You are on page 1of 10

TIGA CIRI-CIRI ORANG YANG DICINTAI ALLAH (Materi

Khutbah Jum’at)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Materi Dakwah

Dosen Pengampu:
Azmi Mustaqim, M. A.

Disusun Oleh: Kelompok 2


1. A’yin Zahrotun W (210316095)
2. Septyan Ni’matul Q (210316106)
3. Yuni Kurniawati (210316082)
4. Miftah Sa’adatul Khoiriyah (210316094)

Kelas: PAI.C
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
2019

1
‫‪Khutbah Jum’at: Tiga Ciri Orang yang Dicintai Allah‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫‪3‬ائر إلى‬
‫القلب الح‪َ 3‬‬
‫َ‬ ‫‪3‬مائر‪ 3،‬ونقّى الس‪َ 3‬‬
‫‪3‬رائر‪ ،‬فه‪33‬دى‬ ‫‪3‬لح الض‪َ 3‬‬
‫الحم‪33‬د هلل ال‪33‬ذي أص‪َ 3‬‬
‫البصائر‪ ،‬وأشه ُد أَ ْن ال إلهَ إال هللاُ وح َده ال شري َ‬
‫ك له‪ ،‬وأش‪33‬ه ُد أن‬ ‫ِ‬ ‫طريق أولي‬
‫ِ‬
‫العالمين سريرةً وأزك‪33‬اهم س‪33‬يرةً‪،‬‬
‫َ‬ ‫سيِّ َدنا ونبينا محمداً عب ُد هللاِ ورسولُه‪ ،‬أنقى‬
‫يوم الدي ِن‪.‬‬ ‫(وعلى آله وصحبِه و َم ْن َ‬
‫سار على هدي ِه إلى ِ‬

‫ون‬‫ق تُقَاتِ‪ِ 333‬ه َوال تَ ُم‪333‬وتُ َّن إِال َوأَ ْنتُ ْم ُم ْس‪333‬لِ ُم َ‬
‫ين آ َمنُ‪333‬وا اتَّقُ‪333‬وا هَّللا َ َح‪َّ 333‬‬‫يَاأَيُّهَ‪333‬ا الَّ ِذ َ‬
‫ق ِم ْنهَا َز ْو َجهَ‪33‬ا َوبَ َّ‬
‫ث‬ ‫اح َد ٍة َو َخلَ َ‬
‫س َو ِ‬ ‫يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍ‬
‫ون بِ ِه َواألرْ َح‪33‬ا َم إِ َّن هَّللا َ َك‪َ 3‬‬
‫‪3‬ان‬ ‫ِم ْنهُ َما ِر َجاال َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُ َ‬
‫َرقِيبًا‬ ‫َعلَ ْي ُك ْم‬
‫ُص ‪3‬لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َم‪33‬الَ ُك ْم َويَ ْغفِ‪33‬رْ‬
‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْوال َس ‪ِ 3‬ديدًا * ي ْ‬ ‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَ َ‬
‫از فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬

‫‪Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah‬‬

‫‪Marilah kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah ta’ala.‬‬


‫‪Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dengan senantiasa‬‬
‫‪mengingat Allah dalam banyak kesempatan.‬‬

‫‪Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah‬‬

‫‪2‬‬
Di dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas
radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

