You are on page 1of 105
‘SALINAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang NOMOR — 44/7.03/2020 ‘TENTANG INSENTIF PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, -MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ‘merupakan bencana nasional yang mempengaruhi stabiltas ekonomi dan produktivitas masyarakat sebagai pekerja maupun pelaku usaha sehingga perlu dilakukan ‘upayapengaturan dalam = rangka — mendukung penanggulangan dampak Corona Virus Disease 2019 (COVID-19} dimaksud; b. bahwa memperhatikan perkembangan _Kondist perekonomian saat ini, Khususnya dengan makin ‘meluasnya dampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ini ke sektor-sektor lainnya, termasuk pelakss uusaha kecil dan menengah, perl memberikan perluasan Insentif pajak bagi setiap wajib pajak baik untuk pajale penghasilan maupun pajak pertambahan nil © babwa Peraturan-MenteriKeuangan Nomor 23/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajake Untuk waiib pajak Terdampak Wabah Virus Corona sudah tidak sesuai {dengan perkembangan saat ini dalam rangka penanganan pandemi Corona Virus Disease 19 (COVID-19) sehingga ¥ Mengingat -2- perlu dilakukan perluasan untuk menjangkau sektor yang, akan diberikan insentif; ‘bahwa berdasarkan pertimbangan sebagalimana dimakstd dalam huruf a, buruf b, dan huraf c, serta until smelaksanakan ketentuan Pasal 17C ayat (7)dan Pasal 17D ayat (8) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang, Ketentuan Uriumn dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum ‘dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang, Pasal 22 ayat (2) dan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah Deberapa kali diubah teralkhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat at UndangUndang Nomor 7 Tabun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dan Pasal9 ayat (4d) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilal atas ‘Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewala sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tabun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjuslan atas Barang Mewah, perl ‘menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampale Pandemi Corona Virus Disease 2019) Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambshan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9262) sebagaimana telah beberapa kali diubab, teralehir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tabun 2009 tentang Penetapan, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor § Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 4999), Undang-Undang Nomor 7 Tabun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republic Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republi Indonesia ‘Tahun 2008 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893}; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajek Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mwah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor $1 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa Kali diubah, teralehir dengan Undang- ‘Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga ‘tas Undang-Undang Nomor 8 Tabun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nila Barang dan Jasa dan Pajaic Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2009 Nomor 150, Tambshan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069}; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Menetapkan 4 Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran [Negara Republi Indonesia Nomor 4723}; 7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan ates Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajb Pajake yang. Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2018 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 6214}; (9, Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomar 98}; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG INSENTIF PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019, pany KETENTUAN UNUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menter ini, yang dimaksud dengan: 1, Undang-Undang Pajak Penghasilan yang selanjutnya dlisebut Undang-Undang PPh adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1988 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diuba terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Talun 1989 tentang Pale Penghasian 2, Undang-Undang Pajak Pertambahan ial yang. selanjutnya disebut Undang-Undang PPN adalah Undang- LUndang Nomor § Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajake Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 temtang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 ‘Tahun 1989 tentang Pajak Pertambahan Nilsi Barang dan ‘Jasa dan Pajak Penjualan atas Rarang Mewah, Pajak Penghasilan yang selanjutnya disebut PPh adalah PPajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang PPh. Pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada Pemberi Kerja, berdasarkan perjanjan atau kesepakatan kerja baik ssccaraterfulls-maupun tidak tertulis, unt mmelaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau keegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang Gibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian Pekerjaan, atau ketentuan lain yang ditetapkan Pemberi Kerja, Pemberi Kerja adalah orang pribadi atau badan, baile merupakan pusat maupun cabang, perwakilan, atau vnit, ‘termasuk Instansi Pemerintah, yang membayar gai, upah, honorarium, tunjangan, dan/ats pembayaran lain dengan nama atau dalam bentuk apapun, sebagal imbalan sehubungen dengan pekerjaan atau jasa yang dilacukan oleh Pegavra Kemudahan Impor Tujuan Elspor yang selanjutnya isebut KITE adalah Kemudaban Impor Tujuan Ekspor Pembebasan, Kemudahan Imper TajuanEkspor Pengembalian, dan/atau Kemudahan Impor Tyjuan Bkspor Industri Kecil dan Menengah sesuai dengan keetentuan peraturan perundang-undangan di bidang epabeanan. Perusahaan KITE adalah badan usaha yang telah memenuhi ketentuan dan ditetapkan melalui keputusan Menteri Keuangan untuk mendapatkan faslitas KITE: sesuai perundang-undangan a bidang kepabeanan, Kawasan Berikat adalah tempat penimbunan berikat luntuk menimbun barang impor dan/ataw barang yang, berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah 10, u. 12, 13, 14, 15, 16. atau digabungkcan sebelum diekspor atau diimpor untuk: Sipakai sesual ketentuan perundang-undangan di bidang kepabeanan, Penyelenggara Kawasan Berikat adalah badan hukum yang melakukan kegiatan menyediakan dan mengelola ‘kawasan untuk Kegiatan pengusahaan Kawasan Berikat Penyelengeara Kawasan Berikat sekaligus Pengusaha Kawasan Rerikat yang selanjutnya disebut Pengusaha ‘Kawasan Berikat adalah badan hukum yang melakukan eegiatan penyelenggaraan sekaligus pengusahaan Kawasan Berikat, Pengusaha di Kawasan Berikat merangkap Penyelenggara «di Kawasan Berikat yang selanjutnya disebut PDKB adalah bbadan huium yang melakukan kegiatan pengusahaan awasan berikat yang berada di dalam Kawasan Berikat vil Penyelenggara Kawasan Berikat yang berstatus sebagai badan hukum yang berbeda. Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disingkat NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dlipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajid Pajake dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpaiakannya, Surat Pemberitahuan Tahunan, yang selanjutnya disebut SPT Tahunan, adalah surat pemberitahuan yang oleh Wap Pajake digunakan untuk melaporkan penghitungan ‘dan /atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajake sesual dengan ketentuan peraturan perundang-ndangan perpajakan. ‘Tahun Pajak adalah jangka waleta 1 (satu) tahun kalender ecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang, tidak sama dengan tahun Kalender. Kantor Pelayanan Pajak, yang selanjutnya disebut KEP ‘adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Instansi Pemerintah adalah instansi pemerintah pus, ‘nstansi pemerintah daerah, dan instansi pemerintah 18, 20. 