You are on page 1of 11

Vol. 4, No.

1 (2020) 76-86 ISSN: 2597-4866


Indonesian Journal of Primary Education

Analisis Desain Pembelajaran STEM


berdasarkan Kemampuan 4C di SD
Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya1,2,3.


*Corresponding author: irman.artobatama@student.upi.edu
Received 18 May 2020; Revised 24 May 2020; Accepted 1 June 2020
Published 14 June 2020
Abstract
Learning design in some elementary schools still uses learning methods that lack meaningful learning and lack of
direct student involvement in each learning process so that the competencies possessed are less developed and do not
yet involve engineering processes, technology in them. The less meaningful learning design has not been able to meet
the demands of the 4C abilities (Creativity, Collaboration, Communication, and Critical thinking). This research was
conducted to produce a learning design product STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) in
elementary schools based on the ability of 4C. Qualitative research methods are used with data from FGD (Focus
Group Discuss) results. Data collected by in-depth interviews and observations. The results showed that the learning
design was based on 4C capabilities that had been developed valid and could be used. The validation process is carried
out with expert judgment, and the use of the FGD results. The teacher's response to the FGD stated that it was good,
easy to understand and could be used in elementary schools. This STEM learning design can be used as an alternative
by the teacher in conducting the learning process that involves engineering and technology processes so that it can
meet the demands of 4C capabilities.
Keywords: STEM Learning design, Ability of 4C, Elementary School.

Abstrak
Desain pembelajaran di beberapa sekolah dasar masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang
memberikan kebermaknaan dalam pembelajaran dan kurangnya keterlibatan siswa secara langsung dalam setiap proses
pembelajaran sehingga kompetensi yang dimiliki kurang berkembang serta belum melibatkan proses rekayasa,
teknologi di dalamnya. Desain Pembelajaran yang kurang bermakna tersebut belum dapat memenuhi tuntutan
kemampuan 4C (Creativity, Collaboration, Communication, and Critical thinking). Penelitian ini dilakukan untuk
menghasilkan suatu produk desain pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di
sekolah dasar berdasarkan kemampuan 4C. Metode penelitian kualitatif digunakan dengan data dari hasil FGD (Focus
Group Discuss). Data dikumpulkan dengan wawancara secara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa desain pembelajaran berdasarkan kemampuan 4C yang telah dikembangkan secara valid dan dapat digunakan.
Proses validasi dilakukan dengan petimbangan ahli, dan keterpakaian dari hasil FGD. Respon guru pada FGD
menyatakan sudah baik, mudah dipahami dan dapat digunakan di Sekolah Dasar. Desain pembelajaran STEM ini dapat
dijadikan alternatif oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran yang melibatkan proses rekayasa serta teknologi
sehingga dapat memenuhi tuntutan kemampuan 4C.
Kata Kunci : Desain pembelajaran STEM, Kemampuan 4C, Sekolah Dasar.

PENDAHULUAN itu dalam menghadapi abad 21, pendidikan


Pendidikan menjadi peranan penting dihadapkan dengan tantangan sumber daya
dalam pengembangan kualitas suatu negara. manusia yang diharapkan dapat menciptakan
Pendidikan merupakan sarana utama generasi-generasi yang memiliki keterampilan
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang akan dikembangkan dimasa mendatang.
suatu negara. Semakin maju kualitas Seorang guru perlu menggunakan suatu
pendidikan, semakin pandai masyarakatnya, pendekatan pembelajaran untuk melatih
maka semakin maju pula negara tersebut. keterampilan berpikir kreatif siswa.
Kualitas pendidikan berawal dari kualitas Pembelajaran berbasis STEM (Science,
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di Technology, Engineering, and Mathematics)
dalam kelas (Ariani, 2016). Sejalan dengan merupakan salah satu pembelajaran alternatif

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3 77
Analisis Desain Pembelajaran STEM berdasarkan Kemampuan 4C di SD

