You are on page 1of 7

PENGARUH GETAH TUNAS PISANG AMBON

TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GRADE II PADA


MENCIT
Nugroho Ari Wibowo1, Retno Sumara2
Program Studi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan1,2
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Email: coolchass87@gmail.com

Abstract
High mortality in burns is caused by infection. Prevent of infections using silver
sulfadiazine conventional in prehospital care is standart operating prosedure. The
purpose of this study was to determine the effect of banana sap on deep partial
thickness burn wounds in mice as altenative medicine. Design of this study was true
experiment with post-test only. In preclinical testing, the samples were 18 mice,
consisted of 9 mice for intervention and 9 mice for control group. The intervention
group got banana sap and the control group got silver sulfadiazine conventional
methods. Process assessed on days 6 and 21 with a chi square analysis.The results
showed as many as 9 samples (100%) in intervention group inflammatory phase passed
on the sixth day. A total of 8 samples (88.9%) control group passed the inflammatory
phase of the sixth days, 1 sample (11.1%) passed on seventh day. P value for the
difference was 0.303. A total of 6 samples (66.6%) granulation appeared on the seventh
day and 3 samples (33.3%) on the sixth day. In the control group, 8 samples (88.9%)
appeared granulation seventh day and 1 samples (11.1%) appeared sixth day. P valus
for these differences was 0.257. The effect banana sap accelerated the inflammatory
and proliferative phases. Saponin, Tanin and Falvonoid, making the wound protected
from bacteria, so that the treatment can be considered in Prehospital care and
intrahospital care
Keywords: Burn Wound, Mice, Close Banana Sap, Silver Sulfadiazine
PENDAHULUAN
Dari data tersebut infeksi merupakan
Luka bakar merupakan salah
penyebab kematian terbanyak pada luka
satu trauma yang sering terjadi. WHO
bakar.
memperkirakan terjadi 195.000
Terjadinya infeksi dikarenakan
kematian pertahun disebabkan karena
berkurangnya fungsi kulit sebagai
luka bakar. Di Asia Tenggara angka
barrier yang membuat banyak kuman
kematian luka bakar yakni lebih dari 1,5
beserta mikroorganisme masuk dan
% dari total kematian akibat luka bakar
membentuk koloni(Bowler et al., 2001;
didunia. (Brusselaers et al, 2010).
Cameron, Ruzehaji & Cowin, 2010).
Sedangkan, di RSCM, jumlah kematian
Bakteri aerob seperti Pseudomonas
pada pasien dewasa yaitu 93 pasien
aeruginosa, Staphylococcus aureus,
(33.8%)(Martina & Wardhana, 2013).
Escherichia coli, Klebsiella spp.,
Sepsis merupakan penyebab kematian
Enterococcus spp diketahui sering
pada pasein dengan luka bakar (Martina
menjadi kontaminan utama pada luka
& Wardhana, 2013). Sebanyak 75%
bakar. ( Karman, Sarimin, & Bahar,
kematian pada pasien dengan luka bakar
2009). Christiawan & Perdanakusuma,
disebabkan karena infeksi, baik sistemik
2010). Kondisi ini yang dapat
maupun lokal(Bowler, Duerden, &
menjatuhkan penderita ke level sepsis (
Amstrong, 2001 ; Çakir & En, 2004).
Dilwanaz, Abbas, Khurram, Munima, &

