You are on page 1of 9

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH

(Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk)

Sefira Ryalita Primadany, Mardiyono, Riyanto


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: viraryalita@gmail.com

Abstract: Nganjuk Regency is one of the most potential regency in East Java to develop its
tourism. Nganjuk Regency has four local tourism objects governed by local Department of
Tourism and Culture: Sedudo Waterfall, Air Merambat Roro Kuning, Taman Rekreasi Anjuk
Ladang (TRAL), Margo Tresno Cave. Tourism of Nganjuk offers many tourism objects whose
attraction and feature are distinctive in those places. Nonetheless, the lack of attention given by
the government particularly in term of promotion that has become a hurdle to the advancement
of tourism in Nganjuk. Therefore, it is essential that relevant authorities must have awareness
and introduce several regulations to advance the tourism development. Developing tourism
sector requires strategies which equipped by well-arranged tourism developing plan in order to
optimize the tourism potential. The role of local government is therefore important as the main
generator and afterwards, giving the Nganjuk Regency Tourism and Culture Department full
authority to create and implement tourism developing strategies. In this thesis, the writer is
encouraged to acknowledge and review the role of Nganjuk Regency Tourism and Culture
Department in improving the tourism potential. It is acquired by settling the statement of
problem on first, the strategies of Nganjuk Regency Tourism and Culture Department to develop
its tourism sector and second, the factors affecting the improvement of tourism in Nganjuk
Regency. This research applied descriptive research method in nature by employing qualitative
approach. The resources were grouped into two, primary data and secondary data. The data
collection techniques were observation, interviews, and documentation. The collected data were
analyzed by following the procedures: data collection, data presentation, and conclusion
drawing.

Keywords: strategy analysis, tourism, government

Abstrak: Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang berpotensi
untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya. Di Kabupaten Nganjuk terdapat empat objek
wisata daerah yang dikelola langsung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah. Keempat
objek wisata tersebut yaitu: Air Terjun Sedudo, Air Merambat Roro Kuning, TRAL, dan Goa
Margo Tresno. Wisata Nganjuk menawarkan sejumlah objek wisata dengan daya tariknya
masing-masing. Namun, masih kurangnya upaya dari pemerintah daerah yang belum maksimal
dalam mempromosikan wisata tersebut mengakibatkan potensi-potensi objek wisata yang
dimiliki tidak dapat berkembang secara optimal. Di sinilah pentingnya peraturan dan kesadaran
dari pemerintah daerah yang melaksanakan pembangunan di sektor pariwisata. Sektor pariwisata
memerlukan suatu strategi dengan pola pengembangan kepariwisataan yang terencana atau
tersusun agar potensi yang di miliki bisa di kembangkan secara optimal. Didalam memajukan
sektor pariwisata ditingkat daerah peran pemerintah daerah adalah sebagai motor penggerak yang
selanjutnya memberikan kewenangan penuh kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
Kabupaten Nganjuk dalam menentukan strategi-strategi pembangunan kepariwisataan. Di sini
penulis ingin mengetahui sejauh mana strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
Kabupaten Nganjuk dalam mengembangkan potensi pariwisata daerahnya, sehingga muncul dua
permasalahan, yaitu pertama bagaimana strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
Kabupaten Nganjuk dalam pengembangan pariwisata daerah, kedua faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan pariwisata daerah di Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber
data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data dengan Reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.