yang potensial digunakan untuk membangun proses pembelajaran. Melalui STEM ini,
keterampilan abad 21 (Beers, 2011). siswa dituntun menjadi pemecah masalah,
Kata STEM diluncurkan oleh National penemu, inovator, membangun kemandirian,
Science Foundation AS pada tahun 1990-an berpikir logis, melek teknologi, dan mampu
sebagai tema gerakan reformasi pendidikan menghubungkan pendidikan STEM dengan
dalam keempat bidang disiplin tersebut untuk dunia nyatanya.
menumbuhkan angkatan kerja bidang-bidang Implementasi pendidikan STEM pertama
STEM, serta mengembangkan warga negara kali diterapkan di Indonesia dengan
yang melek STEM, serta meningkatkan daya menggunakan kurikulum 2013, yang memiliki
saing global AS dalam inovasi iptek (Hanover ciri diantaranya pembelajaran tematik,
Research, 2014). pendekatan saintifik, kontekstual, pendidikan
Pembelajaran STEM dengan karakter, dan penilaian otentik. Selain itu
mengintegrasikan keempat komponennya kurikulum 2013 menekankan pada
mampu menghasilkan aktivitas berpikir siswa kompetensi yang harus dimiliki yakni 4C,
yang berguna untuk membantu memunculkan PPK, literasi, dan HOTS. Implementasi
berpikir kritis siswa yang ditandai dengan kurikulum 2013 dengan benar dipercaya dapat
kemampuan memecahkan masalah, mengatasi permasalahan sumber daya
mengambil keputusan, menganalisis asumsi, manusia di Indonesia (Sani, 2014).
mengevaluasi, dan melakukan penyelidikan. Kurikulum 2013 dirancang bertujuan
Pendidikan STEM adalah pendekatan untuk mempersiapkan generasi yang mampu
interdisiplin pada pembelajaran, yang membangun inovasi dan kreativitas, selain itu
didalamnya siswa menggunakan sains, dapat menumbuhkan sikap semangat pada diri
teknologi, teknik, dan matematika dalam siswa karena kurikulum 2013 merancang
konteks nyata yang mengkoneksikan antara pembelajaran dengan menyatukan setiap mata
sekolah, dunia kerja, dan dunia global, pelajaran sehingga tidak terlihat dominasi
sehingga mengembangkan literasi STEM pada mata pelajaran. Sejalan dengan tujuan
yang memupukan peserta didik bersaing kurikulum 2013, untuk sekolah dasar
dalam era ekonomi baru (Sapitri, 2019). Salah menggunakan pembelajaran tematik yaitu
satu usaha yang bisa dilakukan untuk pembelajaran yang disusun secara terpadu
menghadapi tantangan ekonomi adalah tidak dalam bentuk tema pembelajaran.
hanya memperbaiki pendidikan sesuai dengan Pembelajaran tematik merupakan
standar nasional saja, tetapi bagaimana sistem pembelajaran yang menggunakan tema
pendidikan sesuai dengan standar yang sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran
diberlakukan secara internasional seperti yang memadukan beberapa muatan pelajaran
standar pendidikan sains (Santoso & Yang, dalam satu kali tatap muka. Pembelajaran
2016). Maka dari itu, pembelajaran STEM tematik integratif berbasis STEM (Science,
perlu menjadi rujukan bagi pendidikan di Technology, Engineering, and Mathematics)
Indonesia. sangat perlu dilaksanakan. Sesuai dengan
STEM dapat berkembang apabila Standar Kompetensi Lulusan bahwa sasaran
dikaitkan dengan lingkungan, sehingga pembelajaran mencakup pengembangan ranah
terwujud sebuah pembelajaran yang sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
menghadirkan dunia nyata yang dialami siswa dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan
dalam kehidupan sehari-hari (Herak, 2011). (Khoeriyah & Mawardi, 2018).
Pembelajaran STEM ini merupakan salah satu Sehubungan dengan hal tersebut,
cara untuk meningkatkan sumber daya diperlukan suatu pembelajaran yang
manusia dengan tingkat pengetahuan yang berkualitas yang berangkat dari desain
tinggi yaitu mencipta. Selain itu STEM pembelajaran yang dirancang dimana mampu
menciptakan generasi yang menyukai meningkatkan keberhasilan dalam mencapai
pembelajaran sains dan matematika serta tujuan pembelajaran. Dalam menyusun desain
meningkatkan prestasi siswa karena pembelajaran berbasis STEM, langkah-
termotivasi dan terlibat langsung dalam langkah pembelajaran STEM dikaitkan

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
78 Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3
Analisis Desain Pembelajaran STEM berdasarkan Kemampuan 4C di SD

dengan langkah-langkah yang Penelitian ini juga menggunakan data


mengedepankan kurikulum 2013. Proses dari hasil FGD (Focus Group Discuss). Data
pembelajaran yang dilakukan seharusnya diambil dari FGD yang dilakukan satu tim
dilengkapi aktivitas mengamati, menanya, yang terdiri dari 7 orang yang focus
mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mendiskusikan tentang pembelajaran STEM.
mencipta (Sani, 2014). FGD adalah kelompok diskusi bukan
Berdasarkan latar belakang tersebut, wawancara atau obrolan. Ciri khas metode
maka dari itu peneliti bermaksud untuk FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset
mengembangkan desain pembelajaran STEM kualitatif lainnya (wawancara mendalam atau
berupa RPP (Rencana Pelaksanaan observasi) adalah interaksi (Purnama, 2015).
Pembelajaran) sebagai salah satu cara untuk Kemudian supaya lebih terperinci,
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti mengembangkan metode FGD dalam
siswa, serta memberikan pengetahuan dan mengembangkan desain pembelajaran STEM
gambaran kepada guru terkait pembelajaran berdasarkan kemampuan 4C sebagai berikut
STEM yang mulai diterapkan pada beberapa pada Gambar 1.
sekolah di Indonesia. Pengembangan yang
Membuka
dimaksud yakni pengembangan desain Perencanan Persiapan
Diskusi
pembelajaran STEM dengan Media Lightning
Tamiya Car berdasarkan Kemampuan 4C di
SD pada tema Tokoh dan Penemuan subtema Distribusi Blocking
Memulai
Penemu yang Mengubah Dunia. Diskusi

