You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

TERMOKIMIA
Dosen Pengampu : Muhammad Zammi, M.Pd

Disusun oleh :
Nama : Riky Setiawan
NIM : 1908076005
Semester/Kelas : II/Pendidikan Kimia 2A
Kelompok :5
Anggota Kelompok : Arini Kusuma Dewi

LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO
SEMARANG
2020
Percobaan 5
Termokimia
A. Tujuan
Praktikan dapat menentukan kalor reaksi berbagai macam reaksi.

B. Dasar Teori
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan kalor ( panas )
dalam reaksi kimia. Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Energi didefinisikan
sebagai kemampuan utnuk melakukan kerja. Beberapa istilah dalam termokimia yang
harus diketahui adalah sistem dan lingkungan. Sistem adalah sekumpulan elemen atas
unsur yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Misalnya tabung
reaksi yang berisi larutan yang bereaksi. Lingkungan adalah segala sesuatu diluar
sistem ( Foliatini, 2008 ).
Kajian tentang kalor dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut
termokimia. Termodinamika merupakan cabang dari termokimia karna tabung reaksi
dan isinya membentuk sistem. Kita dapat mengukur ( secara tak langsung, dengan
cara mengukur kerja atau kenaikan tempratur ) energi yang dihasilkan oleh reaksi
dengan kalor dan dikenal sebagai q, bergantung pada kondisinya, apakah dengan
perubahan energi dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknyaa jika kita tahu ΔU atau
ΔH suatu reaksi reaksi, kita dapat meramalkan jumlah energi yang dihasilkannya
sebagai kalor ( Altkins, 1999 ).
Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan ( melepaskan )
energi umumnya dalam bentuk kalor. Penting bagi kita untuk memahami perbedaaan
antara dua benda yang suhunya berbeda walaupun kalor diserap atau kalor
dibebaskan. Ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor yang menyertai reaksi
kimia disebut termokimia ( thermochemistry ) ( Chang, 2004 ).
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan atau pementukan ikatan kimia
selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan panas-panas reaksi adalah
banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika reaksi kimia berlangsung ( Bird,
1993 ).
Perubahan entalpi pada saat sistem mengalami perubahan fisika atau kimia
biasanya dilaporkan untuk proses yang terjadi pada sekumpulan kondisi standar.
Dalam banyak pembahasan kita akan memperhatikan perubahan entalpi untuk proses
yang zat awal dan akhirnya ada dalam keadaan standar ( Altkins, 1999 ).
Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepas panas. Jika reaksi berlangsung
pada suhu tetap, berdasarkan perjanjian ΔH akan bernilai negatif karena kandungan
panas dari sistem akan menurun. Sebaliknya, Reaksi endotermik yaitu reaksi yang
membutuhkan panas, berdasarkan perjanjian ΔH akan bernilai positif ( Bird, 1993 ).
Panas dilepaskan ke lingkungan atau diterima dari lingkungan sekitar oleh
system dalam isokhorik dan isobarik,dan apabila suhu pertama dengan suhu kedua
kondisi ini disebut isothermal kalor reaksi. Syarat berikut yang harus dilakukan saat
proses berlangsung :
a. Suhu dari produk dan reaktan harus sama.
b. Semua jenis kerja harus dimasukkan pada proses reaksi.
Perubahan panas ditunjukan oleh perubahan kalorimeter ( Aleksishulli dan
Sidamonide, 2002 ).
Panas reaksi (kalor reaksi) dapat dibedakan menajdi :
1. Panas pembentukan
Entalpi pembentukan molar standar (ΔHf) suatu senyawa adalah banyaknya
panas yang diserap atau dilepaskan ketika 1 mol senyawa tersebut dibentuk unsur-
unsurnya dalam keadaan standar.
2. Panas netralisasi
Panas netralisasi dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang dilepaskan
ketika 1 mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya.
3. Panas peralutan
Jenis panas reaksi yang lain adalah panas yang dilepas atau diserap ketika 1
mol senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaitu sampai suatu keadan dimana
pada penambahan [elarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan
lagi.
4. Panas pengenceran
Panas pegenceran adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika
suatu zat atau larutan diencerkan dalam batas konsentrasi tertentu.