Kata kunci: analisis strategi, pariwisata, pemerintah daerah

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 135-143 | 135


Pendahuluan terbentang sejauh 5.120 km dengan iklim
Pembangunan daerah merupakan salah tropis sejuk baik di darat maupun di pantai dan
satu bagian dari pembangunan nasional yang laut. Tetapi berdasarkan data statistik
tidak dapat dilepaskan dari prinsip otonomi Organisasi Pariwisata Dunia dari 1,3 miliar
daerah. Untuk mendukung penyelenggaraan orang wisatawan di dunia hanya 4 juta saja
otonomi daerah tersebut dibutuhkan yang berkunjung ke Indonesia sementara
kewenangan yang luas, nyata, dan sisanya banyak berkunjung ke Malaysia,
bertanggung jawab di tiap-tiap daerah tersebut. Thailand, dan negara Eropa. Melihat
Sebagai tindak lanjut penyelenggaraan permasalahan di atas artinya minat para
otonomi daerah dengan dikeluarkannya wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Indonesia maupun lokal rendah, karena selama
tentang Pemerintahan daerah yang merupakan ini pariwisata Indonesia masih kurang
kebijakan yang lahir dalam rangka menjawab maksimal dalam mengembangkannya.
dan memenuhi tuntutan reformasi dan Provinsi Jawa Timur yang merupakan
semangat pembaharuan tentang demokratisasi salah satu provinsi di Indonesia juga memiliki
antara hubungan pusat dan daerah serta upaya banyak sekali tempat-tempat pariwisata yang
pemberdayaan daerah. Negara Indonesia bagus dan tidak kalah manarik dengan provinsi
seperti yang kita ketahui merupakan salah satu yang lain. Kabupaten Nganjuk sebagai salah
negara berkembang yang memiliki berbagai satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang
macam potensi pariwisata, baik wisata alam memiliki potensi wisata cukup banyak dengan
maupun wisata budaya karena Indonesia prospek ke depan sangat menjanjikan. Objek
memiliki bermacam-macam suku, adat- wisata yang dikembangkan oleh Dinas
istiadat, dan kebudayaan serta karena letak Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten
geografis negara Indonesia sebagai negara Nganjuk antara lain wisata alam Air Terjun
tropis yang menghasilkan keindahan alam dan Sedudo, Air Merambat Roro kuning, Taman
satwa. Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL), dan yang
Indonesia memiliki wilayah yang sangat terakhir Goa Margo Tresno. Tetapi kurangnya
luas dengan didukung sumber daya alam yang peran dari pemerintah daerah yang belum
beraneka ragam yang berpotensi untuk diolah maksimal dalam mempromosikan wisata
dan dimanfaatkan. Selain itu negara Indonesia tersebut sehingga dimungkinkan potensi-
juga kaya akan seni budaya daerah, adat potensi objek wisata tersebut tidak dapat
istiadat, peninggalan sejarah terdahulu dan berkembang secara optimal.
yang tidak kalah menarik adalah keindahan Banyak hambatan dan rintangan yang
panorama alamnya yang cukup potensial untuk harus dihadapi terutama jika tidak didukung
dikembangkan dengan baik. Ternyata oleh masyarakat sekitar tempat wisata tersebut.
pariwisata dapat diandalkan untuk Di sinilah pentingnya peraturan dan kesadaran
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dari pemerintah daerah yang melaksanakan
pembangunan nasional (Yoeti, 2008, h.4). pembangunan di sektor pariwisata. Sektor
Banyak juga objek wisata yang ada di pariwisata memerlukan suatu strategi yang
Indonesia yang telah terkenal tidak hanya di dengan pola pengembangan kepariwisataan
dalam negeri maupun ke luar negeri. Oleh yang terencana atau tersusun agar potensi yang
sebab itu pengembangan pariwisata di dimiliki bisa dikembangkan secara optimal. Di
Indonesia dilakukan oleh seluruh wilayah di dalam memajukan sektor pariwisata di tingkat
Indonesia maka dibentuklah Departemen daerah peran pemerintah daerah sebagai motor
Kebudayaan dan Pariwisata di tingkat nasional penggerak dan selanjutnya memberikan
dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah kewenangan penuh kepada Dinas Kebudayaan
di tingkat daerah. dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk
Menurut Yoeti (1987, h.286) Dinas dalam menentukan strategi-strategi pemban-
Pariwisata adalah badan kepariwisataan yang gunan kepariwisataan.
dibentuk oleh pemerintah sebagai suatu badan Dari uraian di atas, penelitian ini ingin
yang diberi tanggung jawab dalam mengetahui strategi yang dilakukan oleh
pengembangan dan pembinaan kepariwisataan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
pada umumnya baik tingkat nasional maupun Kabupaten Nganjuk dalam melakukan
ditingkat daerah. Potensi wisata Indonesia pengembangan pariwisata di daerah serta
yang berupa 17.508 pulau-pulau yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 135-143 | 136