21 22, 23, 7 esa, yang melaksanakan kegiatan pemerintahan serta ‘memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan langgaran sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajid Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam uatu jangka waktu tertentu sebagnimana ditentukan dalam ‘Undang-Undang KUP. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajid Pajak yang Memilki eredaran Bruto Tertents Pemotong atau Pemungut Pajak adalah Wasi Pajale yang kena Kewajiban untuk melakukan pemotongan an/atau pemungutan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang PPh. Surat Keterangan PPh berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018, yang selanjutnya disebut Surat Keterangan, adalah surat yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atae nama Direktur Jenderat PPajak yang menerangkan bahwa Wajib Pajak dikenai PPh erdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23) ‘Tahun 2018. Pajak Pertambahan Nila, vang selanjutnya disingleat PPN adalah Pajak Pertambahan Nilai sebsgaimana dimaksud alam Undang-Undang PPN, Pengussha Kena Pajak yang selanjutnya disingkat PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Baran Kena Pajak dan/atay penyerahan Jasa Kena Pajak yang ‘ikensi pajak berdasarkan Undang-Undang PPN. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan ‘pemerintahan di bidang kewangan negara, BABIL INSENTIF PPh PASAL 21 Pasal 2 (1) Penghasilan yang diterima Pegawai wajib dipotong sesuai ketentuan PPh Pasal 21 oleh Pemberi Kerja (@) PPh Pasal 21 scbagaimana dimaksud pada ayat (1) itanggung Pemerintah atas penghasilan yang diterima Pegawai dengan kritera tertentu. (3) Pegawai dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) metiputi 4a, menerima atau memperoleh penghasilan dari Pemberi Kerja yang: 1. memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha sebagsimana tercantum dalam Lampiran huraf A yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menter in; 2. telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE; atau. 3. telah mendapatkean izin Penyelengeara Kawasan Berikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB; >, memiliki Newes dan ©. pada Masa Pajak yang bersangkutan menerima atau ‘memperoleh Penghasilan Bruto yang bersifat tetap dan teratur yang disetabunkan tidak lebih dari Rp200,000.000,00 (dua ratus juta rupiah), (4) Klasifkasi Lapangan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angkn 1 adalah sesuai Klasifikasi Lapangan Usaha yang tercantum dalam: 8. SPP Tahunan PPh Tahun Pajak 2018 yang telah dlilaporkan Pemberi Kerja; atau b. data yang terdapat dalam administrasi perpajakan (masterfe) Wajlb Pajak, bagi Wajib Pajak yang baru lerdaftar setelah tahun 2018 atau bagi Instansi Pemerintah (9) PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dibayarkan secara tun leh Pemberi Kerja pada saat pembayaran penghasilan kepada Pegawai, termasuk dalam hal Pemberi Kerja smemberikan tunjangan PPh Pasal 21 atau menanggung a 6 ° Ph Pasal 21 kepada Pegawai Dikecualikan dari PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam hal penghasilan yang diterima Pegawai berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan PPh Pasal 21 telah litanggung Pemerintah —berdasarkan—_‘ketentuan’ perundang-undangan di bidang perpajakan. PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah yang diterima oleh Pegawai dari Pemberi Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak diperhitungkan sebagai penghasilan yang dlikenakan pajak Dalam hal Pegawai yang menerima insentif PPh Pasal 21 litanggung Pemerintah menyampaikan SPT Tehunan orang pribadi Tahun Pajak 2020 dan menyatakan kkelebihan pembayaran, Kelebihan pembayaran yang. Derasal dari PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah tidak dapat dikembalikan, PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan sejak Masa Pajak April 2020 sampai dengan Masa Pajak September 2020. (10) Contohpenghitungan PPh Pasal 21 dlitangaung a 2 Pemerintah sebagaimana tercantum dalam Lampiran hhuruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menter ini Pasal 3 Pemberi Kerja menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala KPP tempat Pemberi Kerja terdaftar melalui saluran tertenta pada aman worwrpajaicgo.id dengan ‘menggunakan format sesuai contoh sebagaimana tereantum dalam Lampiran huruf C yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Mente in Pembesi Kerja__menyampaikan _pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untule ‘memanfeatkan insentif PPh Pasal 21. ditangzung Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) 4 8 “ o 0 a 10- Insentif PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah sebagaimana (2), mulai dimanfaatkan sejak Masa Pajak pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan sampai dengan Masa Pajaie September 2020, Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang isampaikan oleh Pemberi Kerja sebagaimana dimaksud dalam: @ Pasal 2 ayat (3) huruf a angka 2 harus dilampiei dengan Keputusan Menteri Keuangan mengenai ppenetapan sebagai perusahaan yang mendapat Iasilitas KITE; atau b. Pasal 2 ayat (3) huruf a angka 3 harus dilampiri dengan Keputusan Menteri Keuangan mengenai izin Penyelenggara Kawasan Berikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, tat isin PDKB. Dalam hal Pemberi Kerja yang telah menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimalesud pada ayat (1) tidale ‘memenui kriteria sebagaimana dimakstd dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a, Kepala KPP menerbitkan surat ppemberitahuan tidak berhak memanfaatkan insentif PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah menggunakan format sesuai contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran hhuruf D yang merupakan bagian tidak terpisahkan das Peranuran Mentert ii, Pasal 4 Pemberi Kerja harus menyampaikan laporan realisasi PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah melalui saluran tertents pada aman www.pajak.go.id dengan menggunakan formulir sesuai contoh sebagaimana tereantum dalam Lampiran huruf B yang merupakan agian tidaie terpisabkan dari Peraturan Mente in Pemberi Kerja harus membust Surat Setoran Pajak atat ccetakan kode billing yang dibububi cap atau tulisan “PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR /PMK.03/2020" atas PPh Pasal 21 dlitanggung ° o @ ne Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), Laporan realisasi PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah ‘sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan ‘Surat Setoran Pajak atau cetakan kode billing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Pembert Kerja paling lambat tanggal 20 bulan berikutaya setelah Masa jak berakhir. BAB I INSENTIF PPh FINAL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2018 Pasal 5 ‘Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh ‘Wajib Pac yang memiliki peredaran bruto tertenta sesuai Keetentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018, dikenai PPh final sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari jumlah peredaran pruto, PPh final sebagaimana dimalesud pada ayat (1) difunast dengan cara: 4 disetor sendiri oleh Wajib Pajak yang memliki peredaran bruto tertentu; atau b. dipotong atau dipungut oleh Pemotong atau Pemungut Pajak yang ditunjuke sebagal Pemotong atau Pemungut Pajak Dalam hal Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (0) menyerahkan fotokopi Surat Keterangan pada saat: 2. melakukan