You are on page 1of 50
SA 'NS TEKNOLOg) MASYARAKAT BAB 3 Interaksi Dalam Pembelajaran Pendahuluan Uraian dalam Bab 1 dan Bab 2 menunjukkan bahwa perkembangan. ilmu dan teknologi yang sangat cepat menghendaki agar masyara- kat pada umumnya memiliki literasi sains dan teknologi dasar. Jadi tidak sekedar melek (membuka mata: Jawa) tentang sains dan teknologi, tetapi memiliki kemampuan dan kesadaran sains dan teknologi yang akan diuraikan dalam Bab 5. Kalau kita mengacu pada program wajib belajar sembilan tahun, kemampuan dan kesadaran ini dapat diperoleh seseorang melalui pembelajaran sains di Sekolah Menengah Pertama. Dalam bidang pendidikan tiap individu berhak memperoleh Pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuannya. John Dewey dalam buku “History of Political Philosophy” mengemukakan antara lain bahwa tiap negara bertujuan agar setiap anggota masyarakat dapat dikembangkan kemampuannya dalam bidang fisik, intelek- tual dan moralnya secara demokratis. Tyjuan ini juga Caaaeaaee Pandangan bahwa tiap individu memiliki potensi unt ee yatane kreativitas dan moralnya secara bermakna. eal 67 ai Maem an i negara memiliki program-program pendidikan bagi Ware, negaranya. : Pendidikan Nasional tahun 20 Cee Undang eidikan adalah usaha sadar dan terene i pet aad akan suasana belajar dan proses pembelajaran age aa maiaik aecara aktif mengembangkan potensi dirinya untu eae iliki| kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian din, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kete: seven y : diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Ini erat ahwa is dalam pendidikan yang antara lain bahwa unsur demokratis dalam pend didasari oleh faham filsafat humanisme sudah termasuk dj peserta dalamnya. | | Selanjutnya dalam pendidikan ada tiga komponen yang berkait- an sangat erat yaitu filsafat pendidikan, teori pendidikan, dan praktek pendidikan. Filsafat pendidikan atau filsafat pendidikan bidang studi tertentu adalah pemikiran yang membahas segala hal tentang pendidikan atau pendidikan bidang studi tertentu secara mendasar dan mendalam, misalnya hakekat pendidikan dan pendidikan bidang studi tertentu, pengaruh aliran-aliran filsafat dalam mengembangkan kurikulum, mengemukakan bagaimana peran guru, peran sekolah, peran peserta didik, evaluasi belajar dan lain-lain. Pemikiran ini dituangkan dalam teori-teori idi merupakan acuan bagi praktek atau proses pendidiine pone tertentu, Adapun filsafat pendidikan dan to den menggunakan hasil penelitian di la perkembangan jaman dapat dike: . pengembangan teori-teori baru dalam penn a ema bara dan yakni filsafat pendidikan, teori pendidilan denn <°tiea bidang ini sesuai kebutuhan seseorang dapat dipelajarj oleh ooe® penaicikad orang atau bahkan tiga orang yang berbeds Yang het? orang, dua filsafat pendidikan, teori pendidikan dan proses pon pminat terhadap Seorang guru karena tugas sehari-harinys ae idikan, sudah merasa puas apabila apa yang diajarkan ae Mengajar, sebagian besar siswanya. Guru kedua meraes kurang {ham oleh ia tidak mempelajari filsafat yang melatarbelake r= P'S apabila Pidang studi yang ia ajarkan. Ia baru puas kala &! P®2didikan ‘lsafat bidang studi tersebut. Guru ketiga di samp, ™°™hami a s Melaksa. ori pendidikan menelaah Pangan sehingga sesuai nakan proses pendidikan sebagai guru, ia lebih berminat menguasai pula pendidikan bidang studi yang menghasilkan teori-teori penbelajaran. Guru keempat ternyata baru merasa puas apabila ia memahami filsafat pendidikan dan teori-teori pendidikan yang dapat ia aplikasikan dan ia teliti dalam kegiatan pembelajaran. Guru keempat inilah yang disebut sebagai seorang yang melaksana- kan proses pendidikan sebagai guru, tetapi memahami pula teori dan filsafat pendidikan. Dari contoh-contoh tadi dapat dikemukakan pahwa seorang pelaksana pendidikan dapat mempelajari satu atau lebih dari tiga komponen dalam pendidikan, sesuai dengan minat, tugas serta tanggungjawabnya. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari seseorang mengemuka- kan keyakinannya, dasar pemikiran dan pandangan hidupnya tentang sesuatu hal tanpa ia sadari bahwa yang dikemukakan itu sebenarnya adalah filsafatnya. Dengan demikian sebenarnya ia memiliki filsafat tertentu tentang sesuatu hal yang sedang dilakukan atau dibahas meskipun ia kadang-kadang tidak me- nyadarinya. Jadi filsafat seseorang itu mendasari dan mewarnai nilai yang dianutnya dan merupakan pedoman bagi sikap dan tingkah lakunya. Apakah “nilai” itu akan kita baca dalam pem- bahasan tentang pendekatan nilai. Konstruktivisme dan Pragmatisme Dalam proses pendidikan pidang studi atau lebih spesifik dalam pembelajaran materi subyek tertentu seorang guru mengacu pada pandangan atau aliran filsafat yang secara eklektik diaplikasikan melalui kegiatan sehari-hari dalam pekerjaannya. Dari berbagai aliran yang ada disini hanya dibahas aliran konstruktivisme dan Pragmatisme saja, yang langsung terkait dengan model sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran. Konstruktivisme suatu aliran dalam filsafat yang Vico yang lahir pada tanggal 23 Juni i i i ] sebagai seorang 1668 di Italia, Di samping dikenal seba 0 cistemoog pated seorang ahli matematika, pendidikan, sejarab, bahasa, ‘ima politik dan meraih gelar doktor dalam ilmu hukum ‘ 69 Konstruktivisme merupakan dikemukakan oleh Giambatista . sebagai guru besar retorikg pada tahun 1699 serta as me an yang menciptakan me tahun 1699. ae ae eee ia yakin bahwa manusia mempunya: dengan segala isinya ia dikaruniai kemampuan untuk mengko, keterbatasan. Manusia dikaru lah ia berinteraksi q in struk atau membangun pengetahuan setelah i i dengan lingkungannya, yaitu alam. Dalam lingkungan yang sama, manugja akan mengkonstruk pengetahuannya secara berbeda-beda yang tergantung dari pengalamannya masing-masing sebelumnya, Namun demikian manusia harus berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan pendidikannya dan mengelola alam. Pengetahuannya yang luas mendasari pandangannya bahwa para cendekiawan harus dapat saling bekerja sama dan mau mengkomunikasikan penge. tahuannya pada masyarakat. Pada gilirannya masyarakat yang sejahtera dan berpendidikan akan dapat mensejahterakan bangsa dan negaranya. Vico juga menekankan perlunya dikembangkan disiplin-disiplin ilmu di perguruan tinggi karena dengan filsafat saja tidak mungkin ilmu-ilmu dapat berkembang. Pandangan yang dikemukakan pada saat itu dalam berbagai ceramah yang selalu dikaitkan dengan sejarah perkembangan suatu bangsa membuat ia lebih terkenal sebagai negarawan. Dalam pendidikan, von Glasersfeld adalah penganut faham mbahas tentang kognisi, pem- ia maksud adalah mengubah pengetahuan yan, yang telah dibangun atau dikonstruk pengetahuan ini merupakan akibat da: kungannya. Konstruktivisme dalam bidang pendidik: i Jean Piaget dari Swiss dan Vygotsky dari Rus ranted mengenal Kedua tokoh tersebut dibawah ini disajiar ote Ibi dengan singkat. 2 Diografinya Jean Piaget lahir pada tgl 9 Agustus 1896, Zoologi dan makalah ilmiahnya yang pertama di Say pada saat ia baru berusia 10 tahun. Tahun 1p pikes ikannya program doktor dalam bidang ilmu pengetahuan alam ai (eee eel Neuchatel. Selanjutnya ia mempelajari psikologi khusucn?