You are on page 1of 15

PERANAN MUHAMMAD AL – FATIH DALAM PENAKLUKAN

KONSTANTINOPEL TAHUN 1453


Disusun oleh:
Windianto
Drs.H. Marwoto Saiman
Drs.H. Kamaruddin, M.Si

Pendidikan Sejarah FKIP – Universitas Riau


Jl.Bina Widya Km.12,5 Pekanbaru
Email: Windianto90@gmail.com

Muhammad Al-Fatih Islamic hero is a figure who successfully conquered


Constantinople in 1453 a.d. He was the seventh Sultan of the line of the leadership
of the Ustmaniyah State. He was appointed to succeeded his father Sultan i.e.
Murrad II. Constantinople conquest is an attempt to get Muslims spread Islam to
get into Europe. The purpose of this research is to find out what role Muhammad
Al-Fatih in conquered Konstantniopel and what is the background to the conquest
of Constantinople. Remember that difficult to Constantinople was conquered by
many Nations before but at the hands of Muhammad Al-Fatihlah it can be
conquered. The research method used is the method of empirical and Historical
Documentaries. The goal is to merekontruksi, researching, evaluating, and explain
the evidence to get the facts and achieve results that can be accounted for.

From the results of the study showed that the conquest of Constantinople is
because aspects influenced encouragement faith in God who is energized by the
Hadith of the Prophet that promises the city will be conquered, already hundreds
of years old city of Constantinople became the center of the splendor of the
Romans, the center of civilization and culture. Muslims have been able to conquer
the Mada'in, the center of power of the Persians, the beauty of the city of
Constantinople and its location is very strategic links between the two continents
of Asia and Europe it is considered very important to the development of the
spread of Islam to the Western world. In the conquest of Constantinople various
attempts made by Muhammad Al-Fatih ranging from negotiated but failed in the
end able to peperanganlah through the streets of Constantinople was conquered by
Muhammad Al-Fatih, along with his troops. The fall of Constantinople brings big
impact on turnover of life world. Many European Nations that were once traded
through Constantinople now can't because the city had been conquered by the
Muslims until it came to the Europeans to cruise around the world to get to
Indonesia. This was the forerunner of the coming of the Dutch and the other
invaders, especially to Southeast Asia.

Key words: the role of Muhammad Al-Fatih, the conquest of Constantinople in


1453

1
PENDAHULUAN
Sejarah adalah ilmu yang orisinil tentang hikmah dan layak untuk dihitung
sebagai bagian dari ilmu – ilmu yang mengandung kebijaksanaan atau
filsafat.Sejarah selalu memiliki hal yang mengejutkan dan menarik untuk dibahas.
Dengan mengerti sejarah maka akan semakin menjadikan manusia memahami arti
penting suatu peristiwa untuk dijadikan sebuah pelajaran berharga dalam
kehidupan ini. Karena pada dasarnya manusia adalah pelaku utama dalam sebuah
sejarah. Dalam perjalanan kehidupan umat manusia senantiasa akan selalu
mengalami perubahan-perubahan baik perubahan yang menagarah kepada
terbentuknya suatu peradaban manusia yang bisa dijadikan contoh yang baik atau
pun sebuah peradaban yang justru sulit untuk dimengerti sehingga bagi manusia
itu bukanlah sebuah peradaban yang layak untuk dijadikan contoh.
Konstantinopel merupakan sebuah negeri indah, makmur yang menjadi salah
satu simbol kedigdayaan berabad-abad lamanya.Negeri yang menjadi jalur
pertemuan antara benua Asia dan benua Eropa. Kekaisaran Byzantium tegak
kokoh menduduki singgasana kekuasaan yang menggoda semua penguasa
kerajaan. Bahkan Napoleon Bonaparte, kaisar dan jenderal kebanggaan Perancis
di abad 19 tidak sanggup menahan ungkapan hasratnya tentang negeri itu
sebagaimana yang diungkapkannya berikut ini :
“…kalaulah dunia ini sebuah Negara,maka konstantinopel inilah yang paling
layak menjadi ibunegaranya!”(Abu Fatah Grania : 325 )
Konstantinopel dibangun oleh Konstantin I pada tahun 330 M,200 tahun
sebelum kelahiran Rasulullah saw. Negeri ini memecah kekuasaan Romawi
menjadi Romawi Timur dan menjadi pusat penyebaran agama Kristen Yunani
Ortodoks.Sementara Romawi Barat menjadi pusat Kristen Katolik.Romawi
(Eropa) terbelah dua disebabkan perbedaan penganut Kristen saat itu.
Ketika Heraklius menjadi kaisar pada abad ke-6, Rasulullah sempat
menyuratinya untuk masuk ke dalam agama Islam,namun seruan dakwah
Rasulullah belum bisa diikuti oleh kaisar Kristen tersebut. Ia lalu membalas
ajakan baginda Rasulullah saw dengan penghormatan terhadap Beliau. Secara
pribadi ia meyakini kebenaran Rasulullah namun ia belum siap menjadi
muslim,sampai akhirnya Byzantium runtuh ketika Muhammad Al- Fatih
menaklukan kota dan kekaisaran ini.
Upaya pembebasan Konstantinopel dilakukan sebanyak 8 kali oleh umat
Islam. Upaya pembebasan yang dilakukan oleh umat Islam adalah sebagai upaya
pembuktian dari pesan nabi melalui hadisnya yang mengisyaratkan bahwa
Konstantinopel akan ditaklukan oleh umat muslim. Nabi mengatakan bahwa yang
akan menaklukan konstantinopel adalah sebaik-baik pemimpin sedangkan
pasukan yang ikut serta dalam pembebasan ini adalah sebaik-baik pasukan. Lima
kali pada diansti Umayyah,satu kali pada Dinasti Abbasiyah,dan dua kali pada
masa Utsmaniyah. Sahabat Nabi, Abu Ayyub al-Anshari ,ikut serta dalam upaya
penaklukan yang pertama kali dalam menyerbu Konstantinopel pada tahun 44 H.
Ia gugur dalam pertempuran ini pada usia 80 tahun. Abu Ayyub al-Anshari