faktor-faktor pendukung dan penghambat di 2) tujuan perjalanan dilakukan semata-mata
dalam pengembangan objek wisata tersebut. untuk bersenang-senang, tanpa mencari
nafkah di negara, kota atau DTW yang
Tinjauan Pustaka dikunjungi.
1. Pemerintah Daerah 3) uang yang dibelanjakan wisatawan
Menurut Undang-Undang No 32 tahun tersebut dibawa dari negara asalnya, di
2004 yang dimaksud dengan pemerintahan mana dia bisa tinggal atau berdiam, dan
daerah adalah penyelenggaraan urusan bukan diperoleh karena hasil usaha selama
pemerintaha oleh pemerintah lokal dan DPRD dalam perjalanan wisata yang dilakukan;
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam 4) perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik lebih.
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Dalam pengertian kepariwisataan terdapat
Undang-Undang Dasar Negara Republik empat faktor yang harus ada dalam batasan
Indonesia tahun 1945. suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor
Sedangkan menurut Widarta (2005, h.38- tersebut adalah perjalanan itu dilakukan dari
39) menyatakan bahwa pemerintah daerah satu tempat ke tempat lain, perjalanan itu harus
adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah dikaitkan dengan orang-orang yang melakukan
daerah yang dilakukan oleh lembaga perjalanan wisata semata-mata sebagai
pemerintah daerah yaitu Pemerintah Daerah pengunjung tempat wisata tersebut.
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD). Pemerintahan daerah dalam rangka 2. Strategi Pengembangan Pariwisata
meningkatkan efisiensi dan efektivitas Menurut Suryono (2004, h.80) strategi
penyelenggaraan otonomi daerah perlu pada prinsipnya berkaitan dengan persoalan:
memperhatikan hubungan antara susunan Kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang
pemerintahan dan antarpemerintah daerah, hendak dicapai, dan penentuan cara-cara atau
potensi, dan keanekaragaman daerah. metode penggunaan sarana-prasarana. Strategi
selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan,
1. Konsep Pariwisata sarana, dan cara. Oleh karena itu, strategi juga
Pengertian pariwisata menurut Norval harus didukung oleh kemampuan untuk
dalam Muljadi dan Nurhayati (2002, h.80) mengantisipasi kesempatan yang ada. Dalam
adalah keseluruhan kegiatan yang melaksanakan fungsi dan peranannya dalam
berhubungan dengan masuk, tinggal, dan pengembangan pariwisata daerah, pemerintah
pergerakan penduduk asing di dalam atau di daerah harus melakukan berbagai upaya dalam
luar suatu negara, kota, atau wilayah tertentu. pengembangan sarana dan prasarana
Menurut definisi yang lebih luas yang pariwisata.
dikemukakan oleh Kodhyat (1983, h.4)
pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat Metode Penelitian
ke tempat lain bersifat sementara, dilakukan Jenis penelitian yang digunakan dalam
perorangan atau kelompok, sebagai usaha penelitian ini adalah metode penelitian
mencari keseimbangan dan kebahagiaan deskriptif dengan menggunakan pendekatan
dengan lingkungan hidup dalam dimensi kualitatif. Di sini peneliti bermaksud akan
sosial, budaya, alam, dan ilmu. Selanjutnya menggambarkan tentang analisis strategi
menurut Musanef (1995, h.11) mengartikan pengembangan di sektor pariwisata daerah di
pariwisata sebagai suatu perjalanan yang Kabupaten Nganjuk beserta faktor
dilaksanakan untuk sementara waktu, yang penghambatnya dalam pengembangan pari-
dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain wisata di daerahnya.
untuk menikmati perjalanan bertamasya dan Adapun fokus dari penelitian ini adalah:
berekreasi. 1. Strategi yang dilakukan Dinas Kebudayaan
Menurut Yoeti (2008:8) pariwisata harus dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk
memenuhi empat kriteria di bawah ini, yaitu: dalam mengembangkan pariwisata daerah,
1) perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke yang meliputi:
tempat lain, perjalanan dilakukan di luar a) penyediaan sarana dan prasarana
tempat kediaman di mana orang itu pariwisata;
biasanya tinggal; b) pengembangan objek wisata daerah;

