You are on page 1of 9
— KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 126/SK/KO1/PP/2006 TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI MAGISTER BERORIENTASI TERAPAN Menimbang Mengingat 10, a 2. 13. 4 DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG, bahwa Senat: Akademik ITB telah menerbitkan Keputusan Nomor 011/SK/KO1- SA/2006, tentang Peniyelenggarean Program Magister berorientasi Terapan Institut Teknologi Bandung; bahwa telah berkembang kebutuhan nyata dari lulusan Program Diploma IV untuk meningkatken Kompetensinya melalui pendidikan lanjutan, untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin meninaket; behwa seyogyanya ITB sebagal suatu Perquruan Tinggi juga tanggap terhadap ebutuhan masyarakat yang semakin berkembang seperti yang dikemukakan pada batira; bahwa’ untuk penyelenggaraan program magister berorientasi terapan, perlu dibuat ketentuan pelaksanaannya; bahwa sebagai tindak lanjut butir a, b, ¢ dan d di atas, perlu diterbitkan Keputusan Rektor. Undang-undang RI Nomer 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional; Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 tahun 1999, tentang Pendidikan Tinggi; Peraturan Pemerintah RI Nomor 61 tahun 1999, tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan Hukumy; Peraturan Pemerintah Nomor 155 tahun 2000, tentang Penetapan ITB sebagai Baden Hukum Mik Negara; Keputusan Menteri ‘Pendidikan Nasional RI Nomor 232/U/2000, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Perilaian Hasil Belajar Mahasiswa; Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pemberian Kewenanangan kepada empat Perguruan Tinggi BHMN untuk membuka dan menutup program studi pada perguruan tinggl yang bersangkutan; Ketetapan Majelis Wall Amanat ITB Nomor 001/SK/KO.-MWA/2005, tentang Pengangkatan Rektor ITB Periode 2005-2010; Ketetapan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 006/SK/KO1-MWA/2005, tentang Pengesahan Anggaran Rumah Tangga ITB-BHMN; Ketetapan Senat ITB Nomor 003/SK/Senat-ITB/1992, perihal pelimpahan wewenang ‘Senat kepada Program Pascasarjana ITB untuk melaksanakan Program Pendidikan Doktor, termasuk Usian Promos’; Ketetapan Senet Akademik ITB Nomor 23/SK/KOI-SA/2002, tentang Harkat Pendidikan ai Institut Teknologi Bandung; Ketetapan Senat Akademik ITB Nomor 25/SK/KO1-SA/2002, tentar.g Pedoman enyusunan Kurikulum 2003-2008 Institut Teknologi Bandung; Keputusan Senat_Akademik ITB Nomor 02/SK/KO1-SA/2003, tentang Penetapan Pendidikan Pascasarjana sebagai Ujung Tombak Penyelenggaraan dan Pengembengan TInovasi dalam Pendidikan di ITB; Keputusan Senat Akademik ITB Nomor 03/SK/KO1-SA/2003, tentang Penetapan Kelembagaan Program Pascasarjana_Institut Teknolog! Bandung; Keputusan Senat Akademik ITB Nomor 021/SK/KOI-SA/2006, tentang Penyelenggaraan Program Magister berorientasi Terapan Institut Teknologi Bandung. MEMUTUSKAN : Menetapkan Pertama __: Panduan Penyelenggarean Program Studi Magister Berorientas! Terapan (Profesi) di ITB adalah sepert tercantum pada Lampiran Keputusan Ii Kedua + Keputusan ini beriaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan akan diperbaiki ‘sebagalmana mestinya apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya. Ditetapkan di Bandung, ada tanggal 30 Agustus 2006 Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, MSc. ‘NIP 130 682 610 Tembusan Yth.: 1. Ketua MAjelis Wall Amanah; 2. Ketua Senat Akaderik; 3. Ketua Majelis Guru Besar; etua Dewan Audit; Para Wakil Rektor