You are on page 1of 225
Hefni Effendi TELAAH KUALITAS TELAAH KUALITAS AIR Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan 024902 © Kanisius 2003 PENERBIT KANISIUS (Anggota IKAPI) Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349 Website: www.kanisiusmedia.com E-mail : office@kanisiusmedia.com Cetakan ke- 7 6 5 4 3 Tahun 12 11 10 09 08 ISBN 978-979-21-0613-8 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. Dicetak oleh Percetakan Kanisius Yogyakarta DAFTAR ISI Kata Pengantar___ 5 Daftar Isi 7, BAB I. Pendahuluan il BAB IJ. Pemantauan Kualitas Air .. sisi 14 A. Tujuan Pemantauan Kualitas Ait cccnnnnnmnnmnne 14 B. Jenis-Jenis SaMpel Aix eeinonineneninnennmenennnnnnmnn 16 C. Teknik Pengambilan Sampel Ait neocon monncrnee LT BAB III. Karakteristik Air 22 A. Sifat Air 22 B. Siklus Hidrologi 24 Karakteristik Badan Ait ....0.000ccseennnanne A. Air Permukaan (Surface Water) siesta OD, B._ Air Tanah (Groundwater) 44 BAB ___V._ Parameter Fisika.... 50 Prem CTI inant — AE B. Suhu : an 57 C. Kecerahan dan Kekeruhan 59 D. Warna.......... ae 61 E. Konduktivitas 2.nneecneo 63 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Daftar Isi 9 SMES CHYRPOVPOZEC ASK Tamm BAB X. Pencemaran Perairan.. A. Sumber Pencemar B. Bahan Pencemar (Polutan) ... C. Jenis-Jenis Pencemar BAB XI. Eutrofikasi (Pengayaan) coon: BAB XII. Hujan Asam (Acid Rain) dan Asidifikasi Daftar Pustaka...... Daftar Indeks Lampiran..... aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 14 BAB II 'PEMANTAUAN KUALITAS AIR Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Nilai kualitas air dari masing-masing golongan ditunjukkan dalam Lampiran 3. Adapun peng- golongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut. 1. A. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. Tujuan Pemantauan Kualitas Air Pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki tiga tujuan utama se- bagai berikut (Mason, 1993). 1. Environmental Surveillance, yakni tujuan untuk mendeteksi dan meng- ukur pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut dihilangkan. Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara perubahan variabel-variabel ekologi per- airan dengan parameter fisika dan kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas air. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 18 Telaah Kualitas Air 1) Sumber alamiah, yaitu lokasi yang belum pernah atau masih sedikit mengalami pencemaran. 2) Sumber air tercemar, yaitu lokasi yang telah mengalami perubahan atau di bagian hilir dari sumber pencemar. 3) Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi penyadapan/pemanfaatan sumber air. Pengambilan sampel air danau atau waduk dapat dilakukan di tempat masuknya air (inlet), di tengah danau atau waduk, di lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan, ataupun di tempat keluarnya air (outlet). b. Air Tanah Air tanah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air tanah tidak tertekan (bebas) dan air tanah tertekan. Air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air, terletak pada suatu dasar yang kedap air, dan mempunyai permukaan bebas. Pengambilan sampel yang berupa air tanah bebas dapat dilakukan di tempat-tempat sebagai berikut: 1) _ bagian hulu dan hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan sampah kota/ industri; 2) _ bagian hilir daerah pertanian yang diperlakukan dengan pestisida dan pupuk kimia secara intensif; 3) daerah pantai yang mengalami intrusi air laut; dan 4) tempat-tempat lain yang dianggap perlu. Air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air, dengan bagian atas dan bawah dibatasi oleh lapisan yang kedap air. Pengam- bilan sampel yang berupa air tanah tertekan dapat dilakukan di tempat- tempat sebagai berikut: 1) sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan, pe- desaan, pertanian, dan industri; 2) sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umum; 3) sumur pemantauan kualitas air tanah; 4) lokasi kawasan industri; aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 22 BAB II KARAKTERISTIK AIR Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1,368 juta km? (Angel dan Wolseley, 1992). Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan gunung es (glacier). Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinu. A. Sifat Air Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut (Dugan, 1972; Hutchinson, 1975; Miller, 1992). 1, Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0° C (32° F) — 100° C, air berwujud cair. Suhu 0° C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100° C merupakan titik didih (oiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat di dalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai, danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan; sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60% — 90% bagian sel makhluk hidup adalah air (Pecl, 1990). 