® perkembangan berpikir anak. Pada tahun 1921 menjadi gues poe dalam psikologi dan filsafat ilmu. Dalam tahun 1955 mendirilean 70 & dimiliki seseorang Sebelumnya, Perubahan Ti interaksj dengan ling- Mula-mula ig belajar om NOLog, MASYARAKaT international Center of Genetic Episte: A mology, yait i men eg ona mene 7 hl abstrak § » Waktu, gaya dan lain-lai ‘lve sangat dikenal adalah teori perkembangen son yainny® Teori yang wi Crh Poda aa ky HY Bt i 5 November 1286 ota : ia me : 5 penghargaan medali emas dan nyelesaikan gymnasium dengan ha i setelah menyelesaikan per; ruan tinggi ia mengajar bahasa dan psikologi di suatu sekolah ai Goinel mengelola jurnal dalam bahasa dan kologi di Institut Pendidikan Guru. Vygotsky banyak memberi ceramah tentang persoalan-persoalan dalam bahasa dan ilmu Pengetahuan serta melaksanakan penelitian dalam bidang psikologi, difektologi, dan abnormalitas mental. Vygotsky meninggal pada tg] 11 Juni 1934, Konstruktivisme yang dikembangkan oleh J.Piaget dalam bidang pendidikan dikenal dengan nama konstruktivisme kognitif atau personal constructivism. Konstruktivisme personal ini dikembangkan melalui eksperimen yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan pengetahuan anak, dengan jalan melakukan wawancara dan mengobservasi kegiatan serta tingkah laku anak. J. Piaget menekankan bahwa seseorang membangun pengetahuannya melalui berbagai jalur, misalnya membaca, menelusuri, melakukan eksperimen terhadap lingkungannya dan lain-lain. Adanya rekonstruksi dalam pengetahuan seseorang juga ia yakini, karena di samping berinteraksi dengan lingkungan, kesiapan mental dan perkembangan kognitif ikut berperan dalam mengkonstruksi ataupun merekonstruksi pengetahuan. Dari hasil Penelitiannya ia mengemukakan teori tentang perkembangan mental anak. Teori ini menyatakan ada empat tahap dalam perkembangan mental anak, yakni tahap sensori motor (dari Jahir sampai 2 tahun), tahap praoperasi (2 sampai 7 tahun) ‘aha operasi konkrit (7 sampai 11 tahun), dan tahap operasi formal (11 sampai talun), Adapun yang dikembangkan oleh Vygotsky dinamakan kon- ivi: i itikberatkan pada interaksi antara at ee een alnya. Melalui interaksi dengan individu d lingkungan sosialr i lingkungan miealnya melalui aiskusi dalam belajar Kelompsk dapat terjadi rekonstruksi pengetahuan eseiraae eee &nak dari prakonsepsi, yaitu konsepsi yang | oe eh dari penga: ‘man sehari-hari, teman atau orangtua, Jug: . InTERAKS! DALAM PES.” 5 j guru pada pendidj ; proses belajar melalui gw ndiikay ‘oh pandangan anak bahwa matahari meng, setelah ia menjalan) ksi setelah memperoleh pelajaran formal. Sebagai conto tiling! pumi dapat direkonstru! i lah. . geografi di sekol ktivitas anak melakuk, iti xy terhadap 4 | uk Penelitian VyB0ts Ny ean pekerjaan menunjukkan bahvrg at motorik menyelesai! : kegiate’ enyelesaikan pekerjaan tertentu anak-anak kecil perly dibantu oleh percakapannya sendiri untuk menyertai penyelesaian masalahnya. Makin lama pantuan percapakannya dapat dikurangi, “Shsimpalan terhadap kegiatan anak dapat diketahui dari ucapan ini: Children solve practical task with the help of their speech, as well as their eyes and hands. . | Apabila diteliti, konstruktivisme kognitif maupun konstruktivis. me sosial keduanya dapat diterapkan dalam bidang pendidikan, namun fokus perhatiannya berbeda. Konstruktivisme kognitif menitikberatkan pada individu yang melakukan kegiatan, sedangkan konstruktivisme sosial menitikberatkan pada interaksi antar individu. Dalam pembelajaran, guru perlu memotivasi siswa menggunakan teknik-teknik yang kritis untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang bermakna bagi dirinya. Pandangan ini dinamakan konstruktivisme kritis dan dalam proses pembelajaran di Indonesia konstruktivisme kritis perlu dikembangkan sejak usia dini karena untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, di samping pemahaman ilmu dalam bidang-bidang tertentu, perlu dilatihkan penalaran-penalaran, berpikir kritis, mengidentifikasi paseleh fae Perens masalah. Hal-hal ini akan berlangsun8 dasamye eee ole Dees konstruktivisme kritis. Pada berpikir kritis, pane sect mmo ant si oleb keteramnp oe ee umum terdiri atas langkah-langk@ menyadari dan merumuskan : mengumpulkan informasi; a . membuat kesimpulan tentatif, menguji kesimpulan; , mengambil keputusan. Per Langkah-Jangkah ini in i gkah ij | imu karena bemaman nPat diterapkan ke dalam berbag# untuk bidang bee eo sat umum. Mungki Jam berbete harus dapat apes tettentu. aan me ns ° i 2 elah seseorang melakukan eksperi™@ au cukup denga: atau ay a n melaksanakan a , tivisme kognitif, konstruktivisme ae ae saja. Baik konstruk- 1a kritis ketiganya menggunakan kognisi i aupun kostruktivisme rang. Pragmatisme pragmatisme merupakan : selama satu abad torakhir i eee fabal di Amerika yang dalam filsafat, pragmatisme meridia oneal Sebagai aliran Charles Peirce (1835-1914) ketika ia menerbith arenas wee berjudul “How to make our idea clear” pada tahun Faas lain dalam aliran ini adalah William James (1842-1900), John Dewey (1850-1952) dan George Herbert Meat (1863-1931). Pragmatisme berpandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh hendaknya dimanfaatkan untuk mengerti permasalahan yang ada di masyarakat. Selanjutnya tindakan apa yang dapat dilakukan untuk kebaikan, peningkatan dan kemajuan masyarakat dan dunia. Dalam menilai gagasan, ide-ide’dan teori, yang dipentingkan adalah dapat atau tidaknya gagasan itu dilaksanakan hingga membuahkan hasil yang positif. Kaum pragmatis memandang bahwa teori-teori itu diperlukan untuk membimbing tingkah laku manusia dan perencanaan untuk melakukan tindakan hingga berdampak positif, menghasilkan kemajuan dan bermanfaat bagi kehidupan. Pragmatisme berusaha menjadi penengah antara aliran idealis- me dan aliran realisme dan menggabungkan hal-hal yang berman- faat dalam kedua aliran tersebut. Kelompok aliran idealisme (atau lebih tepat disebut jdea-isme) menyatakan bahwa realita terdiri atas ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa. Kaum idealis menekankah pada teori koherensi atau konsistensi untuk mentest suatu kebenaran. Suatu keputusan (judgement) dipandang benar kalau sesuai dengan keputusan-keputusan sebelumnya yang sudal dinilai sebagai benar. Realisme adalah pandangan bahwa berada di luar diri manusia. Adapun 0% adalah dengan melakukan tindakan empir! bera jmen yang berulangkali dai dapat hana seen ide-ide dan teori saja- ‘indakan empiris dapat ; dan tor mendukung ditinjau dari segi bay an ee mer ne dapat diaplikasikan dengan biaya, dapat disederhana! 