Professional Documents
Culture Documents
Menghadapi dan merawat anak yang sedang sakit dan berada dalam kondisi
yang kritis merupakan hal yang berat dan sulit untuk dihadapi oleh orang tua.
Disamping harus menangani masalah kesehatan, orang tua juga harus
menghadapi keadaan psikis, efek emosional dari seluruh anggota keluarga yang
ditimbulkan akibat adanya penyakit yang berkepanjangan.
Komunikasi yang jujur sangat penting untuk menolong anak menghadapi kondisi
kesehatannya. Sangat penting bagi anak untuk mengetahui bahwa dia sakit dan
akan mendapat banyak perawatan. Rumah Sakit dan obat mungkin dapat
menakutkan, namun mereka merupakan bagian yang menolong anak Anda.
Hindari mengatakan, bahwa itu semua tidak akan menyakitkan, jika prosedur
yang harus dilakukan akan menyakitkan. Sebaiknya, jujurlah jika
prosedur/tindakan dapat menimbulkan nyeri, tekanan, atau nyeri namun
yakinkan anak Anda bahwa apa yang dirasakan hanya bersifat sementara dan
sampaikan bahwa Anda akan menemani dia, serta memberi dukungan
kepadanya.
Cara komunikasi tidak harus dengan cara verbal. Musik, menggambar dan
menulis kadang menolong anak yang hidup dengan jenis penyakit mengancam
jiwa, untuk menunjukkan emosi mereka melalui fantasi yang mereka ciptakan
sendiri.
Anak juga perlu diingatkan bahwa mereka bukanlah penyebab dari penyakit
yang mereka derita. Hal ini biasa terjadi pada anak-anak bahwa mereka sakit
akibat apa yang mereka katakan, lakukan, atau yang mereka pikirkan. Yakinkan
anak Anda bahwa ini tidak ada hubungannya dan jelaskan dengan mudah apa
penyebab penyakit yang diderita anak Anda. (Anda juga dapat meyakinkan anak
Anda, bahwa apa yang mereka lakukan dan katakan tidak akan menimbulkan
suatu penyakit.)
Dari seluruh pertanyaan, tidak seluruhnya dapat dijawab dengan mudah. Anda
tidak dapat menjamin bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun, Anda dapat
membantu anak Anda merasa lebih baik lagi dengan mendengarkan,
mengatakan “tidak apa-apa” dan dengan mudah mengerti apa yang dialamai,
dan menjelaskan bahwa Anda dan keluarga akan memperlakukan dia senyaman
mungkin.
Jika anak Anda bertanya, “Kenapa harus aku?”, tidak masalah jika memberikan
kejujuran dengan menjawab “Saya tidak tahu…”. Jelaskan bahwa walaupun tidak
ada yang tahu bagaimna penyakit itu bisa muncul, dokter akan mengobatinya
(jika itu merupakan penyakit yang diderita). Jika anak Anda mengatakan “ga adil
aku jadi sakit begini…” akui bahwa anak Anda benar. Sangat penting bagi anak
Anda untuk mengetahui bahwa dia berhak marah karena penyakit yang
dideritanya.
Anak Anda dapat bertanya, “apakah aku akan meninggal?” bagaimana Anda
menjawab tergantung dari usia anak Anda, dan tingkat kematangannya. Sangat
penting untuk mengetahui ketakutan apa yang dialami oleh anak Anda dan
mengatasinya.
Untuk meyakinkan anak Anda kembali, Anda bisa menjelaskan konsep kematian
menurut agama, budaya, dan kepercayaan Anda. Jangan menyamarkan konsep
kematian dengan menyamakan kematian dengan pergi tidur untuk sementara
karena hal itu akan membuat anak Anda takut untuk tidur.
Penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa ada orang-orang yang sayang
terhadap mereka, dan akan selalu ada untuk mereka, dan membuat mereka
nyaman dalam kondisi penyakit mereka.