Senior dan Wakil Rektor; Para Dekan Fakultas/Sekolah; Ketua Satuan Penjamin Mutu; Ketua Satuan Pengawas Internal; Para Direktur dan Kepala Biro; (0. -Para Ketua Program Studi. LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR ITB 1126/SK/KO1/PP/2006 10 Agustus 2006 PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI MAGISTER BERORIENTASI TERAPAN (PROFEST) Nomor ‘Tanggel 1. Latar Belakang Kebutuhan akan sumberdaya manusia profesional yang mampu menjawab berbagal_ tantangan Pembangunan serta mampu mengantisipasi perkembangan sains dan teknologi semakin hari dirasakan semakin meningkat. Sementara ini, Kebutuhan akan tenaga profesional belum sepenuhnya dapat dijawab ‘leh lembaga pendidikan nasional. Masih terdapat kesenjangan antara kemampuan intelektual yang diberikan oleh lembaga pendidikan nasional dengan kebutuhan dunia industri dan lngkungan profes Dunia industri dan lingkungan profesi_membutuhkan_individu-individu profesional yang tidak saja ‘mempunyai Kemampuan intelektual yang memadai tetapi juga profesional dalam bidangnya, alam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan bahwa selain pendidikan akademik, Perguruan Tinggi dapat menyelenggarakan program profesi dan/atau vokasi, Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tersebut dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinga}, struktur pendidlkan tinggi dibagi menjadi: 1. Pendidikan Akademik yang diarehkan pada penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan 2. Pendidikan Profesional yang diarahkan pada kesiapan penerapan keablian tertentu. Dalam konteks hubungan antara dunia pendidiken dengan dunia kerja dan profesi, kondisi yang berkembang saat ini menunjukkan adanya Kesenjangan yang tercermin pada: 4. _Kebutuhan tenaga profesional yang meningkat 2. Terjadi pemahaman yang rancu tentang pendidikan profesional dengan persyaratan profesional (lisensi dan persyaratan keanggotaan asosiasi profes!) 3. Program pendidikan akademik yang ada saat ini dianggap belum sesual dengan harapan kalangan industr/profesi. Di sisi lain, kondisi umum yang berkembang di bidang pendidikan adalah adanya pemahaman masyarakat yang kurang terhadap art/konsep/hakikat pendiikan akademik dan profesional, dimana heal ini ‘menyebabkan timbulnya penyamean perseps| antara keduanya serta terjadinya kesenjangan antara kebutuhan dunia kerja (profesi) dengan pendidikan akaderik, Untuk menjawab tantangan tersebut TTB sebagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia dituntut untuk dapat meningkatkan perannya dalam sistem pendidikan nasional secara maksimal, antara lain dengan rmenyelenggarakan pendidikan Program Magister Berorientasi Terapan (Profesi). Pendidikan Magister Berorientasi Terapan (Profesi) dikembangkan berdasarkan kebutuhan industri ‘dan/atau lepangan kerja yang menuntut keablian tertentu di kalangan profesi (demand pul). Adapun gambaran kebutuhan kompetensi pendidikan magister profesional yang diharapkan tersebut dapat diperoleh dari pusat-pusat pengembangan industri dan profesi, sesual dengan skenario kebutuhan dan engembangan industri. Selanjutnya masyarakat penaguna dan/atau industri/profesi dapat menilai hasil ppendidikan tersebut melalui berbagai performance indicators yang ditetapkan untuk itu. Pendidikan Magister Berorientasi Terapan (Profesi) tersebut harus menghasikan profesional yang mampu menjawab tantangen Kebutuhan global. Oleh Karena itu, lembaga penyelenggara harus. mempunyai kompetensi, kapasitas dan