73 objek indra kita itu riil dan ara memperoleh kebenaran jg artinya tindakan nyata ali dilakukan dan tidak ARAN INTERAKS! DALAM pEMBELAJY isme mempertimbangkan apakah secarg mati: + mudah dan aaa yang berfokus pada mencari pengalaman rasional sual dapat dilakukan atau tidak. Dalam menengahi pan matisme berpandangan bahwa hi didasari oleh pertimbangan etis, a. oe eae pembelajaran, pragmatisme menitikberatkan pada pandangan bahwa seyogianya hasil Belair ed ee ema: kualitas kehidupan masyarakat, termasu} ; kK i iti: tif kemajuan teknologi menanggapi dampak positif maupun nega’ i yang berkembang dengan sangat cepat. Oleh karenanya pembe. lajaran harus dilakukan dalam konteks kebutuhan masyarakat dengan lebih dahulu menampilkan isu-isu di masyarakat yang berkaitan dengan topik yang akan dikaji atau dibahas. dangan idealisme dan realisme, Prag. endaknya keputusan yang diambjj artinya perlu dinilai dari segi bai; Pendekatan dan Metode Dalam Pembelajaran Sebelum kita membahas tentang pendekatan dan metode, sebaiknya kita bahas lebih dahulu apakah “mengajar” dan apakah “pembe- lajaran” itu. Mengajar merupakan bagian dari proses pendidikan, sedangkan makna pendidikan telah tercantum dalam Undang- Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003. Apakah mengajar merupakan “seni” atau “ilmu” seringkali diperdebatkon oleh para pendidik. Apabila mengaj r J E jar adalah seni, maka perilaku dan kegiatan mengajar melibatkan intuisi, kreativitas, inspirasi dan mengajar atau me (intuisi) lebih baik dalam mengajar daripade ent lainnya Pandangan ini didasari oleh paradigma bahwa gura- ce “dilahirkan? dan bukan “dibentuk”. Dengan demikian tidak banyy eT diajarkan tentang “mengajar” itu. ng perlu Para pendidik yang berpandangan bahwa men tidak dapat menyetujui pandangan terdahulu, Pe mengajar menurut pandangan ini didasari oleh rola nee” & laku yang dapat diamati dan divalidasi, Seorang gure ekah Rpnetapkan dan mempraktekkan pola dan dasar (prmeey Pete telah dipelajari, Dengan dasar pandangan ini ene i dikemukakan bahwe mengajar merupakan pemilihan dan aplikasi aturan-aturan yang bany; gajar adalah ilmu, ‘ngetahuan tentang 14 _ ew MWABYARAKAT i untuk situasi tepat atau sesuai BA uasi kelas tertent: ekstrim int dapat digambarkan seperti di Pea r= pandangan yang , mengajar sebagai penyelesaian / senl ——> masalah secara intuisi mengajar ilmu—» mengajar sebagai aplikasi hukum-hukum, prinsip dan teori Dewasa ini pada umumnya para pendidik tidak menyangkal pahwa mengajar memerlukan kedua unsur tersebut, yakni “ilmu” dan “seni”. Penulis buku ini berpandangan bahwa kegiatan mengajar memerlukan dasar-dasar ilmu yang diterapkan pada seni mengajar. Adapun istilah pengajaran diambil dari bahasa Inggris “teaching”, sedangkan pembelajaran diambil dari kata bahasa Inggris “learning” atau “belajar”. Istilah pengajaran lebih difokus- kan pada pengajar, sedangkan istilah pembelajaran difokuskan pada orang yang belajar. Adapun pembelajaran merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik didalam mapun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian. Pembelajaran juga merupakan preskripsi yang menguraikan bagaimana sesuatu hendaknya diajarkan sehingga mudah dijang- kau dan bermanfaat bagi peserta didik. Adapun bahan yang dikaji harus dikuasai oleh guru atau pengajar sehingga mudah diajarkan. Seseorang yang menguasai ilmu tertentu biasanya dapat 7 menyam- Paikan apa yang ia ketahui dan teliti kepada orang ee an tetapi apa yang dilakukan itu adalah mentransfer Peale nee ee _ “transfer of knowledge” yang biasany® diate ee a sama epada sesama ilmuwan atau pengajar yang ee Aomiien tt lengan jlmuwan tersebut. Penyampalan Pi bay ainpeikenaya feupakan eksplanasi slave, cola a nae mengolah secara pada para siswa pengajar atau guru en 4u mengajar sehingga Pedagogi yaitu menggunakan Se™ ata vi caine sekolah (school Rateri subyek yang merupakan bagiah 0% Oe eojahan materi Sience) meee tarengkau oleh siswa. Bagsimer Dada tingkat i fal Secara pedagogi ue i S alak dasar bobot pedagoginya ‘ndidikan tempat ia mengaj@™- 15 Jing banyak, dan pada jenjang sekolah yang makin tinggi bobot paling . i i ‘kurang. : Pea ny vk benan merah antara pendidikan, pengajaray pabil dan pembelajaran maka istilah pembelajaran yang dewasa inj an 7 kup populer merupakan suatu proses untuk mengembangkan cu. potensi peserta didik agar berinteraksi antar aaa individu seagaj i mengelola lingkungan a yang baik termasuk mampu ; ung warge neon jak, Dengan demikian istilah pembelajaran ditinjay dari peserta didik memiliki makna yang luas karena merupakan proses humanisasi, sivilisasi dan pemberdayaan individu yang belajar. Ditinjau dari pihak pengajar, apakah ia tidak belajar juga? Apabila seorang pengajar, mengajar pada berbagai kelompok warga belajar, ia juga belajar dari situasi yang berbeda-beda dalam menghadapi berbagai kelompok tadi. Jadi pengajarpun belajar melalui situasi yang dihadapi pada bermacam-macam kelompok warga belajar. Pengajaran merupakan proses mengajar atau mengajarkan. Dapat pula berarti segala sesuatu mengenai mengajar. Jadi pengajaran berfokus pada pelaku mengajar atau teaching, yaitu pengajar, sedangkan pembelajaran berfokus pada kegiatan belajar atau learning. Oleh karenanya istilah pembelajaran sudah mencakup istilah mengajar dan belajar. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan summer belajar pada suatu lingkungan belajar. Agar siswa dapat memahami materi subyek yang disampaikan oleh guru dengan mudah, guru perlu mempersiapkan pendekatan dan metode pembelajaran yang cocok untuk materi subyek yang telah diolah secara pedagogi tersebut. Istilah pendekatan atau “approach” sebelum digunakan dalam are {lah digunakan dalam sistem penerbangan. Misalnya mendarat di law dane, aa menghalangi pandangan untuk dapa ngan aman dan tepat. Jadi seorang pilot hi a ‘arus mampu memilih pendekatan dalam pendaratan (landing approach) menggunakan berbagai i tuj E cara ae yaitu mendarat di landasan de man dan teva actnya lengan aman dan tepat, artinya tidak 16 oa ar MASYARAKaT Dalam “Standards for Science Teacher Preparation yang diselenggarakan oleh NSTA pada tahun 1998 dan bekerja sama dengan The Association for the Education of Teachers in Science, dinyatakan bahwa salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh guru sains adalah konteks sosial atau social context. National Science Teachers Association, sebuah organisasi guru sains di Amerika mengemukakan bahwa guru sains harus dapat meng- identifikasi dan menggunakan sumber-sumber dari luar sekolah. Melalui pengenalan tentang keluarga dan lingkungan kebudayaan peserta didik, sekolah akan lebih mudah merencanakan kurikulum dan kegiatan belajar di kelas. Pembelajaran kontekstual ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa, partisipasi orangtua mereka dan masyarakat di lingkungan sekolah tertentu. Untuk maksud yang sama oe s » pada tahun 2) Pendidikan Nasional dalam hal ini Direktorat Penal een Pertama, mencanangkan suatu ee ae hidupan keluarga, anggota masyarakat dan bang sa, . kan i me 7 : melal Finghatkan esas blr howe meigenaeestan CTL adsl kan antara materi ae yang dipelajaringe te Port mereka scharichari, © “Pelajari dengan ko oe Sea nteks kehidupa 98 Dalam bab ini dikemukakan s; i antara bidang yang dikaji fee eel yang mengaitkan agar pengetahuan yang diperoleh dapat a eras kehidupan peserta didik atau siswa. Yang tidak kur: an cae dalah bahwa konsep-k . ‘ang pentingnya a é p-konsep yang diperlukan tadi akan lebih mudah dikonstruk oleh siswa dan memiliki retensi yang lama Artinya materi atau konsep-konsep yang telah dipelajari tidak mudah dilupakan. Apabila apa yang dipelajari dinilai bermanfaat, seseorang akan termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut untuk memperoleh pengetahuan sehingga belajar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menantang. Disamping