55
Baqir, 2004 ).. Disamping itu, waktu 3. Luka Bakar Listrik (Electrical Burns)
yang dihabiskan pasien luka bakar yang Listrik menyebabkan kerusakan yang
transit di UGD sebelum pindah ke Burn dibedakan karena arus, api dan ledakan.
Unit sebesar 6.26 jam (range 0.5-96 Aliran listrik menjalar disepanjang
jam)(Hagstrom, Wirth, Evans, & Ikeda, bagian tubuh yang memiliki resistensi
2008; Martin & Dworsky, 2011). Oleh paling rendah; dalam hal ini cairan.
karena itu perawatan luka bakar yang Kerusakan terutama pada pembuluh
efektif penting dilakukan darah, khususnya tunika intima,
Perawatan luka bakar secara sehingga menyebabkan gangguan
herbal. menyatakan bahwa tannin, sirkulasi ke distal. Seringkali kerusakan
saponin dan flavonoid berperan untuk berada jauh dari lokasi kontak, baik
menyembuhkan luka bakar(Christiawan kontak dengan sumber arus maupun
& Perdanakusuma, 2010;Oktiarni, ground
Manaf, & Suripno, 2012). Dalam getah 4. Luka Bakar Radiasi (Radiation
tunas pisang terbukti mengandung Exposure)
tannin, saponin dan flavonoid, sehingga Luka bakar radiasi disebabkan karena
berpotensi menyembuhkan luka bakar terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe
(Pongsipulung, Yamlean, & Banne, injuri ini sering disebabkan oleh
2012). Pendekatan terapi herbal ini penggunaan radioaktif untuk keperluan
merupakan are lingkup keperawatan. terapeutik dalam dunia kedokteran dan
Literature Review industri. Akibat terpapar sinar matahari
Konsep Luka Bakar yang terlalu lama juga dapat
Menurut Morton &Fontaine menyebabkan luka bakar radiasi.
(2006), pengertian luka bakar adalah Penyembuhan Luka Bakar.
adalah rusaknya kontinuitas jaringan Penyembuhan luka bakar
yang disebabkan kontak dengan sumber merupakan respon tubuh terhadap
panas. Sumber panas yang dimaksud berbagai cedera dengan proses
adalah kobaran api atau flame, air panas pemulihan yang kompleks dan dinamis
atau scald, benda panas, sengatan yang menghasilkan pemulihan anatomi
listrik, bahan-bahan kimia, serta dan fungsi secara terus menerus
sengatan matahari. (Potter&Perry, 2006). Penyembuhan
Etiologi Luka Bakar luka bakar terkait dengan regenerasi sel
Menurut Navarro ( 2010), sampai fungsi organ tubuh kembali
etiologi luka bakar berdasarkan: pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda
1. Luka Bakar Termal (Thermal Burns) dan respon yang berurutan dimana sel
Luka bakar termal biasanya disebabkan secara bersama-sama berinteraksi,
oleh air panas (scald) , jilatan api ke melakukan tugas dan berfungsi secara
tubuh (flash), kobaran apai di tubuh normal. Mekanisme penyembuhan luka
(flame) dan akibat terpapar atau kontak bakar menurut Potter & Perry (2006):
dengan objek-objek panas lainnya 1. Fase Inflamasi
(misalnya plastik logam panas, dll.) Pembuluh darah yang terputus
2. Luka Bakar Kimia (Chemical Burns) pada luka akan menyebabkan tubuh
Luka bakar kimia biasanya disebabkan akan berusaha menghentikannya dengan
oleh asam kuat atau alkali yang biasa vasokontriksi, pengerutan ujung
digunakan dalam bidang industri, pembuluh darah yang terputus
militer, ataupun bahan pembersih yang (retraksi), dan reaksi hemostasis. Tujuan
sering dipergunakan untuk keperluan yang hendak dicapai adalah
rumah tangga. menghentikan perdarahan dan