َّ َ‫ ْي ٍء أَ َحبَّ إِل‬3‫ ِدي بِ َش‬3ْ‫ي َعب‬


‫ي‬ َّ َ‫َّب إِل‬
َ ‫ َو َما تَقَر‬،‫ب‬ِ ْ‫َم ْن َعا َدى لِي َولِيًّا فَقَ ْد آ َذ ْنتُهُ بِ ْال َحر‬
‫إِ َذا‬3َ‫ ف‬،ُ‫ل َحتَّى أُ ِحبَّه‬3
ِ 3ِ‫ي بِالنَّ َواف‬ َ 3َ‫ َوالَ ي‬،‫ ِه‬3‫ِم َّما ا ْفتَ َرضْ تُهُ َعلَ ْي‬
َّ َ‫رَّبُ إِل‬3َ‫ ِدي يَتَق‬3‫زا ُل َع ْب‬3
ُ‫ َدهُ الَّتِي يَب ِْطش‬3 َ‫ َوي‬،‫ ِه‬3 ِ‫ص ُر ب‬ ِ ‫ص َرهُ الَّ ِذي يُ ْب‬ ُ ‫أَحْ بَ ْبتُهُ ُك ْن‬
َ َ‫ت َس ْم َعهُ الَّ ِذي يَ ْس َم ُع بِ ِه َوب‬
ُ‫ َولَئِ ِن ا ْستَ َعا َذنِي ألُ ِع ْي َذنَّه‬،ُ‫ َولَئِ ْن َسأَلَنِي ألُ ْع ِطيَنَّه‬،‫ َو ِرجْ لَهُ الَّتِي يَ ْم ِشي بِهَا‬،‫بِهَا‬

“Siapa yang memusuhi wali-Ku maka telah Aku umumkan perang


terhadapnya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku
cintai kecuali beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-
Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara
sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya. Dan jika Aku telah
mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk
mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang
digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia
meminta kepadaku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-
Ku niscaya akan Aku lindungi.” (Riwayat Bukhari).

Hadits ini menunjukkan kecintaan Allah ta’ala kepada hamba-Nya. Lantas


bagaimana Allah mencintai hamba-Nya? Adakalanya, seseorang sering melakukan
kemaksiatan, namun rezekinya lapang. Ia lalu beranggapan bahwa Allah tidak murka
kepadanya, Allah tidak marah kepadanya. Allah masih mencintainya karena Allah
masih melapangkan rezekinya.

Al-Hakim dalam Mustadraknya yang disetujui oleh Imam Adz-dzahabi akan


kesahihannya, menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

3
‫إِ َّن هللاَ تَ َعال َى يُب ِْغضُ ُك َّل َعالِ ٍم بِال ُّد ْنيَا َجا ِه ٍل بِاآْل ِخ َرة‬

“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia
namun bodoh dalam perkara akhirat”.

Orang seperti itu mirip dengan orang kafir yang Allah sebut dalam surat Ar-Rum:

َ ُ‫ظا ِهرًا ِم َن ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوهُ ْم َع ِن اآْل َ ِخ َر ِة هُ ْم َغافِل‬


‫ون‬ َ ‫ون‬
َ ‫يَ ْعلَ ُم‬

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka
tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Ar-Rum: 7)

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Lantas apa ciri-ciri orang yang dicintai Allah? Pertama, dia dibimbing oleh
Allah. Ketika Allah mencintai seorang hamba, maka hamba tersebut akan berada
dalam tuntunan Allah Ta’ala. Allah Arahkan dia dalam kebaikan. Allah tidak ridho
langkahnya menuju hal yang dibenci Allah. Allah tidak Ridho matanya melihat apa
yang dibenci oleh Allah. Allah tidak Ridha pendengarannya mendengar apa yang
dibenci Allah ta’ala. Apakah artinya dia maksum?

Dia tidak maksum. Dosa adalah sebuah keniscayaan, tetapi orang yang
dicintai oleh Allah ketika melakukan perbuatan dosa, dengan tuntunan Allah yang
baik, kepadanya diarahkan kepada kebaikan, maka dia dipercepat. Dia akan
dibimbing oleh Allah untuk mudah sadar dan kembali kepada-Nya dengan bertobat.

Lihatlah Bagaimana Allah ta’ala menjaga sahabat Ma’iz radiallahu anhu,


sahabat yang dia datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia
mengatakan, “Ya Rasulullah sucikan aku!” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam menanyakan kepada para sahabat apakah sahabat Maiz sudah gila? Para

4
sahabat mengatakan, “Tidak wahai Rasulullah! Sesungguhnya dia dalam keadaan
waras.”

