You are on page 1of 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Yasidik


Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Kelas / Semester : X/ Ganjil
Materi Pokok/ Tema : Terjemahan
Alokasi Waktu : 4 JP (2x Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses kegiatan pembelanjaran TERJEMAHAN selesai, peserta didik
diharapkan mampu mengamati, menganalisis, menyimpulkan TERJEMAHAN melalui
kegiatan menyimak atau membaca dan menterjemahkan kata, kalimat dan paragraf
pendek dari Bahasa Sunda ke dalam Bahasa Indonesia atau sebaliknya dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya, serta menyunting dan membacakan
TERJEMAHAN yang dibuat dengan tepat.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


10.3.1 Menganalisis, Mengidentifikasi, dan 10.3.1.1 Mengamati TERJEMAHAN
memahami teks TERJEMAHAN melalui kegiatan menyimak atau
sesuai dengan kaidah-kaidahnya membaca.
10.3.1.2 Membandingkan berbagai tulisan
hasil TERJEMAHAN.
10.3.1.3 menyebutkan langkah-langkah
menyusun terjemahan dengan
benar.
10.3.1.4 Menyimpulkan kaidah-kaidah yang
terkait dalam TERJEMAHAN.

10.4.1 Memproduksi teks Terjemahan 10.4.1.1 Menterjemahkan kata, kalimat, dan


secara lisan dan tulisan dari Bahasa paragraph pendek dari Bahasa
Sunda ke Bahasa lainnya atau Sunda ke dalam Bahasa Indonesia
sebaliknya dengan meperhatikan dengan memperhatikan kaidah-
kaidah-kidahnya kaidahnya
10.4.1.2 Menyunting dan memperbaiki teks
Terjemahannya
10.4.1.3 Membacakan TERJEMAHAN yang
dibuat

C. Materi Pembelajaran (Fakta, Konsep, Prinsip, Prosedur)

1. Fakta :
a. Sajian teks TERJEMAHAN
2. Konsep :
Medar Tarjamahan
Tarjamahan téh nyaéta karya hasil narjamahkeun tina basa séjén. Istilah séjén sok aya
nu nyebut alih basa.Prosés narjamahkeun, boh karya ilmiah boh karya (sastra) biasana
diusahakeun sangkan papak pisan jeung aslina. Pangpangna dina karya sastra,
kagiatan narjamahkeun téh lian ti mertahankeun segi-segi séjénna, anu pangutamana
téh dina segi basana (gaya basa, pilihan kecap, ungkara, jsté.) jeung kualitas senina.
3. Prinsip :
Ajip Rosidi (kurang leuwih taun 80-an) kungsi midangkeun artikel nu nétélakeun yén
tarjamahan téh kudu "geulis" jeung "satia". Geulis maksudna kaéndahanana kudu bisa
kapindahkeun, ari satia maksudna ulah méngpar tina rakitan wacana sumber.
Kaedah-kaedah narjamahkeun prosa:
1. Mahaman eusi teks anu ditarjamahkeun (dima’naan)
2. Merhatikeun galur carita
3. Kudu luyu jeung eusi/amanat nu nulisna atawa paham kana maksud pangarang
Kaedah-kaedah anu ngabedakeun dina narjmahkeun wangun prosa jeung sajak :
1. Narjamahkeun prosa mah itungannna kalimah per kalimah sedengkeun dina sajak
mah kecap per kecap (leuwih bangga)
2. Dina narjamahkeun sajak henteu cukup modal kamampuh ngagunakeun basa
aslina tapi kudu weuruh kana basa sarta budaya hasil tarjamahnna
3. Anu narjamahkeun sajak mah kudu mibanda pangalaman kapenyairan,
pangalaman ngaracik kekecapan, pangalaman ngagunakeun metaphor,
pangalaman ulin jeung imaji, jeung pangalaman ngagunakeun diksi.

