You are on page 1of 16

Penyakit Newcastle Disease (ND) pada

Unggas

oleh :
Melani Violin
1902101020042
Kelompok 8
Gelombang 17

LABORATORIUM PATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
Newcastle Disease (ND) merupakan salah satu penyakit infeksius yang
penting dalam industri perunggasan. Sejak tahun 1926, ND dilaporkan sebagai
penyakit endemis yang terjadi di beberapa negara di dunia. Penyakit ini
menyebabkan kerugian yang sangatsignifikan terhadap perekonomian
perunggasan. Hal ini dikarenakan angka kesakitan dan angka kematian yang
tinggi sampai 100% dari peternakan unggas yang terinfeksi virus ND strain
virulen sehingga ekspor produk unggas terhambat. Peternakan unggas yang
terserang virus ND strain avirulent juga berpengaruhterhadap penurunan produksi
unggas (ALDOUS et al.,2003; dan BROWN, 1999).

Penyakit Newcastle (ND) disebabkan oleh virus tertentu jenis


paramyxovirus unggas I (APMV-1) serotip dari genus Avulavirus, famili
Paramyxoviridae. Adasembilan serotipe paramyxovirus yaitu APMV-I sampai
APMV-9. NDV telah terbuktidapat menginfeksi lebih dari 200 spesies burung,
tapi beratnya penyakit bervariasidengan host dan strain virus (Subronto et al,
2004).

Patologi Anatomi organ luar pada kasus Newcastle Disease yang dapat
diamati dari anatomi luar ayam yaitu adanya tortikolis dan kelumpuhan serta yang
dapat dikaitkan dengan tipeNewcastle Disease tipe Velogenik sedangkan bentuk
mesogenik lebih sering menyerang system pernapasan ayam dengan gejala ayam
terlihat megap megap, sesak napas, dan gangguan pernapasan lainnya (Pujiatmoko
et al, 2014). Selain itu patologi anatomi juga tergantung pada strain virus yang
menulari. perubahan yang disebabkan oleh infeksi virus velogenik strain asia yang
patognomonis berupa ptechiae (bintik-bintik perdarahan) pada proventrikulus dan
nekrosa pada unggas. Gambaran patologi anatomi pada infeksi virus strain
mesogenik tidak khas, perubahan terbatas pada saluran pernafasan. selain itu juga
ditemukan perubahan berupa ptechiae pada perikard, subpleura, tembolok, dan
usus.

Perubahan bersifat menciri (patognomonis) ditemukan pada hewan yang


terinfeksi virus penyakit ND. Perubahan tersebut ditemukan di berbagai organ
seperti petekie sampai eksimose pada laring, trachea, oesofagus, proventrikulus,
ventrikulus, dan sepanjang usus. Pada usus perubahan patologi yang menciri
adalah nekrosis dan ulserasi daerah mukosa. Perubahan menciri juga ditemukan
pada proventrikulus, pendarahan pada usus dan nekrosis ulseratif pada sekatonsil
(Kencana et al, 2012).

Perubahan lain adalah pembengkakan di daerah kepala. Hemoragi, ulsera,


udema, nekrosis sering ditemukan di daerah sekatonsil dan jaringan limfoid dari
dinding saluran pencernaan. Perdarahan juga terjadi pada timus dan bursa
Fabrisius tetapi jarang terjadi pada unggas dewasa. Limpa membesar, tidak rata
dan berwarna merah gelap. Perubahan patologi anatomi ini juga tergantung galur
virus penyakit Tetelo yang menyerang (Kencana et al, 2012).

Gejala klinis, perubahan patologi anatomi dan perubahan


histopatologi penyakit Newcastle Disease (ND) :

Gejala kelemahan umum, lesu, apatis, dan gangguan


pernafasan pada layer yang menderita newcastle disease (ND)
(Tabbu, 2018)

Gejala kelemahan umum, dan kelumpuhan sayap serta kaki pada


broiler yang menderita Newcastle Disease (ND) (Sumber:
Tabbu,2018).
Gejala tortikolis (leher terpuntir) pada ayam arab yang menderita
Newcastle Disease (ND) (Sumber: Tabbu,2018).

cairan tampak keluar dari rongga mulut (Sumber : Swayne et al,2013).