Ma’iz disuruh pulang, namun hari berikutnya datang kembali kepada


Rasulullah seraya mengatakan “Ya Rasulullah, sucikan aku.” Ia berkata begitu karena
telah melakukan perbuatan zina. Rasulullah masih belum yakin dan memastikan
apakah ia berbicara secara sadar.

Setelah tiga kali datang dan dipastikan, maka Ma’iz dihukum rajam. Setelah
kematiannya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

‫لقد تاب توبة لو قسمت بين أمة لوسعتهم‬

“Maiz betul-betul telah bertaubat yang sempurna. Seandainya taubat Maiz dapat
dibagi-bagikan di tengah-tengah ummat niscaya mencukupi buat mereka”.

Jadi, ciri pertama adalah dibimbing oleh Allah pada kebaikan. Ketika berbuat
dosa, ia tidak kebablasan, tetapi dibimbing untuk sadar dan bertobat kepada-Nya.

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah 

Kemudian ciri yang kedua dari orang yang dicintai Allah ta’ala adalah Allah
Ta’ala akan mengumpulkannya dengan orang yang mencintai dirinya karena Allah
dan dia mencintai mereka karena Allah Ta’ala.

Cinta karena Allah Ta’ala adalah faktor yang menyebabkan kecintaan Allah
kepada seseorang. Oleh karena itu hati yang dipadu cinta bersama saudaranya karena
Allah Ta’ala, akan mudah melekat. Seiring dengan berjalannya waktu dia akan tetap
melekat. berbeda dengan kecintaan yang dibangun bukan atas dasar Allah ta’ala. Oleh
karena itu dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh imam muslim
Rasulullah bersabda:

5
ِ‫ َو ْالحُبُّ فِي هللا‬،ِ‫ا َداةُ فِي هللا‬333‫وااَل ةُ فِي هللاِ َو ْال ُم َع‬333
َ ‫ان ْال ُم‬333
ِ ‫رى اإْل ِ ي َم‬333َ ‫ق ُع‬ُ 333َ‫أَ ْوث‬
ِ‫َو ْالبُ ْغضُ فِي هللا‬

“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan antipati karena
Allah, serta cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabarani)

Contoh dalam masalah ini adalah Saad bin Muadz Radiallahu anhu. Ibnu Al
Jauzi mengisahkan ketika Saad bin Muadz sedang menderita sakit, maka beliau
menangis karena melihat banyak temannya yang dekat dengan dirinya tidak
menjenguk, sehingga kemudian dia bertanya kepada pembantunya, “Ada apa dengan
teman-temanku ini? kenapa mereka tidak menjengukku?”

Maka pembantunya diminta untuk mencari sebabnya. Kemudian diketahui


bahwa mereka tidak menjenguk Saad bin Muadz Karena mereka malu akibat
memiliki hutang kepadanya. Maka Saad bin Muadz mengatakan, “Sungguh dunia
telah memisahkan antara diriku dan para sahabatku yang membangun cinta karena
Allah Ta’ala.”

Saat kemudian memerintahkan pembantunya untuk mengumpulkan kantong


sebanyak orang yang berhutang kepadanya, kemudian kantong itu diisi dinar dan
dirham. Kantong-kantong itu kemudian dibagikan kepada orang yang berhutang
kepadanya dan dia mengatakan semua utang mereka bebas karena Allah Ta’ala.

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Kecintaan karena Allah Ta’ala tidak akan pudar dan sesungguhnya kecintaan
kepada Allah Ta’ala akan menyebabkan kecintaan dari Allah Azza wa Jalla.
Kemudian ciri berikutnya di antara tanda cinta Allah kepada hamba, yaitu diberi ujian
oleh Allah.

6
Jangan memandang ujian sebagai hal yang negatif, karena ada di antara ujian
yang Allah berikan kepada hamba-Nya itu baik untuk dirinya. Ujian yang Allah
berikan kepada hamba-Nya merupakan bagian dari cara Allah menunjukkan rasa
cintanya.

