Professional Documents
Culture Documents
Job Kontaktor
Job Kontaktor
TUGAS 1
RANGKAIAN ON
I. Tujuan Praktikum :
1. Memahami rangkaian ON menggunakan relay AC.
2. Dapat mengaplikasikan rangkaian ON pada trainer.
3. Amati output yang diperoleh, catat hasil percobaan yang telah
dilakukan
4. Dapat menjalankan dan menganalisa rangkaian ON yang telah
dibuat.
+ -
PB
13 CR 14
C A
5 9
CR
L
V. Diagram Pewaktuan
VII.Analisa
VIII. Kesimpulan
BLKI Semarang Page |3
TUGAS 2
RANGKAIAN OFF
I. Tujuan Praktikum :
1. Mampu menggunakan trainer kit AC dengan baik dan benar.
2. Memahami rangkaian OFF menggunakan relay.
1. Dapat mengaplikasikan rangkaian OFF pada trainer.
2. Amati output yang diperoleh, catat hasil percobaan yang telah
dilakukan
3. Dapat menjalankan dan menganalisa rangkaian OFF yang telah
dibuat.
I. Alat dan Bahan :
1. Trainer kit AC (3 Push Button NO/NC,3 lampu) 1 buah
2. Obeng plus (+) 1 buah
3. Kabel (warna merah, hitam, kuning, biru)
secukupnya
4. Relay OMRON MY4N 220/240 VAC 1 buah
5. Tang potong 1 buah
II. Gambar Rangkaian
+ -
PB
13 CR 14
C A
1 9
CR
L
III. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pelajari dan pahami gambar skematik rangkaian OFF.
3. Aplikasikan rangkaian OFF pada trainer kit AC.
4. Hidupkan trainer kit AC, jalankan rangkaian yang dibuat
5. Amati output yang diperoleh, catat hasil percobaan yang telah
dilakukan
6. Bila percobaan telah selesai, laporkan hasilnya pada instruktur
BLKI Semarang Page |4
7. Matikan trainer dan rapikan semua alat dan bahan yang digunakan
V. Analisa Rangkaian
VI. Kesimpulan
BLKI Semarang Page |5
TUGAS 3
RANGKAIAN ON-OFF
I. Tujuan Praktikum :
1. Mampu menggunakan trainer dengan baik dan benar.
2. Memahami rangkaian ON-OFF menggunakan relay.
3. Mampu mengaplikasikan rangkaian ON-OFF pada trainer kit AC.
4. Amati output yang diperoleh, catat hasil percobaan yang telah
dilakukan
5. Dapat menjalankan dan menganalisa rangkaian ON-OFF.
II. Alat dan Bahan :
1. Trainer kit AC(3push button NO/NC, 3lampu) 1 buah
2. Obeng plus (+) 1 buah
3. Kabel (warna merah, hitam, kuning, biru)
secukupnya
4. Relay OMRON MY4N 220/240 VAC 1 buah
5. Tang potong 1 buah
III. Gambar Rangkaian
+ PB
-
13 CR 14
C A
5 9 L1
CR
1 9 L2
CR
III. Prosedur Kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan.
2. Memahami gambar skematik rangkaian ON/OFF
3. Buat rangkaian ON/OFF pada trainer kit AC.
4. Hidupkan trainer kit AC, jalankan rangkaian ON-OFF
5. Amati output yang diperoleh, catat hasil percobaan yang telah
dilakukan
6. Bila percobaan telah selesai, laporkan hasilnya pada instruktur
7. Matikan trainer dan rapikan semua alat dan bahan yang digunakan
BLKI Semarang Page |6
V. Tabel Kebenaran
VII.Kesimpulan
BLKI Semarang Page |7
TUGAS 4
RANGKAIAN AND
I. Tujuan Praktikum :
1. Mampu menggunakan trainer kit AC dengan baik dan benar.
2. Memahami rangkaian AND dengan menggunakan relay.
3. Bisa mengaplikasikan rangkaian AND pada trainer kit AC.
4. Amati output yang diperoleh, catat hasil percobaan yang telah
dilakukan
5. Dapat menjalankan dan menganalisa rangkaian AND yang telah
dibuat.
