You are on page 1of 33
The Effect of Temperature and Acid Type on Hydrolysis of Taro Yam Starch (Colocasia Esculenta L. Schott) to The Characteristics of Glucose Ni Kadek Ariani Dewi, Amina Hartiati*, Bambang Admadi H PS Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Kode pos : $0361; Telp/Fax : (0361) 701801 Ditcrima 21 September 2018 / Disetujui 30 Oktober 2018 ABTRACT The purpose ofthis reseach was 1) to determine the effect of temperature and acid type on hydrolysis of taro yam starch on the characteristics of glucose, 2) to determine the exact temperature and type of acid in taro starch lydrolysis which produced the best glucose characteristics. This reseach uses Randomized Block Design of factorial pastern.. The first factor is the hydrolysis temperature of taro yam starch at temperatures of 80°C, 90°C and 100°C. The second factor is the acids type of HNOs. H3SO1 and HCI, each with 736 acid concentration. Each treatment is grouped into 2 based on the implementation time. The variables observed were reduction in sugar content, otal sugar, dekstrose equivalent (DE), total dissolved solids and clarity. The results showed that the temperature treatment and acid type had a very significant effect (P<0,01) on reducing sugar content, total sugar and hydrolyzed dectrose equivalent (DE values. Temperature treatment has a significant effect on total dissolved solids and does not significantly affect clarity. Te treatment of acid types has significant effect on total dissolved solids and clarity. Temperature treatment and type of acid interact with reducing sugar content, total sugar, and DE values, do not interact with total dissolved solids and clarity. The highest yield was obtained by reducing sugar content of 3,06%, total sugar 5,64% and DE value of $4,24% in HCI at 100°C. The total dissolved solids in H2SO4 and HCI at 100°C were 5,15°Brix and the clarity of HCI at 100°C was 0,02. The best glucose characteristics at HC! was 90°C which was not significantly diferent from HCI at 100°C. Kepwords: sugar, hydrolysis, taro yam, starch, acid, glucose ABSTRAK ‘Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh suhu dan jenis asam pada hidrolisis pati ubi talas terhadap karakteristik glukosa, 2) untuk menentukan suhu dan jenis asam yang tepat pada hhidrolisis pati ubi talas yang menghasilkan karakteristik glukosa terbaik. Penelitian ini menggunakan ‘Rancangan Acak Kelompok pola faktorial. Faktor pertama yaitu suhu hidrolisis pati ubi talas pada sub 80°C, 90°C dan 100°C. Faktor kedua yaitu jenis asam HNOs, H:SO. dan HCI masing-masing konsentrasi asam 7 %, Masing-masing perlakuan dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan waktu pelaksanaan. Adapun variabel yang diamati yaitu kadar gula reduksi, total gula, dekstrose equivalent “*Korespondensi Penul Email: amnahartiati@unud.ac.id 307 Dipindai dengan CamScanner Pengaruh Suhu dan Jenis Asam pada Hidrolisis... Vol. 6, No.4, Desember 2018. Penambahan HCI dengan suhu 100°C menghasilkan menghasilkan reaksi yang lebih ccepat, karena Jenis Asam HNO; SOs HC 30°C 3,078 2,96" 3.456 ‘Suhu °C 3,99" 3,365 S16 100°C 533% 5,10 bt SOA* Keterangan: Horuf yang fea blag angka yang berbeds pada rat-rata menunjukan pegarwh yang nyata (P<0,01), Nilai i jenis asam berpengaruh sangat nyata Nilai Dextrose Equivalent (DE) suhu dan jenis asam Hasil analisis ragam menunjukkan pada techadap nilai DE. Pengaruh perlakuan dapat Perlakuan suhu dan jenis asam berpengaruh _—_dilihat pada notasi nilai rata-rata DE pada sangat nyata (p<0,01) terhadap nilai Dekstrose Tabel 3. Equivalent (DE) dan interaksi dalam perlakuan Tabel ta-Rata Dekstrose Equivalent (DE) (%) Perlakuan Jenis Asam HNO; H2SO4, ‘HCI 80°C 16,08" 12,74* 25,108 Suku 90°C 35,19 23,258 49,96 100°C 51,50% 49,41 54.248 “Keterangan: Huruf yang teretak dibelakang angka yang berbeda pada rata-ratamemunjukkan pengarih yang nyata (P<0,01). Berdasarkan Tabel 3, hidrolisis pati ubi asam dan suhu tinggi reaksi katalis semakin talas menggunakan HCI pada suhu 100°C cepat sehingga pat terdegradasi_ menjadi enghasikan nilai desirose equivalent (DE) __glukosa lebih cepat. Asam Flovide (HCI) dan rings yaitu $4.24% dan ‘hal ini tidak sam nitrat (HINO) adalah sees kuat yang beberbeda nyata dengan hasil hidrolisis pati __bersifat monoprotik, dimana proses. 