Professional Documents
Culture Documents
Variasi Morfologi Dan Pengelompokan Kawista (Limonia Acidissima L.) Di Jawa Dan Kepulauan Sunda Kecil
Variasi Morfologi Dan Pengelompokan Kawista (Limonia Acidissima L.) Di Jawa Dan Kepulauan Sunda Kecil
Zulfa Nurdiana, Nunik S. Ariyanti & Alex Hartana. 2016. Morphological Variation and Clustering of
Kawista (Limonia acidissima L.) in Java and Lesser Sunda Islands. Floribunda 5(4): 144–156. — Kawista
(Limonia acidissima L.) has rounded, thick and tough skinned, and specific flavor of fruits. Kawista naturally
grow and adapt to dry regions in India, Sri Lanka, Myanmar, and Indo-China. This species was introduced,
naturalized, and cultivated throughout Southeast Asia including: Myanmar, Thailand, Malaysia, Vietnam,
Cambodia, Laos and Indonesia. The purpose of this study was to explore the morphological variation and
clustering of kawista in Java and Lesser Sunda Islands. The samples were obtained using exploration method
in: Jakarta, Karawang, Rembang, Situbondo, Jembrana, and Bima. Morphological characters of stems,
leaves, flowers, fruits, and seeds were use to observe the 29 samples collected. Unweighted Pair Group
Method with Arithmatic Average (UPGMA) was used with NTSYS software program 2.11a version to clus-
ter the samples based on the morphological characters. The phenetic analysis resulted kawista sampels clus-
tered into four groups. Identification key for the four kawista groups was constructed.
Keywords: Java, kawista, Lesser Sunda Islands, morphology, phenetic similarity.
Zulfa Nurdiana, Nunik S. Ariyanti & Alex Hartana. 2016. Variasi Morfologi dan Pengelompokan Kawista
(Limonia acidissima L.) di Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil. Floribunda 5(4): 144–156. — Kawista
(Limonia acidissima L.) memiliki buah berbentuk bulat, berkulit tebal, keras serta beraroma khas. Kawista
secara alami tumbuh dan beradaptasi di daerah kering India, Sri Lanka, Myanmar, dan Indo-Cina. Jenis ini
juga telah diintroduksi, dinaturalisasi, dan dibudidayakan di Asia Tenggara yang meliputi Myanmar, Thai-
land, Malaysia, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi variasi
morfologi dan mengelompokkan kawista yang terdapat di pulau Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil. Sampel ta
-naman kawista diperoleh dengan metode jelajah di Jakarta, Karawang, Rembang, Situbondo, Jembrana, dan
Bima. Ciri morfologi batang, daun, bunga, buah, dan biji kawista digunakan untuk mengamati 29 sampel.
Unweighted Pair Group Method with Arithmatic Average (UPGMA) pada program NTSYS versi 2.11a
digunakan untuk mengelompokkan sampel kawista berdasarkan ciri morfologi. Analisis fenetik ini
menghasilkan empat kelompok sampel kawista. Kunci identifikasi disusun untuk keempat kelompok terse-
but.
Kawista (Limonia acidissima L.) pertama buahnya berwarna cokelat kemerahan dengan biji
kali dipublikasikan oleh Linnaeus pada tahun yang telah berkecambah. Pohon kawista hanya
1763. Kawista merupakan tanaman buah tropis mampu tumbuh pada lokasi dengan ketinggian
yang termasuk dalam suku jeruk-jerukan (Ruta- maksimal 450 m dpl. Jenis ini toleran terhadap
ceae). Secara alami jenis ini tumbuh di India, Sri kekeringan serta telah beradaptasi dengan baik pa-
Lanka, Myanmar, dan Indo-Cina. Tanaman ini ma- da tanah yang kurang subur sehingga banyak tum-
suk di Indonesia melalui introduksi dan naturali- buh di daerah pesisir (Sukamto 2000).