2
berwasiat agar jasadnya dikuburkan pada titik terjauh dekat dengan
Konstantinopel yang dapat dicapai kaum muslimin.
Upaya penaklukan konstantinopel merupakan suatu usaha yang dilakukan
oleh kaum muslimin bukan semata-mata karena nilai strategisnya tetapi juga
dalam rangka mewujudkan hadis Nabi Muhammad yang mengatakan perihal
kejatuhan kota ini ke tangan kaum muslimin. Berikut adalah hadis yang
menyatakan bahwa Konstantinopel akan ditaklukan oleh pemimpin dan pasukan
terbaik yang telah diprediksikan oleh Nabi Muhammad SAW :
“ Sesungguhnya Konsatantinopel itu pasti akan dibuka ( ditaklukan).
Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinya, dan sebaik-baik pasukan adalah
pasukannya.”( HR.Bukhari) . ( Abu Fatah Grania : 321)
Upaya penaklukan Konstantinopel ini memakan waktu yang sangat panjang.
Kaum muslimin sangat percaya dan meyakini apa yang dikatakan Nabi pasti
terjadi dengan izin Allah swt. Oleh karena itu setiap generasi selalu berusaha
untuk menaklukan konstantinopel.Delapan abad berlalu setelah hadis ini tepatnya
pada tahun 1453 M konstantinopel berhasil ditaklukan oleh kaum muslimin
dibawah pimpinan Muhammad Al-Fatih. Maka dari itu terbuktilah apa yang
pernah dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan hadis yang
diriwayatkan oleh Bukhari.
Ditaklukannya Konstantinopel menyebabkan orang-orang Eropa sulit
untuk melakukan hubungan dengan benua Asia khususnya dalam dunia
perdagangan.Oleh karena itu banyak bangsa Eropa yang melakukan pelayaran
langsung mencari sumber-sumber kebutuhan yang biasanya bisa mereka dapatkan
melalui Konstantinopel ke daerah penghasil utamanya yaitu wilayah bagian timur
salah satunya Nusantara. Penjelajahan orang- orang Eropa ke wilayah timur
membawa tiga misi penting yang dikenal dengan tri panji suci yaitu gold
(kekayaan),glory (kekuasaan),dan gospel (agama).

METODE PENELITIAN
Untuk memudahkan dalam menyelesaikan penulisan ini,maka penulis
menggunakan metode yang relevan dengan judul yang telah ditetapkan.karena
yang menjadi objek penulis adalah peristiwa masa lampau maka metode yang
digunakan adalah metode sejarah atau metode historis. Nugroho Notosusanto
mendefenisikan “metode sejarah ialah sekumpulan prinsip atau aturan yang
memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan data atau bahan-
bahan bagi sejarah,menilai secara kritis dan kemudian menyajikan suatu sintesa
dan hasil-hasilnya dalam bentuk tertulis”.(Nugroho Notosusanto,1984 : 11).
Demikian halnya yang diungkapkan oleh Luis Gottschalk mendefenisikan
pengertian metode sejarah adalah “proses menguji dan menganalisa secara kritis
rekaman dan peninggalan masa lampau”.( Luis Gottschalk : 32). Menurut
Nugroho Notosusanto dalam bukunya yang berjudul Masalah Penelitian Sejarah
Kontemporer, metode sejarah biasanya dibagi menjadi empat kelompok
kegiatan,yakni :

3
1. Heuristik,yakni kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau.
2. Kritik,yakni menyelidiki apakah jejak-jejak itu sejati,baik bentuk maupun
isinya
3. Interpretasi,yakni menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk
suatu kisah.
4. Taraf terakhir itulah yang sesungguhnya merupakan historiografi (
Nugroho Notosusanto,1984: 36)
Dengan demikian metode sejarah adalah untuk membuat rekonstruksi masa
lampau secara objektif dan sistematis dengan mengumpulkan,mengevaluasi,serta
menjelaskan dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan menarik
kesimpulan secara tepat serta dapat menghasilkan tulisan yang bisa
dipertanggungjawabkan. Untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan
penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa teknik sebagai berikut :
1. Teknik studi pustaka,yaitu penulis mencari,memahami dan mencermati
sumber-sumber bacaan,buku-buku atau hasil penelitian lain yang relevan
dengan penelitian penulis yang ada dalam kepustakaan.
2. Teknik dokumentasi,yaitu teknik yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan tulisan dengan bukti-bukti yang nyata dari sumber yang
diperoleh. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kenyataan dari
peristiwa melalui piagam,foto-foto,gambar,surat kabar,bangunan-
bangunan peninggalan dan lain-lain untuk mengetahui proses nyata dari
peristiwa yang sedang diteliti.
3. Teknik komparatif,yaitu penulis membandingkan isi dari setiap sumber
yang telah diperoleh untuk kemudian dipelajari,ditarik kesimpulan dan
dituliskan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Ada tiga hal yang melatarbelakangi kaum Muslimin berkeinginan
besar untuk menaklukkan Konstantinopel.
1. Karena dorongan iman kepada Tuhan yang disemangati oleh hadis Nabi yang
menjanjikan kota itu akan dapat ditaklukan.
Hadis Nabi mengatakan bahwa Konstantinopel kelak akan ditaklukkan oleh
kaum muslimin,pemimpin yang memimpin pasukannya adalah sebaik-baik
pemimpin,sedangkan pasukan yang menaklukkanya adalah sebaik-baik pasukan.
Sebagai orang muslim setiap mereka pada saat itu berharap merekalah yang akan
mendapatkan gelar yang dikabarkan oleh Rasulullah itu dan mendapatkan
keutamaan di sisi Allah.
Berita yang dibawah oleh Rasulullah ini tentu saja memberikan dorongan
tersendiri bagi kaum muslimin. Karena setiap umat islam meyakini kebenaran
yang dibawah oleh Rasulullah. Hadis inilah yang menjadi landasan dan motivasi
bagi kaum muslimin dalam mewujudkan proyek besar ini. Hadis ini pula yang
selalu disampaikan kepada Muhammad Al-Fatih oleh para gurunya.

