KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN
DIREKTORAT RUMAH SWADAYA
Jalan Pattimura Nomor 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12110, Telepon/Faksimile (021) 7264031,
Nomor UM. 01.02 - Rw /ayy Jakarta, 30 Maret 2020
Sifat Penting
Lampiran : -
Hal : Arahan Pelaksanaan Kegiatan BSPS
Tahun 2020 dalam rangka Pencegahan
Penyebaran Covid19
Kepada Yth,
1
2.
Di
Kepala Satuan Kerja Penyediaan Rumah Swadaya
Para Kepala SNVT Penyediaan Perumahan
Tempat
Memperhatikan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
SE/04/M/2020 tentang Penanganan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid19) di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan dalam rangka
pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tahun 2020, perlu kami
sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1
2.
Kegiatan BSPS tetap dapat dilaksanakan sesuai prosedur dengan memperhatikan
Instruksi Menteri PUPR sesuai edaran tentang penanganan pencegahan Covid19.
Memperhatikan situasi di berbagai wilayah yang cukup bervariasi terkait
penanggulangan penyebaran Covid19, kami menginstruksi kepada Satker Penyediaan
Perumahan dan PPK Rumah Swadaya untuk:
a. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak otorisasi wilayah untuk memastikan
kegiatan BSPS dapat dilaksanakan di lapangan dengan tetap memperhatikan
arahan/ instruksi Kapolri/Gubernur/BupatiWalikota.
b. Dalam hal hasil koordinasi dengan pihak terkait, diperoleh kesimpulan bahwa
kegiatan dapat dilanjutkan, pelaksanaan kegiatan BSPS di lapangan agar
memperhatikan instruksi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dari pihak
berwenang dan mengikuti Prosedur Fasilitasi Pendampingan BSPS terlampir.
c. Dalam hal hasil koordinasi dengan pihak terkait, diperoleh kesimpulan bahwa
kegiatan belum dapat dilaksanakan, Satker atau PPK agar melaporkan hal tersebut
ke Direktorat Rumah Swadaya dengan melampirkan berita acara hasil koordinasi
dengan para pihak terkait dan rekomendasi dari dinas kesehatan setempat atau
surat edaran kepala daerah baik Gubernur/Bupati/Walikota tentang kebijakan
terkait.
4d. Melakukan mitigasi terhadap kemungkinan pelaksanaan kegiatan BSPS dengan
memperhatikan ketersediaan bahan bangunan baik fabrikasi maupun non-fabrikasi
serta ketersediaan tukang khususnya di lokasi-lokasi zona merah Covid19.
. Terus memantau perkembangan situasi dan penerapan _kebijakan
penanggulangan penyebaran Covid19 di wilayah masing-masing, serta
melaporkan kepada Direktorat Rumah Swadaya tembusan Direktorat Jenderal
Perumahan secara tertulis dan laporan berkala melalui video conference.3. Kegiatan koordinasi persiapan pelaksanaan dalam bentuk pengarahan pra tugas dan
coaching dapat dilaksanakan tanpa mengumpulkan banyak orang, tetapi dilakukan
dalam kelompok-kelompok kecil (5 orang) dengan materi pengarahan yang dapat
diundun dalam tautan:
‘a. http:/bit.Iy/materipembelajaranbsps2020 berisi materi pembelajaran_fasilitator
yang terdiri atas materi kebijakan, teknis, pemberdayaan, komunitas, manajerial
(khusus korfas), proposal dan pelaporan, aplikasi, bahan bacaan, dan silabus.
b. http://bit.ly/panduanpembelajaranbsps2020 berisi_ panduan —_ pembelajaran
fasilitator yang merupakan acuan bagi PPK Rumah Swadaya dalam melaksanakan
kegiatan pengarahan pra tugas dan coaching fasilitator.
Dalam mengukur tingkat pemahaman dan kesiapan fasilitator bekerja, dapat dilakukan
penilaian secara online atau jarak jauh yang metodenya dapat dikembangkan masing-
masing PPK yang dapat dibantu Konsultan Manajemen Wilayah/Provinsi.