transaksi yang merupakan objek: Pemotongan atau pemungutan PPh sesuai ketentuan yang mengatur mengenai pemotongan atau pemungutan PPh dengan Pemotong atau Pemungut Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, Pemotong atau Pemungut Pajak melakukan. emotongan atau pemungutan PPh dengan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1); atau 1b, melalukean impor, Direktorat Jenderal Bea dan Cuksi “ 6 o a @ e (19) a 2. tidak melaleukan pemungutan PPh Pasal 22 Impor. Pemotong atau Pemungut Pajak sebelim melakukan emotongan atau pemungutan harus melakukan kkonfirmasi stas kebenaran Surat Keterangan yang, diserahican oleh Waiib Pajak Dalam hal hasil konfirmasi sebagaimana dimakesud pada ayat (4) menyatalean: 4. terkonfirmasi, Pemotong atau Pemungut Pajak melaluakan pemotongan atau pemungutan PPh sebagaimana dimakestd pada ayat (3) huruf a; atau b, tidak terkonfirmasi, Pemotong atau Pemungut Pajake mmelaukan pemotongan atau pemungutan PPh sesuai ketentuan mum PPE. PPh final sebagaimana dimaksud pada ayat (I), dlitanggung Pemerintah. Ph final ditanggung Pemerintah yang diterima olch Waiib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak iperhitungkan sebagai penghasilan yang dikenakan aja Dalam hal Surat Keterangan telah terkonfirm: sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a, untuk ‘menerapkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada avat (6) Pemotong atau Pemungut Pajak tidak melakukan pemotongan atau pemungutan pajak pada saat pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a PPh final ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diberikan untuk Masa Pajale April 2020 sampai dengan Masa Pajak September 2020. Contoh penghitungan PPh final ditanggung Pemerintah sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf F yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Menter ini Pasal 6 Wajid Pajak mengsjukan permohonan Surat Keterangan ‘untuk dapat memanfaatkan insentif PPh final ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (6) 4 13- (2) Surat Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh Wajib Pajak termasuk yang telah memilki Surat Keterangan sebelum Peraturan Menteri ini beri dengan mengajukan permohonan kepada _Direktur Jenderal Pajake melalui saluran tertenty pada laman www pajake go id (9) Tata cara pengajuan permohonan dan penerbitan Surat Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaita sebagaimana diotur dalam Peraturan Menteri_yang rmengatur mengenai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018, (4). Setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (9) Surat Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tetap berlaku dalam rangka pelaksanaan ketentuan Peraturan Menteri yang mengatur ‘mengenai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 23 ‘Tahun 2018. (6) Bentuk dokumen berupa Surat Keterangan sebagaimana Gimaksud peda ayat (1) dibuat sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf @ yang, ‘merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan enter ini Pasal 7 (1) Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu harus menyampaikan laporan realisasi PPh final ditangung Pemerintah melalui saluran tertentu pada laman ww-pajakgo.id dengan menggunakan formulir sesuat contoh sebagaimana tereantum dalam Lampiran hueuf H ‘yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menter ini. 2) Laporan realisasi PPh final ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terutang atas penghasilan yang diterima atau diperoleh \Wajib Pajale termasuke dari transaksi dengan Pemotong atau Pemungut. (9) Insentif PPh final ditanggung Pemerintah sebagaimana 1“ dimaksud dalam Pasal § ayat (6) diberikan berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang disampaikan oleh Wajib Pajak sepanjang Wajid Pajak terscbut telah memilii Surat Keterangan sebagaimana| dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) scbelum laporan disampaikan, (4) Pemotong atau Pemungut Pajak harus membuat Surat Setoran Pajak atau cetakcan kode billing yang dibubui cap ‘atau ulisan “PPh FINAL DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR .../PMK.03/2020" tas transaksi yang merupakan objek pemotongan atau pemungutan PPh sebagaimana dimakcud dalam Pasal 5 ayat (3) huraf a (5) Laporan realisasi PPh final ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan Surat Setoran Pajak atau cetakan kode biting sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan oleh WajibPajak paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Pasal & Pelaksanaan dan pertanggungiawaban belanja subsidi PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ‘sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (6 dilakukan sesusi dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenaiimekanisme fat (2) dan PPh final ditanggung Pemerintah pelaksanaan dan pertanggungiawaban atas pajak ditanggung Pemerintah BaBIv INSENTIF PPh PASAL 22 IMPOR Pasal 9 (1) PPh Pasal 22 Impor dipungut ofch Bank Devisa atau Direktorat Jenderal Bea dan Cuksi pada saat Wajib Pajale smelakukan impor barang. (2) Besarnya tarif Ph Pasal 22 Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan 8) @ 6 o -1s- rmengenai pemungutan PPh Pasal 22 sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan di bidang impor atau kegiatan Usaha di bidang lain PPh Pasal 22 Impor sebagaimana dimaksud pada avat (1) dibebaskan dari pemungutan kepada Wajb Pajak yang: a. memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha sebagsimana tereantum dalam Lampiran hurafl yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini . telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE; atau © telah mendapatkan izin Penyelenggara Kawasan BBerikat, iin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB, pada saat pengeluaran barang dari Kawasan Berikat ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean. Klasifikast Lapangan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a adalah sesuai Klasifikasi Lapangan Usaha yang tercantum pada: a. SPT Tehunan PPh Tahun Pajak 2018 yang telah ilaporkan Ways Pajaks atau b. data yang terdapat dalam administrasi perpajakan (masterfile} Wajib Pajak, bagi Wajib Pajak yang baru terdaftar setelah tabun 2018, Pembebasan dari pemungutan PPh sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan melalui Surat Keterangan Bebas Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, ‘Wajid Pajak mengajukan permohonan Surat Keterangan Bebas sebogaimana dimakeud pada ayat (5) melalui saluran tertentu pada laman www.pajak.go.id dengan i contoh sebagaimana imaksud dalam Lampiran huruf J yang merupakan menggunakan formulir ses Dogian tidak terpisalbkan dari Peraturan Menter in Permohonan Surat Keterangan Bebas sebagaimana ddimaksud pada ayat (6) yang disampaikan oleh Wajid Pajak sebagaimana dimaksud pada at (3) huruf 6 dilampiri dengan Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan sebagai perusshaan ‘yang mendapatfasilitas KITE; atau 16 ».ayat (8) hurufc dilampiri dengan Keputusan Menteri KKewangsn mengenai izin Penyelenggara Kawasan Rerikat, cin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB. (8) Kepala KPP menerbitkan: a. Surat Keterangan Bebas Pemungutan PPh Pasal 22 Impor, apabila Wajib Pajak memenubi; atau b. Surat Penolakan, apabila Wajib Pajaic tidale smemenubi keriteria Klasificasi Lapangan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, Perusahaan KITE) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, atau) Penyelenggnra Kawasan Berikat, Pengusaha Kawasan Berikat, atau PDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Imuruf ¢, dengan menggunakan format sesuaicontoh sebagaimana dimaksud dalam Lampiran huruf K dan ‘huruf L yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menter