sasi (Lim 2012) sehingga tersebar di Pulau Su- Saat ini, buah kawista dimanfaatkan sebagai
matera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jones bahan utama dalam pembuatan limun, sirup, madu-
1992). Buah beraroma khas ini berbentuk bulat mongso, dan dodol oleh masyarakat di kabupaten
dengan kulit tebal dan keras (Apriyantono & Ku- Rembang dan Karawang. Namun, masyarakat di
mara 2004; Qureshi et al. 2010; Poongodi et al. pulau Bali dan Nusa Tenggara masih mengkon-
2013). Buah yang telah matang sempurna sering sumsi buah kawista secara langsung dengan
dianggap sebagai buah busuk karena daging menambahkan gula pasir dan air. Tanaman kawista
145 Floribunda 5(4) 2016
juga digunakan sebagai obat diare dan disentri oleh BAHAN DAN METODE
masyarakat India dan Srilanka (Barry 2008; Panda
et al. 2013). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 hing-
Studi tentang kawista di Jawa telah di- ga Januari 2015. Pengambilan sampel dilakukan
lakukan namun sampel yang dikumpulkan hanya dengan metode jelajah (Rugayah dkk. 2004) di
sebagian dari lokasi persebaran kawista di Jawa daerah pesisir dengan ketinggian lokasi 0–150 m
serta hanya sedikit membahas tentang variasi mor- dpl di Jakarta, Karawang, Rembang, dan Situ-
fologinya. Bimantoro (1974) melakukan penelitian bondo (Jawa); Jembrana (Bali); dan Bima (NTB)
terhadap morfologi kawista di desa Raci (Pasu- (Gambar 1). Pohon kawista yang dijumpai di lo-
ruan, Jawa Timur), sedangkan Nugroho (2012) kasi penelitian dan mewakili variasi morfologi
meneliti kawista di kabupaten Rembang (Jawa dikoleksi dan dibuat herbarium. Cara pengkolek-
Tengah) serta menunjukkan adanya keberagaman sian sampel mengikuti petunjuk dari van Steenis
morfologi dan anatomi daun kawista di daerah ter- (1950) dan Kartawinata (1977), pembuatan herba-
sebut. Pada penelitian ini, wilayah eksplorasi di- rium mengikuti metode Djarwaningsih dkk.
perluas ke seluruh kawasan persebaran kawista di (2002). Data lapangan yang dicatat meliputi nama
Pulau Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil. Penelitian kolektor, nomor koleksi, tanggal koleksi, nama
ini dilakukan untuk melihat variasi morfologi ilmiah, lokasi, habitat, ekologi, habitus, catatan
kawista dan pengelompokannya berdasarkan ciri lapangan (bau, rasa, warna), nama lokal, dan
morfologi. kegunaan.
Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel kawista di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Ciri morfologi yang diamati berjumlah 50 metode UPGMA (Unweighted Pair Group Method
(Tabel 1). Variasi morfologi yang ditemukan di- Using Average) dengan program NTSYS (Numeri-
sajikan secara deskriptif. Terminologi yang digu- cal Taxonomy and Multivariate System) versi
nakan mengikuti Rifai & Puryadi (2008). Data sifat 2.11a (Rohlf 1998). Analisis tersebut menggu-
-sifat kualitatif maupun kuantitatif ciri morfologi nakan SIMQUAL (Similarity for Quantitative Da-
yang diamati ditransformasi menjadi data skor ta) dengan koefisien SM (Simple Matching) untuk
biner dan membentuk matriks data dengan meng- menunjukkan tingkat kemiripan sampel dalam ke-
gunakan program Microsoft Excel. Matriks data lompok. Kunci identifikasi disusun untuk me-
digunakan untuk analisis pengelompokan sampel ngenali masing-masing kelompok yang didapat-
berdasarkan SAHN (Sequential Agglomerative kan.
Hirearchical and Nested Clustering) menggunakan
Floribunda 5(4) 2016 146
Tabel 1. Daftar ciri dan sifat ciri yang digunakan untuk mengamati variasi morfologi kawista
Tabel 1. (Lanjutan)
Keterangan:
* = pengamatan dilakukan pada pohon yang masih muda, pada pohon yang sudah tua duri telah
tereduksi
** = pengamatan hanya dilakukan pada bunga hermaprodit
*** = pengamatan dilakukan pada biji masih berada dalam daging buah.
Tabel 2. Koleksi sampel kawista hasil eksplorasi dari berbagai lokasi di Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil
Tabel 3. (Lanjutan)
Nama Nomor Ketinggian
No Nama sampel Lokasi Habitat
daerah koleksi tempat
Desa Manistutu, Kec. Me- Pekarangan
22 L. acidissima Kuwiste Mly3 86 m dpl
laya, Kab. Jembrana rumah
Desa Tukadaya, Kec. Me-
23 L. acidissima Kuwiste Mly4 Kebun 107 m dpl
laya, Kab. Jembrana
Desa Tukadaya, Kec. Me-
24 L. acidissima Kuwiste Mly5 Kebun 116 m dpl
laya, Kab. Jembrana
Desa Tukadaya, Kec. Me-
25 L. acidissima Kuwiste Mly6 Kebun 32 m dpl
laya, Kab. Jembrana
Desa Melayu, Kec. Asa- Pekarangan
26 L. acidissima Kawista Ask1 40 m dpl
kota, Kab. Bima rumah
Desa Melayu, Kec. Asa- Pekarangan
27 L. acidissima Kawista Ask2 38 m dpl
kota, Kab. Bima rumah
Desa Melayu, Kec. Asa- Pekarangan
28 L. acidissima Kawista Ask3 36 m dpl
kota, Kab. Bima rumah
Desa Melayu, Kec. Asa- Pekarangan
29 L. acidissima Kawista Ask4 37 m dpl
kota, Kab. Bima rumah
Variasi Morfologi Kawista buah, warna daging buah, daging serta rasa buah
Sampel tanaman kawista bervariasi pada ciri masak, dan bentuk biji.