2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 26 Telaah Kualitas Air akan air terdapat di daerah tropis dan daerah yang memiliki empat musim atau ugahari (temperate), sedangkan wilayah yang miskin air terdapat di daerah kering (arid dan semi-arid). Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer melalui proses evaporasi (penguapan) air sungai, danau, dan laut; serta proses evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman (Gambar 3.3). Uap air bergerak ke atas hingga membentuk awan yang dapat berpindah karena tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinu akan menjadi jenuh. Oleh pengaruh udara dingin pada lapisan at- mosfer, uap air tersebut mengalami sublimasi sehingga butiran-butiran uap air membesar dan akhirnya jatuh sebagai hujan. Zat yang bersifat higros- kopis (menyerap air) dapat mempercepat integrasi pengikatan molekul uap air menjadi air. Schingga, pada pembuatan hujan buatan, dilakukan penam- bahan zat yang bersifat higroskopis terhadap awan (NaCl atau urea). — Kondensasi Evapotranspirasi | (40%), Evaporasi Evaporasi Hujan (100%), Vegetasi Aliran permukaan (20%) Laut Perkolasi (50%) Badan air tawar a ——————-_-> Akifer ¢ Aliran air tanah (10%) Keterangan: Evaporasi air tawar dan air laut sekitar 30%. Gambar 3.3. Siklus hidrologi yang melibatkan evaporasi, evapotranspirasi, kondensasi, dan presipitasi (Peavy et al., 1985). aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 30 BAB IV KARAKTERISTIK BADAN AIR Badan air dicirikan oleh tiga komponen utama, yaitu komponen hidro- logi, komponen fisika-kimia, dan komponen biologi. Penilaian kualitas suatu badan air harus mencakup ketiga komponen tersebut. A. Air Permukaan (Surface Water) Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan (surface wa- ter) dan air tanah (ground water). Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa, dan badan air lain, yang tidak mengalami infil- trasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheds atau drainage basins. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan (surface run off); dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai (river run off). Sekitar 69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es/ salju (terutama untuk wilayah ugahari), dan sisanya berasal dari air tanah. Wilayah di sekitar daerah aliran sungai yang menjadi tangkapan air disebut catchment basin. Air hujan yang jatuh ke bumi dan menjadi air permukaan memiliki kadar bahan-bahan terlarut atau unsur hara yang sangat sedikit. Air hujan biasanya bersifat asam, dengan nilai pH sekitar 4,2. Hal ini disebabkan air hujan melarutkan gas-gas yang terdapat di atmosfer, misalnya gas karbondi- oksida (CO,), sulfur (S), dan nitrogen oksida (NO,) yang dapat membentuk asam lemah (Novotny dan Olem, 1994). Setelah jatuh ke permukaan bumi, air hujan mengalami kontak dengan tanah dan melarutkan bahan-bahan yang terkandung di dalam tanah. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 34 Telaah Kualitas Air Stratifikasi vertikal kolom air dapat berlangsung beberapa bulan secara permanen, tanpa ada percampuran massa air (Gambar 4.2). Berdasarkan tingkat percampuran massa air, danau dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu amiktik dan miktik. Pada danau amiktik, massa air tidak mengalami percampuran sama sekali, baik percampuran secara vertikal maupun spasial, sedangkan pada danau miktik, massa air mengalami percampuran secara vertikal dan spasial. Perairan danau di wilayah ugahari biasanya diklasifikasikan berdasar- kan perbedaan percampuran massa air dan terjadinya stratifikasi vertikal Permukaan perairan 20°C rc oc Epilimnion (air mengalami sirkulasi) Es Termoklin Hipolimnion (air stagnan) 12C ec 2c Dasar perairan (a) (b) © @) Gambar 4.2. Perubahan stratifikasi vertikal perairan tergenang berdasarkan perbedaan panas (thermal stratification) pada wilayah ugahari dengan empat musim (Peavy ot al., 1985). Keterangan: (a) Terjadi pada musim panas (summer), yakni sekitar bulan Agustus; sirkulasi air hanya terjadi pada mintakat epilimnion. (b) Terjadi pada musim gugur (autumn), yakni sekitar bulan November; tidak terdapat perbedaan suhu air antara bagian permukaan dan bagian dasar; dan seluruh massa air mengalami sirkulasi secara vertikal. (c) Terjadi pada musim dingin (winter), yakni sekitar bulan Januari; permukaan air membeku menjadi es, sedangkan bagian bawah masih berupa air dengan suhu yang lebih tinggi; dan tidak terjadi sirkulasi air. (d) Terjadi pada musim semi (spring); tidak terdapat perbedaan suhu air antara bagian permukaan dan bagian bawah; dan seluruh massa air mengalami sirkulasi secara vertikal. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 38 Telaah Kualitas Air airan ini memiliki tingkat kecerahan yang rendah dan kadar oksigen pada lapisan hipolimnion dapat lebih kecil dari 1 mg/liter. d. Hiper-eutrofik, yaitu perairan dengan kadar unsur hara dan produktivitas primer sangat tinggi. Pada perairan ini, kondisi anoksik (tidak terdapat oksigen) terjadi pada lapisan hipolimnion. e. _ Distrofik, yaitu jenis perairan yang banyak mengandung bahan organik (misalnya asam humus dan fulvic). Danau distrofik atau brown water lake diklasifikasikan sebagai danau yang banyak menerima bahan organik dari tumbuhan yang terdapat di daratan sekitarnya. Produktivitas primer danau distrofik biasanya rendah (Mason, 1993). Karakteristik umum dari danau oligotrofik (tak subur) dan eutrofik (subur) di daerah ugahari yang memiliki empat musim ditunjukkan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1. Beberapa Karakteristik Danau Oligotrofik dan Eutrofik di Daerah yang Memiliki Empat Musim Parameter Danau Oligotrofik Danau Eutrofik . Kedalaman Dalam Dangkal 2. Oksigen terlarut pada | Ada Tak ada lapisan hipolimnion pada musim panas . Algae . Peledakan pertumbuhan algae (bloom) |. Nutrien/unsur hara |. Produktivitas hewan akuatik Keanekaragaman tinggi, densitas rendah, pro- duktivitas rendah, se- ring didominasi oleh Chlorophyceae. Jarang Rendah Rendah Keanekaragaman ren- dah, densitas tinggi, produktivitas tinggi, sering didominasi oleh Cyanophyceae. Sering Tinggi Tinggi aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Karakteristik Badan Air 41 Tabel 4.4. Lanjutan 2. Dinoflagellata Poridinium bipes, Ceratium, Glenodi- nium 3. Chlorophyceae Pediastrum, Scenedesmus 4. Cyanophyceae Anacystis, Aphanizomenon, Ana- baena Sumber: Mason, 1993. Secara terperinci, Cole (1988) mengemukakan bentuk morfologi (Gam- bar 4.4) dan karakteristik danau oligotrofik dan eutrofik di wilayah ugahari yang memiliki empat musim (Tabel 4.5). ©, (mgiliter) Danau Oligotrofik Danau Eutrofik Keterangan: E = Mintakat epilimnion H= Mintakat hipolimnion Gambar 4.4. Bentuk morfologi danau oligotrofik dan eutrofik (Cole, 1988). 42 Telaah Kualitas Air Tabel 4.5. Karakteristik Danau Oligotrofik dan Eutrofik Oligotrofik Eutrofik Nv a 12. 10. 11, . Dalam dan memiliki tepi curam. . EIH kecil. Kecerahan tinggi, air berwama kebiruan atau kehijauan. Kadar kalsium rendah . Kadar bahan organik pada sedi- men dasar sedikit. Oksigen ditemukan pada seluruh lapisan air. . Tumbuhan air pada zona litoral sedikit. . Kelimpahan fitoplankton rendah. . Jarang terjadi blooming blue-green algae. Kelimpahan bentos pada zona profundal sedikit. Pada bagian dasar tak ditemukan Chaoborus dan Tanytarsus. Ditemukan jenis ikan salmonid dan coregonid. . Dangkal dan memiliki zona litoral . _EIH besar. ._Kecerahan rendah, air berwarna . Kadar kalsium tinggi. . Pada zona profundal terdapat ba . Terjadi stratifikasi vertikal oksigen » Tumbuhan air pada zona litoral . Kelimpahan fitoplankton tinggi. }.. Sering terjadi blooming blue-green . Biomassa bentos pada zona . Pada bagian dasar ditemukan ben- luas. kehijauan hingga kuning atau ke- cokelatan. han organik copropel. pada musim panas. melimpah. algae. profundal melimpah. tos Chironomus dan Chaoborus. Pada zona hipolimnion tidak dite- mukan jenis ikan stenothermal. Sumber: Cole, 1988. 2 Perairan Mengalir (Lotik) Salah satu contoh perairan mengalir adalah sungai. Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang, dengan kecepatan berkisar antara 0,1 — 1,0 m/detik, serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola drai- nase. Pada perairan sungai, biasanya terjadi percampuran massa air secara menyeluruh dan tidak terbentuk stratifikasi vertikal kolom air seperti pada Karakteristik Badan Air 43 perairan lentik. Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi merupakan feno- mena yang biasa terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut. Klasifikasi perairan lentik sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan perbedaan suhu air; sedangkan klasifikasi perairan lotik justru dipenga- tuhi oleh kecepatan arus atau pergerakan air, jenis sedimen dasar, erosi, dan sedimentasi (Haslam, 1995; Jeffries dan Mills, 1996). Kecepatan arus dan pergerakan air sangat dipengaruhi oleh jenis bentang alam (landscape), jenis batuan dasar, dan curah hujan. Semakin rumit bentang alam, semakin besar ukuran batuan dasar, dan semakin banyak curah hujan, pergerakan air semakin kuat dan kecepatan arus semakin cepat. Sedimen penyusun dasar sungai memiliki ukuran yang bervariasi. Per- bedaan jenis sedimen dasar ini mempengaruhi karakteristik kimia air sungai, pergerakan air, dan porositas dasar sungai. Secara umum, sedimen dasar sungai dapat diklasifikasikan menjadi: batu kali (bedrock), bulder (boul- der), kobel (cobble), pebel (pebble), kerikil (gravel), pasir (sand), lumpur (silt), dan tanah liat (clay). Klasifikasi sedimen dasar sungai berdasarkan ukuran secara terperinci ditunjukkan dalam Tabel 4.6. Tabel 4.6. Klasifikasi Sedimen Dasar Sungai Berdasarkan Diameter Partikel Diameter Partikel | Phi Scale Category Klasifikasi Sedimen (mm) (-Log, diameter) - - Batu kali (bedrock) >256 -10, -9, -8 Bulder (boulder) 128 - 256 7 | Kobel