You are on page 1of 7

Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No.

2 Mei 2020, Hal 78 - 84

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU


TANGGAP PADA PASIEN GAWAT DARURAT DI INSTALASI
GAWAT DARURAT (IGD) RSUD A.WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA

Wiyadi1), Gajali Rahman2)


1,2Dosen Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kaltim

Email: Wiyadi1968@gmail.com

Abstract

Emergency Department (ED) is the gateway for entry of patients experiencing emergency
department. The services provided by the emergency room are services that require fast, precise and
careful handling in determining the emergency priorities of patients to prevent disability and death.
The purpose of this research is to analyze the factors related to the response time of emergency
patients in ED Hospital A.W Syahranie by using observational or descriptive designs. The design of
this study was cross-sectional with accidental sampling method with a sample size of 323
respondents. The results of the study were analyzed univariate, bivariate and multivariate to look for
the dominant factor in emergency response time in the emergency room at A.W Syahranie Hospital
Samarinda. Univariate analysis looking for percentage and bivariate analyzed with Chi Square test
while multivariate with logistic regression. The results obtained P value> 0.05 for factors of payment
methods, attendance of staff, staff placement patterns, availability of brankers, and shifts and the
value of P <0.05 for factors of patient arrival time, patient priorities, nurse tenure and nurse education
level. The conclusion from the multivariate test found that the most dominant factor related to
response time was the length of service of the nurse.

Keywords: factors, response time

Abstrak

Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan pintu gerbang masuknya pasien yang mengalami gawat
darurat. Pelayanan yang diberikan oleh IGD merupakan pelayanan yang memerlukan penanganan
cepat, tepat dan cermat dalam menentukan prioritas kegawatdaruratan pasien untuk mencegah
kecacatan dan kemtian. Tujuan peneltian ini adalah menganalisa factor yang berhubungan dengan
waktu tanggap pasien gawatdarurat di IGD RSUD A.W Syahranie dengan mengunakan rancangan
observasional atau diskripif . Design penelitian ini adalah cross secsional dengan metode
samplingnya accidental sampling dengan besar sampel 323 responden. Hasil penelitian dianalisa
univariate, bivariate dan multivariate untuk mencari factor yang dominan terhadap waktu tanggap
pasien gawat darurat di IGD RSUD A.W Syahranie Samarinda. Analisa univariate mencari
prosentasi dan bivariate dianalisa dengan Chi Square sedangkan multivariate dengan Regresi
logistic. Hasil penelitian didapatkan nilai P> 0,05 untuk factor cara pembayaran, keberadaan petugas,
pola penempatan staf, ketersediaan branker, dan shif jaga dan nilai P< 0.05 untuk factor waktu
ketibaan pasien, prioritas pasien, masa kerja perawat dan tingkat pendidikan perawat. Kesimpulan
dari uji multivariat didapatkan factor yang paling dominan yang berhubungan dengan waktu tanggap
adalah masa kerja perawat.

Kata kunci: faktor-faktor, waktu tanggap

PENDAHULUAN memerlukan penanganan cepat, tepat


Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan cermat dalam menentukan
merupakan pintu gerbang masuknya prioritas kegawatdaruratan pasien
pasien yang mengalami gawat darurat. untuk mencegah kecacatan dan
Pelayanan yang diberikan oleh IGD kematian1. Wilde (2013) telah
merupakan pelayanan yang melakukan penelitian dan hasilnya