mempermudah mengkonstruksi pengetahuan, pendekatan kontekstual juga dapat mempermudah terbentuknya penghayatan bidang afektif seperti pengembangan etika pada diri peserta didik sehingga akhirnya terjadi perubahan tingkah laku yang bersifat intrinsik dan permanen. Sebagai contoh, diharapkan di kemudian hari di Indonesia tidak ada lagi orang yang melemparkan sampah sekecil apapun melalui jendela mobil di jalan, karena selalu tersedia tempat -sampah di dalam mobil pemiliknya. Menanamkan sikap untuk mau memelihara lingkungan yang seringkali disebut dengan etika lingkungan memang harus dimulai sejak kecil sehingga sikap tersebut di masa dewasa merupakan kebiasaan dan bukan keter- aksaan. Salah satu pendel pembelajaran dal katan yang dapat digunakan untuk melaksana- am konteks masyarakat adalah pendekatan sains teknologi masyarakat. Istilah sains teknologi masyarakat literjemahkan dari bahasa Inggris “science technology society ”, yang ada awalnya dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya aching and Learning about Science and Society. Pembelajaran lence technology society berarti menggunakan teknologi sebagai enghubung antara sains dan masyarakat. , Dewasa ini berbagai negara telah melakéanakan program Science Technology Society (STS) sebagai suatu mata pelajaran pada elas terakhir sekolah menengah tingkat atas setelah siswa ains yang terdisintegrast melalui an tentang Ss e au biologi. Dalam mata pelajaran° g harus ditanggapi dan idiskusikan secara jnterdisiplin. Sebagai mata kuliah di perguruan ggi, misalnya bagi calon guru, atau sebagai pendidikan nonformal gi peserta didik yang merupakan pejabat pemerintah atau 99 ieee pEMBELAJARAN DAN KEBU ta kuli sTs merupakan mai ih impi atu perusahaan, 7 TS dapat me Ponti nan da ievnya adalah karena mata keuliah oh ea tas eA pesertanya di samping dapat ™ n- t melalui penalaran. | ian pent eto perguruan tinggi di Amerika spanner suatu Center for Interdiciplinary Studies yang § ngan /Jurusan di perguruan tings? di Indonesia, dan eer Bachelor, Master serta, Doctor. Genter ini bereda di bawah naungan College of Arts and Sciences, nena an dua program studi, yaitu Humanities, Science and techno! ogy Concentration (HST), dan Science and Technology Concentration (ST). Tujuan dari program ini ial: ah menghasilkan lulusan yang menguasai sains dan teknologi serta memahami kaitannya dengan kepentingan masyarakat. Diharapkan para lulusan perguruan tinggi ini mampu membuat keputusan yang mengoptimalkan dampak positif sains dan teknologi bagi kepentingan masyarakat. Di samping itu di beberapa sekolah menengah atas terdapat mata pelajaran dengan tema STS yang dianalisis dan didiskusikan oleh siswa secara interdisiplin. Program ini dimaksudkan agar konsep sains sekolah yang telah dipelajari dalam disiplin ilmu fisika, kimia, atau biologi. dapat diaplikasikan dalam situasi di masyarakat melalui tema yang dirancang oleh pengelola sebagai bahan diskusi. Pada dasarnya program STS ini merupakan pembelajaran dalam konteks masyarakat dengan mengkaitkan antara sains dengan masyarakat melalui teknologi sebagai penghubung yang tampak nyata bagi peserta didik. Perkembangan STS di Luar Negeri Setelah Sputnik diluncurkan, di A i I i . merika terdapat pandangan bata suns dasa i seklah prasniverstasperia iperdale m tinggi di i pelajaran untuk Sekolah Menengeh Ate set membuat buku-buke eee SS SNOLOGI MASYARAKAT ertanyaan dari siswa. Rasa Ba disebabkan karena takut ale nat Pertanyaan pooenats pertanyaan siswa, khususnya siswa yang panda eee Materi sains dan matematika diarahkan untuk memperbaiki kualitas lulusan pra universitas agar jumlah ahli sains dan pmalte ee meningkat. Di antara tahun 1957-1965 dikeluar- kan banyak dana untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang sains dan matematika, pengembangan laboratorium untuk memper- luas kesempatan dan meningkatkan kemampuan siswa melaksa- nakan penemuan-penemuan ilmiahnya di laboratorium. f Ditinjau dari pendalaman ilmu pengetahuan alam yang dikelompokkan ke dalam mata pelajaran fisika, biologi, kimia, earth “sciences dan general science, tampak adanya peningkatan yang besar. Orientasi materi adalah inkuari, kontennya ditambah dan penekanannya adalah kuantitatif dengan melatih siswa untuk mahir mengumpulkan dan mengolah data. Tujuan utama peme- rintah adalah untuk dapat menghasilkan ilmuwan yang terlatih dalam bidang sains dan teknologi. Kebijaksanaan ini dipengaruhi oleh iklim sosial politik negara dewasa itu dan telah menghabiskan banyak dana melalui National Science Foundation. Pelaksanaan urikulum yang hanya berorientasi pada materi ini, dalam tahun 1970 memperoleh kritik yang cukup banyak dari para guru dan nigembang kurikulum yang menyatakan antara lain bahwa: . mata pelajaran sains terlalu berorientasi pada disiplin ilmu yang spesialistik dan terlalu teoretik. . sains sebagai pendidikan umum diabaikan karena pelajarannya tidak menyentuh aspek-aspek kemanusiaan dan sosial yang diperlukan bagi individu sebagai anggota masyarakat. , siswa pada‘ umumnya dinilai sukar mengikuti mata pelajaran sains guru merasa sukar mengajar karen: terlalu sukar . tidak tampak adanya ke yang satu dengan yang secara keseluruhan dengan a konsep-konsepnya dinilai terkaitan antara mata pelajaran sains Jainnya apalagi kaitan antara sains kebutuhan peserta didik. iti i jkulum yang berlangsung Kritik yang dilancarkan terhadap kurikulum ng ejak fe 1960 ini dirasakan oleh berbagai pihak perlu ditindak njuti dengan penelitian. Di samping itu bila ditinjau dari pihak aah bahwa sains sukar iswa ternyata banyak siswa yang merasa 101 PEMBELAJARAN DAN Ree jadakan peneliti, etelah tahun 1970 diadaken Denelitian , if terhadap program pendidikan yang ae menyeluruh d20 pars dengan waktu yang cukup lama, menelan biaya yang cul? jukkan bahwa makin tinggi jenjang Penelitian kelas menun) vaniversitas, gains makin tidak pendidikan pada tingkat Taueineat oleh karena setiap siswa menyenangkan bagi siswa- ta pelajaran sains, makin sedikit tidak harus mengambil semua mat fisile Z : s khususnya kelas fisika dan mereka yang mengambil kelas sain . : kimia. Kelas biologi dan kelas science yang terintegrasi banyak diminati siswa. Orangtua siswa dan masyarakat menilai bahwa siswa kurang dapat memanfaatkan konsep-konsep suns yang diperoleh di sekolah dalam kehidupannya. Mereka bahkan mem- punyai pandangan negatif terhadap sains dan teknologi, karena sering dinilai merusak lingkungan. : Para guru dan pendidik yang merupakan anggota National Science Teachers Association (NSTA) di Amerika merasa ikut bertanggungjawab terhadap hasil pendidikannya. Oleh karenanya mereka ikut aktif dalam penelitian pendidikan sains yang bersifat nasional ini. Lebih kurang 1000 orang guru telah mencoba melaksanakan program STS pada siswa kelas 4 sampai kelas 9. Saran dari penelitian di atas dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Hendaknya kurikulum lebih berorientasi pada masalah, lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Evaluasi yang dilakukan oleh guru hendaknya juga dikaitkan dengan penyelesaian masalah lingkungan Guru hendaknya mau melaksanakan inovasi pendidikan agar terjadi pembaharuan dengan mengan, i i masyarakat ke dalam kelas. SEO EE Sy ETS dipahami. Oleh karenanya 2. 