Abses spasium temporal akibat infeksi odontogenik
'syamsiar Toppo, “Hendra Chanda, ?Andi Tajrin, ‘Sulastri
‘Ragin Radiolog
“Bagian Bedah Mulut
’Mahasiswa Tahapan Profesi
Faults Kedokteran Gigi Universins Hasanudin
Makasser, Indonesia.
ABSTRACT
Temporal spaces are rare and frequently reported in he literature. Dental infections have occasionally been reported
as the source of bacteria for such an abscess. Abscesses in this space have been reported secondary to maxillary
sinusitis, maxillary sinus fracture, temporomandibular arthroscopy and drug injection. Odontogenic infections may
easily spread along muscles and fasciae, and may also cause parapharingeat abscesses or pus accumulation deep 10
the cervical fasciae as. A 70-year-old woman presents with swelling inthe right cheek, experienced since + 2 weeks
before entering in hospital, then extends below the eves. Patients had a history of pain and fever. Physical examination
showed enlargement of the face and swelling in the right cheek of the patient. A panoramic radiology shows that there
‘are gangrene radives (multiple necrosis) in the mandible and maxilla dextra, Extra-oral drainage incision in the skin
tissue atthe temporal region.
Key words: abscess, temporal space, odontogenic infection
ABSTRAK
Abses pada spasium temporal jarang dilaporkan dalam literatur, Infeksi gigi sering dilaporkan adalah berasal dari
bakteri yang berhubungan dengan abses. Abses pada spasium temporal dapat merupakan perkembangan sekunder dari
sinusitis maksila, fraktur sinus maksilais, artroskopi temporomandibular, dan injeksi obat.Infeksi odontogenik dapat
dengan mudah menyebar di sepanjang otot dan wajah, dan juga dapat menyebabkan abses parapharingeal atau
akumulasi pus pada leher dan wajah. Seorang perempuan berusia 70 tahun datang dengan keluban bengkak pada pipi
kanan, dialami sejak + 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, kemudian meluas di bawah mata, Pasien mengalami
riwayat nyeri dan demam. Pemerikstan fisik pada wajah menunjukkan pembesaran dan pembengkakan di daerah pipi
sebelah Kanan pasien, Gambaran radiologi panoramik menunjukkan terdapat sisa akar (muliple nekrosis) pada
‘mandibula dan maksila dextr. Dilakukan insisi drainase eksra oral pada jaringan kulit di daerah temporal. Dilakukan
Kultur pus, kemudian dilanjut pemberianterapi antibiotk
Kata kunci: abses, spasium temporal, infeksi odontogenik
PENDAHULUAN
‘Manusia biasanya hidup berdampingan secara mutualistik dengan mikrobiota rongga mulut. Gigi dan
‘mukosa yang utuh merupakan pertahanan pertama yang hampir tidak tertembus apabila sistem kekebalan
hhospes dan pertahanan seluler berfungsi dengan baik. Apabila sifat mikroflora berubah, baik kualitas
maupun kuantitasnya; mukosa mulut dan pulpa gigi terpenetrasi; sistem kekebalan dan pertahanan selular
terganggu; atau kombinasi dari hal-hal tersebut, maka infeksi dapat terjaci.!
Untuk melakukan perawatan infeksi odontogenik, dokter gigi harus memahami terminologi mengenai
si menyebabkan komplikasi-komplikasi yang berbahaya. Selain
itu, penentuan diagnosis klinis penyakit ini memiliki tantangan tersenditi karena tanda dan gejala Klinisnya
yang tidak spesifik. Manifestasi yang berbeda dari infeksi dapat diamati, diantara lain nyeri, demam, trismus
pada infeksi akut dan trismus disertai dengan pembengkakan pada infeksi kronis, dan gangguan saraf
Penyebaran infeksi odontogenik adalah salah satu jenis yang paling umum dari infeksi orofasial serius yang
dihadapi oleh ahli bedah mulut dan maksilofasial, mulai dari karies gigi sederhana, hingga yang dapat
‘mengancam jiwa yaitu, ludwig angina dan mediastinitis.”
"Adapun gejala yang ditimbulkan dari infeksi yaitu berupa gejala lokal dan sistemik. Gejala lokal seperti
rubor, kalor, tumor, dolor, dan perubahan fungsi. Adapun gejala sistemiknya seperti demam, malaise,
hipotensi takhikardi,takhipnea, limpadenopati, dan perubahan laju endap darah."