56
membersihkan area luka dari benda membutuhkan vitamin B dan C,
asing, sel-sel mati, dan bakteri, untuk oksigen, dan asam amino agar dapat
mempersiapkan dimulainya proses berfungsi dengan baik. Fibroblast akan
penyembuhan. Pada awal fase ini, aktif bergerak dari jaringan sekitar luka
kerusakan pembuluh darah akan ke dalam daerah luka, kemudian akan
menyebabkan keluarnya platelet yang berkembang (ploriferasi) serta
berfungsi menjaga hemostasis. Platelet mengeluarkan beberapa substansi
akan menutupi vaskuler yang terbuka (kolagen, elastin, hyaluronic acid,
(clot) dan juga mengeluarkan substansi fibronectin, dan proteoglycans) yang
vasokontriksi yang mengakibatkan berperan dalam membangun
pembuluh darah kapiler vasokontriksi, (rekontruksi) jaringan baru. Fungsi
selanjutnya terjadi penempelan endotel kolagen yang lebih spesifik adalah
yang akan menutup pembuluh darah. membentuk cikal bakal jaringan baru
Setelah itu akan terjadi vasodilatasi (connective tissue matrix) dan dengan
kapiler stimulasi saraf sensoris (local dikeluarkannya substrat oleh fibroblast,
sensoris nerve ending), local reflex memberikan tanda bahwa makrofag,
action, dan adanya substansi pembuluh darah baru, dan juga
vasodilator: histamine, serotonin, dan fibroblast sebagai satu kesatuan unit
sitokin. Histamine juga menyebabkan dapat memasuki kawasan luka.
meningkatnya permeabilitas vena Sejumlah sel dan pembuluh darah baru
sehingga cairan plasma darah keluar yang tertanam di dalam jaringan baru
dari pembuluh darah dan masuk ke tersebut disebut sebagai jaringan
daerah luka dan secara klinis terjadi granulasi. Selama periode ini luka mulai
edema jaringan dan keadaan local tertutup oleh jaringan yang baru,
lingkungan tersebut bersifat asidosis. bersamaan dengan proses rekontruksi
Eksudasi ini juga mengakibatkan yang terus berlangsung, daya elastisitas
migrasi sel leukosit (terutama neutrofil) luka meningkat dan resiko terlepas atau
ke ekstravaskuler. Fungsi neutrofil rupture luka akan menurun.
adalah melakukan fagositosis benda 3. Fase Remodeling
asing dan bakteri di daerah luka selama Fase maturasi atau remodeling
3 hari, selanjutnya akan digantikan oleh merupakan tahap akhir proses
sel makrofag yang berperan lebih besar penyembuhan luka, dapat memerlukan
jika disbanding dengan neutrofil pada waktu lebih dari 1 tahun, bergantung
proses penyembuhan luka. pada kedalaman dan luasnya luka.
2. Fase Proliferasi Jaringan parut kolagen terus melakukan
Fase ploriferasi terjadi dalam waktu reorganisasi dan akan menguat setelah
3-24 hari. Aktivitas utama selama fase beberapa bulan. Fase ini dimulai pada
regenerasi ini adalah mengisi luka minggu ke-3 setelah perlukaan. Tujuan
dengan jaringan penyambung atau dari fase maturasi adalah
jaringan granulasi baru dan menutup menyempurnakan terbentuknya jaringan
bagian atas luka dengan epitelisasi. Fase baru menjadi jaringan penyembuhan
ini disebut dengan proses ploriferasi yang kuat dan bermutu. Fibroblast
fibroblast. Peran fibriblast sangat besar sudah mulai meninggalkan jaringan
pada proses perbaikan, yaitu granulasi, warna kemerahan dari
bertanggung jawab pada persiapan jaringan mulai berkurang karena
menghasilkan produk struktur protein pembuluh darah mulai regresi dan serat
yang akan digunakan selama fibrin dari kolagen bertambah banyak
rekontruksi jaringan. Fibroblast untuk memperkuat jaringan parut.

57
Manfaat Getah Tunas Pisang Sementara itu Prasetyo,
Harianie dan Djamhuri (2003) Wientarsih, dan Priosoeryanto (2010)
melakukan penelitian yang mempelajari meneliti tentang aktivitas ekstrak pisang
efek getah dari batang pisang untuk Ambon dalam formulasi gel terhadap
menyembuhkan luka. Peneliti proses penyembuhan luka pada kulit
menggunakan mus (Mus musculus) mencit (Mus musculus Albinus)
sebagai sampel sebanyak 12 ekor yang berdasarkan pengamatan mikroskopis
dibagi dalam 3 kelompok perlakuan. (histopatologi). Hasilnya sediaan gel
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ekstrak batang pisang Ambon memiliki
kelompok tikus putih yang diberi aktivitas mempercepat proses
perlakuan dengan getah pohon pisang penyembuhan luka pada subjek
membutuhkan waktu pengeringan luka penelitian dengan mempercepat re-
selama satu jam, kelompok tikus yang epitelisasi, mempercepat proses
diberi perlakuan obat luka kimia neokapilerisasi, dan meningkatkan
membutuhkan waktu pengeringan satu pembentukan jaringan ikat pada kulit.
setengah jam dan kelompok tikus yang Sehingga dapat digunakan sebagai
tidak diberi perlakuan membutuhkan alternatif untuk penyembuhan luka pada
waktu pengeringan luka yang lebih mencit.
lama dari kedua kelompok tersebut. Hasil penelitian yang dikemukan
Dengan demikian getah pisang terbukti oleh Prasetyo et al menjelaskan peran
menyembuhkan luka terbuka. Hal getah pisang pada setiap proses yang
tersebut dikarenakan dalam getah ditunjukkan oleh ekspresi sel pada
pisang terkandung senyawa aktif yang setiap tahapan penyembuhan luka.
berperan dalam penyembuhan luka. Senyawa aktif yang terkandung, seperti
Senyawa aktif tersebut terdiri saponin, yang dijelaskan oleh Hermiane &
antraquinone, kuinon, lektin, dan asam Djumhari (2003), Prasetyo et al (2010)
galat, dan berperan sebagai katalisator dan Pongsipulung et al (2012), terdiri
yang merangsang tubuh untuk tannin, saponin dan flavonoid yang
mempercepat proses penyembuhan terbukti mempunyai peran yang positif
luka. dalam proses penyembuhan luka
Untuk menegaskan efektifitas terbuka. Namun yang menjadi perhatian
getah pisang, Pongsipulung, Yamlean bahwa luka yang dibuat oleh ketiga
dan Banne (2012) mencoba meneliti peneliti diatas adalah jenis luka insisi,
penggunaan formulasi salep dari ekstrak sedangkan luka bakar mempunyai
bonggol pisang Ambon yang tepat karakteristik yang berbeda dengan luka
untuk uji daya penyembuhan luka insisi.
terbuka pada kulit tikus putih jantan. Oktiarni, Manaf, dan Suripno
Hasil penelitian tersebut menunjukkan (2012) meneliti tentang konsentrasi
bahwa efek yang dihasilkan salep dari efektif ekstrak daun jambu biji (Psidium
ekstrak bonggol pisang terbukti dapat guajava Linn.) terhadap penyembuhan
menyembuhkan luka lebih cepat luka bakar pada mencit (Mus
daripada Povidone Iodine salep. Hal musculus). Hasil penelitian
tersebut menurut Pongsipulung et al menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
(2012), terdapat peran dari tannin, daun jambu biji berhasil dalam
saponin, dan flavonoid yang berguna penyembuhan luka bakar pada mencit.
sebagai antibiotik dan merangsang Hasil analisis statistik menunjukan
pertumbuhan sel-sel baru pada luka. bahwa konsentrasi efektif ekstrak daun
jambu biji adalah 1%, karena tanin

