You are on page 1of 10

ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 29 - 38

VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN MANGROVE


DI DESA PALAES KECAMATAN LIKUPANG BARAT
KABUPATEN MINAHASA UTARA

Benu Olfie L. Suzana


Jean Timban
Rine Kaunang
Fandi Ahmad

ABSTRACT

The purpose of this study to determine the economics value of mangrove forest ecosystems, as well as
its contribution to society in the region of mangrove research sites in the Palaes Village, District of West
Likupang, North Minahasa regency. In this research, using primary and secondary data. The variables
measured were the direct benefit of the value generated from direct utilization of mangrove forests such as
the potential for wood (timber and firewood), palm leaves craftsmen , catching fish, shrimp and crab
(Rp/year). The value of benefits Indirect value resulting from the utilization of mangrove forest indirectly
named as breaking waves (break water) (Rp/year). Value of benefit options, namely the economic value
derived from potential direct or indirect utilization of a resource / ecosystem in the future the value of
Biodiversity (Rp/year).
Based on INP calculation to determine the existence of a species in a community under study, ob-
tained Palaes Village mangrove forest dominated by Rhizophora at 109,499. INP data from other species
in a row on the kind of Brugiera of 58,088, amounting to 57,492 Ceriops species, Xilocarpus of 41,491,
20,860 species of Sonneratia and Avicennia species amounted to 12,860.
Based on the calculations found that the benefits obtained if mangrove forests are maintained at
Rp10,888,218,123,/year, calculated from the sum of the direct benefits other than timber potential, indirect
benefits and benefits options. Meanwhile, if the potential for exploitation of timber obtained a profit of
Rp273,617,273/year. It can be concluded that if the mangrove forest is maintained, then the benefits will
39.8 times greater than exploiting the natural resources of mangrove forests Palaes Village.
By considering the total economic value derived from the mangrove forest ecosystem in Palaes Vil-
lage, it has the benefits of mangrove forest and an important functions as economic resources and ecologi-
cal resources for the life of the people who are around him. Therefore, the presence of (physical condition)
of mangrove forest ecosystems must be maintained as an asset development, be it by local communities
and other parties such as government, private sector, researchers and LSM, so that development activities
can work well and the availability of mangrove forest resources remain secure.
Keywords: Mangrove Forest Palaes Village, Important value index, Economics Value, Cost

PENDAHULUAN yaitu pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya


yang optimal dan berwawasan lingkungan agar
Latar Belakang sumberdaya alam yang ada tetap lestari.
Sumberdaya alam mempunyai peran penting Ekosistem hutan mangrove merupakan salah
dalam kelangsungan hidup manusia. Pengelolaan satu sumberdaya alam wilayah pesisir yang mem-
terhadap sumberdaya alam harus sangat bijaksana. punyai peranan penting ditinjau dari sudut sosial,
Karena diperlukan waktu yang cukup lama untuk ekonomi, dan ekologis. Fungsi utama sebagai pe-
bisa memulihkan kembali apabila telah terjadi ke- nyeimbang ekosistem dan penyedia berbagai kebu-
rusakan/kepunahan. Pengelolaan secara bijaksana tuhan hidup bagi manusia dan mahluk hidup lain-

29
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan Mangrove………….(Benu Olfie L. Suzana, Jean Timban, Rine Kaunang, Fandi Achmad)