II. Alat dan Bahan :
1. Trainer kit AC (3 push button NO/NC,3lampu) 1 buah
2. Obeng plus (+) 1 buah
3. Kabel (warna merah, hitam, kuning, biru)
secukupnya
4. Relay OMRON MY4N 220/240 VAC 2 buah
5. Tang potong 1 buah
+ -
PB1
13 CR1 14
C A
PB2
C A 13
CR2 14
L
5 9 5 9
CR1 CR2
VII.Analisa Rangkaian
VIII. Kesimpulan
BLKI Semarang Page |9
TUGAS 5
RANGKAIAN OR
I. Tujuan Praktikum :
1. Mampu menggunakan trainer kit AC dengan baik dan benar.
2. Memahami rangkaian OR menggunakan relay AC.
3. Bisa membuat rangkaian OR pada trainer kit AC.
4. Amati output yang diperoleh, catat hasil percobaan yang telah
dilakukan
5. Dapat menjalankan dan menganalisa rangkaian OR yang telah dibuat.
II. Alat dan Bahan :
1. Trainer kit AC(3 push button NO/NC,3 lampu) 1 buah
2. Obeng plus (+) 1 buah
3. Kabel (warna merah, hitam, kuning, biru)
secukupnya
4. Relay OMRON MY4N 220/240 VAC 2 buah
5. Tang potong 1 buah
+ -
PB1
13 CR1 14
C A
PB2
C A 13
CR2 14
CR1 L
5 9
5 9 CR2
VII.Analisa Rangkaian
VIII. Kesimpulan
BLKI Semarang P a g e | 11
TUGAS 6
RANGKAIAN SELF HOLDING 1
I. Tujuan Praktikum :
1. Mampu menggunakan trainer kit AC.
2. Memahami rangkaian self holding kontrol menggunakan relay AC.
3. Bisa mengaplikasikan rangkaian self holding dengan 1 lampu pada
trainer.
4. Amati output yang diperoleh, catat hasil percobaan yang telah
dilakukan
5. Dapat menjalankan dan menganalisa rangkaian self holding yang
dibuat.
II. Alat dan Bahan :
1. Trainer kit AC (3 push button, 3 lampu) 1 buah
2. Obeng plus (+) 1 buah
3. Kabel (warna merah, hitam, kuning, biru) secukupnya
4. Relay OMRON 220/240 VAC 1 buah
5. Tang potong 1 buah
III. Gambar Rangkaian
+ -
PB1 PB2
C A C B
CR
13 14
5 9
CR
L
6 10
CR
V. Analisa Rangkaian
VI. Kesimpulan
BLKI Semarang P a g e | 13
TUGAS 7
RANGKAIAN INTERLOCK
I. Tujuan Praktikum :
1. Mampu menggunakan trainer kit AC.
2. Mengerti dan memahami rangkaian interlock kontrol menggunakan
relay.
3. Bisa mengaplikasikan rangkaian interlock pada trainer kit AC.
4. Dapat menjalankan dan menganalisa rangkaian yang telah dibuat.
PB1
CR2
1 9 13 CR1 14
C A
PB2
PB3 CR1
C A C B 1 9 13 CR2 14
6 10
CR2
CR1 CR2
6 10 3 11 L1
CR2
CR1
8 12 3 11 L2
IV. Prosedur Kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pelajari dan pahami gambar skematik rangkaian interlock.
3. Buat rangkaian interlock pada trainer kit AC.
BLKI Semarang P a g e | 14
V. Diagram Pewaktuan
VII.Kesimpulan
BLKI Semarang P a g e | 15
TUGAS 8
RANGKAIAN ON OFF DELAY
I. Tujuan Praktikum :
1. Mampu menggunakan trainer kit AC.
2. Mengerti dan memahami rangkaian on off delay kontrol menggunakan
relay dan timer.
3. Bisa mengaplikasikan rangkaian on off delay dengan 1 lampu pada
trainer .
4. Bisa menjalankan dan menganalisa rangkaian yang telah dibuat.
PB2 PB1
C B C A 13 CR 14
CR
5 9 2
TM 7
1 3
TM L1
V. Diagram Pewaktuan
III. Kesimpulan
1.1 Pendahuluan
Pada rangkaian-rangkaian kontrol untuk instalasi mesin listrik, sering menggunakan
komponen-komponen listrik yang dapat bekerja secara berurutan untuk menghasilkan
output berupa gerakan motor sesuai dengan kebutuhan. Sebagai dasar untuk membuat
BLKI Semarang P a g e | 17
suatu rangkaian yang bisa kita kendalikan urutan kerjanya, kita harus ingat lagi beberapa
rangkaian logika yang dapat kita buktikan dengan menggunakan saklar dan relay pada
materi instalasi mesin listrik 1.
