinat dan asam pantotenat. Sejumlah (Camellia sinensis Lim.) yang telah
Vitamin yaitu niacin atau vitamin B kompleks di identifikasi, diperoleh dari Balai Penelitian
seperti vitamin B l dan vitamin B2; serta vitamin Teh dan Kina di Perke bunan Gambung,
C, E dan K dan mineral antara lain mangan, Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Daun teh
potassium dan flour.’ Kandungan vitamin B2 teh tersebut telah diproses sebagai teh hijau dan
kira-kira 10 kali lebih besar dibandingkan dengan dikemas siap dipakai.
yang terdapat pada sereal dan sayuran. Vitamin C 2. Hewan coba untuk uji toksisitas akut (LD„),
nya pun lebih tinggi dari buah apel, tomat atau adalah: mencit galur DDY (Deufc/t
jeruk. Di dalam daun teh juga terkandu ^8 kafein Democratic Yokohama), jantan, berat badan
dengan kadar 3-4%. kafein inilah yang 25-30 gram, diperoleh dari Badan
memberikan rasa segar pada tubuh kita. Pada teh Pengawasan Obat dan Makanan (Badan
hijau juga ditemukan adanya katek in (catechin), POM) Jakarta. Jumlah mencit sekitar 1S0
r- amino butyric acid, f)avonoid, polisakarida dan ekor dengan umur sekitar 3 bulan.
fluoride. Demikian pula minyak esensial yang 3. Bahan kimia : Alkohol 70%, akuades, NaCl.
memberi aroma klias dan harum. Seeangkir teh 4. Alat-alat : mesin penggiling bahan coba,
hijau mengandung katekin 375 mg. Aktivitas ayakan Mesh No. 48, timbangan hewan,
polifenol dv katekin sebagai antioksidan seperangkat alat ekstraksi perkolasi,
mencegah radikal bebas yang dapat mengurangi seperangkat alat rotavapor, piring pyrex,
kerusakan sel sehingga proses penuaan menjadi oven, spatel, botol-botol steril untuk
lebih lambat . menyimpan ekstrak dan eksikator,
Ada 4 jenis teh, yakni teh putih, teh hijau, dispossable syringes tuberkulin (5 cc; 2,5 cc;
teh oolong dan teh hitam, Perbedaan keempatnya 1 ec), gelas ukur, erlen meyer, tabung reaksi,
terletak pada pemrosesan daun teh setelah dipetik. pengaduk kaca, pipet Pasteur, pipet ukur,
Teh juga dibedakan berdasarkan proses mortar, pipet eppendorf, slop watch.
fermentasinya. Semakin lama proses fermentasi,
wanna daun yang hijau akan berubah menjadi Cara Kerja
coklat dan akhirnya kehitaman. Proses
pembakaran sangat menentukan citarasa teh dat 1. Pembuatan Ekstrak
aroma yang nikmat. Tel hijau adalah teh yang Pada penelitian ini digunakan kemasan teh
berasal dari pucuk daun teh yang sebelumnya hijau dengan No. Balch yang sama bertujuan
mengalami pemanasan dengan uap air untuk mengurangi variabel pengganggu yang
menonaktifkan enzim-enZim yang terdapat dalam menyebabkan perbedaan komposisi zat
daun teh, kemudian digulung dan dikeringkan; berkhasiat, misalnya perbedaan waktu panen dan
mempunyai aroma alami dan bermanfaat bagi lama penyimpanan. Teh hijau dari pabrik
kesehatan . diekstraksi secara perkolasi sesuai dengan metoda
Minuman teh yang selama ini biasa yang tertera pada Parmakope Indonesia jilid 111."
dinikmati masyarakat adalah bentuk seduhan yaitu Teh hijau diserbuk halus dengan cara digiling,
daun teh yang telah diolah di pabrik sesuai kemudian diayak dengan ayakan Mesh no. 48.
jenisnya, diberi air matang yang mendidih. Serbuk halus ditimbang seeukupnya disesuaikan
Menikmati teh juga dapat d ivariasikan dengan dengan tern pat perendaman, kemudian direndam
menambahkan gula, susu, daun mini, air jeruk dalam etanol 70% selama satu malam dalam botol
lemon, kapulaga atau batang serai . Selain ekstraksi.
sebagai minuma» dalam bentuk seduhan, daun Dengan cara perkolasi larutan ekstraksi
teh hijau dapat d‹buat dalam bentuk ckstrak disaring dengan serat kaca (g/afr woof), keeepatan
e1anoI yang selanjutnya dapat diuji khasiatnya diatur 20 tetes permenit. Hasil tetesan ditampung
sebagai obat untuk beberapa penyak it dalam botol, dengan menambah larutan etanol
degeneratif. Untuk