3. bmskeinpulan tos sin pera dtahes deine ne perlu dibah; f ae fap memperhatikan adanya nilaj et meters, ehubungan dengan hasil-hasil A ; n hi peneliti: i ional Science Teachers Association mengemukak; See aa a seseorang yang memiliki literasi saing Set ae ciri sebagai berikut. Sea ana omeara lear coed 102 SAINS TEKNOLOG! MASYARAKAT 9, mengetahui bagaimana masyarakat ee teknologi serta bagaimana saing Rear sains dan masyarakat nologi mempengaruhi 3, mengetahui bahwa masyarakat mengo: i . melalui pengelolaan sumberdaya ine mtrol sains dan tekmologi 4, menyadari keterbatasan dan kegunaan sain: i - is di untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, emer! 5. memahami sebagian besar konsep-konsep sains, hipotesis dan teori sains dan mampu menggunakannya 6. menghargai sains dan teknologi sebagai stimulus intelektual yang dimilikinya 7, mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah tergantung pada proses- proses inkuari dan teori-teori 8. membedakan antara fakta —fakta ilmiah dan opini pribadi 9, mengakui asal usul sains dan mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah adalah tentatif 10. mengetahui aplikasi teknologi dan pengambilan keputusan menggunakan teknologi 11. memiliki pengetahuan dan pengalaman cukup untuk memberi penghargaan pada penelitian dan pengembangan teknologi 12, mengetahui sumber-sumber informasi dari sains dan teknologi yang dipercaya dan menggunakan sumber-sumber tersebut dalam pengambilan keputusan. di atas tampak bahwa meskipun NSTA ins saja tanpa ada istilah teknologi, namun kaitan antara sains dan teknologi sudah dinyatakan di dalamnya. Oleh karenanya para pakar teknologi berpendapat bahwa istilah Scientific literacy seyogianya diubah menjadi scientific and technological literacy sehingga istilah teknologi secara implisit termasuk di dalamnya. . a Apabila kita perhatikan, perubahan kurikulum pasca sputnil e ij intah Amerika tanpa adanya penelitian a ae aha sedangkan erubahan kurikulum setelah tahun bidang pendidi dangkan p e pendidikan, sedang! ; 1980 diawall oleh penelitian tentang program pendidikan yang dilakukan oleh para guru sendiri. Dari hasil penelitian itu terny: 1 Sains, seringkali nateri tidak dikaitkan dengan keadaan aktual di dikuasai siswa di sekolah asyarakat, sehingga konsep-konsep yang dikuasa! ¢ Kurang davat aimanfaatkan atau diaplikasikan kalau seseorang 103 Dari pernyataan menyebutkan literasi sai ata bahwa dalam pembelajaran ASYARAKAT ELAJARAN DAN KEBUTUHAN M PEMB i nya. Sebagai contoh, Seorang memiliki masalah Aslan eat ain telah rengetahu ae fat Serer geae| jarut dan tersuspens ben idak dapat Setelah a etal 1980 pembelajaran sains di pros mula Mkaitkan dengan teknologi yang terkait dengan Kebutal han Siva sebagai anggota masyarakat. Sejak tahun 198! ie slid a S harus diberikan di SMA dengan bobot 2 sks, iswa mempelajari sains secara terpisah melalui mata Cee biologi, kimia dan lain-lain. Tyjuan pemberian mata a sehen inj ialah agar siswa memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang kaitan antara sains dan teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat. Di samping itu juga agar siswa menyadari adanya dampak negatif dari produk teknologi tertentu. STS juga telah diberikan sebagai perkuliahan pada calon guru sains. Program atau mata pelajaran STS ini dilaksanakan menggunakan topik-topik yang dibahas melalui berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh di suatu SMA di New York State yaitu Shenendehowa High School sejak tahun 1986 para guru sains dengan bantuan dari guru-guru IPS merancang topik-topik STS untuk dibahas di kelas melalui pembelajaran tim (team teaching). ‘Tujuan mata pelajaran ini adalah agar para siswa dapat meng- analisis dan menanggapi dampak negatif yang ditimbulkan oleh produk teknologi yang terkait dengan konsep sains dalam topik tertentu. Misalnya, topik-topik yang dibahas adalah dampak kebakaran hutan bagi masyarakat, Pangan da a ne 7 kat, transportasi, materi dan en te ie ergi dalam kehidupan, dan lain- ‘a kerjasama antara guru-guru sains f ‘ahasiswa meneliti i h re oe peat kreativitas, a pore atau ae n Gan sesudah pembelajaran, ‘Ada; gan dunia dan sil ‘ dapat dilihat pada Gambar 1. Pun ranah-ranah tersebu Ranah konsep meliputj , konsep digunakan oleh para imuwan konsep, fakta, hukum, teori yan 104 SA INS TEKNOLOGI MASYaRAKA T MASYARAKAT \ PANDANGAN DUNIA A APLIKASI KONSEP PROSES / PANDANGAN DUNIA KETERKAITAN SISWA GAMBAR 1. Enam ranah dalam Sains Teknologi Masyarakat (Yager, 1996) yungan dengan cara hal-hal yang berhub perti melakukan Ranah proses meliputi tau produk sains, se] memperoleh ilmu a! observasi. Ranah kreativitas me gagasan dengan cara magalah, mendisain alat. Ranah sikap meliputi sikay ilmuwan. . Ranah aplikasi dan keterkaitan meliputi menunjukkan contoh-contoh konsep-konseP ilmiah dalam kehidupan. si obyek dan ide atau liputi kombina alah menyelesaikan yang baru, mas: p positif terhadap ilmu dan para ulis dengan Prof. Yager, Dari diskusi jlakukan oleh pen' Ape y dunia peliau dengan penulis sedikit ternyata bahwa pandangan 5 lamiah, berbeda, Beliau berpendapat bahwa semua itu memang alamiah, 105 PEMBELAJARAN DAN KEBUTURAS F nee a di bumi inl mempunyai 7 va pandangan dunia adalah per. nia dan dari perspektif tersebut iu pat juga dikatakan bahwa dan adanya alamlah semua be! kaitan dan keteraturan ar spektif umum masyarakat di i i: dunia. Da) . orang melihat dan menafsirkan ee masyarakat dunia ae pandangan dunia merupakan cara Pi F alam semesta yang darj Komprehensif tentang ehidupon tn dan/atau membuat struktur pandangan tersebut orang menjelaska! hubungan serta aktivitasnya. hidy if Pandangan dunia penulis merupakan Peat den bende emua mi tena ln con Tuna, shige kam yang ada dit : sli, hukum alam yang sering kali disebut dalam buku buku ial adalah hukum Tuhan. Adanya gaya ke atas oleh air ee enda dimasukkan ke dalamnya adalah hukum Tuhan yang ditemukan oleh Archimedes, sebab sebelum Archimedes menemukannya hukum itu sudah ada. Demikian pula tiap benda akan jatuh apabila dilepaskan dari pegangan kita, dan air selalu akan mengalir ke tempat yang lebih rendah, merupakan hukum Tuhan atau sunnatullah yang kita sebut dengan gaya gravitasi. Pandangan dunia yang merupakan pandangan hidup seseorang yang berbeda dengan pandangan hidup orang lain akan memberi- kan implikasi terhadap sikap kedua orang tersebut terhadap hubungan dan aktivitas semua benda benda di alam semesta ini. Ternyata dalam perkembangannya, program STS dan juga pembelajaran sains menggunakan pendekatan STS yang semula hanya merupakan pendekatan dalam pembelajaran sains saja, dipandang penting pula digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial dan humaniora, Pendekatan STS dalam studi sosial tuju: pnt nn ran STS pg ee See pembelajaran IPS, apabila siswa dihadapkan pada produk teknologi ja seyogianya t: 7" menggunaken casas a ae teknologi tersebut dirancang P Sains dan matematika, namun dirakit gengan mempertimbangkan aspek nilai, ekonomi, etika da? . agal anggota m: ek ae, menilai dampak positif ma ‘asyarakat, siswa dilatih untuk dapat 106 SAINS TEKNOLOGI Masyany KAT alam tahun 1994 Nationai . Pika mempublikasikan Curricula ay