78
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 2 Mei 2020, Hal 78 - 84

bahwa waktu tanggap (respon time) Kolmogorov Smirnove. Analisa


sangat penting terutama pada pasien multivariat untuk mencari factor yang
penyakit jantung . Keterlambatan pada paling dominan dari beberapa factor
waktu tanggap awal dapat yang mempengaruhi waktu tanggap.
memperparah kondisi pasien bahkan Analisa multivariat menggunakan uji
dapat menyebabkan kematian2. Ada Regresi logistic. Pada tahap awal
beberapa factor yang mempengaruhi dengan Regresi Logistik sederhana
watu tanggap diantaranya adalah untuk menentukan factor yang
kararakter pasien, penempatan staf, memenuhi syarat untuk uji Regresi
ketersediaan stretcher, dan petugas ganda.
kesehatan, waktu ketibaan pasien,
pendidikan perawat, masa kerja HASIL PENELITIAN DAN
perawat,3. Rumah sakit Abdul Wahab PEMBAHASAN
Syahranie belum ada penelitian Rumah Sakit A. Wahab Syaranie
tentang waktu tanggap psien gawat adalah rumah sakit pusat rujukan
darurat di IGD, untk itu penelit tertarik Nasional di Kaltim dengan Klaster A.
untuk melakauka penelitian yang RSUD A.WS memeliki beberapa
berkaiatn dengan waktu tanggap. sarana salah satunya adalah Intalasi
Gawat darurat (IGD). IGD terletak di
METODE PENELITIAN bagian depan bangunan rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan Gedung IGD terdiri dari 3 lantai. Lantai
rancangan peneltian diskriptif dengan dasar berfungsi sebagai IGD, Lt 2
pendekatan cross sectional dimana sebagai kamar bedah gawat darurat
variable dependen dan independent di dan Lt 3 sebegai ruang perawatan
ambil secara bersamaan. Populasi HCU. IGD memiliki tenaga perawat
pada peneliian ini adalah pasien yang sebanyak 65 orang dengan
datang ke IGD rerata setiap bulan pembagian shiff 15 orang pershif dan
1500. Besar sampel pada penelitian ini 2 orang perawat ditempatkan di
adalah 316 responden, dengan Triase.
metode samping Accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Instlasi
Cara pengambilan sampel setiap Gawat Darurat RSUD A.W. Sjahranie
pasien yang datang ke triase dilakukan Samarinda. Penelitian dilaksanakan
penghitungan waktu tanggap dengan mulai tanggal 1 Oktober sampai 10
menggunakan penghitungan waktu Oktober 2019. Besar sampel pada
(Stopwatch). penelitian ini adalah 323 responden.
Analisa data meliputi data univariat, Tabel 1. Data karakteristik responden
bivariat dan multivariat. Analaisa pasien gawat darurat di IGD RSUD
univariet untuk mencari frekuensi atau A.W Syahranie Samarinda
proporsi berbagai karakteristik Usia Frekuansi Prosentasi
< 18 thn 39 12.1 %
variable meliputi factor keberadaan 18 tahun 284 87.9 %
petugas, penempatan staf, Jumlah 323 100 %
ketersediaan branker, ketibaan pasien, Jenis kelamin Frekunsi Prosentasi
Laki-laki 182 56.3 %
prioritas pasien, shiff jaga, masa kerja, Perempuan 141 43.7 %
Pendidikan perawat dan waktu Jumlah 323 100 %
tanggap. Analisa bivariat untuk Jenis pembayaran Frekunsi Prosentasi
BPJS 288 89.2 %
mencari hubungan antara variable Mandiri 28 8.7 %
dependen dengan variable Swasta 7 2.2 %
independent. Analisa data bivariat ini Jumlah 323 100 %
menggunakan ui Chi Square dengan
uji alternative Fisher Exact dan

79
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 2 Mei 2020, Hal 78 - 84

Pada penelitian ini berdasarkan usia Tabel 4 Keberadaan Branker di IGD


hampir seluruhnya (87.9 %) berusia RSUD A.W Syahranie Samarinda
dewasa artinya pasien yang berusia Keberadaa Frekuensi Prosentase
anak-anak hanya 12. 1 %. Sedangkan n brankar
Ada 323 100 %
berdasarkan jenis kelamin sebagian Tidak ada 0 0
besar (56.3%) adalah pasien laki-laki. Jumlah 323 100 %
Untuk kepesertaan jaminan kesehatan Berdasarkan table diatas keberadaan
nasional baru 89.2 % dan masih ada Branker di Triase seslalu tersedia saat
pasien yang membayar biaya rumah pasien datang di IGD RSUD A. W
sakit secara mandiri. Syahranie Samarinda.
Tabel..2. Keberadaan petugas Triase Tabel 5 Kondisi saat pasien datang di
saat pasien datang di IGD RSUD A. W IGD RSUD A W Syahranie Samarinda.
Syhranie Samarinda Kondisi Triase Frekuensi Prosent
Keradaan petugas Frekuensi Prosentase ase
Tidak ada 1 0.3 %
Sibuk 160 49.5 %
Ada 322 99.7 % sibuk
Tidak 163 50.5 %
Jumlah 323 100 %
Junmlah 323 100 %
Berdasarkan table diatas bahwa Berdasarkan tebel diatas kondisi saat
petugas Triase hampir selalu ada di pasien sebagian besar (50.5 %) tidak
tempat saat pasien datang di IGD. sibuk,hal ini terjadi karena saat ini
Tabel 3 Pola penempatan staf di Rumah Sakit A.W Syahranie
Triase IGD RSUD A.W Syahranie merupakan rumah sakit pusat rujukan
Samarinda untuk Provinsi Kalimantan Timur
Penempata Frekuensi Prosentase sehingga pasien yang datang di IGD
staf benar-benar dalam kondisi kegawatan
Baik 322 99.7 % atau rujukan dari rumah sakit Kota
Tidak baik 1 0.3 %
Jumlah 323 100 %
Kabupaten yang ada di Kaltim.
Berdasarkan table di atas pola Tabel 6 Prioritas pasien berdasarkan
penenmpatan staff hampir seluruhnya tingkat kegawatannya yang datang ke
baik, artinya penempatan staf sesuai IGD RSUD A.W Syahranie Samarinda.
Prioritas Frekuensi Prosentase
dengan kondisi pasien yang ada. I 4 1.2 %
II 16 5.0 %
III 196 60.7 %
IV 104 32.2 %
V 3 9.0 %
Jumlah 323 100 %