Media Penelit. dan. Pe»gembong. Kesehal. Volume XII’Nomor 4 Tolniri 2009 199
70% berulang-ulang, sampai tetesan ekstraksi
berwana bening. Dengan menggunakan alat
rotavapor lengkap, larutan ekstrak ini dipekatkan 3. Uji Gelagat
menjadi larutan ekstrak kental, kemudian dituang Uji gelagat dilakukan pada mencit l antan
dan betina @ 3 ekor dengan dosis yang dicoba
adalah : 0,9 mg/10 g bb.; 1,8 mg/10 g bb dan 2,7
dikumpulkan kemudian ditimbang dan mg/10 g bb. ip. Dosis terkecil yang dicoba untuk
dimasukkan dalam botol dan disimpan didalam uji gelagat ini (0,9 mg/10 g bb.), kurang lebih
eksikator. sepertiga dari nilai LDAP nya, sedangkan dosis
kedua (1,8 mg/10 g bb.) dan ketiga (2,7 mg/10 g
2. Percobaan Toksisistas Akllt (LDso) bb.) adalah dna kali dan tiga kal i dosis terkecil.
Uji toksisistas (LDAP) ekstrak teh hijau Pengamatan yang dilakukan adalah terhadap 3
dilakukan dengan metoda Weil, C.S”. Ada 2 kelompok gejala, yaitu
tahap dalam metoda ini yaitu ; Tahap I dan II. a. Gejala kelompok gelagat (Behavioral Profile)
b. Gejala kelompok syaraf {Neurological
Tabap I (tahap penjajakan) Profile)
Sediakan 6 kelompok mencit yang masing- c. Gejala kelompok syaraf otonom (Autonomic
masing terdiri dari 3 ekor, jenis kelani in sama, Profile)
Setiap kelompok diberi bahan percobaan secara
intra peritonial (i.p) dengan dos is berbeda antara Hasil
10 - 1 00 mg/10 gr bb. dengan menggunakan satu 1. Pembuatan Ekstrak
faktor kelipatan tertentu. Pengamatan dilakukan Dari hasil ekstraksi 1 kg serbuk kering teh
selama 24 jam dengan melihat adanya kematian hijau diperoleh ekstrak etanol kering sebanyak
0% dan 100% dalam kelompok. Apabila tidak 375 gr, maka besamya rendemen dari serbuk ke
ada mencit yang mati, maka dosis diperbesar ekstrak adalah : 37,5%.
sampai diperoleh kematian 100% dalam satu
2. Uji Toksisitas Akut (LD,t)
kelompok.
Hasil percobaan toksisitas akut (LD„)
Tahap II tahap II (tahap penentuan) tersusun pada table 1.
Percobaan dilanjutkan dengan TerlJhat bahwa LD,t bahan uji (ekstrak etanol
menyediakan 6 kelompok mencit yang terdiri dari 70% daun teh hijau (Camellia sinensis Linn.))
5 ekor. Bahan diberikan pada masing-masing didapat nilai 3,303 mg/10 g bb. (2, 120 - 5,140
kelompok dengan dosis meningkat menurut faktor mg/10 g bb.). Setelah diekstrapolasi nilai pada
tertentu. Dos is terkecil yaitu dosis yang dalam tikus per oral menurut Gleasson dkk.'
kelompok penjajakan terdapat kematian 0%, menunjukkan bahwa bahan tiji tennasuk golongan
sedangkan dosis terbesar dimana dalam kelompok practically non toxic (PNT). Untuk (LD„) oral
penjajakan terdapat kematian 100%. Setelah 24 didapatkan harga 23.121 mg/kg bb. yang ternyata
jam, hitung jumlah kematian mencit tiap-tiap lebih besar dari 15.000 mg/kg bb.
kelompok. Percobaan diulang beberapa kali
3. Uji gelagat
sampai hasil kematian sesuai dengan daftar atau
tabel yang dibuat oleh C. Weil, dengan Pada uji gelagat, dos is coba 2,7 mg/100 g
menggunakan rumus tertentu yang sudah bb. ekstrak teh hijau iremperlihatkan
disediakan, harga LD bahan yang diteliti dapat sifat merangsang susunan syaraf pusat
dihitung”. Rumus Perhitungan LDAP menurut (SSP). Indikasi adanya sifat merangsang susunan
Weil C.S. syaraf pusat ini, terlibat dari hasil pengamatan,
Log or = log D + d ( f + 1 ) yairu :
a. Naiknya reaktifitas atau gerakan spontan
dimana : b. Adanya reaksi rasa sakit atau pain response
m = LD t , terlihat pada respon nyeri
D = dosis terkecil C. Adanya straub dimana ekor ter[ihat tegang
= 2,21 mg 10 g bb. pada mencit dan kaku.
d = log R d. Terjadinya tremor atau tubuh teTlihat
= log dari kelipatan dos is = gemetar dan konvulsi {convulsions) atau
1,4 d= log 1,4 kejang-
= 0, 146 (membulatan d = 0,15) e. Kejang spastik.
f = sesuatu faktor dari tabel = 0, 16667 Terlibat cara berjalan terhuyung-hujung atau
sempoyongan dan menunjukkan
g Adanya inkoordinasi dari otot daging skelet.
h. Terjadinya midriasis atau pupil melebar