4. Prosedur :
Langkah-langkah membuat TERJEMAHAN :
a. Menampilkan contoh teks TERJEMAHAN
b. Membaca dalam hati (Ngilo)
c. Pencarian ide untuk tema TERJEMAHAN dilakukan di awal atau dengan cara guru
menentukan tema TERJEMAHAN untuk kemudian di dibuat siswa
d. Memahami alur cerita (prosa)/isi dalam Puisi (sajak)
e. Menerjemahkan sesuai dengan kaidah-kaidahnya
f. Membacakan hasil TERJEMAHAN sesuai dengan tata cara menyampaikan
TERJEMAHAN dan saling koreksi dengan teman sebangku atau kelompok
g. Mengkomunikasikan hasil Terjemahan/hasil suntingan Terjemahan orang lain

D. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Saintifik
b. Model : Discovery Learning
c. Teknik : Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, penugasan, dan diskusi

E. Media Pembelajaran
o Media
1. Laptop/Netbook
2. Proyektor
3. Modem
4. HP

o Alat/Bahan
1. Teks TERJEMAHAN
F. Sumber Belajar
1. Buku Paket Siswa
2. Lembar Kerja Siswa

G. Kegiatan Pembelajaran (Pendahuluan, Inti, Penutup)


1. Pertemuan ke-1

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu


Pendahuluan a. Pendahuluan /Kegiatan Awal 15 Menit
o Mengkondisikan kelas yaitu
mengawali pembelajaran dengan
menyuruh perserta didik untuk berdo’a
kemudian mengabsen siswa
o Apersepsi yaitu mengingatkan kembali
materi esensial yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya
o Memotivasi yaitu dengan memberikan
pertanyaan ringan tentang
TERJEMAHAN untuk mengumpulkan
ingatan siswa terhadap materi
pembelajaran.
o Mengkonfirmasi dengan cara
menjelaskan kaitannya dengan
pengalaman mereka terhadap KD yang
akan dipelajari
o Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
o Guru memberikan pertanyaan untuk
mengarahkan pengetahuan siswa
Inti b. Kegiatan Inti 60 Menit
 Guru membagikan teks prosa/Sajak
 Peserta didik mengamati
teksTERJEMAHAN dan membacanya
dalam hati
 Guru mengamati dan menilai aktivitas
siswa
 Siswa melakukan penilaian diri sendiri
dan antar teman
 Guru memberikan
kesempatan/memancing siswa untuk
bertanya
 Peserta didik saling bertanya tentang
hasil pengamatan tentang
teksTERJEMAHAN
 Peserta didik dibagi dalam 4 kelompok
(disesuaikan dengan jumlah siswa)
 Peserta didik dalam kelompok diminta
untuk mengidentifikasi teks
TERJEMAHAN
 Peserta didik diminta menganalisis
kaidah-kaidah menterjemahkan dalam
kelompoknya
 Masing-masing kelompok mencatat
hasil temuannya
 Guru menilai sikap siswa dalam kerja
kelompok dan presentasi serta
membimbing diskusi mereka serta
siswa melakuka penilaian diri dan
antar teman
 Masing-masing kelompok berdiskusi
tentangkidah-kaidahTERJEMAHAN
 Guru membimbing dan menilai
aktivitas peserta didik dalam
mengidentifikasi kidah-kaidah
TERJEMAHAN
 Masing-masing kelompok membacakan
hasil diskusi mereka secara bergantian
dengan bahasa yang baik dan santun
 Guru melakukan penilaian sikap dan
keterampilan dalam berkomunikasi
secara lisan
Penutup  Guru bersama peserta didik 15 Menit
menyimpulkan tentang kaidah-kaidah
TERJEMAHAN
 Guru bersama peserta didik melakukan
evaluasi dengan bertanya jawab
 Guru memberikan tugas individu
kepada peserta didik untuk membacai
teks TERJEMAHAN yang ada pada
buku pegangan siswa
utukdierjemahkan dan dipresentasikan
di depan kelas pada pertemuan
berikutnya

