You are on page 1of 8

Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No.

1 Tahun 2017
ISSN : 0215/9635
Published by Lab Sosio, Sosiologi, FISIP, UNS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELOMPOK SOSIAL


DENGAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILIHAN KEPALA
DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015

Belva Hendry Lukmana


Program Studi Sosiologi
FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
belvabennington@gmail.com

Bambang Wiratsasongko
Program Studi Sosiologi
FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Received: 12-5-2017 Accepted: 19-5-2017 Online Published: May 29, 2017

Abstract
In the local elections with a system of direct election of social groups and the
community itself play a very important both for the success of the elections and the
candidates who will fight. For that it is interesting to be conducted a research about
how is the relationship between Social Support Level Group of people with voter
behavior in the election of Regional Head Sukoharjo 2015.
In this study, researchers used Mahzab Columbia that were often used by
previous researchers to explain the behavior of voters in a sociological approach. The
hypothesis of this research that there is a significant relationship between the level of
Community Social Support Group (X) by the Voter Behavior (Y) In local elections
Sukoharjo 2015.
This type of research is a survey research. This research is located in
Sukoharjo district. For a sampling technique in this study researchers used a type of
Random sampling area. This sampling technique based on regions and each region
samples will be taken based on the proportion of the sub-population in each region.
To test the hypothesis researchers used a Product Moment Correlation Analysis.
Statistical test is used to look for correlations between variables.
At p = 0.05, for N = 100, N = 100 critical value, 0.195. Therefore the value of
rxy = 0.252> 0.195 of the critical r p = 0.05, then for rxy = 0.520 is significant. At p =
0.01 for N = 100 is equal to 0.254. Therefore the values of r xy = 0.252 <0.254 of the
critical r p = 0.01, then for rxy = 0.520 is not significant. The meaning of the value of
the relationship between Social Support Level Group with voter behavior is weak
correlation, because r count> r table at p = 0.05 but at p = 0.01 r count> r table, then
the hypothesis that the higher the level of Support Social Groups at particular
candidate, the higher the voter support for the prospective head region in the elections
of 2015 Sukoharjo is acceptable (proved). The correlation results indicate that social

1
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

groups such as family, organization, social environment have a tendency of the same
choice as the voters in favor of candidates of regional heads Sukoharjo district, 2015.

Keywords: Social Support Level Group, Voter Behavior, and elections

PENDAHULUAN kepala daerah adalah mendasarkan pada


pendekatan struktural, maka perilaku rakyat
Otonomi daerah berdasarkan dalam pemiliha kepala daerah, dilihat
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai hasil dari dualitas dan saling
tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, mempengaruhi antara agen dan struktur.
wewenang, dan kewajiban daerah otonom Sehingga semua tindakan memilih dari
untuk mengatur dan mengurus sendiri rakyat dianggap sebagai tindakan sosial
urusan pemerintahan dan kepentingan yang melibatkan pertimbangan terhadap
masyarakat setempat sesuai dengan struktur, demikian sebaliknya. Semua
peraturan perundang-undangan. Undang- struktur terlihat mempengaruhi dan
undang tersebut tidak lagi mengenal paham menghalang-halangi dalam semua tindakan
pembagian wewenang tetapi sosial. Oleh karena itu agen dan struktur
pelimpahan/penyerahan tugas dalam bentuk merupakan sesuatu yang saling terkait tak
urusan wajib dan urusan pilihan. Demikian terpisahkan didalam kehidupan sosial,
juga makna otonomi tidak lagi pemahaman termasuk juga pilihan-pilihan yang diambil
administratif tetapi dalam konteks politis. oleh rakyat (Rachman:2005,hal 3). Sejak
Dalam konteks politis otonomi tahun 60-an studi analitik terhadap perilaku
daerah diatur pula tentang Pemilihan, pemilih sudah berkembang tapi hampir tidak
Pengesahan, Pengangkatan, dan ada relevansinya dalam konteks politik
Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Indonesia karena pemilu-pemilu yang
Kepala Daerah. Pemilihan Kepala Daerah pernah diselenggarakan sejak pemilu 1955
secara langsung merupakan perwujudan hingga pemilu 1997 tidak punya arti secara
konstitusi dan UUD 1945. Seperti telah demokratis. Menggelindingya demokratisasi
diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, ditanah air yang telah melahirkan satu
Gubernur, Bupati dan Wali Kota, masing- pemilu yang cukup demokratis juni 1999
masing sebagai kepala pemerintahan daerah yang lalu memberikan kesempatan bagi
provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara dimulainya studi analitik perilaku pemilih di
demokratis. Hal ini telah diatur dalam UU tanali air.
No 32 Tahun 2004. Studi perilaku pemilih bukan saja
Pada Pemilihan kepala daerah akan menyumbang bagi perkembangan studi
langsung memuncuan feomena berupa bidang ilmu pengetahuan politik tapi juga
perilaku pemilih yang menitik beratkan pada bagi kepentingan praktis, yakni membantu
perilaku memilih oleh rakyat terhadap calon memperkirakan perilaku pemilih di