kapabiltas untuk menyelenggarakan pendidikan profesional, baik berupe fasilitas pendidikan maupun SOM yang mempunyai kaitan erat dengan industri sasaran, sehingga_mampu rmenghasikan Iulusan program (profesional) yang memiliki perlaku berkarya (professional behaviour), dan kemampuan belajar/berkembang sepanjang masa (pursuit of life-long education). Dalam menjawab kebutuhan industri dan/atau lapangan kerja, perl. diperhatikan pula adanya ecenderungan perubahan yang sangat cepat dari kellmuan dan teknologi, Untuk itu pendidikan Magister Berorientasi Terapan (Profesi) harus pula mampu secara cepat untuk tanggap dan mampu beradeptasi dengan perubahan-perubahan balk yang bersifat lokal maupun global. 2. Sasaran dan Tujuan ‘sasaran dari pengembangan Program Maaister Berorientasi Terapan (Profesi) adalah menghasilkan lulusan yang mempunyai perilaku berkarya dan kemiampuan untuk belajar dan berkembang sepanjang hayat. ‘Adapun tujuan pendidikan Program Magister Berorientasi Terapan (Profesi) adalah menyelenggarakan pendidican profesi yang menghasikan lulusan yang memiki Kompetensi profesional yang ditunjukkan dalam penguasaan: 2, kemampuan teknis b,kemampuan dasar keilmuan, dan c. kemampuan manajerial ‘Secare umum perbedaan kompetens| Program Magister Berorientasi Terapan (Profesi) dengan St (Program Sarjana) dan S2 (Program Magister Berorientasi Kelmuan) dapat digambarkan dalam Tabel 1 abel 1, Kompetensi Lulusan Program Magister Magister (2) Magister (S2) Kemampuan | $3 (Sarjana) Bercetentent Kalua erotensal | Fewer Teknis / Keterampiian dasar ‘Wawasan dan Keterampilan siap pakai Terampit ‘untuk dikembangkan _| keterampllan dasar yang | untuk problem solving sesuai dengan bidang _| dibutuhkan untuk pada bidang keahliannya pekerjzan yang dimasuki | mengembangkan bidang | (meliputi pula peran- keahliannya cangan metoda dan alat bantu kerja) rademis | Landasan untuk se | Wawasan dan kemam- | Wawasan dan kemam- development, pendidikan | puan untuk menelit puan dasar yang lanjutan dan ife-tong | Bekal untuk pendidikan | melandasi konsep fearing lanjutan ke program —_| operasi teknologi doktor modem. Bekal untuk merancang metoda dan sistem kerja Manajerial | Menjalankan fungsi Menjalankan manajemen | Menjalankan fungs! manajemen terhadap | penelitian dan manajemen agar keseluruhan personil_ | pengembangan sistem/peralatan yang yang berada di bawah | Menjalankan fungsi ditangani berfungsi tenggung jawabnya manajemen terhadap | dengan balk. keseluruhan personil_ | Menjatankan fungsi yang berada di bawah | manajemen terhadap tanggung jawabnya. _| seluruhan lapisan teknist dar/atau tenaga terampil di bawahnya. 3. Definisi Program Magister Berorientasi Terapan (Prof Magister yang dapat dlselenggarakan di ITB berkatan erat dengan kurkuium dan muatan matakuliah Dasar Keilmuan yang lebih spesifik untuk masing-masing Program Studi. Program Magister di ITB dapat berupa program pengembangan kellmuan yang disebut sebagai Magister Berorientasi Keilmuan den program pengembangan Keahlian/keprofesian sesual_dengan tuntutan Keafiian yang ldutuhkan asyarakat, disebut sebagai Magister Berorientasi Terapan (Profesi). Pengertian Magister Bererientasi Terapan (Profesi) tidak sama maknanya dengan istlah mengambil Spesialisasi pada suatu Program Studi (iisainya Apoteker, yang juga merupakan suatu profesi).