Dalam meningkatkan kinerja PPK Rumah Swadaya, pemenang seleksi Konsultan
Manajemen yang memenuhi syarat, agar segera dikontrak untuk melaksanakan tugas
sesuai kerangka acuan kegiatan (TOR), antara lain dalam hal:
a. Pengendalian kegiatan BSPS agar tepat sasaran, tepat prosedur, tepat manfaat,
tepat waktu, dan akuntabel
b. Pembinaan dan peningkatan kapasitas koordinator fasilitator dan tenaga fasilitator
lapangan
c. Memastikan prosedur dan kualitas pemberdayaan dilaksanakan dengan maksimal.
d. Memastikan teknik dan kualitas konstruksi rumah memenuhi syarat dengan
menyiapkan sistem agar tuntutan dalam TOR dapat tercapai
fe. Pencegahan dan minimalisir risiko melalui mitigasi risiko sejak dini, termasuk
kemungkinan terjadinya penyimpangan dan pelaksanaan yang tidak selesai di
akhir tahun anggaran.
f. Tertib administrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Demikian arahan disampaikan, untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Atas
Perhatian dan kerja samanya, diucapkan terima kasih.
‘Tembusan kepada Yth.:
1
Direktur Jenderal Perumahan
2. Sekretaris Direktur Jenderal Perumahan
3. Para PPK Rumah SwadayaPROSEDUR FASILITASI PENDAMPINGAN BSPS DI LAPANGAN SELAMA
MASA DARURAT COVID-19
SYARAT DAN KETENTUAN PENUGASAN FASILITATOR
1. Pastikan Korfas dan TFL telah terkontrak, memiliki surat tugas dan kartu pengenal.
2. Pastikan Korfas dan TFL memilki asuransi BPUS Kesehatan dan Kelenagakerjaan.
3. Pastikan data diri Korfas dan TFL (termasuk data nama, alamat, nomor kontak
keluarga yang dapat dihubungi) terekam dengan benar.
Pastikan Korfas dan TFL memiliki alat komunikasi dan dapat dikontak setiap saat.
5. Pastikan Korfas dan TFL memiliki alat kerja di lapangan dan dibekali bahan publikasi
berupa leaflet, poster, dan alat peraga untuk sosialisasi
6. TFL melakukan fasilitasi pendampingan masyarakat di tingkat desa/kelurahan
bersama kepala desa/lurah, perangkat desalkelurahan, dan tokoh masyarakat
setempat
7. Korfas memantau, membina, dan mensupervisi kegiatan fasilitasi pendampingan
masyarakat yang dilakukan TFL, serta melaporkan secara berkala kepada PPK
melalui KMProviKMW tembusan kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota.
8. Sedapat mungkin memanfaatkan teknologi komunikasi jarak jauh dalam rangka
koordinasi, peningkatan kapasitas (coaching) Korfas dan TFL, pemantauan,
pengawasan dan pengendalian kegiatan, pelaporan, dan lain-lain.
9. Berdasarkan situasi dan kondisi di setiap wilayah, KMW/KMProv melakukan
perhitungan kembali kebutuhan waktu pelaksanaan fasiltasi pendampingan BSPS di
lapangan, menyusun strategi pengendalian dan jadwal kegiatan BSPS di
\Wilayah/Provinsi untuk ditetapkan oleh PPK sebagai acuan pengendalian kegiatan.
B, STANDAR OPERASIONAL KESEHATAN
1. Pastikan kondisi kesehatan diri dalam keadaan yang fit/prima, bila merasa tidak fit atau
sakit (demam, flu, batuk, pusing, sesak napas) harap segera memeriksakan diri ke
fasilitas kesehatan terdekat
2. TFL yang merasa kurang sehat atau sakit (demam, flu, batuk, pusing, sesak napas)
segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, kemudian melaporkan hasil
diagnosis kepada Korfas, korfas melaporkan kepada KMPRov/KMW dan PPK. TFL
menunggu keputusan penanganan yang dapat dilakukan,
3. Korfas dan TFL dalam melaksanakan tugas wajib menggunakan masker medis serta
membawa hand sanitizer (penggunaan maksimal 5 kali dan harus mencuci tangan
dengan sabun setelahnya)4, TEL wajib membuat jadwal kunjungan ke desa/kelurahan sasaran dengan frekuensi
yang efektif misalnya (2-3 kali seminggu) untuk menjaga stamina dan meminimalisit
risiko tertular.
