Menteri Perindustrian Republik Indonesia
PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 56/M-IND/PER/4/2010
TENTANG
JENIS DAN JENJANG DIKLAT TEKNIS
DAN DIKLAT FUNGSIONAL PENYULUH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Menimbang
Mengingat
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
a
1
bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 11 dan Pasal 12
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil,
perlu ditetapkan Jenis dan Jenjang Diklat Teknis dan Diklat
Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan di
lingkungan Kementerian Perindustrian;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu dikeluarkan Peraturan Menteri
Perindustrian;
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 55,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3041),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor
43 Tahun 1999 (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor
169, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3890),
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara RI
Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3098), sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintan Nomor 11 Tahun 2003
(Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 17);10.
11.
12.
13.
-2- Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor: 56/M-IND/PER/4/2010
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
RI Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3647) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara RI
Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 5121);
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang
Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
RI Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4017), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 (Lembaran Negara RI
Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4193);
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara RI Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4019);
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4263);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737);
Keputusan Presiden RI Nomor 34 Tahun 1972 tentang
‘Tanggung Jawab Fungsional Pendidikan dan Pelatihan;
Keputusan Presiden RI Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
Keputusan Presiden RI Nomor 84/P Tahun 2009 tentang
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Tahun 2009 -
2014
Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
Peraturan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon |
Kementerian Negara;
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
129/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan —Fungsional
Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan dan Angka
Kreditnya;Menetapkan
14
15.
16.
17.
18.
19,
20.
3. Peraturan Menteri Perindustrian Rl
Nomor: 56/M-IND/PER/4/2010
Keputusan Bersama Kepala Lembaga Administrasi Negara
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun
2005 dan Nomor 17 Tahun 2005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka
Kreditnya;
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara_Nomor 1
Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Widyaiswara dan Angka Kreditnya;
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 2
‘Tahun 2006 tentang Pedoman Tata Kerja dan Tata Cara
Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara;
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor — 01/M-
IND/per/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perindustrian;
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor —91/M-
IND/PER/11/2007 tentang Pedoman Mutasi Jabatan dan
Pengembangan Karir Pegawai Departemen Perindustrian;
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 14 Tahun 2009 tentang Jabatan — Fungsional
Widyaiswara dan Angka Kreditnya;
Peraturan Menteri Perindustrian No. 96/M-IND/PER/10/2009
tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara di lingkungan
Kementerian Perindustrian;
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG JENIS
DAN JENJANG DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL
PENYULUH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN.
BAB |
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan
1.
Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat
sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang
dengan tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
mendidik, mengajar, dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil
pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pemerintah,10.
-4- Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor: 56/M-IND/PER/4/2010
Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan yang selanjutnya
disebut Penyuluh Perindag adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan perindustrian dan perdagangan
Tim Penilai Angka Kredit Tingkat Instansi (TPl) Jabatan
Widyaiswara adalah Tim Penilai Instansi (TP!) Jabatan
Widyaiswara Kementerian Perindustrian;
Tim Penilai Angka Kredit adalah Tim Penilai yang dibentuk
dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas
menilai prestasi kerja Widyaiswara.
‘Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan
dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus
dicapai oleh seorang Widyaiswara dalam rangka pembinaan
karier kepangkatannya
Pendidikan dan Pelatinan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disebut Diklat_ ~PNS adalah __ proses
Penyelenggaraan belajar_-mengajar dalam —_rangka
meningkatkan kemampuan PNS.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri yang selanjutnya
disebut Pusdiklat Industri adalah unit pelaksana Diklat pada
Kementerian Perindustrian.
Padanan/persamaan Kegiatan adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh Widyaiswara Kementerian Perindustrian
dan dapat disetarakan dengan unsur/sub unsur/butir kegiatan
Widyaiswara menurut Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14 Tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka
Kreditnya.
