You are on page 1of 29
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA. NOMOR 359/PER-DJPB/2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN UNTUK AKSES PEMBIAYAAN MELALUI SERTIPIKASI HAK ATAS TANAH Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, ray bahwa untuk mendorong peningkatan investasi dan pengembangan usaha pembudidayaan ikan, perlu dilakukan sinergi dengan instansi dan lembaga lain agar terwujud kepastian berusaha _khususnya kemudahan dalam mengakses perbankan dan sumber pembiayaan lainnya; bahwa dalam rangka penyediaan agunan yang dapat diterima oleh perbankan dan sumber pembiayaan lainnya seperti sertipikat hak atas tanah, perlu dilakukan penyiapan sertipikat hak atas tanah melalui pelaksanaan kegiatan pra-sertipikasi hak atas tanah pembudidaya ikan; bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Petunjuk Teknis Pemberdayaan Usaha Pembudidayaan Ikan untuk Akses Pembiayaan melalui Sertipikasi Hak Atas Tanah; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5); Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1521); 7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7/PERMEN-KP/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indobesia Tahun 2018 Nomor 317); 8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 ‘Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap; MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL — PERIKANAN BUDIDAYA ‘TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN UNTUK AKSES PEMBIAYAAN MELALUI SERTIPIKASI HAK ATAS TANAH. Pasal 1 Petunjuk ‘Teknis Pemberdayaan Usaha Pembudidayaan Ikan untuk Akses Pembiayaan melalui Sertipikasi Hak Atas Tanah dipergunakan sebagai acuan dalam rangka melaksanakan kegiatan pemberdayaan usaha pembudidayaan ikan untuk akses pembiayaan melalui sertipikasi hak atas tanah. Pasal 2 Petunjuk Teknis Pemberdayaan Usaha Pembudidayaan Ikan untuk Akses Pembiayaan melalui Sertipikasi Hak Atas Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran I dan II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini Pasal 3 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Desember 2018 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Ted. SLAMET SOEBJAKTO Salinan sesuai dengan aslinya Kepala B uum, Kerja Sama, dan Humas LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 359/PER-DJPB/2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS, PEMBERDAYAAN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN UNTUK AKSES PEMBIAYAAN MELALUI SERTIPIKASI HAK ATAS TANAH, BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perikanan budidaya sebagai salah satu andalan sektor kelautan dan perikanan, semakin dituntut keberadaannya dalam mendukung sektor kelautan dan perikanan termasuk penyerapan tenaga kerja dan peningkatan devisa negara, yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya Pembudi Daya Ikan yang menjadi subjek dari kegiatan usaha pembudidayaan ikan. Sejalan dengan hal tersebut, pembangunan kelautan dan perikanan kedepan diarahkan untuk memenuhi tiga pilar yang saling terintegrasi, yakni kedaulatan (sovereignty), keberlanjutan (sustainability), dan kemakmuran (prosperity). Pada pelaksanaannya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya berupaya mengakselerasi peningkatan kesejahteraan Pembudi Daya Ikan melalui peningkatan produktivitas dan kemampuan usaha serta membuka ruang seluas-luasnya untuk akses ke sumber pembiayaan. Upaya tersebut dilakukan dalam serangkaian kegiatan yang dilaksanakan unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Berdasarkan Nota Kesepahaman antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan tentang Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan dan Pembudi Daya Ikan, Nomor: 37/SKB/XI/2017; 593/9395/SJ; 14/KB/M.KUKM/XI/2017; 07/MoU/HK.220/M/12/2017; 16/MEN-KP/KB/XII/2017 tanggal 27 November 2017, merupakan Jandasan hukum _ program penyelenggaraan kerja sama terkait pemberdayaan hak atas tanah masyarakat yang selanjutnya diimplementasikan dalam Perjanjian Kerja Sama antara Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan- Kementerian ATR/BPN dengan Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah-Kemendagri, Deputi Bidang Pembiayaan-Kementerian KUKM, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian-Kementan, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap-KKP