ini () vangka waktu pembebasan dan pemungutan Hh sebagaimana dimaksud pada ayat (9) berlaku sejak tanggal Surat Keterangan Bebas diterbitkan sampai dengan tanggal 30 September 2020. (10) Wajib Pajak yang telah mendapatkan pembchasan PPh Pasal 22 Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus menyampaikan laporan realisasi pembebasan PPh Pasal 22 Impor setiap 3 (tiga) bulan melafui saluran tertentu pada laman www.pajakgoid dengan menggunakan formulir sesuai contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf M- yang merupakan bagian tidak terpisahbkan dari Peraturan Mente ini (11) Laporan realisasi pembebasan PPh Pasal 22 Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (10) lambat ‘8. tanggal 20 Juli 2020, untuk Masa Pajale April 2020 ssampai dengan Masa Pajak Juni 2020; dan b. _tanggal 20 Oktober 2020, untule Masa Pajak Juli 2020 sampai dengan Masa Pajake September 2020. impaikan paling 7 BABV INSENTIF ANGSURAN PPh PASAL 25 Pasa 10 ‘Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam Tahun Pajak berjalan yang masih harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dihitung berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam: 8. Pasal 25 Undang-Undang PPh; dan/atau D, Peraturan Menteri Keuangan mengenai penghitungan ‘angsuran Pajak Penghasilan dalam tahun pajak berjal vyang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak baru, bank, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Wajid Pajak masuk bursa, Wajib Pajake lainnya yang berdasarkan ketentuan diharuskean membust laporan Keuangan berkala dan Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertent, Pasa 11 (1) Wajib Pajale yang: a. memiliki kode Klasifkasi Lapangan Usaha sebagsimana tercantum dalam Lampiran huraf N ‘yang merupakan begin tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri in; . telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE; atau © telah -mendapatkan iin Penyelenggara Kawasan Berikat, rin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB; diberikan pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25, ‘sebesar 30% (tiga puluh persen) dari angsuran PPh Pasal 25 yang scharusnya terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasa 10. (2) Klasifikasi Lapangan Usaha sebagaimana dimakstd pada ayat (1) huruf a adalah sesuai Klasifkasi Lapangan Usaha yang tercantum pada: 2 SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2018 yang telah dlilaporkan Wajib Pajai; atau 18 , data yang terdapat dalam administrasi perpajakan masterfe) Wajib Pajak, bagi Wajib Pajak yang bara terdaftar stelah tahun 2018. (@) Wajib Pajaie -menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar melahui saluran tertentu pada laman wwrw.pajaicgo.id dengan menggunakan format sesuai contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf © yang merupakan Dagian tidak terpisabkan dari Peraturan Menteri ini untuk ‘memanfaatkan insentif pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 sebagaimana dimakeud pada ayat (I), berlaku sejak Masa Pajake pemberitahuan pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 scbagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan sampai dengan Masa Pajak September 2020, (8) Contoh penghitungan pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 scbagaimana tercantum dalam Lampiran ‘murat O yang merupakan bagian tidak terpisankan dart Peraturan Menteri ini Pasal 12 ‘Teshadap Wajib’ Pajak yang tidak memenuhi keiteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huraf a, bburuf b, atau huruf ¢, Kepala KPP menerbitkan surat emberitahuan tidak berhak mendapatkan pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 menggunakan format sesuai ccontoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf D yang merupakan agian tidak terpisabkan dari Peraturan entering Pasal 13 (1) Wajib Pajak yang memanfaatkan pengurangan besarnya ‘angsuran PPh Pasal 25 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) harus menyampaikan Japoran realisast pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 setiap 3 (ign) bulan melalui saluran tertenta pada laman -19- wew:pajak.go.id dengan menggunakan formulir sesuat contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf P ‘yang merupakan bagian tidak terpisabkan dari Peraturan Menter ini (2) Laporan realisasi pengurangan angsuran PPh Pasal 25 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling Jambar: 1 tanggal 20 Juli 2020, untuke Masa Pajak April 2020 sampai dengan Masa Pajak Juni 2020; dan b. tangyal 20 Oktober 2020, untuk Masa Pajak Juli 2020 sampai dengan Masa Pajak September 2020, BAB VI INSENTIF PPN Pasal 14 (1) Wajid Pajak yang: 2, memiliki Klasifikasi Lapangan Usaha sebagaimana tercantum dalam Lampiran nurut 1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menter ini; b. telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE, atau telah mendapatkan iain Penyelenggara Kawasan Berikat, isin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB; dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa, Pajak Pertambahan i lebih bayar paling banyak RPS.000.000.000,00 lima miliar rupiah) dapat diberikan pengemba keelebihan pembayaran pajak sebagai PKP berisiko rendah lebih bayar restitusi dengan jum 1p pendahuluan sebagnimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4c) UndangUndang PPN. (2) Klasifkasi Lapangan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah sesuai Klasifkasi Lapangan Usaha yang tercantum pada: SPP Tahunan PPh ‘Tahun Pajak 2018 atau Pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan PPA ‘Tahun Pajak 2018, yang telah dilaporkan Wajid =20 jak; atau b. data yang terdapat dalam administrasi perpajakan (masterfile Wajib Pajak pusat bagi Wajib Pajak belur ‘tau tidak memiliki kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan Tabunan PPh Tahun Pajak 2018, (@) Ketentuan mengenai Klasiffkasi Lapangan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku bagi Wajib Pajak pusat maupun eabang. (4) Pengusaha Kena Pajak yang telah mendapatkan fasilitas KITE sebagsimana dimaksud pada ayat (I) huruf b harus rmelampirkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan sebagai perusahean yang mendapat fasilitas KITE, dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN yang digiukan permobonan pengembalian pendahulwan, (6) Pengussha Kena Pajak yang telah mendapatican izin Penyelenggnea Kawasan Berikat, iin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (0) burat © harus melampitkan Keputusan Menter Keuangan mengenai izin Penyelenggara Kawasan Berikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB, dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN yang diajukan permohonan pengembalian pendahuluan. (6) Surat Pemberitahuan Masa PPN yang diberikan pengembalian pendahuluan sebagaimana dimaksud pada at (I) meliputi Surat Pemberitahuan Masa PN termasuk pembetulan Surat Pemberitahuan Masa PPN, untuk Masa PPajak sejak berlakunya Peraturan Menteri ini sampai dengan Masa Pajak September 2020 dan disampaikan paling lama tanggal 31 Oktober 2020. (7) PKP berisiko rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Giberikanpengembelian pendahuluan berdasarkan deiteria tertentu, (8) Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (7) smeliputi KP dimaksud tidak perl menyampaikan ‘permohonan penetapan sebagai PKP berisiko rendah; -a1- b. Direktur Jenderal Pajak tidak menerbitkan keeputusan penetapan secara jabatan sebagai PKP berisiko rendah; dan © PKP memiliki Klasiflasi Lapangan Usaha sehagaimana tercantum dalam Lampiran hurufl yang merupakan bagian tidak terpisabkan dari Peraturan Menteri ini, faslitas KITE. atau isin Penyelenggara Kawasan Rerikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, ‘atau