besar (large cobbel) 64 - 128 + Kobel kecil (small cobble) 32-64 5 Pebel besar (/arge pebble) 16-32 4 Pebel kecil (small pebble) 8-16 3 Batu kerikil kasar (coarse gravel) 4-8 -2 Batu kerikil sedang (medium | gravel) 44 Telaah Kualitas Air Tabel 4.6. Lanjutan 2-4 -1 Batu kerikil kecil (fine gravel) 05-1 0 Pasir sangat kasar (very coarse) 0,25- 0,5 1 Pasir kasar (coarse) 0,125 - 0,25 2 Pasir sedang (medium) 0,083 - 0,125 3 Pasir halus (fine) 0,032 ~ 0,063 4 Pasir sangat halus (very fine) < 0,032 5,6, 7,8 Lumpur (silt) 9, 10 Tanah liat (clay) ‘Sumber: Jeffries dan Mills, 1996. B. Air Tanah (Groundwater) Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah permu- kaan tanah. Air tanah ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat; kecepatan arus berkisar antara 10° ~ 10° m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air (recharge). Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air permu- kaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Ka- rena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran. Daerah di bawah tanah yang terisi air disebut daerah saturasi (zone of saturation). Pada daerah saturasi, setiap pori tanah dan batuan terisi oleh air, yang merupakan air tanah (groundwater). Batas atas daerah saturasi disebut warer table, yang merupakan peralihan antara daerah saturasi yang banyak mengandung air dan daerah belum saturasi/jenuh (unsaturated/va- dose zone) yang masih mampu menyerap air. Jadi, daerah saturasi berada di bawah daerah unsaturated (Gambar 4.5). Karakteristik Badan Air 45 Permukaan tanah Daerah ‘Unsaturated (tak jenuh) water table Air tanah/Groundwater (Daerah saturasi) Lapisan tanah bagian bawah Gambar 4.5. Penampang melintang tanah dan posisi air tanah (grounctvater) di dalam tanah (modifikasi Miller, 1992). Kemampuan tanah dan batuan dalam menahan air tergantung pada sifat porositas dan permeabilitas tanah. Adapun karakteristik sifat tanah ditunjuk- kan dalam Tabel 4.7. Tabel 4.7, Karakteristik Fisika dan Kimia Tanah dengan Tekstur yang Berbeda Kapasitas Kapasitas Tekstur Tanah Penahanan| 'flltrast | penahanan | Aerasi Nutrien ae Air 1. Tanah liat/pekat (clay) baik jelek baik jelek 2. Lumpur (silt) sedang sedang sedang sedang 3. Pasir (sand) jelek baik jelek baik 4. Tanah liat/gemuk (loam) | sedang | sedang sedang | sedang Sumber: Modifikasi Miller, 1992. Lapisan tanah yang bersifat porous (mampu menahan air) dan perme- able (mampu melalukan atau memindahkan air) disebut akifer. Akifer terbagi menjadi dua, yaitu akifer dangkal dan akifer dalam. Pada akifer dangkal, muka air tanah biasanya lebih dipengaruhi oleh curah hujan. 46 Telaah Kualitas Air Pada dasarnya, air tanah dapat berasal dari air hujan (presipitasi), baik melalui proses infiltrasi secara langsung ataupun secara tak langsung dari air sungai, danau, rawa, dan genangan air lainnya. Air yang terdapat di Tawa-rawa (marshes) sering kali dikategorikan sebagai peralihan antara air permukaan dan air tanah. Dinamika pergerakan air tanah pada hakikatnya terdiri atas pergerakan horizontal air tanah; infiltrasi air hujan, sungai, danau, dan rawa ke lapisan akifer; dan menghilangnya atau keluamya air tanah melalui spring (sumur), pancaran air tanah, serta aliran air tanah memasuki sungai dan tempat-tempat lain yang merupakan tempat keluarnya air tanah, Daerah yang merupakan tempat masuknya air permukaan atau air hujan ke dalam tanah untuk mengisi air tanah disebut recharge area, sedangkan daerah tempat keluarnya air tanah atau tempat penyadapan/pengambilan air tanah disebut discharge area. Sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya dapat berperan sebagai recharge maupun discharge area. Ruang yang hijau dan terbuka yang ditumbuhi vegetasi berperan sebagai recharge area yang sangat baik karena dapat menahan laju limpasan air pada saat hujan, sehingga air memiliki waktu yang lebih lama untuk mengalami infil- trasi ke dalam tanah. Jika laju pengambilan air tanah pada akifer melebihi laju pengisiannya maka akan terjadi penurunan volume air tanah dan penambahan volume udara yang besarnya setara dengan volume air yang dikeluarkan dari akifer. Kondisi ini memungkinkan terjadinya penurunan muka tanah (land subsid- ence). Pengambilan air tanah akan mengubah aliran air tanah. Bersamaan de- ngan keluarnya air dari akifer, tekanan hidrostatik air tanah mengalami penu- runan sehingga aliran air tanah dari arah laut akan mengisi daerah yang disedot aimya tersebut. Oleh karena itu, pengambilan air tanah di wilayah pesisir yang dilakukan secara berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya intrusi air laut, dan selanjutnya menyebabkan air tanah menjadi asin. Pada umumnya, fenomena intrusi air laut ini berlangsung di wilayah pesisir perko- taan, di mana intensitas pengambilan air tanah cukup besar. Karakteristik kualitas air tanah kadang-kadang sangat berbeda dengan kualitas air permukaan. Perbedaan tersebut ditunjukkan