- Untuk Magister Berorientasi Keilmuan, Keserumpunan llmu bagi Program Stuci Magister harus dapat Gitunjukkan dengan ketentuan bafwa Program Studi Sarjana mempunyal Keterkatan paling sedkit 25 % (cetara dengan 12 SKS) dari metakuiiah dasar Kellmuan dalam Program Studi Magister. Program Stud Magister yang tidek dapat menunjukkan keserumpunan ilmu dari Iuivsan Program Sarjena. yang Giterimanya seperti yang telah disebutkan, masuk dalam Magister Berorientasi Terapan (Profesi). Penyelenggaraen Program Magister Berorientasi Terepan di ITB ditetapkan berdasarkan Keputusan Senat ‘Akademik ITB No. 011/SK/KO1-SA/2006, tanggal 3 Maret 2006, 4, Ketentuan Program Magister Berorientasi Terapan (Profesi) Program Magister Berorientasi Terapan (Profesi) mempunyai muatan matakullah Dasar Keilmuan Teknik dan/atau Manajemen sejumiah 22 SKS dan muatan Sains dan/atau Teknologi paling sedikit sejumlah 6 KS, Hal lain yang lebih spesik adalah: a, Magister Berorientasi Terapan (Profesi) harus mampu menyelesaikan permasalahan teknis yang rmungkin dijumpal dalam profesinya. b. Nama spesifik Magister Berorientasi Terapian (Profesi) dicrikan dari nama yang disandangnya merupakan nama Program Studi. ©. Magister Berorientasi Terapan (Profesi) bukan merupakan jenjang terminal dan lulusannya dapat mmelanjutkan studinya menuju jenjang Doktor Berorientasi Kellmyan dengan memenuhi persyaratan tertentu. 4, Program Doktor bagi lulusan Magister Berorientasi Terapan (Profes!) dapat ditempuh mela tahapan Matikulasi atau Bridging. fe. Calon mahasiswa Magister Berorentesi Terepan (Profesi) dapat diterima di ITB meskipun berasal dari keilmuan yang tidak serumpun asalkan melalui tahapan Matrkulas! atau Bridging. f. Calon mahasiswa Magister Berorientasi Terapan (Profesi) dapat berasal dari Program D4 rmaupun dari Program Kependidikan yang serumpun tanpa melalui tahapan Matrikulasi atau Bridging. ‘9. Magister Berorientasi Terepan (Profes!) tidak wajib menulls/membuat tesis Keilmuan, tetapl dapat menulisfmembuattesis tentang penyelesaian masalah teknis. h, Magister Berorientasi Terapan (Profesi) harus mampu menghasikan suatu teknoloci, metodologi atau produk yang beriandaskan pada kellmuan, dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di lapangan. 5. Gelar Magister Berorientasi Terapan (Profesi) Sebutan Gelar Magister Berorientasi Terapan (Profes)) sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Senat ‘Akedemik TTB Nomor 18/SK/KO1-SA/2006 tanggal 21 April 2006 adalah : Magister, yang diikuti dengan nama Program Studi Magister berorientasi terapan terkait. 6. Pembukaan Program Magister Berorientasi Terapan (Profesi) Fakultas/Sekolah di TTB dapat membuka suatu Program Magister Berorientasi Terapan (Profesi). Program studi / bidang yang akan dikembangkan harus didesarkan pada kebutuhan industri/profes| (demand pull), sehingga diperlukan Kaylan kelayakan program yang melibatkan dunia industri dan profesi. Pengembangan program dan penyusunan kurikulum harus melibatkan dunia industri dan profesl. Disamping itu, program studi penyelenggara harus mampu menunjukkan kapasitas, Kapsbiltas dan kompetensi penyelenggaraan pendidikan profesi, yang ditunjukkan dengan kemampuan fesilitas pendidikan dan sumberdaya manusia profesional yang memadai di bidangnya. Kelangsungan jalannya suatu Program Magister Berorientasi Terapan (Profesi) sangat tergantung dari kebutunan suatu keahlian/profesi dalam masyarakat dan kemampuan pengembengan secara akademis serta kemampuan dalam interaksi dengan industri atau lapangan kerja yang terkait dengan bidang profes! yang dikembangkan. Guna menjaga mutu, harus dibentuk sistem