Social Studies di dengan memasukkan STS sebagai suatu casas os Social Studies atudi sosial. pembelajaran dalam rapa petunjuk j iberil i anche ees cosial eis ey oe eeear tingkat pra univer- sitas iswa dapat memberi saran pada pej emerintah daerah tempat sekolah mereka berad: pada pejabat peraturan dan memberi sanksi pada Se aeeietiae membuat rang merugikan masyarakat dan lingkungannya. Dengan ene pendekatan STS dalam pembelajaran sains maupun studi sosial merupakan alternatif pendekatan dalam pembelajaran kontekstual untuk membentuk anggota masyarakat yang bertanggungjawab. Dalam tahun di Inggris didirikan perhimpunan guru sains oleh para pengajar di perguruan tinggi yang bertuuan untuk membuat perubahan yang mendasar dalam pengajaran sains. Adapun tujuan jangka pendek dari organisasi ini ialah menyiapkan sumber-sumber belajar tentang hakikat sains dan dampak sosial sains. Organisasi ini diberi nama SISCON sebagai kependekan dari Science In a Social Context. ‘Ada dua faktor yang dipandang sebagai pemicu kebutuhan untuk melaksanakan pembaharuan dalam pendidikan sains. 1. Perkembangan yang sangat pesat dalam penggunaan bahan bakar dan keterbatasan sumber energi. 2. Pertumbuhan populasi dunia yang sangat besar dan keterbatas- an produksi pangan. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Meadows dkk dalam bukunya The Limits to Growth. Menjelang tahun 1980 di Inggris timbul pandangan bahwa sains yang dibahas di sekolah perlu dikaitkan ee es ar Yan; ili rta didik. Dalam tahun program ala at Ting me ndidikan sains dalam SISCON di ng menekankan pe! a konteks tt Sekolah roblikasikan aleh The Association for Science Education lengkap dengan petunjuk bagi guru. Program int ttujuan agar peserta didik mampu mengambil aa ne Menyelesaikan masalah lingkungan yang kompleks. . japun top’ topik dalam program SISCON adalah eae berikut: Ways of living (interaction with society) How flat aan (nature of scientific knowledge) Technology, invention, and industry Evolution and human population ot RON The atomic bom’ Energy: the powe Health, food and Space, cosmology; 7 to work pop’ ulation and fiction DN HM pada tahun 1984 suatu silabus yang bert Ee a bahan- pahan dan ide dari SISCON disetuye! oleh suate pengult yang sangat berkompeten di Inggris. . woe Di samping program SISCON ada proyek lain yang sejenis yang dirancang oleh para anggota Science an Technology in Society atau SATIS, yang sebagian besar dari anggotanya adalah guru sains, Bahan-bahannya diujicobakan di sekolah-sekolah dan ternyata mendapat sambutan baik dari para guru gains serta memperoleh dukungan dari kalangan industri dan juga para ilmuwan. Di Bangkok, Thailand misalnya, Institute of the Promotion of Science and Technology telah mengembangkan tema-tema yang secara berurutan diterapkan pada sekolah dasar. Materi dalam feta ce Nearer telah disusun sedemikian rupa sehingga mencakup konsep-konsep yan; lu di i sate at sekolah dasar. Penyusun So ada Peet didik e ahli sains, pengembang kurikulum, pakar teknologi ‘erdiri coe Republik Korea dalam tahun 1950 = pertanian dengan industri yang berskal: Poe masyarakat pekerjaan secara ‘manual, Sejak ana ecil yang menggunakan terjadi dalam bidang industri, dan untuk 0 banyak perkembangan mi diperlukan masyarakat yang Lak menunjang perkembangen k ea aan ini berpengaruh terhadap pendi na bekerja di industri. eberapa tahun kemudi: ; lidikan sains di sekol dan SATIS dar! Inggris ditions eee ean STS aod ae is diterj ari Amerika Dalam tahun 1980 tjemahkan ke dalam bah; ne proyek SISCON di I para peneliti dari J asa Korea. tabun 1980 makin bacyal eee STS ais menganalis program-program eraaes Pendidik sain, i Amerika. Sejak \. Masalah-masalah S yang tertarik pada yang banyak dibahas adalah polusi ’ bakar nuklir. udara, bioteknologi . > kekurangan energi, dan bah rgi, dan bahar atau topik. ae : pik. Usaha-usaha ini a fhlaksanakan 7 ain sejalan dan alam bentuk unit vos di Bangalg 22 Pertemuan intern Pada tahun 1985 tentané OEE AAARAT i d Technology Ed . Science ana P BY a ucgtion and Fut: telah mengidentifikasi topik-topik dalam bidang ane Needs yang untuk pendidikan dasar. Topik-topik tersebut adale ra teknologi pangan dan pertanian, energi, tanah, air dan ah: kesehatan, p ; ao sumber mineral, industri dan teknologi lingkungan, transfer in, i, eti ; d ke : gan, form janggungjawad sosial. Topik-topik yang diguneken dalam oer sts oe morale dengan baik akan mencakup penanaman dan peng angan konsep-konsep yang diperlukan untuk difahami oleh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan dasar. Melalui pertemuan-pertemuan regional maupun internasional, pemerintah dan organisasi dari berbagai negara telah lama memikirkan perlunya pendidikan sains dikaitkan dengan teknologi untuk kebutuhan masyarakat serta lingkungannya. Sebagai contoh dalam tahun 1968 di Nairobi diadakan Conference on Education and Scientific and Technical Training in Relation to Development. Di Dakar pada tahun 1979 diadakan Conference of Ministers of African Member States Responsible for the Application of Science and Technology to Development. Untuk membahas tentang pendidikan sains dan teknologi para Menteri Pendidikan negara-negara Arab mengadakan pertemuan pada tahun 1972, dan untuk maksud yang sama para Menteri Pendidikan negara Amerika Latin mengadakan pertemuan di Meksiko pada tahun 1980. Dalam tahun 1982 di Hongkong diadakan Asian Symposium on Updating and Retraining of Science Teachers. Dalam tahun 1993 UNESCO mengadakan International Forum on Scientific and Technological Literacy for All di Paris yang dihadiri oleh hampir 500 orang peserta sebagai perwakilan dari 84 negara termasuk Indonesia. Melalui masukan dari peserta disepakati bahwa salah satu alternatif untuk membangun masyarakat yang memiliki literasi sains dan teknologi adele’ eae Jajaran di sekolal lan penyw. pendekatan STS dalam pembelaj senjdosen 2 ean i i agar para masyarakat. Juga disepakati agar P se eenakan “far transfer of kemampuan peserta didik dalam me J learning” yang berarti mampu mentransfer pengalaman belajar ke dalam situasi di luar sekolah yakni situas! di a ae Masing peserta diskusi diharapkan dapat eee mmasyarakat Yang i negara masing-masing untuk mengembere ang berarti juga Memiliki literasi sains dan teknologi jaran. Menyebarluaskan pendekatan STS dalam pembelajara’ TS di Indonesia Society atau STS diter. ence Technoeey Trakat atau STM. Jauh rkenalkan di Indonesia, qj Perkembangan S Di Indonesia istilah Sci : jemahkan menjadi Sains Teknologi sebelum Sains Teknologi Masyarakat ee aaaarat, pada tele. beberapa desa di Kabupaten Bandung, Ja’ S itian tindakan yang bertujuan 1978-1979 telah dilakukan peneline palita di desa-desa tersebut, untuk meningkatkan status 8) x balita diberi pendidikan gizj Para ibu yang mempunyai ana’ b b: a " kan kartu-kartu bergambar yang seminggu sekali dengan menggunal Jaksanakan praktek dibaliknya ada penjelasannya serta mela. eee e mengolah makanan bagi anak-anak balita mere! a ping itu anak-anak sekolah dasar dan sekolah menengal pertama yang mempunyai adik balita secara sukarela dilibatkan dalam mem- berikan penjelasan bagi anggota keluarga ternasuk ayah mereka sebagai kepala keluarga. Beberapa orang dewasa