2
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

Indonesia dalam pemilu-pemilu demokratis Dari serangkaian gambaran terkait


berikutnya. Dalam studi-studi analitik atas pemilihan Kepala Daerah yang selalu
masalah mengenai perilaku pemilih partai menarik antusias dan partisipasi warga
politik atau calon tertentu. Variabel yang masyarakat khususnya di Kabupaten
berhubungan dengan perilaku pemilih itu Sukoharjo sangatlah menarik diteliti
biasanya dicermati dari pengelompokan bagaimana hubungan antara dukungan
sosial masyarakat seperti agama, kelas kelompok sosial dan perilaku pemilih
sosial, kelompok etnik atau suku bangsa, sebagai calon pemilih untuk tahapan proses
keterikatan dengan tokoh lokal, kondisi menuju pemilihan Kepala Daerah tahun
politik lingkungan, identifikasi dengan 2015 dalam perilaku memilihnya di
partai politik tertentu, serta evaluasi pemilihan yang dilakukan pada tanggal 9
subjektif terhadap keadaan ekonomi Desember 2015.
pemilih.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Dukungan Kelompok Sosial dan politis rasional, yang muncul


Perilaku Pemilih kemudian untuk mengkritik dua
1.1 Penelitian Terdahulu pendekatan sebelumnya melihat tidak
hanya faktor sosiologis dan psikologis
Javanes Voters: A Case Study of yang mempengaruhi perilaku politik
Election Under Party a Hegemonic seseorang, melainkan juga faktor-
Party System Karya Afan Gaffar faktor situasional yang ikut berperan
(1992) Menjelaskan pemilih Jawa dalam mempengaruhi pilihan politik
menggunakan penjelasan teoritis seseorang (Afan Gaffar. 1992).
tentang voting behavior didasarkan
pada sekurang-kurangnya tiga model 1.2 Kelompok Sosial
pendekatan, yaitu pendekatan 1.2.1 Pengertian Kelompok
sosiologis, pendekatan psikologis dan Sosial
pendekatan politis rasional Di Menurut Soerjono Soekanto,
lingkungan ilmuwan sosial Amerika Pengertian dari Kelompok sosial
Serikat model pertama disebut sebagai adalah himpunan atau kesatuan
Mazhab Columbia (the Columbia kesatuan manusia yang hidup
School of Electeral Behavior), bersama karena saling berhubungan
sementara model kedua disebut di antara mereka secara timbal balik
sebagai Mazhab Michigan (The dan saling mempengaruhi.
Michigan Survey Research Center). Menurut Paul B. Horton dan Chester
Mazhab pertama lebih menekankan L Hunt, Istilah kelompok sosial
peranan factor-faktor sosiologis dalam diartikan sebagai kumpulan manusia
membentuk perilku politik seseorang, yang memiliki kesadaran akan
sementara mahzab kedua lebih keanggotannya dan saling
mendasarkan faktor psikologis berinteraksi
seseorang dalam menentukan perilaku Menurut George Homans, Kelompok
politiknya. Sedangkan pendekatan Sosial adalah kumpulan individu