Adapun karakteristik desain


pembelajaran ini yakni mengandung unsur
sains, teknologi, rekayasa, matematika untuk Menutup
Refokus Perdebatan
Diskusi
dapat membuat suatu prodak sebagai hasil
belajar. Kemudian, desain pembelajaran pun
harus memiliki karakterisitik kemampuan Gambar 1.
kreatif, kolaborasi, komunikasi dan berpikir Mekanisme FGD yang dilaksanakan Mahasiswa
kritis. Pada pembelajaran STEM, siswa
diajarkan untuk memecahkan masalah dalam Dari gambar 1, mekanisme dari FGD
dunia nyata sehingga menuntut siswa untuk terbagi menjadi Sembilan tahapan berjenjang.
mengembangkan keterampilan dan Perencanaan sebagai rencana awal untuk
pengetahuan yang dimiliki. Sebab merancang desain pembelajaran STEM yang
pembelajaran yang baik yaitu ketika siswa dapat diterima dan diterapkan di SD.
terlibat langsung dalam proses pembelajaran Persiapan dilaksanakan setelah perencanaan,
dan tidak hanya mengetahui konsep tetapi terdiri dari mempersiapkan tujuh mahasiswa
dapat mengembangkan keterampilan. untuk melaksanakan FGD, pembimbing FGD,
dan peralatan untuk dokumentasi. Membuka
METODE PENELITIAN dan memulai diskusi, materi diskusi mengenai
Penelitian ini menggunakan metode perangkat pembelajaran khususnya tentang
kualitatif, yang bermaksud untuk memahami desain pembelajaran STEM berdasarkan
fenomena tentang apa yang dialami subjek kemampuan 4C. Distribusi dalam diskusi
penelitian secara holistik dalam suatu konteks dilakukan agar komunikasi dan sharing
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai mengenai desain pembelajaran berjalan serta
metode alamiah (Moleong, 2017). Analisis didapatkan hasil yang beragam karena semua
data diungkapkan secara deskriptif dengan peserta FGD aktif. Blocking pada diskusi
maksud untuk menggambarkan hasil dan untuk menghindari melencengnya diskusi dari
bentuk desain pembelajaran atau RPP STEM tujuan yang diharapkan. Refokus untuk
secara menyeluruh yang telah dilakukan oleh mengingatkan kembali peserta FGD
praktikan atau guru kepada siswa. mengenai permasalahan desain pembelajaran
STEM. Perdebatan untuk menghasilkan
desain pembelajaran yang tepat untuk

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3 79
Analisis Desain Pembelajaran STEM berdasarkan Kemampuan 4C di SD

memenuhi unsur STEM dan kemampuan 4C. melaksanakan FGD dengan jumlah 7
Menutup diskusi untuk menyimpulkan hasil mahasiswa termasuk peneliti untuk
FGD. mengidentifikasi masalah yang ada. Peneliti
Subjek data diperoleh dari 7 mahasiswa melakukan studi literatur terhadap rangkaian
termasuk peneliti yang melaksanakan FGD. proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.
FGD tersebut membahas mengenai perangkat Dari hasil studi literatur dapat disimpulkan
pembelajaran STEM yang terdiri dari Desain bahwa proses pembelajaran masih
Pembelajaran STEM, Lembar Kerja Siswa konvensional, variasi metode pembelajaran
STEM, Media Lightning Tamiya Car STEM, belum dapat dikembangkan sehingga
Buku Pengayaan STEM, Penilaian Kinerja pembelajaran yang menyenangkan dan
STEM, Soal HOTS STEM dan Video bermakna belum tercapai secara optimal.
Pembelajaran STEM di kelas VI Sekolah Penggunaan metode ceramah masih
Dasar. Konsep IPA, Matematika, Bahasa mendominasi metode pembelajaran sehingga
Indonesia, Teknik dan rekayasa yang berimplikasi pada proses pembelajaran yang
dikembangkan pembelajaran agar sesuai berpusat pada guru.
dengan keterampilan abad 21. Pengembangan desain pembelajaran
Pengembangan media dilakukan oleh STEM berdasarkan kemampuan 4C di SD
praktikan atau guru sebelum dilakukan FGD. merupakan desain pembelajaran yang
Pembuatan media Lightning Tamiya Car yang diterapkan di sekolah dasar dengan tujuan
dibuat oleh siswa untuk meningkatkan untuk menerapkan keterampilan kreatifitas,
keterampilan 4C. kolaborasi, komunikasi dan berpikir kritis.
Melalui Pembelajaran STEM yang terdiri dari
HASIL DAN PEMBAHASAN sains, teknologi, rekayasa, dan matematika
Desain pembelajaran merujuk pada diharapkan dapat meningkatkan kualitas
seperangkat kegiatan merancang dan pembelajaran (Firman, 2015).
mengembangkan kegiatan pembelajaran Desain pembelajaran STEM ini telah
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dirancang sedemikian rupa hingga mengalami
dengan keberhasilan pembelajaran tersebut tiga kali revisi. Setelah dilakukan validasi
(Wisnu Wibowo, 2018). Desain pembelajaran produk desain pembelajaran berbasis STEM
merupakan pengembangan sistem oleh validator ahli dan hasil FGD yang telah
pembelajaran dan sistem pelaksanaannya dilaksanakan, terdapat perbaikan untuk
termasuk sarana serta prosedur untuk rancangan desain pembelajaran berbasis
meningkatkan mutu belajar (Permanasari, STEM berupa Rencana Pelaksanaan
2016, hlm. 21). Desain pembelajaran Pembelajaran (RPP) pada (draft 1, 2 dan 3).
merupakan proses sistematis pengembangan Produk diperbaiki sesuai dengan saran
paket pembelajaran menggunakan teori perbaikan yang diberikan oleh validator ahli
belajar dan teori pembelajaran untuk dan peserta FGD. Pada tahap ini, peneliti akan
menjamin terwujudnya pembelajaran yang mendeskripsikan pada Tabel 1. RPP Hasil
berkualitas (Mulholland & Greenfield, 2003). Revisi 1, 2, dan 3 agar terlihat lebih jelas
Langkah identifikasi dan analisis masalah perubahannya.
pada penelitian ini dilakukan dengan studi
literatur dan studi lapangan serta