bentuk tajuk, warna batang, jumlah lembaran anak Bentuk Tajuk. Tajuk kawista tersusun atas
daun, ujung anak daun, pangkal anak daun, bentuk percabangan simpodial. Terdapat variasi pada ciri
sayap rakis daun, warna daun muda, letak bunga, bentuk tajuk menjorong dan membulat (Gambar
kelamin bunga, warna kelopak bunga, warna 2).
mahkota bunga, warna kepala sari, warna kulit
Batang. Kawista memiliki perawakan cokelatan dan hitam keabuan (Gambar 3). Pada
pohon, arah tumbuh tegak dengan ketinggian men- batang pohon kawista yang masih muda terdapat
capai 12 m, percabangan simpodial. Batang duri dengan pangkal melebar dan pangkal tidak
kawista memiliki kulit kasar dan pecah-pecah, melebar, panjang duri 1–4,1 cm, namun pada ba-
warna kulit batang bervariasi yaitu abu-abu ke- tang pohon yang sudah tua duri telah tereduksi.
Floribunda 5(4) 2016 150
Gambar 3. Variasi morfologi warna kulit batang kawista A. abu-abu kecokelatan, B. hitam keabuan.
Daun. Daun kawista tersusun tersebar spiral memita (Gambar 4). Lembaran anak daun ber-
pada ranting, merupakan daun majemuk berbatas, bentuk membundar telur sungsang dengan variasi
menyirip tunggal ganjil biasanya anak daun ber- ciri morfologi warna daun muda (hijau muda, hijau
jumlah ganjil 5 atau 7, jarang 3, 9, 11, atau 13. Na- kemerahan) (Gambar 4), ujung anak daun (tumpul,
mun sering dijumpai daun tambahan pada bagian tumpul-terbelah) serta pangkal anak daun (tumpul,
pangkal daun majemuk sehingga diperoleh anak meruncing, tumpul-meruncing, tumpul-melancip,
daun berjumlah genap, 6, 8, 10, atau 12. Rakis tumpul-meruncing-melancip) (Gambar 5).
daun bersayap melebar pada bagian ujung atau
Gambar 4. Variasi morfologi daun majemuk kawista A. anak daun berjumlah 5 dan 7 lembar; B. anak daun
berjumlah 10 dan 11 lembar; C. daun muda berwarna hijau muda; D. daun muda hijau kemerahan; E. rakis
bersayap melebar; F. rakis bersayap memita.
151 Floribunda 5(4) 2016
Gambar 5. Variasi morfologi lembaran anak daun kawista A. ujung anak daun menumpul; B. ujung anak
daun tumpul-terbelah; C. pangkal anak daun tumpul; D. pangkal anak daun meruncing; E. pangkal anak
daun tumpul-meruncing; F. pangkal anak daun tumpul-melancip; G. pangkal anak daun tumpul-meruncing-
melancip.
Bunga. Merupakan bunga malai, terletak di bunga yaitu kuning kehijauan dengan sedikit me-
ujung ranting atau ketiak daun. Setiap malai ter- rah di ujung dan kuning pucat dengan sedikit me-
susun atas bunga jantan dan hermaprodit atau rah di ujung (Gambar 6). Panjang putik 0,7–1 cm,
jantan saja. Kelopak bunga berjumlah 5, berbentuk diameter ovarium 0,4–0,6 cm. Benang sari ber-
membundar telur dan berujung runcing dengan tangkai pendek 0,3 cm, berjumlah 8–12, kepala
variasi warna kelopak bunga yakni hijau keme- sari memanjang dengan variasi warna kepala sari
rahan dan merah (Gambar 6). Mahkota bunga cili- yaitu kuning kemerahan dan merah (Gambar 6),
olate, berjumlah 5 dengan variasi warna mahkota panjang kepala sari 0,4–0,5 cm.