2. Pertemuan ke-2

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu


Pendahuluan  Mengkondisikan kelas yaitu 15 Menit
mengawali pembelajaran dengan
menyuruh perserta didik untuk berdo’a
kemudian mengabsen siswa

 Menagih dan mengingatkan tugas


membaca teks TERJEMAHAN
 Apersepsi yaitu mengingatkan materi
sebelumnya tentang kaidah-kaidah
menterjemahkan
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
Inti  Siswa mengamati dan membaca 60 Menit
(ngilo) teks yang akan diterjemahkan
 Dua orang peserta didik diminta
untuk memaparkan dan bertanya
tentang teks TERJEMAHAN yang
dibacanya
 Setiap kelompok diberi waktu 10
menit untuk memahami topik, alur,
amanat dan isi teks yang akan
diterjemahkan
 Setiap kelompok menerjemahkan
teks dari Bahasa Indonesia ke dalam
Bahasa Sunda atau sebaliknya yang
dibacanya sesuai dengan kaidah-
kaidah menterjemahkan
 Guru menilai sikap siswa dalam
diskusi dengan teman sebangkunya
dan kemapuan menerapkan konsep
serta prinsip dalam pemecahan
masalah dan keterampilan mencoba
instruksi kerja serta siswa melakukan
penilaian diri dan antar teman
 Antar peserta didik dalam
kelompoknya mendiskusikan
penyajian dan kriteria penilaian saat
menampilkan TERJEMAHAN
(waktu : 5 Menit)
 Guru menilai kerjasama dan
tanggung jawab peserta didik dalam
kegiatan diskusi antar teman
kelompok serta siswa melakukan
penilaian diri dan antar teman
 Secara bergiliran peserta didik/wakil
kelompok menyajikan/menampilkan
hasil menterjemahkan teks
terjemahan di depan kelas
 Peserta didik lain mengamati
penampilan temannya
 Salah seorang peserta didik
mengomentari dengan cara
menyunting dan memperbaiku hasil
menterjemahkan kelompok lain
 Guru menilai kemampuan peserta
didik dalam menyaji, menalar, dan
hasil interpretasi serta siswa
melakukan penilaian diri dan antar
teman
Penutup  Guru memberikan komentar dan 15 enit
pujian kepada seluruh peserta didik
 Guru mengevaluasi penampilan
seluruh peserta didik
 Guru dan siswa menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
 Guru menyampaikan materi
pertemuan selanjutnya dan menyuruh
membawa laptop/netbook bagi yang
memiliki
 Guru mengucapkan salam dan siswa
meresponnya

H. Penilaian

Jenis Bentuk Instrumen


Penilaian Proses Belajar Observasi Lembar observasi
Penilaian Hasil Belajar Tes Tulis Soal Essay

1. Tes Tulis (Uraian)

Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen


Kompetensi Penilaian Penilaian

 Mengamati 1. Naon anu


TERJEMAHAN melalui dimaksud
kegiatan menyimak atau Tes Tertulis Tes Uraian tarjamahan?
membaca. 2. Kumaha cara-
 Menganalisis sebuah
cara
TERJEMAHAN.
narjamahkeun
 Menyimpulkan kaidah-
kaidah yang terkait anu bener?
dalam TERJEMAHAN. 3. Bacaan anu
 Menterjemahkan kata, kumaha baé
kalimat, dan paragraph anu sok
pendek dari Bahasa ditarjamahkeun
Sunda ke dalam Bahasa téh?
Indonesia dengan
4. Pék
memperhatikan kaidah-
kaidahnya tarjamahkeun
 Menyunting dan téks ieu di
memperbaiki teks handap!
Terjemahannya 5. Pék bacakeun
 Membacakan hasil
TERJEMAHAN yang
tarjamahan
dibuat
hidep!