Hemoragi pada jaringan lymphoid dibawah mata (Sumber : Swayne et
al, 2013).

(Sumber :Tabbu, 2018 ) (Sumber: Swayne et al, 2018)


Nekrosis dan perdarahan pada oesophagus dan proventrikulus
dari ayam yang menderita Newcastle Disease (ND).

(Swayne et al, 2013). (Saiff et al, 2008)


Nekrosis dan hemoragi pada caeca tonsil
Nekrosis dan hemoragi pada pada usus kecil (Sumber: Swayne et
al,2013).

Limpa yang membesar dan berbintik-bintik dengan area nekrosis yang


jelas (Sumber: Swayne et al, 2013).

Otot jantung mengalami perubahan warna menjadi pucat (Sumber:


Etriwati, 2015).
Adanya degenerasi multifokus dan nekrosis hati (Sumber: Etriwati,
2015)

Pankreas mengalami hiperemi/kongesti serta ditemukannya white spot


(Sumber: Etriwati, 2015).
Ginjal bengkak dan berwarna pucat multifokus (Sumber: Etriwati,
2015).

Bursa fabricious membengkak dan hiperemi/kongesti (Sumber:


Etriwati, 2015).

Paru-paru mengalami pneumonia (Sumber: Etriwati, 2015).

Otak mengalami kongesti dan edema (Sumber: Etriwati, 2015).


Foto mikroskopik proventrikulus dari ayam yang menderita Newcastle
Disease (ND). Terlihat nekrosis epitel dan perdarahan yang ekstensif
pada tunika mukosa. (pewarnaan hematoksilin dan eosin) (Sumber:
Tabbu, 2018).

Seka tonsil menunjukkan adanya lapisan sub mukosa hemoragi(a).


deplesi folikellimfoid(b). sel-sel inflamasi pada sub mukosa(c).
proliferasi sel-sel goblet(d). (sumber : Etriwati,2015)
foto mikroskopik usus dari ayam yang menderita Newcastle Disease
(ND). Terlihat nekrosis epitel dan perdarahan yang ekstensif pada
mukosa usus (Sumber : Tabbu, 2018).

Histopatologi hati hemoragi (a), nekrosis (piknosis) (b) dan sel-sel


inflamasi (c) (Sumber: Etriwati, 2015).

Histopatologi otot jantung degenerasi berbutir (a), nekrosis (piknosis)


(b), edema (c) dengan fokus peradangan, dan sel-sel inflamasi
mononuklear interstisium (d)(Sumber:Etriwati, 2015).
Histopatologi pankreas hiperemi/kongesti (a) dan sel-sel inflamasi (b)
(Sumber: Etriwati, 2015).

Histopatologi ginjal hemoragi (a), nekrosis (karyorheksis) (b) dan


fokus sel-sel inflamasi (c) (Sumber: Etriwati, 2015).

Histopatologi bursa Fabricious atrofi ditandai dengan hemoragi (a)


dan plika berkelok-kelok membentuk kista (b)(Sumber: Etriwati,
2015).
Pada otak terbentuknya perivaskular cuffing
serta terjadinya gliosis (Sumber: Nofantri et al, 2017).

Histopatologi paru-paru kongesti (a), edema (b), sel-sel inflamasi di


dalam alveol (c) dan sel-sel inflamasi di dinding alveol (d (Sumber:
Etriwati, 2015).

Adanya vaskulitis disertai dengan edema perivaskular (Sumber:


Nofantri et al, 2017).
terjadinya nekrosis sel-sel purkinje pada cerebelum (Sumber :
Nofantri et al, 2017).

Pada limpa ditemukan adanya proliferasi sel-sel limfoid (Sumber:


Nofantri et al, 2017).

