Professional Documents
Culture Documents
Kelayakan Usaha Ayam Broiler (Studi Pada Usaha Peternakan Di Desa Cibinong)
Kelayakan Usaha Ayam Broiler (Studi Pada Usaha Peternakan Di Desa Cibinong)
Abstract
Indonesia poultry consumption has increased year by year, with the average positive growth rate of
4.6%. This situation can be a chance for both small and large scales of poultry farmers, considering
that poultry consumption is increasing every year. The rate of poultry production in Cibinong Village
was correlated with the amount of the existing poultry farms. Romli Farm was a small scale poultry
farm in Cibinong Village, Bogor. This poultry farm, with no partnership, could independently survive
amongst the many other existing farms. However, although the opportunities were wide open, this
business was not always viable for the farmers because many of small-scale farmers could not be able
either to increase the income or to carry on the business. This research aimed to study the income,
financial feasibility (NPV, IRR, Net B/C Ratio, and PP), the BEP of Selling Price, and the BEP of
Product in Romli Farm.
Keywords: break-even point, financial feasibility, fixed cost, internal rate of return, net B/C, net present
value, payback period, variable cost
Cite this as: Elpawati, Nugraha, A. T., & Shofiatina, R. 2018. Kelayakan Usaha Ayam Broiler (Studi pada Usaha
Peterakan di Desa Cibinong). Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture. 33(2), 96-105. doi:
http://dx.doi.org/10.20961/carakatani.v33i2.19090
lingkungan, sistem kesehatan dan pemeliharaan penelitiannya tentang analisis kelayakan produksi
(Lima dan Naas, 2005). broiler terintegrasi menyatakan bahwa usaha
Sedangkan di Indonesia peluang untuk ayam broiler terintegrasi dengan pabrik pakan
beternak ayam pada skala kecil maupun besar lebih tahan terhadap penurunan harga ayam
berpotensi baik, dengan adanya kondisi broiler dan harga DOC (Day Old Chick) atau Bibit
peningkatan rata-rata konsumsi daging ayam di Ayam Broiler. Berdasarkan sistem
Indonesia pada tahun 2014 dari tahun sebelumnya pengembangan peternakan ayam broiler pada
memiliki pertumbuhan yang positif sebesar sistem kemitraan harga input DOC 9,52% lebih
32,17%. Rata-rata konsumsi per kapita penduduk tinggi daripada sistem independen. Harga pakan
Indonesia pada tahun 2015 yang paling tinggi dari pada sistem independen relatif lebih murah
kelompok daging yaitu konsumsi daging ayam ras daripada sistem kemitraan dengan perbedaan
sebesar 5,11 kg dan yang paling rendah yaitu harga pakan adalah sekitar 1000/kg (Haryuni dan
konsumsi tetelan sebesar 0,104 kg. Penelitian Fanani, 2017).
Raut et al., (2017) menunjukkan bahwa Hasil analisis finansial didapatkan
peternakan ayam broiler adalah bisnis yang bahwa usaha ternak ayam broiler menguntungkan
menguntungkan dan keberhasilan bisnis unggas (Raut et al., 2017). Kelayakan usaha ayam broiler
tergantung pada produksi tinggi dan kematian di Papua lebih tinggi apabila menggunakan bahan
rendah. baku pakan ternak lokal daripada menggunakan
Jawa Barat merupakan Provinsi dengan bahan pakan yang diangkut dari Surabaya,
populasi dan produksi ayam ras pedaging terbesar sehingga keuntungan yang diperoleh lebih tinggi
di Indonesia. Salah satu wilayah yang turut (Widayati et al., 2017). Studi kelayakan usaha
menyumbang besarnya produksi ayam ras/broiler pada budidaya ayam pedaging yang dibesarkan di
di Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor, padang rumput sama dengan yang dibesarkan
dengan angka produksi yang terus naik dari tahun secara konvensional (Bartlett et al., 2015).