Diklat Teknis adalah Diklat yang dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan Kompetensi teknis yang diperlukan
untuk pelaksanaan tugas Pegawai Negeri Sipil ataupun dunia
usaha yang dapat dilakukan secara berjenjang dan
ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan
Diklat Teknis Berjenjang adalah Diklat_ Teknis yang
dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian secara
berjenjang."
12.
13.
14.
15.
16.
17.
eos Peraturan Menteri Perindustrian Rl
Nomor: 56/M-IND/PER/4/2010
Diklat Teknis Berjenjang Tingkat Tinggi adalah diklat teknis
yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi
teknis bagi pejabat Eselon II dan Eselon | ataupun dunia
usaha hingga memiliki wawasan internasional serta
kepemimpinan yang visioner dalam melaksanakan tugas.
Diklat Teknis Berjenjang Tingkat Menengah adalah diklat
teknis yang dilaksanakan untuk mencapai_persyaratan
kompetensi praktis bisnis dan manajemen bagi pejabat
Eselon Ill di lingkungan Kementerian Perindustrian maupun
di dunia usaha sehingga memiliki kemampuan analisa serta
sintesa dalam melaksanakan tugasnya.
Dikiat Teknis Berjenjang Tingkat Lanjutan adalah dikiat teknis
yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi
Praktis bisnis bagi Eselon IV di lingkungan Kementerian
Perindustrian maupun di dunia usaha sehingga memilki
Pengetahuan dan mampu menerapkannya dalam
pelaksanaan tugasnya.
Diklat Teknis Berjenjang Tingkat Dasar adalah diklat teknis
yang dilaksanakan untuk mencapai tingkat pengetahuan dan
pemahaman bidang teknis tertentu bagi para pegawai yang
tidak menjabat (Staf) ataupun dunia usaha — sehingga
memiliki pengetahuan serta pemahaman sehubungan
dengan perkembangan teknologi dalam —menunjang
pelaksanaan tugasnya,
Diktat Fungsional adalah Diklat yang dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis,
dan jenjang —jabatan fungsional_masing-masing dan
ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional yang
bersangkutan.
Diklat Fungsional Penyuluh Perindag adalah diklat yang
dilaksanakan secara berjenjang untuk mencapai persyaratan
kompetensi bagi pejabat Fungsional Penyuluh Perindag
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan jenjang diklat
dan jenjang jabatan masing-masing.
Diklat Fungsional Penyuluh Perindag Tingkat Ahli adalah
diklat yang dilaksanakan untuk =mencapai_persyaratan
kompetensi bagi Pejabat Penyuluh Perindag Tingkat Ahli.18.
19.
20.
21
(1)
(2)
(1)
(2)
-6- Peroturan Menten Perdustfan 8
8 Nomar” Bey nS Bey 47510
Diklat Fungsional Penyuluh Perindag Tingkat Terampil
adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi bagi Pejabat Penyuluh Perindag Tingkat
Terampil.
Diklat Fungsional Penyuluh Perindag Tingkat Dasar adalah
diklat_ yang dilaksanakan untuk mencapai_persyaratan
kompetensi dasar Pegawai Negeri Sipil (calon Pejabat
Fungsional Penyuluh Perindag) yang diangkat untuk pertama
kali dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Perindag.
Penataran/penyegaran adalah Diklat yang dilaksanakan oleh
Kementerian Perindustrian dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan pegawai sehubungan dengan
perkembangan kebijakan, pengetahuan dan teknologi
Kegiatan Widyaiswara adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Widyaiswara Kementerian Perindustrian
BABII
JENIS DAN JENJANG DIKLAT TEKNIS.
Pasal 2
Jenis dan jenjang Diklat Teknis merupakan dasar perolehan
dan penilaian angka kredit
Jenis dan jenjang Diklat Teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran | Peraturan Menteri ini,
BAB III
JENIS DAN JENJANG DIKLAT FUNGSIONAL
PENYULUH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Pasal 3
Jenis dan jenjang Diklat Fungsional _merupakan dasar
perolehan dan penilaian angka kredit.