200 Media Penelit.dan. Pengembang. Kesehai. Volume XIX Nomor 4 Tahun


2009
Tabel 1.
Hubungan kelompok dosis dan kematian mencit setelah pen
berian ekstrak etanolik teb hijau selama 24 jaoi

No. Dosis Jumlah Mencit


Jumlah Mencit yang Matian setelah 24 jam
Kelompok (mg/10 g bb. i.p) Trap kelompok (ekor)

I 2,21 5 1

2 3,10 3
4,34 5 3

4 6,07 5 4

5 8,5 2

6 11,9 5 5

7 I 6,7 5

Keterangan :
Penentuan LDAP menggunakan tabel yang disusun oleh Weil,
C.S. 1,3,3,4. adalah kematian mencit sesuai pada tabel .— r
2,21 mg/10 g bb. adalah dos is terkecil yang digunakan
1,4 adalah kelipatan antara kelompok dosis
n = 5, k = 3 maka f= 0,6667 6 I= 0,64310
volume pembeñan 0,125 ml / 10 g bb, i.p.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Gelagat terbadap Mencit yang


diberi Ekstrak Teb Hijau

Dosis yang dicoba


Kelompok Gejala
0,9 uig/10 g bb. 1,8 mg/10 g bb. 2,7 mg/10 g bb.
Jautan Betlna Jantan Betina Jantan Betina
Kelompok gelagat (Behavioral Profile) — - — — + +