2012 hingga 2014. Ayam broiler adalah sumber Kontribusi produksi ayam broiler sangat penting
protein dan nutrisi yang penting bagi kesehatan bagi perekonomian dalam meningkatkan
serta pertumbuhan (Rana et al., 2012). lapangan kerja, tambahan penghasilan bagi rumah
Perkembangan peternakan ayam broiler di tangga dan memperbaiki tingkat nutrisi pada
Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor cukup masyarakat (Rana et al., 2012). Peternakan
baik, hal ini terlihat dari populasi ayam broiler unggas, terutama peternakan ayam broiler yang
pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 memproduksi daging, bisa sangat terspesialisasi
mengalami kenaikan sebesar 71,1%. Efisiensi dalam memaksimalkan laba, merencanakan
peternakan ayam broiler untuk produksi daging kegiatan yang tepat untuk menjamin produksi
tidak bisa lepas dari biaya produksi yang relatif yang efisien dan produk berkualitas baik
lebih tinggi, biayanya mencapai hampir 80% (Mahmoodieh dan Rahimian, 2014).
dengan kondisi harga daging berfluktuasi di pasar Kecamatan Cibinong merupakan salah satu
(Kadek et al., 2015). wilayah di Kabupaten Bogor yang berperan
Hasil penelitian AL-Sharafat dan Al-fawwaz penting dalam pengembangan ternak ayam.
(2013) menyatakan bahwa dengan peningkatan Namun tingkat pengetahuan, sikap dan
ukuran lahan, biaya produksi untuk setiap ayam keterampilan peternak ayam di Kecamatan
broiler akan turun, artinya hasil yang diperoleh Cibinong belum maksimal, masih ada beberapa
akan lebih tinggi. Pada usaha ayam broiler skala peternak yang tidak menghiraukan bagaimana tata
kecil dapat ditingkatkan dengan mendesain cara pemeliharaan ayam broiler yang baik dan
strategi yang tepat untuk menurunkan biaya menguntungkan. Masalah utama dalam
produksi, sehingga pendapatan dapat meningkat. pemeliharaan ayam broiler adalah harga pakan
Biaya-biaya pakan pada usaha peternakan ayam yang mahal dan harga DOC yang berfluktuasi
broiler harus minimal. Untuk mencapai peluang (Firdaus & Komalasari, 2010). Kendala utama
usaha yang memberikan kualitas kontribusi yang mempengaruhi peternak termasuk biaya
dengan performa kewirausahaan yang baik antara pakan yang tinggi dan modal yang tidak memadai,
lain adanya inovasi, kreatifitas, orientasi dengan demikian merekomendasikan bahwa
pencapaian, kepercayaan diri dan hubungan baik produsen harus didorong untuk memformulasikan
dengan sesama (Mappigau dan Jusni, 2012). umpan di peternakan agar memiliki akses mudah
Menurut Firdaus dan Komalasari (2010) pada ke sumber-sumber formal pembiayaan bisnis dan
mendapatkan manfaat dari pemasaran (Bose et al., Sampling jenuh merupakan teknik penentuan
2015). sampel apabila semua anggota populasi
Menurut Amalia et al. (2015) menjelaskan digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
bahwa rekomendasi untuk melakukan seleksi digunakan apabila jumlah populasi relatif kecil,
kandang dalam pemeliharaan ayam broiler yang kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin
tepat dapat memperoleh keuntungan yang membuat generalisasi dengan kesalahan yang
maksimal dan waktu kelayakan investasi yang sangat kecil dan data penulis menggunakan data
jelas. Sehingga memliki pengaruh terhadap time series dari tahun 2011-2015.
pendapatan usaha pemeliharaan ayam. Usia pasar
juga dapat mempengaruhi indeks konpensasi Metode Analisis
peternak dalam pengembangan usaha peternakan Analisis kelayakan yang dilakukan meliputi
ayam broiler (Schmidt, 2008). Misalnya peternak kegiatan usaha tani peternakan ayam pada 12
ayam broiler yang berada di Desa Cibinong ada peternak di Desa Cibinong. Usaha peternakan
beberapa hal yang sebenarnya merupakan pada akhirnya akan dinilai besarnya biaya yang
pengeluaran tetapi tidak diperhitungkan sebagai dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh.