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 135-143 | 137


c) peningkatan peran serta masyarakat; dan 1. Strategi yang dilakukan Dinas
d) peningkatan peran serta pihak swasta. Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
2. Faktor–faktor yang mempengaruhi pe- Kabupaten Nganjuk dalam Mengem-
ngembangan pariwisata daerah di bangkan Pariwisata Daerah
Kabupaten Nganjuk, yang meliputi: a. Penyediaan Sarana dan Prasarana
a) faktor pendukung; dan Objek Wisata di Kabupaten Nganjuk
b) faktor penghambat. Dalam melaksanakan fungsi dan
Pada penelitian ini yang menjadi lokasi peranannya dalam pengembangan pariwisata
penelitian adalah Kabupaten Nganjuk dan daerah. Pemerintah daerah harus melakukan
yang menjadi situs penelitian adalah Dinas berbagai upaya dalam pengembangan sarana
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten dan prasarana. Sarana sesuai dengan namanya
Nganjuk. Pengumpulan data dilakukan melalui menyediakan kebutuhan pokok yang ikut
wawancara, observasi, dan dokumentasi. menentukan keberhasilan suatu daerah
Analisis data menggunakan model analisis menjadi daerah tujuan wisata. Fasilitas yang
deskriptif yang dikembangkan oleh Miles dan tersedia dapat memberikan pelayanan kepada
Hubberman (2007, h.289) yang menge- para wisatawan, baik secara langsung atau
mukakan bahwa ada tiga kelompok analisis tidak langsung. Sarana pariwisata terbagi
yaitu: reduksi data, penyajian data, dan menjadi tiga bagian penting, yaitu:
penarikan kesimpulan. a) Sarana Pokok Pariwisata (Main Tou-
rism Superstructures)
Pembahasan b) Sarana Pelengkap Pariwisata (Su-
Kabupaten Nganjuk memiliki potensi plementing Tourism Superstructures).
wisata yang cukup banyak yang menawarkan c) Sarana Penunjang Pariwisata (Sup-
keanekaragaman daya tarik wisata. Jenis-jenis porting Tourism Superstructures)
pariwisata tersebut, antara lain: Sedangkan menurut Yoeti (1996, h.189)
a) wisata alam: Air Terjun Sedudo, Goa yang dimaksud prasarana pariwisata adalah
Margo Tresno, Air Merambat Roro semua fasilitas yang dapat memungkinkan
Kuning; proses perekonomian berjalan dengan lancar
b) wisata budaya atau seni: seni jamasan sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan
pustaka yang merupakan upacara manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
mensucikan, membersihkan, dan mera- Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
wat pusaka-pusaka agung bersejarah Daerah Kabupaten Nganjuk di dalam
yang disimpan di gedung pusaka desa penyediaan sarana dan prasarana wisata yang
Ngliman. Selain itu juga ada seni Tari ada di Nganjuk adalah sebagai berikut:
Mungdhe dan Wayang Timplong khas 1) hotel atau penginapan yang ada di
Nganjuk; Kabupaten Nganjuk sebanyak 13 hotel;
c) wisata kuliner: Nasi Becek, yaitu 2) rumah makan atau restoran atau warung
makanan khas Nganjuk; dan makan berjumlah 17 unit dan sudah
d) wisata buatan: Taman Rekreasi Anjuk memiliki ijin usaha;
Ladang dan Monumen Anjuk Ladang. 3) fasilitas transportasi, di Kabupaten Ngan-
Dari jenis-jenis pariwisata yang juk sudah tersedia berupa angkutan umum
ditawarkan oleh Kabupaten Nganjuk, seperti: mini bus, bus, dan angkutan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah pedesaan (becak dan delman);
Kabupaten Nganjuk hanya memfokuskan 4) toko souvenir, terdapat banyak toko
empat jenis objek wisata yang butuh souvenir yang menjual oleh-oleh khas
pengembangan lebih, yaitu objek wisata Nganjuk; dan
Air Terjun Sedudo, Air Merambat Roro 5) utilitas kawasan, jaringan untuk berko-
Kuning, Goa Margo Tresno, dan Taman munikasi cukup lancar, listrik dan air
Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL). bersih sudah tersedia sampai di desa-desa
di Kabupaten Nganjuk.

I. Penyediaan Sarana dan Prasarana Air


Terjun Sedudo
Air Terjun Sedudo adalah sebuah air
terjun dan objek wisata yang terletak di Desa