3 aise menggunakan HCI pada suhu 90°C pembentukan H terjedi dele Satu tahap, fin disk berbedanyata dengan menggunakan _Sehingga reaksi hideitis yang dikatalisnya HINOs pada suhu 100°C. Hasilhidrolisis pati berlangsung.lebit cepat dibanding H2SO, tDtals diperoleh nial deksirose equivalem (Saleh et a, 2016). Efektivitas jenis katalis (DE) terendah menggunakan HaSO, pada suhu HCI lebih tinggi menghasilkan glukosa pada dengan, eS 12.74% dan tidak berbeda nyata sub, konsereees ee waktu yang sama dengan menggunakan HNOs pada suhu 80°C. dibanding dengan HzSOs, Hal ini karena sifat Hidrolisis pati ubi talas menggunakan suhu HCI lebih Kans dengan reaktivitas yang lebih dan asam menghasilkan nilai deksirose tinggi dibandingkan dengan HzSOs (Yuliana, equivalent (DE) yang tinggi. Penambahan 2011), Sesuai dengan persamaan Arhenius, 31 Dipindai dengan CamScanner Julius Pontoh” tahuan Alam ‘Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan tmu Penget . ‘Universitas Sam Ratulang! Manado ABSTRAK Pontoh, 2013, Penenluan Kandungan Sukrosa Pada Gula Aron Dengan Metode Enzimatix satu bahan pemenis yang telah digunakan olsh bangea indonesia seek dahl n marupakan sal ea nadap produc in monyebabkan gula aren semakintrsingkikan dalam fal, Kurangye noes! tehcoas eae? pondapatan mesyarakat Salah sal faktor pening, dalam sm matanan mater gan mata pogo yang mash huang mandepat poration. | Sekatpun toah engombangan 9 ara ain, aap metado ana kandungan svosa Sebagoi Komponen ama Lee ve Move. yang dnjuran untux agunakan adalah hidrolsa euicosa mash speranyatay Mearyan NCL. Perggunaan HCl dapl menyebabkan dexten yang tekandung dala a Pe jcasahingga menyeosban ntarvens nisl pengukura.,Penelian in yukan unk ul aka i slog range bak dengan menggunakan enn inverse uruk menghsrolsa Tango bandh ae ss ost penetian telah mendapal Kondsi opumum analisa sukresa dengan Soa eee ou cue yang laf eb pendek 10 men) csangingkan dengan HC! membutuhkan wakty ae vet aanvai eran 04 mgl, esl anaisa dengan invertase menunjukan hasl yang lebih akurat an et isboratatum zederhona, Batbagalcontoh gua Komersi yang cianalsa, dengan car a ee cemporinavion hubungan yang elas antara Kendungan gula sucosa dan Kuala gula (Bina cope pH guia reeks! dan Bric Guta ron merupakan salah Kata kunci: Gula aren, Analisis, Sukrosa, Invertasi ABSTRACT Pontoh, 2013. Determination of Sucrose in palm sugar using enzymatic method. Pim sugar is one of the sweeteners used by Indonesian since long time ago. Inadequate technological innovation toward this product causes palm sugar geting less significant in food system as well as the source of people income. One of the important factors in development ofthis product is the palm sugar qualty that not {uite gets attention yet. Even though there is an official standard quality of palm sugar but the method for varose analysis is stl in question for is accuracy due to the present of other carbohydrate components in the sugar. The method for sucrose analysis in tho quality standard is using acd hydrolysis using HCl. The hydrochloric aid cans hydrolysis dextran in the sugar fo produce glucose which cans interference the accuracy of the method. This study focus on the development ofa better analytical method for sucrose analysis in palm Sugar using enzyme to hydrolysis sucrose become reducing sugars. The results showed the optimum condition cf invertase to hydrolyze sucrose become reducing sugars. The