Tabel 1.
RPP Hasil Revisi 1, 2 dan 3

Komponen
No Revisi Sebelum Revisi Setelah Revisi
RPP
Penggunaan konteks kalimat Penggunaan kata diperbaiki.
Revisi Tujuan kurang tepat. 1. Melalui tayangan video, siswa
1.
1 Pembelajaran 1. Dengan video, siswa bisa dapat menjelaskan komponen
menjelaskan komponen listrik listrik dan fungsinya dalam

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
80 Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3
Analisis Desain Pembelajaran STEM berdasarkan Kemampuan 4C di SD

dan fungsinya dalam rangkaian sederhana.


rangkaian sederhana.
Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
IPA kurang tepat. diperbaiki.
Indikator
3.4.2 Menyebutkan manfaat 3.4.2 Menyebutkan contoh
Pencapaian
komponen listrik dalam rangkaian pemanfaatan komponen listrik dalam
Kompetensi
listrik sederhana. rangkaian listrik sederhana di
lingkungan sekitar.
Percobaan lebih baik dilakukan Langkah kegiatan pembelajaran yang
kembali untuk perbaikan telah diperbaiki:
37. Siswa melakukan kembali 37. Siswa melakukan kembali
Kegiatan
Revisi percobaan untuk mengetahui percobaan untuk mengetahui
2. Pembelajaran
2 kesalahan pada media Lightning kekurangan atau kesalahan dan
(Inti) Tahap 5
Tamiya Car bertenaga listrik. kemungkinan perbaikan media
Lightning Tamiya Car bertenaga
listrik.
Kesimpulan dalam kegiatan Konteks kalimat saat kegiatan
penutup belum spesifik. menyimpulkan materi sudah
2. Guru menyimpulkan diperbaiki.
pembelajaran bersama dengan 2. Siswa menyimpulkan pembelajaran
Kegiatan siswa, komponen listrik pada bersama dengan guru, komponen
Revisi
3. Pembelajaran rangkaian listrik sederhana. listrik pada rangkaian listrik
3
Penutup sederhana, dinamo dihasilkan oleh
benda yang mempunyai listrik yakni
baterai sehingga menghasilkan
gerakan atau putaran yang
menyebabkan benda tersebut bergerak.

Berdasarkan Tabel 1. hasil revisi terdapat dekat, sistematis dan menggunakan suatu
tiga kali revisi. Revisi pertama mengenai pendekatan sistem terhadap pengetahuan serta
tujuan pembelajaran dan indikator yang pembelajaran manusia.
kurang tepat. Revisi kedua mengenai kegiatan Dari pendapat beberapa ahli mengenai
pembelajaran tahap 5 tentang percobaan desain pembelajaran, diketahui bahwa dalam
media. Kemudian revisi ketiga mengenai merancang pembelajaran bukan hanya RPP
kegiatan pembelajaran penutup yang belum saja (Widowati et al., 2017), tetapi merancang
spesifik. tahap-tahap pembelajaran yang sistematis
Rothwell & Kazanas, (1998, hlm. 58) yang telah diuji keefektifannya sehingga
menyebutkan bahwa : dapat digunakan dengan baik, karena
“Desain pembelajaran lebih dari sekedar mengembangkan desain pembelajaran yang
penciptaan pembelajaran tetapi juga baik dapat menjamin kualitas dari setiap
dihubungkan dengan konsep yang lebih pembelajaran yang dilakukan (Nurdyansyah
luas dari analisis masalah-masalah kinerja & Fahyuni, 2016). Desain pembelajaran yang
manusia secara sistematis, diciptakan dengan baik dapat meminimalisir
mengidentifikasi akar penyebab masalah masalah-masalah yang sering terjadi dalam
tersebut, mempertimbangkan solusi pembelajaran, baik itu dalam masalah kinerja
beragam untuk menentukan akar penyebab pendidik, ketercapaian tujuan pembelajaran
dan mengimplementasikan solusi tersebut dan lain-lain. Selain itu dalam
melalui cara-cara yang didesain untuk mengembangkan desain pembelajaran
meminimalisir konsekuensi yang tidak diharapkan dapat memahami karakteristik-
diharapkan dari tindakan korektif”. karakteristik individual, sehingga desain yang
Sedangkan Branch, (2010) menjelaskan diciptakan dapat dipahami oleh setiap
bahwa desain pembelajaran berpusat pada individual (Suryadi, 2013; Ananda, 2019).
pembelajaran individual, memiliki tahap-
tahap yang mempunyai rentang jauh dan

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3 81
Analisis Desain Pembelajaran STEM berdasarkan Kemampuan 4C di SD