Untuk mendapatkan suatu sistem pengendalian yang sesuai dengan instalasi pada
mesin listrik, kita akan menggunakan beberapa komponen baru yang agak berbeda dengan
komponen pada instalasi mesin listrik 1. tetapi meskipun berbeda secara prinsip yang
sederhana komponen-komponen tersebut tetap sama. Komponen-komponen yang akan
banyak kita gunakan untuk membuat rangkaian sekuensial diantaranya kontaktor magnet,
tombol tekan dan limit switch.
220 V 0V
Kumparan
BLKI Semarang P a g e | 18
Normally
Open
Normally
Close
A1
1 3 5 13 21 43 31
2 4 6 14 22 44 32
A2
Kontak Utama Kontak Bantu
jenis beban yang dipakai atau aplikasi yang sesungguhnya. Kategori pemakaian beban
meliputi:
Beban non linear seperti lampu tungseng untuk penerangan (rasio tahanan
panas ke dingin tinggi biasanya 10:1 atau lebih tinggi arus dan tegangan sefase)
Beban resistif misalnya pemanasan elemen untuk tungku dan oven (tahanan
konstan; arus dan tegangan sefase).
Beban induktif misalnya motor dan transformator industri, tahanan awal
rendah sampai transformator menjadi dimagnetkan atau motor mencapai kecepatan
penuh; arus ketinggalan dibelakang tegangan.
Beban kapasitif misalnya kapasitor industri untuk perbaikan faktor daya
(tahan awal rendah, unit kapasitor mengisi arus ketinggalan terhadap tegangan)
Tabel 1.1: Batas kerja kontaktor AC 60 Hz standar NEMA
Kemampuan Daya (hp)
Ukuran terbuka 8-jam Tiga fasa Satu fasa
(A) 200 V 230 V 230V/460V 115 V 230 V
00 9 1,5 1,5 2 1/3 -
0 18 3 3 5 1 -
1 27 7,5 7,5 10 2 -
2 45 10 15 25 3 -
3 90 25 30 50 - -
4 135 40 50 100 - -
5 270 75 100 200 - -
6 540 150 200 400 - -
7 810 - 300 600 - -
8 1215 - 450 900 - -
9 225 - 800 1600 - -
ac atau dc. Kumparan kontaktor arus searah mempunyai sejumlah lilitan dan tahanan
yang tinggi. Arus yang melewatinya dibatasi dengan tahanan. Arus yang melewati
kumparan ac dibatasi dengan rangkaian impedansi dan reaktansi yang mempunyai efek
yang lebih besar dibandingkan dengan tahanan. Akibatnya, tahanan kumparan kontaktor
ac adalah rendah dan jumlah lilitan-lilitan relatif sedikit.
Pada magnet dc, arus pada kumparan sama baik pada waktu kontaktor
membuka atau menutup. Pada magnet ac, arus pada kumparan sangat ditentukan oleh
reaktansi rangkaian, yang lebih rendah apabila kontaktor membuka karena adanya celah
udara pada rangkaian magnet. Oleh karena itu, ada arus kejutan yang tinggi pada
kumparan ketika kontakor pertama kali dihubungkan dengan tegangan sumber. Arus
kejutan tersebut bisa 5 sampai 20 kali arus yang mengalir melalui kumparan ketika
kontaktor sudah tertutup. Kenyataan tersebut harus diperhatikan ketika kontaktor ac
digunakan. Lebih dari itu harus diperhatikan bahwa alat pengendali yang menangani arus
kumparan harus cukup kapasitasnya untuk melewatkan arus kejutan listrik.
Tarikan elektromagnet yang mengoperasikan pada arus bolak-balik adalah
getaran dan sama dengan nol dan dua kali selama setiap siklus.