izin PDKB yang diberikan kepada PKP masih beriakn pada saat penyampaian Surat Pemberitahuan lebih bayar restitusi (9) Tota cara atas pengembalian pendabuluan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali penelitian terhadap pemenuhan kegiatan tertenta, dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pengembalian pendabuluan Kelebihan pembavaran pajak: BABI KETENTUAN PERALIHAN Pasa 15 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai beri 1. Pemberi Kerja atau Wajib Pajak yang sudah ‘menyampaikan pemberitahuan pemanfaatan insentif PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah dan/atau pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.03/2020 tentang InsentifPajake untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona tidak peri menyampaikean —_kembali pemberitahuan berdasarkan Peraturan Menter ini 2. Wajib Pajak yang sudah menyampeikan permohonan ‘Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 Impor dan/atau telah diterbitkan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 Impor berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajake untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona tidak perl ‘menyampsikan Kembali permohonan Surat Keterangan -22- [ebas PPh Pasal 22 Impor berdasarkan Peraturan Menteri 3. Pemberi Kerja atau Wajib Pajak yang telah diserujui untuk memanfaatkan ingentif PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintab, pembebasan PPh Pasal 22 impor, pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25, dan/atait engembalian pendahuluan kelebihan pembayaran PPA berdasarkan Peraturan Menteri Keusangan Nomor 28/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona tetap dapat ‘memanfaatkan insentiinsentiftersebut 4. Penyampsian Iaporan realisasi pemanfastan insentif PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah, pembebasan PPh Pasal 22 impor, dan/atau pengurangan besarnya angsuran PPh Pagal 25 bagi Pemberi Kei imakesud pada angle 3 di Menteri ‘au Walib Pajak sebagaimana, Jkukan berdasarian Peraturan BAB Vit KBTENTUAN PENUTUP. Pasal 16 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 277), dicabut dan dinyatakan tidak berlacu. Pasal 17 Peraturan Menteri ini mulai berlacs pada tanggal diundangkan, -23- Agar setiap orang mengetahuinya, —_memerintahkan ppengundangan Peraturan Menter ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 April 2020 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, tea ‘SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 27 April 2020 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, REPUBLIK INDONESIA, td, WIDODO EKATIAHJANA [BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 411 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum Sub, |Administrasi Kementerian LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR _44/RK.03/2020 TENTANG. INSENTIF PAJAK UNTUK WAJIBPAJAK TERDAMPAK PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 A. KODE KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA (KLU) WAJIB PAJAK YANG MENDAPATKAN FASILITAS PPh PASAL = -21‘DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP) 5 [ata STA PENGASAPART PEIANGOANGAN EAN 1 [10 INDUSTRY PERAGIAN| PERMENTASTRAT > Tor| Test? NDUSTR PENDINGINAN/PaNGESAT TG Tz T0221 | BUST PENCOLATAW DAW PENGAWETAG KAN DAN BIOTA ARTHUR Te-[-1058t | ROUTH PENGGARKAN/PENGERINGAN BOTA ARAN To-[-T0a92 [| DUST PGAGAPAN/PEMANGGANGAN BIOTA ATRLAINNOR + | T0255 | HOUSTR PAGAN PERUENTAST HOTA ARTA S| Taast | NDOSTS PENDING AN/PENGESAN TOTR ATR LAH | ST PENA RRRN PENNER BA BUATAN OAT SATURN 25. TOROS RT RE REC TUDE PTT SOLATAW ES SE JENS YANG DRPAT DINAN TRAN TNBUSTHT PENGUPAEAS BAW PEMERSTAN URE CAN ERNST Toa0_ [NDUSTer ROMAN ANGUS TNDUSTRE RAIN SULAMAN/BORDTE INDUSTREKAIN PT (ARROW FOR TRDUSTR RON WOVEN BURA TEXUNA DUST PaRAIANJADI ORVERS DARTERSTI ‘RDU PARAIAR JADU RONVERST DARI RUT —— TRUST FARAIAY ADT SUE RORST ‘RSD EIT AUATAR/IMTAST oa TS 1S [NOUS SEPT EK LACAN REPRO ROOT — Ta [-17Or1INDUSTRT HOBO KERTAS POL 97 [-ab121| INDUSTRI PUPOK ALM /NON SITES HARK SAREO PRON 20s [015T [ INDUSTRE DASA BURTAN (RES SITET DAN DATAN BARU PASTE 207 | 2021 | NDUSTRI HAHA BAKU PENDERATAS TRA ATA ATT Zaz | a0s0i_| NDUSTRI SERAT/BENANG/ STR PAMEN BUATAN 28 | ica REUSE PK A OAT ADOT | “iz |-22123_[INDUSTREKARET REMAN CRO RUBE 230 | 27 [ RDG PENG ONS AT ROT TARGA NE ar | Za |e ARAN PERACATAN TET OOSTR DAR PEASE "251 | 25919 [INDUSTRI BARA TAHAN APT DARI TARAR UINT/RERANIR TATNRYA 25-2921” | ROUSTR! BATS BATA DAR TAXA LNT REO 253 | 299027 [ INDUSTRI GENTENG DARI TANAR LAT RERAIE 257 | 230 INDUSTRI PERLENGHAPAN RUMADTTANGGA DAR TAXA LATTER "25 | 20] INDUSTHEALATLABORATORUM DAN ALAT OSTRIR/TERSIR DARE TRUST RAND TARA LRT RABE DAN PORSETEN TARR BUA INDUSTRI TARANG DARI SEMEN, KATOR, CIPS DAN ASUES ANN 776 | e101” [INDUSTRI BEST DAN DATA DASANORON AND STEEL MARIN 777 | peT02”[ INDUSTRI PeNCOILNGAN BAIR STEEL ROLLING] ‘Sao |asoi0_| NOUSTRT EMBER, KALENG, DRUM DAN WADAT SETENS DART LOGRaE 35 | as901_[ INDUSTRI BRANKAS, FILING EANTOR DAN SEEN SIT |-3ezTo~[ WDUSTREKOMPUTER DN AFAU PERARITAN KOMPUTER ST [96900 NDUSTRI PERALATAN KOMUNERST TANPX ADE WIRELESS] 3s |-26s10_| INDUSTRI TELEVISTDAN/ATAU PERARITAN TELEVS 30] 001 RGUSTRT PRATATANIADIAST SHARK, PERTENORSTAN DAT “| 2713 | INDUSTRY PENGUAT TEGAN TEARSFORSATOR, PENGURAT ARIS] I SDUSTRIBATU BATERAT RERING RATU BATERATPROMER) 355 [7007 | NDUSTRIARUMULATOR LISTE ATU RATER SEXUNDERD aU [rear WOUSTe LNT TABRG GAS APT PEROT | “81 | 2810 NDUSTREPoMPa LATTA, KOMPRESOR. KEAN DAN RIEPEATOT a §}2| 8] 8] 2] S)s|]2) Ssieieigieleials) # saissasiss) asaias| 3 aelallefelelsilelddele] 8 f a 32. INDUSTRI PTA oESINTUUS/GANBAR IRSA REPREASTALAT URUR, AAT UI DAN PERALATAN WAVIGRST DAN ERRENAN FANASAN AROHATC ESTEE ‘PERTANAN TARANAN REMPAF-RENPAR, AROMAT PEAVECAR, RAROTIC IRSA PEMUPURAR,PERARA SA BIG HEH DAN PENCHANT ENORTANG PERNA ESARGHAPAN PIECES KA RERSIOP TTA TENANGKAPAN/PENGARDAN ALE TORSO ATT PENANGRAPAN/PENGASIAN BENIN EAN LAUT eNANGKAPAN PISCES/IKAY BERSIRIP I PORATION "PENANGEAPAN PENGRUDILAR ALONE 1 FEROURATURT TENANGRATAN/PENGRMDILAN NDUX/ GEREN TW Dl PERN OHM B 34 51 | 02214 BUDIDAYA KARANG (CORALT 35. [NIEMINUMG AR LIMA Da DRAINASE 1 |-#9007 | PENASRNGRY PeRANCATIETEIGENT ts [as] PEMASHNGRY-ATAP/ ROO COVERING = 5126 PREAEANCA RETA NSA TAT PE ATOR Sr 6 PEATE BEET PAI ONES ARTA oe ee oe eee ee, FETT eee ee TENT rom “37 Buku hakanan, tan AAU TeMNNAL mARANO SARA TEE ATATT[PuNGANGAN BCERAY PRDT DAN PALAWA TRY |-¥7V19-[PURDAGRNGAY BCURAN RANT LUNAR SOPTWARET it Sanat Uns KAPUR SEMEN ATAU RAGA {HT | 7S [PERDRORNOAW BOERAN SERN, KAPUR SIR DAN RT 38. 722 | 47727 [PERDRGANGAN ECERAN AROMATIC/PENYDOAR MINYAK ATS ERDAGANGAN ECERAN PREAN TERRA INGORS] REN DAN HENAN 29. “7 |-ATERS] FeDAGANOAN BCERAN KAR HR DAN TS PRS AROMATIC PERTEOR 7A} HRT] PERDAGANGAN SOERIN KART ENN DAN DOS ARR SATO ‘Ba PuRtENORAPAN DAUR DAM LASTE MAIR ‘Da Puna DNR BURA ON PLASTN BATU. TANAN UAT FENIAN DAN MR! LERAK SOFWARE | 905 T ANGRUTAN HO ANTARROA ANTARDROVNST RAT EIT | #021 | ANGRUEAI HOS ANTARIA DRLAR PROWINST ARDY S17 a5” | ANCRUTAN ANTARROTA BALAN PROVIRS RF AN OS HE |-aTEANGUTAN FESTERERARCGAN OU APTA RERBUPX TERROR ONTO {HS |-aTR” | aNextTAN FERVEBERANGAN MU DRLAN KABUPATEN ROTA ONTO TT |-0235-RNORUTAY PERV EBERIWCAY OMUM ANTARIABUPSTEN/KOTR UNTUX TS | U2ET_|ANGRUTAN PERT EDERANGAN PERINTSATRIASUPATEN ROTA URTUR TG |S ANG UTA FESTERERARCGAN MU HATAW KABUPRTENTROWR OPO RS | S2HO_| PENANG TAG WONGEAR WORT HARING) Tab |-S201” | TA24 ENGURUSAN FEANSPORTAST IP iEMKA READ) Be [S150 FONOOK WATE HOME STA TENOTNAPIN RENUA NOUTH HOSTED “or | Seat SSK BOA CHER SUNT EVENT TERTENTU (VENT CATER] 51a [esos | RUMAH HENNA 17 | 505_ | RUMAT/REDAT OBRTTRADISTONAL LS PERVEDIAN MIRUMAT RELIING SPAT OAK TAP 4 DISTRIBU FIM VIDED GAY PROGRAM TELEVIS OLEH SWAGTA SRSA PENUEARID MATA UANG OEY CTANGERE 43. “Ber GE300~| EAT ESTAT ATs DRI HALAS SA WEY ATAU KOT [Caer rans” [est RATERS ETROLOGT 575 WSITI_|JASK PENOIDIAN SEROLAT OASAR/MADRASAH ISDA PERERINTAW 30 [RIT JAS PERDIDRAN SEXO WENTROA Pex SORA REA PENDIDIRAW SEX OLA DASAR/HADRASAT TAR SWAT Se 954 620 SASK PENDNDIN ENGR UM MADRAAT LNAI SHASTA S| ED | JAS PEDIOIANSENENGAT ERAN DAN TERN AAD ATA Sk PDN oMPCRER TOTO TORS OAT TR 5602 | JRE PENDIERN THUAN SARA RANAR SWASTARADRTCT GO| SAGE PENDIDRAN BLO OR BERTI SRST Tosa” TAMAWRASIONAL PA - Tog | TAMA HUTA RATE ATOR Top TANAWWISRTA LAW TEWA 1035 UTAWUNDUNG 1, SUARK HARGASATA TS DAN CROW ACH TCA {TT | REGLATAN FOSAT RERUN ESS CONTE 45. so | San [ TAN RENE TRIN WERT TOSE|-GaZ59_[ BAVA TARR WISRIR BURTANTBNRAN HARA AOA 1060 |-o6122_[ SPA ANTE PAR ACU 46. 