4
2. Sudah ratusan tahun lamanya kota Konstantinopel menjadi pusat kemegahan
bangsa Romawi. Pusat peradaban dan kebudayaan. Orang Islam telah dapat
menaklukkan Mada`in,pusat kekuasaan orang Parsi.
3. Keindahan Kota konstantinopel dan letaknya yang sangat strategis
menghubungkan antara dua benua yaitu Asia dan Eropa ( Hamkah : 577)

Dengan ditaklukannya Konstantinopel maka akan semakin mempermudah


untuk menyebarkan agama Islam ke benua Eropa. Selain itu juga secara ekonomi
umat Muslim akan menguasai jalur perdagangan antar benua tersebut. Namun hal
itu tidaklah mudah butuh perjuangan dan pengorbanan yang sangat bersar untuk
melaksanakan serta mewujudkannya. Usaha – usaha yang dilakukan oleh
Muhammad Al – Fatih adalah sebagai berikut:

1. Memperbaikai Birokrasi Negara

Sebelum melakukan ekspansi ke Konstantinopel Muhammad Al-Fatih


memperbaiki terlebih dahulu kondisi di dalam negerinya. Beliau memperhatikan
urusan keuangan Negara,mencari sumber-sumber pendapatan Negara dan
membatasi alokasi pembelanjaannya. Muhammad Al-Fatih melarang dan
menghambur-hamburkan harta. Memperbaiki administrasi pemerintahan daerah
mengganti pejabat yang malas dan mempertahankan yang masih benar dalam
menjalanjankan amanahnya dengan baik.

2. Persiapan Militer

Muhammad Al-Fatih mengumpulkan pasukan-pasukan terbaiknya dalam


jumlah yang begitu besar hingga mencapai 250.000 orang. Jumlah pasukan yang
sangat besar untuk mewujudkan sebuah cita-cita yang sudah ratusan tahun belum
bisa tercapai sama sekali. Persenjataan yang hingga hari ini masih menjadi simbol
dari kekuatan Muhammad Al-Fatih dan pasukannya adalah meriam raksasa.
Meriam raksasa ini dibuat oleh Orban yang menawarkan jasanya kepada
Muhammad Al-Fatih dengan bayaran tertentu. Selain persenjataan Sultan
Muhammad Al-Fatih juga melakukan pembangunan benteng dan memperkuat
armada lautnya. Muhammad Al-Fatih membangun benteng yang bernama Rumeli
Hissari benteng ini dibangun di sebelah barat Selat Bosporus.

3. Mengadakan Perjanjian

Sebelum melakukan penyerangan ke Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih


mengadakan perjanjian damai dengan beberapa Negara Eropa yang menjadi
lawannya. Hal ini dilakukan supaya Negara-negara Eropa tidak membantu
Konstantinopel dan tidak membahayakan stabilitas negeri Utsmaniyah.
Muhammad Al-Fatih melakukan perjannjian damai dengan
Galata,Venesia,Walachia,Hungaria,dan Genoa.