nya. Sumberdaya hutan mangrove, selain dikenal METODE PENELITIAN


memiliki potensi ekonomi sebagai penyedia sum-
berdaya kayu juga sebagi tempat pemijahan Waktu dan Tempat Penelitian
(spawning ground), daerah asuhan (nursery Penelitian ini dilakukan di Desa Palaes
ground), dan juga sebagai daerah untuk mencari Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa
makan (feeding ground) bagi ikan dan biota laut Utara, yang dilaksanakan pada bulan Juli – Okto-
lainnya, juga berfungsi untuk menahan gelombang ber 2010.
laut dan intrusi air laut kearah darat
Besarnya manfaat yang ada pada ekosistem Metode Pengambilan Sampel
hutan mangrove, memberikan konsekuensi bagi Metode pengambilan sampel dalam peneli-
ekosistem hutan mangrove itu sendiri, yaitu tian ini adalah dengan menggunakan metode Pur-
dengan semakin tingginya tingkat eksploitasi posive Sampling. Sampel petani yang akan di wa-
terhadap lingkungan yang tidak jarang berakhir wancarai adalah sebanyak 30 responden.
pada degradasi lingkungan yang cukup parah.
Sebagai contoh adalah berkurangnya luasan Konsep Pengukuran Variabel
hutan mangrove dari tahun ke tahun. Hal ini tidak Variabel yang akan diukur dalam penelitian
terlepas dari ulah manusia yang kurang paham ini adalah:
akan pentingnya kelestarian ekosistem hutan 1. Nilai manfaat langsung yaitu nilai yang dihasil-
mangrove di kemudian hari. Masyarakat hanya kan dari pemanfaatan secara langsung hutan
menilai hutan mangrove dari segi ekonominya mangrove: potensi kayu (kayu bangunan dan
saja, tanpa memperhatikan manfaat-manfaat fisik kayu bakar), pengrajin daun nipah, penangka-
dan juga biologi yang ditimbulkan. pan ikan, udang dan kepiting (Rp/tahun).
2. Nilai manfaat tidak langsung yaitu nilai yang
Perumusan masalah dihasilkan dari pemanfaatan secara tidak lang-
Berdasarkan latar belakang diatas, yang men- sung hutan mangrove: pemecah ombak (break
jadi permasalahan penelitian ini adalah berapa be- water) (Rp/tahun)
sar harga/nilai kuantitatif ekosistem hutan 3. Nilai manfaat pilihan yaitu nilai ekonomi yang
mangrove agar diketahui berapa harga/nilai diperoleh dari potensi pemanfaatan langsung
kuantitatif yang akan hilang dan akibat yang akan maupun tidak langsung dari sebuah sumber-
dialami oleh manusia jika ekosistem hutan daya/ekosistem di masa datang: nilai Biodiver-
mangrove tidak dikelola dengan bijaksana. sity (Rp/tahun).
4. Biaya yaitu biaya yang dikeluarkan oleh pe-
Tujuan Penelitian manfaat hutan mangrove untuk mendapatkan
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pe- komoditi dari hutan mangrove (Rp/tahun).
nilaian ekonomi terhadap ekosistem hutan man-
grove, serta kontribusinya terhadap masyarakat di Metode Pengumpulan Data
wilayah lokasi penelitian mangrove di Desa Pa- Masyarakat
laes, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Mi- Masyarakat yang dijadikan responden adalah
nahasa Utara. beberapa pemanfaat hutan mangrove, antara lain :
nelayan, pencari kayu bakar, pengrajin daun nipah,
Manfaat Penelitian dan juga pada masyarakat yang berhubungan den-
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan se- gan mangrove secara tidak langsung. Untuk
bagai bahan masukan bagi para pengambil kebija- mengetahui keadaan umum lokasi penelitian dan
kan dalam perencanaan dan pengelolaan sumber- kondisi hutan mangrove yang ada, juga dilakukan
daya hutan mangrove. wawancara dengan aparat desa, petugas kehutanan
setempat, dan juga warga desa.

30
ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 29 - 38

Vegetasi dikalikan dengan harga jual tiap m3 dikalikan


Pengambilan contoh untuk analisis vegetasi dengan luasan kemudian dikurangi dengan biaya
dilakukan dengan menggunakan transek garis (line operasional.
transec). Tahapan dalam mengambil data transek
yaitu menarik meteran ke arah laut dengan posisi Indeks Nilai Penting
awal yang telah diberi tanda (patok atau Kondisi ekologis hutan mangrove dapat
pengecatan pohon dan menentukan blok (petak diketahui dengan menggunakan beberapa jenis
contoh/petak ukur) di sebelah kiri dan kanan garis perhitungan, yaitu kerapatan jenis, frekuensi jenis,
transek berbentuk bujursangkar dengan ukuran 10 luas area penutupan, dan Indeks Nilai Penting
x 10 m untuk pengamatan fase pohon. (INP) dari tiap jenis. Untuk mencari nilai INP
digunakan tiga perhitungan, yaitu nilai kerapatan
Metode Pengolahan dan Analisis Data tiap jenis, nilai frekuensi tiap jenis, dan nilai dari
Analisis Volume Tegakan penutupan tiap jenis.
Analisis volume tegakan dilakukan untuk Kerapatan jenis (Di) adalah jumlah tegakan
mengetahui besar dari volume kayu mangrove jenis i dalam suatu area. Persamaan untuk mencari
yang ada. Untuk mendapatkan volume kayu, maka kerapatan jenis adalah:
harus diketahui terlebih dahulu nilai dari tinggi
dan juga keliling lingkaran setinggi dada (1,3 m) Di = ni / A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2)
pohon yang menjadi sampel. Data yang diperoleh
dimasukkan dalam Tabel 1. Dimana:
Di = Kerapatan jenis ke – i
Tabel 1. Perhitungan Volume Kayu Mangrove ni = Jumlah total tegakan dari jenis ke - i
Volume A = Luas total area pengambilan contoh
Jenis Diameter Tinggi
No. kayu
mangrove (cm) (m) Setelah nilai dari kerapatan jenis ini didapat,
(m3)
1. langkah selanjutnya adalah mencari nilai dari
2. kerapatan relatif jenis (RDi). Kerapatan relatif
jenis adalah perbandingan antara jumlah tegakan
Dalam Santoso (2005) volume kayu man- jenis i (ni) dan jumlah total tegakan seluruh jenis
grove ini didapat dengan menggunakan persa- (∑n), dengan persamaan:
maan:
RDi = (ni / ∑n) x 100 . . . . . . .. .. ..... . . . . . . . . . 3)
V = (Lbd x t ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. ..... . .. . 1)
Penutupan jenis (Ci) adalah luas penutupan
Dimana: jenis i dalam suatu area. Persamaan dari penutupan
V = Volume jenis adalah:
Lbd = luas bidang dasar {[(diameter/100) x 0.5]
2
} x 3.14 Ci = ∑BA / A . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . .4)
T = tinggi (m)
Dimana:
Π = 3,14
BA = π DBH2/A; (π = 3,14)
Analisis volume tegakan yang didapat ini
DBH = diameter batang pohon jenis ke – i
akan menggambarkan kondisi dari hutan
DBH = CBH/π; CBH adalah lingkar pohon
mangrove pada tiap hektar. Selain itu juga dapat
setinggi dada
dijadikan perhitungan awal dari nilai ekonomi
A = luas total area pengambilan contoh
potensi kayu mangrove.
Nilai tegakan dapat diketahui dengan
Setelah nilai dari penutupan jenis ini didapat,
menghitung kubikasi kayu yang dihasilkan,
langkah selanjutnya adalah mencari nilai dari

