Professional Documents
Culture Documents
337 870 1 PB PDF
337 870 1 PB PDF
ABSTRACT
The effort to control CVPD was done, but it did not fulfil the expectation
properly. One of the new approach to control the CVPD plant diseases were
genetics approach expedient i.e. by isolating and resistant gene cloning or
resistant against CVPD.
Jeruk kingkit was far family of citrus plant which was resistant to CVPD.
One of genetics transformation technique by Agrobacterium vector , have been
isolated and cloned from DNA fragments successfully that were contain genes for
resistance against CVPD disease (CVPDr gene) from Triphasia trifolia (Jeruk
kingkit). Those DNA fragments were cloned in plasmid of pUC18 vector and were
cared in the Escherichia coli JM109 cell, so that this research aims to detect
CVPDr gene expression in the Escherichia coli JM109 cell, to compare CVPDr gene
expression in the Escherichia coli JM109 cell with proteins which were isolated
from T. trifolia and Siamese citrus.
The bacteria were cultivated at liquid LB medium by adding agarose gel
1.5 g that contain ampicillin 100 ppm, and those bacteria were cultured at
agarose gel LB medium that contain ampicillin 100 ppm. Colonies of growth
bacterium were taken to be isolated their plasmids with the DNA agarose gel
electrophoresis 1%. Obtainable DNA were cut by restriction enzymes endonuclease
EcoRI and BamHI. Bacteria proteins were compared with the citrus plan proteins.
Protein molecules which were yield from CVPDr gene cloning in the Escherichia
coli JM109more or less 17 kDa its large. The similar large molecules exist at the
sample proteins which were isolated from T. trifolia (Jeruk kingkit) .
Kata kunci: Bakteri Escherichia coli JM109, CVPD, Jeruk kingkit., T. trifolia.
ISSN 2302-2612 33
Jurnal Agroknow Vol 1 No 1 Tahun 2013
penguasaan ilmu dan teknologi serta berwarna putih berbau harum. Buah
penelitian lebih lanjut tentang buni, berongga tiga masing-masing
penyebab penyakit CVPD, diketahui berisi satu biji pipih (Anonim, 1988).
bahwa penyebab penyakit CVPD Hasil penelitian Wirawan &
adalah bakteri (Sandrine et al., Subandiyah (2000) menunjukkan
1996). Berdasarkan analogi terhadap bahwa tanaman jeruk kinkit
MLO, penyebab CVPD disebut BLO menunjukkan tanda potensial sebagai
(bacterium like organism) atau GO tanaman yang tahan terhadap
(greening organism) (Nakashima et serangan penyakit CVPD, sedangkan
al., 1996). jeruk siam tidak tahan CVPD.
Kondisi lingkungan pertanaman Beberapa jenis tanaman daun
jeruk di Indonesia yang beragam, jeruk terserang CVPD dapat dilihat
diduga dapat menyebabkan mutasi pada Gambar 1.
dan variasi genetik pada bakteri
CVPD, karena mutasi dan variasi
genetik pada makhluk hidup dapat
dipengaruhi lingkungan (Gardner,
1991), sehingga pengendalian CVPD
dilakukan terhadap vektor dan
patogen. Pengendalian vektor
dilakukan dengan menggunakan Gambar 1. Beberapa Jenis Daun
insektisida dan pengendalian hayati. Jeruk
Pengendalian patogen pada pohon a. Daun jeruk siam tersera ng
terinfeksi dilakukan dengan injeksi CVPD (sakit)
tanaman dengan antibiotik seperti b. Daun jer uk sia m tida k
tetrasiklin hidroklorida, pemotongan terserang CVPD (sehat)
bagian tanaman bergejala, c. Daun jeruk kink it
pembongkaran tanaman sakit dan
menggantinya dengan tanaman sehat Bakteri Escherichia coli
(Da Graca, 1991). digunakan dalam kloning sebagai
Semua tanaman jeruk budidaya organisme inang untuk rekombinan
rentan terhadap serangan penyakit molekul DNA. Salah satu langkah
CVPD. Berbagai usaha pengendalian dalam kloning adalah pemulihan
telah dilakukan tetapi belum memberi vektor. Vektor adalah wahana dimana
harapan yang memadai, salah satu DNA asing dipindahkan ke organisme
pendekatan baru dalam usaha inang baru dan dapat diekspresikan
pengendalian penyakit CVPD adalah dari DNA asing di dalam inang baru
upaya pendekatan secara genetik (Brown, 1991).