dalam Tabel 4.8. Karakteristik Badan Air 47 Tabel 4.8. Perbedaan Kualitas Air Tanah dan Air Permukaan Parameter Air Tanah Air Tanah Air Permukaan_ Kualitas Air pada Sumur1 | pada Sumur2| pada Kolam 1. pH 52 77 65 2. Karbondioksida (mg/liter) 39,4 37 3,05 3. Alkalinitas (mgfliter CaCO,) 37 89,5 16,1 4, Kesadahan total (mg/liter 37 75.2 15,7 CaCo,) 5. Kesadahan kalsium 14 62,2 5,5 (mgfliter Caco,) 6. Ortofosfat (mg/liter P) 0,004 0,004 0,006 7. Amonia total (mg/liter 0,072 0,145 0,376 N-NH,) 8. Nitrat (mg/liter N-NO,) 0,002 0,047 0,21 9. Nitrit (mgfliter N-NO,) 0,005 0,003 0,032 10. Besi total (mg/liter) 0,30 0,01 0,26 11. Sulfat (mg/liter) 2,0 12,0 - 12. Konduktivitas (umhos/cm) 22 220 55 Sumber: Boyd, 1988. Pada saat infiltrasi ke dalam tanah, air permukaan mengalami kontak dengan mineral-mineral yang terdapat di dalam tanah dan melarutkannya, sehingga kualitas air mengalami perubahan karena terjadi reaksi kimia. Ka- dar oksigen dalam air yang masuk ke dalam tanah menurun, digantikan oleh karbondioksida yang berasal dari aktivitas biologis, yaitu dekomposisi bahan organik yang terdapat dalam lapisan tanah pucuk (top soil). Kandungan bahan-bahan terlarut dalam air tanah ditunjukkan dalam Tabel 4.9. 48 Telaah Kualitas Air Tabel 4.9. Kandungan Bahan-Bahan Terlarut dalam Air Tanah ERC tane sree lon Sekunder atau Jon Minor atau Major Constituents | Secondary Constituents Minor Constituents (4,0 — 1.000 mgjliter) (0,04 - 10,0 mglliter) (0,004 — 0,1 mgjliter) Sodium (Natrium) Besi Arsen Lead/Timbal Kalsium Aluminium Barium Litium Magnesium Kalium Bromida Mangan Bikarbonat Karbonat Kadmium Nike! Sulfat Nitrat Kromium Fosfat Klorida Fluorida Kobalt Strontium Sllika Boron Copper Uranium Selenium lodida Zine Sumber: Todd, 1980 Air tanah yang berasal dari lapisan deposit pasir memiliki kandungan karbondioksida tinggi dan kandungan bahan terlarut (total dissolved solid/ TDS) rendah. Air tanah yang berasal dari lapisan deposit kapur (/imestone) juga memiliki kadar karbondioksida yang rendah (karena karbondioksida bereaksi dengan kapur), namun memiliki nilai TDS yang tinggi. Beberapa jenis air tanah dengan perbedaan kualitas air ditunjukkan dalam Tabel 4.10. Tabel 4.10. Beberapa Jenis Air Tanah dan Kandungan Ton-Ion Utama Jenis Air Tanah Parameter Magmatic | Sandstone | Carbonate | Gypsum | Rock Salt Rock | _ Rock 1. Na’ (mg/liter) 5-15 3-30 2-100 10-40 hingga 1.000 2. K* (mgfliter) 02-15 | 02-5 hingga 1 5-10 | hingga 100 3. Ca** (mgfliter) 4-30 5-40 40-90 hingga 100 | hingga 1.000 4. Mg? (majliter) 2-6 0-30 | 10-50 | hingga 70 | hingga 1.000 5. Fe* (mgiliter) hingga 3 01-5 hingga 0,1 | hingga 0,1 hingga 2 6. Ct (mg/liter) 3-30 5-20 5-15 10-50 hingga 1.000 Karakteristik Badan Air Tabel 4.10. Lanjutan 49 7. NO,- (mgfliter) 8. HCO, (mg/liter) 9. SO,* (mgfliter) 40. SiO, (mgfliter) 05-5 10-60 1-20 hingga 40 05-10 2-25 10-30 10-20 1-20 150 - 300 5-50 3-8 10-40 50-200 hingga 100 10-30 hingga 1.000 hingga 1.000 hingga 1.000 hingga 30 Sumber: Rump dan Krist, 1992. Air tanah biasanya memiliki kandungan besi relatif tinggi. Jika air tanah mengalami kontak dengan udara dan mengalami oksigenasi, ion ferri pada ferri hidroksida [Fe(OH),] yang banyak terdapat dalam air tanah akan teroksidasi menjadi ion ferro, dan segera mengalami presipitasi (pengendap- an) serta membentuk warna kemerahan pada air. Oleh karena itu, sebelum digunakan untuk berbagai peruntukan, sebaiknya air tanah yang baru disedot didiamkan terlebih dahulu selama beberapa saat untuk mengendapkan besi. Selain itu, perlakuan ini juga bertujuan untuk menurunkan kadar karbondiok- sida dan menaikkan kadar oksigen terlarut. 50 BABV PARAMETER FISIKA Parameter-parameter fisika yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi cahaya, suhu, kecerahan dan kekeruhan, warna, konduk- tivitas, padatan total, padatan terlarut, padatan tersuspensi, dan salinitas. A. Cahaya Radiasi matahari yang dapat mencapai permukaan bumi + 1.350 Joule/ detik/m? (watt), dengan kecepatan sekitar 186.000 mil/detik (299.790 km/ detik). Panjang gelombang radiasi matahari adalah 150 nm — 3.200 nm, dengan puncak panjang gelombang sekitar 480 nm. Radiasi dengan pan- jang gelombang antara 400 nm — 700 nm digunakan pada proses fotosin- tesis. Radiasi tersebut dikenal dengan istilah Photosynietically Active Ra- diation (PAR) atau dikenal juga dengan sebutan cahaya tampak (visible light), yaitu cahaya yang dapat dideteksi oleh mata manusia (Cole, 1988; Moss, 1993). Radiasi dengan panjang gelombang < 400 nm disebut radiasi ultra- violet dan radiasi dengan panjang gelombang > 700 nm disebut radiasi infra- merah (infrared) (Moss, 1993). Satuan yang sering digunakan untuk menyatakan panjang gelombang cahaya adalah unit Angstrom (A), di mana 1 A = 10° m. Satuan yang lain adalah nanometer (nm), di mana | nm = 10° m; dan mikrometer (um), di mana | pm = 10% m. Alat untuk mengukur panjang gelombang cahaya di- sebut pyrheliometer (Cole, 1988). Panjang gelombang beberapa spektrum cahaya ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Parameter Fisika 51 Tabel 5.1. Panjang Gelombang Beberapa Spektrum Cahaya Matahari Spektrum Cahaya Panjang Gelombang (nm) 1. Ungu (Violet) 400 2. Biru 460 3. Hijau 520 4. Kuning 580 5. Oranye 620 6. Merah 700 Sumber: Cole, 1988. Cahaya yang mencapai permukaan bumi dan permukaan perairan terdiri atas cahaya yang langsung (direct) berasal dari matahari dan cahaya yang disebarkan (diffuse) oleh awan (yang sebenarnya juga berasal dari cahaya matahari) (Cole, 1988). Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan sangat dipengaruhi olch awan, ketinggian dari permukaan laut (altitute), letak geografis, dan musim. Penetrasi cahaya ke dalam air sangat dipengaruhi oleh intensitas dan sudut datang cahaya, kondisi permukaan air, dan bahan- bahan yang terlarut dan tersuspensi di dalam air (Boyd, 1988; Welch, 1952). Cahaya matahari yang mencapai permukaan perairan tersebut sebagian di- serap dan sebagian direfleksikan kembali. Beberapa jenis molekul, misalnya O,, O,, H,O, dan CO, dapat menyerap radiasi matahari dan mengubahnya menjadi energi panas (Moss, 1993). Pada perairan alami, sekitar 53% cahaya yang masuk mengalami transformasi menjadi panas dan sudah mulai meng- hilang (extinction) pada kedalaman satu meter dari permukaan air (Wetzel, 1975). Perbedaan persentase cahaya yang mengalami penetrasi dan refleksi kembali pada berbagai sudut datang cahaya pada permukaan air ditunjukkan dalam Gambar 5.1. Sebagian cahaya matahari dipantulkan kembali oleh permukaan air, dengan intensitas yang bervariasi menurut sudut datang cahaya dan musim. Sudut datang cahaya matahari ke permukaan air bervariasi secara harian. Pada saat sudut datang tepat 90° (terjadi pada sekitar pukul 12.00), intensitas 52 Telaah Kualitas Air ‘Sudut datang cahaya mataheri VVVANANANNAVNANAN Gambar 5.1. Persentase cabaya yang masuk (penetrasi) ke permnkaan air pada berbagai sudut datang cahaya (Brown, 1987). Permukaan air cahaya matahari yang dipantulkan sekitar | 5% — 2.0%. Semakin kecil sudut datang cahaya, semakin banyak cahaya yang dipantulkan (Gambar 5.1). Di wilayah ugahari yang memiliki empat musim, intensitas optimum cahaya matahari yang datang ke permukaan air terjadi pada musim panas (summer) dan intensitas minimum terjadi pada musim dingin (winter). De- ngan demikian, cahaya matahari yang dipantulkan kembali sangat bervariasi. Di wilayah tropis, intensitas cahaya matahari yang mencapai permukaan air pada musim kemarau lebih besar dibandingkan dengan pada musim peng- hujan. Dengan demikian, intensitas cahaya yang dipantulkan oleh permukaan air juga bervariasi menurut musim; namun tidak sebesar pada wilayah yang memiliki empat musim. Hukum Beer mengemukakan bahwa penyerapan cahaya oleh suatu larutan meningkat secara eksponensial dengan meningkatnya konsentrasi larutan (Tebbut, 1992). Hukum Lambert menyatakan bahwa penyerapan cahaya meningkat secara eksponensial dengan meningkatnya panjang jarak dari larutan yang harus dilewati oleh cahaya (light path) (Tebbut, 1992). Berdasarkan kedua hukum tersebut maka densitas optik (optical den- sity) dapat dinyatakan dengan persamaan (5.1). Parameter Fisika 53 lo OD = Log TT axbxe (5.1) Keterangan: OD = Optical density. lo = ces Intensitas cahaya yang memasuki sampel larutan. Intensitas cahaya yang meninggalkan sampel larutan, = Karakteristik (konstanta) dari larutan tertentu. = Panjang jarak dari larutan yang harus dilewati oleh cahaya (light path). = Konsentrasi larutan. Intensitas cahaya yang masuk ke dalam kolom air semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman perairan. Dengan kata lain, cahaya meng- alami penghilangan (extinction) atau pengurangan (atenuasi) yang semakin besar dengan bertambahnya kedalaman (Gambar 5.2). Persentase intensitas cahaya 0 20 40 6 8 100 Kedalaman (m) BE ERR SeSRs & & 50 ‘Gambar 5.2.Persentase intensitas cahaya pada kolom air berdasarkan intensitas cahaya di permukaan perairan (Brown, 1987). Kuantitas cahaya yang mengalami atenuasi (pengurangan) setara de- ngan jumlah cahaya yang diserap dan dipencarkan (Attenuation = absorp- tion + scattering). Berdasarkan hukum Lambert, intensitas cahaya yang mengalami penetrasi pada kedalaman tertentu dinyatakan dalam persamaan (5.2 dan 5.3) (Boyd, 1988). 34 Telaah Kualitas Air I li = 3 i= Ioe*@-”; Ln lo—Lnli=k(zo-zi) (5.2) ek(z-z) Ln X=2303LogX =; e* = 10 */2803 (5.3) Keterangan : li = Intensitas cahaya pada kedalaman i (Joule/m?/detik). Io = Intensitas cahaya pada permukaan air. Z, = Permukaan air (0 meter). N Kedalaman i (i meter). Koefisien penyerapan (absorption) atau pengurangan (attenuation) atau penghilangan (extinction). ~ " Koefisien penyerapan atau penghilangan (k) dapat dihitung dengan persamaan (5.4 dan 5.5). 