31
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan Mangrove………….(Benu Olfie L. Suzana, Jean Timban, Rine Kaunang, Fandi Achmad)

penutupan relatif jenis (RCi). Nilai penutupan Identifikasi Manfaat dan Fungsi yang terkait
relatif jenis adalah perbandingan antara luas area dengan Hutan Mangrove
penutupan jenis i (Ci) dan luas total area Nilai ekonomi suatu sumberdaya hutan
penutupan untuk seluruh jenis (∑C), dengan mangrove dibagi menjadi nilai penggunaan dan
persamaan: nilai non penggunaan. Nilai penggunaan dibagi
menjadi dua, yaitu nilai langsung dan nilai tidak
RCi = ( Ci / ∑C ) x 100 . . . . . . . ... . ... . . . . . . . 5) langsung. Nilai non penggunaan dibagi menjadi
tiga, yang meliputi nilai manfaat pilihan, nilai
Nilai yang terakhir yaitu nilai frekuensi tiap manfat keberadaan, dan manfaat pewarisan.
jenis. Frekuensi jenis sendiri merupakan peluang 1. Nilai manfaat langsung (direct use value)
ditemukannya jenis i dalam petak contoh / plot Nilai manfaat langsung adalah nilai yang di-
yang diamati: hasilkan dari pemanfaatan secara langsung dari
suatu sumberdaya. Manfaat langsung bisa diarti-
Fi = Pi / ∑P . . . . . . . . . . .. . . . . . . . ... . . . . . . . . .6) kan manfaat yang dapat dikonsumsi. Nilai manfaat
langsung hutan mangrove dihitung dengan persa-
Dimana, Fi adalah frekuensi jenis i, Pi adalah
maan:
jumlah petak contoh / plot dimana ditemukan jenis
i. Sedangkan P adalah jumlah total petak contoh/ DUV = ∑ DUVi . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . 8)
plot. Setelah nilainya didapat, selanjutnya adalah
menghitung nilai frekuensi relatif jenis yang Dimana:
merupakan perbandingan antara frekuensi jenis i DUV = Direct use value
(Fi) dan jumlah frekuensi untuk seluruh jenis DUV 1 = manfaat kayu
(∑F): DUV 2 = manfaat penangkapan ikan
DUV 3 = manfaat pengambilan daun nipah
RFi = (Fi / ∑F) x 100) . . .. . . . . . ... . . .... . .. . . . 7) DUV 4 = manfaat penangkapan kepiting
Indeks nilai penting adalah jumlah nilai
2. Nilai manfaat tidak langsung (indirect use
kerapatan jenis (RDi), frekuensi relatif jenis (RFi),
value)
dan penutupan relatif jenis (RCi).
Manfaat tidak langsung adalah nilai manfaat
INP = RDi + RFi + RCi. . . .. . . . ..... . .. . . .. . . . .8) dari suatu sumberdaya (mangrove) yang diman-
faatkan secara tidak langsung oleh masyarakat.
Nilai penting ini untuk memberikan suatu Manfaat tidak langsung hutan mangrove dapat be-
gambaran mengenai pengaruh atau peranan suatu rupa manfaat fisik yaitu sebagai penahan abrasi air
jenis mangrove dalam ekosistem tersebut. Indeks laut.
nilai penting memiliki kisaran antara 0-300. Penilaian hutan mangrove secara fisik dapat
diestimasi dengan fungsi hutan mangrove sebagai
Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove penahan abrasi.
Penilaian ekonomi sumberdaya mangrove
dilakukan dengan menggunakan dua tahap 3. Manfaat pilihan (option value)
pendekatan: Manfaat pilihan untuk hutan mangrove bi-
1. Identifikasi manfaat dan fungsi-fungsi asanya menggunakan metode benefit transfer, yai-
sumberdaya hutan mangrove. tu dengan cara menilai perkiraan benefit dari tem-
2. Kuantifikasi seluruh manfaat dan fungsi ke pat lain (dimana sumberdaya tersedia) lalu benefit
dalam nilai uang. tersebut ditransfer untuk memperoleh perkiraan
yang kasar mengenai manfaat dari lingkungan.
Metode tersebut didekati dengan cara menghitung
besarnya nilai keanekaragaman hayati yang ada
pada ekosistem mangrove tersebut. Menurut Rui-