3
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

yang melakukan kegiatan, interaksi, voters memutuskan untuk memilih


dan memiliki perasaan untuk (to vote) maka voters akan memilih
membentuk suatu keseluruhan yang atau mendukung kandidat tertentu
terorganisasi dan berhubungan Menurut Penulis, Perilaku Pemilih
timbal balik. adalah tingkah laku masyarakat yang
1.3 Perilaku Pemilih mempunyai hak pilih dalam
1.3.1 Pengertian Perilaku menetapkan pilihan dalam hal ini
Pemilih adalah perilaku yang berhubungan
Menurut Winarni, Perilaku pemilih dengan kelompok sosialnya (Ramlan
adalah merupakan tingkah laku Surbakti. 1997:170).
pemilih dalam menetapkan 2. Mahzab Columbia
pilihan yang mengkhususkan Dalam Mahzab Columbia, dukungan
pada kebiasaan atau kelompok sosial memiliki peranan
kecenderungan pilihan rakyat besar dalam membentuk sikap,
dalam pemilu serta later persepsi, dan orientasi seseorang.
belakang melakukan pilihan tersebut Dalam banyak penelitian, faktor
(Winarni. 2005:13). agama, aspek geografis (kedaerahan),
Menurut Firmansyah, Perilaku dan faktor kelas atau status ekonomi
pemilih adalah pemilih diartikan (khususnya dinegara-negara maju)
sebagai semua pihak yang menjadi memang mempunyai korelasi nyata
tujuan utama para konsestan untuk dengan perilaku pemilih. Adapun
mereka pengaruhi dan yakinkan agar kelompok sosial itu sendiri antara lain:
mendukung dan kemudian 1. Kelompok Kategorial:
memberikan suaranya kepada Terbentuk oleh perbedaan umur, jenis
konsestan yang bersangkutan kelamin, pendidikan
(Firmansyah. 2007:102). 2. Kelompok Sekunder:
Menurut Ramlan Surbakti, Perilaku Terbentuk berdasarkan jenis pekerjaan,
pemilih adalah akivitas pemberian Status sosio ekonomi dan kelas sosial,
suara oleh individu yang bekaitan Kelompok-kelompok etnis yang
erat dengan kegiatan pengambilan meliputi ras, agama, dan daerah asal.
keputusan untuk memilih atau tidak 3. Kelompok Primer: Terbentuk
memilih (to vote or not to vote) berdasarkan interaksi paling intens
didalam suatu pemilihan umum sehari-hari, yaitu Keluarga
(Pilkada secara langsung-pen. Bila (Muhammad Asfar. 1996).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan wilayah akan diambil sampel berdasarkan
adalah penelithn survey. Survey adalah proporsi sub populasi di masing-masing
suatau kegiatan yang bertujuan untuk wilayah yang terpilih. Untuk menguji
mendiskripsikan gejala - gejala yang diteliti. kebenaran hipotesis dalam uji statistik, maka
Dengan lokasi penelitian di 12 Kecamatan di dalam penelitian ini digunakan adalah
Kabupaten Sukoharjo. Untuk tehnik Analisa Korelasi Product Moment. Dimana
pengambilan sampel dalam penelitian ini uji statistik ini digunakan untuk mencari
peneliti menggunakan jenis Area Random korelasi antar variabel yang ada. Dalam hal
Sampling. Tehnik pengambilan sampel ini ini variabelnya adalah Dukungan Kelompok
berdasarkan pada wilayah dan setiap Sosial Dengan Perilaku Pemilih.

4
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

PEMBAHASAN
1. Gambaran Dukungan Kelompok Sosial salah satu kandidat yaitu sebesar 69
1.1 rentang umur terbanyak yaitu umur 17- atau 69 %.
26 dan 47-56
1.2 50 Orang (50%) merupakan responden 2. Gambaran Perilaku Pemilih
Laki-laki dan 50 Orang (50%)
2.1 Partisipasi responden, sebesar 80 atau
merupakan responden Perempuan
80% responden mengaku akan
1.3 Kecamatan Mojolaban dan Polokarto
menggunakan hak pilihnya untuk
sebesar masing-masing 10 Responden
memilih calon pada Pilkada Sukoharjo
(10%)
2015
1.4 Agama Islam yaitu sebesar 95 responden
2.2 Mayoritas sebesar 80 atau 80%
(95%)
responden ikut mendukung apabila
1.5 86 responden (86%) Sudah Kawin
organisasi yang dia ikuti misalkan
1.6 Tingkat pendidikan sebagian besar
perkumpulan RT, muda-mudi atau
adalah lulusan SMA yaitu 45 responden
organisasi tertentu mendukung
(45%)
pasangan calon tertentu pada Pilkada
1.7 Pekerjaan pegawai swasta paling banyak
Sukoharjo 2015 kali ini
dijalani oleh responden yaitu 34 Orang
2.3 sebesar 60 atau 60% responden memilih
(34%)
calon karena lingkungan tempat
1.8 Penghasilan responden paling banyak
tinggalnya diberi bantuan baik berupa
antara Rp 1.000.000- 1.500.000 atau
fisik maupun non-fisik. Dengan faktor
setara dengan UMR kabupaten
ini
Sukoharjo
2.4 54 atau 54% responden menjawab akan
1.9 85 responden menyatakan keluarganya
memilih kandidat kepala Daerah
tidak memfavoritkan atau sebagai
berdasarkan dukungan mayoritas
pendukung setia salah satu partai
keluarga
politik.
2.5 Wardoyo Wijaya merupakan tokoh yang
1.10 partai pengusung calon Kepala Daerah
paling disukai dan akan dipilih
tetap berpengaruh pada pilihan
sebanyak 61 atau 61% responden
masyarakat sebesar 52% responden
menyatakan keluarga akan memilih
calon Kepala Daerah yang diusung oleh
Partai yang mayoritas keluarga 3. Hubungan Dukungan Kelompok Sosial
responden favoritkan atau sukai Dengan Perilaku Pemilih
1.11 lingkungan responden dalam hal ini
setingkat RT/RW mayoritas Untuk mengetahui seberapa besar
mempunyai kesamaan dalam memilih hubungan antara Dukungan Kelompok
Partai yang di dukung yaitu sebesar 48 Sosial dengan perilaku pemilih perlu
% dilakukan analisis product moment, namun
1.12 sebanyak 69 atau 69% responden aktif data yang tersaji merupakan data ordinal
dalam Organisasi kemasyarakatan yang tidak dapat dilakukan perhitungan
seperti perkumpulan RT, Karangtaruna melalui analisis tersebut sehingga perlu
dan sebagainya dilakukan pengubahan data dari ordinal ke
1.13 mayoritas organisasi yang diikuti interval melalui cara transformasi linier.
responden memihak atau mendukung