1B. CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH 1, Tuan A (K/1) pegawaitetap di PTZ. industsi makanan bayi/KLU 10791), pada bulan Aprit 2020 menerima gaji dan tunjangan scbesar Rp16,500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp30,000,00. Penghasilan bruto Tuan A yang disetahunkan Rp198,000.000,00 (Rp16.500.000,00 x 12), Karena masih dibawah Rp200.000,000,00 maka ‘Tuan A dapat memperolch insentif PPh Pasal 21 DTP. ‘4. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang bulan April 2020: Goji dan tunjangan Rp 16.500.000,00 Pengurangan: Biaya Jabatan/bulan —Rp500.000,00 Turan Pensiun/bulan — Rp330.000,00 (Re 630,000.00 Penghasilan Neto Sebulan Rp 15.670.000,00, Penghasilan Neto Setabun 12 x Rp15.670.000,00 Rp188.040.000,00 PIKP (K/1) (Rp _63.000.000,00) Penghsilan Keni Pale Sevan 'Rp125.040.000,00 Ph Pasal 21 Terutang Setabuin ‘5% x Rp50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00 15% x Rp75.040.000,00 ~ Rp 11.256,000,00 Rp 13.756.000,00 PPh Pasal 21 Terutang Sebulan 'Rp13.756,000,00/12 Rp 1.146.333,00 b. Besarnya penghasilan yang diterima Tuan A bulan April 2020: Goji dan tunjangan Rp16.500.000,00 Dikurangiiuran pensiun/bulan [Rp 330.000,00) Dikurangi PPh Pasal 21 (Rp_1.146.933,00) Penghasilan setelah pajake Rp 15.023.667,00 Ditambah PPh Pasal 21 DTP Ro_1.146.333,00 Jumlah yang diterima Rp16.170.000,00 41. 2, Tuan B (K/0) pegnwai tetap di PTZ (industri makanan bayi/KLU 10791), pada bulan Mei 2020 menerima gaji dan cunjangan sebesar §Rp21,000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp420.000,00, Penghasilan brute Tuan B yang disetahunkan Rp252.000.000,00 {Rp21.000.000,00 x 12). Karena telah melebihi Rp200.000.000,00 maka seluruh PPh Pasal 21 terutang pada bulan Mei 2020 tidak dapat ‘memperoleh insentif PPh Pasal 21 DTP. Atas penghasilan tersebut PPh Pasal 21 dipotong dan disetor oleh pemberi kerja 3. Tuan € (K/'1) pegawai tetap di PTZ (industri makanan bayi/KLU 10791), pada bulan Mei 2020 menerima gaji dan tunjangan sebesar Rp15,000,000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp300,000,00, serta menerima Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar Rp10.000.000,00. Pengh: 18 bruto Tuan © yang bersifat tetap dan teratur berupa gai ddan tunjangan sebesar Rp15.000.000,00 sebulan yang disetahunkan sebesar p180,000,000,00 {Rp15,000.000,00 x 12}. Karena masih dibawah Rp200,000,000,00 maka penghasilan Tuan C yang dapat memperleh insentif PPh Pasal 21 DTP hanya atas penghasilan gaji dan ‘4. Penghitungan PPh Pasal 21 DTP bulan Mei 2020: Gaji dan tunjangan Rp 15.000.000,00 Pengurangan: Biaya Jabatan/bulan Rp500.000,00 Iuran Pensiun/bulan p00,000,00 (Rp 800,000.00) Penghasilan Neto Sebulan Rp 14.200.000,00 Penghasilan Neto Setahun 12x Rp14.200,000,00 'Rp170.400.000,00 PTKP (K/1) (p_69,000.000,00) Pengh 'Rp107.400.000,00 PPh Pasal 21 Terutang Setahun 5% x Rp50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00 15% x RPS7.400,000,00 = Rp 8.610.000,00 Rp 11.110,000,00 PPh Pasal 21 Terutang Sebulan, Rpl1.110.000,00/12 Rp 925.833,00 ‘Atas PPh Pasal 21 DTP sebesar Rp925.893,00 diserahkan oleh pemberi kera kepada Tuan C. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas THR bulan Mei 2020: Gali dan tunjangan setahun Rp 180.000.000,00, THR ‘Re_10.000.000,00 Penghasilan bruto Rp 190,000,000,00 Pengurangan: Biaya Jabatan setahun smaksimal 'Rp6.000.000,00 Turan Pensiun setabun Rp,600,000,00 (Rp__9,600,000,00) Penghasilan Neto Rp180.400,000,00 PrP (K/1) {Rp_63.000.000,00) Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp117.400.000,00 PPh Pasal 21 Terutang Setahun 5% x RpS0.000.000,00 = Rp 2.500,000,00 15% x Rp67.400,000,00 = Rp10.110.000,00 Rp 12.610.000,00 PPh Pasal 21 atas THR: PPh 21 atas seluruh penghasilan (Goji, tunjangan, dan THR) Rp 12.610.000,00 PPh Pasal 21 atas penghasilan tetap (Gaji dan tunjangan) (R_11.110.000,00) PPh Pasal 21 atas THR Rp 1.500.000,00, Pemberi kerja memotong dan menyetorkan PPh Pasal 21 atas THR ‘Tuan C sebesar Rp1.500.000,00. Besarnya penghasilan yang diterima Tuan C bullan Mei 2020: Gaji dan tunjangan Rp 15.000.000,00 aR Rp 10.000.000,00 Dikurangliuran pensiun/bulan (RP 300.000,00) Dikurangi PPh Pasal 21 atas seluruh penghasilan (Rp 2.425.833,00) Penghasilan setelah pajaie Rp 22.274.167,00 Ditambah PPh Pasal 21 DTP Rp__925.833,00 Jumlah yang diterima, Rp 23.200,000,00 49. 4, Tuan D (K/1) pegawai tetap di PT X (industri kaca mata/KLU $2503), pada bulan Juli 2020 menerima gaji dan tunjangan sebesar Rp15,000,000,00 dan membayar furan pensiun sebesar Rp300.000,00. PT X memberikan tunjangan PPh Pasal 21 kepada Tuan D sebesar Rp1.000.000,00, Penghasilan brute Tuan D yang disetahunkan Rp192,000.000,00 ((P15.000,000,00 + Rp!.000.000,00) x 12). Karena masih dibawah 'Rp200,000,000,00 maka Tuan D dapat memperoleh insentif PPh Pasal 21 DTP, 4. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang bulan Juli 2020: Gaji dan tunjangan Rp 15.000.000,00, ‘Tanjangan PPb Pasal 21 Rp_1,000,000,00 Penghasilan brute Rp 16.000.000,00 Pengurangan: Biaya Jabatan _Rp$00.000,00 furan Pensiun 00,000,00 {Rp 600,000,00) Penghasilan Neto Sebulan Rp 15:200.000,00 Penghsiians New Seta 12x Rp15.200.000,00 Rp 182.400.000,00, POP (K/1) {Rp 62,000,000,00) Penghasilan Kena Pajak Setahun, Rp119.400.000,00 PPh Pasal 21 Terutang Setahun 5% x Rp50.000.000,00 = Rp. 2.500,000,00 15% x Rp69.400,000,00 = Rp 10.410.000,00 Rp 12.910.000,00 PPh Pasal 21 Terutang Sebulan Rp12.910.000,00/12 Rp 1.075.833,00 >, Besarnya penghasilan yang diterima Tuan D bulan Juli 2020: Gaji dan tunjangan p15.000.000,00 ‘Tunjangan PPh Rp_1.000.000,00 Dikurang! iuran pensiun/bulan (RP 300.000,00) Dikurangi PPh Pasal 21 (Rp_1.075,829,00 enghasilan setelah pajake Rp14.624,167,00 Ditambah PPh Pasal 21 DTP Rp 1.075,833,00 Jumlah yang diterima 'Rp15.700.000,00 50. CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN PEMANFAATAN INSENTIF PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP) DAN/ATAU PENGURANGAN [BESARNYA ANGSURAN PPh PASAL 25, Nomor a Lampiran ee) Hat Pemberitahtian Pemaniaatan Insentit PPA Pasal 21 ditanggung Pemerintah (DTP) dan/atau Pengurangan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25 Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 8) Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama @ NPWP 6 Jabatan © Bertindak selaku pengurus dari Wajb Pajak: ‘Nama’ a NPWP ® Kode KLU © Alamat (19) smemberitabulcan: (11) (C1 Pemanfaatan insentif PPh Pasal 21 DTP O Pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 yang terutang, sebesar 30% scbagaimana diatur dalam PMK .. Nomor .. untuk Masa Paja 2020 ‘sampai dengan September 2020. Demikian disampaikan, 2020 (12) a3) “4 st Petunjuk Pengisian Surat Pemberitahuan Pemanfaatan Insentif PPh Pasal 21 itanggung Pemerintah (DTP) dan/atau Pengurangan Blesarnya Angsuran PPh Pagal 25 Wajib Pajak: (y Di ddan atau Pengurangan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25 