1,7 k= Zsd (Idso dan Gilbert, 1974 dalam Boyd, 1988) (5.4) Zsd= (Boney, 1989) (5.5) Keterangan: Zsd = Kedalaman secchi disk. Nilai koefisien penyerapan atau penghilangan yang rendah menunjuk- kan sifat penyerapan dan pemencaran yang rendah. Persentase cahaya yang diserap oleh kolom air dinyatakan dengan persa- maan (5.6). 100 (Io - Ii) % Absorbsi = —. (5.6) lo Keterangan: Io = Intensitas cahaya pada permukaan air. li = Intensitas cahaya pada kedalaman i, Menurut Cole (1988), intensitas cahaya yang mencapai kolom air pada kedalaman tertentu dapat dihitung dengan persamaan (5.7). Parameter Fisika 55 li=loe-+loe-*+loe* (5.7) Keterangan: kw= _ koefisien absorbsi air murni. k koefisien absorbsi bahan-bahan partikulat/tersuspensi. ke = koefisien absorbsi bahan-bahan terlarut. Secara lebih terperinci, Yentsch (1980) dalam Boney (1989) mengemu- kakan bahwa intensitas cahaya pada kolom air dengan kedalaman tertentu yang mengalami pengurangan/atenuasi merupakan fungsi dari beberapa variabel, seperti yang ditunjukkan dalam persamaan (5.8). Eu = Ed — [Aw + Apo + Api + Ad — (Bpo + Bpi)] (5.8) Keterangan; Eu = Keberadaan cahaya pada lapisan eufotik. Ed = Intensitas cahaya di permukaan. Aw = Penyerapan (absorpsi) cahaya oleh ait. Apo = Penyerapan cahaya oleh fitoplankton. Api = Penyerapan cahaya oleh partikel anorganik. Ad = Penyerapan cahaya oleh bahan-bahan berwamna. Bpo = Pemencaran (scatiering) cahaya oleh fitoplankton. Bpi = Pemencaran cahaya oleh partikel anorganik. Kedalaman perairan di mana proses fotosintesis sama dengan proses respirasi disebut kedalaman kompensasi. Kedalaman kompensasi biasanya terjadi pada saat cahaya di dalam kolom air hanya tinggal 1% dari seluruh intensitas cahaya yang mengalami penetrasi di permukaan air. Kedalaman kompensasi sangat dipengaruhi oleh kekeruhan dan keberadaan awan se- hingga berfluktuasi secara harian dan musiman. Parson et al. (1984) mengemukakan hubungan antara kedalaman secchi disk dengan kedalaman kompensasi dalam persamaan (5.9). 0,02 =¢-* (5.9) Keterangan: De = Kedalaman kompensasi k = Ditentukan dengan persamaan (5.4) atau (5.5) Kolom air yang berada di bagian atas kedalaman kompensasi dikenal sebagai lapisan eufotik, sedangkan kolom air di bagian bawah kedalaman kompensasi disebut lapisan profundal (Jeffries dan Mills,1996). 56 Telaah Kualitas Air Cahaya dengan panjang gelombang pendek, misalnya ultraviolet, meng- alami penetrasi hampir sempurna pada lapisan atmosfer. Di wilayah tropis (sekitar ekuator), energi cahaya yang mencapai permukaan bumi rata-rata 420 Joule/m?/detik/tahun, sedangkan di daerah kutub sekitar 197 Joule/m?/ detik/tahun. Fluktuasi energi cahaya ini dapat mencapai 50%, akibat adanya awan (Moss, 1993). Di perairan, spektrum cahaya yang memiliki panjang gelombang lebih besar, yaitu merah dan oranye (550 nm), dan panjang gelombang pendek, misalnya ultraviolet dan ungu (violet), diserap lebih cepat atau tidak dapat melakukan penetrasi yang lebih dalam ke kolom air, dibandingkan dengan spektrum cahaya dengan panjang gelombang pertengahan, misalnya biru, hijau, dan kuning (400 nm — 500 nm). Spektrum cahaya merah dan oranye merupakan spektrum cahaya yang paling efektif untuk digunakan dalam aktivitas fotosintesis tumbuhan perairan (Brown, 1987). Cahaya yang mencapai perairan akan diubah menjadi energi panas. Air memiliki sifat pemanasan yang khas karena memiliki kapasitas panas spesifik (specific heat capacity) yang tinggi. Hal ini berarti bahwa energi (dalam hal ini cahaya) yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu air sebesar 1° C lebih besar dari energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu materi lain sebesar 1° C. Demikian pula hailnya dengan proses penurunan suhu air. Oleh karena itu, perairan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menaikkan dan menurunkan suhu, jika dibandingkan dengan daratan (Jeffries dan Mills, 1996). Cahaya merupakan sumber energi utama dalam ekosistem perairan. Di perairan, cahaya memiliki dua fungsi utama (Jeffries dan Mills,1996). 1, Memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan berat jenis (densi- tas) dan selanjutnya menyebabkan terjadinya percampuran massa dan kimia air. Perubahan suhu juga mempengaruhi tingkat kesesuaian per- airan sebagai habitat bagi suatu organisme akuatik, karena setiap orga- nisme akuatik memiliki kisaran suhu minimum dan maksimum bagi kehidupannya. 2. Merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis algae dan tumbuhan alr. Parameter Fisika 57 Cahaya sangat mempengaruhi tingkah laku organisme akuatik. Algae planktonik menunjukkan respon yang berbeda terhadap perubahan intensitas cahaya. Perubahan intensitas cahaya menyebabkan Ceratium hirudinella (Dinoflagellata) melakukan pergerakan vertikal pada kolom air dan biue green algae (Cyanophyta) mengatur volume vakuola gas untuk melakukan pergerakan secara vertikal pada kolom air, sedangkan zooplankton melaku- kan migrasi vertikal harian (Jeffries dan Mills, 1996). Pigmen klorofil menyerap cahaya biru dan merah, karoten menyerap cahaya biru dan hijau, fikoeritrin menyerap warna hijau, dan fikosianin menyerap cahaya kuning (Cole, 1988 dan Moss, 1993). B. Suhu Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (/atitude), keting- gian dari permukaan laut (a/titude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penu- tupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpe- ngaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik me- miliki kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai bagi pertum- buhannya. Misalnya, algae dari filam Chlorophyta dan diatom akan tum- buh dengan baik pada kisaran suhu berturut-turut 30° C — 35° C dan 20° C — 30°C. Filum Cyanophyta lebih dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan Chlorophyta dan diatom (Haslam, 1995). Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya gas O,, CO,, N,, CH,, dan sebagainya (Haslam, 1995). Selain itu, peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya meng- akibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar 10° C menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organis- me akuatik sekitar 2 — 3 kali lipat. Namun, peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen sering kali tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik un- tuk melakukan proses metabolisme dan respirasi. Peningkatan suhu juga 58 Telaah Kualitas Air menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mi- kroba. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20° C — 30°C. Pada umumnya, suhu dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (° C) atau derajat Fahrenheit (° F). Pengukuran suhu pada kolom air dengan keda- laman tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan reversing thermometer, thermophone, atau thermistor (APHA, 1976). Cahaya matahari yang masuk ke perairan akan mengalami penyerapan dan perubahan menjadi energi panas. Proses penyerapan cahaya ini berlang- sung secara lebih intensif pada lapisan atas sehingga lapisan atas perairan memiliki suhu yang lebih tinggi (lebih panas) dan densitas yang lebih kecil daripada lapisan bawah. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi panas (thermal stratification) pada kolom air, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5.3. ‘Suhu (°C) 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Epiimnion 05 Termoklin Kedataman (m) Hipolimnion 25 Gambar 5.3. Stratifikasi kolom air berdasarkan perbedaan suhu (Boyd, 1988). Pada Gambar 5.3 terlihat bahwa lapisan epilimnion (lapisan bagian atas perairan) merupakan lapisan yang hangat, dengan penurunan suhu relatif kecil (dari 32° C menjadi 28° C). Lapisan di bagian bawahnya disebut lapisan termoklin, yang memiliki penurunan suhu cukup tajam (dari 28° C menjadi 21°C). Lapisan yang paling bawah adalah lapisan hipolimnion, yang memi- liki perbedaan suhu cukup kecil, bahkan hampir konstan. Ketebalan lapisan Parameter Fisika 59 epilimnion, termoklin, dan hipolimnion sangat bervariasi, dipengaruhi oleh banyak faktor. Pola stratifikasi panas seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5.3 me- tupakan fenomena yang biasa terjadi pada perairan tergenang. Akan tetapi, sering kali juga terjadi pola stratifikasi panas anomali, yang biasanya terjadi pada perairan di wilayah empat musim, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5.4. Q 20 40 Mesothermal Kedalaman Kedalaman (@m) @m) 0 20 40 0 20 40 Poikilothermal Dicothermal Kedalaman Kedalaman (2m) (2m) Gambar 5.4. Kurva anomali sebaran vertikal suhu pada kolom air (Cole, 1988). C. Kecerahan dan Kekeruhan Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan meru- pakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Pesatnya laju pembangunan di negara kita tak terelakkan telah menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan hidup, terutama penurunan kualitas air. Satu-satunya upaya yang dapat dilakukan adalah meminimumkan pengaruh yang mungkin muncul, melalui telaah-telaah yang komprehensif terhadap pengaruh suatu kegiatan dengan beberapa parameter kualitas lingkungan. Penelaahan parameter kualitas air memerlukan suatu pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang pengertian (terminologi) parameter kualitas air, keterkaitan antar-parameter, hubungan kausatif antar- parameter, dan peran parameter-parameter tersebut dalam keseimbangan lingkungan perairan. Buku ini membahas secara rinci dan holistik tentang parameter-parameter kualitas air, khususnya parameter fisika dan kimia. Dilatarbelakangi oleh minimnya buku-buku tentang kualitas air di Indonesia, Penulis mengelaborasi suatu pengantar pembahasan yang holistik mengenai parameter kualitas fisika dan kimia air sehingga diharapkan dapat membantu, memperkaya pengetahuan, dan memperdalam pengertian tentang parameter kualitas air. yang (Kal-Sel), 13 Februari 1965. Gelar ke- M men Si i erairan (MSP) orc ISBN 978-979- | 0613-8 (p WAM) vn 7897

You might also like