32
ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 29 - 38

tenbeek (1991) dalam Fahrudin (1996), hutan HASIL DAN PEMBAHASAN


mangrove Indonesia mempunyai nilai biodiversity
sebesar US$1,500 per km2. Nilai ini dapat dipakai Keadaan Umum Wilayah
di seluruh hutan mangrove yang ada di Indonesia Data mengenai keadaan umum wilayah Desa
apabila ekosistem hutan mangrovenya secara eko- Palaes Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Mi-
logis penting dan tetap dipelihara secara alami. nahasa Utara merupakan data sekunder yang ber-
Nilai manfaat pilihan ini diperoleh dengan persa- sumber dari data monografi desa.
maan:
Letak Administratif
OV = US$15 per ha x luas hutan mangrove . ... . 9) Desa Palaes secara administratif berada di
Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa
Dimana: OV = option value Utara. Desa Palaes yang merupakan lokasi peneli-
tian adalah salah satu desa pesisir yang berbatasan
langsung dengan Laut Sulawesi. Desa ini memiliki
Kuantifikasi Manfaat ke dalam Nilai Uang luas 4.116 ha dan mempunyai batas administratif
Setelah seluruh manfaat dapat diidentifikasi, desa sebagai berikut:
selanjutnya adalah mengkuantifikasi seluruh man- Sebelah Utara : Laut Sulawesi dan Desa Ma-
faat ke dalam nilai uang dengan beberapa nilai yai- liambao
tu: Sebelah Selatan: Desa Batu dan Desa Kasuratan
1. Nilai pasar Sebelah Barat : Desa Kulu dan Desa Lantung
Pendekatan nilai pasar ini digunakan untuk Sebelah Timur : Desa Werot
menghitung nilai ekonomi dari komoditas–
komoditas yang langsung dapat dimanfaatkan Kependudukan
dari sumberdaya mangrove. Penduduk Desa Palaes berjumlah 1.115 jiwa
2. Harga tidak langsung dengan luas wilayah 4.116 ha, dimana penduduk
Pendekatan ini digunakan untuk menilai man- yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 577 jiwa
faat tidak langsung dari hutan mangrove. dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan
3. Contingent value method berjumlah 578 jiwa.
Pendekatan CVM digunakan untuk menghi- Masyarakat yang tinggal di Desa Palaes be-
tung nilai dari suatu sumberdaya yang tidak di- rasal dari Suku Minahasa, Suku Nusa Utara dan
jual di pasaran, contohnya nilai keberadaan. Suku Garontalo/Atinggola,
4. Nilai manfaat ekonomi total
Nilai manfaat total dari hutan mangrove meru- Tingkat Pendidikan
pakan penjumlahan seluruh nilai ekonomi dari Tingkat pendidikan masyarakat Desa Palaes
manfaat hutan mangrove yang telah diidentifi- dari total penduduk sebanyak 1.115 jiwa adalah 12
kasi dan dikuantifikasikan. Nilai manfaat total orang berpendidikan sarjana, 272 orang berpendi-
tersebut menggunakan persamaan: dikan SLTA, 347 orang berpendidikan SLTP, 362
orang berpendidikan SD.
TEV = DV + IV + OV + EV . . . . . . . . . . 11) Jumlah sarana dan prasarana sekolah yang ada
di Desa Palaes masih sedikit. Di desa ini terdapat 1
Dimana: bangunan Taman Kanak – Kanak (TK), 2 bangu-
TEV = Total economic value nan Sekolah Dasar (SD), dan 1 bangunan Sekolah
DV = Nilai manfaat langsung Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
IV = Nilai manfaat tidak langsung
OV = Nilai manfaat pilihan Mata Pencaharian
EV = Nilai manfaat keberadaan Pekerjaan pada sektor perkebunan dan perika-
nan masih mendominasi masyarakat di Desa Pa-
laes. Hal ini dikarenakan luas wilayah yang ada di

33
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan Mangrove………….(Benu Olfie L. Suzana, Jean Timban, Rine Kaunang, Fandi Achmad)