penjarninan mutu yang melibatkan kalangan akademik, dunia industri dan perofesional serta masyarakat, Suaty Program Magister Berorientas! Terapan (Profes!) yang dibuka oleh Fakultas/Sekolah harus ‘memenubi ketentuan : 6.1 Kurikulum Perbandingan struktur kurikulum yang dibutuhkan untuk masing-masing Magister Berorienasi Keilmuan (Teknik/Sains/Seni) dan Magister Berorientast Terapan (Profesi) mencakup aspek-aspek sebagaimana dinyatakan dalam Tabel 2 berikut: ‘Tabel 2. Aspek Dasar Kurikulum Program Magister ‘Aspek Dasar Program Magister Program Magister Kurileulum Beorientasi Keilmuan Berorientasi Terapan (Teknik/Sains/Seni) (Profesi) Orientasi Pendidikan __| Penguasaan Knowledge Pengembagan Skil dan Attitude Pengembangan ‘Analisis dan sintesis Kemampuan eben Si Dasar Kelimuan Teoritis Penerapan LUngkup Kajian Lei terfoks/sma don nigeria Linglup Keilmuan Lebih terarah pada bidang disipin | Penguasaan integrasi beberapa | ‘imu tertentu disiplin imu ‘Arah Penajaman ‘Arah kepenelitian / set ‘rah ke penerapan Dari aspek-aspek di atas, kurikulum dljabarkan pada matakulish-matakullah yang pada garis besamya disusun sebagai berikut: 6.1.a. Magister Berorientasi Keilmuan (Teknik/Sains/Seni/Desain) Matakuliah dan silabus tersusun atas: 1, Matakuliah dasar kellmuan 2. Matakullah kekhususan (termasuk matakuliah lanjut dan terapan: advanced & applied sscience/engineering) 3, Penelitian/Tesis. Matakulh “advanced” dan penelitian dls dengan “state of the art” dari masing-masing bidang pengutamaan, yang berasal dari kompilasi publikasi terkini dan has peneliian dosen, sedemikian sehingga mahasiswa secara langsung terlbat dalam “leading edae” pengembangan bidang pengutamaan yang bersangkutan. 6.1.b. Magister Berorientasi Terapan (Profesi) di bidang Teknik/ Sains/Seni/Desain Matakuliah dan silabus tersusun dlkelompokan atas: 1. Matakullah bidang_profesi/keahlian 2. Matakullah penunjang 3. Kajlan Proyek Pada program magister sains terapan, peranan asosiasi profesi/industri dilibatkan dalam penyusunan kurikulum untuk menunjang mata kullah tertentu, sehingga pencapaian mengenai terapan ataupun bidang profesi dapat terpenuhi. Proses pembelajaran dilakukan melalui bentukcbentuk perkuliahan yang diarahkan pada menumbuhkan kemampuan dini profesional peserta didik dan pelatihan keterampilan penyelesaian masalah (problem solving ‘shil) melalui berbagai metoda praktek dan latinan. Perbandingan bobot matakuliah Program Magister Berorientasi Kellmuan dan Magister Berorientasi Terapan (Profes) dapat dilhat dalam Tabel 3 abel 3. Perbandingan Bobot Mata Kuliah Program Magister Jenis Mata Kuliah Program Magister ‘Beorientasi Keilmuan Berorientast (Teknik/Sains/ Terapan Seni) Matakullah Dasar Umum tinggt Rendah ‘Matakullah Dasar Khusus tinggi Rendah Matekuliah Kekhususan (Lanjut / Advanced) ting Rendah ‘Matakullah Kekhususan (Terapan / Applied) sedang Tinggi Matakuliah bidang Profesi/ keablian rendah Tinggi Matakuliah penunjang rendah ‘Sedang Matakuliah Tesis/penelitian tinggi Rendah ‘Matakuliah Kajjan Proyek rendah Tinggi Kurikulum Magister Berorientasi Terapan (Profe ». juga harus memenuhi ketentuan : Ssuatu Program Studi Magister Berorientasi Terapan (Profes!) harus unik di ITB, tidak ada dua program studi atau bidang kajiannya yang mempunyai nama yang séma. Kuniium yang disusun harus dapat menunjukkan kellmuan dengan jelas dan ekivalensinya <éengan kurikulum di tempat lain, Kurikulum harus dapat menunjukkan program studi yang relevan dengan program