2. Penilaian Keterampilan Menulis


Aspek yang dinilai
Nama Siswa Tata Ketepatan Rasa Nilai
Basa narjamahkeun Bahasa
1.
2.
3.
4.
5.
……..

3. Penilaian Keterampilan Membaca

Aspek yang dinilai


Nama Siswa Lentong Sikep Gaya Nilai
Maca
1.
2.
3.
4.
5.
……..

4. Lembar Observasi

Nama Sikap Yang Diamati


Siswa Santun Disiplin Jujur Peduli Semangat Kerja Tanggung
Sama Jawab
1.
2.
3.
4.
5.
…….

Parakansalak, Juli 2017


Mengetahui: Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah,

Nopit Supriatna, S.Pd., MM Hadi, S.Pd.

LAMPIRAN

Maca Téks Tarjamahan


SAYA dilahirkan di rumah peninggalan nenek moyang ibu, yang terletak di samping
balai desa Cibolérang, Jatiwangi, tapi sewaktu umur saya baru beberapa belas bulan saya
dibawa pindah ke rumah kakek di kampung Pasuketan, sebab kakek membeli rumah di sana.
Selanjutnya saya tinggal di sana hingga lulus Sekolah Rakyat.
Hal saya dibawa pindah ke Pasuketan penting diceritakan, sebab kalau saja saya
terus tinggal di rumah peninggalan nenek moyang ibu yang terletak di samping balaidesa,
tentu kisah hidup saya akan berbeda.
Desa Cibolérang adalah salah satu di antara tiga desa yang membentuk kota
kewedanaan (kini kecamatan) Jatiwangi. Dua desa lainnya adalah desa Sutawangi dan
Cicadas. Sutawangi di tengah-tengah, Cicadas di sebelah barat, sedang Ciborélang di
sebelah timur. Kota Jatiwangi yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah
kabupaten Majalengka, secara kultural terletak di daerah tapal batas kultur Sunda dan
(Jawa) Cirebon. Waktu itu, ada dua bahasa sehari-hari yang digunakan oleh orang
Jatiwangi, yakni bahasa Sunda dan bahasa (Jawa) Cirebon, tergantung dari lingkungan
sosial dan pekerjaan masing-masing.
Di sekitar balai desa Cibolérang yang terletak di sebelah selatan jalan raya Cirebon-
Bandung di seberang pasar -disebut "Pasar Baru" karena pasar lama terletak di depan balai
desa Sutawangi- penduduk sehari-hari menggunakan bahasa Cirebon. Orang Kaum (masjid
terletak tepat di sebelah barat-laut desa, karena sepelataran) berbicara dalam bahasa
Cirebon. Demikian pula orang pasar berbicara dalam bahasa Cirebon, meskipun penduduk
yang tinggal di sebelah utara, timur dan barat pasar -jadi, yang terletak di sebelah utara
jalan raya Bandung-Cirebon- kebanyakan menggunakan bahasa Sunda. Jadi, kalau saja
saya tetap tinggal di rumah peninggalan nenek moyang ibu yang disebut Blok Salasa, tentu
saya pun sehari-hari menggunakan bahasa Cirebon...