yaitu dengan mengisolasi dan Molekul DNA sel E. coli hampir
mengklon gen ketahanan terhadap 1000 kali lebih panjang dari selnya
CVPD (Wirawan & Subandiyah, 2000). sendiri dan karenanya harus betul-
Fragmen DNA tersebut diklon betul berlipat untuk dapat masuk ke
dalam plasmid vektor pUC18 dan dalam badan inti yang biasanya
dipelihara dalam sel E. coli JM109. berukuran 1 mm. Dinding luar sel E.
Klon plasmid rekombinan itu disebut coli dilapisi oleh selongsong atau
pWR27 (Wirawan et al., 1998). kapsul yang terbentuk dari senyawa
Jeruk kinkit (Triphasia trifolia) berlendir (Sambrook et al., 2001).
berasal dari Cina. Di Indonesia di Bakteri E. coli biasanya hidup
tanam di pekarangan mempunyai daun pada usus pencernaan manusia dan
majemuk ganda tiga, anak daun hewan berdarah panas.
berbentuk bulat telur, tepinya Pertumbuhannya membutuhkan zat
beringgit, pada ketiak daun terdapat makanan berupa unsur bahan organik
duri lurus, agak panjang, bunga seperti karbon, hidrogen, nitrogen,
ISSN 2302-2612 34
Jurnal Agroknow Vol 1 No 1 Tahun 2013
Pembiakan Bakteri
Hasil pembiakan bakteri E.
coli JM109 yang membawa gen CVPD r
yang diklon pada pUC18 (pWR27) dan
pUC18 yang dipelihara pada sel E. coli
JM109 dapat terlihat dengan
tumbuhnya koloni pada media LB agar
yang mengandung 100 ppm ampicillin.
Koloni-koloni yang tumbuh
merupakan gen CVPD r yang diklon
pada pUC18 dalam sel E. coli JM109
(pWR27). Bakteri tersebut membawa
plasmid yang menyandi gen tahan
terhadap ampicillin. Koloni-koloni
yang tumbuh merupakan pUC18 yang
dipelihara pada sel E. coli JM109.
pUC18 merupakan vektor kloning
membawa paling sedikit satu gen yang
memberikan resistensi terhadap
ampicillin pada sel tuan rumah dan
seleksi untuk transformasi dengan
menanam sel pada medium agar yang
mengandung ampicillin (Brown, 1991).
Bakteri dapat ditumbuhkan
tanpa banyak kesulitan karena
campuran nutrien penting yang
seimbang pada konsentrasi yang tepat
Gambar 2. Kerangka Konsep dan penggunaan antibiotik yang sesuai
Penelitian menyebabkan bakteri tersebut
ISSN 2302-2612 35
Jurnal Agroknow Vol 1 No 1 Tahun 2013
tumbuh. Bakteri E. coli adalah bakteri Covalenthy Closed Circular (CCC) DNA
berbentuk batang dengan ukuran yang mempunyai struktur terteir yang
panjang 1 – 3 mm serta lebar 0,4 – 0,7 tahan terhadap denaturasi maka utas
mm, bersifat gram negatif, tidak tunggal akan melekat bersama lebih
berkapsul, dapat bergerak aktif erat, sehingga berasosiasi kembali
karena mempunyai flagela peritrik, lebih cepat sehingga mudah
bersifat aerob. Suhu untuk terdenaturasi, oleh karena itu bila
pertumbuhan berkisar 4 0 C-46 0 C denaturasi diterapkan maka DNA
dengan suhu optimum 37 0 C. kromosom akan terdenaturasi dan
Sedangkan pH optimum untuk berpresipitasi sehingga DNA plasmid
pertumbuhan adalah 7,0 – 7,5 akan tetap utuh (Sambrook et al.,
(minimum 4,0 dan maksimum 8,5). 2001).