pengeluaran, sehingga pada tahun 2015 terjadinya Nursinah et al. (2012) menilai tentang baik
serangan penyakit yang menyerang ayam broiler tidaknya atau layak tidaknya suatu usaha dengan
pada puncak produksi mengakibatkan peternak di pengukuran menggunakan kriteria investasi yaitu
Desa Cibinong mengalami kerugian penurunan R/C ratio, Net B/C ratio, Net Present Value
produksi hingga 40%. Terjadinya serangan (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Break Even
penyakit mengakibatkan mortalitas ayam broiler Point (BEP) dan Payback Period (PP). Hasil dari
meningkat. Sehubungan dengan hal tersebut, penerimaan dikurangi biaya akan menghasilkan
berdampak pada penghasilan peternak ayam pendapatan usaha peternakan ayam broiler di
broiler yang berada di Desa Cibinong tidak Desa Cibinong yang akan menjadi indikator
mencukupi biaya produksi dan diambang kelayakan usaha peternakan ayam tersebut.
terjadinya bangkrut. Maka perlu adanya Soeharjo dan Patong (1994) menyatakan
pengetahuan yang baik sehingga peternak bahwa R/C ratio penerimaan atas biaya
seharusnya mengetahui kelayakan finansial dari menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang
usaha yang sedang dijalankan, agar dapat akan diperoleh dari setiap rupiah yang
meminimalisir kerugian dan menjaga dikeluarkan dalam peroduksi usahatani.
keberlangsungan usahanya serta apakah usaha
peternakan tersebut layak dijalankan atau tidak TR
R/C ratio = TC
dengan menggunakan perhitungan Net Present Keterangan:
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net TR = Total Penerimaan
B/C Ratio dan Payback Period (PP). TC = Total Biaya yang dikeluarkan
dan termudah (Handayanta et al., 2016). Rumus untung lebih kecil dari biaya, jadi lebih baik
yang digunakan adalah sebagai berikut: tidak dilaksanakan.
Internal Rate of Return (IRR) didefenisikan
∑ PV kas bersih sebagai besarnya suku bunga yang menyamakan
Net B/C Ratio = ∑ PV Investasi
x 100%
nilai sekarang (present value) dari investasi
dengan hasil bersih yang diharapkan selama usaha
Kriteria kelayakan apabila:
berjalan. IRR digunakan untuk mengetahui pada
Net B/C Ratio lebih besar dari (>) 1 maka diterima atau
dinyatakan layak.
tingkat suku bunga berapa nilai NPV sama dengan
Net B/C Ratio lebih kecil dari (<) 1 maka ditolak atau nol. Menurut Nuryanti et al. (2015) IRR
dinyatakan tidak layak. menginformasikan tingkat kemampuan cash flow
(Rahman, 2012). proyek dalam mengembalikan investasi, yang
dinyatakan dalam persentase, jika nilai NPV yang
Net Present Value adalah nilai bersih sekarang telah dihitung positif, maka nilai IRR harus lebih
dengan faktor diskonto tertentu yang diharapkan besar dari tingkat pengembalian yang diinginkan
dari arus kas proyek. NPV dapat bernilai positif dan sebaliknya jika nilai NPV negatif maka
maupun negatif. Nilai bersih sekarang pada suatu menjadi lebih kecil. Menurut Handayanta et al.