hydrolyzing time is relatively short (10 minute) compared to the acid hydrolysis needed 1 hour. The enzyme concentration needed is 0.4 mg/L. Using invertase for hydrolysis is more accurate and can be done in a simple laboratory without sophisticated equipments. Several samples of commercial palm sugars analyzed with enzymatic method showed significantly relate between sucrose content and the sugar quality such as pH, reducing sugars and brix. Keywords : Palm Sugar, Analysis, Sucrose, invertase PENDAHULUAN ____ Sukrosa merupakan bahan yang sangat aren akan mengeluarkan cai ngandung iperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan. — sukrosa. Namun demikian. pada’ empulur ‘tanaman Senyawa ini dalam jaringan tumbuhan tertentu seperti aren, makanan cadangan disimpan dalam bentuk pati tebu dan bit disimpan sebagai cadangan makanan. —Cairan yang keluar dari mayang tersebut inamakan Pada tanaman aren sukrosa ditransfer dari daun ke ira yang biasa digunakan untuk pembuatan gul: empulur batang dalam bentuk sukrosa. Hasil maupun minuman beralkohol. Hasil penelitian Pontoh penelitian (Pontoh, 2007) pada tanaman aren (2007) dengan teknik kromatografi cair, i Imenunjukan bahwa mayang (tangkaibunga) tanaman tahwa nim aren mengandune,sukrosa den’ gale BE . Korespondenst dilamathan kepada yang bersanghutan : Program Studi Kimia, Falslias Matematika dan lima Pengetahuan Alam Dipindai dengan CamScanner Chem, Prog. Vol. 6, No.J. Mel 2013 farutan gula aren sampai warna biru hampir hilang. d. Kemudian tambahkan beberapa _larutan indikator methylene blue dan teteskan larutan gla aren (ttrasi) sampai wama bina hilang. ¢. Hitunglah jumlah gula reduksi yang didapat dengan melihat tabel Lane-Eynon. Penentuan Sukrosa Menggunakan Enzim Invertase ‘a. Buatlah larutan enzim dengan melarutkan invertase (sigma) sebanyak 0.4 g dalam 50 rl ait. b. Buatlah larutan sukrosa 10% dengan 1% glukosa | cc. Pindahkan 1 mL sukrosa dalam tabung reaksi 10 mL 4d, Tambahkan beberapa fetes larutan_ buffer asctat (pH 4.6; 0.1 M) ¢. Tambehkan 0,4 mL laratan enzim invertase dalam tabung reaksi { Setelah itu didiamkan selama 10 menit ‘Analisa kandungan gula invert dengan metode Lane-Eynon. h, Sukrosa dapat dihitung sebagai berikut : {[sukrosa] = Jumlah gula reduksi sesudah inversi - Jumlah gula reduksi sebelum inverse x 0,95 Penentuan Total Gula menggunakan HCI Diambil SO mL farutan gula aren (konsentrasi gula aren dibuat sehingga jumlah larutan gula aren ‘yang dibutublan untuk titrasi 10 mL reagensia Fehling adalah 15-50 mL) dan dimasukkan kedalam Jabu takar lalu ditambahkan dengan 10 mL HCI 6,76%6 dan 20 ml aquades. Selanjutnya dikocok dan diambahkan kembali akuades 45 ml setelah itu labu takar yang beri larutan gula aren dimasukkan dalam Penangas air pada suhu 60 °C sambil digojog selama 3 ‘menit kemudian dibiarkan dalam penangas air selama 7 menit, lalu dinginkan secara cepat sampai suhu 20 °C. Suhw hidrolisa digunakan juga tanpa pemanasan CisHs4O2Na/CsaHss02K + H20 pada suhu 50°C selama 90 menit dengan <> kecepatan pengadukan 250 rpm. Diagaram alir proses sintesis foaming agent disajikan pada Gambar 1. Rancangan _penelitian untuk mengetahui pengaruh metode perhitungan pada sintesis foaming agent ini Petcobaan penelitian int adalah sebagai menggunakan model rancangan faktorial _berikut: dengan pola rancangan acak lengkap (RAL). Yi Model yang digunakan tersusun atas 1faktor Keterangan: Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Sintesis Foaming Agent Oleat Model matematis dari rancangan +Ai+ ek(if) perlakuan, yaitu faktor A adalah metode 4 Yijk os il perhtngan untuk penenuan tonsenrasi YK * asl penganatan pengaruh lye yang terdiri dari tiga taraf yaitu ,3) pada ulangan ke -} (1,2) konsentrasi alkali yang —_diperoleh 1 nil rata-rata yang sebenarnya berdasarkan —perhitungan normal (perhitungan Ive/larutan alkali 30%, perhitungan