Desa Palaes sebagian besar merupakan area per- Analisis Volume Tegakan
kebunan, selain itu letak desa yang berbatasan Analisis volume tegakan digunakan untuk
langsung dengan Laut Celebes memberikan pe- mencari tahu berapa besar dari volume yang dapat
luang bagi masyarakat untuk berprofesi sebagai dihasilkan kayu mangrove dalam tiap hektarnya.
nelayan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Data ini dapat digunakan untuk mencari nilai man-
Tabel 2. faat langsung hutan mangrove dilihat berdasarkan
potensi kayu yang dapat dihasilkan.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Dari hasil pengambilan data diameter batang
Pencaharian di Desa Palaes kayu dan juga tinggi pohon mangrove diperoleh
hasil potensi volume kayu mangrove sebesar 49.5
Jenis Peker- Jumlah Pendu-
No % m3 per ha.
jaan duk (jiwa)
1 Petani 308 75.12
Indeks Nilai Penting Pohon Mangrove
2 Nelayan 37 9.02
Berdasarkan hasil identifikasi dan pengamatan
3 Pedagang 32 7.8 lapangan terhadap mangrove yang tumbuh di Desa
4 PNS 15 3.7 Palaes ditemukan 6 jenis vegetasi mangrove antara
5 Pegawai 18 4.4 lain Lolaro (Rhizophora spp), Kayu ting (Ceriops
Swasta tagal), makurung (Brugiera gymnorrhiza), kira-
Jumlah 410 100 kira hitam (Xylocarpus spp ), posi-posi (Sonnera-
Sumber: Data monografi desa tia caseolaris) dan api-api (Avecennia spp). Ada-
pun hasil analisis vegetasi dapat dilihat pada Tabel
Pengelolaan Hutan Mangrove 3.
Hutan mangrove yang menjadi objek pene-
litian adalah hutan mangrove yang terdapat di De- Potensi Kayu
sa Palaes yang luasnya mencapai 307 Ha. Selama Hutan mangrove di Desa Palaes memiliki lua-
ini hutan mangrove yang ada hanya dibiarkan saja san mencapai 307 hektar. Berdasarkan hasil in-
tanpa adanya pengelolaan. ventarisasi, potensi kayu komersial yang terdapat
pada hutan mangrove di Desa Palaes adalah
Kondisi Hutan Mangrove 15.200,96 m3, sehingga nilai manfaat bersih kayu
Kondisi hutan mangrove di Desa palaes relatif mangrove diperoleh sebesar Rp6.840.431.843.
cukup baik, hal ini dikarenakan masyarakat Desa Nilai ini didapat dari perkalian antara potensi kayu
Palaes sangat menjaga keberadaan hutan man- dengan harga tiap meter kubik kayu mangrove se-
grove. Hal ini ditunjukkan dengan dimasukkannya besar Rp800.000 dan dikurangi dengan biaya pe-
pelestarian mangrove ke dalam peraturan desa. manfaatan sebesar Rp350.000 per meter kubik.
Masyarakat Desa Palaes sudah paham mengenai Dengan asumsi siklus tebang 25 tahun maka den-
fungsi dan dampak yang akan mereka alami jika gan metode produktifitas didapat nilai nilai potensi
hutan mangrove di desa mereka mengalami keru- kayu hutan mangrove Desa Palaes adalah sebesar
sakan. Rp273.617.273 per tahun.
Ancaman kerusakan hutan mangrove datang Pada Tabel 3 terlihat bahwa hutan mangrove
dari pihak luar, yakni adanya beberapa orang yang yang ada di Desa Palaes didominasi oleh jenis Lo-
bukan merupakan warga setempat yang melakukan laro (Rhizophora spp), yang ditunjukkan dengan
pencurian kayu mangrove untuk dijual sebagai nilai INP yaitu sebesar 109.5 dan secara berturut-
kayu bakar. turut Bruguiera gymnorrhiza (58,088), Ceriops
tagal (57,492), Xylocarpus spp (41,491), Sonnera-
tia caseolaris (20,570) dan Avecennia spp
(12,860).

34
ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 29 - 38

Tabel 3. Indeks Nilai Penting Jenis Pohon Mangrove di Desa Palaes


Kerapatan Re- Frekuensi Penutupan Re- Indeks Nilai
No. Jenis Mangrove
latif Jenis Relatif Jenis latif Jenis Penting
1 Rhizophora spp 35.106 23.810 50.583 109.499
2 Bruguiera gymnorrhiza 14.362 16.667 27.060 58.088
3 Ceriops tagal 23.936 23.810 9.746 57.492
4 Xylocarpus spp 13.830 19.048 8.614 41.491
5 Sonneratia caseolaris 7.979 9.524 3.067 20.570
6 Avecennia spp 4.787 7.143 0.930 12.860
Sumber: Data primer setelah diolah, 2010