Jenis dan jenjang Diklat Fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I! Peraturan
Menteri ini-7- Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor: 56/M-IND/PER/4/2010
BABIV
TUGAS WIDYAISWARA
Pasal 4
Widyaiswara mempunyai tugas mendidik, mengajar, dan atau
melatih Pegawai Negeri Sipil atau sumber daya manusia dunia
usaha industri pada diklat yang diselenggarakan oleh Kementerian
Perindustrian atau di luar Kementerian Perindustrian berdasarkan
penugasan dari Kepala Pusdiklat Industri atau Kepala Balai Diklat
Industri
(1)
(2)
(1)
(2)
a)
(2)
Pasal 5
Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
disesuaikan dengan jenjang dikiat dan jenjang jabatan dari
Widyaiswara yang bersangkutan.
Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ditetapkan dengan Surat Tugas dari Kepala Pusdiklat
Industri atau Kepala Balai Diklat Industri
Pasal 6
Apabila tidak terdapat Widyaiswara yang memilki jenjang
jabatan yang sesuai dengan jenjang diklat yang hendak
dilaksanakan, maka Widyaiswara yang berada pada satu
tingkat dibawah atau satu tingkat diatas jenjang jabatannya
dapat melakukan kegiatan tersebut.
Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dapat dipenuhi, maka Kepala Pusdiklat Industri atau
Kepala Balai Diklat Industri dapat menugaskan Widyaiswara
lainnya.
BABV
PEROLEHAN ANGKA KREDIT
Pasal 7
Widyaiswara selain melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 atau penugasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5, memperoleh angka kredit yang
dinilai berdasarkan jenjang dari Widyaiswara yang
bersangkutan dan jenjang diklat yang dilaksanakan,
Butir__kegiatan Widyaiswara yang dapat dinilai angka
kreditnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill
Peraturan Menteti ini.-8- Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor : 56/M-IND/PER/4/2010
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 8
Bagi Widyaiswara yang melakukan kegiatan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran il Peraturan Menteri ini yang
kegiatannya dilakukan sejak bulan Juli tahun 2007 dapat
diperhitungkan angka kreditnya sesual dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan,
BAB VII
PENUTUP-
Pasal 9
Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 April 2010
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretariat Jenderal
Kementerian Perindustrian MOHAMAD S. HIDAYAT
Key jukum dan Organisasi
o
vn as
\ SRE
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada
1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi;
Kepala Lembaga Administrasi Negara;
Kepala Badan Kepegawaian Negara;
Para Pejabat Eselon | di lingkungan Kementerian Perindustrian;
Kepala Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian;
Para Kepala Balai Diklat Industri di Lingkungan Pusdiklat Industri
Pertinggal
NOERONLAMPIRAN — PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI
NOMOR _: 56/M-IND/PER/4/2010
TANGGAL : 30 APRIL 2010
LAMPIRAN |
LAMPIRAN II
LAMPIRAN IIL
DAFTAR LAMPIRAN
JENIS DAN JENJANG DIKLAT TEKNIS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
PERINDUSTRIAN
JENIS DAN JENJANG DIKLAT ~FUNGSIONAL ~ PENYULUH
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DI _LINGKUNGAN
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
BUTIR KEGIATAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL,
WIDYAISWARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
td
MOHAMAD S. HIDAYAT
Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretariat Jenderal
rian PerindustrianLAMPIRAN | PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI
NOMOR =; 56/M-IND/PER/4/2010
TANGGAL : 30 April 2010
JENIS DAN JENJANG DIKLAT TEKNIS
DI LINGKUNGANKEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
bs
1. Kompetensi Dasar (Golongan |
1) | Pemberdayaan SDM (Personal Empowerment)
i 2) | Bahasa Indonesia | (surat menyurat)
3) | Bahasa Inggris | —
4) | Komputer /IT | —
5) | Orientasi Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoks)
[ 6) | Administrasi Perkantoran
2 _Kompetonsi Praktis Substansif (Golongan IV/b)
1) | Pelatinan Peningkatan Motivasi (Achievement Motivation Training)
2) | Bahasa Indonesia Il (penulisan taporan dan notulensi) —_
3) | Bahasa Inggris Ii
4) | Komputer / Teknologi Informasi (IT 1)
5) | Bendaharawan
6) | Statiska!