proyek memberikan suatu ukuran nilai bersih (net (2016) IRR adalah suatu tingkat bunga yang akan
value) dari proposal investasi dengan nilai uang menjadikan nilai NPV suatu proyek sama dengan
sekarang (Keown et al., 2011). NPV merupakan nol. Nilai IRR menunjukkan kemampuan suatu
selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang proyek untuk menghasilkan Return of Capital
telah didiskon dengan menggunakan Social (kembali modal) atau tingkat keuntungan yang
Opportunity Cost of Capital sebagai diskon dapat dicapainya. Rumus yang digunakan untuk
faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas menghitung IRR adalah:
yang diperkirakan pada masa yang akan datang
yang didiskontokan pada saat ini. Untuk 𝑖𝐼+ NPV1 𝑥 (𝑖2−𝑖1 )
IRR =
menghitung NPV diperlukan data tentang NPV1 − NPV2
perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
Keterangan:
pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari
IRR = nilai internal rate of return dalam
proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV presentase
mengandalkan pada teknik arus kas yang NPV1 = Net Pressent Value pertama pada DF
didiskontokan (Maulana et al., 2014). Rumus terkecil
yang digunakan menghitung NPV adalah sebagai NPV2 = Net Pressent Value pertama pada DF
berikut: terbesar
𝑖1 = Tingkat suku bunga pertama
𝐹𝐶𝐹 𝑖2 = Tingkat suku bunga kedua
NPV = ∑𝑛𝑡=1 (1+𝑘)
𝑛 − I0
Keterangan: Jika nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai
FCF = arus kas bebas tahunan pada waktu t tingkat suku bunga maka suatu proyek dinyatakan
k = tingkat diskonto (DF) layak. Sebaliknya, jika nilai IRR lebih kecil atau
I0 = pengeluaran kas awal kurang dari tingkat suku bunga maka proyek
n = usia proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Break Even Point (BEP) adalah kembali
Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria pokok, impas, yang maksudnya tidak untung atau
kelayakan investasi, yaitu: tidak rugi (Kuswadi, 2005). Hasil perhitungan
a) Apabila NPV > 0, maka proyek untung dan BEP menunjukkan bahwa perusahaan tidak
dapat dilaksanakan. mengalami kerugian, namun juga belum
b) Apabila NPV = 0, maka proyek tidak untung memperoleh keuntungan karena semua
tetapi juga tidak rugi, jadi tergantung kepada penerimaan akan habis untuk menutup biaya
pihak menejemen perusahaan. variabel dan biaya tetap yang ditanggung
c) Apabila NPV < 0, maka proyek ini rugi karena perusahaan. Rumus BEP (titik pulang pokok)
sebagai berikut:
Table 1. The average fixed cost of poultry chicken farm in Cibinong Village
Harga Satuan Total Umur Ekonomis Penyusutan
No. Uraian Jumlah
(Rp) (Rp) (tahun) (Rp)
1. Kandang 5 12.000.000 60.000.000 10 5.40.000
2. Blower besar 5 4.750.000 23.750.000 10 2.137.500
3. Blower kecil 10 1.050.000 10.500.000 10 945.000
4. Mesin Steam 1 1.500.000 1.500.000 10 135.000
5. Pemanas Besar 5 420.000 2.100.000 10 189.000
6. Pemanas Kecil 5 380.000 1.900.000 10 171.000
7. Feeder 140 22.500 3.150.000 3 945.000
8. DOC Feeder 70 10.000 700.000 3 210.000
9. Bak Minum 117 69.000 8.050.000 5 1.449.000
10. Terpal 1000 3.750 3.750.000 3 1.125.000
11. Alat Suntik Vaksin 2 1.000.000 2.000.000 5 360.000
12. Tangki Air 650L 1 850.000 850.000 10 76.500
13. Ember/bak 50L 5 60.000 300.000 3 90.000
14. Timbangan 4 130.000 520.000 5 93.600
15. Alat Thermo-Hygro 5 200.000 1.000.000 5 180.000
16. Tabungan Gas 12 Kg 10 3.000.000 3.000.000 10 270.000
17. Generator Listrik 1 10.000.000 10.000.000 10 900.000
Total 133.070.000 14.676.600
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
Rata-rata biaya tetap yang dikelurkan dari 12 digunakan untuk bangunan adalah
petenak untuk usaha pembesaran ayam broiler di Rp60.000.000,- untuk membangun ±5 buah
Desa Cibinong dengan biaya investasi bangunan kandang ayam ukuran 6 x 20 m2 (Table 1.).