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 135-143 | 138


Ngliman Kecamatan Sawahan, Kabupaten hanya saja jalan setapak yang berada di dalam
Nganjuk, Jawa Timur. Air terjun tersebut kawasan TRAL harus diperbaiki agar tidak
berada di ketinggian 1.438m di atas terlihat seperti tidak terurus. Dan di tahun
permukaan laut (dpl) di sisi timur kawasan 2013 pertengahan akan dilakukan pengem-
Gunung Wilis dengan tinggi air terjun sekitar bangan secara total oleh Dinas Kebudayaan
105m. Objek wisata Air Terjun Sedudo dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk
merupakan objek wisata alam yang banyak agar TRAL terlihat lebih modern lagi.
dikunjungi oleh wisatawan dari luar Kota
Nganjuk. Pesona air terjun yang sangat tinggi IV. Penyediaan Sarana dan Prasarana Goa
dengan hutan-hutan di sekitarnya membuat Margo Tresno
tambah sejuk di kawasan Air Terjun Sedudo. Goa Margo Tresno merupakan objek
Penyediaan sarana dan prasarana standard wisata berupa goa yang sudah ada dari jaman
yang ada di Air Terjun Sedudo sudah cukup dahulu kala. Terletak di Desa Sugihwaras
baik. Tetapi masih harus ditambah seperti Kecamatan Ngluyu 35 km arah utara Kota
kamar mandi bilas yang akan segera dibangun Nganjuk. lua Goa Margo Tresno kurang lebih
di tahun ini dan juga perluasan lahan parkir 15x50 m. Objek wisata Goa Margo Tresno
mobil, motor bagi para pengunjung seperti dengan kondisi jalannya yang sudah di aspal,
yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Objek dan sepanjang jalan menuju Goa Margo
dan Daya Tarik Wisata di Kantor Dinas Tresno dapat melihat panorama sawah yang
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten terbentang luas dan hutan-hutan jati di kanan
Nganjuk. kiri jalan. Di Goa Margo Tresno juga sudah
disediakan fasilitas sarana dan prasarana untuk
II. Penyediaan Sarana dan Prasarana Air memenuhi kebutuhan pengunjung. Akan
Merambat Roro Kuning tetapi, infrastruktur jalan menuju ke dalam
Air merambat Roro Kuning berada di Goa yang masih perlu banyak perbaikan demi
ketinggian 600 m dpl dan memiliki tinggi kenyamanan pengunjung dan pejalan kaki,
antara 10-15 m. Air merambat ini mengalir yaitu jalan setapak yang licin dan rusak akibat
dari tiga sumber dari Gunung Wilis yang masih kurang perawatan.
mengalir merambat di sela-sela bebatuan
padas di bawah pepohonan pinus. Di objek  Pengembangan Objek Wisata Daerah
wisata air merambat Roro Kuning sarana dan Pembangunan di bidang pariwisata
prasarana yang disediakan sudah disediakan merupakan upaya–upaya untuk mengem-
tetapi perlu diperbaharui. Mengingat kejadian bangkan dan mengelola objek dan daya tarik
longsor besar-besaran di tahun 2010 wisata yang telah dimiliki oleh suatu daerah
mengakibatkan beberapa fasilitas sarana dan agar lebih baik lagi. Karena di tiap-tiap daerah
prasarana rusak dan belum diperbaiki karena pastinya memiliki kekayaan alam yang indah
faktor keterbatasan dana dari pemerintah dan keragaman tradisi seni budaya serta
daerah khususnya Dinas Kebudayaan dan peninggalan dan purbakala yang berbeda-beda.
Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk. Di sini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Daerah Kabupaten Nganjuk adalah instansi
III. Penyediaan Sarana dan Prasarana yang berwenang untuk mengelola dan
Taman Rekreasi Anjuk Ladang mengembangkan objek wisata yang ada di
Taman yang indah ini terletak di sekitar daerah Kabupaten Nganjuk.
Stadion olah raga Anjuk Ladang, hanya 2 km Menurut Yoeti (2008, h.273)
arah ke selatan pusat kota. Merupakan taman pengembangan adalah usaha atau cara untuk
yang rindang dan sejuk dan juga memiliki memajukan serta mengembangkan sesuatu
koleksi hewan salah satunya rusa. Taman yang sudah ada. Pengembangan pariwisata
Rekreasi Anjuk Ladang merupakan objek pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan
wisata buatan satu-satunya di Kabupaten diperhitungkan dengan keuntungan dan
Nganjuk. Di TRAL sendiri sarana dan manfaat bagi masyarakat yang ada di
prasarana telah disediakan oleh dinas sekitarnya. Pengembangan pariwisata harus
kebudayaan. Dan juga terdapat toko souvenir sesuai dengan perencanaan yang matang
yang menyediakan cinderamata dan oleh-oleh sehingga bermanfaat baik bagi masyarakat,
khas Kabupaten Nganjuk. Semua fasilitas baik juga dari segi ekonomi, sosial dan juga
sarana dan prasarana masih terawat baik, budaya.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 135-143 | 139