Tekanan yang Anda dapat dalam merawat dan mengahadapi anak Anda yang
mengalami masalah ksehatan, merupakan masalah yang besar, namun dapat
tips di bawah ini dapat membantu meringankan:
Perhatikan juga kebutuhan pribadi Anda. Beristirahat dengan baik dan cukup,
dan makan makanan yang bergizi. Tetap menjaga kebiasaan sehari-hari,
hubungan dengan kerabat, dan juga hobi Anda.
Mintalah bantuan kepada teman Anda. Biarkan mereka mengganti tugas Anda
untuk menemani latihan bola kaki atau latihan drama anak Anda yang lain.
Biarkan orang lain, baik itu saudara maupun teman untuk berbagi tanggung
jawab untuk merawat anak Anda. Ingatlah bahwa Anda tidak dapat melakukan
semuanya sendiri.
Konsultasikan dengan orang tua yang lain dalam kelompok kecil, (support group)
di rumah sakit atau pusat kesehatan setempat. Mereka dapat menawarkan
informasi dan empati.
Kerja sama dengan personil pendukung yang ditawarkan oleh rumah sakit.
http://milissehat.web.id/?p=367
Anak yang sedang sakit tentu saja memerlukan perawatan dan perhatian yang
khusus. Perawatan anak sakit dapat dilakukan di rumah, sepanjang Anda yakin
penyakitnya dapat ditangani sendiri.
Namun, bagaimana kalau Anda selama ini lebih banyak sibuk di luar lantaran
harus bekerja di luar rumah? Dalam hal ini, mau tidak mau Anda harus
mempertimbangkan mengambil cuti beberapa hari untuk bisa merawat anak
yang sedang sakit. Kalaupun tidak bisa mengambil cuti, Anda harus
mempertimbangkan adanya seseorang khusus yang Anda percayai untuk bisa
merawat anak yang sedang sakit. Mungkin saja bisa seorang baby sitter, adik
ipar atau keponakan Anda yang sudah besar.
Siapa pun yang kemudian dipilih, satu hal yang pasti mereka harus memiliki
pengetahuan dasar seputar gangguan kesehatan anak secara umum berikut
penanganannya. Dalam merawat anak sakit saat di rumah, senantiasa pastikan
ia dapat beristirahat dengan baik.
Perhatian yang lebih harus pula diberikan agar membuat dirinya lebih
nyaman. Di samping itu, kebersihan pakaian, makanan, minuman maupun
ruangannya hendaklah selalu dijaga.
Karena kondisi kesehatan anak yang makin buruk, bisa saja akhirnya dipilih jalan
akhir yaitu mengirim anak ke rumah sakit untuk diopname. Diakui atau tidak,
membawa anak ke rumah sakit memang bukan hal yang menggembirakan, baik
bagi sang anak atau bagi diri Anda sendiri sebagai orangtua.
Seringkali karena kondisi yang sangat mendesak, Anda kurang bisa melakukan
persiapan secukupnya dimana anak diharuskan menginap di rumah sakit.
Namun demikian, usahakanlah jangan terlalu panik kalau memang anak harus
diopname di rumah sakit.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat anak harus dirawatinap di
rumah sakit.
Banyaklah bertanya kepada dokter serta perawat yang merawat anak Anda
mengenai apa yang sesungguhnya diderita sang anak.
Mintalah saran dari dokter atau perawat mengenai apa yang sebaiknya
dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak boleh dilakukan.
Bila anak sudah pandai bicara, doronglah ia agar mau bertanya kepada dokter
atau perawat yang merawatnya terkait dengan apa yang sedang dialaminya.
Tanyakan kepada perawat apakah ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk
membatu para juru rawat dalam menangani penyakit yang sedang dirasakan
anak.
Agar barang-barang yang Anda bawa tidak tertukar di rumah sakit, beri nama
semua barang yang dibawa dari rumah dengan nama sang buah hati.