dan peralatan sebesar Rp133.070.000,- biaya yang
Table 2. The average variable cost of poultry chicken farm in Cibinong Village
Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
No. Uraian Jumlah
2011(Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp)
1. DOC 700 Ekor 84.000.000 86.800.000 103.600.000 103.600.000 92.400.000
2. Pakan 315 Sak 371.700.000 385.875.000 409.500.000 378.000.000 421.980.000
3. Obat Rp 21.357.000 21.375.000 21.357.000 21.357.000 21.357.000
4. Bensin 40 L 720.000 960.000 1.040.000 1.360.000 1.216.000
5. Deterjen 2 Kg 104.000 104.000 104.000 104.000 104.000
6. Desinfektan 7 Buah 2.380.000 2.380.000 2.380.000 2.380.000 2.380.000
7. Gas 12 Kg 34 Tabung 9.792.000 10.880.000 11.696.000 16.320.000 20.400.000
8. Kaporit 2 Kg 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000
9. Listrik Rp 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000
10. Sekam 170 Karung 2.380.000 2.652.000 3.128.000 3.400.000 3.740.000
11. Tenaga Kerja Rp 7.524.700 9.418.600 11.517.420 13.225.450 15.064.280
12. Uang Makan Rp800.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000
Total Biaya Variabel 515.871.800 536.326.500 552.003.200 555.598.900 594.534.600
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
Berdasarkan Table 2, pengeluaran terbesar broiler dan pakan ternak yang dipergunakan
dalam rata-rata biaya variabel dari peternak ayam relatif sama jenisnya, yaitu pakan BR 1 untuk
broiler di Desa Cibinong adalah biaya pakan yang pakan starter dan BR 2 untuk pakan finisher.
mencapai 70% dari total biaya variabel setiap Harga pakan yang dipergunakan relatif bervariasi,
tahunnya. Hal ini dikarenakan usaha peternakan tergantung waktu pembelian pakan tersebut.
ayam broiler di Desa Cibinong merupakan usaha Pakan dapat mempengaruhi kualitas hidup ayam
peternakan dalam bidang pembesaran ayam tersebut.
Table 3. Data of the average income of poultry chicken farm in Cibinong Village
No. Tahun Penerimaan (Rp) Biaya Total (Rp) Pendapatan (Rp)
1. 2011 585.802.780 536.078.400 49.724.380
2. 2012 605.993.749 551.003.100 54.990.649
3. 2013 664.055.190 606.967.200 57.087.990
4. 2014 649.145.220 570.275.500 78.869.720
5. 2015 819.211.569 614.741.200 204.470.369
Total 3.324.208.507 2.879.065.400 445.143.107
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
Berdasarkan Table 3, penerimaan dan biaya Table 4. The R/C ratio analysis of poultry chicken farm
yang dikeluarkan pada usaha peternakan in Cibinong Village
pembesaran ayam broiler, biaya total yang No. Tahun Penerimaan (Rp)
dikeluarkan oleh 12 peternak di Desa Cibinong 1. 2011 585.802.780
selama 2011-2015 mengalami fluktuasi. Menurut 2. 2012 605.993.749
Afzal dan Khan (2017) menerangkan bahwa 3. 2013 664.055.190
faktor utama yang menyebabkan terjadinya 4. 2014 649.145.220
fluktuasi penghasilan (revenue) pada peternakan 5. 2015 819.211.569
ayam broiler adalah mortalitas ayam broiler yang Total Penerimaan 3.324.208.507
tejadi pada waktu pembesaran ayam broiler, untuk Biaya Total 2.879.065.400
nilai R/C ratio pada 12 peternak di Desa Cibinong R/C ratio 1,16
sebesar 1,16 (Table 4). Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
Rasio keuntungan atas biaya (B/C Ratio) perhitungan tersebut adalah nilai NPV peternakan
adalah perbandingan pendapatan terhadap biaya di Desa Cibinong yaitu sebesar Rp161.767.950,-
yang dikeluarkan. Nilai keuntungan terhadap jika ditinjau dari kriteria penggunaan nilai NPV
biaya total (B/C ratio) adalah 0,15 (Table 5). dalam studi kelayakan investasi yang ada yaitu
Berdasarkan Table 5, nilai B/C selama tahun apabila nilai NPV lebih besar dari 0 (NPV > 0)
2011-2015 adalah 1,16 yang didapat dari total maka investasi yang akan dilakukan layak untuk
pendapatan pada 2011 hingga 2015 sebesar dikerjakan (Sinaga dan Risma, 2013) maka nilai
Rp445.143.107,- per biaya total yang dikeluarkan Net Present Value dari usaha pembesaran ayam
sejak tahun 2011 hingga 2015 sebesar broiler di Desa Cibinong sebesar Rp161.767.950,-
Rp2.879.065.400,-. Hal ini menunjukkan bahwa adalah layak untuk dikerjakan karena memiliki
jika usaha peternakan pembesaran ayam broiler di nilai lebih besar dari nol (positif), investasi dalam
Desa Cibinong melakukan pengeluaran hal ini menguntungkan untuk dilaksanakan.