Hasil Tarjamahan
Éta wacana nu diilo ku hidep téh mangrupa tulisan asli dina bahasa Indonesia. Hasil
tarjamahna kana basa Sunda kapidangkeun ieu di handap. Ayeuna pék ku hidep lenyepan
jeung titénan éta terjemahan téh, naha geus bener/sampurna atawa aya nu kurang?
KURING dilahirkeun di imah titinggal karuhun ti indung, nu perenahna gigireun
balédésa Ciborélang, Jatiwangi, tapi waktu umur kuring kakara sawatara welas bulan kuring
dibawa pindah ka bumi Aki di Kampung Pasuketan, da Aki ngagaleuh bumi di dinya.
Saterusna kuring
matuh di dinya nepi ka anggeus Sakola Rayat.
Perkara dibawa pindah ka Pasuketan téh penting dicaritakeun, sabab lamun kuring
terus matuh di imah titinggal karuhun ti indung nu ayana di gigireun balédésa téa, tanwandé
lalakon hirup kuring baris béda.
Désa Ciborélang téh salah sahiji ti tilu désa nu ngawangun kota Kawadanan (ayeuna
mah kacamatan) Jatiwangi. Nu dua deui nyaéta désa Sutawangi jeung Cicadas. Sutawangi di
tengah, Cicadas beulah kuloneunana, Ciborélang wétaneunana. Kota Jatiwangi anu sacara
administrasi kaasup ka Kabupatén Majalengka téh, sacara kultural aya di daérah tapel wates
kultur Sunda jeung (Jawa) Cirebon. Harita, basa sapopoé anu digunakeun ku urang Jatiwangi,
aya dua, nyaéta basa Sunda jeung basa (Jawa) Cirebon, gumantung ka lingkungan sosial
jeung pagawean masing-masing.

Di sabudereun balédésa Ciborélang anu perenahna kiduleun jalan raya Cirebon-


Bandung di peuntaseun pasar -disebut "Pasar Baru" da anu heubeul mah ayana di hareupeun
balédésa Sutawangi- jalma téh sapopoéna ngagunakeun basa Cirebon. Urang Kaum (masjid
perenahna kulon-kaléreun balédésa pisan, da sapalataran) nyaritana ngagunakeun basa
Cirebon. Kitu deui urang pasar nyararitana maké basa Cirebon, sanajan ari anu caricing di
kaléreun, wétaneun jeung kuloneun pasar mah -jadi nu aya di sakaléreun jalan raya Bandung-
Cirebon –réréana ngagunakeun basa Sunda baé. Jadi, lamun kuring terus cicing di imah
tuturunan ti karuhun indung nu disebut Blok Salasa, tanwandé kuring gé
sapopoé téh ngagunakeun basa Cirebon...

 Narjamahkeun Téks Bahasa Indonesia kana Basa Sunda

Naskah Bahasa Indonesia Tarjamahan

Selama puluhan tahun berkecimpung


menyebarkan risalahnya, Kiai Gozali
tidak henti-hentinya menggunakan
bahasa Sunda. Beliau sering menyebut
bahasa Sunda dengan bahasa
“pedesaan”. Malah mengaku bangga
dirinya disebut “ulama pedesaan”.
Ulama yang setiap gerak-gerik
langkah serta ucapannya dimengerti
dan dipahami oleh masyarakat
pedesaan. Bahasanya tidak mulukmuluk,
tidak untuk gagah-gagahan
supaya memberi kesan hebat. Gaya
bahasa Kiai Gozali sangat plastis
dan realistis. Karena pemahamannya
terhadap psikologi massa, beliau
sangat konsisten dan menyadari
bahwa objek dakwah di Jawa Barat
lebih didominasi orang-orang yang
mengerti dan memahami bahasa
Sunda ....

 Narjamahkeun Téks Basa Sunda kana Basa Indonesia

Naskah Bahasa Sunda Tarjamahan

... Naon atuh bédana Harley jeung


Honda Tiger atawa motor nu sakelas
jeung Harley? Éta meureun sugan
pédah tarikna mapakan jamparing?
Bandel mesinna? Pédah kuat, wedel
jeung tambleg? Tambleg jeung kuat
samodél Témbok Cina? Bawirasa
teu kitu. Lebah macét mah angger
wé... ngarayap.

Meneran banna
kacugak paku, nya paling copélna
kudu wé didorong baé mah. Komo
lebah kapanasan jeung kaanginan mah
sarua, kana sirah matak jangar jeung
awak kudu dikerok, da asup angin.
Kitu deui lamun hujan, da angger
wé nu tumpakna matak.... mucicid.
Kabulusan. Atuh mun katabrak mobil
mengpengan mah moal henteu nu
tumpakna bakal ngajurahroh jeung
motorna dijamin...ringsek. ....

You might also like