Professional Documents
Culture Documents
Oleh
ABSTRACT
Implementation of academic supervision based on Information and
Communication Technology which is carried out at SMAS PGRI 1 Padang.
Able to improve the ability of teachers in carrying out the learning process.
This is because the supervision process that is carried out is adjusted to the
characteristics of the teacher and begins through the process of coaching, and
training with peers
The research that will be applied is School Action Research (PTS) is a
type of research conducted by school supervisors. The PTS steps consist of
four stages, namely planning (action), action (action), observation
(observation) and reflection (reflection).
Based on the results of the research conducted, it was seen that the
average value of the ability of teachers in the first cycle was 65.05% which
was classified as less, and increased in the second cycle to 72.14% which was
classified as less and in the third cycle increased to 86.70% with good
category.
Based on the above results it can be explained that the implementation of
information technology-based academic supervision (IT) in the PGRI1
Padang High School can improve the ability of teachers to carry out quality
learning. The Supervision process carried out by researchers uses a variety of
contemporary approaches so that teachers feel services and guidance that are
useful for the implementation of the teacher's main tasks as learning agents.
PENDAHULUAN
Dewasa ini telah banyak dicapai berbagai perkembangan dalam
dunia pendidikan yang bertujuan meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik.
Informasi mengenai hal itu banyak diperoleh dari berbagai literatur, buku-buku
teks, majalah, jurnal, pemberitaan berbagai media massa, dan dari hasil
teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer dengan internetnya. Setiap
perkembangan atau kemajuan yang dicapai merupakan alternatif bagi guru
untuk berupaya meningkatkan mutu pembelajaran yang dilaksanakan. Dari
berbagai alternatif itu dapat dipilih alternatif mana yang akan digunakan. Bagi
2
guru yang mengikuti berbagai perkembangan dan kemajuan yang dicapai dalam
dunia pendidikan, mengikuti berbagai perkembangan tersebut, merupakan
kebutuhan untuk meningkatkan prestasi kerja. Di samping itu, guru yang
bersangkutan pun menganggap bahwa hal semacam itu merupakan tambahan
pengetahuan yang dapat memperkaya wawasan. Dengan dibarengi motivasi yang
tinggi serta sikap inovatif, berbagai informasi yang didapat bukan hanya
memperkaya alternatif pilihan untuk melaksanakan tugas, tetapi juga dapat menjadi
dasar membuat kreasi dari perpaduan berbagai alternatif, yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi lingkungan kerjanya. Ini berarti, dia pun telah memberi
sumbangan yang berarti bagi dunia pendidikan dan upaya meningkatkan mutu
pendidikan.
Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan
dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi (a) pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan; (b) pemahaman tentang peserta didik: (c) pengembangan
kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi kepribadian adalah guru harus memiliki kepribadian yang beriman dan
bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa,
stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat,
secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri
dan berkelanjutan.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi lisan,
tulis, dan/atau isyarat secara santun, menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali
peserta didik, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, dan menerapkan prinsip
persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
METODOLOGI
Adapun penelitian yang akan diterapkan adalah Penelitian
Tindakan Sekolah (PTS) adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh
pengawas sekolah. Seperti yang dikemukakan Mulyasa bahawa Penelitian
Tindakan Sekolah merupakan upaya peningkatan kinerja sistem pendidikan dan
meningkatkan menejemen sekolah agar menjadi produktif, efektif dan efisien.
jenis penelitian ini perlu diperkenalkan kepada pengawas sekolah nelalui
pendidikan dan pelatihan (diklat) PTS. Dalam pelaksanaan diklat PTS, diharapkan
pengawas sekolah dapat (1) memahami PTS sebagai bagian dari penelitian ilmiah,
(2) memahami makna PTS, (3) memahami penyusunan usulan PTS, (4)
melaksanakan dan melaporkan hasil PTS yang dilakukannya.
Menurut Direktorat Tendik (2008) Langkah – Langkah PTS terdiri atas
empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (tindakan), observasi
(pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap PTS
dapat dilihat pada gambar
3
berikut:
HASIL PENELITIAN
Siklus 1
1. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menggunakan model supervisi Non
Direktif. Tindakan pertama yang dilaksanakan adalah menyiapkan percakapan awal
(preconference) tentang kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran pada tahapan Siklus I. Hal ini dilakukan dengan cara menanyakan
pada bagian manakah guru memiliki kesulitan dalam melaksakan proses
pembelajaran yang mengacu kepada Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Siklus 1 dilakukan pada Mulai tanggal Agustus 2019. Sesuai
dengan kesepakatan dengan para guru saat rapat dinas dan sesuai dengan program
dan jadwal supervisi kepala sekolah. Peneliti melakukan Supervisi yang
akan menilai kemampuan mengajar para guru. Adapun tahapan yang dilakukan
oleh peneliti meliputi pra observasi, observasi dan post observasi.