58
bermanfaat sebagai antiseptik dan juga Penelitian ini merupakan true
untuk pengobatan luka bakar dengan experiment, dengan simple random
cara mempresipitasikan protein dan sampling yang menggunakan teknik
karena ada daya antibakterinya. Selain randomisasi, perlakuan dan kontrol.
itu pada daun jambu biji juga terdapat Analisa yang digunakan adlah chi-
zat yang dapat membantu pembentukan square untuk membuktikan perbedaan
kollagen yaitu saponin yang diduga antara kelompok intervensi dan kontrol.
senyawa saponin ini turut membantu HASIL PENELITIAN
dalam pembentukan kollagen, yaitu Data tersebut telah diolah dengan uji
protein struktur yang berperan dalam statistik chi square sehingga pada fase
proses penyembuhan luka . Disamping inflamasi didapatkan p value 0.303
itu terdapat juga flavanoid, yang (eritema), p value 0.134 (edema), dan p
memiliki efek antiinflamasi, dimana value 0.134 (cairan pada luka).
berfungsi sebagai anti radang dan Sedangkan pada fase proliferasi
mampu mencegah kekakuan dan nyeri didapatkan p value 0.257 (granulasi)
serta berfungsi sebagai antioksidan dan p value 0.559 (epitelisasi)
sehingga mampu menghambat zat yang
bersifat racun. PEMBAHASAN
Berdasar penelitian diatas, Pada kelompok intervensi
mengenai ekstrak daun jambu biji yang terlihat ketiga tanda-tanda klinis di fase
mempunyai efek signifikan dalam inflamasi sama cepatnya menghilang
penyembuhan luka bakar pada mencit, dengan kelompok kontrol. Hasil
terdapat senyawa aktif yang terkandung, tersebut didukung oleh evaluasi pada
yakni, tannin, saponin, dan falvonoid checkpoint hari ke-6 post pembuatan
(Oktariarni et al, 2012). Senyawa luka bakar dengan p value 0.303, 0.134
tersebut sama seperti yang terkandung dan 0.134 (level signifikan sebesar
dalam getah pisang. Hal ini 95%) antara kelompok intervensi dan
menimbulkan asumsi bahwa kelompok kontrol. Hal tersebut
berdasarkan korelasi keempat penelitian membuktikan bahwa terdapat tidak
tersebut, tidak tertutup kemungkinan, perbedaan yang signifikan antara
getah pisang juga bisa menyembuhkan kelompok intervensi dan kelompok
luka bakar. Disamping keduanya kontrol. Hal ini dapat terjadi karena
mempunyai tannin dan saponin, getah dikarenakan pada kelompok intervensi
pisang seperti halnya daun jambu biji hewan coba yang diberikan getah
juga mempunyai flavonoid, yang pisang mempunyai efek yang sama
berfungsi sebagai antiinflamasi. Pada dengan kelompok kontrol yang
luka bakar akan terjadi perpanjangan menggunakan silver sulfadiazine,
fase inflamasi yang menyebabkan sehingga fase inflamasi pada kelompok
terjadinya proliferasi berlebih akibat intervensi terlewati sama cepatnya
aktivasi fibroblast yang tinggi. Sehingga dengan kelompok kontrol. Hal ini sesuai
usaha yang utama untuk melakukan dengan teori Price & Wilson (2006)
pencegahan adalah dengan membantu bahwa semakin cepat fase inflamasi
fase inflamasi lebih singkat. Dan tersebut terlewati, semakin cepat pula
flavonoid pada getah pisang diprediksi luka bakar sembuh.
mampu mempersingkat fase inflamasi Fase inflamasi merupakan
tersebut. jembatan menuju fase proliferasi dan
maturasi, sehingga jika tertangani
METODE PENELITIAN dengan cepat prognosa kesembuhan