Mayoritas (90-95%) dari infeksi di daerah orofasial berasal dari adontogenik. Dari jumilah tersebut,
sekitar 70% peradangan periapikal terutama abses dentoalveolar akut, dikuti abses periodontal.” Infeksi
ruang temporal jarang dilaporkan dalam literatur. Abbses pada ruang ini dapat merupakan perkermbanganAbses gigi adalah yang paling umum dari semua infeksi yang dirawat oleh dokter gigi, dan kedua
yang paling umum adalah infeksi periodontal. Terdapat infeksi yang timbul karena kondisi host di mana
mekanisme pertahanan terganggu oleh penyakit atau terapi obat. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan
Jingkungan dalam rongga mulut yang memungkinkan flora tertentu berkembang. Saat ini, tes
Jaboratorium kultur hanya mampu menumbubkan lima atau enam dari patogen utama dalam infeksi
odontogenik, tetapi beberapa bakteri yang dikultur tersebut pada umumnya merupakan penycbab utama
infeksi. Kultur dan tes sensitivitas sangat berguna dalam memilih regimen antibiotik yang tepat.'"
Pertahanan tubuh lokal memiliki dua komponen, Pertama barier anatomi, berupa kulit dan mukesa
yang utuh, menahan masuknya bakteri ke jaringan di bawahnya. Pembukaan pada barier anatomi ini
dengan cara insisi poket periodontal yang dalam, jaringan pulpa yang nekrosis akan membuka jalan
masuk bakteri ke jaringan di bawahnya. Gigi-gigi dan mukosa yang schat merupakan pertahanan fubuh
lokal terhadap infeksi. Adanya karies dan poket periodontal memberikan jalan masuk untuk invasi bakteri
serta_memberikan lingkungan yang mendukung perkembangbiakan jumlah bakteri. Mekanisme
pertahanan lokal yang kedua adalah populasi bakteri normal di dalam mulut, bakteri ini biasanya hidup
normal di dalam tubuh host dan tidak menyebabkan penyakit. Jka kehadiran bateritersebut berkurang
akibat penggunaan antibiotik, organisme lainnya dapat menggantikannya dan bekerjasama dengan bakteri
penyebab infeksi mengakibatkan infeksi yang lebih berat
Mekanisme pertahanan humoral, terdapat pada plasma dan cairan tubuh lainnya dan merupakan alat
pertahanan terhadap bakteri
Mekanisme pertahanan seluler berupa sel fagosit dan limfosit. Sel fagosit yang berperan dalam
proses infeksi adalah leukosit polimorfonuklear. Fase ini diikuti oleh keluarnya monosit dari aliran darah
ke jaringan dan disebut sebagai makrofag. Makrofag berfungsi sebagai fagositosis, pembunuh dan
menghancurkan bakteri dan siklus hidupnya cukup lama dibandingkan leukosit_polimorfonuklear.
Monosit biasanya terlihat pada infeksi lanjut atau infeksi kronis. Komponen yang kedua dari pertahanan
seluler adalah populasi dari limfosit
Tahap-tahap infeksi odontogenik umumnya melewati tiga tahap scbelum mereka menjalani resolusi,
yaitu selama 1-3 hari: pembengkakan lunak, ringan, lembut, dan adonannya konsisten, antara 5-7 hari:
itengahnya mulai melunak dan abses merusak kulit atau mukosa schingga membuatnya dapat ditekan. Pus
‘mungkin dapat dilihat lewat lapisan epitel, membuatnya berfluktuasi; akhimya abses pecah, mungkin secara
spontan atau setelah pembedahan secara drainase. Sclama fase pemecahan, regio yang terlibat kokoh/tegas
saat dipalpasi disebabkan oleh proses pemisahan jaringan dan jaringan bakteri.”
Patogenesis infeksi*
Penyebaran infeksi odontogenik akan melalui tiga tahap yaitu tahap abses dentoalveolar, tahap yang
‘menyangkut spasium, dan tahap lebih lanjut yang merupakan tahap komplikasi, Suatu abses akan terjadi
bila bakteri dapat masuk ke jaringan melalui suatu Iuka ataupun melalui folikel rambut. Pada abses rahang
dapat melalui foramen apikal atau marginal gingival,
Penyebaran infeksi melalui foramen apikal berawal dari kerusakan gigi atau karies, kemudian terjadi
proses inflamasi di sckitar periapikal di daerah membran periodontal berupa suatu periodontitis apikalis,
Rangsangan yang ringan dan kronis menyebabkan membran periodontal di apikal mengadakan reaksi
membentuk dinding untuk mengisolasi penyebaran infeksi. Respon jaringan periapikal terhadsp iritast
tersebut dapat berupa periodontitis apikalis yang supuratif atau abses dentoalveolar.
Infeksi orofasial
Penyebab utama dari infeksi orofasial adalah gigi non-vital, perikoronitis (Karena semi-impaksi gigi
‘mandibula), pencabutan gigi, granuloma periapikal yang tidak dapat ditangani, dan kista. Penyebab yang
lebih jarang antara lain: trauma pasca operasi, cacat karena patah tulang, lesi kelenjar ludah atau getah
bening, dan infeksi sebagai akibat dari anestesi lokal.”