Rp100.000,- maka akan memperoleh pendapatan
sebesar Rp15.000,-. Internal Rate of Return (IRR)
Pada penelitian ini nilai IRR yang diperoleh
Table 5. The B/C ratio analysis of poultry chicken farm dari pendapatan peternakan di Desa Cibinong
in Cibinong Village adalah 44,21%. Nilai IRR sebesar 44,21%
No. Tahun Pendapatan (Rp) menunjukkan bahwa peternakan di Desa
1. 2011 49.724.380 Cibinong dapat mengembalikan modal pinjaman
2. 2012 54.990.649 sampai tingkat bunga maksimum sebesar 44,21%.
3. 2013 57.087.990 Nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku
4. 2014 78.869.720 bunga bank yaitu 12%, hal ini menunjukkan
5. 2015 204.470.369 bahwa usaha peternakan yang berada di Desa
Total Pendapatan 445.143.107 Cibinong layak dijalankan.
Biaya Total 2011-2015 2.879.065.400
B/C ratio 0,15 Net Benefit/Cost (B/C) Ratio
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah) Net B/C Ratio merupakan rasio aktivitas dari
jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan
Analisis Kelayakan Usaha di Desa Cibinong nilai sekarang pengeluaran selama umur investasi.
Net Present Value (NPV) Nilai Net B/C ratio-nya yang dihitung setelah
Setelah PV kas bersih didapatkan dari tahun dikurangi bunga sebesar 12% adalah 2,21 maka
2011 hingga 2015 maka dilakukan penjumlahan setiap penambahan pengeluaran Rp1.00,- maka
sehingga diperoleh Total Present Value (TPV) akan dihasilkan manfaat sebesar Rp2.21,- karena
yaitu senilai Rp294.837.950,- yang kemudian Net B/C ratio lebih dari 1 maka usaha peternakan
nilai ini akan dikurangi dengan biaya investasi yang berada di Desa Cibinong layak untuk
awal atau modal awal oleh peternak di Desa dijalankan.
Cibinong sebesar Rp133.070.000,-. Hasil dari
Break Even Point (BEP) sebaliknya jika berada diatas nilai BEP maka akan
Berdasarkan Table 6, BEP harga jual untuk menerima keuntungan, sedangkan BEP
peternakan yang berada di Desa Cibinong adalah produksinya berjumlah 163.769 kg, artinya
sebesar Rp15.222,- pada harga tersebut peternakan memproduksi ayam broiler dengan
peternakan ayam broiler tidak akan mengalami total berat keseluruhan 163.769 kg maka
keuntungan maupun kerugian. Namun jika harga peternakan yang berada di Desa Cibinong tidak
jual berada dibawah nilai tersebut maka mengalami keuntungan maupun kerugian, jika
peternakan akan mengalami kerugian dan
produksi ayam broiler lebih besar dari nilai BEP 2015. Comparing the Effects of Conventional
produksi maka akan menalami keuntungan. and Pastured Poultry Production Systems on
the Stress Levels of Broilers. Journal of
Payback Period (PP) Agriculture and Life Sciences, 2(1), 29–36.
Payback period adalah jangka waktu tertentu Retrieved from
yang menujukan arus penerimaan (Cash in Flow) http://jalsnet.com/journals/Vol_2_No_1_June
secara kumulatif sama dengan jumlah investasi _2015/5.pdf
dalam bentuk Present Value. Penilaian kelayakan
Bose, A. A., Abba, I. Y., Madaki, M. J., & Obute,
usaha ternak ayam broiler di Desa Cibinong
O. L. 2015. Analysis of Poultry (Layers)
didapatkan masa pengembalian investasi selama 3
Enterprises in IGABI Local Government Area,
tahun 3 bulan atau 13 kali masa periode pengisian
Kaduna State Nigeria. IOSR Journal of
kadang ayam broiler.