Kuantifikasi Manfaat Hutan Mangrove Hal ini berarti bahwa apabila dilakukan eksploitasi
Desa Palaes terhadap kayu yang ada maka manfaat lain dari
Manfaat Langsung hutan mangrove akan berkurang atau bahkan hi-
Berdasarkan hasil identifikasi, manfaat hutan lang.
mangrove yang dapat langsung dikonsumsi men-
cakup manfaat hasil hutan kayu, manfaat penang- Potensi Kayu Bakar
kapan hasil perikanan, serta manfaat pengambilan Pengambilan kayu bakar dilakukan oleh ma-
daun nipah. syarakat adalah kayu-kayu kering yang terdapat
pada hutan mangrove dan dijual dengan harga
Tabel 4. Nilai Manfaat Kayu Komersil pada Eko-
Rp1.250 per ikat. Dalam setahun kayu bakar yang
sistem Hutan Mangrove Desa Palaes
dihasilkan mangrove dapat mencapai 180 ikat. Ni-
No. Uraian Jumlah lai manfaat kayu bakar didapat dengan cara men-
1 Luas Hutan Man- 307 hektar galikan harga jual kayu per ikat dengan banyaknya
grove kayu bakar yang dihasilkan, sehingga didapat nilai
2 Potensi Kayu Ko- 15.200,96 m3 sebesar Rp225.000 per tahun.
mersil
3 Harga Kayu Rp800.000/m3 Penangkapan Ikan, Udang dan Kepiting
4 Nilai Kotor Manfaat Rp12.160.767.721 Penangkapan ikan dilakukan dengan menggu-
Kayu Mangrove nakan alat berupa pancing dan jaring (zero). Nilai
5 Biaya Pemanfaatan Rp350.000/m3 manfaat penangkapan ikan mencapai
(tebang & angkut ) Rp146.400.000 per tahun. Nilai ini didapat dari
6 Total Biaya Rp5.320.335877 hasil penjualan ikan sebesar Rp20.000 per kg yang
7 Nilai Bersih Manfaat Rp6.840.431.843 kemudian dikalikan dengan hasil rata-rata ikan
Kayu Mangrove yaitu sebesar 7.320 kg. Biaya yang digunakan
8 Nilai potensi kayu Rp273.617.273 mencapai Rp28.140.000 per tahun. Dengan demi-
per tahun kian nilai manfaat bersih yang dihasilkan sebesar
Rp118.260.000 per tahun.
Sumber: Data primer setelah diolah 2010
Selain ikan, manfaat yang kedua adalah pe-
nangkapan kepiting. Manfaat penangkapan kepit-
Perlu digarisbawahi bahwa nilai kayu disini
ing diperoleh sebesar Rp45.000.000 per tahun. Ni-
merupakan nilai kesempatan dari keseluruhan ali-
lai ini didapat dengan cara mengalikan hasil pe-
ran manfaat yang diberikan oleh hutan mangrove.
nangkapan kepiting per tahun yaitu sebanyak 900

35
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan Mangrove………….(Benu Olfie L. Suzana, Jean Timban, Rine Kaunang, Fandi Achmad)