Kelompok syaraf(Neurological Profile) _ _ + +

Kelompok syaraf otonom (Autonomic Profile) _ _ + +

Media Penelit. dan. Pengembarig. Kesehat. Volume XIX Nomor 4 Tahun 201
2009
Hasil dari uji gelagat tidak dapat dih itung bahan uji tersebut dapat diLategGrikan dalam
secara persentase karena hanya menggunakan 3 golongan Practicnlly Non Tnxic’ (PNT). Untuk
pasang mencit (6 ekor) untuk ketiga dosis coba (LDAP) o ral didapatkan harga 23. 1 210 mg/kg
juga hanya mengamati gerakan dan perubahan
berat badan. yang ternyata lebih besar dari 15.000
yang terjadi secara morfologis (tabel 2), untuk mg/kg berat badan. Oeogan demikian ekstrak teh
melengkapi data dari nilai LDAP.
hijau aman digunakan. Disamping untuk melihat
derajat keamanan suatu bahan, uji LDio juga
Pembahasan bertujuan untuk menentiikan dosis yang relatif
Ada dua macam teh hijau menurut asalnya, aman dipakai dan untuk mengetahui adanya
yakni teh hijau Cina dan Jepang. Hampir semua toksisitas kumulatif dari suatu bahan yang
teh yang diminum di Cina adalah teh hijau. Begitu diberikan secara berulang-ulang selama 8 hari.
pula dengan di Jepang. Di Amerika Serikat Efek toksik kumulatif dapat terjadi karena suatu
popularitas teh jenis ini meningkat setelah zat terfiksasi secara kuat pada jaringan atau bila
dilakukan penelitian yang hasilnya menyatakan proses metabolisms dan ekskresi tidak
bahwa penggunaan teh hijau dapat menurunkan menghilangkan zat dari tubuh dalam waktu yang
risiko terhadap timbulnya kanker. Untuk memadai”’".
memproduksi teh hijau yang bermutu, harus Uji gelagat merupakan pra penapisan
dilakukan budidaya yang tepat agar manfaat khasiat yang bertujuan untuk menemukan khasiat
terhadap kesehatan, kemumian senyawa aktif suatu bahan yang mungkin ada dan memberi
dalam teh segar dapat dipertahankaii, sehingga informasi atau arahan untuk percobaan berikut
nikmat teh masih dapat dirasakan saat disaj ikan yang lebih khusus. Dengan mengamati gelagat
sebagai minuman'. yang ditimbulkan seperti yang disebutkan di atas,
Setelah dipetik, daun-daun yang masih maka perlu keberhati-hatian dalam pemberian
hijau dilayukan di udara pan as. Kemudian secara dosis karena bahan tersebut kemiingkinan dapat
tradisional disangrai dengan menggunakan kuali merangsang susunan saraf pusat. Hasil dari uj i
logam, tujuannya untuk mencegah oksidasi pada gelagaf tidat dapat dihitung secara
daun. Proses berikutnya menambah keawetan perssntase karena uji ini hanya mengamati
dengan memberi bentuk pada daun tersebut, yakni gerakan dan perubahan yang terjadi secara
dapat dipilin, keriting atau bundar. Proses ini juga
morfologis untuk melengkapi data dari nilai
membantu pengaturan pengeluaran senyawa a
LDAP. Naiknya gerakan spontan atau reaksitifitas
iami dan aroma selama penyeduhan. Tahap
merupakan tanda adanya stimulasi susunan syaraf
terakhir, daun dikeringkan dengan pengapian
pusat atau ganglia (neuroniuscular junctioit),
sehingga keharuman dan aroma a Jaminya tetap
sedangkan tinibulnya reaksi rasa sakit Jain
terjaga, begitu pula dengan wanna hijau. Pada
respon.se) merupakan tanda adanya analgesia
penelitian ini digunakan jenis daun teh
sedasi atau depresan sentral. Kedua gejala ini
hijau karena diketahui mempunyai
tennasuk gejala kelompok gelagat (Behavioral
kandungan poli feiiol yan lebih besar
Profile). Timbulnya gejala straub, tremor dan
daripada teh hitam dan teh
convulsicns menandakan adanya rangsangan atau
Pada proses pengolahan teh, polifenol yang
stimuiasi pada susunan syaraf pusat khusrisnya
teroksidasi akan memberikan ketajaman, kekuatan
syai at sumsum tulang belakang; adapun cara
rasa dan warna pada seduhan. Pengolahan daun
berjalan yang terhuyung- htiyung (scmpoyongan)
teh hijau dilakukan tanpa metal ui proses oks idasi
menandekan inkoordinasi motor dari otot daging
atau fermentasi sehingga kandungan polifenol
skelet. Kcempat gejala ini merupakan gejala
daun teh hijau relatif tetap. Komponen spesifik
kelompok syaraf (Neurological Profile).
pada daun teh adalah polifenol, katekin dan
Sedangkan terjañin)a midriasis merupakan tanda
metilxantin yang diduga berperan sebagai
antioksidan'’ ‘’ ’5 ’‘ adanya efek adrenergik atau simpatomimetik atau
parasimpatolitik. Gejala ini merupakan gejala
Uji toksisitas akut (LDSO) dilakukan pada
kelompok syaraf otonom (Autonomic Pi oJile ).
penelitian ini untuk mel ihat derajat keamanan.
Dalam hat ini kemungkinan senyawa yang
Walaupun teh dalam bentuk seduhan aman
terkandiing dalam teh hijau bersifat serupa dengan
dikonsumsi, namiin masih dilakukan uji toksisitas
adrenalin atau menghasilkan efek seperti pada
akut. Hasil uji toksisitas akut ekstrak etanol 70%
peraagsangan sonal simpalik.
daun teh hijau, mencapai nilai 3,303 (2,120- Efek perangsangan susunan syaraf pusat
5,140) mg/10 g berat badan. pada mencit secara
ini keinungkinan disebabkan oleh kandungan zat
intra peritonial. Ekstrapolasi hasil pada tikus per
kimia kofeio, polifenol atau zat katekin yang
oral menurut G leasson, c.s. menunjukkan bahwa
terdapat dalam daun teh hijau. Berdasarkan nilai