80
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 2 Mei 2020, Hal 78 - 84

Berdasarkan tabel 6 sebagian besar Berdasarkan hasil uji Chi Square


(60,7 %) pasien yang datang ke IGD terdapat 33,3 % sel yang nilai
RSUD A. W Syahranie Samarinda expectacinya kurang dari 5 sehingga
adalah priritas III artinya pasien dalam menggunakan uji alternative
kondisi mengancam nyawa dengan Kolmogorove Smirnove didapatkan
waktu tunggu maksimal 30 menit. hasil p=1.000 yang beratti lebih besar
Tabel 7 Waktu tanggap pasien yang dari α= 0.05 artinya tidak ada hubungan
datang ke IGD RSUD A.W Syahranie yang signifikan.
Samarinda.
Waktu tanggap Frekuensi Proentase Tabel 10. Hubungan Keberadaan
5 menit 109 33.7 % perawat dengan waktu tanggap pasien
< 5 menit 214 66.3 %
gawat darurat di IGD RSUD A.W
Jumlah 323 100 %
Syahranie Samarinda
Berdasarkan table di atas sebagian besar
Keberadaan Waktu tanggap
(66.3 %) waktu tanggap pasien yang perawat < 5 menit 5 menit
datang ke IGD kurang dari 5 menit hal ini Tidak ada 0 1
sesuai dengan standar IGD. Ada 225 97
Tabel 8. Waktu pasien datang Jumlah 225 98
berdasarkan shif jaga perawat di IGD
RSUD A.W Syahranie Samarnda. Berdasarkan hasil uji Chi Square
Shif jaga Frekuensi Prosentase terdapat 50 % sel yang nilai
Pagi 100 31.0 % expectasinya kurang dari 5 sehingga
Siang 120 37.2 % digunkan uji alternative Fisher’s Exact
Malam 103 31.9 % Test dengan hasil p =0,303 yang
Jumlah 323 100 % beratrti lebih besar dari α=0,05 tidak
ada hubungan yang signifikan.
Berdasarkan table diatas kedatangan
pasien hampir sebagian (37.2 %) Tabel 11. Hubungan factor penempatan
pada shif siang, hal ini dikarenakan staf dengan waktu tanggap pasien
pada siang hari Poli Klinik sudah gawat di IGD RSUD A Wahab
tutup dan Pelayanan di tingkat Primer Syahranie Samarinda.
atau pratama sudah tutup sehingga Penemp Waktu tanggap P
atan 5 mnt < 5
banyak pasien datang langsung ke
staf mnt
IGD RSUD A.W Syahranie Baik 109 2 0,337
Samarinda. 1
Tabel 9. Hubungan factor jenis 3
pembayaran dengan waktu tanggap Tidak 1 0
pasien gawat darurat di IGD RSUD baik
Jumlah 110 2
A.W Syahranie Samarinda 1
Jenis pembayaran Waktu tanggap P 3
< 5 menit 5 menit
BPJS 202 86 1.00
Mandiri 18 10 0
Swasta 5 2
Jumlah 225 98