Wajib Pajak. dengan nomor Surat Pemberitahusn Pemanfaatan PPh Pasal 21 DTP (2) Diisi dengan jumlah lampiran (Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang penetapan sebagai perusahaan KITE) (9) Diisi dengan KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. (4). Diisi dengan nama Wajib Pajak atau pengurus dari Wajib Pajak (bagi Wajib Pajate badan), (5). Diisi dengan NPWP Wajib Pajak atau pengurus dari Wajib Pajak (bagi Walib Pajate badan}, (6). Diisi dengan jabatan pengurus dari Wajib Pajak (bagi Wajib Pajak badan). (7). Diisi dengan nama Waiib Pajak (8), Diisi dengan NPWP Wajid Pajak (9) Ditsi dengan Kode Kiasifiast Lapangan Usaha Walib Pajak, (10) Diisi dengan alamat Wajb Pajak. (11) Diisi dengan menandai kotak sesua permohonan yang diajukan, (12) isi dengan tanggal Surat Pemberitahuan Persanfaatan PPh Pasal 21 DTP dan /atau Pengurangan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25 Wajib Pajak. dengan tanda tangan dan cap Wajib Pajak dengan nama Wajib Pajai atau pengurus dari Wajib Pajak (bagi Wajid Pajak badan), 3) a4) “52. CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN TIDAK BERHAK MEMANFAATKAN INSENTIF PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP DAN/ATAU PENGURANGAN BESARNYA ANGSURAN PPh PASAL 25 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK a Nomor 2) Perihal : Pemberitahwan Tidalc Berhale Memanfaatkan Insentit PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah (DTP) dan/ atau. Pengurangan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25 Kepada Yih, @ Berkenaan dengan surat pemberitabuan yang Saudara ajukan Nomor (4) tangzal ‘dengan ini diteritahulean baba berdasarkan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...tentang.... Saudara tidal berhake untuk ‘memanfsatKan Insentif PPh Pasal 21 DTP dan/atau Pengurangan Besarnya Angstiran PPh Pasal 25°), dengan alasan: [Ci termasule dalam asifasi Lapangan Usaha sesuat Surat Pemberitahuan Tahunan PPh ‘Tahun Pajak 2018 sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf A Peraturan Menteri Keuangan Nomor »..tentang. tidak termasule dalam Klasifikasi Lapangan Usaha sesual Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Tahun Pajak 2018 sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf N Peraturan Menteri Keuangan Nomor «tentang. tidal termasule Wajib Pajake yang ditetapkan sebagai Perusahaan KITE. tidal termasulk Wajib Paja yang mendapatkan izin Penyelenggara Kawasan Berikat, rin Pengusaha Kawasan Berikat, atat isin PDKB. Demikian kami sampailen, oO 0 . 20.16) tun irektur Jena! Pia ase epaia Kantor Pelayanan Pj % cml os ‘Tanda Tangan_ ® 9) Pl yang sesuai “53. Petunjuk Pengisian Surat Pemberitahuan Berhak/Tidak Berhak Memanfaatkan Insentif PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah (DTP) dan/atau Pengurangan esarnya Angeuran PPh Pasal 25: (1) Diisi dengan KPP tempat Wajb Pajak terdaftar (2) Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Tidak Berhak Memanfaatkan Insentif PPh Pasal 21 DTP dan/atau Pengurangan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25 (8) Diisi dengan nama Wajib Pajak, (4). isi dengan nomor surat permohonan Surat Pemberitahuan Tidak Bethak Memanfaatkan Insentf PPh Pasal 21 DTP dan/atau Pengurangan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25. (5). Diisi dengan tanggal surat permohonan. (6) Diisi dengan tanggal penerbitan Surat Pemberitahuan Tidak Berhale Memanfaatican Insentif PPh Pasal 21 DTP dan/atau Pengurangan Besarnya ‘Angsuran PPh Pasal 25. (7) Diisi dengan KPP yang menerbitkan Surat Pemberitahuan Tidak Berhak Memanfaatkan Insentif PPh Pasal 21 DTP dan/atau Pengurangan Besarnya ‘Angsuran PPh Pasal 25. (8) Diisi dengan nama Kepala KPP yang menerbitkan Surat Pemberitahuan ‘Tidak Berhak Memanfaatkan Insentif PPh Pasal 21° DTP dan/atau Pengurangan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25. BE, FORMULIR LAPORAN REALISAS! PPh PASAL 21 DITANGGUNG: PEMERINTAH (DTP) LAPORAN REALISASI PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP) Wajib Pajak Pemberi Keria co seme (1) NPWP soo e Kode KLU — 8 Masa Pajak « “Famiah pegawai yang berhake mencrima PPh Pasal 21 DTP |... orang @) Tamla Penghasilan Brato Masa Pajak vwvono. 202010) [RP soca 7) Tamia PPh Pasal 21 DTP Masa Pajale 2020 8) [Rp OP Daftar pegawai yang telah menerima PPh Pasal 21 DTP: No. | Nama Pegawai | ewe | Nik ‘Jurnla (Rp) (14) 10) ay (12) | (13) | Renghc Brat [PPh Pasal 21 DTP Tamla a mo) Demikian laporan disampaikan, 2020 (15) (19) sss (17) NPWP: as) Petunjuk Pengisian Formulir Laporan Realisasi PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) (1). Diisi dengan nama Wajib Pajak Pemberi Kerja, (2) Diisi dengan NPWP Waiib Pajak Pemberi Kerja. (2) Dis dengan Kode Klasifikast Lapangan Usaha Wafib Pajak, (4). Diisi dengan Masa Pajak sesuai periode pelaporan (6) Diisi dengan jumlah pegawai yang berhak menerima PPh Pasal 21 DTP dalam Masa Pajak periode pelaporan. (6) Diisi dengan Masa Pajak sesuai periode pelaporan (7). Dis dengan jumlah Rupiah Penghasilan Bruto yang diterima pegawai yang, berhak menerima PPh Pasal 21 DTP dalam Masa Pajak periode pelaporan, (8) Diisi dengan Masa Pajakesesuai periode pelaporan (©) Diisi dengan jumlah Rupiah PPh Pasal 21 DTP dalam Masa Pajak periode pelaporan yang diberikan secara tunai kepada masing-masing pegawal yang berhak. (10) Diisi dengan nomor urut. (11) bits dengan nama pegawai yang berhak menerima PPh Pasal 21 DTP dalam setiap Masa Pajak periode pelaporan. (12) Diisi dengan NPWP pegawai yang berhak menerima PPh Pasal 21 DTP dalam setiap Masa Pajak periode pelaporan. (13) Diisi dengan NIK pegawai yang berhak menerima PPh Pasal 21 DTP dalam setiap Masa Pajak periode pelaporan. (14) Diisi dengan jumlah Rupiah Penghasilan Bruto dan PPh Pasal 21 DTP tiap pegawai dalam setiap Masa Pajak periode pelaporan, (15) Diisi dengan tangeal laporan, (16) Diisi dengan tanda tangsn dan cap Wajib Pajak Pemberi Kerja atau Pengurus. (07) Ditsi dengan nama Wajib Pajak Pemberi Kerja atau Pengurus (bast Wajib Pajak Badan) (18) Diist dengan NPWP Wajib Pajak Pemberi Kerja atau Pengurus (bagi Walib Pajak Badan} FR (CONTOH PENGHITUNGAN PPh FINAL DITANGGUNG PEMERINTAH 1, Tuan § memiliki usmha apotek. Pada Tahun Pajak 2019, Tuan S memperoleh peredaran bruto dari usaha apotek sebesar Rp2.000,000.000,00 (tiga miliar rupinh) dalam 1 (satu) Tahun Pajak. Karena peredaran bruto yang diterima olch Tuan S dari usaha apotek tidak melebihi Rp4.800.000,000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah), mala penghasilan dari usaha apotele untuk Tahun Pajak 2020 dlikensi PPh final berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018, ‘Tuan S telah memilki Surat Keterangan pada tanggal 18 Mei 2020, Peredaran bruto Tuan $ dari Masa Pajak April 2020 sampai dengan ‘Masa Pajak Juni 2020 adalah sebagai beret: Masa Pajak | —Peedaran Brato | PPR Final Tera ‘pAT2020 ®p40'300,000,00 | Rp 202.500,00 e2020 Rp 60:000,000,00"| Rp 300.000,00 Juni 2020 ‘Rp 75:000:000,00 | Rp 375:000,00 [Atas PPh final Masa Pajak April 2020 sampai dengan Juni 2020 Tuan S berhak memperoleh insentif PPh final ditanggung Pemerintah dengan cara menyampaikan Laporan realisasi PPh final ditanggung Pemerintal melalui saluran tertent paling lambat tanga: 1, 20 Mei 2020, untuk Masa Pajaic April 2020; », 20 Juni 2020, untuk Masa Pajak Mei 2020; dan ‘. 