5
4. Penyerangan Konstantinopel,
Setelah seluruh persiapan telah siap Muhammad Al-Fatih memobilisasi
pasukannya menuju Konstantinopel. Sultan Muhammad Al-Fatih mempersiapkan
serangan ke Konstantinopel dengan sempurna. Dia berusaha mencari informasi
mengenai Kondisi kota ini, menyediakan peta yang diperlukan pasukannya untuk
melakukan pengepungan Konstantinopel. Ia menyelidiki dan menyaksikan begitu
kokohnya Konstantinopel beserta pagar – pagarnya. Sultan Muhammad Al- Fatih
meratakan jalan antara Edirne dan Konstantinopel agar bisa dilewati meriam –
meriam besar dengan mudah. Meriam- meriam bergerak dari Edirne hingga
mendekati Konstantinopel dalam jangka waktu dua bulan di bawah penjagaan
pasukan Ustmani. Pada 6 April 1453 M, tentara Ustmani dengan dipimpim
Muhammad Al-Fatih sampai di sebelah Timur Konstantinopel.
Sebagaimana tradisi perang dalam Islam, ia menawarkan tigal hal pada
Byzantium yaitu : masuk Islam, menyerahkan kota secara baik-baik tanpa masuk
Islam, atau diperangi. Ternyata tawaran Muhammad Al-Fatih ditolak. Kaisar
Byzantium Constantin XI menginginkan opsi yang berbeda. Ia bersedia
membayar upeti pada Turki tanpa harus menyerahkan kota. Hal ini tentu tidak
bisa diterima oleh Muhammad Al-Fatih, karena tekadnya untuk menguasai
Konstantinopel sudah bulat. Dari penolakan tersebut maka Muhammad Al- fatih
meneruskan niatnya maka terjadilah perang melawan Pasukan konstantinopel.
Pasukan Muhammad Al – Fatih terus berupaya untuk bisa menembus benteng
pertahanan Konstantinopel yang dikawal oleh para prajurit – prajurit tangguh
yang tidak mudah dikalahkan meskipun jumlah mereka lebih sedikit jika
dibandingakan dengan kaum Muslimin. Militer Byzantium yang berada pada
posisi yang lebih tinggi dari pasukan Ustmani yakni berada diatas pagar atau
tembok Konstantinopel memiliki keunggulan tersendiri dalam menghadapi
musuh. Mereka lebih mudah untuk melihat posisi pasukan Ustmani. Dengan
posisi yang seperti ini pasukan Byzantium juga lebih mudah melakukan serangan
dengan melontarkan panah atau amunisi militer lainnya kepada pasukan Ustmani.
Setiap kali bagian tembok atau pagar Konstantinopel tertembus meriam dari
pasukan Ustmani dengan cepat pula diperbaiki. Hal ini tentu sudah diprediksikan
oleh Konstantinopel sebelumnya.

A. Perundingan Pertama Antara Muhammad Al- Fatih Dengan Kaisar


Byzantium
Dengan sangat berani, pasukan Ustmani terus menyerang kota Konstantinopel.
Mereka dipimpin langsung oleh Sulthan Muhammad Al- Fatih. Sementara itu
pasukan Byzantium dengan dipimpin Konstantin tetap tegar dan gagah berani
mempertahankan kota Konstantinopel. Kaisar Byzantium berusaha
menyelamatkan kota dan rakyatnya dengan berbagai macam strategi dan tipu
daya. Dia mengajukan berbagai macam tawaran kepada Sulthan agar menarik
mundur pasukannya. Sebagai gantinya Kaisar akan membayar sejumlah uang atau
menyatakan tunduk dan taat kepada Sulthan. Akan tetapi, Sultan Muhammad Al-
Fatih menolak semua tawaran itu. Sebaliknya dia meminta agar kota
Konstantinopel diserahkan kepadanya secara damai. Apabila permintaannya

6
dituruti maka tidak akan ada seorang pun penduduk kota maupun gerejanya yang
mendapatkan gangguan. Sulthan Muhammad Al- Fatih mengirimkan surat kepada
Kaisar Byzantium yang berisi sebagai berikut :
“ Hendaknya Kaisar kalian menyerahkan kota Konstantinopel
kepada saya. Saya bersumpah bahwa pasukanku tidak akan
mengganggu seorangpun dari kalian baik pada jiwa, harta, maupun
kehormatannya. Barang siapa yang ingin tetap tinggal di kota ini,
silahkan tinggal dengan damai dan aman. Barang siapa ingin
meninggalkannya, silahlan pergi kemana pun dia suka dengan aman
dan damai pula”. ( ibid : 153)
Namun tawaran Muhammad Al-Fatih tentu saja ditolak oleh sang Kaisar
karena Kaisar tidak mau kehilangan negeri yang telah sejak ratusan tahun lamanya
berdiri megah yang menjadi kebanggaan umat Kristen ini. Karena perundingan
antara kedua belah pihak tidak menemui jalan keluar maka Muhammad Al- Fatih
meneruskan misinya samapai tuntas. Kali ini sudah tidak ada tawar menawar lagi
bagi Muhammad Al- Fatih dalam mewujudkan impian kaum muslimin ini.
Penolakan yang dilakukan oleh Konstantin ini membuat Muhammad Al-Fatih
memerintahkan kepada wazirnya untuk memulai persiapan penyerangan habis –
habisan atas kota Konstantinopel.
Ditengah gempuran pasukan Muhammad Al – Fatih terhadap Konstantinopel
datanglah bantuan dari Eropa. Pasukan yang dikirim untuk membantu
Konstantinopel ini berjumlah lima kapal dengan 700 orang. Kapal mereka bisa
sampai ke Byzantium( Konstantinopel) setelah melakukan konfrontasi dengan
pasukan Ustmani yang mengepung kota itu. Kedatangan pasukan dari Genoa ini
menimbulkan pengaruh besar dalam mengangkat mental dan semangat pasukan
Byzantium. Sementara itu angkatan laut Ustmani berusaha melewati rantai- rantai
besar yang mengontrol lalu lintas di Tanduk Emas dan bisa menyampaikan ke
tempat ini (( Ali Muhammad Ash Shalabi: 152 ).
Pada tanggal 20 April 1453 terjadi pertempuran armada laut, dimana kaum
Muslimin berupaya mencegah datangnya bantuan armada Eropa yang dipimpin
Flantanella. Kedatangan mereka bergabung membantu membentengi
Konstantinopel di tepi laut dekat Teluk Tanduk Emas. Pertempuran antara armada
laut Eropa melawan armada Ustmani tidak terbendung lagi. Rakyat
Konstantinopel yang menyaksikan dari sekeliling tembok melihat pertempuran
yang mengerikan. Sementara pasukan darat Ustmani juga dengan begitu tegak
melihat peristiwa ini. Menyaksikan secara langsung pertempuran ini membuat
Sultan Muhammad Al- Fatih merasa geram. Sampai – sampai ia memacu kudanya
ke pinggir pantai hingga air laut membasahi kuda dan lututnya. Sultan
Muhammad Al- Fatih menuliskan surat pada pimpinan armada laut Muslimin
yang bernama Balta Oghlu dalam sumber lain namanya adalah Palta Oghlu. Isi
surat Sulthan adalah sebagai berikut :
“ Hanya ada dua pilihan untukmu, menguasai kapal – kapal itu atau
menenggelamkannya. Jika tidak, maka janganlah kamu kembali kepada kami
dalam keadaan hidup” ( Abu Fatah Grania : 397, 2008).