5
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

Selanjutnya untuk mengetahui hasil Sosial terhadap perilaku pemilih terdapat


akhir untuk mengetahui seberapa besar hubungan tetapi lemah, karena r hitung > r
hubungan antara Dukungan Kelompok tabel pada p = 0,05 akan tetapi pada p = 0,01
Sosial dengan perilaku pemilih pada r hitung > r tabel, maka hipotesis yang
pemilihan Kepala Daerah Kabupaten menyatakan semakin tinggi Dukungan
Sukoharjo tahun 2015 adalah menggunakan Kelompok Sosial pada kandidat tertentu
maka semakin tinggi dukungan pemilih
Correlations terhadap calon kepala daerah di Pilkada
Dukungan Perilaku Kabupaten Sukoharjo 2015 dapat diterima.
Sehingga Ho = ditolak, Ha = diterima. Dari
Sosial Memilih
hasil korelasi diatas dapat dijelaskan bahwa,
Dukungan Pearson * Dukungan sosial mempunyai hubungan
1 .252
Sosial Correlation dengan pilihan pemilih dalam memilih dan
Sig. (2-tailed) .011 mendukung salah satu calon Kepala Daerah
pada Pilkada Sukoharjo 2015. Hal ini
N 100 100
memperlihatkan Dukungan sosial tertentu
Perilaku Pearson * memiliki kognisi sosial tertentu yang pada
.252 1
Memilih Correlation akhirnya bermuara pada perilaku tertentu.
Sig. (2-tailed) .011 Kognisi yang sama antar anggota subkultur
terjadi karena sepanjang hidup mereka
N 100 100
dipengarui lingkungan fisik dan sosio
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). kultural yang relatif sama. Mereka
analisis korelasi product moment dari data dipengaruhi oleh kelompok-kelompok
nilai tiap variable jawaban dari responden referensi yang sama. Kerena itu, mereka
pada tabel diatas dengan menggunakan memiliki kepercayaan, nilai, dan harapan
rumus yang juga relatif sama, termasuk dalam
kaitannya dengan preferensi pilihan politik
rxy= N∑xy(∑x)(∑y) khususnya dalam penelitian kali ini pilihan
politik masyarakat pada Pilkada Sukoharjo
√{∑x2-(∑x)2}{N∑y2-(∑y)2} 2015. Dengan pendekatan ini, Dukungan
Atau untuk mempercepat proses perhitungan Kelompok Sosial yang sama cenderung
dapat menggunakan Software SPSS. Dengan mempunyai prefensi politik yang sama pula.
out hasil akhir sebagai berikut:
4. Pembuktian Teoritis
Dari hasil korelasi antar variabel
Signifikasi Hasil Korelasi:
untuk membuktikan teori teori yang
Pada p = 0,05, untuk N = 100, nilaii kritis dijadikan landasan untuk menetukan
N= 100, sebesar 0,195. Oleh karena nilai rxy perilaku memilih masyarakat pada Pilkada
= 0,252 > 0,195 dari r kritis pada p =0,05, 2015 kabupaten Sukoharjo adalah teori yang
maka untuk rxy = 0,520 adalah signifikan. menggunakan pendekatan Sosiologis yang
Pada p = 0,01 untuk N = 100 adalah sebesar dikenal dengan Mahzab Columbia oleh yang
0,254. oleh karena nilai nilai rxy = 0,252 < diukur dengan variabel Dukungan
0,254 dari r kritis pada p = 0,01, maka untuk Kelompok Sosial memiliki hubungan tetapi
rxy = 0,520 adalah tidak signifikan. Arti dari tidak cukup kuat dengan perilaku pemilih
nilai hubungan antara Dukungan Kelompok masyarakat pada Pilkada 2015 Kab.
Sukoharjo. Dukungan Kelompok Sosial