Oleh karena itu Ibnu Qayyim menyebutkan sesungguhnya dari sifat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala adalah cinta dan cemburu. Allah cemburu jika hambanya sibuk
jangan dunia sehingga fokusnya hanya pada dunia saja, dan lupa kepada Allah ta’ala.
Kecemburuan Allah ini ditunjukkan dengan Allah memberikan ujian kepada-Nya,
agar dia tahu ke mana dia pulang.

Dalam hal ini, para Nabi adalah orang-orang yang paling dicintai oleh Allah
subhanahu wa ta’ala karena mereka diberikan banyak ujian oleh Allah ta’ala. Nabi
kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah menyatakan kepada para sahabat
bahwa beliau adalah orang yang paling besar ujiannya di antara mereka.

،ُ‫ فَا ْستَ ْغفِر ُْوه‬.‫أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي هَ َذا َوأَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‬
ِ ‫إِنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر‬
‫َّح ْي ُم‬

Khutbah Kedua:

ُ‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللا‬.‫ اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َح ْم ًدا َكثِ ْيرًا َك َما أَ َم َر‬,ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل‬
‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح ِّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ َو َعلَى آلِ ِه‬ َ ‫َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
‫ أَ َّما بَ ْع ُد؛ ِعبَا َد‬،‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‬
ٍ ‫َوأَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس‬

7
‫ي بِتَ ْق َوى هللاِ‪ ،‬فَاتَّقُوا هللاَ َح َّ‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن‬ ‫هللاِ‪ ،‬أُ ْو ِ‬
‫ص ْي ُك ْم َوإِيَّا َ‬
‫إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن‬
‫‪Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah‬‬

‫‪Di khutbah kedua ini, marilah kita berdoa kepada Allah, agar selalu diberi‬‬
‫‪kesadaran atas setiap dosa, sehingga kita menjadi orang yang bersegera untuk‬‬
‫‪bertobat kepada-Nya. Semoga kita didekatkan dengan orang-orang yang saleh dan‬‬
‫‪berteman dengan mereka, sehingga kita kelak dibangkitkan bersama mereka. Dan‬‬
‫‪semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk sabar menghadapi setiap ujian,‬‬
‫‪sehingga kita tetap di jalan-Nya dan menjadi orang-orang yang dicintai-Nya.‬‬

‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا‬ ‫إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫تَ ْسلِ ْي ًما‪.‬‬
‫ْت َعلَى إِب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل‬ ‫صلَّي َ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد‪َ ،‬ك َما َ‬
‫ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬‫ار ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد‪َ ،‬ك َما بَ َ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫ض اللَّهُ َّم َع ْن ُخلَفَائِ ِه‬‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ ،‬وارْ َ‬ ‫َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ال َعالَ ِمي َْن إِنَّ َ‬
‫ص َحابَ ِة أَجْ َم ِعي َْن‪،‬‬ ‫ت ال ُم ْؤ ِمنِي َْن‪َ ،‬و َع ْن َسائِ ِر ال َّ‬ ‫َّاش ِدي َْن‪َ ،‬و َع ْن أَ ْز َوا ِج ِه أُ َّمهَا ِ‬
‫الر ِ‬
‫ك يَا أَرْ َح َم‬
‫ت إِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‪َ ،‬و َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬
‫َو َع ْن ال ُم ْؤ ِمنِي َْن َوال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫الرَّا ِح ِمي َْن‪.‬‬

‫ت‪ ،‬األَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬


‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال ُّد َعا ِء‪.‬‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫َواألَ ْم َوا ِ‬