ditemukan masih buta huruf sehingga kartu-kartu bergambar dapat merupakan pendidikan gizi bagi mereka. Anak-anak sekolah yang lain secara bergiliran juga dilibatkan dalam kegiatan menimbang anak-anak balita. Dengan demikian siswa-siswa merasa bahwa apa yang dipelajari di sekolah khususnya tentang gizi dan kesehatan bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat sekitar termasuk membacakan maksud kartu bergambar bagi ayah dan keluarga lainnya yang buta huruf. Aplikasi matematika juga dirasakan bermanfaat bagi para siswa dalam melaksanakan penimbangan dan pengukuran. Mereka juga merasa bangga karena di rumah dapat herperan membantu keluarganya untuk meningkatkan status gizi FE ae a ad mash balita. Kebanggaan itu ternyata memo- rine eT a untu eas lebih baik karena disadari bahwa gan belajar mereka dapat berbuat lebih banyak lagi bagi keluarga dan masyarakat sekita: ; rnya. Kenyataan menunjukkan bahwa anak-anak tersebut di sekol. i yur fiir ; sekolah lebih tekun belajar sains dalam hal ini mengenai materi beninghat H i nutrisi, makanan dan kesehatan Lee egestas pangan, tahuannya dapat dimanfaatkan dal ; mereka merasa peng® A ‘an dalam kehidupan mereka. _ Penga bahwa i dipelajari di sekolah dirasakan babila pengetahuan yang ipelaja manf i i didik, ia akan termotivasi untul meme kehidupan peserié meneari tahu lebih banyak lagi, Dalam hal woe eankan ng menggunakan istilah pendekata; i cena SAINS TEKNOLOGI Masy ARAKAT mun sains di sekolah telah terkaj timbangan, media visual Tkait dengan ie untuk meningkatkan ao Serta iebutunen neko Fetri berat badan. Yang dilakukan anak balita melalui sateen sedang digunakan untuk penelitia oleh guru yang ae embelajaran di sekolah dengan n gizi adalah mengkaitken frasyarakat melaksanakan pendidikan siswa dalam membantu portindak sebagai tokoh-tokoh kunci an gizi. Para guru di desa dang dan merupakan tempat untuk eee yang cukup terpan- Sains Teknologi Masyarakat belum ee ee pembelajaran yang dikaitkan dengan pal pada saat itu, tetapi anggota masyarakat sudah diterapkan oe perhasil dapat meningkatkan prestasi bel eee ditinjau dari aspek nilai dalam mem ee vate one dikemukakan dalam pendekatan nilai, eterkaitan oe eee ae praktek penimbangan, een artu bergambar pada orang lai " a pendidikan dan nilai sosial dalam: a mit In Basil — selama beberapa bulan di Amerika dan kunjungan ke geris, be erapa negara Eropa serta Saudi Arabia dalam tahun 1985 menimbulkan keinginan penulis untuk ikut mengembangkan pendidikan sains di Indonesia. Dalam rangka memberikan cum. a pikiran bagi pengembangan LPTK 1985-1995 maka pada aoe esember 1985 di depan rapat Senat IKIP Bandung telah porkan hasil studi beserta tindak lanjut yang dapat dilakukan di dalam negeri melalui makalah berjudul Pendidikan IPA di Sekolah dan Dampaknya Terhadap Pengelolaan Program Pendidikan Guru. Pendidikan sains yang semula hanya menekankan pada pembe- ningkatkan kemampuan lajaran konsep dan proses sains untuk me kognitif, perlu dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan emosional, spiritual dan kemampuan kreatif peserta didik. Dengan demikian dalam pendidikan sains perlu ditambahkan aspek afektif yakni “sikap” dalam bentuk kepedulian terhadap lingkungan, apresiasi terhadap kebesaran Tuhan, aplikasi sains bagi kehidupan, apresiasi terhadap pemikir, jlmuwan dan pengembang produk teknologi, namun tidak melupakan kepedulian terhadap kemung- kinan dampak negatif produk teknologi tersebut. . Pada saat itu di Indonesia terutama di tingkat pendidikan pra- universitas jaran atau program Sains Teknologi Masya- , mata pelajar aa ealum sains sudab cukup padat. rakat tidak disarankan karen@ il n Sains Teknolog:; Yang disarankan adalah melaksanakan [aeons nolo Masyarakat dalam pembelajaran sains atau pen lin * ql belajaran biolog; lm alm snr eto pomblaran ik, poses log dan pembelajaran kimia, sehingga a dalah kurikulum terpusat sains di sekolah. Karena kurikulum kita a ‘kat dapat dilakur maka péndekatan Sains Teknologi Masyara’ dengan memi ie sesuai Garis-Garis Besar ge Peng a memiliki eee okok bahasan yang sesuai. Saran 1 5 ppapun, oleh karona tidak ada dana khusus untuk mengajak para guru untuk mencoba melaksanakan pendekatan inl. fn ; Singkatnya dalam tahun 1986 pendekatan Sains eknologi Masyarakat belum dapat diimplementasikan di sekolah, tetapi hanya dimulai dengan memperkenalkannya pada Program Pasca- sarjana IKIP Bandung melalui perkuliahan yang ada. Meskipun dj Indonesia masih digunakan kurikulum terpusat namun pertemuan- pertemuan internasional telah mewarnai kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan yang berupa UU no.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 37 ayat (3) Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa Pengantar IPA (sains) dan teknologi merupakan bahan yang harus dikaji sejak siswa belajar pada tingkat pendidikan dasar. Intinya adalah dalam pembelajaran sains perlu dihubungkan antara konsep dengan teknologi yang terkait. Sebagai contoh dalam menjelaskan tentang konsep bunyi dapat dikaitkan dengan penggunaan pesawat telepon serta manfaatnya bagi masyarakat. Dalam tahun 1992 Perusahaan British Petroleum membiayai uji coba tiga buah unit materi pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat di Indonesia. Sebelumnya The South East Asian Ministers of Education in Science and Mathematics (SEAMEO- RECSAM) telah menyelenggarakan lokakarya untuk mengadaptasi unit-unit tersebut dari unit-unit Science Across Europe ke dalam sess parr co carngugemahkan ke Glam baba ’ uw. . * * diujicobakan ialah: (a) Air minum, (b) Peepicee eaten 3 yang anda makan, (¢ Penggunaan energi di rumah. Ada juni. 7 * ‘pun mate “unit di n dengan konsep-konsep esensial eri unit-unit disesuaika) Dari kedua kegiatan di atas dapat dibedakan antara Sains 112 SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT ologi Masyarakat yang di, . kan sains dan Sains Tehnolog Pendekatan dalam mata pelajaran yang dil ebagai program oa a ‘ : . dilaksanakan menggunakan unit-unit Berdasarkan hasil pertemuan Ini 7 . and Technological Literacy for All @ ‘Pacis pada | euro @moartemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun sod membentuk Satuan Tugas untuk mengembangkan literasi sains d: teknologi masyarakat, Sebagai langkah awal Satuan Togas ini telah melakukan penelitian tentang Analisis Buku Paket IPA sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama, observasi di beberapa kelas pada pendidikan dasar, serta kemampuan guru menghubung- kan antara konsep-konsep sains dengan teknologi yang terkait. Penelitian dilakukan di beberapa sekolah di kota dan kabupaten Bandung yang semula dimaksudkan untuk memperoleh data awal keadaan sekolah pada tingkat pendidikan dasar. Oleh karena tidak adanya dana, maka satu tahun kemudian penelitian tentang pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran dilakukan melalui skripsi S1 mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi dan Jurusan Pendidikan Kimia serta tesis mahasiswa $2 dan disertasi mahasiswa $3 Program Studi IPA dan IPS di Program Pascasarjana IKIP Bandung yang sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia. Sejak tahun 2000, Sains Teknologi Masyarakat mulai diberikan pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia sebagai mata kuliah pada program studi Pendidikan IPS dan program studi Pendidikan Umum. Selain itu penelitian tentang Sains Teknologi Masyarakat sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran ilmu sosial juga telah dilakukan dalam rangka penulisan tesis serta disertasi. Tujuan pemberian mata ku! Para gurwdosen dan calon guru adalah agar para mahasiswa jmemahami: : 1. Kaitan antara sains teknologi dan masyarakat sebagaimana liah Sains ‘Teknologi Masyarakat bagi bidang studi sosial dan humaniora tertera pada Gambar 2. ; ; 4 Dampak positif dan negatif produk teknologi yang dirasakan : i . 