Floribunda 5(4) 2016 152
Gambar 6. Variasi morfologi bunga kawista A. kelopak berwarna hijau kemerahan; B. kelopak berwarna
merah; C. mahkota berwarna kuning kehijauan dengan sedikit merah di ujung; D. mahkota berwarna kuning
pucat dengan sedikit merah di ujung; E. kepala sari berwarna kuning kemerahan; F. kepala sari berwarna
merah.
Buah. Buah berry berbentuk bulat, diameter sedangkan daging buah yang berwarna cokelat mu-
antara 6–10 cm. Kulit buah kasar, keras seperti da-cokelat tua memiliki daging buah yang cende-
kayu dan tebalnya 2,5–4 mm. Warna kulit buah rung lebih kering dan rasa yang asam. Biji ber-
cokelat keabuan, dan abu-abu kehijauan (Gambar bentuk bulat telur dan semi mentulang baji
7), warna daging buah cokelat kemerahan dan (Gambar 7), berjumlah banyak dan menyebar pada
cokelat muda-tua (Gambar 7). Daging buah yang daging buah, tebal 2 mm, lebar 4 mm, dan panjang
berwarna cokelat kemerahan memiliki daging buah 8 mm, kulit biji berserabut berwarna cokelat muda,
yang lebih cenderung berair dan rasa yang manis kuning kecokelatan, dan krem.
Gambar 7. Variasi morfologi buah kawista A. warna kulit buah cokelat keabuan; B. warna kulit buah abu-
abu kehijauan; C. warna daging buah cokelat kemerahan dengan rasa manis.
153 Floribunda 5(4) 2016
Gambar 7 (Lanjutan). Variasi morfologi buah kawista D. warna daging buah cokelat muda-cokelat tua
dengan rasa asam; E. bentuk biji membundar telur; F. bentuk biji semi mentulang baji.
Pengelompokan Kawista Berdasarkan Ciri lisis dengan metode UPGMA sehingga dihasilkan
Morfologi dendogram yang menunjukkan pengelompokan
Sebanyak 29 sampel kawista diamati ber- sampel kawista ke dalam empat kelompok (Gam-
dasarkan 50 ciri morfologi yang kemudian diana- bar 8).
II
B
III
IV
Gambar 8. Dendogram dari 29 nomor koleksi kawista menggunakan pengelompokan UPGMA berdasarkan
50 ciri morfologi.
Floribunda 5(4) 2016 154
Habitat. Pekarangan rumah. Ketinggian 36– Daftar sampel yang diamati. Ask1 dan
40 m dpl. Ask3.
Persebaran. Kabupaten Bima.
1 a. daun muda hijau muda, kepala sari kuning kemerahan, daging cokelat kemerahan, manis ................... 2
b. daun muda hijau kemerahan, kepala sari merah, daging cokelat muda-cokelat tua, asam ..................... 3
2. a. batang abu-abu kecokelatan, variasi jumlah anak daun ≥ 8–13 lembar ................................ Kelompok I
b. batang hitam keabuan, variasi jumlah anak daun hanya 5 dan 7 lembar .............................. Kelompok II
3. a. tajuk menjorong, batang abu-abu kecokelatan, variasi jumlah anak daun ≥ 8–13 lembar, sayap rakis
daun melebar pada bagian ujung .........................................................................................Kelompok III
b. tajuk membulat, batang hitam keabuan, variasi jumlah anak daun hanya 5 dan 7 lembar, sayap rakis
daun memita ...................................................................................................................... Kelompok IV
Di beberapa negara yang sudah maju per- 46–82%. Kelompok I dan II merupakan kelompok
taniannya, batang kawista digunakan sebagai ba- buah manis sedangkan kelompok III dan IV meru-
tang bawah (rootstock) untuk keperluan okulasi pakan kelompok buah asam.
(Bimantoro 1974). Kayu pohon kawista yang keras
sangat baik dimanfaatkan sebagai bahan bakar. UCAPAN TERIMA KASIH
Lembaran daun kawista dapat dimanfaatkan se-
bagai obat batuk dengan cara diseduh meng- Penulis mengucapkan terima kasih kepada
gunakan air hangat seperti yang telah dilakukan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Ke-
masyarakat di Kabupaten Karawang. Pada umum- menterian Keuangan Republik Indonesia dalam
nya pohon kawista berbunga pada bulan Februari program Beasiswa Pendidikan Indonesia tahun
atau Maret (Jones 1992) yang sebelumnya ditandai 2013 yang telah mendanai studi ini.