1. Komponen Utama Desain pembelajaran STEM dilaksanakan secara


Pembelajaran mikro yakni dalam kurun satu kegiatan
Pembahasan komponen utama desain belajar mengajar. Hal tersebut
pembelajaran hasil FGD. Berikut komponen disesuaikan dengan kondisi dan situasi
utama desain pembelajaran menurut Supriatna sekolah, guru, pembelajar dan kurikulum.
et al., (2009) serta hasil FGD peneliti 5. Bahan Ajar, adalah format materi yang
mengenai komponen utama dari desain akan diberikan kepada pembelajar.
pembelajaran adalah: Berdasarkan hasil FGD, bahan ajar yang
1. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) sesuai digunakan yakni bahan ajar
yang perlu diketahui meliputi, dengan didalamnya mengandung unsur
karakteristik mereka, kemampuan awal STEM serta dapat didukung oleh buku
dan pra syarat. pengayaan STEM berdasarkan
Berdasarkan hasil FGD untuk komponen kemampuan 4C.
utama pembelajar yakni siswa kelas VI 6. Penilaian Belajar, tentang pengukuran
SD, pembelajar menjadi sangat penting kemampuan atau kompetensi yang sudah
dalam proses pembelajaran, baik atau dikuasai atau belum.
kurang baik pembelajaran salah satunya Berdasarkan hasil FGD, penilaian belajar
bias dilihat dari respon pembelajar ketika yang dikembangkan yakni penilaian
belajar. Pembelajar yang mengikuti kinerja yang berfokus pada kemampuan
pembelajaran STEM harus memenuhi 4C terdiri dari creativity, colaboraton,
mengikuti pembelajaran STEM yakni critical thingking and communication.
memiliki kreativitas, bekerjasama dengan Pengembangan desain pembelajaran yang
kelompok dan mau menghasilkan karya. baik diharapkan dapat membantu dalam
2. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM)
adalah penjabaran kompetensi yang akan khususnya dalam dunia pendidikan.
dikuasai oleh pembelajar. Merancang desain pembelajaran merupakan
Berdasarkan hasil FGD tujuan kewajiban pendidik untuk meningkatkan
pembelajaran yang akan dicapai secara mutu pendidikan yang diharapkan. Desain
umum yakni tercapainya pembelajaran pembelajaran yang dikembangkan berupa
yang bermakna. Adapun secara khusus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
tujuan pembelajaran STEM yakni Dengan demikian komponen utama
tercapainya unsur sains, teknologi, desain pembelajaran menjadi hal penting,
engineering dan matematika berdasarkan sehingga didapat desain pembelajaran STEM
kemampuan 4C. berdasarkan kemampuan 4C dengan
3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses komponen utama pembelajar, tujuan, analisis,
menganalisis topik atau materi yang akan strategi bahan ajar serta penilaian
dipelajari. pembelajaran.
Berdasarkan hasil FGD, analisis
pembelajaran mengenai materi dan topic 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pembelajaran STEM berdasarkan RPP menjadi sebuah gambaran guru
kemampuan 4C harus memenuhi sains, untuk memperkirakan tindakan yang akan
teknologi, rekayasa dan matematika. dilakukan dalam proses pembelajaran
Selain itu materi dan topic pembelajaran (Hasanah, 2012), apa yang tertuang dalam
STEM berdasarkan kemampuan RPP harus memuat aktivitas pembelajaran
kreativitas, komunikasi, kolaborasi dan yang akan menjadi upaya pencapaian suatu
berpikir kritis atau disingkat 4C. kompetensi dasar yang telah ditetapkan
4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan (Zendrato, 2016), sehingga tercapainya proses
secara makro dalam kurun satu tahun atau pembelajaran yang baik. Menurut Kunandar,
mikro dalam kurun satu kegiatan belajar (2015) tujuan RPP adalah
mengajar. 1) Mempermudah, memperlancar dan
Berdasarkan hasil FGD, strategi meningkatkan hasil proses belajar
pembelajaran yang tepat diterapkan di mengajar;

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
82 Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3
Analisis Desain Pembelajaran STEM berdasarkan Kemampuan 4C di SD