C. Alat dan Bahan


a. Alat :
No. Nama Alat Jumlah
1 Kalorimeter Buah  
2 Termometer Buah
3 Stoptwatch / Timer Buah
4 Batang Pengaduk Buah
5 Neraca analitik Buah
6

b. Bahan
No. Nama Bahan
1 Larutan NaOH
2 Larutan HCl
3 Larutan CuSO4
4 Serbuk Zn
5
D. Material Safety Data Sheet
1. Natrium Hidroksida (NaOH)
1. Keadaan Fisik : Padat
2. Warna : Putih
3. Bau : Tidak berbau
4. pH : 14 (5% aq soln)
5. Titik Didih : 1390 oC
6. Titik Beku / lebur : 318 oC
7. Berat Molekul : 40 g/mol

2. Asam klorida (HCl)


1. Keadaan Fisik : Cairan
2. Warna : Bening, tidak berwarna
3. Bau : Berbau tajam
4. pH : 1,1 (larutan 0,1 N)
5. Titik Didih : 100 oC
6. Titik Beku / lebur : 0 oC
7. Berat Molekul : 36,46 g/mol

3. Cupper (III) sulfat (CuSO4) Pentahydrate


1. Keadaan Fisik : Kristal
2. Warna : Biru
3. Bau : tidak berbau
4. pH :-
5. Titik Didih : 150 oC
6. Titik Beku / lebur : 110 oC
7. Berat Molekul : 249,68 g/mol

4. Serbuk Seng (Zn)


1. Keadaan Fisik : Padat
2. Warna : Abu-abu
3. Bau : tidak berbau
4. pH :-
5. Titik Didih : 908 oC
6. Titik Beku / lebur : 419 oC
7. Berat Molekul : 65,38 g/mol

Tindakan Pertolongan Pertama bila terkena bahan kimia diatas :

 Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
mengangkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.
 Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air
selama minimal 15 menit sambil melepas pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi.
 Tertelan: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN memaksakan muntah. Jika
sadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air
 Inhalasi: Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan segera pindah
ke udara segar. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Jangan menggunakan
resusitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat
tersebut; menginduksi pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang
dilengkapi dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan yang tepat
lainnya.
 Catatan untuk Dokter: Perlakukan secara simtomatis dan suportif.

E. Prosedur Kerja
1. Penentuan Kalor Reaksi NaOH(aq) dan HCl(aq)

Kalorimeter

Dimasukkan 25 mL larutan NaOH 0,1 M, ditimbang tutup


kalorimeter

Dipasang pengaduk dan termometer

Diukur suhu larutan NaOH

Dimasukkan 25 mL larutan HCl, diaduk terus

Diaduk dan dicatat suhu tertinggi campura

Hasil
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=C7paQtrJhJc

2. Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) dan CuSO4(aq)

Kalorimeter

Dimasukkan 25 mL larutan CuSO4, ditimbang tutup kalorimeter

Dipasang pengaduk dan termometer

Diukur suhu larutan CuSO4

Ditimbang dengan teliti 0,25 gr serbuk Zn (BM = 65,38 g/mol)

Dimasukkan bubuk Zn, diaduk terus


Diaduk dan dicatat suhu tertinggi campuran sebagai suhu akhir.

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=C7paQtrJhJc
Hasil

F. Hasil dan Pengamatan


1. Penentuan Kalor Reaksi NaOH(aq) dan HCl(aq)

2. Suhu mula Suhu akhir


Suhu mula-mula
Rata-rata Campuran
NaOH HCl
37,75 oC 62 oC
44,5 oC 31 oC

Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) dan CuSO4(aq)

G.
Suhu akhir
Suhu mula-mula
Campuran

CuSO4
32 oC
29 oC

Analisis Data
1. Penentuan Kalor Reaksi NaOH(aq) dan HCl(aq)
Massa larutan
= Massa NaOH + Massa HCl
= ( 1 gr/mL x 25 mL) + ( 1 gr/mL x 25 mL )
= 50 gr

Perbedaan Suhu (ΔT)


= Suhu akhir campuran – suhu mula rata-rata
= 62 oC – 37,75 oC
= 24,25 oC

Kalor yang dibebaskan


Q = m x c x ΔT
= 50 gr x 4,18 J/gK x 24,25 oC
= 50682,25 J
2. Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) dan CuSO4(aq)
Perbedaan Suhu (ΔT)
= Suhu akhir campuran – suhu mula rata-rata
= 32 oC – 29 oC
= 3 oC