59
luka bakar akan membaik. Fase Luka Bajar. Jurnal Ilmu Bedah
inflamasi dapat lebih cepat terlewati Plastik, 1–6.
apabila kondisi luka bakar bebas dari Dilwanaz, S., Abbas, H., Khurram, S.,
pajanan mikrobakteri. Getah pisang Munima, S., & Baqir, S. (2004).
mempunyai kandungan fitokimia yang Incidence and Resistance Pattern
terdiri dari tannin, saponin, dan of Bacteria Associated With Burn
flavonoid yang mempunyai efek wound Sepsis. Pakistan Journal
antiinflamasi, antioksidan dan of Pharmacology, 21(2), 39–47.
antiseptik. Hal ini menjadi poin unggul Hagstrom, M., Wirth, G. A., Evans, G.
pada kelompok intervensi daripada R., & Ikeda, C. J. (2008). A
kelompok kontrol dikarenakan getah review of emergency department
pisang lebih mudah ditemukan dan fluid resuscitation of burn patients
lebih mudah didapatkan serta lebih transferred to a regional, verified
murah. burn center. Annals of plastic
surgery, 51(2), 1–5.
SIMPULAN Harianie, L & Djamhuri, M. 2003.
Hasil penelitian ini menyimpulkan Kleoterapi endoskopi getah pohon
bahwa penanganan luka bakar pisang serta manfaatnya dalam
menggunakan getah pisang berpengaruh menyembuhkan luka. Universitas
dalam mempercepat proses Islam Negeri Malang
penyembuhan luka bakar deep partial Karman, I. I., Sarimin, S., & Bahar, B.
thickness (2009). Bacterimia Pattern in
Burn Wound. The Indonesian
Journal of Medicine Science, 2(2),
DAFTAR PUSTAKA
91–95.
Bowler, P. G., Duerden, B. I., & Martina, N. R., & Wardhana, A. (2013).
Amstrong, D. G. (2001). Wound Mortality Analysis of Adult Burn
Microbiology and Associated Patients. Jurnal Plastik
Approaches to Wound Rekonstruksi, 2, 96–100.
Management. Clinical Morton, P. G & Fontaine D. K (2013).
Microbiology Reviews, 14(2), Critical Care Nursing: A Holistic
244–269. Approach 10th Edition. Lippincott
doi:10.1128/CMR.14.2.244 Williams & Wilkins.
Brusselaers, N., Monstrey, S., Snoeij, Navarro, K. (2007). Prehospital
T., Vandijck, D., Lizy, C., Management of Burns. Texas
Lauwaert, S., Colpaert, K., et al. EMS Magazine (pp. 34–39).
(2010). Morbidity and Mortality Oktiarni D, Manaf S, Suripno.
of Bloodstream Infections in Pengujian Ekstrak Daun Jambu
Patients With Severe Burn Injury. Biji (Psidium guajava Linn .)
American Journal of Critical Terhadap Penyembuhan Luka
Care, 19(800). Bakar Pada Mencit ( Mus
doi:10.4037/ajcc2010341 musculus ). GRADIEN Journal.
Christiawan, A., & Perdanakusuma, D. 2012;8(1):752–5.
(2010). Aktivitas Antimikroba Pongsipulung GR, Yamlean PVY,
Daun Binahonng terhadap Banne Y. Formulasi Dan
Pseudomonas Aeruginosa dan Pengujian Salep Ekstrak Bonggol
Staphylococcus Aureus yang Pisang Terbuka Pada Kulit Tikus
Sering Menjadi Penyulit pada Putih Jantan Galur Wistar (Rattus

60
norvegicus). PHARMACON.
2012;1(2):7–13.
Potter, P. A, Perry, A. G, Stockert, P &
Hall, A (2006). Fundamental of
Nursing
Prasetyo, B. F., Wientarsih, I., &
Priosoeryanto, B. P. (2010).
Ambon dalam Proses
Penyembuhan Luka pada Mencit.
Jurnal Veteriner, 11(2), 70–73.

61

You might also like