7
Muhammad Al- Fatih memikirkan bagaimana cara agar bisa menembus dan
melakukan penyerangan Konstantinopel melalui wilayah Tanduk Emas. Akhirnya
Muhammad Al-Fatih menemukan ide untuk bisa masuk ke wilayah Tanduk Emas.
Muhammad Al-Fati mengumpulkan para petinggi militernya dan berdiskusi.
Beliau menyampaikan idenya tersebut di depan para panglima perangnya. Ide
tersebut adalah memindahkan kapal- kapal pasukannya melalui jalan darat
menuju Tanduk Emas. Gagasan ini memang sepertinya tidak masuk akal dalam
benak para panglima perangnya. Namun satu – satunya jalan yang untuk bisa
menguasai daerah ini adalah dengan mencobanya. Sebuah ide dari sang Sulthan
yang belum diduga- duga sebelumnya. Strategi ini dilaksanakan pada tanggal 21
April 1453. Tanah- tanah yang akan dilewati kapal- kapal diratakan, pohon-
pohon ditebang digunakan sebagai landasan kapal untuk mempermudah penarikan
kapal. Selain itu pohon- pohon tersebut dilumuri oleh pelumas atau minyak
supaya pergerakannya lebih cepat. Pada tanggal 22 April 1453 subuh, pasukan
Muhammad Al- Fatih berhasil memasuki Teluk Tanduk Emas tanpa diketahui
oleh pasukan Konstantinopel sehingga tidak ada upaya perlawanan yang berarti
untuk menghadang. Akhirnya kapal- kapal pasukan Muslimin yang telah masuk
kedalam teluk Tanduk Emas diketahui juga oleh pasukan Konstantinopel. Melihat
kejadian ini tentu saja sangat mengejutkan seluruh rakyat konstantinopel. Suatu
hal yang mereka anggap mustahil tapi telah terjadi di depan mata.
Peristiwa masuknya pasukan kaum muslimin ke teluk Tanduk Emas ini
dengan memindahkan 70 buah kapal melalui jalur darat juga diungkapkan oleh
sejarawan Byzantium seperti yang disampaikan dalam buku karangan Felix. Y.
Siauw yang berjudul Muhammad Al- Fatih 1453 sebagaimana ungkapannya
berikut ini :
“ Kami tidak pernah melihat dan mendengar sebelumnya,
sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al- Fatih telah
mengubah bumi mnejadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-
kapalnya di puncak- puncak gunung sebagai pengganti gelombang-
gelombang lautan. Sungguh kehebatanya jauh melebihi apa yang
pernah dilakukan oleh Alexander The Great.” ( Felix. Y. Siauw : 182,
2011)
Kehadiran kapal – kapal Ustmani di Tanduk Emas telah berperan besar
dalam melemahkan semangat pasukan Byzantium yang mempertahankan
Konstantinopel, sehingga mereka terpaksa menarik sejumlah besar kekuatan dari
perbatasan lain untuk mempertahankan pagar pembatas yang ada di Tanduk Emas.
B. Pertemuan Kaisar Konstantin Dengan Jajarannya.
Ditengah kondisi yang kian mencekam Konstantinopel, kaisar Konstantin
mengumpulkan para pembantunya, penasehat – penasehatnya, dan para pemuka
Kristen dalam pertemuan mendadak di dalam kota. Semua yang hadir menasehati
Konstantin agar dia sendiri keluar kota itu dan segera meminta bantuan pada
kaum Kristen dan Negara – Negara Eropa. Semoga saja bala bantuan segera
datang dan bisa memaksa Muhammad Al- Fatih meninggalkan pengepungan kota

8
mereka. Namun dia menolak saran ini dan bertekad melawan tentara Ustmani
untuk terakhir kalinya, dia pun tidak akan pernah meninggalkan rakyatnya hingga
nasibnya berada dalam kondisi yang sama. Baginya sikap demikian dianggap
sebagai kewajiban. Oleh karena itu dia memerintahkan pihak yang hadir agar
tidak menasehatinya untuk keluar dari Konstantinopel. Dia hanya mencukupkan
dengan mengirim utusan ke berbagai pelosok Eropa untuk meminta bantuan.
Utusan- utusan yang dikirim pulang dengan kegagalan (Ali Muhammad Ash
Shalabi : 120 – 121, 2004).