5. Korfas dan TFL DILARANG melakukan kontak fisik terutama berjabat tangan. Bentuk
penghormatan dapat diganti dengan salam menangkupkan kedua tangan (salam khas
Indonesia) atau membungkuk sambil senyum.
Batasi jarak dengan orang lain sekitar 1-2 meter.
7. Terapkan etika batuk dan bersin (tutup mulut dan hidung dengan menggunakan tisu
atau lengan dalam baju, buang tisu, dan cuci tangan)
8, Upayakan menjaga kebersihan peralatan lapangan seperti pulpen, GPS, HP, kamera,
lembar kerja, dan sebagainya (rutin dibersihkan),
9. Hindari penggunaan helm fullface bergantian (keluarga sekalipun).
40. Menjaga diri dengan mengurangi aktivitas yang tidak penting di luar ruang seperti
nongkrong, jalan-jalan, dan lain sebagainya.
11. Setelah melakukan tugas lapangan, Korfas dan TFL segera membersihkan diri
(mandi)
PERTEMUAN DAN KOORDINAS! DENGAN TIM TEKNIS
4. Korfas dan TFL wajib berkoordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota seminggu
sekali setiap hari Senin melalui media video conference dapat mengikutsertakan
Korwil KI dan Korwil KMProviKMW masing-masing,
2. Pastikan setiap pihak mengerti cara penggunaan video conference sehingga kegiatan
dapat terlaksana dengan baik.
3. Hasil koordinasi wajib dicatat sebagai notulensi mingguan yang bisa ditindaklanjuti
kemudian, dan dilaporkan kepada PPK melalui KMProv/KMW serta dapat dijadikan
sebagai laporan mingguan dan laporan bulanan Korfas dan TFL.
|. PROSEDUR PELAKSANAAN SOSIALISAS! DAN REMBUK
Selama masa darurat Covid-19, sosialisasi dilakukan dengan beberapa metode sesual
kondisi lapangan, sebagai berikut:
1. Sosialisasi dengan media cetak
«TFL memberikan poster kepada kepala desa/lurah untuk dipasang sebagai media
penyebaran informasi di kantor desa/kelurahan atau tempat yang biasa didatangi
masyarakat.
+ TFL membagikan leaflet kepada masyarakat secara langsung atau melalui kepala
desa/lurah sebagai media penyebaran informasi.Poster dan leaflet dicantumkan nomor telpon TFL sebagai sarana komunikasi
antara TFL dengan masyarakat.
Sosialisasi dari rumah ke rumah (door to door)
TFL menjelaskan tentang syarat Rumah Layak Huni, Program BSPS, dan
mekanisme kegiatan kepada Kepala DesalLurah dan perangkat desa/kelurahan.
Selanjutnya, Kepala Desallurah mengerahkan perangkat desa/kelurahan dan
tokoh masyarakat untuk melakukan sosialisasi kepada kelompok CPB secara
bergiliran berdasarkan kedekatan wilayah.
Perangkat desalkelurahan dan tokoh masyarakat dibagi tugas dengan
memperhatikan jumlah CPB yang akan diberikan informasi, usahakan dibagi
seminim mungkin,
Memperhatikan prosedur operasional Kesehatan (jaga jarak antar orang,
DILARANG berjabat tangan).
Membawa alat tulis pribadi untuk digunakan pada saat kegiatan berlangsung.
Sosialisasi dan rembuk dalam kelompok kecil
TFL melakukan sosialisasi dengan kelompok kecil (5-7 orang) dengan jarak
rumah yang berdekatan dan secara bergiliran
Sosialisasi dan Rembuk difokuskan pada Calon Penerima Bantuan (CPB) yang
terdaftar dalam BNBA.