Sebisa dan sebanyak mungkin bawalah barang/benda kesukaan anak, sepanjang
itu diperbolehkan oleh dokter atau petugas rumah sakit.
http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=327_Merawat-
Anak-yang-Sakit
ambulasi
A. Pengertian
Ambulasi Dini adalah latihan berjalan pertama yang dilakukan pada pasien
setelah menjalani proses pembedahan/ operasi.
B. Tahapan Dangling
5. Turunkan penghalang tempat tidur dan kunci tempat tidur pada posisi yang
terendah.
8. Letakkan satu tangan disekeliling bahu pasien dan tangan lainnya di bawah
lutut pasien.
11. Setelah pasien memakai sandal, beri instruksi untuk menggoyangkan kaki.
sebuah kursi bisa ditempatkan untuk menopang kaki pasien selama beberapa
menit.
“saat pasien pusing atau pingsan, bantu pasien berbaring dan periksa tanda-
tanda vital pasien”.
14. Atur kembali bantal di kepala tempat tidur, lepas selimut atau mantel mandi
dan sandal pasien.
15. Letakkan satu tangan disekeliling bahu pasien dan satu lagi di bawah lutut.
Dengan lembut dan perlahan angkat kaki pasien ke atas tempat tidur.
16. Turunkan kepala tempat tidur, pasang penghalang tempat tidur dan periksa
kembali nadi pasien.
17. Setelah selesai, cuci tangan dan dokumentasikan waktu (durasi) dangling,
nadi dan reaksi pasien.
C. Tahapan Ambulasi
Setelah melakukan proses dangling, bila pasien dalam keadaan baik-baik saja,
lalu dilanjutkan dengan tahapan ambulasi dini, meliputi :
1. Pastikan tempat tidur dalam posisi terendah. Sediakan sebuah kursi untuk
berjaga-jaga kalau pasien lelah.
2. Etelah pasien melakukan dangling tanpa rasa sakit, bantu pasien untuk
berdiri, periksa nadi pasien.
Jika nadi meningkat sampai lebih dari 10 poin, kembali ke tempat tidur.
Minta pasien untuk menarik napas dalam dan melihat sekeliling ruangan.
Kepala pasien tegak dan mata terbuka.
4. Pasien berjalan perlahan dengan jarak yang pendek dan kembali ke sisi
tempat tidur. Jika pasien tampak lelah dan akan pingsan atau terjadi perubahan
besar pada nadi, biarkan pasien beristirahat.
http://as-kep.blogspot.com/2009/06/ambulasi-dini.html
2.Stressor
2.Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan dan kebiasaan sehari-hari
2.Pengalaman sebelumnya
4.Keterampilan koping
1.Takut
1)Unfamiliarity
2.Isolasi
Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama berpengaruh pada anak dibawah
usia 12 tahun
Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus ( masker, pakaian isolasi, sarung
tangan, penutup kepala ) dan keluarga yang tidak dapat bebas berkunjung.
diawali oleh situasi yang asing.◊2.Fantasi-fantasi dan unrealistic anxieties tentang kegelapan, monster,
-Menangis kuat
-Menjerit
-Menendang
-Berduka
-Marah
-Menghisap jari
Hal ini terjadi karena ada persepsi yang salah tentang prosedur dan pengobatan serta aktivitas di rumah
sakit, misalnya karena diikat/restrain tangan, kaki yang membuat anak kehilangan mobilitas dan
-Tetapi dengan berkembangnya kemampuan motorik infant dapat memahami arti dari organ tubuhnya,
-Warna seragam perawat / dokter ( putih ) diidentikan dengan prosedur tindakan yang menyakitkan
Berdasarkan theory psychodynamic, sensasi yang berarti bagi infant adalah berada di sekitar mulut dan
genitalnya. Hal ini diperjelas apabila infant cemas karena perpisahan, kehilangan control, gangguan
Reaksi emosional ditunjukan dengan menangis, marah dan berduka sebagai bentuk yang sehat dalam
-Anak mempersepsikan sakit sebagai suatu hukuman untuk perilaku buruk, hal ini terjadi karena anak
masih mempunyai keterbatasan tentang dunia di sekitar mereka.