dengan gugurnya daun terlebih dahulu. Sedangkan
pada bulan Oktober atau November kawista ber- DAFTAR PUSTAKA
buah (Jones 1992). Dewasa ini waktu berbunga
dan berbuah kawista menjadi tidak seragam, hal Apriyantono A & Kumara B. 2004. Identifikasi
tersebut disebabkan oleh musim yang tidak menen- character impact odorants buah kawista
tu. Saat ini aroma khas yang dimiliki buah kawista (Feronia limonia). J. Teknol. Indust. Pa-
digunakan sebagai sumber flavor pada berbagai ngan. 17(1): 35–46.
produk makanan (Apriyantono & Kumara 2004). Barry IN. 2008. A Value chain analysis for the Sri
Buah kawista yang masih muda dengan rasa yang Lankan beli and woodapple subsectors: Re-
sepet sering digunakan sebagai campuran bumbu search Report No. 4. Sri Lanka (LK): The
rujak oleh masyarakat Jawa namun bukan sebagai International Center for Underutilised Crops
bahan utama melainkan sebagai pengganti pisang (ICUC).
batu atau pisang klutuk. Sedangkan buah kawista Bimantoro RR. 1974. Kawista. Buletin Kebun
yang telah masak digunakan sebagai bahan utama Raya. 1(4): 1–9.
dalam pembuatan limun, sirup, madumongso, dan Djarwaningsih T, Sunarti S & Kramadibrata K.
dodol. 2002. Panduan pengolahan dan pengelolaan
material herbarium serta pengendalian ha-
SIMPULAN ma terpadu di herbarium bogoriense. Bogor
(ID): Herbarium Bogoriense Puslit Biologi
Variasi ciri morfologi kawista meliputi ben- LIPI.
tuk tajuk, warna batang, warna daun muda, bentuk Jones DT. 1992. Limonia acidissima L. In: Verheij
sayap rakis daun, jumlah lembaran anak daun, EMW & Coronel RE (eds.). Plant Re-
ujung anak daun, pangkal anak daun, warna sources of South-East Asia No. 2. Edible
kelopak bunga, warna mahkota bunga, warna Fruits and Nuts. Bogor (ID): Prosea. P: 190
kepala sari, warna kulit buah, warna daging buah, –191.
daging buah, rasa buah masak, dan bentuk biji. Kartawinata K. 1977. Beberapa catatan tentang
Berdasarkan ciri morfologi sampel kawista terbagi cara-cara pembuatan dan pengawetan her-
menjadi 4 kelompok dengan koefisien kemiripan barium. Frontir 7: 51–59.
Floribunda 5(4) 2016 156
Lim TK. 2012. Edible Medicinal And Non- Rifai MA & Puryadi D. 2008. Glosarium Biologi.
Medicinal Plants. Volume ke-4. Kuala Lum- Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Na-
pur (MLY): Springer Science+Business Me- sional. Jakarta.
dia BV. P: 884–889. Rohlf FJ. 1998. NTSys-pc. Numerical taxonomy
Nugroho IA. 2012. Keragaman Morfologi dan and multivariate analysis system. Version
Anatomi Kawista (Limonia acidissima L.) di 2.11a. New York (US): Exester Software.
Kabupaten Rembang [skripsi]. Bogor (ID): Rugayah, Retnowati A, Windadri FI & Hidayat A.
Institut Pertanian Bogor. 2004. Pengumpulan data taksonomi. Dalam:
Panda N, Patro VJ, Jena BK & Panda PK. 2013. Rugayah, Widjaja EA & Praptiwi (eds.). Pe-
Evaluation of phytochemical and anti- doman pengumpulan data keanekaragaman
microbial activity of ethanolic extract of Li- flora. Bogor (ID): Pusat Penelitian Biologi-
monia acidissima L. leaves. Int. J. Herbal LIPI. Bogor-Indonesia.
Medicine. 1(1): 21–26. Sukamto LA. 2000. Kultur biji kupas dan tanpa
Poongodi VT, Punitha K & Banupriya L. 2013. kupas kawista secara in vitro. Prosiding
Drying characteristics and quality evalua- Seminar Nasional III. Pengembangan Lahan
tion of wood apple (Limonia acidissima Kering; Bandar Lampung, 3–4 Oktober
L.) fruit pulp powder. Int. J. Cur. Tr. Res. 2 2000. Bandar Lampung (ID): Universitas
(1): 147–150. Lampung. Hlm: 160–163.
Qureshi AA, Eswar KK & Shaista O. 2010. Fero- Van Steenis CGGJ. 1950. The technique of plant
nia limonia – a path less travelled. Int. J. collecting and preservation in the tropic.
Res. Ayurveda Phar. 1(1): 98–106. Flora Malesiana I, 1: xIvIxix.