studi yang akan dibuka, Mendefinisikan matekuliah wajib (major) untuk setiap bidang kajian, yeng epakah akan menjadi Tnatekuiiah plllhan (minor) atau masih tetap sebagai matakulah pilhan wajb bagi bidang kajan yang lain. Yrjah Kredit berkisar antara 36-50 SKS, yang dirancang untuk diselesaikan dalam empat semester (2 tahun). Masa studi dapat citempun dalam empat semester atau kurang, maksimum 6 semester, ‘Masa fallah minimum adalah 14 minggu per semester (tidak termasuk ujian akhir), 6.2. Mahasiswa 9 Lulusan Sarjana, Sarjana Kependidlkan atau D-4 (Keputusan Senat Akademik ITB, No.13/SK/KO1- '$A/2006 tanggal 17 Maret 2006) dari suatu program studi dan mempunyal dasar Kellmuan yang terkait dari perguruan tinggi yang terakreditasi atau disamakan oleh DIKTI. iApabia mahasiswa tidak berasal dari lulusan dengan dasar_keilmuan yang terkalt maka petvaciswa harus mengikuti dan iulus Tahap Matrikulast atau Brédging dengan beban 12 SKS. Mempunyai pengalaman kerja minimal selama satu tahun pada profesi yang relevan dengan bidang yang diminati, yang diperkuat oleh surat Keterangan dari instansi/perusahaan dimana calon mahasiswa tersebut bekerja. Mempunyat IP >=2,75. Lulus TPA >= 500 dan Lulus Tes Kemampuan Profes. TOEFL >= 475 (TOEFL = 450 dapat diterima, tetapl harus mengikuti dan Iulus Kuliah Bahasa Inggris selama satu semester, setelah terdaftar dan diterima sebagal mahasiswa), Luius uyjan masuk yang diadakan TTB. 6.3. Dosen b . oven dari Program Magister Berorientasi Terapan (Profes}) yang diusulkan harus bergelar Doktor dari bidang yang relevan. Storeng Dosen harus mempunyai wektu yang memadai, dapat mengajar maksimum 8 SKS tatap muta per kurikulum, tidak termasuk matakuliah seminar, sidang dan tesis. ‘Seorang Dosen harus memilki rekam jejek (track recore) yang balk. Serare Dosen harus mempunyal Kemampuan profesional dalam menanganipermasalahan tekwis yang berhubungan dengan profes! yang akan dikembangkan. 6.4 Fasilitas Penunjang 2 Program Magster Berorientasi Tarapan (Profesi) yang diusulkan harus mernllki fasites, twang intuk perkuliahan yang memadai dalam hal peralatan dan jumlah tempat duduk serta fasiltas penunjang lainnya b, Mempunyai perpustakaan dengan koleksi yang sesuai dengan bideng ilmu/keahiian serta yang terkait ¢. Mempunyal laboratorium/workshop tempat mahasiswa melakukan praktek kerja dan tugas akhir (tesis) ‘é. Mempunyai hubungan dengan industri atau lapangan kerja yang terkait di luar ITB dengan bidang profes yang dikembangkan, untuk dapat menerapkan langsung keimuan yang citekuni, yang Fibuktikan dengan adanya Kontrak kerjasama dengan Industri atau lapangan kerja yang terkait ‘dengan bidang profesl yang akan dikembangkan 6.5 Kualitas Pelaksanaan Pendidikan 2. Adanya perkuiahan yang, diselenggarekan dengan sistem tatap muka secera teratur serta ‘memenuhi persyaratan akaderis b. Setiap matakulah memiiki silabus, bahan ajar dan bahan acuan (buku, diktat, dsb.) ©. proses belajar-mengajar sesual dengan kaideh yang berlaku (responsi, praktikum, tugas-tugas, Uujjan tengah dan akhir semester) 7, Pengembangan Program Magister Berorientasi Terapan (Profesi) Selain persyaratan calon perserta program seperti yang telah diuraikan di atas, program Magister Serorentasl Terapan (Profes) in, seperti halnya dengan Program Magister Berorientasi Kelmuan yang Sat int dilaksenekan, dirancang sebagai kelanjtan dari program Sarjana Si. Meski demikian Feacirkan tuntutan kemampuan profesicanl yang tinggl, pada program Magister