20 Media Penelii. dan, Pengem bang, Kesehai. l^olitme XI ?! L orn‹.. 1 Tahun ?009
2
LD,t yang didapat dan dibuktikan dengan uji S. Marlissa, Linda Amelia. 1997. Uji daya
gelagat pada dosis 0,9; 1,8 dan 2,7 mg/10 g bb. ip proteksi seduhan teh hijau (Camellia sinensis
mencit belum menunjukkan gelagat merangsang L.) ierhadop hati mencit putih yang diberi
susunan syaraf pusat yang besar serta tidak karbon fetraklorida. Skripsi Jurusan Farmasi
menimbulkan kematian pada hewaii, sebaliknya FMIPA ISTN.
hewan tetap tarnpak segar dan bertambah aktif. 6. Kusumo, Pratiwi Dyah. 1994. Daya hambat
ekstrak air leh hijau ekstrak air ieh hijau
Kesimpnlan (Camellia sinensis I., Kunze) terhadap
Berdasarkan hasil uji toksisitas akut (CD,t) poliferasi sel tumor kelenjar susu mencit (bus
dengan nilai LDAP 3,303 mg/10 g bb. (2, 120 musculus L.) galur C3H. Skripsi Jurusan
5,140 mg/10 gr bb.), dan hasil ekstrapolasi B iologi FMIPA UI.
menurut Gleasson, bahan uji ekstrak etanol daun 7. Mulyaharti, T. 1989. Pengaruh ekstrak leh
teh hijau termasuk golongan practically non loxic hijau let hadap fungsi halt pada likus putih,
(PNT) sehingga bahan uji relatif aman digunakan. Skripsi Jurusan Farmasi FMIPA UI.
Bahan uji ekstrak etanol daun teh hijau 8. Edwin D. 1994. Efek sari seduhan teh hijau
kemungkinan mempunyai si fat merangsang (Camellia sinensis L.) terhadap kadar
susunan syaraf pusat. kolesterol dan trigliserida tikus pulih yang
diberi diet kuning telur dan sukrosa. Skripsi
Ucapan Terima Kasib Jurusan Farmasi FMIPA UI.
Ucapan terima kasih kami sampaikan 9. Sutarmaji, Aji. 1994, Pengoruh sari seduhan
kepada semua pihak atas bantuan dari kerjasama leh hij“au terhadap kadar glukosa darah tikw
yang telah diberikan sehingga penelitian normol yang diberi diit glukosa. Skripsi
“Toksisitas akut (LDAP) dan uji gelagat ekstrak Jurusan Farmasi FMIPA UI.
daun teh hijau (Camellia sinensis (Linn.) Kunce) 10. SUR. 1993. Dibalik sehotnya red Buletin
pada mencit” ini dapat terlaksana dengan baik. lD1. hal. 2-9.
11. Sion, J.T. 1995. Analisa kandungan anti
Daftar Pustaka oksidan dalam leh dengan spektrometri.
1. Yudana, I.G.A; Luize, A. Mengenal ragam & Jurusan Farmasi FMIPA UI.
manfaat ieh, Majalah Intisari, Mei 1998; 12. Weil; C, S, 1975. Tables for confenient
www.indomedia.com/intisari/1998/mei/teh.ht calculation of medion effective dose ldcs
m- l6k , diakses 23 Juli 2008. ed end intruclion in lheir use biometric, p.
2. Mardisiswojo, S 1987 : Rajakmangunsudorso, 249-263.
H: Cabe Puyan8 JFa risan Nenek 13. Domer, F.R., 1971 . Animal experiments
Moyang, pharmacological analysis., Charle C. Thomas
jilid I dan II; Balai Pustaka Jakarta. Springfield USA.
3. Sutomo, B.2006 : Antioksidan teh, cegah
kanker dan penuaan 14. Departemen Kesehatan RI, 1970 : Farmakope
dini. Indonesio, Edisi Ill.
budiboga.blogspot.com/2006, diakses l4 15. Gleasson, MN, 1969. Clinical ioxicology of
November 2008. commercial producf., The William & Wilkin
4. Khomsan, A. Anii’oksidan pado ieh sup s.,Co, Baltimore; p.3-4.
kimiawi, http //
www.trangpunyaweb.com/2007/01/antioksida 16. . Paget & Barnes, 1964. Dalam: Laurence, DIL
n-pada-teh-sup-kimiawi. htm 1. , diakses 08 & Bocharach, AL. Evaluating of drug
September 2008. activities, pharmacometric. Academic Press.
London, New York.
Medic Penelii. don. Pengembong. Kesehai. Volume XII Nomor 4 Tahun 2009 203

You might also like