8. Penggonaen an Sains Teknologi Masyarakat . Penggunaan model pembelajar bagi mereka yang berminat mencobanya. 113 KAT MASYARA an DAN KEBUTUHAN PEMBELAJAR: ‘TEKNOLOGI GAMBAR 2, . | : Keterkaitan antara Sains Teknologi Masyarakat (Science and Society Committee, 1989) Pada gilirannya, dalam pembelajaran Imu Pengetahuan Sosial dan Humaniora, mereka antara lain dapat memotivasi peserta didik untuk dapat menilai dampak positif dan negatif kemajuan teknologi beserta produknya untuk selanjutnya sebagai anggota masyarakat dengan bertanggungjawab. Selanjutnya dibahas makalah-makal. tentang pendekatan Sains Teknolo dilakukan di negara negara lain. lah serta hasil penelitian gi Masyarakat yang telah Sebagai sal membuat model pembelaj, SAINS TEKNOLOG, MASYARAKAT Dalam Undang-Undang nomor 2 tah pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Kurikuliee yentang Sistem dasar memuat antara lain Pengantar sains hee Pee semula hanya disebut sains (IPA) s; nologi yang : aja. Para guru di la Sains Teknologi Masyarakat dengan menggunakan topik atau tema yang disesuaikan dengan Jenjang pendidikan dan kemampuan jntelektual peserta didik, Adapun dalam Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 36 dinyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dengan memperhatikan antara lain perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Selanjutnya pasal 37 (1) menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat antara Jain ilmu pengetahuan alam, Meskipun istilah pengantar sains dan teknologi pada Undang Undang nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah diubah menjadi ilmu pengetahuan alam saja, namun penulis beranggapan bahwa dalam pembelajaran, teknologi yang terkait dengan konsep- konsep ilmu pengetahuan alam perlu kadang-kadang disinggung untuk mengkonkritkan konsep-konsep ilmu pengetahuan alam yang seringkali abstrak. Hal ini perlu ditunjukkan oleh guru karena produk teknologi dirancang menggunakan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan alam atau sains. Sebagai contoh pengaruh suhu terhadap suatu zat, dapat diperlihatkan melalui termometer. Air raksa dalam termometer akan tampak mengembang apabila dikenai ‘oleh panas badan kita. Produk teknologi ini memberi manfaat bagi manusia karena dengan alat ini kita dapat mengukur suhu badan kita, Dewasa ini beberapa istila! Pendidik atau praktisi pendidikan Yang diterjemahkan dengan Sains #e SET) dan SATEMAS atau ITM), Science Emon eg CGisingkat cience Environment Technology Bee evama sala. lengan Salingtemas yang intinya sebenary teknologi masyarakat Dalam buku ini digunakan ist Vr an antara sains dan Oleh karena yang dipentingkan age . vrakat. Lingkungan pasti eknologi serta manfaatnya bagi om y! ang merasakan dampak rkait dalam istilah tersebut, tetap! ¥ im h telah dikemukakan oleh para yakni Science Technology Society Teknologi Masyarakat (STM atau YARAKAS PEMBELAJARAN DAN KEBUTUHAN ee anusia atau masyarakat, teknologi terhadap lingkungan eee saja. oleh karenanya digunakan istilah masy ai kegiatan memang perly Istilah “environment” dalam berbagt dunia yang memilikj ditonjolkan oleh karena saat ini ieee ram kegiatan termasuk banyak dana untuk membiayal EF ea ‘ation Education and penelitian adalah Environment an ae EPD. Indonesia juga Information for Human Development i EPD dengan judul “The pernah memperoleh dana penelitian dari Models using Theme Development of Integrated Teaching Mo P Environment and Population for Elementary School”. ; ke Dari uraian di atas tampak bahwa sains teknologi ae at juga merupakan pengetahuan interdisiplin. ey entang sains teknologi masyarakat akan menimbulkan kepedulian sese- orang terhadap masalah-masalah yang ada hubungannya dengan sains, teknologi, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan memahami sains teknologi masyarakat sebagai suatu pengetahuan inter- disiplin, para pengambil keputusan, misalnya pada tingkat pemerintahan daerah, diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat terhadap masalah yang berkaitan dengan sains, teknologi, sampah yang dibuang dari rumah tangga dapat diproses lebih lanjut tanpa menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Demikian pula pencemaran sungai dapat dieliminasi bila ada kepedulian terhadap akibat yang dialami masyarakat oleh ada: yang tercemar. Dengan menggunakan pengetahuan ee jpemenns beneana yang diakibatkan oleh faktor dihinder, Lingkungan ae pio kepentingan masyarakat dapat . ‘ an P yang nyaman tentu akan dapat meningkatkan produktivitas kerja masyarakat dan pada gilirannya tentu dapat meningkatkan kesejahteraan mae = nya air sungai yang bersifat interdisiplin Ringkasan Salah satu tujuan dalam embelaj; pembelajaran dengan eebs Se eee butuh; konsep-konsep yang dipelajari oleh oot 2kat- Ini berarti bahwa STAR AKAT ang kadang-kadang dinilai kuran, onseP sains bagi peserta didik seb, perjalanan waktu kaitan antara a perlu digunakan sebagai alternati ns Perniora. Bahkan untuk atif model dalam studi sosial ; memperluas wawasan i ejabat pemerintahan atau pimpinan industri/perasahac eee antara sains teknologi masyarakat perlu dipahami ipun ti sebagai model pembelajaran bagi guru atau Ba mt meskipun tidak Berbagai istilah tentang Sains Teknologi Masyarakat telah dikemukakan yang pada intinya artinya sama. I memikirkan manfaat konsep- ° ue anggota masyarakat. Dalam ns teknologi dan masyarakat Latihan 1, Mengapa dewasa ini sebaiknya pembelajaran dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat atau kebutuhan peserta didik sebagai anggota masyarakat. Jelaskan. 9, Jelaskan apa arti “learning to know, learning to do, learning to be and learning to live together” menggunakan kata-kata sendiri. 3. Berikan contoh lain yang menunjukkan adanya etika seseorang terhadap lingkungan. , 4. Apakah perbedaan kegunaan pendekatan (yang kemudian menjadi model) Sains Teknologi Masyarakat bagi siswa yang mempelajari sains dengan siswa yang mempelajari ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Jelaskan. Daftar Bacaan National Science Teacher Association and of Teachers in Science. (1998). Standard for - . ber 1998. Preparation: Social Ca wade to Increase Knowledge and Poedjiadi, A. (1989). Pictorial é ; MEO- Change ‘rood Habits in the Family Processiny of SEA TROPMED Second Seminar 0 Nutrition. ee a. pampaknya Poediiadi, A. (1985). Pendidikan eA Sohan Curt Sumbangan Terhadap Pengelolaan Program P end 995, Makalah disajikan Pikiran bagi pengembangan LPIK a ember 1985 dalam Rapat Senat IKIP Bandung, 16 De Association for Education Science Teacher 117

You might also like