Kalor yang dibebaskan


Q = m x c x ΔT
= 25,25 gr x 4,18 J/gK x 3 oC
= 316,635 J

H. Pembahasan
Termokimia adalah kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi
kimia. Sebagian besar reaksi kimia yaang terjai, disertai dengan enyerapan atau
perubaahan energi. Ketika sistem bekerja / melepaskan kalor, kemampuan untuk
melakukan kerja berkurang dengan kata lain energinya berkurang
1. Penentuan Kalor Reaksi NaOH(aq) dan HCl(aq)
Pada percobaan ini digunakan larutan NaOH dan HCl. Percobaan dimulai
dengan mengukur suhu mula-mula kedua larutan untuk mendapatkan suhu mula
rata-rata. Diperoleh data suhu awal NaOH adalah 44,5 oC dan HCl 31 oC,
kemudian kedua larutan dimasukan kedalam kalorimeter dan diaduk untuk
mempercepat reaksi kedua larutan hingga didapat suhu tertinggi campuran sebagai
suhu akhirnya yaitu 62 oC.
Pada hasil percobaan ini menunjukkan pencampuran larutan HCl kedalam
NaOH mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu yaitu dari 37,75 oC menjadi 62 oC.
hal ini menunjukkan terjadinya reaksi eksoterm antara NaOH dan HCl, dimana
pada reaksi ini terjadi pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan.
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCL (aq) + H2O (s)
Pada percobaan ini diperoleh nilai perhitungan dari kalor yang dibebaskan
adalah 50682,25 J.

2. Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) dan CuSO4(aq)


Pada percobaan ini digunakan larutan CuSO4 dan padatan Zn. Percobaan
dimulai dengan dimasukkan CuSO4 kedalam kalorimeter dan diukur suhu
larutannya saat konstat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tempratur suhu awal
dari larutaan CuSO4. Hasil pengukuran ini menunjukkan suhu awal larutan adalah
29 oC. kemudian larutan tersebut ditambahkan dengan padatan Zn, kemudian
diaduk dengan pada kalorimeter hingga didapat suhu tertinggi campuran sebagai
suhu akhirnya yaitu 32 oC.
Pada hasil percobaan ini menunjukkan penambahan logam Zn kedalam
CuSO4 mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu yaitu dari 29 oC menjadi 32 oC.
hal ini menunjukkan terjadinya reaksi eksoterm antara logam Zn dan CuSO 4,
dimana pada reaksi ini terjadi pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan, reaksi
yang terjadi adalah reaksi autoredoks.
Zn(s) + CuSO4(aq) → ZnSO4 (aq) + Cu (s)
Pada percobaan ini diperoleh nilai perhitungan dari kalor yang dibebaskan
adalah 316,635 J.

I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan termokimia dapat disimpulkan bawa dalam setiap
reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energy. Hal ini dilakukan dari data-data
yang diperoleh. Prinsip kerja dari termokimia yaitu penetuan tetapan dengan
mengamati perubahan tempratur pada waktu tertentu dengan menggunakan
calorimeter.
Reaksi dari NaOH dengan HCl dan juga CuSO 4 dengan bubuk Zn
menunjukkan adanya perubahan kalor sebagai tanda adanya kalor yang dibebaskan.

Mengetahui,
Sengkang, 19 April 2020
Dosen Pengampu Praktikan

Muhammad Zammi, M.Pd Riky Setiawan


Daftar Pustaka

Altkins, P. W. 1999. Kimia Fisika 4 Jilid I. Jakarta : Erlangga

Bird, T. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta : Gramedia Pustaka

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Foliatini. 2008. Buku Pintar Kimia. Jakarta : Wahyu Media

Tim Penyusun Kimia Dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 1. Semarang : UIN
Walisongo Semarang

Video Termokimia : https://www.youtube.com/watch?v=C7paQtrJhJc


LAMPIRAN

Pengadukan NaOH + HCl dalam kalorimeter

Pengukuran Bubuk Zn dengan Neraca Analitik Pengadukan bubuk Zn + CuSO4 dalam


kalorimeter

You might also like