Akibatnya, jangkar kumparan kontaktor ac mempunyai kecenderungan
turun atau bergetar (menggigil). Ini mengakibatkan kontaktor berbunyi dan merusak
bagian yang bergerak. Bunyi dan kerusakan tersebut dapat dikurangi dengan
menggunakan kumparan bayangan, seperti diperlihatkan pada gambar 1.3. Kumparan
bayangan adalah lilitan tunggal bahan penghantar (biasanya tembaga atau alumunium
yang dipasangkan pada muka rakitan magnet). Ini membentuk penarikan magnet
pembantu yang berbeda fase dengan medan utama, dan cukup kuat untuk menahan
jangkar lekat dengan pinggir meskipun medan magnet utama mencapai nol pada
gelombang sinus. Dengandesain kumparan bayangan yang bagus, kontaktor ac dapat
dibuat untuk beroperasi dengan sangat tenang. Kumparan bayangan yang rusak akan
memunculkan suara yang tidak enak. Kondisi seperti itu harus segera dipulihkan karena
kontaktor akan mengalami pemanasan lebih dan akan cepat rusak.
BLKI Semarang P a g e | 21
Koil bayangan
kekondisi awal apabila kita hilangkan energi mekanis yang kita berikan. Hal ini dapat terjadi
karena pada kontak-kontak yang ada pada push button dipasang pegas, seperti tampak pada
Kontruksi push button pada gambar 1.6.
Pegas
NC
BLKI Semarang P a g e | 24
NO
Berdasarkan jumlah kontak-kontakya push button dibedakan menjadi dua type yaitu:
a. Push button kontak tunggal.
b. Push button kontak ganda.
Untuk menggambar suatu push button pada suatu diagram instalasi listrik biasanya kita
gunakan simbol-simbol yang menggambarkan letak push button pada suatu rangkaian
2.1 Pendahuluan
OLR (Over Load Relay) adalah salah satu komponen listrik yang termasuk dalam
golongan pengaman. Berbeda dengan fungsi sekering, OLR ini lebih dikhususkan untuk
BLKI Semarang P a g e | 25
pengaman suatu piranti saja, dalam hal ini motor listrik, sedangkan pada sekering digunakan
untuk pengaman keseluruhan dari suatu sistem. Selain itu perbedaan yang lain, sekering
bekerja langsung memutuskan arus / mengamankan sistem seketika setelah terjadi
gangguan, sedangkan OLR bekerjanya menunggu pemuaian / pembengkokkan dari bahan
dwilogam seperti tampak pada gambar 2.1. pembengkokan bimetal pada relay beban lebih
ini digunakan untuk menekan kontak-kontak pada relay beban lebih tersebut yang
mempunyai 2 kondisi yaitu NO dan NC. Setelah kontak NC dan NO pada relay beban lebih
tersentuh oleh bimetal berubah posisi, maka kondisi kontaknya akan tetap terbuka atau
tertutup. Untuk mengembalikan kondisi normal kontak kontak pada relay beban lebih kita
harus menekan tombol reset. (Gambar 2.2)
Gambar 2.2:
Tombol reset dan konta-kontak pada relay beban lebih
OLR sangat banyak digunakan untuk melindungi motor listrik yang digunakan untuk
menggerakkan beban-beban yang berat, alasan utamanya yaitu pengaman lebur/ sekering
tidak dapat mendeteksi kelebihan arus yang disebabkan oleh beban berlebih. Hal ini
disebabkan biasanya pengaman lebur dan MCB (miniature circuit breaker) pada suatu
instalasi mesin listrik kemampuan arusnya kita pasang enam kali dari arus kerja (nominal)
pada motor, untuk memenuhi arus start tentunya. Dengan alasan tersebut maka pada
instalasi mesin listrik sangat perlu sekali ditambah dengan piranti pengaman yang dapat
mendeteksi arus lebih yang disebabkan oleh adanya beban berlebih pada motor.
dikehendaki. Jenis perlindungan tersebut sangat efektif sebab pemanas hampir mendekati
pemanasan yang sesungguhnya seperti didalam kumparan motor dan mempunyai memori
panas yang digunanakan untuk mencegah reset seketika dan pengasutan kembali. Relay ini
secara umum memiliki dua jenis yaitu jenis bimetal (gambar 2.6), yang menggunakan pita
bimetal dan jenis campuran yang meleleh menggunakn prinsip pemanasan pada solder yang
mempunyai titik leleh (gambar 2.7)