Berorientasi Jerepan (Profes) akan -derapkan adanya program tambahan yang akan menjembatani femampuarykompetensi akademis program Si dengan tuntutan profesional di pregram Magister Serenentas! Terapan (Profes). Penjenjangan program sarjana S1 dan Magister Berorientasi Terepan (Profes) digambarkan dalam skema berkut (Gambar 1): 2 Berorietas! “erapan ie Berorentas! ‘riding Program Kelruan SL eademic ‘rade ‘Neaderik Magister Terapan Sarna Si Magister Kean Gambar 1, Skema Penjenjangan Program Pendidikan Magister Dalam skema di atas, lulusan program Sarjana St mempunyai pilhan untuk melanjutkan pencilikan fe jenjang yang lebih tinggi. Berlandaskan pada bobot kemampuan akademik (knowdege) den Keteeomptin (ski); yang cimiliknya, lulusan program Sarjana $i dapat langsung melanjutian ke Program Magister Berorientasi Kellmuan. Meski demikin, untuk dapat’ mengikuti program Masister Borrientas! Terapan (Profesi), Iulusan program Sarjana Si masin memertukan adanya penyesualen 6 dalam bentuk bridging program. Dengan adanya bridging program, diharapkan kekurangan kemampuan/kompetensi profesional yang tidak dimilki oleh lulusan program Sarjana S1 dapat diatasl. Bridging program harus dirancang dalam bentuk kullah intensif selama 2 kali triwulan, sehingga keseluruhan program dapat diselesaikan dalam waktu maksimum 2 tahun: Bridging program :2x3bulan = 6 bulan Program Magister Berorientasi Terapan 3 x 3 semester = 18 bulan Total waktu pendidikan = 24 bulan (2 tahun) Guna meningkatkan tingkat kemenarkan (attractiveness) program magister terapan Ini bagi para calon peserta dar kalangan profesional ci industri, total waktu pencidikan dapat dipersingkat dengan cara memampatian peaksanaan pendidkan tanpa mengurang esensi dan tujuan pendidikannya. Bia program Magister Berorientasi Terapan (Profes) ini dapat diiakukan dalam waktu 3 kali 3 semester, dimana masing-masing semestemya dilaksanakan dalam waktu 4 bulan, maka dimungkinkan keseluruhan program tersebut dapat alselesaxen dalam waktu sektar 18 bulan (1-1/2 tahun} termasuk waktu untuk bridging program. Manfaat lain yang dapat diperolen dari adanya bridging program adalah dimungkinkannya lulusan ‘program non-sarjana (akademik) yang setara untuk diterima pada program magister terapan. Dengan pola serupa,Iulusan program diploma profesi 4 tahun (D-IV) dapat dlterima pada program tersebut selelah lulus berbagai persyaratan seperti yang diterapkan pada calon lainnya. Dengan menerapkan bridging program khusus, diharapkan lulusan program pendidikan profes tersebut akan mampu disetarakan sebagai peserta program magister terapan sebagaimana layaknya perserta dari program peendiclkan sarfana Si, sesuai dengan bobot kemampuan akaderik dan keterampilan yaiig dimilkinya. Dengan demikian, maka cakupan program ini menjadi lebih Iuas dan dlharapkan lebih mampu ‘menjawab kebutuhan industri/profesi akan tenaga profesional. Dalam konteks struktur pendidikan berjenjang, pola pengembangan program magister berorientas! terapan (profes!) juga dapat cikembangkan untuk pendidikan pada Jenjang yang lebin tinggi pada Program Doktor ($3) Berorientasi Kelimuan dengan suatu penyesuaian, Dengan demikian, lulusan program magister berorientasi terapan (profesi) dimungkinkan untuk mengikuti pendidikan Doktor (S3) Berorientasi Kellmuan setelah melalui suatu mekanisme penyesuaian (matrtulas| atau bridging rogram) seperti dalam Gambar 2 : > % S 5 Laeonta ©] Prof.Dr.Ir. Djoko Santoso, MSc. NIP 130 682 810

You might also like