6
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

tertentu memiliki kognisi sosial tertentu masyarakat dan organisasi yang diikuti
yang pada akhirnya bermuara pada perilaku masyarakat. Adapun kandidat yang
tertentu. Kognisi yang sama antar anggota mayoritas didukung oleh baik pemilih
subkultur terjadi karena sepanjang hidup maupun kelompok sosial adalah kandidat
mereka dipengarui lingkungan fisik dan yang memberi perhatian kepada lingkungan
sosio kultural yang relatif sama. Mereka dimana tempat ia dimana tinggal dan
dipengaruhi oleh kelompok-kelompok organisasi yang ia ikuti serta pemilih juga
referensi yang sama. Kerena itu, mereka mempunyai pilihan yang sama dengan
memiliki kepercayaan, nilai, dan harapan mayoritas anggota keluarga. Tokoh politik
yang juga relatif sama, termasuk dalam sekaligus Incumbent Wardoyo Wijaya
kaitannya dengan preferensi pilihan politik merupakan tokoh yang paling disukai dan
khususnya dalam penelitian kali ini pilihan akan dipilih kembali oleh mayoritas pemilih
politik masyarakat pada Pilkada Sukoharjo serta paling berpotensial untuk menang
2015. Dengan pendekatan ini, Dukungan kembali pada Pemilihan kali ini.
Kelompok Sosial yang sama cenderung
mempunyai prefensi politik yang sama pula. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
Hubungan Dukungan Kelompok Sosial
KESIMPULAN dengan perilaku pemilih pada Pilkada
Sukoharjo Tahun 2015 ada hubungan yang
Dukungan Kelompok Sosial pada signifikan antara Dukungan Kelompok
dasarnya merupakan dukungan yang Sosial masyarakat (X) dengan perilaku
ditujukan kepada kandidat untuk pemilih (Y) masyarakat Kabupaten
mewujudkan harapan harapan Kelompok Sukoharjo. Arti dari signifikansi hubungan
Sosial tersebut. Kelompok Sosial akan adalah menunjukkan hubungan
mendukung kandidat yang paling
menguntungkan untuk kelompoknya. Dalam
kelompok sosial tentunya terdapat
sekumpulan anggota yang saling DAFTAR PUSTAKA
berinteraksi, dalam interaksi ini pola
perilaku mulai terbentuk entah anggota Asfar, Muhammad. 1996. “Beberapa
berpengaruh terhadap kelompok sosialnya Pendekatan dalam Memahami
ataupun kelompok sosial yang berpengaruh Perilaku Pemilih”, dalam Jurnal
terhadap anggotanya. Organisasi Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
kemasyarakatan ataupun organisasi lain
Firmanzah. 2007. Marketing Politik. Jakarta
yang masyarakat ikuti ini cukup menentukan
: Yayasan Obor Indonesia.
kemana arah perilaku anggotanya akan
dibawa. Dalam hal ini khususnya perilaku Gaffan, Afar. 1992. Javanese Voters: A
anggota untuk memilih salah satu kandidat Case Study of Election Under a
dalam pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Hegemonic Party System.
Sukoharjo. Yogyakarta: Gadjah Mada
Perilaku Pemilih pada Pemilihan University Press
Kepala Daerah Kabupaten Sukoharjo dapat
dilihat dari penelitian ini menunjukan bahwa Slamet, Drs. Yulius M.Sc. 2006. Metode
mayoritas pemilih mempunyai kesamaan Penelitian Sosial. Surakarta: UNS
pilihan dengan kelompok sosialnya. Perss
Kelompok sosial dalam penelitian ini
dijelaskan antara lain keluarga, lingkungan

7
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

Surbakti, Ramlan. 1997. Partai, Pemilih dan


Demokrasi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.

You might also like