2) Menyusun RPP secara profesional, Kedua, terkait pembelajaran tematik,


sistematis dan berdaya guna, maka guru Rusman, (2017) menyatakan bahwa
akan mampu melihat, mengamati, pembelajaran tematik merupakan suatu sistem
menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran yang memungkinkan siswa,
pembelajaran sebagai kerangka kerja baik secara individual maupun kelompok,
yang logis dan terencana. aktif menggali dan menemukan konsep serta
Berdasarkan hasil FGD, RPP/ desain prinsip – prinsip keilmuan secara holistik,
pembelajaran yang dihasilkan yakni desain bermakna, dan autentik. Maka dalam
pembelajaran yang harus sesuai dengan pembelajaran yang dirancang harus
kurikulum 2013, dalam desain pembelajaran melibatkan siswa untuk aktif menggali dan
perlu ada unsur sains, teknologi, rekayasa, menemukan konsep.
dan matematika (STEM). Kemudian dari pada Ketiga, terkait STEM. Pembelajaran yang
itu, pembelajaran perlu berdasarkan akan dilakukan berbasis STEM. Pembelajaran
kemampuan kreativitas, kolaborasi, berbasis STEM dapat melatih siswa dalam
komunikasi dan kemampuan berpikir kritis menerapkan pengetahuannya untuk membuat
atau disingkat kemampuan 4C. Sehingga desain sebagai bentuk pemecahan masalah
sesuai dengan hasil FGD tersebut terkait lingkungan dengan memanfaatkan
pembelajaran yang dirancang melalui teknologi (Permanasari, 2016). Adapun tujuan
RPP/desain pembelajaran STEM (Sains, dari tindakan yang akan dilakukan yakni
Tecnology, Engineering, Matthematic). terkait bagaimana siswa dalam prosesnya
Dalam pengembangan desain menghasilkan suatu produk. Tujuan tersebut
pembelajaran yang peneliti kembangkan peneliti beri tindakan dengan
menggunakan kemampuan 4C. pengimplementasian pembuatan produk
Pengembangan desain pembelajaran juga berbasis STEM (Science, Technology,
tidak terlepas dari prinsip STEM yakni Engineering, and Mathematics). Peneliti
sebagai upaya optimalisasi pendidikan di era dalam hal ini merancang pembelajaran
global. Tidak serta merta nilai – nilai Science, berbasis STEM berdasarkan kemampuan 4C.
Technology, Engineering, and Mathematics Dengan demikian, desain pembelajaran
perlu dipadukan secara fisiologis dalam berbasis STEM merupakan rangkaian proses
Kompetensi Dasar. Aplikatis dari STEM itu pembelajaran dengan memadukan materi
sendiri terlihat selama proses pembelajaran antar mata pelajaran, yang bertujuan agar
berlangsung, terutama ketika siswa siswa dapat menghasilkan produk dengan
melaksanakan proses merekayasa produk. berbasis pada teknik-teknik dalam Sains,
Variabel berarti karakteristik atau atribut Teknologi, Teknik, dan Matematika dari
yang dimiliki individu atau organisasi pelaksanaan pembelajaran (Mutakinati et al.,
(Cresswell, 2017). Atribut ini bisa diukur dan 2018 ; Putra & Kumano, 2018) sehingga
diamati serta berbeda di antara masing – siswa dapat mendapatkan pengalaman belajar
masing orang atau organisasi yang dijadikan langsung dari sumber belajar, yang
subjek dalam setiap penelitian. Sebuah berimplikasi pada bagaimana siswa tersebut
variabel biasanya beragam dan memiliki dua dapat membangun pengetahuan,
atau lebih kategori atau berada dalam sebuah keterampilan, serta nilai – nilai sikap sesuai
rangkaian skor yang bisa diukur. Variabel dengan tujuan pembelajaran yang hendak
pertama terkait desain pembelajaran menurut dicapai.
Sanjaya (2008) mendefinisikan desain
pembelajaran (instructional design) dapat 3. Spesifikasi Produk yang
diartikan sebagai proses yang sistematis untuk Dikembangkan
memecahkan persoalan pembelajaran melalui Proses atau langkah perolehan spesifikasi
proses perencanaan bahan – bahan prodak yang dihasilkan didapat dari hasil
pembelajaran beserta aktivitas yang harus FGD, adapun proses perolehan spesifikasi
dilakukan, perencanaan sumber – sumber prodak yakni sebagai berikut:
pembelajaran yang dapat digunakan serta 1. Penentuan sasaran untuk penerapan
perencanaan evaluasi keberhasilan. Desain/RPP STEM secara tepat yang

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3 83
Analisis Desain Pembelajaran STEM berdasarkan Kemampuan 4C di SD