3. Pengamatan
Pada tahap observasi, supervisor melakukan pengamatan terhadp guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu kepada Permendiknas
Nomor :
41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang berisi kriteria minimal proses
pembelajaran pada satuan pendidikan meliputi perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan
proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I ini merupakan
4
implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
4. Evaluasi dan Refleksi
Pada tahapan Evaluasi dan refleksi, supervisor melakukan analisis
dari kegiatan supervisi yang telah dilakukan dengan mengikutsertakan semua guru
kelas, dengan maksud sebagai pembinaan khusus. Guru yang dijadikan subyek
penelitian dalam kegiatan tindakan balikan memaparkan pengalamannya dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
.. Siklus II
1. Perencanaan
Siklus II dilakukan melalui tahapan seperti Siklus I yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II didasarkan atas hasil refleksi dan evaluasi siklus I dengan kata laian
kelemahan yang ditemukan pada Siklus I diperbaiki melalui daur kedua (Siklus II).
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Siklus 1I dilakukan mulai tanggal 9 September 2019 . Sesuai
dengan kesepakatan dengan para guru, peneliti melakukan Supervisi Akademik
yang akan menilai kemampuan mengajar para guru. Adapun tahapan yang dilakukan
oleh peneliti meliputi pra observasi, observasi dan pasca observasi.
3. Pengamatan
Pada tahap observasi, supervisor melakukan pengamatan terhadap guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu kepada Permendiknas
Nomor :
41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang berisi kriteria minimal proses
pembelajaran pada satuan pendidikan meliputi perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan
proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
4. Evaluasi dan Refleksi
Pada tahapan Evaluasi dan refleksi, Guru yang dijadikan subyek
penelitian dalam kegiatan tindakan balikan memaparkan pengalamannya dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Supervisor melakukan analisis dari kegiatan
supervisi yang telah dilakukan dengan mengikutsertakan semua guru kelas, dengan
maksud sebagai pembinaan khusus melalui kegiatan kelompok kerja guru.
Tahapan evaluasi dan refleksi yang pertama dilakukan secara
individual melalui kegiatan pasca observasi sehingga diperoleh identifikasi
kesulitan dan masalah yang dihadapi guru setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Disini peran asesor sebagai fasilitator dan pendengar untuk dapat
menumbuhkan motivasi dan keinginan guru memperbaiki proses kegiatan belajar
mengajarnya di kelas pada saat supervisi berikutnya.
Siklus III
1. Perencanaan
5
Sesuai dengan kesepakatan antara guru dan peneliti perencanaan Siklus III
dilakukan karena masih rendahnya hasil proses pembelajaran di kelas yang masih di
bawah kriteria ketuntasan yang ingin dicapai.
Pada tahap perencanaan Siklus III, peneliti dengan para guru menyepakati
bahwa proses Supervisi berikutnya dinilai oleh observer masing-masing kepala
sekolah. Hasil Penyusunan RPP yang dibuat guru yang dipersiapkan untuk pelaksanaan
proses pembelajaran dikirim melalui email pengawas. Sedangkan proses
pelaksanaan pembelajaran yang disupervisi oleh kepala sekolah harus direkam
dengan handycam dan dibuat softcopinya selanjutnya diserahkan atau dikirim
kepada pengawas sekolah.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Siklus III dilakukan sesuai jadwal yaitu pada tanggal
1 2 Oktober 2019. Supervisi yang dilakukan pada Siklus III berbeda dengan model
pada siklus-siklus sebelumnya. Tahapan pelaksanaan Supervisi Siklus III dimulai
melalui kegiatan
pra observasi oleh kepala sekolah kemudian kepala sekolah bersama guru
melakukan kesepakatan untuk melaksanakan observasi kelas terhadap proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas yang menggunakan TI dalam pembelajaran.
Peneliti hanya menilai secara tidak langsung melalui RPP yang diemail dan hasil
rekaman proses pembelajaran yang telah dilakukan para guru.
Setelah melihat dan melakukan pengamatan terhadap hasil penyusunan RPP dan
rekaman proses pembelajaran, Peneliti melakukan kegiatan pasca observasi
secara individu kepada para guru.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini peneliti melakukan penilaian terhadap Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikirim para guru melalui email pengawas,
kemudian pengamatan dilanjutkan dengan mengamati proses pelaksanaan
pembelajaran yang direkam oleh para guru (64 orang).
4. Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian terhadap komponen RPP dan
Pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di Gugus V Kota
Padang diperoleh hasil bahwa secara umum para guru telah menunjukkan
kemampuan yang baik dalam melaksanakan proses pembelajaran hal ini terlihat
dari hasil rekaman rekaman yang telah dilakukan oleh masing-masing sekolah para
guru dapat menggunakan pendekatan pembelajaran lain seperi misalnya pembelajaran
kooperatif, pembelajaran beregu, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran
berbasis proyek, dan pembelajaran dengan aneka sumber. Kegiatan evaluasi dan
refleksi siklus III dilaksanakan pada kegiatan workshop. Pada tahapan
evaluasi selaku peneliti menyampaikan hasil evaluasi kegiatan supervisi yang
telah dilakukan pada Siklus III. Pada kesempatan ini supervisor melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan para gru dan telah
mampu menunjukkan efektivitas proses pembelajaran yang optimal.
6
Pembahasan
Rata- Kategori
No Kegiatan Perencanaan Pelaksanaan
rata
1 Siklus I 64.52 65.58 65.05 Cukup
75.00%
60.00%
Siklus I Siklus II
8
Rata- Kategori
No Kegiatan Perencanaan Pelaksanaan
rata
1 Siklus II 70.44 73.84 72.14 Baik
Saran
DAFTAR PUSTAKA