kg dengan harga jual rata-rata yaitu sebesar rasi adalah sebesar Rp53.358.137.418 Nilai terse-
Rp50.000 . Biaya yang dikeluarkan mencapai but kemudian dibagi 5 guna mendapatkan nilai per
Rp1.800.000 per tahun. Sehingga manfaat bersih tahunnya. Dengan demikian manfaatnya adalah
yang diperoleh dari penangkapan kepiting ini se- sebesar Rp10.671.627.483 per tahun.
besar Rp43.200.000 per tahun.
Manfaat yang ketiga yaitu penangkapan Manfaat Pilihan
udang windu. Manfaat penangkapan udang windu Manfaat pilihan pada ekosistem hutan man-
diperoleh sebesar Rp16.200.000 per tahun. Nilai grove yang ada di Desa Palaes dapat didekati den-
ini didapat dengan cara mengalikan hasil penang- gan menggunakan metode benefit transfer, yaitu
kapan udang windu per tahun yaitu sebanyak 324 dengan cara menilai perkiraan benefit dari tempat
ekor dengan harga jual rata-rata yaitu sebesar lain (dimana sumberdaya tersedia) kemudian bene-
Rp50.000 . Biaya pemanfaatan yang dikeluarkan fit tersebut di transfer untuk memperoleh perkiraan
mencapai Rp2.592.000 per tahun. Sehingga man- yang kasar mengenai manfaat dari lingkungan.
faat bersih yang diperoleh dari penangkapan udang Metode tersebut didekati dengan cara menghitung
windu ini sebesar Rp13.608.000 per tahun. dari manfaat keanekaragaman hayati (biodiversity)
yang ada pada kawasan mangrove ini. Menurut
Pengambilan Daun Nipah Ruitenbeek (1991) dalam Fahrudin (1996) hutan
Jenis pemanfaatan yang terakhir adalah pen- mangrove Indonesia mempunyai nilai biodiversity
gambilan daun nipah untuk dijadikan atap rumah sebesar US$1,500 per km2 atau US$15 per ha per
(woka). Jumlah daun nipah yang dihasilkan men- tahunnya. Nilai ini dapat dipakai diseluruh hutan
capai 9600 lembar/tahun. Jumlah Nilai manfaat ini mangrove yang ada di seluruh wilayah Indonesia
didapat dari hasil penjualan atap dari daun nipah apabila ekosistem hutan mangrovenya secara eko-
seharga Rp1.500 per lembar. Biaya yang dikelua- logis penting dan tetap terpelihara secara alami.
rkan untuk pembuatan atap dari daun nipah sebe- Nilai total dari manfaat biodiversity ini didapat
sar Rp4.800.000 per tahun. Maka nilai manfaat dengan cara mengalikan nilai manfaatnya yaitu
bersih yang diperoleh sebesar Rp9.600.000 per US$15 per ha per tahun dengan nilai tukar rupiah
tahun. terhadap dolar AS yaitu Rp8.968 (pada 15 Oktober
2010), sehingga didapat nilai sebesar Rp134.520 .
Manfaat Tidak Langsung Hasil tersebut dikalikan dengan luas total dari eko-
Manfaat tidak langsung dari hutan mangrove sistem hutan mangrove yang ada saat ini yaitu se-
sebagai penahan abrasi disetimasi melalui re- luas 307 Ha. Dengan demikian nilai total dari
placement cost dengan pembangunan bangunan manfaat biodiversity pada hutan mengrove di Desa
pemecah gelombang (break water). Menurut data Palaes sebesar Rp41.297.640 per tahun.
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Utara
(2009) untuk membuat bangunan pemecah gelom- Nilai Manfaat Total Hutan Mangrove
bang dengan ukuran 37,5 m x 2 m x 2,5 m (p x l x Nilai manfaat total dari hutan mangrove me-
t) dengan daya tahan 5 tahun diperlukan biaya se- rupakan penjumlahan dari manfaat-manfaat hutan
besar Rp265.727.775 atau sekitar Rp.7.086.074 mangrove yang telah diidentifikasi dan dikuantifi-
per meter. Panjang garis pantai yang dilindungi kasi selain manfaat potensi kayu. Proporsi manfaat
hutan mangrove yaitu 7.530 meter. Nilai dari biaya total dari hutan mangrove Desa Palaes tampak pa-
pembuatan breakwater tersebut kemudian dikali- da Tabel 5.
kan dengan panjang garis pantai yang terlindungi
hutan mangrove, yaitu sepanjang 7.530 meter. Hal
ini dikarenakan bangunan pemecah ombak terse-
but sudah dapat menggantikan fungsi dari hutan
mangrove sebagai pemecah gelombang pada se-
panjang garis pantai Desa Palaes, sehingga man-
faat tidak langsung mangrove sebagai penahan ab-