Dalam melakukan pengembangan II. Pengembangan Objek Wisata Air
pariwisata pemerintah daerah Kabupaten Merambat Roro Kuning
Nganjuk memberikan tanggung jawab kepada Pengembangan yang dilakukan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Kabupaten Nganjuk untuk terus Nganjuk terhadap objek wisata Air Merambat
mengembangkan potensi pariwisata di tiap- Roro Kuning sudah dilakukan sejak 2008
tiap objek wisata di Kabupaten Nganjuk. Salah dengan menambah fasilitas-fasilitas penunjang
satu usaha melestarikan alam serta lingkungan seperti dibangun jembatan di dekat air
alam adalah dengan mengembangkan merambatnya dan kolam renang dengan air
pariwisata sesuai kebutuhan masing-masing yang mengalir langsung dari sumber air
objek wisata tersebut. Merambat Roro Kuning. Tetapi di tahun 2010
Konsentrasi untuk pengembangan objek- terjadi longsor besar yang mengakibatkan
objek wisata di Nganjuk dilakukan dengan rusaknya jembatan dan batu-batu besar yang
mengembangkan objek wisata yang sudah ada di sekitar air Merambat Roro Kuning
punya nama atau sudah dikenal banyak orang pindah sampai tidak terarah.
seperti Air Terjun Sedudo dan selanjutnya Setelah kejadian longsor itu sudah
pengembangan di objek wisata Nganjuk yang disusun rencana untuk merenovasi secara
lain. Jadi, tidak langsung keempatnya bertahap, dari pembersihan dan pengecetan
dilakukan pengembangan karena terbentur ulang toilet yang dekat dengan air Merambat
dengan dana yang didapat oleh Dinas Roro Kuning. Tetapi tahap renovasi atau
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten pembetulan secara menyeluruh di Roro
Nganjuk. Kuning belum dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
I. Pengembangan Objek Wisata Air Terjun dikarenakan masih memproritaskan untuk
Sedudo objek wisata yang lain. Jadi, di tahun 2012-
Terletak di Desa Ngliman. Kecapatan 2013 rencana pengembangan untuk Roro
Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur Kuning masih belum banyak, yang dalam
dan berada di ketinggian 1.438 m dpl sekitar waktu dekat ini dikembangkan adalah wisata
30 km ke selatan kota Nganjuk. Pemandangan outbond.
air terjun yang indah dengan ketinggian di atas
rata-rata, masih alami dan sejuk membuat III. Pengembangan Objek Wisata Taman
kawasan Sedudo sangat menarik untuk Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL)
dikunjungi. Objek wisata ini sudah termasuk Tahun 2012-2013 ini TRAL sudah
dalam objek wisata yang dikembangkan dan merencanakan pengembangan untuk mengu-
dilestarikan di Kabupaten Nganjuk dan juga bah total bangunan dan memperbaiki agar
menjadi icon Kabupaten Nganjuk. terlihat lebih modern. Karena mengingat
Sedangkan dalam pengembangan objek potensi objek wisata buatan TRAL yang paling
wisata Air Terjun Sedudo ini sudah ada banyak dikunjungi oleh wisatawan dari dalam
rencana-rencana yang telah disusun oleh Dinas Kota Nganjuk.
Kebudayaan dan Pariwisata dengan Dari pihak pemerintah, dalam hal ini
Koordinator Air Terjun Sedudo bahwa di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
tahun 2012-2013 akan dibangun lagi penataan Kabupaten Nganjuk yang membuat program
air bersih untuk bilas dan mandi karena atau site plan Taman Rekreasi Anjuk Ladang
sekarang hanya ada satu tempat saja. persiapannya sudah 80% dan sekitar
Selanjutnya juga akan ada pembuatan pertengahan tahun 2013 ini akan dimulai
plengsengan di tebing dekat Air Terjun pekerjaan pengembangan TRAL.
Sedudo demi kenyamanan pengunjung agar
tidak licin di musim hujan, dan terakhir akan IV. Pengembangan Objek Wisata Goa
lebih mengembangkan tradisi siraman sedudo Margo Tresno
yang masih belum populer di kalangan para Goa Margo Tresno yang alam sekitarnya
wisatawan dari luar kota. mempunyai panorama pegunungan yang
cukup indah dan sejuk terletak di Desa
Sugihwaras Kecamatan Ngluyu 35 km arah
utara Kota Nganjuk. Goa Margo Tresno yang
luasnya kurang lebih 15x50 m ini, terdapat