dan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya-KKP Tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan dan Pembudi Daya Ikan, Nomor: 29/SKB-400/1V/2018; 500/1738/Banda/2018;01/PKS/Dep.2/IV/2018;03/MoU/ot.160/B/0 4/2018;01/PKS/DJPT-KKP/IV/2018;01 /DJPB-KKP/PKS/IV/2018 tanggal 5 April 2018 Pemberdayaan hak atas tanah masyarakat bagi Pembudi Daya Tkan adalah kegiatan yang dilakukan lintas sektoral secara terintegrasi dan berkesinambungan dalam rangka penyediaan subjek dan objek (pra sertipikasi), sertipikasi, dan pengaksesan aset ke sumber-sumber ekonomi, produksi dan pasar (pasca sertipikasi). Penyiapan sertipikasi hak atas tanah Pembudi Daya Ikan atau pra sehatkan dilakukan melalui koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan selanjutnya diusulkan kepada BPN untuk mengikuti kegiatan Sertipikasi. Manfaat yang diharapkan dari kegiatan Pra Sehatkan adalah untuk menyiapkan Jahan Pembudi Daya Ikan yang memenuhi persyaratan sesuai kriteria agar dapat diproses penerbitan Sertipikat Hak Atas Tanahnya, untuk mendapatkan legalitas hak atas tanah yang dimiliki dan selanjutnya dapat digunakan sebagai agunan kredit pada perbankan dan sumber pembiayaan lainnya untuk kegiatan usaha pembudidayaan ikan. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Petunjuk teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan untuk menyiapkan Pembudi Daya Ikan sebagai subjek dan lahan Pembudi Daya Ikan sebagai objek calon peserta kegiatan Pra Sehatkan dan pemantauan Pasca Sehatkan. 2. Tujuan Petunjuk teknis ini disusun dengan tujuan untuk kelancaran operasional pelaksanaan kegiatan Pra Sehatkan dan Pasca Sehatkan. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi: 1 eS kelompok kerja; kriteria, hak, dan kewajiban; mekanisme pelaksanaan; dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. D. Pengertian Dalam petunjuk teknis ini, yang dimaksud dengan: 1 Pembudi Daya Ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau mengawetkannya. Sertipikasi Hak Atas Tanah Pembudi Daya Ikan yang selanjutnya disebut Sehatkan adalah kegiatan yang terdiri atas tahapan Pra Sehatkan, Proses Sehatkan, dan Pasca Schatkan. Pra Sertipikasi Hak Atas Tanah Pembudi Daya Ikan yang sclanjutnya disebut Pra Sehatkan adalah tahapan kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan di Provinsi dan Kabupaten/Kota mulai dari sosialisasi, inventarisasi, seleksi, identifikasi, verifikasi, penyusunan daftar nominatif, penyiapan dokumen, hingga penyampaian usulan daftar nominatif ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) Proses Sertipikasi Hak Atas Tanah Pembudi Daya Ikan yang selanjutnya disebut Proses Sehatkan adalah tahapan yang terdiri atas rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam rangka penerbitan Sertipikat Hak Atas Tanah. Pasca Sertipikasi Hak Atas Tanah Pembudi Daya Ikan yang selanjutnya disebut Pasca Sehatkan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), BPN, dan Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota berupa pendampingan, pembinaan, dan fasilitasi kepada penerima Sertipikat Hak Atas 10. 1L 12. 13. Tanah untuk memanfaatkan legalitas atas aset yang dimiliki dalam rangka mengakses perbankan, sumber pembiayaan, dan mitra usaha lainnya. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah _ kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua objek pendattaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya. Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian tanda bukti haknya bagi bidang- bidang tanah yang sudah ada haknya, dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. Tanah Negara adalah tanah yang tidak dilekati dengan sesuatu Hak atas Tanah, bukan merupakan tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat, bukan tanah wakaf, bukan tanah komunal dan/atau bukan Barang Milik Negara/Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah/Desa. Tanah Pembudidayaan Ikan adalah semua bidang tanah yang digunakan untuk usaha pembudidayaan ikan, Tanah Non-Pembudidayaan Ikan adalah bidang tanah milik pembudi daya ikan untuk permukiman, lahan penjemuran hasil pembudidayaan ikan, gudang tempat penyimpanan _ hasil pembudidayaan ikan, dan lahan tempat penyimpanan sarana produksi pembudidayaan ikan. Bidang Tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang yang terbatas. Hak Atas Tanah adalah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. 