‫‪8‬‬
‫اللَّهُ َّم اجْ َعلْ َج ْم َعنَا هَ َذا َج ْمعا ً َمرْ ح ُْوماً‪َ ،‬واجْ َعلْ تَفَرُّ قَنَا ِم ْن بَ ْع ِد ِه تَفَرُّ قا ً‬
‫َم ْعص ُْوماً‪َ ،‬وال تَ َد ْع فِ ْينَا َوال َم َعنَا َشقِيًّا َوال َمحْ ر ُْوماً‪.‬‬
‫اف َوال ِغنَى‪.‬‬‫ك ْالهُ َدى َوالتُّقَى َوال َعفَ َ‬ ‫اللَّهُ َّم إِنَّا نَسْأَلُ َ‬
‫اشعا ً ُمنِيْباً‪،‬‬ ‫ق ُكالًّ ِمنَّا لِ َسانا ً َ‬
‫صا ِدقا ً َذا ِكراً‪َ ،‬وقَ ْلبا ً َخ ِ‬ ‫ك أَ ْن تَرْ ُز َ‬‫اللَّهُ َّم إِنَّا نَسْأَلُ َ‬
‫صالِحا ً َزا ِكياً‪َ ،‬و ِع ْلما ً نَافِعا ً َرافِعاً‪َ ،‬وإِ ْي َمانا ً َرا ِسخا ً ثَابِتاً‪َ ،‬ويَقِيْنا ً َ‬
‫صا ِدقا ً‬ ‫َو َع َمالً َ‬
‫َخالِصاً‪َ ،‬و ِر ْزقا ً َحالَالً طَيِّبا ً َوا ِسعاً‪ ،‬يَا َذا ْال َجالَ ِل َو ِ‬
‫اإل ْك َر ِام‪.‬‬
‫صفُ ْوفَهُ ْم‪َ ،‬وأَجمع كلمتهم َعلَى‬
‫اللَّهُ َّم أَ ِع َّز ا ِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‪َ ،‬و َوحِّ ِد اللَّهُ َّم ُ‬
‫ب ال َّسالَ َم َواألَ ْم َن لِ َعبادك أجمعين‪.‬‬ ‫الحق‪َ ،‬وا ْك ِسرْ َش ْو َكةَ الظالمين‪َ ،‬وا ْكتُ ِ‬
‫ك في اللَ ْي ِل‬ ‫ار‪َ ،‬واجْ َع ْلنَا ِم َن َّ‬
‫الذا ِك ِري َْن لَ َ‬ ‫ك ْال ِم ْد َر ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َربَّنَا ا ْسقِنَا ِم ْن فَي ِ‬
‫ْض َ‬
‫ار‪.‬‬ ‫ك بِ ْال َع ِش ِّي َواألَس َ‬
‫ْح ِ‬ ‫ار‪ْ ،‬ال ُم ْستَ ْغفِ ِري َْن لَ َ‬
‫َوالنَّهَ ِ‬
‫ار ْك‬ ‫ت األَرْ ِ‬
‫ض‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫ت ال َّس َماء َوأَ ْخ ِرجْ لَنَا ِم ْن َخي َْرا ِ‬‫اللَّهُ َّم أَ ْن ِزلْ َعلَ ْينَا ِم ْن بَ َر َكا ِ‬
‫ارنَا َو ُزر ُْو ِعنَا يَا َذا ْال َجالَ ِل َو ِ‬
‫اإل ْك َر ِام‪.‬‬ ‫لَنَا في ثِ َم ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫َربَّنَا آتِنَا في ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفي ِ‬
‫ك أَ ْن َ‬
‫ت‬ ‫َربَّنَا ال تُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ هَ َد ْيتَنَا‪َ ،‬وهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ‬
‫ك َرحْ َمةً‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫الوهَّابُ ‪.‬‬
‫َ‬
‫َربَّنَا ظَلَ ْمنَا أَ ْنفُ َسنَا َوإِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَ َّن ِم َن َ‬
‫الخا ِس ِري َْن‪.‬‬
‫ِعبَا َد هللاِ ‪:‬‬
‫اإلحْ َسا ِن َوإِ ْيتَا ِء ِذي القُرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشا ِ‪3‬ء‬ ‫(( إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َو ِ‬
‫َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن ))‬

‫‪9‬‬
10

You might also like