Sosialisasi dilakukan di balai desa atau tempat terbuka yang dapat meminimalisir
penumpukan orang dalam satu waktu.
Fasiltator membuat jadwal sosialisasi dan rembuk secara bergiliran agar efektif
dan efisien berdasarkan Format Kartu Kendali Rembuk.
Disepakati dengan Korfas pola komunikasi yang efektif dan poin-poin penting
pesan yang akan disampaikan dalam rembuk.
CPB yang berusia lanjut, sedang sakit (demam, batuk, pilek) atau berhalangan
hadir dapat diwakilkan oleh anggota keluarga atau kerabat yang terdekat
Dimungkinkan KPB dibentuk maksimal hanya 10 orang
Dimungkinkan jika mendesak diadakan coaching hanya kepada ketua KPB saja
‘yg akan diteruskan kepada anggotanya, dengan materi sibgkat, padat, dan mudah
dimengerti
Disampaikan kepada masyarakat tentang tata cara rembuk yang sehat dan aman
terhadap penularan Covid-19, antara lain tentang penggunaan masker medis,
jaga jarak, tidak ada kontak fisik).
‘Menjaga jarak aman antar sesama peserta dan DILARANG melakukan kontak
fisik (berjabat tangan).+ Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan
sesudah kegiatan.
+ Peserta wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) minimal menggunakan
masker medis.
E, PROSEDUR PELAKSANAAN VERIFIKASI CPB.
1
TFL wajid berkoordinasi dengan Korfas dan Tim Teknis sebelum menuju ke
desa/kelurahan sasaran untuk mencari informasi terkait kondisi wabah Covid-19. Jika
kondisi tidak aman, maka TFL tidak diperbolehkan bertugas di lokasi dan menunggu
instruksi lebih lanjut,
Jka diperbolehkan untuk bertugas, maka pastikan kembali kondisi kesehatan dalam
keadaan fi/prima. Bila sedang sakit (demiam, flu, batuk) harap segera memeriksakan
diri ke fasiltas kesehatan terdekat atau melakukan isolasi mandiri dan melaporkan
kondisi ke Korfas,
Verifikasi diupayakan dilaksanakan sampai siang hari saja dengan letak CPB yang
saling berdekatan,
Korfas dan TFL dalam melaksanakan tugas wajib menggunakan masker medis serta
membawa hand sanitizer (penggunaan maksimal 5 kali dan harus mencuci tangan
dengan sabun setelahnya),
Batasi jarak dengan orang lain sekitar 1-2 meter.
6. Upayakan menjaga kebersihan peralatan lapangan seperti pulpen, GPS, HP, kamera,
lembar kerja, dan sebagainya,
Setelah melakukan tugas lapangan, TFL segera membersihkan diri (mandi).
F, PROSEDUR PENYUSUNAN PROPOSAL
1
4.
Pastikan kondisi kesehatan diri dalam keadaan yang fiv/prima, bila merasa tidak fit atau
sakit (demam, flu, batuk, pusing) harap segera memeriksakan diri ke fasiitas
Kesehatan terdekat
Korfas dan TFL dalam melaksanakan tugas wajib menggunakan masker m
is serta
membawa hand sanitizer (penggunaan maksimal 5 kali dan harus mencuci tangan
dengan sabun setelahnya).
Korfas dan TFL secara disiplin menjaga kebersihan dan tidak menyentuh anggota
tubuh setelah memegang proposal.
Pastikan semua proposal benar dan lengkap sesuai persyaratan,
G. PROSEDUR PELAKSANAAN SERBUTAB.PPK berkoordinasi dengan Bank/Pos Penyalur tentang Protap resmi dari pihak
Bank/Pos Penyalur.
Bila petugas Bank tidak memungkinkan datang ke desa/kelurahan sasaran, maka PB
harus datang ke cabang terdekat atau sesuai lokasi hasil kesepakatan. Korfas
diharapkan membuat jadwal per hari maksimal 10 orang,
Fasilitator berkoordinasi dengan pihak bank untuk membuat jadwal Serbutab agar
efiktif dan efisien,
Bila petugas Bank bisa datang ke desa sasaran, juga tetap harus dibuatkan jadwal
pelaksanaannya (dibuat beberapa sesi), jadi PB tidak perlu berkumpul sehingga
‘meminimalisir pengumpulan orang dalam jumlah banyak.