kebutuhan alleali yang mengacu pada penelitian Pradesi et al. (2017) dan Dipindai dengan CamScanner ADLN = PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA, GULA PEREDUKSIMIKROALGA ER Rr icorocr ‘LIPI CIBINONG, BOGORTAWA BARAT PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELA\ .UTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA. 2016 LAPORAN PI KL TEKNIK ANALISIS KANDUNGAN GULA.., DIAH AYU ROSIDA Dipindai dengan CamScanner ADLN ~ PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 13 Penggunaan katalisator pada reaksi hidrolisis dilakukan pertama kali oleh Braconnot pada 1819, Beliau menghidrolisis linen (selulosa) menjadi gula fermentasi dengan menggunakan asam sulfat pekat, Setelah itu ditemukan bahwa asam dapat digunakan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi hidrolisis (Groggins, 1958 dalam Perwitasari dan Anton, 2009), Katalisator yang biasa digunakan berupa asam, yaitu asam Klorida, asam sulfat, asam sulfit, asain nitrat, atau yang lainnya, Makin banyak asam yang dipakai sebagai katalisator, makin cepat jalannya reaksi hidrolisa. Penggunaan katalisator dalam konsentrasi kecil arutan encer) lebih disukai karena akan memudahkan pencampuran sehingga reaksi dapat berjalan merata dan efektif. Penggunaan konsentrasi katalisator yang Kecil dapat mengurangi kecepatan reaksi. Namun hal ini dapat diatasi dengan Waktu reaksi mempengaruhi konversi yang dibasilkan. Semakin lama waktu reaksi, maka semakin tinggi pula konversi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh kesempatan zat reaktan untuk saling bertumbukan dan bereaksi 23 Gula Pereduksi LAPO! RAN PKL TEKNIK ANALISIS KANDUNGAN GULA... DIAH AYU ROSIDA Dipindai dengan CamScanner ene Gi Makan 202,361) 19:22 Profi goltnissibeberape formu tepungtepungan ‘N.tmanningsi (GELATINISATION PROFILE OF SEVERAL FLOUR FORMULATIONS ‘FOR ESTIMATING COOKING BEHAVIOUR) otis imanningsih" ApsTRACT ‘The combinaton of starch from various sources, sall and protein, aro the basic formulation often found in tho Indonesian tradivonal food. The different composition of amylopectine-amyiose and the interactions among the ingredents in tho formulation, determines pasting propertios in order gein © suitablo toxturo Chorectonstes. The aim of the rosoarch is fo study the intoractions of sovorals kinds of fours with water, wwhite egg protein, and salt and its influncos 10 the cooking behaviour of somi-sold food. Thro are four omulatons for each kind of four (nce, glutennivos rice, wheat and cassava) that are: (1) water: flour = 25: 3 92) woter four’ sat = 25:3: 0.204; (3) wator Nour: albumon = 25:3: 0.39, and (4) wator : four: Sot: abumen = 25:3: 028:0.3g. Tho fours arv analysed for proximala, partici size distnbution and ‘emylose-amylopectine composition. Pasting behaviour is measured using Rapid Visco Analizer (RVA) to {otemmine poak viscasity, peak lemperature, and peak time golatinisation. Rice, glutinous rice, wheat and ‘cassava fours have diferent gelatnization profils that depond on starches structural origin and amylose and ‘amylopectin composition. Wheat flour has the lowest peak viscosity among four type of flour examined, ‘whether cassava flour has the highest. Sait in starch-water systom dolays peak timo. Egg white protein raises ‘peak viscosity of starches, the addition of salt and egg white protsin simultaneously into the system increases ‘peak viscosity and causes the peak occurs earllar. In food processing, tapioca flour can be used to givo ‘Viscosity at short time cooking but i could not give a sufficient viscosity to the cold products. Rice flour needs <2 Jong time cooking to give a suitable viscosity to the products, however this viscosity can hold well in cold temperature. Keywords: flour, salt, protein, glatnisation, viscosity ABSTRAK ‘Kombinasi berbagai macam tepung dengan garam dan protein putin telur merupakan