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 135-143 | 140


juga goa-goa lain di sekitarnya yang saling keindahan, dan keramahan terhadap
terhubung satu sama lain, yaitu Goa Lemah pengunjung
Jeblong, Goa Lawa, Goa Bale, Goa Pawon. Di
Goa Margo Tresno juga terkenal dengan  Peran Serta Pihak Swasta
berbagai ritualnya. Masih minim peran dari pihak swasta
Dalam pengembangannya, Dinas untuk ikut membantu pengembangan
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten pariwisata di Kabupaten Nganjuk. Pemerintah
Nganjuk telah melakukan berbagai tambahan- masih cenderung pasif dalam hal mencari
tambahan fasilitas penunjang guna bantuan kepada pihak luar. Akan tetapi,
kenyamanan pengunjung. Di tahun 2012 sudah pemerintah daerah khususnya Dinas
direncanakan untuk mengembangkan di bagian Kebudayaan dan Pariwisata masih terus
kolam Ubalan yaitu perluasan lahan untuk membuka kesempatan jika pihak swasta ingin
parkir di kawasan kolam renang Ubalan, dan membantu mengembangkan potensi objek
di paving agar lebih rapi. Dan juga akan dibuat wisata yang ada di daerah Kabupaten Nganjuk.
jalan pintu keluar bagi para pengunjung karena
sampai sekarang jalan masuk dan jalan keluar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
dari Goa Margo Tresno masih jadi satu tempat, Pengembangan Pariwisata di
sehingga perlu dibuat jalan keluar agar Kabupaten Nganjuk
pengunjung tidak bingung dan merasa nya- a. Faktor Pendukung
man. Selain itu, di tahun 2013 ini juga akan 1) Objek wisata yang sudah terkenal dan
ditambah wahana permainan anak agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
bervariasi lagi. Air Terjun Sedudo sudah dikenal oleh
masyarakat luas di sekitar Jawa Timur, itu
 Peran Serta Masyarakat juga mempengaruhi minat wisatawan
Dalam mengembangkan objek wisata yang ingin berkunjung ke Nganjuk untuk
daerah di Kabupaten Nganjuk sangat penting melihat Air Terjun Sedudo. Selain itu,
dibutuhkan peran aktif dari masyarakat sekitar. pesona objek wisata yang lain seperti Air
Karena secara tidak langsung upaya Merambat Roro Kuning, TRAL, dan Goa
pengembangan pariwisata daerah akan ber- Margo Tresno mulai makin dilirik oleh
dampak juga pada peningkatan kesejahteraan wisatawan yang mengunjungi Kota
masyarakat sekitar itu sendiri. Untuk Nganjuk karena masing-masing objek
meningkatkan peran serta masyarakat tersebut, wisata yang memiliki daya tarik
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah tersendiri.
Kabupaten Nganjuk melakukan beberapa 2) Peran pemerintah dan masyarakat
langkah yang bertujuan untuk meningkatkan sekitar.
partisipasi masyarakat sekitar, yaitu: Adanya peran langsung dari Dinas
1) mengadakan pembinaan, penyuluhan Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
kepada masyarakat sekitar objek berupa bimbingan dan keterlibatan terjun
wisata untuk menciptakan masyarakat ke lapangan tempat wisata yang bekerja
yang sadar wisata; sama dengan masyarakat sekitar dalam
2) ikut serta masyarakat dalam mengembangkan pariwisata yang ada di
melestarikan dan menjaga alam dan Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu
hutan khususnya; faktor pendukung dalam pengembangan
3) mengajak masyarakat sekitar untuk pariwisata daerah.
menjaga kebersihan di lokasi wisata 3) Mudahnya koordinasi antar pihak
dengan mungkin mengadakan kerja terkait.
bakti bersama-sama; Adanya hubungan baik antara pihak dinas
4) Ikut melestarikan budaya adat-istiadat kebudayaan dan pariwisata dengan masing-
yang di sekitar objek wisata, budaya masing koordinasi penjaga keempat objek
kuliner, dan lain-lain; serta wisata di Kabupaten Nganjuk. Jika ada
5) mengajak masyarakat untuk ikut kerusakan langsung melapor dan pihak
berperan dalam menciptakan pesona dinas bisa langsung menerima kritik dan
wisata atau yang disingkat 5K, yaitu: saran yang diberikan oleh para koordinator
keamanan, kebersihan, ketertiban, masing-masing objek wisata.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 135-143 | 141