14. 15. 16. 7a 18, 19, 20. ome 22. 23. 24. Alas Hak adalah alat bukti dasar sescorang membuktikan hubungan hukum antara dirinya dengan hak yang melekat atas tanah. Sertipikat Hak Atas Tanah adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf ¢ Undang- Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang selanjutnya disingkat BPHTB adalah pajak atas perolchan hak atas tanah dan/atau bangunan. Biaya Patok adalah uang yang dikeluarkan oleh pemohon untuk mengadakan dan melakukan pemasangan patok pada batas bidang yang dimohon. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang selanjutnya disebut Direktorat Jenderal adalah salah satu Direktorat Jenderal di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program pembangunan perikanan budidaya. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya yang selanjutnya disebut Direktur Jenderal adalah pejabat pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program pembangunan perikanan budidaya. Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya adalah salah satu Direktorat di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan usaha pembudidayaan ikan untuk akses pembiayaan melalui Sertipikasi Hak Atas Tanah Dinas Provinsi adalah satuan kerja perangkat dacrah di Provinsi yang membidangi urusan kelautan dan perikanan, Kepala Dinas Provinsi adalah kepala satuan kerja di provinsi yang membidangi urusan kelautan dan perikanan. Dinas Kabupaten/Kota adalah satuan kerja daerah_ di Kabupaten/Kota yang membidangi urusan kelautan dan perikanan. Kepala Dinas Kabupaten/Kota adalah kepala satuan kerja di kabupaten/kota yang membidangi urusan kelautan dan perikanan. 25.Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disebut KKP merupakan unsur pelaksana Pemerintah dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. 26. Kelompok Kerja Pusat yang selanjutnya disebut Pokja Pusat adalah kelompok kerja lintas sektor tingkat pusat dan tim pelaksana kegiatan pemberdayaan usaha pembudidayaan ikan untuk akses pembiayaan melalui Sertipikasi Hak Atas Tanah di pusat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal untuk mengkoordinasikan seluruh rangkaian pelaksanaan kegiatan 27.Kelompok Kerja Provinsi yang sclanjutnya disebut Pokja Provinsi adalah kelompok kerja yang melakukan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pra Sertipikasi, Sertipikasi dan Pasca Sertipikasi Hak Atas Tanah Lintas Sektor tingkat Provinsi. 28. Kelompok Kerja Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Pokja Kabupaten/Kota adalah kelompok kerja yang melakukan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pra Sertipikasi, Sertipikasi dan Pasca Sertipikasi Hak Atas Tanah Lintas Sektor tinglcat Kabupaten/Kota; 29, Subjek adalah pembudi daya ikan dan/atau suami atau istri pembudidaya ikan yang telah mengusahakan bidang tanahnya tetapi belum mempunyai hak atas tanah; 30, Objek adalah semua bidang tanah pembudidayaan ikan dan tanah non-pembudidayaan ikan yang belum memiliki sertipikat hak atas tanah. . Pembiayaan Pembiayaan untuk kegiatan Pra Sehatkan dan Pasca Sehatkan meliputi: 1. Pusat Persiapan, sosialisasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan operasional Pokja Pusat dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya. 2. Provinsi Pembiayaan dibebankan pada masing-masing Dinas Provinsi untuk kegiatan sosialisasi, verifikasi, pemantauan, evaluasi, pendampingan, pembinaan, fasilitasi, dan pelaporan. Kabupaten/Kota Pembiayaan dibebankan pada — masing-masing —_—Dinas Kabupaten/Kota untuk kegiatan _sosialisasi, _identifikasi, inventarisasi, seleksi, verifikasi, penyiapan alas hak dan daftar nominatif beserta surat pernyataan ke: nggupan, pemantauan, evaluasi, pendampingan, pembinaan, fasilitasi, dan pelaporan. BAB II KELOMPOK KERJA Dalam rangka mengoptimalkan penyiapan calon peserta Pra Sehatkan, Sehatkan, serta pemantauan Pasca Sehatkan, maka dibentuk Pokja Pusat, Pokja Provinsi, dan Pokja Kabupaten/ Kota. A. Pokja Pusat Pokja Pusat ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya dengan susunan keanggotaan terdiri dari unsur Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Direktorat_ Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, Deputi Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam dan Deputi_ Menteri PPN/Kepala Bappenas _Bidang Pengembangan Regional Pokja Pusat mempunyai tugas: 1. menyusun dan merumuskan kebijakan dan menjabarkan ke dalam program pemberdayaan masyarakat Pra Sehatkan dan Pasca Sehatkan; 2. melaksanakan koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait di tingkat Pusat, Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota dalam mewujudkan implementasi program pemberdayaan masyarakat agar berdayaguna dan berhasil guna; 3. melakukan sosialisasi, konsultasi, surpervisi, dan pengendalian program; 4, melaksanakan koordinasi dengan perangkat daerah yang membidangi perikanan budidaya untuk menyiapkan daftar calon peserta dan calon lokasi (sesuai dengan lokasi yang telah disepakati bersama dengan Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota) dengan melakukan identifikasi, inventarisasi, dan verifikasi; 5. menyampaikan usulan calon lokasi, daftar calon peserta, dan jumlah bidang tanah kegiatan sertipikasi hak atas tanah yang diperoleh dari perangkat daerah provinsi, kabupaten/kota seluruh Indonesia berdasarkan hasil identifikasi, inventarisasi, dan verifikasi (sesuai dengan lokasi yang telah disepakati bersama antara perangkat daerah provinsi, kabupaten/kota dengan Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota), kepada Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN paling lambat bulan Mei setiap tahunnya, untuk ditetapkan dalam kegiatan Sehatkan tahun anggaran berikutnya; dan 6. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas Pokja Provinsi dan Pokja Kabupaten/Kota. B. Pokja Provinsi 1. Susunan keanggotaan Pokja Provinsi, sebagai berikut: Ketua : Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional di masing-masing provinsi Wakil : Kepala Dinas/Pejabat yang membidangi pertanian, Ketua kelautan dan perikanan, dan/atau koperasi dan UKM yang ditunjuk oleh Sekretaris Daerah di masing-masing provinsi Sekretaris : Kepala Bidang Hubungan Hukum Pertanahan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional di masing-masing provinsi Anggota.: a. Kepala Dinas yang membidangi koperasi, usaha kecil dan menengah; b. Kepala Dinas yang membidangi pertanian {subsektor tanaman pangan, _hortikultura, perkebunan, dan peternakan); c. Kepala Dinas yang membidangi kelautan dan perikanan; d. Asisten Sekretariat Daerah yang membidangi pemberdayaan masyarakat; dan e. Kepala Kantor Perwakilan Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank. 2. Pokja Provinsi mempunyai tugas sebagi berikut: a. melakukan koordinasi pelaksanaan program Pra Sehatkan dan Pasca Sehatkan di lingkup provinsi; b. memantau, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaaan kegiatan program pada Pokja Kabupaten/Kota; c. melakukan bimbingan/konsultasi teknis terhadap Pokja Kabupaten/Kota; d. menginventarisasi. © dan —_—smemfasilitasi_—_penyelesaian permasalahan program di Kabupaten/Kota; dan e. menghimpun, menyusun dan menyampaikan — laporan pelaksanaan program kepada Pokja Pusat. C. Pokja Kabupaten/kota 1. Susunan keanggotaan Pokja Kabupaten/Kota, sebagai berilut: Ketua : Kepala Kantor Pertanahan — masing-masing Kabupaten/Kota Wakil : Kepala Dinas/Pejabat yang membidangi pertanian, Ketua kelautan dan perikanan, dan/atau koperasi dan UKM yang ditunjuk oleh Sekretaris Daerah Sekretaris : Kepala Seksi Hubungan Hukum Pertanahan, Kantor Pertanahan masing-masing Kabupaten/Kota Anggota a. Kepala Dinas yang membidangi koperasi, usaha kecil dan menengah; b. Kepala Dinas yang membidangi prasarana dan sarana pertanian c. Kepala Dinas yang membidangi_ pertanian tanaman pangan, dan hortikultura; d. Kepala Dinas yang membidangi perkebunan; ec. Kepala Dinas yang membidangi peternakan; f. Kepala Dinas yang membidangi kelautan dan perikanan; g. Kepala Dinas yang membidangi pendapatan daerah; h. Kepala Dinas yang membidangi perindustrian dan perdagangan; dan i, Kepala Kantor Perwakilan Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank. 2. Pokja Kabupaten/Kota mempunyai tugas sebagai berikut: a, melakukan koordinasi pelaksanaan Pra Schatkan dan Pasca Schatkan pelaksanaan program di lingkup Kabupaten/Kota; b. melakukan seleksi atas calon peserta program _ hasil identifikasi, inventarisasi, dan verifikasi subjek dan objek pada calon lokasi (sesuai dengan lokasi yang telah disepakati bersama antara Dinas Kabupaten/Kota dengan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota) oleh