81
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 2 Mei 2020, Hal 78 - 84

Dari hasil uji Chi Squere hubungan hasil penelitian Fadhilah bahwa
factor penempatan staf dengan waktu keberadaan Brankar tidak ada
tanggap pasien di IGD RSUD A Wahab hubungan dengan waktu tanggap
Syahranie didapatkan nilaiexpectasi pasien gawat darurat yang datang ke
kurang dari 5 ada 2 sel (50%) artinya IGD9. Hubungan Waktu ketibaan
Uji Chi Squere tidak memenuhi dengan waktu tanggap pasien
persyaratan sehingga digunkan hasil uji gawatdarurat di IGD memiliki
alternative Fisher’s exact Test dengan hubungan yang signifikan (P=0.022)
hasil p=0,337 yang berarti lebih besar artinya kondisi sibuk dapat
dari α= 0,05, tidak ada hubungan yang menyebabkan waktu tanggapnya lebih
signifikan. panjang dari pada saat tidak sibuk.
Pada penelitian ini berdasarkan Hubungan factor prioritas pasien
uji Chi Square tidak ada hubungan dengan waktu tanggap pasien
antara factor keberadaan petugas gawatdarurat di IGD memiliki
dengan waktu tanggap pasien hubungan nyang signifikan (P= 0.000),
gawatdarurat di IGD, hal dikarenakan artinya pasien yang memiliki prioritas I
keberadaan petugas ada setiap saat. akan lebih cepat mendapatkan waktu
Kondisi ini memang harus terjadi tanggap dan pasien yang prioritasnya
karena IGD yang merupakan pintu II – V akan mendapatkan waktu
masuk dari sebuah rumah sakit dan tanggapnya yang lebih lama. Hal ini
RSUD A.W Syahranei sebagai rumah sama dengan hasil penelitian Apriani
sakit rujukan ke tiga yang mewajibkan (2017) dan Mahyati (2015) bahwa
petugas selalu ada selama 24 jam pasien yang prioritas I cepat mendapat
sesuai standar pelayanan IGD untuk waktu tanggap6. Hal ini juga sesuai
rumah sakit Type A 7. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Santoso
dengan hasil penelitian Fadhilah (2016) bahwa kondisi pasien yang
(2015) tidak ada hubungan antara gawat darurat mempengaruhi waktu
keberadaan perugas dengan waktu tanggap dimana pasien yang gawat
tanggap dimana petugas selalu ada daurat memiliki peluang 5 kali lebih
saat pasien datang9. Hubungan antara besar untuk waktu tanggap seseui
penempatan staf dengan waktu standar10 Hubungan factor shif jaga
tanggap pasien gawat darurat di IGD dengan waktu tanggap tidak terdapat
tidak signfikan, artinya bahwa hubungan yang signifikan (p=0.093)
penempatan staf sesuai dengan hal ini dikarena pada penelitian ini
kondisi ruangan, bila jumlah pasien jumlah kunjungan pada shif pagi, siang
meningkat maka, jumlah tenaga yang dan malam hampir merata. Pada
ditempatkan di Triase dapat ditambah penelitian ini berbeda dengan hasl
jumlahnya. Hal ini sama dengan hasil penelitian Mahyawati (2015) bahwa
penelitian Fadhilah (2015) tidak ada perbedaan shif jaga dapat
hubungan yang signifikan (P=1.000).9. mempengaruhi kecepatan tanggap
Pada penelitian ini hubungan karena adanya sirkadian ritme dimana
keberadaan brankar dengan waktu pada siang dan malam hari kondisi
tanggap didapatkan tidak tubuh mulai menurun1.
signifikan(p=1.000), di IGD RSUD A.W Pada penelitian ini factor masa kerja
Syahrenie jumlah brankar yang berhubungan secara signifikan
tersedia di ruang Triase sangat (P=0.000) dengan waktu tanggap.
memenuhi jumlahny sehingga setiap Semakin lama bekerja maka tingkat
kedatangan pasien brankar selalu ada. ketrampilan samakin meningkat atau
Hal sesuai denga standar pelayanan mahir. Hal ini sesuai dengan hasil
IGD 7. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Ahmad (2012) bahwaa