terdiri dari sekolah dan siswa yang kurikulum 2013. Pembelajaran berbasis
mumpuni, berikut dengan keterangan masalah dapat dijadikan solusi dalam
sasaran secara rinci seperti kelas dan mengembangkan pembelajaran berbasis
materi yang sesuai. rekayasa.
2. Penentuan prosedur pelaksanaan Dapat disimpulkan hasil penelitian
pembelajaran STEM berdasarkan terdahulu yang telah dikaji oleh peneliti
kemampuan 4C dan kesesuaian bermula dari permasalahan yang sama, yakni
pemaduan materi pelajaran pada pembelajaran yang masih didominasi dengan
kurikulum 2013. metode konvensional, kenyataan di lapangan
3. Pengembangan prosedur pelaksanaan berbalik dengan pembelajaran yang
pembelajaran dalam RPP yang akan diharapkan pada kurikulum 2013, maka dari
dikembangkan terdiri dari satu itu peneliti mengembangkan temuan – temuan
pembelajaran. serta asumsi penelitian yang relevan tersebut
4. Pengembangan desain/RPP STEM menjadi dasar teoritis dari pelaksanaan
berbentuk bahan ajar cetak yang siap penelitian ini. Desain pembelajaran yang
digunakan untuk pembelajaran. dikembangkan peneliti dirancang dengan
Produk yang dikembangkan dari mempertimbangkan keberadaan STEM
pengembangan ini adalah produk berupa sebagai suatu desain pembelajaran modern
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan yang dapat mengembangkan keterampilan
spesifikasi sebagai berikut : abad 21 yaitu : (1) creativity and innovation;
a. RPP STEM ini ditunjukkan untuk peserta (2) critical thinking and problem solving; dan
didik di kelas VI materi Rangkaian (3) communication and collaboration dengan
Listrik Sederhana pada pelajaran IPA menekankan pada penggunaan media
yang dipadukan dengan mata pelajaran Lightning Tamiya Car yang disesuaikan
Matematika dan Bahasa Indonesia dengan materi pembelajaran sebagai aktivitas
dengan tema Tokoh dan Penemuan. pada pembelajaran STEM sehingga dapat
b. RPP berisi prosedur pelaksanaan menghasilkan produk rekayasa yang
pembelajaran berdasarkan kemampuan dilaksanakan dengan berbasis pada nilai –
4C dan pemaduan materi pelajaran yang nilai STEM di Sekolah Dasar kelas VI pada
telah disesuaikan dengan prinsip tema Tokoh dan Penemuan. Selain itu
pemaduan mata pelajaran dalam penelitian ini juga akan menghasilkan produk
kurikulum 2013. akhir yang berupa perangkat pengembangan
c. Prosedur pelaksanaan pembelajaran desain pembelajaran sesuai dengan
dalam RPP yang akan dikembangkan pembelajaran yang diharapkan dalam
terdiri dari satu pembelajaran. Kurikulum 2013 dengan berdasarkan
d. RPP STEM yang dikembangkan kemampuan 4C dan STEM sebagai upaya
berbentuk bahan ajar cetak prototype optimalisasi pendidikan di era global.
yang siap digunakan saat pembelajaran.
5. Materi Pembelajaran Kompetensi
4. Posisi Teoritis Peneliti Dasar IPA, Matematika dan Bahasa
Berdasarkan hasil kajian penelitian Indonesia
terdahulu yang relevan dengan penelitian Berdasarkan hasil FGD, Desain
yang dikembangkan peneliti, dapat dimaknai Pembelajaran/RPP STEM terdapat tiga materi
bahwa permasalahan umum dalam pembelajaran dari tiga mata pelajaran berbeda
pelaksanaan proses pembelajaran terdapat yakni Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika
pada pengembangan desain pembelajaran. dan Bahasa Indonesia.
Pembelajaran yang dirancang dengan tujuan Materi pembelajaran dalam penelitian ini
untuk menghasilkan suatu produk melalui mencakup pelajaran IPA dan Matematika dan
kegiatan rekayasa perlu memperhatikan Bahasa Indonesia di kelas VI, dengan tema
model serta metode pembelajaran yang tepat Tokoh dan Penemuan. Dalam kurikulum 2013
untuk mencapai optimalitas pembelajaran terdapat Kompetensi Inti dan Kompetensi
yang aktif dan menyenangkan sesuai

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
84 Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3
Analisis Desain Pembelajaran STEM berdasarkan Kemampuan 4C di SD

Dasar. Adapun Kompetensi Dasar (KD), dan kontekstual yang diharapkan dapat
dengan tema Tokoh dan Penemuan ialah: meningkatkan kompetensi belajar siswa.
Tabel 2 Dengan karakteristik kurikulum 2013
Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam tersebut untuk menciptakan proses
No. Kompetensi Dasar pembelajaran yang baik, maka perlu
3.4 Mengidentifikasi komponen- merancang desain pembelajaran berupa
komponen listrik dan fungsinya dalam tahapan-tahapan pembelajaran yang
rangkaian listrik sederhana. sistematis, yang dapat meminimalisir
4.4 Melakukan percobaan rangkaian masalah-masalah yang sering dihadapi dalam
listrik sederhana secara seri dan dunia pendidikan.
paralel.
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 3
Kompetensi Dasar Matematika Ananda, R. (2019). Perencanaan
No. Kompetensi Dasar Pembelajaran (Amiruddin (ed.); 1st ed.).
3.4 Menjelaskan titik pusat, jari-jari, Lembaga Peduli Pengembangan
diameter, busur, tali busur, tembereng, Pendidikan Indonesia (LPPPI).
dan juring
4.4. Mengidentifikasi titik pusat, jari-jari, Ariani, W. (2016). Manajemen Kualitas.
diameter, busur, tali busur, tembereng, Jurnal Managemen.
dan juring
Beers, S. Z. (2011). 21 st Century Skills :
Tabel 4 Preparing Students for THEIR Future.
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia STEM: Science, Technology,
Engineering, Math.
No. Kompetensi Dasar
3.1 Menggali isi teks penjelasan Branch, R. M. (2010). Instructional design:
(eksplanasi) ilmiah yang didengar The ADDIE approach. In Instructional
dan dibaca. Design: The ADDIE Approach.
4.1 Menyajikan hasil penggalian https://doi.org/10.1007/978-0-387-
informasi dari teks penjelasan 09506-6
(eksplanasi) ilmiah secara lisan,
tulis, dan visual dengan Cresswell, J. W., Plano-Clark, V. L.,
menggunakan kosakata baku dan Gutmann, M. L., & Hanson, W. E.
kalimat efektif. (2003). Advanced mixed methods
research designs. Handbook of Mixed
Methods in Social and Behavioral
SIMPULAN
Research.
Dari telaah dan pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran STEM Dr. Rusman. (2017). Belajar & Pembelajaran:
potensial digunakan dalam meningkatkan Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
kemampuan 4C. STEM dalam In PT Kharisma Putra Utama.
pembelajarannya mengintegrasikan 4 bidang https://doi.org/JFDS354
disiplin ilmu yaitu sains, teknologi, [pii]\r10.1111/j.1750-3841.2007.00354.x
engineering dan matematik yang dirancang
mampu menghasilkan aktivitas berpikir siswa Firman, H. (2015). Pendidikan Sains Berbasis
yang berguna untuk membantu memunculkan STEM: Konsep, Pengembangan, Dan
berpikir kritis siswa yang ditandai dengan Peranan Riset Pascasarjana (pp. 1–9).
kemampuan memecahkan masalah, Disampaikan pada Seminar Nasional
mengambil keputusan, menganalisis asumsi, Pendidikan IPA dan PLKH Universitas
mengevaluasi, dan melakukan penyelidikan. Pakuan, Agustus.
Selain itu pembelajaran STEM sejalan
dengan karakteristik kurikulum 2013 yang Hanover Research. (2014). Trends in Higher
merancang pembelajaran Tematik, saintifik Education Marketing, Recruitment, and
Technology. Hanover Research.