dinas/instansi terkait dan menyampaikan daftar nominatif hasil seleksi calon peserta dan alas hak kepada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota paling lambat bulan Januari tahun anggaran berjalan (TO) dengan tembusan kepada Kementerian terkait dan Kepala Kantor h Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi; melakukan sosialisasi kegiatan Pra Sehatkan dan Pasca Sehatkan kepada Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, petani, nelayan, dan Pembudi Daya ikan; menyediakan data inventarisasi potensi berupa lokasi, potensi dan jenis kegiatan Pra Schatkan dan Pasca Sehatkan; memfasilitasi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk berperan membuka akses ke sumber-sumber ekonomi (modal), usaha, produksi dan pasar sesuai dengan wewenang dan tupoksinya; menyusun pedoman umum tentang kebijakan program pemberdayaan masyarakat Pasca Sehatkan; menghimpun, menyusun dan menyampaikan — laporan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat kepada Pokja Provinsi; dan melakukan monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Pra Sehatkan dan Pasca Sehatkan. BAB Il KRITERIA, HAK, DAN KEWAJIBAN Calon peserta Pra Schatkan harus memenuhi kriteria, hak, dan kewajiban sebagai berikut: A. Kriteria Subjek: 1. 10. Warga Negara Republik Indonesia yang memiliki pekerjaan sebagai Pembudi Daya Ikan dan/atau suami atau istri Pembudi Daya Ikan serta direkomendasikan oleh Dinas Kabupaten/Kota; memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) sesuai dengan domisili tetap, dan/atau surat keterangan domisili dari Kepala Desa atau Lurah setempat; memiliki dan menunjukkan surat bukti penguasaan fisik bidang tanah/bukti asli alas hak atas tanah dan menyerahkan fotokopinya; bersedia menunjukkan batas-batas bidang tanah yang akan disertifikasi; memiliki bukti pembayaran SPPT/PBB tahun berjalan yang sudah lunas; bersedia melengkapi dokumen riwayat tanah di atas kertas bermeterai cukup yang diketahui oleh Kepala Desa/Lurah; subjek dan objek berada dalam kecamatan yang sama atau berbatasan; bersedia membayar Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), biaya patok serta menyiapkan meterai cukup sesuai kebutuhan; setiap subjek bersedia untuk menandatangani surat pernyataan kesanggupan; dan .setiap subjek bersedia untuk mendapatkan pendampingan dan bimbingan dari Pokja Kabupaten/Kota, Pokja Provinsi, dan Pokja Pusat. B. Kriteria Objek a tanah Pembudi Daya Ikan berupa lahan Pembudidayaan Ikan dan non Pembudidayaan Ikan yang belum bersertipikat, tidak dalam sengketa dan tidak termasuk dalam kawasan hutan; tanah berada dalam satu wilayah Desa/Kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu dan merupakan hasil koordinasi dengan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota agar sesuai dengan lokasi kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL); 3. penggunaan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah; dan 4, bukan tanah warisan yang belum dibagi. C. Alas Hak 1. tanah milik adat: a. tanah milik adat berupa girik, pipil, petuk, verponding Indonesia (VI) atau sebutan lain yang berlaku di dacrah setempat atas nama calon peserta, yang dilengkapi riwayat perolehan tanahnya; dan b. surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah 2. Tanah Negara: surat atau dokumen yang menunjuk bukti penguasaan fisik; surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah; dan c. dalam hal tanah garapan yang dimanfaatkan oleh pihak lain atas dasar sewa/perjanjian lain harus dibuktikan dengan surat perjanjian sewa/ perjanjian lainnya D. Hak Subjek Setiap subjek yang memenuhi kriteria dan menjadi an kegiatan Pra Sehatkan setelah melalui serangkaian proses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, berhak _memperoleh Sertipikat Hak Atas Tanah sebagai tanda bukti hak serta difasilitasi untuk akses pembiayaan usaha sesuai program pemerintah. E. Kewajiban Subjek Setiap subjek yang menjadi sasaran kegiatan Pra Schatkan berkewajiban untuk: 1. menyiapkan dokumen alas hak berupa data fisik dan data yuridis {termasuk fotokopi dokumen dan meterai); 2. membayar biaya patok, BPHTB, dan SPPT/PBB; 3. _menunjukkan batas bidang tanah yang dimohon; dan 4. tidak memindahtangankan atau mengalihfungsikan objek bidang tanah yang telah mendapatkan sertipikat minimal selama 5 (lima) tahun BAB IV MEKANISME