C. Upaya Pelemahan Muhammad Al- Fatih Terhadap Pasukan Byzantium.


Meskipun Sulthan belum mealukan serangan besar- besaran tetapi upaya
untuk melemahkan semangat perang pasukan Byzantium terus dilakukan. Sulthan
Muhammad Al- Fatih melipatgandakan serangan pada tapal batas dan dia
fokuskan serangan sesuai dengan rencana yang dia gariskan untuk melemahkan
musuh. Pasukan Ustmani melakukan serangan berkali- kali pada pagar pembatas
dan selalu berusaha untuk memanjatnya. Semua itu mereka lakukan dengan penuh
keberanian. Sulthan Muhammad Al- Fatih mulai menempatkan meriam- meriam
besar di dataran- dataran tinggi, yang berada di belakang Galata. Meriam- meriam
itu mulai menyeburkan peluru – pelurunya dengan intensif ke pelabuhan. Salah
satu peluru itu tepat mengenai sebuah kapal dagang dan langsung tenggelam.
Maka kapal- kapal lain segera melarikan diri dengan berlindung dibalik pagar-
pagar atau tembok. Serangan terus dilakukan baik di darat maupun dari laut
dengan tujuan untuk melumpuhkan kekuatan pasukan yang di kepung dan agar
mereka tidak bisa tenang ( Ali Muhammad Ash Shalabi : 121, 2004).

Penyerangan yang dilakukan dari dalam tanah ini membuat penduduk


Konstantinopel merasa ketakutan mereka merasa seolah- olah pasukan Ustmani
ada dibawah mereka yang dapat muncul tiba- tiba dihadapan mereka. Apa yang
dilakukan oleh pasukan ustmani ini tentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebab
terowongan yang mereka buat telah banyak menelan korban (Ibid : 123, 2004).
Setelah gagal melakukan serangan melalui jalur bawah tanah, kini pasukan
Muhammad Al- Fatih merencanakan strategi yang baru. Inovasi berikutnya adalah
pembuatan bangunan benteng setinggi tembok Bzyantium yang bisa digerakan.
Benteng yang bisa digerakkan ini untuk mempermudah pasukan Muslimin
memanjat tembok Konstantinopel tanpa menggunakan tangga seperti sebelumnya.
Benteng yang bisa ditarik untuk mendekati tembok Konstantinopel ini dilapisi
dengan kulit dan tameng supaya tidak mudah terbakar. Kaisar Konstantin beserta
pasukannya tidak tinggal diam. Pasukan Byzantium menerima serangan ini dan
terjadilah perang antara pasukan Byzantium yang berada di atas tembok dengan
pasukan Muslimin yang berada di atas benteng yang diatarik mendekati musuh.
Sebagian pasukan Muslimin ada yang berhasil memanjat dan berdiri di atas
tembok Konstantinopel. Namun bukan berarti mereka telah behasil masuk dan
menguasai Konstantinopel. Semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh
pasukan Byzantium terbukti bisa menghancurkan benteng pasukan Muslimin
dengan cara membakarnya. Banyak pasukan Muslimin yang gugur karena benteng

9
tesebut terbakar dan jatuh menimpah pasukan yang ada dibawahnya. Muhammad
Al – Fatih yang mengawasi pertempuaran itu tetap melanjutkan upaya tersebut
dengan rencana akan membuat benteng seperti itu yang lebih baik lagi.

E. Jatuhnya Konstantinpel ke Tangan Muhammad Al – Fatih


Pada tanggal 27 Mei 1453, Sulthan Muhammad Al- Fatih mengatur dan
mengawasi seluruh pasukannya untuk persiapan penyerangan yang terakhir.
Sebelum serangan dilancarkan Sulthan Muhammad Al –Fatih mengingatkan
kepada seluruh pasukannya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah,
melaksanakan sholat dan memohon doa supaya mendapatkan keberhasilan dalam
penaklukan Konstantinopel. Selain Muhammad Al- Fatih para ulama yang turut
mendampinginya juga memberikan semangat berperang kepada para militernya.
Sementara pada tanggal 28 Mei 1453 setelah persiapan telah matang dan siap
tempur meriam – meriam mulai menembakkan peluru- peulurunnya. Sulthan
Muhammad Al – Fatih tiada hentinya mengawasi pasukannya dengan selalu
memberi semangat untuk tetap ikhlas dalam berjihad.
Sulthan dalam salah satu pidatonya mengatakan sebagaimana dalam
kitupan berikut ini :
“ Jika penaklukan Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah
telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah nenjadi
terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah
menjadi janji dari hadist ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan.
Oleh karena itu, samapaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa
kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian
dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan
ajaran- ajaran syariat selalu di depan matanya dan jangan sampai ada
diantara mereka yang melanggar syariat- syariat yang mulia ini.
Hendaknya mereka tidak mengusik tempat- tempat peribadatan dan
gereja- gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta
dan orang – orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam
pertempuran” ( Ali Muhammad Ash Shalabi : 130 – 131, 2004).
Pada 29 Mei 1453 M, serangan umum terhadap konstantinopel dilakukan.
Penyerangan secara serentak dilakukan dari berbagai sisi baik dari darat maupun
dari laut. Pasukan Muhammad Al –Fatih dengan semangat juang yang tinggi
menyongsong kemenangan atau memperoleh mati syahid dalam menaklukan
Konstantinopel. Dalam penyerangan besar- besaran ini banyak pasukan Muslimin
yang gugur. Melihat hal ini kaisar Konstantin tetap berusahan semaksimal
mungkin memompa semangat pasukannya untuk mempertahankan negerinya.
Disinilah terlihat jiwa kepemimpinan kaisar Konstantin yang tidak mau
meninggalkan pasukan dan rakyatnya meskipun dari awal mereka meminta
kepadanya untuk pergi meninggalkan Konsatntinopel. Akhirnya Konstantinopel
dapat ditaklukan oleh Muhmmad Al – Fatih bersama pasukan terbaiknya.