formulasi dasar yang ‘banyak cjumpai pada makanan tradisional Indonesia. Komposisi amilopektin-amilosa yang berbeda serta ‘adanya interaksi bahan di dalam formula sangat menentukan sifat pemasakan untuk mendapatkan karakteristk tekstur yang diinginkan. Untuk mempelajari interaksi beberapa jenis tepung dengan ait, protein putin telur dan garam serta pengaruhnya terhadap sifat pemasakan makanan semi-solid. Ada empat formuiasi untuk setap jonis tepung (beras, beras kelan, terigu dan tapioka), yakni: (1) alr : tepung = 25: 3 g: (2) air tepung : garam = 25 : 3 : 0,28 g: (3) air: tepung : protein puth telur = 25 : 3 : 0,3 g; dan (4) air, putih telur = 25 : 3': 0,28 : 0,3 9. Tepung-tepungen dianalisis kandungan proksimat, produk @ Dengan persamaan kecepatan reaksi “a= KCACoP @) Dimana nisi a dan 6 belum diketahul Reaksi pertama-tama dijalankan pada konsen- trasi B berlebihan sehingga Cs dapat dianggap konstan. Persamaan kecepatan reaksi dituliskan sebagai berikut : = nek Cet 5) dengan k’ =k. Co? ‘Setelah a ditentukan kemuudian reaksi dijalankan pada konsentrasi A berlebihan sehingga konsentras|_ A dapat dianggap _konstan. Persamaan kecepatan reaksi dapat dituliskan sebagai berkut: THE Ka Jub 2014 Pada kecepatan reaksi: She Key Bence © Masing-masing suku dikenakan logartma natural sehingga diperoleh: ” eink saincr Jka In(-dCw/d!) diplot versus In Cx maka akan diperoleh garis lurus dengan slope a dan intercepnya adalah In k. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan adalah kentang. larutan asam Klorida, Indikator mothylene bive, ‘aquadest, Fehling A’dan Fehling B, dan timbal asetat. Peralatan hidrolisa terdir dari timbangan, corong, pisau tahan karat, sendok tanduk, plat penggiling, klem dan stati, gelas beker, karet enghisap, labu takar, magnetic stier dan theater, orlenmeyer, termometer, gelas ukur, pemanas mantel, pipet tetes, labu leher tiga, pendingin bola, buret, dan pengaduk. Rangkaian alat hidrolisa disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Rangkalan Alat Hidrolisis Kentang dikupas, kemudian dihancurkan sambil ditambah air. Larutan kentang disaring dengan menggunakan saringan kein untuk memisahkan ampas dengan larutan pall. Proses dilanjutkan dengan mengendapkan larutan yang diperoleh sekitar 12 jam. Setelah mengendap, agian yang jemih dibuang. Hasiinya kemudian dikeringkan dengan menggunakan panas sinar matahi P 1 dengan meng Pengarvh Waktu Hidrollsa dan Konsentras! Asam pads Hidroles Pati Kentang Inayet) ‘dengan Katalia Asam (Fine Sarl Utemi, Eve Pemungkas Sad, Dipindai dengan CamScanner IKK, Tahun 2045, Volume 4(1), halaman 67-74 Obed", Andi Hairil Alimuddin', Harlia’ ‘Program Studi Kimia, Fakuttas MIPA, Universitas Tanjungpura ‘J. Prot. Or. H. Hadart Nawawi, Pontianak ‘e-mail: obeddoank@gmail.com ABSTRAK Kult buah durian secara proporsional mengandung unsur selulosa sekitar 50-60 % sehingga memilki potensi sebagai sumber penghasil gula pereduksi jika dihidrolisis. Peneliian ini Giakukan sebagai upaya untuk optimalisasi produksi gula pereduksi pada hidrolisis kulit buah Gurian dengan menggunakan ketalis asam sulfat dan asam maleat. Hidrolsis kul buah durian Gengan asam sual Konsentrasi 0,5-2,5 NV dengan suhu divariasikan 75-95 °C sedangkan hidrotsis kult buah durian dengan asam maleat konsentrasi 0,17-0,85 N dengan variasi suhu yang sama, Hasil analisis gula pereduksi secara kuantitatif menunjukkan kadar optimum guia pereduksi hasi! hidrolisis dengan menggunakan katalis asam sulfat diperoleh pada konsentrasi 4.5 N pada suhu 90°C yaitu 317,68 mg/ml. Sedangkan kadar optimum gula pereduksi hasil hicrolisis menggunekan katalis asam maleet diperoleh pada konsentrasi 0,68 N pada suhu 95 °C yaitu 0,119 mg/ml. Data ini mengindikasikan bahwa gula pereduksi yang dihasilkan dari hidrolsis kult buah durian dengan menggunaken ketalis asam sulfat jauh lebih banyak daripada menggunakan