PELAKSANAAN Pelaksanaan penyiapan calon peserta Pra Sehatkan mengikuti tahapan sebagai berikut: A. Sosialisasi Sosialisasi kegiatan Pra Schatkan dilaksanakan sebagai berikut: 1. Pokja Pusat melaksanakan sosial Pokja Kabupaten/Kota; i kepada Pokja Provinsi dan 2. Pokja Provinsi bersama Pokja Kabupaten/Kota melaksanakan sosialisasi kepada aparat desa/kelurahan setempat, calon peserta Pra Sehatkan, dan pihak terkait lainnya. Materi sosialisasi meliputi: 1. maksud dan tujuan; 2. kelompok kerja pemberdayaan usaha pembudidayaan ikan untuk akses pembiayaan melalui sertipikasi hak atas tanah; 3. tahapan kegiatan dan prosedur penyiapan calon peserta Pra Sehatkan; kriteria, hak, dan kewajiban calon peserta Pra Sehatkan; penyiapan dokumen alas hak atas tanah; pembiayaan Pra Sehatkan; hal lain terkait dengan Pra Sehatkan; dan erage Sehatkan dan Pasca Sehatkan. B. Identifikasi dan Inventarisasi Identifikasi dan inventarisasi calon peserta Pra Schatkan terkoordinasi oleh Pokja Provinsi dan dilaksanakan oleh Pokja Kabupaten/Kota. Proses identifikasi dan inventarisasi calon peserta Pra Schatkan dimulai dengan pengajuan Surat Permohonan oleh subjek dengan menggunakan Formulir-1, yang dilengkapi data objek dengan menggunakan Formulir-2 dan Surat Pernyataan Kesanggupan. Kegiatan ini dalam rangka menghimpun usulan dan mengelompokkan ke dalam kriterianya (menurut lokasi atau kelengkapan dokumen). C. Seleksi dan Verifikasi Seleksi dan verifikasi calon peserta Pra Schatkan terkoordinasi oleh Pokja Provinsi dan dilaksanakan oleh Pokja Kabupaten/Kota. Proses seleksi dan verifikasi calon peserta Pra Sehatkan merupakan kelanjutan dari proses identifikasi dan inventarisasi. Proses seleksi terhadap semua usulan calon peserta Pra Sehatkan dilakukan untuk mendapatkan calon peserta Pra Sehatkan yang memenuhi kriteria yang disyaratkan, Berdasarkan hasil seleksi tersebut, selanjutnya dilakukan proses verifikasi terhadap calon peserta Pra Schatkan (subjek dan objck) untuk memeriksa kesesuaian data fisik dan data yuridis, termasuk kelengkapan administrasi yang dimiliki oleh calon peserta Pra Sehatkan. . Penyampaian Usulan Alokasi Peserta Sehatkan Kepala Dinas Kabupaten/Kota menyampaikan usulan calon lokasi, daftar calon peserta, dan jumlah bidang tanah kegiatan sertipikasi hak atas tanah yang diperoleh berdasarkan hasil identifikasi, inventarisasi, dan verifikasi (sesuai dengan lokasi yang telah disepakati bersama antara Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota dengan Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota) kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, paling lambat bulan April setiap tahunnya. . Penyusunan Daftar Nominatif Pelaksanaan penyiapan calon peserta Pra Sehatkan di masing-masing Kabupaten/Kota mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1. jumlah calon peserta Pra Sehatkan di masing-masing Kabupaten/Kota sesuai dengan jumlah kuota yang telah dialokasikan, ditambahkan 10% (sepuluh persen) sebagai cadangan; 2. jika terdapat calon peserta Pra Sehatkan yang berkas permohonannya tidak dapat diproses, maka penggantinya diambil dari cadangan calon peserta Pra Sehatkan sesuai urutannya Hasil penyiapan daftar nominatif calon peserta Pra Schatkan oleh Pokja Kabupaten/Kota dituangkan dalam matriks daftar nominatif calon peserta Pra Schatkan (menggunakan Formulir-1, Formulir-2, dan Formulir-3 yang memuat data subjek dan objek) serta dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan. Penyampaian Daftar Nominatif Matriks daftar nominatif yang tersedia (Formulir-3) _ beserta persyaratan lain sesuai peraturan yang berlaku tentang pendaftaran tanah sistematis lengkap, disampaikan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi serta Direktur Jenderal Perikanan Budidaya. Keterangan alur proses: 4, Penyampaian dokumen (usulan dan pelaporan) dari Pokja Kab/Kota kopada Pokja Provinsi 5. Penyampaian rekap dokumen (usulan dan pelaporan) dari Pokja Provinsi kepada Pokja Pusat Penyampaian far Nominatit| 21 14 eee 4.Penyusunan Daftar Nominatif ® 3. Penyiapan Data 2, Soleks dan Verfkasi t 1. Identitikas dan Gambar 1. Mekanisme Pelaksanaan Pra Sehatkan A. BABV PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN Pemantauan Pemantauan dilaksanakan oleh Pokja Pusat, Pokja Provinsi, dan Pokja Kabupaten/Kota terhadap: 1. perencanaan dan penyiapan subjek dan objek calon peserta Pra Sehatkan; 2. pelaksanaan sosialisasi, identifikasi, inventarisasi, seleksi, dan verifikasi calon peserta Pra Sehatkan; 3. penyusunan daftar nominatif calon peserta Pra Sehatkan (formulir- 1, formulir-2, formulir-3 dan formulir-4) beserta surat pernyataan kesanggupan; 4. penyampaian daftar nominatif beserta surat __pernyataan kesanggupan calon peserta Pra Schatkan; 5. pelaksanaan pendampingan, pembinaan, dan fasilitasi kegiatan Pra Sehatkan dan Sehatkan; dan 6. pelaksanaan pendampingan, pembinaan, dan fasilitasi program pemberdayaan masyarakat pembudi daya ikan Pasca Sehatkan. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan oleh Pokja Pusat, Pokja Provin: i, dan Pokja Kabupaten/kota terhadap hasil pemantauan kegiatan Pra Sehatkan, Sehatkan, dan Pasca Sehatkan di masing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pelaporan, Penyusunan dan penyampaian laporan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan Pra Sehatkan, Sehatkan, dan Pasca Schatkan dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, sebagaimana tercantum pada Gambar 2 Hasil pelaksanaan kegiatan yang dilaporkan meliputi 1. hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan Pra Sehatkan, Sehatkan, dan Pasca Sehatkan; 2. kendala dan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan Pra Sehatkan, Sehatkan, dan Pasca Sehatkan; 3. rekomendasi perencanaan dan teknis guna efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan Pra Sehatkan, Sehatkan, dan Pasca Sehatkan. Direktorat Jenderal Perikanan = om | olen. Hubungan Hukum sai oc}. enemian eeviertoen | ‘ATR/BPN, | | [L | | | | Dinas Kelautan Dan Perianan | | Kantor wilayah Kementerian | | Provins | mer] ATR/BPN wilaya | Kelompok Kerja Provinsi { SS Dinas Kelautan Dan Perikanan |= mm | Kab/kota Kelompok Kerja Kabupaten/Kota | | Koordinasi :Tembusan laporan Penyampaian laporan Gambar 2. Tahapan Penyampaian Laporan Matriks laporan disampaikan kepada Pokja Pusat dengan alamat: Direktur Jenderal Perikanan Budidaya u.p. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya Gedung Mina Bahari IV, Lantai 6, Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Jakarta Pusat, 10110 Telp:(021) 3519070 ext 4638 / Fax: (021) 3524649 Email ; prasehatkan@gmail.com BAB VI PENUTUP Keberhasilan kegiatan Pra Schatkan merupakan hasil kerja sama antar semua pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, diperlukan sinergi aktif dan koordinasi optimal pada setiap tahap kegiatan. Daftar nominatif yang dihasilkan dari kegiatan Pra Schatkan diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan Proses Sertipikasi. Dengan demikian diharapkan Sertipikat sebagai bukti hak atas tanah yang dimiliki Pembudi Daya Ikan dapat dimanfaatkan untuk kelengkapan data dukung akses terhadap pembiayaan Pasca Sehatkan. DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, Ted. SLAMET SOEBJAKTO Salinan sesuai dengan aslinya Kepala cum, Kerja Sama, dan Humas LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 359/PER-DJPB/2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN UNTUK AKSES PEMBIAYAAN MELALUI SERTIPIKASI HAK, ATAS TANAH, Formulir-1 SURAT PERMOHONAN Calon Peserta Pra Sehatkan (diisi dan ditandatangani oleh pemohon) , tgl-bin-thn Kepada Yth. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya w.p. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten /Kota .. Yang bertanda tangan di bawah ini: 1, Nama 2. Alamat RT...../RW ....., Dusun Desa/Kelurahan. Kecamatan......... Kabupaten / Kota. Provinsi ..... 3. Nomor NIK 4. Pekerjaan mengajukan permohonan untuk mengikuti kegiatan Pra Sehatkan dan bersedia memenuhi ketentuan sebagai berilut: 1. Memberikan keterangan tertulis di atas kertas bermeterai tentang riwayat perolehan tanah dari Desa/Kelurahan; 2. Menandatangeni Surat Pernyataan Kesanggupan di atas kertas bermeterai yang diketahui oleh Ketua Kelompok Kerja Kabupaten/Kota; 3. Menunjukkan batas bidang tanah yang dimohon untuk diusulkan sebagai calon objek dalam kegiatan Pra Schatkan; 4, Membayar Bea Perolchan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta biaya lainnya sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: .../PER-DJPB/2018 _ tanggal tentang Petunjuk Teknis Pemberdayaan Usaha Pembudidayaan Ikan untuk Akses Pembiayaan Melalui Sertipikasi Hak Atas Tanah untuk melengkapi surat permohonan ini, kami sampaikan data identifikasi objck (Formulir-2) dan fotokopi bukti kepemilikan/penguasaan tanah sebagaimana terlampir. Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh rasa tanggung jawab. Pemohon, Catatan: 1, Nomor surat permohonan diisi olch petugas sesuai urutan pendaftaran; 2. Surat permohonan harus dilampiri fotokopi KTP dan Kartu Keluarga; 3. *) NIK: Nomor Induk Kependudukan (terdapat pada KTP). SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN Pada hari ini, ... tangan di bawah ini: tanggal bulan ....... tahun......., saya yang bertanda Nama Alamat Nomor KTP Pekerjaan dengan ini menyatakan bahwa: 1, Saya tidak akan memindahtangankan kepada orang lain atau mengalihfungsikan bidang tanah milik saya dalam waktu minimal 5 (lima) tahun setelah terbitnya sertifikat at: kegiatan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan (Sehatkan): tanah tersebut yang diusulkan melalui 2. Akan mengakses perbankan dan/atau sumber pembiayaan lainnya atas pemanfaatan sertifikat tanah yang saya miliki melalui pendampingan dan bimbingan dari Pokja Kabupaten/Kota, Pokja Provinsi, dan Pokja Pusat; 3. Akan tetap melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan untuk mendukung program pembangunan perikanan budidaya. . tg-bin-thn Mengetahui, Kepala Dinas/Ketua Kelompok Kerja Pemohon, Kabupaten/Kota Formulir-2 DATA IDENTIFIKASI OBJEK HAK Calon Peserta Pra Schatkan. (diisi dan ditandatangani oleh pemohon) Nomor Urut Permohonan: .....-- (Diisi oleh petugas sesuai Nomor Urut Formulir-1) 1. Lokasi bidangtanah : Jl. ...... fae RP ...../RW ....., Dusun Desa/Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi 2. Nama pihak yang berhak saat ini 3. Luas bidang tanah eee ie sitet me 4. Penggunaan tanah [] Pembudidayaan Ikan {] Non-Pembudidayaan Ikan 5. Status tanah [] Tanah Negara [ Tanah Milik Adat 6. Bukti penguasaan/kepemilikan tanah'': ... 7. Batas-batas Utara Timur Selatan Barat 8. Sketsa/Peta lokasi _: (terlampir) , tgl-bin-thn Mengetahui, Pemohon, Kepala Dinas/Ketua Kelompok Kerja Kabupaten/Kota ... Catatan: » Data identifikasi objek hak harus dilampiri fotokopi bukti kepemilikan. “aN “eureX, ~-moy/uaredngey sour vfedoyl cuya-ung-8* goxa seynde uesjounsiusui yengp sreE EERE s yesoep ip myepiag Suee uray meANG: ‘isuopuy Suypuodion sjorad “did 48 “ure BuepHa SY UeesERsd ueEyEsUIed eM) 3yoy) UBHSENBuod rp{ng >eN{uNToU Sues YouMsop NEyE WINS wor iepe aycut yee ‘ereaN oun) you sravys WEBTEIONN, wooy roxy ueerepipnquied-uou/ueys ueeseprpnguiod youre ueBueroIey t wood (a. sped yedepso3 ‘ueympnpusdoy ynpul sOWON) YIN tp) woroy we Ue2}29 le | Box fumednan Boy /weIRgE TWETPUIBO93] aE EUIRD Ay. “| mayen /esoa Teqeanyen/ ese, wens na vwnenc/ w/ab i © iat ie z oy fumed way /woeTRI, “upyeUresay i ueyeuTeDay ueyemjey /eseq weqemiey/esoa unsna/ ma/ia unsna/ nw/.oe | 1° 1 tel Io tel fe) @ or uueygquiadey | yweg yews, | your, woos woyourg scars wos /uareIney 1surAorg, * NOHVL ISVMIILNACI TISVH NVMLVHS Vad VINASad NOTWO ALLVNIWON AVLAVC e-aynut0,g ‘dIN “oUreN ysujaoug seuig wredoy ape aoxa yore wexeunsiaons s frodtaoios qossep tp wysuag ares er HINGES! TE IA) smpuodios so.od "neta SU YoU) FuwpIG ys MesENBod reesased wAns] aps HEEEENG Po ynfuRUaUE BueK UOMO meyE eIMS + fiepe ju yeu ‘erePoN youe) Yeu smaeS eeReEIN + [G) WoIR cont uouseprpnquod dou uesy ueeseprpnquing Youes weResD=N + (2) wOIeH [ain rped redepisy ‘uosapnpuedoy smpul JowON) Ns (6) HOHE T mer 8013 =e |e soy fearednans Haye eo eres Taem/erea woaemny/eeoa unsnd/ M/A TENOR A/a ir 1c z | way FeeaNATT Toy aan Erreareom TOO Tayeey/ ese ewer / oa ‘ERENT tunsna aa ie © 1 o iat i ureqmmuzeden | wes yeuer | ome, | LN aeuss e401 pee ate: wououed | oy weg | uomguodey | suo | Ts IN ‘ute smieis woe pray. * NOVI, ISVMIALLNGCI SVE NVNLVHGS Vad VIaESad NOTVO ALLVNINON UVLAVC ISVIALIA VIS vdurse ueBuap tenses ueurpeg OLNVPATOS LAWVIS “PAL “VAVGICNE NVNVMIAd TWASIONAP BALM ‘aIN ‘>UIeN --cgutaoid SeUIC e{edOy, coxa * ‘rox seynde cmseunsHuaus yenaip e204 SHENOW ‘mioy /uspednqny, uoueueLiog Jo1ey ynpeaUE Yaroradrp fur sxETwUE eIeC “T wo re9 i 4 “asa unyeL Ean wyg | esequiog | JY YePLL IV ‘edepipng | (ew) : easy | oou/esoa | JG), | HES | tong eueny ueedeyquiog eéeppng vypen sms | Ur vourry | Sony | 2OmON Jsexpowos) TROY /uorednqey, jsupsord NOHWL aqoRiad NVMLVHGS NVVNVSHVTEd ISVSYIVaM SHINLVIN g-aynut0,,

You might also like