Infeksi odontogenik biasanya menyebar pada daerah kepala dan Ieher setelah menembus periosteum
pada prosesus alveolaris, Infeksi tersebut dapat menyebar ke spasium-spasium tertentu di sekitar kepala dan
Jeher yang berkaitan dengannya. Gejala adanya trismus dan disfagia dapat dikaitkan dengan adanya
penyebaran pada ruang-ruang tersebut.'°GENERAL DE
A review of pathogenesis, diagnosis, treatment
options, and differential diagnosis of odontogenic
infection
Nils Lohse, MD, DMD
DMD'/Thiha Aung MD!/Brian
Markus Troeltz
Robe t Cordesmeye:
‘Odontogenic infections are common n the dental practice and
their treatment should be a standard procedure for every den
1st For optimal management of septic intraoral protems, the
practioner must understand the underlying causes and etvoh
ages odontogenic infections. Therefore, the purpose of this
ate to outhne basic flammatory processes involved in
the development of odontogenic and intraoral ifections
induding relevant pathogens, biochemical processes medat
Norman
A rather mundane pathology?
, MD, DMD"/P}
Matthias Te
Mo! DMD’
Brodin
(ed by prodnflammatory molecules, the basics of abscess for
‘mation, the hast response, and the clinical appearance of
intraoral septic processes. Furthermore, treatment modalties
‘of odantageni infections and assoaated lesions are discussed
and 2 brief explanation of possible complications and their
managements provided. (Onginaty pubbihed in Quntessew
201465(1)73-77; 201465{2):189-196; 201465(3)225-332,
Qunese 146351 -36 doe 10.3290) 08448)
Key words: abscess formation, nflammation, inflammatory mediators lymphoma, phlegmonous fection
inflammations of odontogenic origin are among the
most frequent emergencies the dentist has to treat.’
‘Although their treatment (conservative and invasive) is
Usually a standard procedure, these processes can cre-
{ate complications ranging from mild local problems (le,
‘rismus, swelling, pain) to distant spread fe, deep neck
infections, septic embolism)'* In every case, therapy of
‘odontogenic inflammatory processes should not be
Surg, Lrveniy Comge,
Correspondence: O: Marts Ivowttrch,Oxpartment of Oral and Mans
{otic surgery Une sty of Gotimgen Robert Hach Stans 4, 37O7S
Goring Germany Une boatrahoga ne!
VOWNE 46+ NUMBER 4- APR 2078
delayed, and staged, evidence based standard proced-
res should be applied for proper management of
intra-/periont inflammatory processes? The healing
process must be monitored with respect to relevant,
sometimes non-odontogenic, differential diagnoses's""
The aim of the present article is to review cause,
development, clinical course, treatment modalties,
Prognosis complications, and differential diagnoses of
the most common oral inflammatory conditions.
PATHOLOGY AND PATHOGENS
Underlying causes of spreading orofacial
infections
‘The oral cavity features various ports of entry for bac-
terial infections. The root canal of decayed teeth, the
Periodontal ligament, disrupted tissues after surgical
Dipindai dengan CamScanner
CTroeltzsch et ai
diabetic patients, patients of increased age) the salivary
lands can be the source of orofacial infections caused
bby bacteria ascending through the salivary ducts."
tn
Dipindai dengan CamScannerthema, swelling, pain, hyperthermia, and impairment of
function.’”"" Details of the immunologic response and
Inflammatory reaction are provided in Fig 1
Phases of the inflammation
The course of the inflam canbe divided
tion proce
Into three pa
yts: the exudative phase charac
erized by
edema, the cellular phase with the accumulation of
mand,
leukocytes, tissue degradation, and pus format
lastly, the reparation phase that is characterized by the
formation of scar tissue."™ The distinction between
the first two phases is decisive for the therapeutic
course of action
DIAGNOSTIC PROCEDURES
Meticulous exploration of patient history, clinical exam
nation, and imaging methods should be used to ana-
lyze the etiology of every odontogenic infection.
The importance of patient history
The i
ture suggests that most odontogenic infec
tions are caused by inflamed pe ricoronal tissues around
third molars, chronic periapical lesions, and after oral
Troeltzsehvet al
.
Figs 3a and 3b
surgical procedures’ Diabetic patients, patients suffer
ing from immunosuppression of any kind, and preg
factors that migh
Predict poor prognosis of
odontogenic infections and should be discovered in
the anamnesis."*" These factors give critical hints for
the appropriate treatment algorithm to be applied in
each individual case
Clinical examination procedures
The floor of the mouth, the retromolar areas, the palate,
and the anterior part of the pharynx can be assessed by
examination and bimanual palpation.’ Espedally
inflammatory processes of the lingual aspect of the
mandible may be disguised from inspection by softs
sues and can primarily be diagnosed by palpation
Fig 2
palpation this ma
As the patient will describe tendemess upon
be an additional hint. The clinical
examination should be completed by the inspec
and palpation of surrounding skin areas which might
display erythema, swelling. oF tenderness (Fig 3). The
Inferior mandibular border must be palpated to
exclude perimandibular spread of inflammatory infil
trates (Fig 4)