katalis asam maleat. Kata kunci : Kulit buah durian, hidrolisis, gula pereduksi, asam sulfat, asam maleat PENDAHULUAN senyawa tersebut_ akan _mengalami Durian merupakan salah satu anggota -Penguraian menjadi senyawe-senyana family Bombacaceae yang banyak tumbun Yang. lebih sederhana. Proses, hidrolisis di hutan Kalimantan Barat. Selama_ ini ‘selulosa berangsung lambat, akan tatapl feline! ; proses ini dapat dipercepat dengan bantuan ee ee ee dan” bara _Katalisator asam. Hidrosis kult buah durian untuk dibuat berbagai macam panganan, ee eorm meetiaomicalpernes! misalnya lempok, campuran kolak, selai, eikyrcuavanin oe’ hasil yang relat bahan campuran’kue, tempoyak dan lai Pesan eUR SS Che ane eon fain. Sedangkan kulit durian tersebut hanya «dengan hasil konversi sebesar 0.0720 gf dibuang begitu saja sebagai sampah yang —«-(Pewatl etal, 199 menghasikan bau busuk bagi Peneiitian difokuskan don mendatangkan baa Knee optimalsasi hidrotsis uit buah durian serangga, lalat dan nyamuk yang dapat dengan menggunakan dua jenis katalisator menyebabkan timbulaya berbagal senyent. 284M yaitu asam suffat dan asam maleat. Selain itu tumpukan Kult buah durian juga Menurut Indral et af (2012), hidrolisis dapat merusak keindahan kota karena akan selulosa dari ampas sagu dengan menciptakan pemandangan yang. tidak © ™eMagunakan—Katalsasam —_sutfat ‘sedap untuk dipandang mata. memberikan hasil yang lebih baik daripada ‘Menunut Hatta (2007), kuit buah durian ‘Kalas. asam_Klorida. Hidrolsis selulosa untuk satu buah durian secara proporsional dengan katalis asam maleat menghasilkan mengandung selulosa sekitar 50-60 %. jumizh gula pereduksi lebih banyak dari Kandungan selulosa yang cukup tinggi ir katalis sam —_karboksilat_—_ lain memilki potensi sebagai eteaeer| on (Rudiansono ef al, 2013). Parameter yang guia reduksi jka dhhidrolsis. Hidrolisis ‘tiniau_ adalah jenis katalisator_asam, adalah suatu reaksi peruraian antara suaty -‘@peratur—hidrolisis dan konsentrasi senyawa dengan ir (H,0) sehingga ‘Katalisator asam terhadap kadar glukosa 67 Dipindai dengan CamScanner ‘KK, Tahun 2016, Volume 4(1), halaman 67-74 ‘cepat pula reaks! hidroisis oo akan meningkatkan energi_rata-rata_ " _sebingga molekul akan ceca cake anemia stan molekul akan banyak. Jika _ tumbukan molekul mengalami Pengo ‘reaksi_hidrolisis akan semi jumiah yang dihasikan akan lebih aguas Selain itu, konstanta laju reaksi hidrolisis meningkat seiring dengan kenaikkan suhu sehingga produk yang dihasilkan akan lebih banyak. Berdasarkan ISSN 2303-1077 afk pada gambar 3 diketahui_bahwa Fodor cotimun guia _pereduksi diperoleh pada hidrolisis kulit buah durian dengan kalalis H,SO, dengan konsentrasi 1,5 N pada suhu 90°C yaitu 317,68 mg/ml. Tetapi suhu yang terlalu tinggi juga tidak baik digunakan pada proses hidrolisis, karena ula poreduksi yang dihasilkan justru akan menuruf pada suhu yang tinggi. Menurut Taherzadeh dan Niklasson (2003), monosakarida akan mudah terdegradasi pada suhu tinggi menjadi senyawa furfural, hidroksimetil furufural, asam asetat, dan asam formiat yang sekaligus menjadi inhibitor untuk proses hidrolisis lanjutan. Tabel 2. Hasil Penetapan Kader Gula Pereduksi dari Hidrolisis dengan Katalis Asam Maleat dengan Mengunakan Metode Nelson-Somogyi Konsentrasi Suhu (C) (N) 75 80 85 90 ‘95 Kadar O17 0,037 0,040 0,050 0,078 0,087 ce 0134 0,065 0,067 0,073 0,083 0,091 Pereduksi «081 0,086 0074 0,083 0,089 0,093 (mgimly 0.68 0,069 0,073 0,086 0,096 0,119 0.85 0,085 0.089 0.092 0,094 0.110 014) 044 Fo 1 Eos2 S E E 017 a ; | 3 on 3 008 ¥ 008 z | ~~ c —017N € 008 1 20 s 0.08 HR 034N & 004 pene © 004 —-0,51N Zoe e290 z sH068N z aes § a02 085 a § 0 — oc 0s 1 70 80 90 100 Konsentrasi Asam Maleat N) ‘Suhu (°C) * Gambar 2. Grafik Hubungan Antara i Asam Maleat ono Kadar — Gula ereduksi Teres! pada Sunu Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Suhu