Bakteri E. coli relatif peka terhadap
suhu dan pemanasan (Jawetz et al., Pemotongan DNA Plasmid dengan
1996). Enzim Endonuklease Restriksi
Hasil pemotongan DNA
Isolasi DNA Plasmid Bakteri plasmid bakteri E. coli JM109 yang
Hasil isolasi DNA plasmid mengandung gen CVPD r yang diklon
bakteri E. coli JM109 yang pada pUC18 (pWR27) dan pUC18 yang
r
mengandung gen CVPD yang diklon dipelihara pada sel E. coli JM109
pada pUC18 (pWR27) dan pUC18 yang dengan enzim endonuklease restriksi
dipelihara pada sel E. coli JM109 Pemberian enzim endonuklease
dapat terlihat dengan terbentuknya restriksi untuk memotong DNA
pita DNA pada elektroforesis 1 % menjadi fragmen-fragmen dengan
agarose. panjang yang berbeda-beda. Enzim
Hal ini menunjukkan bahwa endonuklease restriksi akan
memisahnya kedua jenis DNA yaitu menempati suatu molekul DNA dan
DNA plasmid dan DNA kromosom bergeser sepanjang heliks DNA hingga
bakteri yang besar jumlahnya mengenali urutan pasangan basa
terdapat dalam sel. Plasmid yang spesifik untuk berhenti bergeser,
paling besar ukurannya hanya 8% kemudian enzim endonuklease
ukuran kromosom E. coli dan restriksi akan memotong DNA pada
kebanyakan plasmid lebih kecil dari urutan pasangan basa spesifik.
ukuran tersebut, oleh karena itu Tempat urutan pasangan basa spesifik
pemecahan sel harus dilakukan ini disebut juga situs restriksi.
dengan pelan-pelan untuk mencegah Pemotongan DNA dengan enzim
pemecahan DNA bakteri secara endonuklease restriksi mengenal
menyeluruh (Brown, 1991). urutan spesifik pada molekul DNA
Kebanyakan plasmid terdapat yang dipotong. Enzim Eco RI yang
dalam bentuk molekul DNA berunting disintesis oleh E. coli mempunyai
rangkap. Kedua unting DNA urutan pengenal GAATTC. Enzim Bam
merupakan lingkaran utuh, HI yang disintesis oleh Bacillus
molekulnya digambarkan sebagai CCC amynololique faciens mempunyai
(Covalenthy Closed Circular) DNA urutan pengenal GGATCC. Ujung-
yang berarti lingkaran tertutup ujung hasil pemotongan dengan enzim
kovalen. Covalenthy Closed Circular endonuklease restriksi Eco RI dan Bam
DNA bila satu unting yang utuh HI . Ujung-ujung Pemotongan Enzim
molekulnya digambarkan sebagai OC Eco RI dan Bam HI
DNA atau lingkaran terbuka (open Pemotongan molekul DNA
circles), sedangkan DNA kromosom dengan tepat perlu pada
lebih longgar dan mempunyai ukuran yang pembentukan DNA rekombinan
sangat panjang, sehingga mudah (kloning gen). Vektor dipotong posisi
dipisahkan sewaktu isolasi. tunggal untuk membuka lingkaran
ISSN 2302-2612 36
Jurnal Agroknow Vol 1 No 1 Tahun 2013
ISSN 2302-2612 38