10
Di dalam buku karangan Felix. Y. Siuaw yang berjudul Muhammad Al – Fatih
1453 diterangkan mengenai perlakuan sang penakluk terhadap masyarakat Kristen
Konstantinopel sebagaimana yang dikutitp berikut ini :
“ Adapun terhadap tawanan – tawanan perang, Sulthan Mehmet
menerapkan hukum syariat Islam kepada mereka. Sebagian besar
daripada tawanan perang dibebaskan dan sebagaian lagi ditebus dengan
emas dan perak, sulthan bahkan menebus beberapa tawanan perang
dengan harta pribadinya. Sulthan Mehmet tidak pernah memaksa kaum
Kristen untuk masuk ke dalam agama Islam karena hal itu tidak
diizinkan oleh Allah. Semua diperlakukan sama sebagai warga Negara,
baik Muslim ataupun non- muslim, hanya kepada penduduk non-
Muslim diterapkan jizyah, sesuai dengan syariat islam”.( Felix . Y.
Siauw : 258, 2011)
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Muhammad Al –Fatih telah
bersikap adil terhadap masyarakat Konstantinopel yang mana wanita, anak – anak
orang tua serta orang – orang yang tidak ikut berperang tidak diadili tetapi
dibebaskan.

F. Dampak Penaklukan Konstantinopel


Setelah Konstantinopel ditaklukan namanya dirubah menjadi Islambul yang
berarti Kota Islam. Namun penyebutan ini berubah menjadi Istambul hingga hari
ini. setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Pasukan Muslim, jalur perdagangan
darat dengan Asia kini bisa dikatakan tertutup sepenuhnya bagi Kristen Eropa.
Hal inilah yang menyebabkan orang – orang Eropa berupaya untuk mencari jalan
lain untuk bisa mendapatkan keperluan logistik mereka. Orang Eropa melakukan
pelayaran – pelayaran ke Asia, Afrika dan Amerika. Spanyol dan Portugis
merupakan negeri pertama yang melakukan pelayaran dan petualangan ke Timur.
Salah satu tempat yang berhasil mereka datangi adalah Indonesia. Kedatangan
mereka membawa misi yang dikenal dengan Gold, Glori dan Gospel yaitu
kekayaan, kekuasaan dan penyebearan agama.

KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN
Berdasarkan analisa pada pembahasan pada bab – bab yang telah penulis paparkan
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Muhammad Al – Fatih adalah sultan ke 7 dalam Kesulatanan Turki
Ustmaniyah
2. Muhammad Al – Fatih lahir di Adrinopolis 20 April 1429 M atau 833 H

11
3. Muhammad Al – Fatih merupakan sosok yang religius dan memiliki tekad
yang kuat dalam mewujudkan tekadnya
4. Muhammad Al – Fatih dididik dan dibimbing oleh banyak ulama untuk
menjadikannya sebagai seorang pemimpin yang memiliki ilmu pengetahuan yang
luas dan juga soleh.
5. Muhammad Al- Fatih sudah mengikuti jalannya dan perkembangan
pemerintahan negaranya sejak ayahnya masih hidup sebagai sultan.
6. Memiliki sifat teguh hati, pemberani, cerdas, tekad yang kuat, adil, tidak
terperdaya oleh kemampuan diri, jumlah tentara yang banyak dan luasnya
kekuasaannya , ikhlas dan memiliki pengetahuan yang luas.
7. Hal yang melatarbelakangi kaum muslimin berkeinginan besar untuk
menaklukan Konstantinipel yaitu :
a. Karena dorongan iman kepada Tuhan yang disemangati oleh hadis Nabi
yang menjanjikan kota ini akan dapat ditaklukan oleh kaum Muslimin
dengan pemimpin dan pasukan yang terbaik.
b. Sudah ratusan tahun lamanya kota Konstantinopel menjadi pusat
kemegahan bangsa Romawi. Menjadi pusat peradaban dan kebudayaan
dan Islam hadir sebagai kekuatan baru dengan peradaban yang baru
c. Keindahan Kota Konstantinopel dan letaknya yang sangat strategis
yang menghubungkan antara benua Asia dan Eropa akan menjadi pintu
masuk utama dalam penyebaran agama Islam.
8. Proses penaklukan Konstantinopel dimulai pada 6 april 1453 M dengan
proses perundingan terlebih dahulu yakni pihak Ustmani mengajukan
tawaran kepada Konstantinopel namun ditolaknya.
9. Penyerangan dilakukan oleh pihak Ustmani setelah penolakan
Konstantinopel untuk menyerahkan kekuasaanya kepada kaum Muslimin
secara damai.
10. Konstantinopel dapat ditaklukan oleh pasukan Muhammad Al – Fatih pada
29 mei 1453 M.
11. Peranan Muhammad Al- Fatih dalam penaklukan Konstantinopel adalah
sebagai berikut :
a. Memeperbaikai sistem pemerintahan negaranya terlebih dahulu
b. Menghimpun pasukan dan melatihnya
c. Mempersiapkan seluruh persenjataan militer yang akan berguna untuk
berperang seperti meriam yang dibuat oleh seorang bangsa hongaria
yaitu Urban. Yang mana meriam itu dapat menghancurkan tembok
pertahanan Konstantinopel.
d. Melakukan diplomasi dengan kaisar konstantinopel untuk
menyerahkan negaranya secara damai.
e. Memimpin pasukannya dalam pertempuran melawan pasukan
konstantinopel hingga akhir.