Hidrolisis Terhadap Kadar _ Pereduksi Pada consentrasi_ Asam Tertentu ‘est Dipindai dengan CamScanner EKUILIBRIUM Vol. 9. No. 1. Halaman : 23-27 PENGARUH VAI (KINETIKA ISSN: 1412-9124 Januari 2010 Is SPADA LIT KETELA POHON Endang Mastutl*, Ow! Ardiana Setyawardhant ‘Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret *Email : endangmastuti@gmail.com Abstract ‘Aftor poolod, cassava bark is usually just thrown away or being used for fodder, Reet bark mainly consists of carbohydrate, and potentialy to convert it to be glucose by ack’ eine objectives of this research are to determina acid concentration, reaction time ‘equipped with thermometer, stimer and heator. ‘higher concentration of the acid gave the high ta sifoct of time and reaction temparature. The highast glucose concentration was resulted on 0.1.N hydrochloric acid concentration, at the boiling point and 60 minutes reaction. The reaction rate constant was 0.0003/minuto. Keywords : cassava bark, hydrolysis, glucose PENDAHULUAN ‘Bahan baku utama dalam industri tapioka adalah ubi kayu / singkong. Limbah padat dari industri tapioka meliputi onggok / ampas dan alt ketela pohon. Selain dari industri tapioka, ult ketela pohon juga banyak terdapat dalam sampah rumah tangga. Secara kimia, limbah padat tersebut terdiri dari karbohidrat dan sejumlah kecil protein, lemak, abu serta air. Kult ketela pohon yang masih banyak mengandung karbohidrat ini dapat digunakan sebagal bahan baku pembuatan sirup glukosa dengan cara hidrotsis. Untuk —mendapatkan —_konversi sebesar-besamya pada proses hidrolisis Kult etela pohon menjadi glukosa, perlu dipetajari kondisiprosesnya. Kult ketela pohon yang dibuang sebagal sampah kira - kira 15% dani berat ketela pohon yang dikupas. Rahmawati dkk (2009) telah melakukan penelitian serupa, yakni hidrolisis pati kulit ketela pohon. Penelitian tersebut dilakukan dengan Bahan baku pati dari kulit ketela pohon. Di samping itu juga tidak dipelajari pengaruh temperatur dan konsentrasi katalis terhadap glukosa yang diperoleh. Sementara itu, Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sirup glukosa dengan cara hidrolisis asam dari tepung kulit ketela pohon, serta mencari pengaruh suhu, waktu dan Konsentrasi terhadap hasil glukosa Tanaman ketela pohon atau Manihot Utiissima Phol, adalah pohon tahunan tropis dan subtropis. Ketela pohon merupakan tanaman berkayu, beruas-ruas dan panjang, ketinggiannya bisa mencapai 3 meter atau lebih. Ketela pohon atau singkong merupakan umbi atau akar pohon yang panjangnya antara 20 - 80 om dan bergaris tengah 5 ~ 10 cm tergantung jenis ketela pohon yang ditanam. Komponen utama ketela_pohon atau ketela_pohon adalah karbohidrat (34%), air (62.5%) dan sisanya terdiri dari protein, lemak dan abu. Menurut Grace (1977), persentase kulit ketela pohon yang dihasilkan antara 8 — 15% dari berat ketela pohon yang dikupas, dengan kandungan karbohidrat sekitar 60% dari kandungan karbohidrat bagian umbinya. Pati dapat diperoleh dari berbagal jenis tumbuhan seperti umbi-umbian, padi, jagung, buah pisang dan lairvlain.| Pati adalah arbohidrat yang berbentuk polisakarida berupa polimer anhidro monosakarida dengan rumus umum (CeHiqOs)n. Komponen utama penyusun pati adalah amilosa dan amilopektin. Amilosa fersusun atas satuan glukosa yang saling berkaitan dengan ikatan 1-4 glukosa, sedangkan amilopektin merupakan polisakarida yang tersusun dari 1-4 glukosida dan mempunyai rantai cabang 1-6 — glukosida (Kirk and ‘Othmer,1978). _Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik sebagal kandungan gula sedethana, hexosa, pentosa maupun yang mempunyai berat molekul tinggi seperti pati, pektin, selulosa dan pentosan. Dalam proses hidrolisis. _rantai polisakarida tersebut_dipecah_—_ menjadi monosakarida-monosakarida _(Kirk-Othmer, 1983). Hidrolisis adalah pemecahan suatu ‘senyawa menggunakan air. Hidrolisis