20 fuli 2020, untule Masa Pajale Juni 2020, sehingga Tuan $ tidak menyetor PPh final ke kas negara 2. PT ABC memiliki usaha bengkel mobil dan terdaftar sebagai Wajib Pajale pada tanggal 24 Januari 2019. Peredaran bruto yang diperolch PT ABC pada Tahun Pajake 2019 sebesar Rp100.000.000,00 seratus juta rupiah), sehingga untuk Tahun Pajak 2020 PT ABC dikenai PPh final berdasarkan PPeraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018, Pada bulan Mei 2020, PT ABC memberikan jasa perbeikan mobil kepada PT D sebesar Rp10,000,000,00 dan PT ABC dapat memberikan Surat Keterangan, 57 Pemotong telah melalcakan konfirmasi dan diketahui babwa Surat Keterangan tersebut terkonfirmasi sehingga PT D tidak melakukan ppemotongan PPh final atas transaksi tersebut dan memberikan PPh final sebesar 0,5% secara tunai kepada PT ABC. PTD memberikan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dibububi eap atau tulisan “PPh FINAL DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR /PMK.03/2020" dan PT ABC harus menyampaikan laporan realisasi tas PPh final ditanggung Pemerintah tersebut melalui saluran tertentu paling lambat tanggsl 20 Juni 2020 untuk dapat ‘memanfeatkan insentif PPh final ditanggung Pemerintah atas ‘ransakes tersebut. 58. G. FORMULIR SURAT KETERANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DIP... (0) KANTOR PELAYANAN PAAR «0 (2) SURAT KETERANGAN WAJIB PAJAK YANG PAJAK PENGHASILAN DIHITUNG DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG. PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK ‘YANG MEMILIK PEREDARAN BRUTO TERTENTU Nomor: KET-... /PP23/WPJ .. /KP... /20.. (8) Direktur Jenderal Pajak menerangkan bahwa Wajfb Paja ‘Nama @ NPWP 6 Alamat © memilki peredaran bruto tertentu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 ‘Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (PP 23/2018), ‘Atas penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan PP 23/2018 ‘yang merupalean objele pemotongan atati pemungutan Pajak Penghasilan yang tidak bersifat final, dilakukan pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan bersifat final sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari jumlah peredaran bruto. ‘Surat Keterangan ini berlaku sampai dengan tanggal a seecuali a. Penghasilan dari usaha yang diterima stau diperoleh Wajib Pajale telah ‘melebibi Rp..800.000,000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah); atau ». Walib Pajak memilhatas penghasilan yang diterima atau diperoleh dihitung, Derdasarkan tari Pasal 17 aya (1) huruf a, Pasal 17 avat (2a), atau Pasal 31E ‘Undang-Undang Pajak Penghasilan. ‘Surat Keterangan ini jugs dapat digunalean untuk memanfaatkan insenti| PPh final ditanggung oleh Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan dalam. PMK...PMK.03/2020 sampai dengan Masa September 2020, QO. (8) fan, Direktur Jenderal Pajale fae Kepala Kantor im ioe “59. Petunjuk pengisian Surat Keterangan: (0) Dist dengan Nama Kantor Wilayah DJP. (2) Diist dengan Nama Kantor Pelayanan Pajak Tempat Wajib Pajak pusat terdaftar {@)__Diisi dengan Nomor Surat Keterangan. (@)_Diist dengan Nama Wajib Pajak (5) _Diist dengan NPWP Wajid Pajak. (6) Diisi dengan Alamat Wajib Pajak. ()_Diist dengan Tanggal akdhr Tahun Pajak sesuai Pasa 5 ayat (1) PP 23/2018 atau tanggal akhir Tahun Pajak 2018 untuk Wajib Pajake sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 PP 23/2018, (8) Diist dengan Tempat dan tanggal dibuatnya Surat Keterangan, (©). Diist dengan Nama dan NIP Kepsla Kantor Pelayanan Pajak Tempat Wajib Pajak pusat terdafar. 60. FORMULIR LAPORAN REALISASI PPh FINAL DITANGGUNG PEMERINTAH LAPORAN REALISASI PPh FINAL DITANGGUNG PEMERINTAH, a ‘Wajid Pajak soon ewe @ Masa Pajak — 8 1, Rekapitulasi Peredaran Brito alas transaksi dengan Pemotong atau Pemungut Pajak ee a Usaha (4) W Pi Final | Dr @) NPWP Pemotong | Peredaran atau Pesmungut (6) | Brto (7) T 2 3 Dat Tala Rekapitulasi Peredaran Bruto atas transaksi dengan pibak lainnya Trp mag maw | PR Fn DTP No. | Lokasi Usaha a} | NPWP(S) | Peredaran Bruto ®) aa 3 Dit - Tama _Demikian kami sarpaiean dengan sebenarnya 2020 (11) 02) (3) Npwe: 4) Petunjuk Pengisian Form lr Laporan Realisasi PPh Final Ditanggung Pemerintah (1). Diisi dengan nama Wajid Pajak (2) Diisi dengan NPWP Wajib Pajak. (3) Diisi dengan Masa Pajak sesuai periode pelaporan, (4). Diisi dengan alamat iokasi usaha. (5) Diisi dengan NPWP Iokasi usaha, (6) Diisi dengan NPWP Pemotong atau Pemungut Pajalk (7) Diisi dengan jumlah Rupiah Peredaran Bruto dari transakei dengan Pemotong atau Pemungut PPh dalam Masa Pajak periode pelaporan, (8) Diisi dengan jumlah Rupiah PPh Final ditanggung Pemerintah dalam Masa Pajak periode pelaporan yang dit Pemungut Pajak, (9) Diisi dengan jumlah Rupiah seluruh Peredaran Bruto dalam Masa Pajaic periode pelaporan. xyarkan secara tuna oleh Pemotong ata (10) Diisi dengan jumlah Rupiah PPh Final ditanggung Pemerintah dalam Masa Pajak periode pelaporan, (11) Diisi dengan tanggal laporan. (12) Diisi dengan tanda tangan dan cap Wajib Pajak. (13) Diisi dengan nama terang Wajib Pajak atau nama Pengurus bagi Wajib Pajak Badan, (14) Diisi dengan NPWP Wajib Pajak atau NPWP Pengurus bagi Wajib Pajak Badan, 1. KODE KLASIFIKAS! LAPANGAN USAHA (KLU) WAJIB PAJAK YANG) MENDAPATKAN FASILITAS PEMBEBASAN PPh PASAL 22 IMPOR, DAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PPN TT] T3T2TTROUSTR ERTERUNAN THURA PERRO EARING GORT DAN KARONT Te | ToT NOUS REPRO HERS 2 [TR INOUSTRE WON WOVEN (HUEAN FENCRA 25 [TATTT_| INDUSTRY PARAIAN JAD KORVERSY DARCTERSTC 2 [T6174 | INDUSTRE RUT BUNTARTIAST ae [iret STaE BUR RERTAS OL [20181 [NOUSTRT ORR BURTAN PRES SNTETIY DAN BATAN BARU FASTIN = -anant[USTaE BARA BARE PMTERANTAS TAMA HAAN ATTA 63. 5 [BOTT NDUSTREPENBETANTAS HAR FORTS "| -aaasa | INDUSTRE BAFAN ROSSI DAN KOSMETI TEROIRSUK PASTA GIT 7-206 INDUSTRI PEREAT TEN ‘2 [BPTaS INDOSTRTKARET REMAN CRON ROBBER ‘3 [-aS922 INDUSTRI GENTENG DART TANAR TNT “30-929 NDOSTRT HAFAN ARCGUNAN ONE FARAH LA ERAS BURN DAT , PTB menyampailan surat pemberitahuan pengurangan besarnya fangsuran PPh Pasa 25 pada 29 Juli 2020, erdasarkan data di atas, penghitungan angeuran PPh Pasal 25 yang ‘masih harus dibayar untule 3 (tga) Masa Pajakeselanjutnya adalah sebagai berikut Maas aa =a Far= September Peiode Fane] Tran “Tran ‘Maperian Penh NES RAE TOROGO DOO, UT | RA 700-000 000,00 7 Tere RSIS 900, 000,00 [Rp 175 00,000.00 ike PP Peal 22 dan Rp75.000.000,00 | _p125.00.000.00, Pim Poel 23 age fel Tabun Pas aon Pak penode Sane diapolan ‘Angra Ph Pasat "——R150°000,000,06 | Rp50'000600,00 star ej aval Sahm ak spas ‘Stu Mase Pj erode ane ‘Angsuran yang. wash herue dibayertusiam 3 | Rp800.000.000,00 | _Rp600.000,000,00 tan Anesuran Fane [SkGraemaditayer pes | Rp100.000000,00, 7200 000.000,00, ae ae 61, 000,000°05 Pom Pasl 25 (p100.090,000,00830%) a "Rp100.00.000,00 Rp!40.00.000,00| faaitan 104. P. FORMULIR REALISASI PENGURANGAN BESARNYA ANGSURAN PPh PASAL 25 LAPORAN REALISASI PENGURANGAN BESARNYA ANGSURAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 Waji Pajak . a NPWP — a Masa Pajak cones Rincian pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25: ko ‘apail/u) Mei Agustus") ‘Juni September} || 7? | Pengurane | PPR | Fengurang | PPh | Pengurang ‘Terutang | Angmiran | Terutang | Angsuran | Terutang | Angsuran Demikian kami sampaikan dengan sebenarnya. . 2020 (5) o tne (7) NPwP: soe (8) *) :dicoret salah satu sesuai Masa Pajak -105- Petunjuk Pengisian Formulir Laporan Realisasi Pengurangan Besarnya [Angsuran PPh Pasal 25: (1) Diisi dengan Wajib Pajak yang mendapatkan pengurangan besarnya ‘angsuran PPh Pasal 25. (2) Diisi dengan NPWP Wajib Pajake yang mendapatkan pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25. (9) Diisi dengan periode pelaporan. (6) Ditsi dengan nomor urut. (6) Diisi dengan tanggal laporan (6). Diisi dengan tanda tangan dan cap Wajib Pajak yang membuat laporan, (7) Dis (8) Diisi dengan NPWP Wajid Pajak yang membuat laporan, fengan nama terang Wajib Pajak yang membuat laporan, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, tt SSRI MULYANI INDRAWAT! Salinan sesuai dengan aslinya

You might also like