Adanya nekrosis disertai dengan peningkatan sel makrofag (Sumber:


Nofantri et al, 2017).
Terjadinya deplesi pada pulpa putih serta ditemukan terjadinya
kongesti (Sumber: Nofantri et al, 2017).

Deposito nodular dari jaringan limfoid terletak di mukosa trakea


(Sumber: Saiff et al, 2008).

Diagnosa :

Newcastle Disease  dapat didiagnosa berdasarkan gejala klinis, pemeriksan


patologi anatomi maupun histopatologi.

Diagnosa banding :

Diagnosis banding untuk penyakit Tetelo yaitu penyakit Avian


Influenza (AI), Infectious Laringotracheitis (ILT) dan Mycoplasmosis (Alexander
dan Senne, 2008). Meskipun demikian, dugaan terhadap penyakit Tetelo muncul
apabila organ limpa, timus, bursa Fabrisius dan saluran pencernaan unggas yang
sakit mengalami perdarahan dan nekrosis (Courtney et al., 2012).
Beberapa penyakit lain yang juga mirip dengan penyakit Tetelo,
diantaranya penyakit yang disertai dengan gangguan pernafasan dan penurunan
produksi telur seperti infectious bronchitis (IB), infectious laryngotracheitis (ILT),
chronic respiratory disease (CRD). Di samping itu penyakit dengan gejala saraf
juga sebagai diagnosa banding penyakit Tetelo, diantaranya
avianencephalomyelitis (AE) (Kencana, 2012).

SUMBER :
ALDOUS, E.W., J.K. MYNO, J. BANK and D.J. ALEXANDER. (2003).
A molecular epidemiological study of avian paramyxovirus tipe 1 (Newcastle
disease virus) isolates by phylogenetic analysis of a partial nucleotide sequence of
the fusion protein gene. Avian Pathol. 32: 239 – 256.
Alexander, D.J. and Senne, D.A., (2008), Newcastle Disease, Other Avian
Paramyxovirus and Pneumovirus Infection In: Alexander and Senne, Y.M. (ed.),
Disease of Poultry. Blackwell Publishing. Iowa. 75-92.

BROWN, C., D.J. KING and B.S. SEAL. (1999). Pathogenesis of


newcastle disease in chickens experimentally infected with viruses of different
virulence. Vet. Pathol. 36: 125 – 132.
Courtney,C.,
L. Susta, D. Gomez, N. Hines, J.E. Pearson, C.C. Brown, P.J. Miller, C.L. Afonso
(2008) Highly divergent virulent isolates of Newcastle disease virus from the
Dominican Republic are members of a new genotype that may have evolved
unnoticed for over two decades J. Clin. Microbiol., 51 (2012), pp. 508-517

Etriwati (2015). Kajian Patologi dan Imunohistokimia Kasus Lapang


Newcastle Disease pada Ayam. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kencana,G,A,Y., Kardena,I,M, dan Mahardika,I,G,N,K,M. (2012)


Peneguhan diagnosis penyakit Newcastle Disease lapang pada ayam buras di Bali
menggunakan teknik RT-PCR. Jurnal Kedokteran Hewan, 6(1): 28-31.

Nofantri,L., Berata,I,K ., dan adi, A,A,A,M. (2017) Study histopatologi


limpa dan otak ayam yang terinfeksi penyakit tetelo. Indonesia Medicus
Veterinus, 6(5) : 417-427.
Pudjiatmoko et al. (2014) Manual Penyakit Unggas. Direktorat Kesehatan
Hewan. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian
Pertanian.
Saiff,Y.M., Fadly,A,M., Glisson,J,R., Mc Dougald., Nolan,L,K and
Swayne,E.D (2008). Disease of Poultry, Twelft edition.USA
Subronto dan Tjahjati, Ida. 2004. Ilmu Penyakit Ternak II. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Swayne, E. D., Glisson,J,R., Mc Dougald.,Nolan, L,K., Suarez,D,L., and
Nair, V. (2013). Disease of Poultry, Edition 13. USA
Tabbu, C,R. (2018). Atlas Berwarna Penyakit Unggas. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.

You might also like