7) | Tata Tulis Laporan | a
3__ Kompetensi Praktis Substansif Lanjutan (Golongan iW ~ Wid)
1) | Bahasa Inggris |!
2) | Kearsipan dan Dokumentasi
3) | Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium Kimia
4) | Komputer / Teknologi informasi It (Tl)
5) | Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) / Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKON)
6) | Penanganan Bahan Kimia dan 63 Di Laboraturium Uj
7) | Penentuan Ketidakpastian Pengukuran Untuk Pengujian Kimia
8) | Pengadaan Barang dan Jasa
9) | Pengenalan Seven (7) Habits
10) | Pengujian Bahan dan Barang Teknik
11) | Perancangan Mekanik Umum
12) | Petugas Pengambllan Contoh2. Lampiran! Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor: 56/M-IND/PER/4/2010
13) | Petugas Pengawas Standar Produk
14) | Produksi Bersih
416) | 1S0 9001:2008
16) | Statiska It
17) | Teknik Pengelasan dan Bubut
18) | Teknik Pengolahan Produk industri Unit Eselon |
19) | Teknik Perawatan Peralatan Kantor
20) | Teknisi Komputer
4 | Kompetensi Praktis Teknis (Golongan Illa — Ib)
1) | Bahasa Inggris IV
2) | Bioteknologi
3) | Budaya Kerja 5K
4) | Computer-Aided Design / Computer-Aided Manufacturing (CAD /CAM)
8) | Creation Entrepreneur Formulation Enterprices (CEFE)
6) | Desain Produk industri dan Kemasan
7) | Ekonomi industri
8) | Good Laboratory Practices (GLP)
Prajabatan Golongan it!
9) | Good Manufacturing Practices (GMP)
10) | Hak Kekayaan Intelektual
411) | Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
12) | Industri Berwawasan Lingkungan
13) | Akuntabiltas Instansi Pemerintah
14) | Linux Network Advance
16) | Magang industri
16) | Manajemen Keuangan | (Teknik Perencanaan Program dan Aplikasi Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian / Lembaga (RKAKL))
17) | Orientasi Tupoksi
18) | Pelaksanaan Administrasi Kepegawaian
19) | Pembangunan Karekter (Character building)
20) | Pengadaan Berbasis Intemet (E-Procurement)
21) | Pengantar Kerjasama Internasional
22) | Pengantar Sistem Manajemen Mutu (|S0) G.65
23) | Pengenalan Pedoman Lembaga Sertifikasi Produk (LS-Pro)
24) | Pengetahuan Klasifkasi dan Kiaster Industri
25) | Penguasaan Substansi Unit Eselon |
26) | Perpajakan dan Cukai
27) | Ketentuan Asal Barang (rule of origin)28)
3. Lampiran | Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor: 56/M-IND/PER/4/2010
Sekretaris Pimpinan
29)
Sistem Akuntansi instansi (SAl)
30)
Sistem industri |
34)
‘Sistem Manajemen Lingkungan Industri ISO 14000:2004
32)
‘Sistem Manajemen Mutu (ISO) 18001, Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS
33)
Sistem Manajemen Mutu (ISO) 17021
34)
Sistem Manajemen Mutu (ISO) 17025
36)
Sistem Manajemien Mutu Pangan ISO 22000:2005
36)
Sistem Sertifikasi Pangan
37)
‘Sistem Standar Nasional Indonesia (SNI)
38)
Statistik Industri
39)
Teknik Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Teknologi Pembuatan Produk Industri
40)
Teknik Sampling Emisi Gas Industri
4)
Teknik Validasi Metoda Analisis Kimia
42)
‘Teknologi Pembuatan Produk Kerajinan