Pelaksanaan Serbutab yang memerlukan pengumpulan massa dilakukan per
kelompok rumah yang berdekatan (5-7 orang atau menyesuaikan).
Serbutab dilakukan di balai desa atau di tempat yang memungkinkan dengan
meminimalisir penumpukan orang dalam satu waktu yang sama.
Apabila terdapat Calon Penerima Bantuan yang sakit atau berhalangan hadir dapat
diwakilkan oleh anggota keluarga atau kerabat yang terdekat dengan membawa Surat
Kuasa
Menjaga jarak aman antar sesama peserta dan DILARANG melakukan kontak fisik
(berjabat tangan).
Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
kegiatan
H. PROSEDUR PENGAWASAN KONSTRUKSI
at
TFL wajib menyusun Time Schedule atau jadwal pelaksanaan konstruksi dengan
menggunakan maktriks progress kualitas konstruksi (rapid assessment) untuk
‘memantau progres pelaksanaan fisik
Ditargetkan setiap PB selesai pekerjaan fisik 60 hari/2 bulan sampai menjadi rumah
layak huni dan terhuni
Memfungsikan peran Ketua KPB sebagai mitra TFL untuk menjadi pengawas di
lapangan dengan Format Kartu Kendali Konstruksi Mandiri (K3M) serta
menginformasikan setiap progres kemajuan kepada TFL.
Pastikan kondisi kesehatan diri dalam keadaan yang fitiprima saat melakukan
pengawasan ke lapangan, bila merasa tidak fit atau sakit (demam, flu, batuk, pusing)
harap segera memeriksakan dir ke fasilitas kesehatan terdekat dan melaporkan
kondisi kepada Korfas.5. TFL datang ke desa sasaran untuk melakukan monitoring seefektif mungkin sesual
dengan keperluan, terutama pada tahap-tahap penting serta untuk pengambilan foto
dokumentasi
6, Membentuk grup WA bagi KPB dan PB yang mempunyal alat komunikasi sehingga
‘meminimalisir intensitas kontak secara langsung.
|. PROSEDUR PEMBAYARAN BAHAN BANGUNAN DAN UPAH TUKANG
4. Pembayaran bahan bangunan dan penarikan upah tukang sedapat mungkin dilakukan
dengan metode non-tunai (transfer).
2. Apabila tidak memungkinkan, Penerima Bantuan dapat melakukan pembayaran
tukang dengan tetap meminimalisir objek yang dapat disentuh (misalnya
menggunakan amplop) serta memperhatikan kebersihan.
‘Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah kegiatan.
Menjaga jarak aman dengan orang lain dan DILARANG melakukan kontak fisik
(berjabat tangan).
5, Diupayakan untuk membawa/menyediakan hand sanitizer selama kegiatan
beriangsung,
6. Dalam melakukan penandatanganan apapun, baik TFL, penyedia bahan bangunan,
tukang dan Penerima Bantuan menggunakan alat tulis masing-masing
J. HIMBAUAN PROSEDUR KETIKA SAMPAI DI RUMAH
4. Lepaskan sepatu Anda di depan pintu sebelum masuk ke dalam rumah,
2. Desinfeksi atau bersihkan peratatan seperti sepatu, HP, kacamata, kunci, alat tulis,
dan lain sebagainya,
Buang struk atau Kertas yang tidak diperlukan
4. Berjalan tanpa alas kaki secara langsung ke ruangan ganti baju dan letakan baju yang
telah dipakai ke dalam tempat pakaian kotor atau mesin cuci
5. Tidak menyentuh apapun, tidak duduk di kursi atau tidur di tempat tidur sebelum
membersihkan dirl
6. Bersihkan diri secara menyeluruh (mandi).
Senantiasa menerapkan kedisiplinan sehingga membantu mencegah penyebaran
virus secara mandi