Agriculture and Veterinary Science, 8(4), 43–
49. https://doi.org/10.9790/2380-08414349
KESIMPULAN
Bukunmi, F., & Yusuf, H. 2015. Analysis of
Rata-rata pendapatan pada 12 peternakan Socio-Economic Factors Influencing Poultry
pembesaran ayam broiler di Desa Cibinong Egg Production among Poultry Farmers in
sebesar Rp445.143.107,-. Peternakan pembesaran Ondo State, Nigeria. British Journal of
ayam broiler di Desa Cibinong layak untuk Applied Science & Technology, 10(3), 1–7.
dijalankan dalam hal finansial dilihat dari nilai https://doi.org/10.9734/BJAST/2015/12014
NPV sebesar Rp161.767.950,- layak dengan Firdaus, M., & Komalasari, L. 2010. Feasibility
diskon faktor 12%. Nilai IRR 44,21% adalah Analyses of Integrated Broiler Production.
layak, nilai Net B/C Ratio dinyatakan layak karena Media Peternakan, Journal of Animal Science
lebih dari satu, yaitu sebesar 2,21. Nilai Break and Technology, 33(3), 182–188.
Even Point (BEP) harga jual dan produksi per kg https://doi.org/10.5398/medpet.2010.33.3.182
lebih dari Rp15.500,- jumlah produksi 163.769 kg
per periode. Payback Period pengembalian Handayanta, E., Rahayu, E. T., & Sumiyati, M.
investasi memerlukan waktu 3 tahun 3 bulan atau 2016. Analisis Finansial Usaha Peternakan
13 kali periode produksi. Pembibitan Sapi Potong Rakyat di Daerah
Pertanian Lahan Kering : Studi Kasus di
DAFTAR PUSTAKA Wilayah Kecamatan Semin, Kabupaten
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Afzal, M., & Khan, M. K. 2017. Economic Sains Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu
Analysis of Broiler Poultry Farms: A Case Peternakan, 14(1), 13–20.
Study of District Lower Dir. Sarhad Journal of https://doi.org/10.20961/SAINSPET.14.1.13-
Agriculture, 33(1), 183–188. 20
https://doi.org/10.17582/journal.sja/2017.33.1 Haryuni, N., & Fanani, Z. 2017. Study of
.183.188 Feasibility on Broiler Business Development.
AL-Sharafat, A., & Al-fawwaz, T. M. 2013. Journal of Development Research, 1(2), 63–
Economic Analysis of Different Broiler Farm 67. https://doi.org/10.28926/jdr.v1i2.25
Capacities: A Case Study of Jordan. Ibrahim, Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi
International Journal of Business and Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Management, 8(5), 41–47.
https://doi.org/10.5539/ijbm.v8n5p41 Kadek, I. P., Fanani, Z., & Hartono, B. 2015.
Analysis of Financial Broiler Farming Open
Amalia, F. R., Daryanto, A., & Rujito, H. 2015. House System Partnership at Sinar Sarana
Comparative Feasibility Analysis Of Modern Sentosa , Ltd . Malang Region. IOSR Journal
And Traditional System Of Broiler Chicken of Agriculture and Veterinary Science (IOSR-
Farm Business. Indonesian Journal of JAVS), 8(12), 77–86.
Business and Entrepreneurship (IJBE), 1(2), https://doi.org/10.9790/2380-081217786
90–95. https://doi.org/10.17358/IJBE.1.2.90
Keown, A. J., Martin, J. D., Petty, J. W., & Scott
Bartlett, J. R., Liles, K. M., & Beckford, R. C. Jr, D. F. 2011. Manajemen Keuangan edisi 10
Soeharjo, A., & Patong. 1994. Faktor-faktor Financial Feasibility Study of Establishment of
Produksi Padi. Jakarta: Penebar Swadaya. Poultry Feed Mill in Bintuni District West
Papua Province. International Seminar on
Sugiyono. 2009. Resume Metode Penelitian
Tropical Animal Production (ISTAP), 0(0),
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
645–649. Retrieved from
Alfabeta.
https://journal.ugm.ac.id/istapproceeding/artic
Widayati, T. W., Hartini, S., Raharjo, D., Widodo, le/view/30179
A., Ollong, A., Woran, J., & Sonbait, L. 2017.