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3 85
Analisis Desain Pembelajaran STEM berdasarkan Kemampuan 4C di SD

Hasanah, A. (2012). Pengembangan Profesi Putra, P. D. A., & Kumano, Y. (2018).


Guru (p. 278). Pustaka Setia. Energy Learning Progression and STEM
conceptualization among pre-service
Herak, M. (2011). Cubic magnetic anisotropy science teachers in Japan and Indonesia.
of the antiferromagnetically ordered Cu New Educational Review, 53(3), 153–
3TeO6. Solid State Communications. 162.
https://doi.org/10.1016/j.ssc.2011.07.024 https://doi.org/10.15804/tner.2018.53.3.1
3
Khoeriyah, N., & Mawardi, M. (2018).
Penerapan Desain Pembelajaran Tematik Rothwell, W. J., & Kazanas, H. C. (1998).
Integratif Alternatif Berbasis Kearifan Mastering the instructional design
Lokal untuk Meningkatkan Hasil dan process : a systematic approach. Jossey-
Kebermaknaan Belajar. Mimbar Sekolah Bass Business & Management Series.
Dasar. https://doi.org/10.17509/mimbar-
sd.v5i2.11444 Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik
Untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Kunandar. (2015). Penilaian Autentik Bumi Aksara.
(Penilaian Hasil Belajar Pesrta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013. In Jurnal Sanjaya, W. (2015). Perencanaan dan Desain
Evaluasi Pendidikan. Sistem Pembelajaran. In
https://doi.org/10.21009/JEP.022.05 Kencana,Prenadamedia Group.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Santoso, M. R., & Yang, P. C. (2016).
Kualitatif (Edisi Revisi). In PT. Remaja Magnetic Nanoparticles for Targeting
Rosda Karya. and Imaging of Stem Cells in
Myocardial Infarction. In Stem Cells
Mulholland, M. W., & Greenfield, L. J. International.
(2003). The University of Michigan. In https://doi.org/10.1155/2016/4198790
Archives of Surgery.
https://doi.org/10.1001/archsurg.138.12. Sapitri, E. W., Batubara, I., & Syafitri, U. D.
1282 (2019). Optimization extraction of
Xylocarpus granatum stem as
Mutakinati, L., Anwari, I., & Yoshisuke, K. antioxidant and antiglycation. HAYATI
(2018). Analysis of students’ critical Journal of Biosciences.
thinking skill of middle school through https://doi.org/10.4308/hjb.26.2.50
stem education project-based learning.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 7(1), Supriatna, D., Ed, M., Mulyadi, M., Ed, M.,
54–65. Pengembangan, P., Pemberdayaan, D. A.
https://doi.org/10.15294/jpii.v7i1.10495 N., & Dan, P. (2009). Konsep dasar
desain pembelajaran.
Nurdyansyah, & Fahyuni, E. F. (2016).
Inovasi Model Pembelajaran: Sesuai Suryadi, D. (2013). Didactical Design
Kurikulum 2013 (1st ed.). Nizamial Research (DDR) Dalam Pengembangan
Learning Center. Pembelajaran Matematika (1st ed.).
Disampaikan pada Seminar Matematika
Permanasari, A. (2016). STEM Education: dan Pendidikan Matematika, STKIP
Inovasi dalam Pembelajaran Sains. siliwangi-Cimahi-Jawa Barat.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Sains. Widowati, A., Wibowo, W. S., & Anjarsari,
P. (2017). Optimalisasi Potensi Alam
Purnama, S. G. (2015). Panduan Focus sebagai Scientific Problem Orientation
Group Discussion ( FGD ) dan untuk Mewujudkan Pembelajaran IPA
Penerapannya Program Studi Ilmu yang Bermakna. Jurnal Pengabdian
Kesehatan Masyarakat Universitas Masyarakat MIPA Dan Pendidikan
Udayana Kata Pengantar. 1–15.

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
86 Irman Artobatama1, Ghullam Hamdu2, Rosarina Giyartini3
Analisis Desain Pembelajaran STEM berdasarkan Kemampuan 4C di SD

MIPA, 1(1), 17–22.


https://doi.org/10.21831/jpmmp.v1i1.129
69
Wisnu Wibowo, I. G. A. (2018). Peningkatan
Keterampilan Ilmiah Peserta Didik
dalam Pembelajaran Fisika Melalui
Penerapan Pendekatan STEM dan E-
Learning. Journal of Education Action
Research.
https://doi.org/10.23887/jear.v2i4.16321
Zendrato, J. (2016). Tingkat Penerapan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Di
Kelas: Suatu Studi Kasus di SMA Dian
Harapan Jakarta. E-JurnalUKSW, 58–73.

© 2020 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .4, No. 1 (2020 ) 76-86 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved

You might also like