dengan larutan asam biasanya menggunakan larutan 23 Dipindai dengan CamScanner asam encer, dimana kecepatan reaksinya __ ‘sebanding dengan konsentrasi asam (Groggins, 1958). Reaksi hidrolsis pati dituiskan sebagal berikut : (CeHicOs)n + nH;O —> nCcHi20s ‘Tetapi reaksi antara air dan pati jalannya sangat lambat sehingga ciperlukan bantuan ktalisator intuk memperbesar keaktifan air. isator 7 3sam_klorida, biasa digunakan adalah Ten nivat dan asam_sulfat. Bila hiro dilakukan dengan bantuan katalisator asam, - hasil reaksi harus dinetralkan dulu dengan basa - untuk menghilangkan sifat_asamnya. Dalam- industh umumnya digunakan asam Klorida ‘sebagai Katalisator, Pemilihan ini didasarkan ‘bahwa garam yang terbentuk setelah penetralan has! merupakan garam yang tidak berbahaya, yaitu garam dapur. Faktorfaktor yang berpengaruh pada hidrolisis pati antara Iain : suhu reaksi, waktu reaksi, pencampuran pereaksi, konsentrasi ‘asam dan kadar suspensi pati. Dari kinetika reaksi kimia, semakin tinggt suhu reaksi makin. cepat pula jalannya reaksi, seperti yang ciberikan oleh persamaan Arhenius. Tetapl jika berlangsung pada suhu yang terlalu tinggi onversi akan menurun. Hal ini disebabkan adanya glukosa yang pecah menjadi arang (wama larutan hasil semakin tua). Semakin lama waktu hidrolisis, konversi yang dicapai semakin besar sampai pada batas waktu terfentu akan 0,05 menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata pada produk tepung beras merah yang dihasilkan. c. Tekstur Pada penelitian ini menunjukkan kenampakan fisik yang tertinggi pada perlakuan lama pengeringan 4 jam berkisar antara 3,70 untuk varietas Mandel Handayani 3,65 untuk varietas Segreng Handayani yaitu mendekati kering-curah. Hasil uji friedman_p-0,975>0,05 menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata pada produk tepung beras merah yang dihasilkan. irolisis adalah proses pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana dengan bantuan air. Proses hidrolisis pati dengan asam ditemukan pertama kali oleh Kirchoff pada tahun 1812, namun produksi secara komersial baru terlaksana pada tahun 1850. Pada proses hidrolisis sejumlah pati diasamkan sekitar pH 2 dipanasi memakai uap di dalam suatu tangki bertckanan yang disebut konverter sampai suhu 120-140 C. Derajat konversi yang diperoleh bergantung pada konsentrasi asam, waktu konversi, suhu dan tekanan selama reaksi. Karena hasil hidrolisis onggok berupa gula pereduksi, maka pengukuran kandungan ula pereduksi tersebut dapat dijadikan lat pengontrol kualitas, Pada hidrolisis yang sempurma, dimana pati sclurubnya dikonversikan menjadi dekstrosa. Desktrosa Ekuivalen (DE) dari larutan tersebut diberi indeks 100, dan pati yang sama sekali belum tethidrolisis memiliki DE 0 (Winamo , 1995) pati dengan air, air akan menyerang pati pada ikatanl-4a glukosida menjadi rantai yang lebih pendek louhy and Kott, 1948), Hasilnya berupa dekstrin, sirup atau glukosa, tergantung pada derajat pemecahan rantai polisakharida dalam pati. Jka perbandingan suspensi dan waktu tepat, dekstrin yang terbentuk akan terhidrolisis menjadi glukosa, n Pee 17 Dipindai dengan CamScanner y it ). “atau bakteri, sering juga Hidrolisis tepung untuk mendapatkan sirup atau gula cair dibuat pada kondisi operasi 140-150°C dan waktu reaksi sekitar 20 ~ 25 menit. Reaksi hidrolisis dengan suhu tinggi biasanya dilakukan pada tekanan lebih besar dari satu atmosfer supaya bahan tetap pada fase cair (Agra dkk.,1973). . secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa dan glikogen merupakan polimer glukosa (Kirk and at Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan a-glikosidin. Berbagai macam pati tidak ‘ame sifsinya, terganting dari panjang rantai C-nya, sent lurus atau bercabang rantai ‘molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksiterlarut 18 Dipindai dengan CamScanner

You might also like