4) Undang-undang No. 9 Tahun 1990 permasalahan dalam penelitian, maka dapat
tentang kepariwisataan. ditarik kesimpulan bahwa:
Adanya undang-undang tersebut mendo- 1. Di Kabupaten Nganjuk sebenarnya
rong Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk mempunyai banyak objek wisata yang
menggali potensi pariwisata yang ada di berpotensi menarik minat para
Kabupaten Nganjuk. dari uraian tersebut wisatawan dari dalam maupun dari
dapat diketahui bahwa masyarakat di luar daerah Kabupaten Nganjuk.
kawasan wisata juga ikut mendukung Terdapat empat objek wisata daerah
program yang dilakukan oleh Dinas yang juga dikelola oleh pemerintah
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah daerah khususnya di bawah
Kabupaten Nganjuk. pengawasan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Nganjuk
b. Faktor Penghambat sebagai pengelola pariwisata tersebut.
1) Dana yang terbatas Keempat objek wisata yang dikelola
Faktor yang mempengaruhi tidak dan oleh Dinas Kebudayaan dan
lancarnya pembangunan pariwisata di Pariwisata Daerah meliputi: tiga objek
Kabupaten Nganjuk adalah keterbatasan wisata alam dan satu objek wisata
dana. Sektor pariwisata merupakan sektor buatan, yaitu objek wisata Air Terjun
pilihan bukan sektor yang wajib di Sedudo, Air Merambat Roro Kuning,
dahului oleh pemerintah daerah. Goa Margotresno, dan objek wisata
Seharusnya pemerintah Kabupaten buatan Taman Rekreasi Anjuk
Nganjuk juga mengupayakan secara Ladang.
maksimal dalam anggaran di bidang 2. Keempat objek wisata tersebut
pariwisata karena pariwisata daerah masing-masing mempunyai daya tarik
merupakan aset yang dimiliki dan bisa tersendiri, akan tetapi pemerintah
menambah Pendapatan Asli Daerah daerah Kabupaten Nganjuk masih
(PAD) Kabupaten Nganjuk sendiri. kurang optimal dalam mengem-
2) Lokasi geografis objek wisata. bangkan potensi yang dimiliki di tiap-
Bagi objek wisata yang berada di tiap objek wisata tersebut. Dinas
pegunungan atau di sekitar hutan seperti Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
Air Terjun Sedudo, Air Merambat Roro Kabupaten Nganjuk masih belum
Kuning, dan Goa Margo Tresno, sangat maksimal dalam melakukan pengem-
susah dijangkau jika ingin menambah bangan objek wisata Nganjuk.
fasilitas sarana dan prasarana yang lain. Buktinya belum berjalannya program-
Dengan lokasi seperti itu ditakutkan akan program terkait pengembangan wisata
mahalnya biaya angkut, dan lain-lain jika daerah karena terhalang dengan dana
menuju ke kawasan objek wisata tersebut. yang terbatas, sedangkan objek wisata
3) Status kepemilikan lahan dengan pihak yang perlu perbaikan dan
lain (Perum Perhutani). pengembangan banyak.
Status kepemilikan hutan yang ada di 3. Belum adanya aturan hukum atau
sekitar Air Terjun Sedudo, Roro Kuning peraturan daerah (PERDA) yang
dan Goa Margo Tresno merupakan mengatur khusus tentang strategi
kerjasama dengan Perum Perhutani Kota pengembangan sektor pariwisata di
Kediri dan Nganjuk. Jadi, jika ingin daerah Kabupaten Nganjuk sehingga
melakukan rencana-rencana pengemba- rencana-rencana atau program yang
ngan objek wisata maka harus melibatkan telah dibuat oleh Dinas Kebudayaan
Perum Perhutani dalam menjalankan dan Pariwisata Daerah kabupaten
program-program tersebut. Nganjuk dengan para koordinasi
lapangan di empat objek wisata
Kesimpulan tersebut belum bisa dilaksanakan
Berdasarkan hasil penelitian yang dengan baik dan menyeluruh.
dilakukan oleh peneliti di lapangan baik 4. Terkait dengan pengembangan pari-
melalui observasi, wawancara, maupun wisata daerah Dinas Kebudayaan dan
dokumentasi yang didapat berkaitan dengan Pariwisata tetap optimis untuk bisa
menjalankan program-program yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 135-143 | 142


sudah dibuat untuk mengembangkan yang dimiliki Kabupaten Nganjuk
lagi wisata di Kabupaten Nganjuk tidak kalah menarik dengan daerah-
karena mereka yakin potensi wisata daerah lain.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsini. (2000) Prosedur Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta.
Hasan, Iqbal M. (2002) Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta, Rajawali
Presss.
Moleong, M, A. (2004) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosdakarya.
Miles, M. B dan A. M Huberman. (1992) Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode
Baru. Diterjemahkan oleh Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta, Universitas Indonesia.
Milles, Mathew B, and A. Michael Huberman. (1992) Analisis Data Kualitatif. Jakarta, Universitas Indonesia
(UI press).
Musanef (1995) Manajemen Pariwisata di Indonesia. Jakarta, Gunung Harta.
Pendit, NS. (1994) Ilmu Pariwisata. Jakarta, Pradaya Paramita.
Sugiono (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung, Alfabeta.
Sugiono (2009) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, Alfabeta.
Wahab, Salah. (1997) Pemasaran Pariwisata. Jakarta, Pradnya Paramita.
Wahab, Salah. (2003) Manajemen Kepariwisataan. Jakarta, Pradnya Paramita.
Yoeti, Oka, A. (1996) Anatomi Pariwisata. Bandung, Angkasa.
Yoeti, Oka, A. (2006) Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung, Angkasa.
Yoeti, Oka, A. (2008) Perencanaaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta, Pradaya Pratama.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dan Kebudayaan
(Internet) Available from: <http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/perpres/2005/2007-05.pdf> (Accessed: 5
Maret 2013)

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 135-143 | 143

You might also like