82
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 2 Mei 2020, Hal 78 - 84

masa kerja perawat yang bekerja di penelitian ini factor yang paling
IGD Berhubungan dengan waktu dominan berhubungan dengan waktu
tanggap pasien gawatdarurat. tanggap adalah masa kerja perawat.
Hubungan factor Pendidikan
berdasarkan jumlah pasien dengan Ucapan terima kasih
waktu tanggap psein gawatdarurat di Ucapan terima kasih kami sampaikan
IGD memiliki hubungan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes
yangbsignifikan (P= 0.000), hal ini Kalimantan Timur yang telah
sesui dengan teori bahwa Pendidikan memberikan kesempatan kepada kami
akan mempengaruhi kemampuan tim peneliti untuk melakukan
tindakan atau ketrampilan. Menurut penelitian dengan diberikan support
Tuwo (2019) semakin tingkat dana. Ucapan terima kasih juga kami
Pendidikan maka akan meningkatkan sampaikan kepada Ka.Pusat
ketrampilan dalam menilai pasien 11, Penelitian dan Pengabdian
hal ini juga sesui dengan penelitian masyarakat yangtelah memili judul
Apriani (2017) bahwa tingkat penelitian ini untuk mendapat dana
pendidikan dapat meingkatkan DIPA Poltekkes Kemenkes Kalimanta
kecepatan menilai tingkat Timur.
kegawatdaruratn pasien.6.
Berasarkan hasil pemodelan DAFTAR PUSTAKA
multivariate II didapatkan factor yang 1. Mahyawati, widaryati. Hubungan
dominan berhubungan dengan waktu Kegawadaruratan Pasien
tanggap pada penelitian adalah lama dengan Waktu Tanggap Perawat
kerja perawat di IGD RSUD A. di IGD RS PKU Muhammadiyah
W.Syahranie dengan nilai P = 0.00 Yogyakarta. e-Jurnal
dengan Odds Ratio 7,531 yang artinya keperawatan (e-kp). 2015:14.
pada orang yang memiliki masa kerja 2. Rose L, Scales DC, Atzema C,
lebih dari 5 tahun akan melakukan et al. Emergency department
waktu tanggapnya lebih cepat length of stay for critical care
sebanyak 7,5 kali dibandingkan admissions a population-based
dengan perawat yang memiliki masa study. Ann Am Thorac Soc.
kerja kurang dari 5 tahun. Hal ini 2016;13(8):1324-1332.
berbeda dengan hasil penelitian doi:10.1513/AnnalsATS.201511-
Maatilu yang menyatakan tidak ada 773OC
perbedaan antara lama kerja perawat 3. WILDE ET. DO EMERGENCY
dengan waktu tanggap terhadap MEDICAL SYSTEM
pasien gawat darurat di IGD RSUP. RESPONSE TIMES MATTER
Prof. Dr . R. D. Kandou Manado12. FOR HEALTH OUTCOMES.
Health Econ. 2013;22:790-806.
SIMPULAN doi:10.1002/hec.2851
Berdasarkan penelitian ini dapat 4. Diskominfo Kaltim. Profil
disimpulkan dari beberapa factor yang Kalimantan Timur. 2018.
berhuugan dengan waktu tangap 5. BPJS Kesehatan. Sistem
adalah factor waktu ketibaan, prioritas Rujukan BPJS Kesehatan
pasien, Pendidikan perawat, dan masa Berjenjang Terbaru Agustus
kerja perawat sementara factor yang 2018. 2018:1-16. bpjs-
tidak berhubungan adalah jenis kesehatan.go.id/bpjs/dmdocume
pembayaran, keberadaan petugas, nts/7c6f09ad0f0c398a171ac4a6
penempatan petugas, keberadaan 678a8f06.pdf.
branker dan shiht jaga perawat. Pada 6. Apriani SF. Hubungan

83
Husada Mahakam : Jurnal Kesehatan Volume V No. 2 Mei 2020, Hal 78 - 84

kegawatdaruratan dengan waktu 10. Santoso IM. Faktor-Faktor Yang


tanggap pada pasien jantung Mempengaruhi Waktu Tanggap
koroner. J Kesehat. Pasien Di Instalasi Gawat
2017;8(3):471-477. Darurat Rumah Sakit X.
7. Kemenkes RI. Standar Instalasi 2016;2(8):467-472.
Gawat Darurat (IGD) Rumah 11. Tuwo PG, Rumampuk JF,
Sakit. 2009. 2009:29. Katuuk ME. Hubungan
8. Kemnenkum dan Ham. Undang Ketepatan Triase Dengan
Undang No 36 Tahn 2014 Response Time Rumah Sakit
Tentang Tenaga Kesehatan.; Tipe C. 2019;7.
2014. 12. Maatilu V, Mulyadi, Malara RT.
9. Fadhilah N, Harahap WA, Faktor-Faktor Yang
Lestari Y. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Response
Berhubungan dengan Waktu Time Perawat Pada
Tanggap pada Pelayanan Kasus Penanganan Pasien Gawat
Kecelakaan Lalu Lintas di Darurat Di Igd Rsup Prof. Dr . R.
Instalasi Gawat Darurat Rumah D. Kandou Manado. J
Sakit Umum Pusat Dr . M . Keperawatan UNSRAT.
Djamil. J Kesehat Andalas. 2014;2(2).
2015;4(1):195-201.

84

You might also like