36
ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 29 - 38

Tabel 5. Nilai Manfaat Total dari Hutan Man- manfaat dan fungsi yang penting sebagai sember-
grove Desa Palaes daya ekonomi maupun sumberdaya ekologi bagi
kehidupan masyarakat yang berada disekitarnya.
Jenis Man- Nilai Manfaat
No. (%) Oleh karena itu keberadaan (kondisi fisik) ekosis-
faat (Rp/tahun)
tem hutan mangrove harus tetap dipelihara sebagai
Manfaat
1 175.293.000 1,61 aset pembangunan, baik itu oleh masyarakat se-
langsung
tempat maupun pihak lain seperti pemerintah,
Manfaat ti-
swasta, peneliti dan LSM, sehingga kegiatan pem-
2 dak lang- 10.671.627.483 97,99
bangunan dapat berjalan dengan baik dan keterse-
sung
diaan sumberdaya hutan mangrove tetap terjamin.
Manfaat pi-
3 41.297.640 0,40
lihan
DAFTAR PUSTAKA
Nilai Manfaat Total 10.888.218.123 100
Adrianto L. 2005. Sinopsis Pengenalan Konsep
Sumber: Data primer setelah diolah 2010 dan Metodologi Valuasi Ekonomi Sumber-
daya Pesisir dan Laut. Bogor. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pe-
KESIMPULAN DAN SARAN ranian Bogor.
Kesimpulan Anonim. 1997. Rencana Pengembangan
1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai Sumberdaya Mangrove Jilid dua Pulau Muna
ekonomi total hutan mangrove di Desa Palaes Barat-Laut Sulawesi Tenggara, Indonesia.
sebesar Rp10.888.218.123 per tahun, yang di- Dirjen RLPS Dephut RI. Jakarta.
hitung dari manfaat langsung (Rp175.293.000 _______. 2007. Studi Valuasi sumber daya alam
per tahun), manfaat tidak langsung dan lingkungan di Kawasan Lindung
(Rp10.671.627.483 per tahun) dan manfaat pi- (Konservasi), Satuan Kerja Deputi Menteri
lihan (Rp.41.297.640 per tahun). Bidang pembinaan Sarana Teknis dan
2. Jika potensi kayu di eksploitasi didapat keun- Peningkatan Kapasitas Kementerian Negara
tungan sebesar Rp273.617.273 per tahun. Da- Lingkungan Hidup. Jakarta.
pat disimpulkan bahwa jika hutan mangrove
dipertahankan, maka keuntungan akan 39.8 Bengen GD. 2000. Pengenalan dan Pengelolaan
kali lebih besar dibandingkan mengeksploitasi Ekosistem Mangrove. Bogor. Pusat Kajian
sumberdaya alam hutan mangrove Desa Pa- Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut
laes. Pertanian Bogor.
3. Berdasarkan perhitungan INP untuk mengeta- _______. 2001. Sinopsis Ekosistem dan
hui eksistensi suatu jenis dalam suatu komuni- Sumberdaya Alam Pesisir dan Lautan.
tas yang dikaji, hutan mangrove Desa Palaes Bogor. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
didominasi oleh jenis Rhizophora sebesar Lautan. Institut Pertanian Bogor.
109.499. Data INP dari jenis lainnya secara
berturut-turut yaitu jenis Brugiera sebesar Budiyatno. 2002. Partisipasi Masyarakat dalam
58.088, jenis Ceriops sebesar 57.492, jenis Xi- Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau
locarpus sebesar 41.491, jenis Sonneratia sebe- Kecil Berpenghuni (Studi Kasus di Pulau
sar 20.860 dan jenis Avicennia sebesar 12.860. Lancang Besar, Kelurahan Pulau Pari,
Kecamatan Pulau Seribu Selatan, Kabupaten
Saran Administrasi Kepulauan Seribu, Jakarta).
Dengan memperhatikan nilai ekonomi total [Tesis] Bogor. Program Pasca Sarjana.
yang diperoleh dari ekosistem hutan mangrove di Institut Pertanian Bogor.
Desa Palaes, ternyata hutan mangrove mempunyai

37
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan Mangrove………….(Benu Olfie L. Suzana, Jean Timban, Rine Kaunang, Fandi Achmad)

Dwiatmojo A. Valuasi Ekonomi Wisata Alam Ridwansyah M, 2007. Penilaian Sumberdaya


Senggigi (NTB). Mangrove di batu Ampar, Kalimantan Barat.
http://www.scribd.com/doc/8598633/VALU Jurnal Ekonomi Lingkungan.Jakarta
ASI-EKONOMI-WISATA-ALAM-
SENGGIGI. [di akses 7 Desember 2009]. Santoso. 2005. Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan
Fahrudin A. 1996. Analisis Ekonomi Pengelolaan Mangrove di Kawasan Pondok Bali, Desa
Lahan Pesisir Kabupaten Subang, Jawa Legonwetan, Kecamatan Legonkulon,
Barat. [Tesis]. Bogor. Program Pasca Kabupaten Subang, Jawa Barat. Bogor.
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Fauzi A. 1999. Teknik Valuasi Ekonomi
Mangrove. [Bahan Pelatihan]. ”Management Sofyan A. 2003. Valuasi Ekonomi pemanfaatan
for Mangrove Forest Rehabilitation”. Bogor. Hutan Mangrove di Desa Blanakan
Institut Pertanian Bogor. Kabupaten Subang, Jawa Barat. [Skripsi].
_______. 2000. Persepsi Terhadap Nilai Ekonomi Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Sumberdaya. [Bahan Pelatihan]. Pengelolaan Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Wilayah Pesisir Terpadu. Bogor. Institut Per-
tanian Bogor. Talib MF, 2008. Struktur Dan Pola Zonasi
_______. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan (Sebaran) Mangrove Serta Makrozoobenthos
Lingkungan Teori dan Aplikasi. PT. Yang Berkoeksistensi, Di Desa Tanah Merah
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Dan Oebelo Kecil Kabupaten Kupang
Nybakken JW. 1998. Biologi Laut. Jakarta: [Skripsi]. Bogor. Fakultas Perikanan dan
Gramedia. Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Pardede B, 2005. Upaya Mendukung Partisipasi
Tresnowati HS, 2003. Valuasi Ekonomi Hutan
Masyarakat Pesisir DalamMenunjang
Mangrove Untuk Usaha Tambak
Rehabilitasi Hutan mangrove [Thesis).
Perikanan.[Thesis]. Jakarta. Program Studi
Jakarta. Program Studi Ilmu Lingkungan.
Ilmu Lingkungan. Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia.

38

You might also like