You are on page 1of 8

VEKTOR SATUAN

Vektor satuan adalah suatu vektor yang ternormalisasi, yang berarti


panjangnya bernilai 1. Umumnya dituliskan dalam menggunakan topi (Hat),
sehingga: dibaca ('u-hat').

Suatu vektor ternormalisasi dari suatu vektor u bernilai tidak nol, adalah
suatu vektor yang berarah sama dengan u, yaitu:

di mana ||u|| adalah norma (atau panjang atau besar) dari u. Isitilah vektor
ternormalisasi kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari vektor satuan.
Dalam gaya penulisan yang lain (tidak menggunakan huruf tebal) adalah dengan
menggunakan panah di atas suatu variabel, yaitu

Di sini adalah vektor yang dmaksud dan adalah besarnya.

Vektor satuan (unit vektor) merupakan suatu vektor yang besarnya = 1.


vektor satuan tidak mempunyai satuan. Vektor satuan berfungsi untuk menunjukan
suatu arah dalam ruang. Untuk membedakan vektor satuan dari vektor biasa maka
vektor satuan dicetak tebal (untuk tulisan cetak) atau di atas vektor satuan
disisipkan tanda ^ (untuk tulisan tangan)

Pada sistem koordinat kartesius (xyz) kita menggunakan vektor satuan  i


untuk menunjukkan arah sumbu x positif, vektor satuan j untuk menunjukkan arah
sumbu y positif, vektor satuan k untuk menunjukkan arah sumbu y positif.
PERKALIAN VEKTOR

Perkalian vektor adalah operasi perkalian dengan dua operand (obyek yang
dikalikan) berupa vektor. Terdapat tiga macam perkalian vektor, yaitu perkalian
titik (dot product), perkalian silang (cross product) dan perkalian langsung (direct
product).

Perkalian titik
Perkalian titik dua buah vektor akan menghasilkan sebuah skalar. Jenis
perkalian ini bersifat komutatif.

Untuk vektor satuan terdapat hubungan-hubungan yang khusus dalam


operasi perkalian titik, yang merupakan sifat-sifat yang digunakan dalam perkalian
titik, yaitu

dan

Atau dapat pula dituliskan dengan menggunakan notasi delta Kronecker , yaitu
Perkalian silang
Hasil suatu perkalian silang dua buah vektor adalah juga sebuah vektor.
Perkalian silang bersifat tidak komutatif.

Untuk vektor-vektor satuan terdapat pula hubungan yang mendasari operasi


perkalian silang, yaitu

dan

Perkalian langsung
Hasil perkalian langsung dua buah vektor adalah sebuah tensor atau matriks.
Perkalian ini tidak bersifat komutatif.

Perkalian langsung dua buah vektor satuan tidak memiliki hubungan yang khusus.
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN VEKTOR

Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih
disebut resultan vektor. Untuk mencari resultan beberapa vektor, yang bekerja
pada suatu bidang, dapat digunakan tiga metode, antara lain metode jajar genjang,
metode segitiga dan metode poligon.
 
Metode Jajar Genjang
 
1. Lukislah vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap berimpit di titik O
 

 
2. Buatlah jajar genjang dengan sisi-sisi vektor F1 dan F2
 

 
3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan
vektor F1 dan vektor F2
 

 
4. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap vektor F1
 
Metode Segitiga
 
1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di titik O
 

 
2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1
 

 
3. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap arah vektor F1
 
Metode Poligon
 
Jika ada tiga vektor atau lebih, anda tidak mungkin menjumlahkan vektor-
vektor tersebut dengan metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh karena itu
harus digunakan metode segibanyak (poligon). Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah
gambar berikut
 

 
Pada gambar di samping terdapat tiga buah vektor yang akan dicari
resultannya. Adapun resultan ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar
berikut
 
 
Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor
mengguanakan metode poligon
1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di O
2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1
3. Lukislah vektor F3 dengan titik tangkap di ujung vektor F2
4. Hubungkan titik tangkap di O dengan ujung vektor F3. Lukis garis penghubung
antara titik tangkap O dan ujung vektor F3. Garis penghubung ini merupakan
resultan vektor F1, F2, dan F3
 
Menggambar Pengurangan Vektor
 
Selisih antara dua buah vektor F1 dan F2 (ditulis R = F1-F2) sama saja dengan
menentukan jumlah antara vektor F1 dan vektor -F2 atau R = F1 + (-F2). Oleh
karena itu, tiga metode dalam penjumlahan vektor yang telah dipelajari
sebelumnya juga berlaku untuk selisih vektor. Untuk melukiskan R = F1-F2,
mula=mula lukislah vektor F1, kemudian lukis juga vektor -F2 yang didapat dengan
caramembalikkan arah F2 sehinggga -F2 berlawanan arah dengan vektor F2.
 

 
Berikut adalah simulasi terkait dengan penjumlahan dan pengurangan
vektor. Untuk melihat simulasi, tekanlah tombol yang sudah tersedia.
MAKALAH FISIKA
BESARAN DAN SATUAN VEKTOR

Nama : Khusnul Mahmudah

Kelas : 1 KI C

No : 19

SEKOLAH MENENGAH TEKNOLOGI


INDUSTRI
YOGYAKARTA

You might also like