12
f. Selalu membuat kejutan bagi lawannya seperti memindahkan armada
lautnya ke daratan untuk bisa masuk ke wilayah konstantinopel yaitu
Golden Horn atau Tanduk Emas.
g. Memperlakukan warga Konstantinopel secara baik dengan tidak
membunuhnya terutama wanita dan anak- anak meskipun penaklukan
ini melalui perang yang cukup lama.
h. Setelah sekian lama upaya penahklukan Konstantantinopel diusahakan
pada tahun 1453 menjadi tahun terakhir yang menjadi pembuktian
akan kebenaran bahwa akan tahkluknya kota ini yakni di bawah
Muhammad Al –Fatih.
i. Memberi kebebasan kepada warga Konstantinopel untuk memilih tetap
bertahan di tanah airnya atau pergi meninggalkannya dengan jaminan
keamanan.
j. Mengganti sistem pemerintahan Konstantinopel dengan sistem Islam
serta mengubah namanya menjadi Istanbul.
k. Mengadili tawanan perang.
l. Membangun infrastruktur Negara yang baru ia kuasai
12. Dengan dapat ditaklukannya Konstantinopel oleh kaum Muslimin menjadi
bukti akan kebenaran hadis yang disampaikan oleh Nabi Muhah
yangmmad SAW. Hal itu juga menegaskan kebenaran akan kenabian
Muhammad SAW sebagai Rasul Allah yang harus diikuti oleh seluruh
umat manusia.
SARAN

1. Menjadi seorang pemimpin itu sangatlah berat. Setiap kita adalah pemimpin terutama
bagi diri kita sendiri. Apa yang ada pada Muhmmad Al- Fatih merupakan salah satu
contoh pemimpin yang dapat diteladani baik cara kepemimpinannya yang tegas,
kepribadiannya yang religius dan memiliki intelektual yang luas akan ilmu pengetahuan
serta berlaku adil terhadap kawan maupun lawan. Terutama bagi genarasi – generasi
mudah yang pada saat ini sedikit mengabaikan nilai – nilai agama dalam kehidupannya.
2. Sejarah menjadi salah satu hal penting yang tetap harus dijaga untuk mengenal jati diri
seseorang, Negara, bangsa dan agamanya. Banyak hikmah yang terkandung dalam setiap
untaian peristiwa sejarah.
3. Berjuang untuk mencapai cita – cita sangatlah dibutuhkan kerja keras dan usaha yang
maksimal serta tidak mudah menyerah. Karena keberhasilan adalah sebuah kerja keras,
penderitaan, pengorbanan, luka, kecemasan, jatuh bangun, bangkit dan perjuangan tanpa
henti.
4. Mudah – mudahan tulisan ini bisa bermanfaat bagi khalayak ramai serta akan ada
penulis – penulis selanjutnya yang akan memunculkan tokoh – tokoh pahlawan Islam
yang layak untuk ditampilkan.

13
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdurrahman,Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Ar-Ruzz Media:
Jogjakarta.
2.Alatas,Alwi. 2005.Al-Fatih sang Penakluk Konstantinopel. Zikrul Hakim :
Jakarta Timur.
3. Al- Mubarakfuri,Syaikh Shaifiyyurrahman.2010. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al
Kautsar: Jakarta Timur
4. Ash Shalabi,Ali Muhammad. 2004. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah
Utsmaniyah. Pustaka Al Kautsar: Jakarta timur.
5. . 2011. Sulthan Muhammad Al-Fatih Penakluk
Konstantinopel.Pustaka Arafah: Solo.
6. Gottschalk,Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Universitas Indonesia: Jakarta.
7. Grania,Abu Fatah. 2008. Panglima Surga. Cicero Publishing: Jakarta.
8. Hamka. 1997. Sejarah Umat Islam ( Edisi baru). Pustaka Nasional PTE LTD
Singapura : Singapura.
9. Hasan, Hasan Ibrahim. 2001. Sejarah dan kebudayaan Islam 2. Kalam Mulia :
Jakarta
10. Hasan Iqbal,M. 2002. Pokok- Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Ghalia Indonesia : Bogor Selatan.
11. Huda,Ni’matul.2010. Ilmu Negara.Rajawali Pres : Jakarta.
12. Khaldun,Ibnu.2001. Mukaddimah.Pustaka Al-Kautsar: Jakarta Timur.
13. Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Bentang : Yogyakarta.
14. Nazir,Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia : Bogor Selatan
15. Notosusanto,Nugroho.1984.Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer.Inti
Idayu Press : Jakarta.
16. Pamudji,S. 1995. Kepemimpinan Pemrintahan di Indonesia. Bumi Aksara :
Jakarta.
17.Poerwadarminta.1976.Kmaus Umum Bahasa Indonesia.Balai
Pustaka:Jakarta.
18. Siauw,Felix Y.2011. Muhammad Al-Fatih 1453.Khilafah Press: Jakarta Barat
19. Skripsi mustakim.2010.Peranan Sulthan Salahudin al-Ayyubi Dalam perang
Salib tahun 1147-1192: Pekanbaru.

14
20. Soekanto,Soerjono.1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo
Persada : Jakarta.
21. . 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pres :
Jakarta.
22. Tim Penyusun Kamus Pusat bahasa.2001.Kamus besar Bahasa
Indonesia.Balai Pustaka: Jakarta.
24. Tjiharjadi,Semuil dkk.2007.To be Great leader. ANDI : Yogyakarta.

15

You might also like