-Anak mempuyai kesulitan dalam pemahaman mengapa mereka sakit, tidak bias bermain dengan
temannya, mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga membuat mereka harus pergi ke rumah sakit
-Reaksi anak tentang hukuman yang diterimanya dapat bersifat passive, cooperative, membantu atau
Separation /perpisahan
Dengan adanya kehilangan fungsi sehubungan dengan terganggunya fungsi motorik biasanya
mengakibatkan berkurangnya percaya diri pada anak sehingga tugas perkembangan yang sudah dicapai
dapat terhambat. Hal ini membuat anak menjadi regresi; ngompol lagi, suka menghisap jari dan
-anak usia 5 – 7 tahun mendefinisikan bahwa mereka sakit sehingga membuat mereka harus istirahat di
tempat tidur
-Pengalaman anak yang terdahulu selalu mempengaruhi pengertian anak tentang penyakit yang di
alaminya.
Separation /Perpisahan
-Dengan semakin meningkatnya usia anak, anak mulai memahami mengapa perpisahan terjadi.
-Anak mulai mentolerir perpisahan dengan orang tua yang berlangsunng lama.
-Perpisahan dengan teman sekolah dan guru merupakan hal yang berarti bagi anak sehingga dapat
-Bag anak usia pertengahan ancaman akan harga diri mereka sehingga sering membuat anak frustasi,
-Dengan adanya kehilangan fungsi dan control anak merasa bahwa inisiatif mereka terhambat.
-Anak tidak mau melihat bagian tubuhnya yang sakit atau adanya luka insisi.
-Anak mulai mulai memahami konsep sakit yang bias disebbkan oleh factor eksternal atau bakteri, virus
dan lain-lain.
Separation / Perpisahan
Anak takut kehilangan control diri karena penyakit dan rasa nyeri yang dialaminya.
-Anak takut sesuatu yang terjadi atau berpengaruh terhadap alat genitalianya
-Anak mulai memahami konsep yang abstrak dan penyebab sakit yang bersifat kompleks
Separation / Perpisahan
-Anak remaja sangat dipengaruhi oleh peer groupnya, jika mereka sakit akan menimbulkan stress akan
-Anak juga kadang menghinda dan mencoba membatasi kontak dengan peer groupnya jika mereka
mengalami kecacatan.
-Penyakit kronis dapat menimbulkan kehilangan dan mengncam konsep diri remaja.
-sakit pada remaja mengakibatkan mereka merasa berbeda dengan peer groupnya dan sangat
mempengaruhi kemampuan anak dalam menangani stress karena adanya perubahan body image.
-Mengalami stress apabila dilakukan pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan organ seksual.
Jika anak harus menjalani hospitalisasi akan memberikan pengaruh terhadap angggota keluarga dan
3.Prosedur pengobatan
5.Kemampuan koping
-Ketidaktahuan
4.Depresi
-merasa kesepian
-Ketakutan
-Khawatir
-Marah
-Cemburu
-Rasa benci
-Rasa bersalah
Pola Komunikasi
POLA KOMUNIKASI
-Perhatian orang tua tertuju pada anak yang sakit dan di rawat
-Preparation for hospitalization is very important with children whenever time permits
-If the hospital have videos that parents and children can watch together. The best videos are those that
are specific to the hospital to be used and those that are tailored to the specific illness and procedures
-Letting the child know why she / he need to be in hospital and when she / he becoming home
-Let the child know what she / he will see, hear, smelt, feel and be expected to do. Reassure a child that
he / she is not being punished for some thing they did wrong.
-Understand the child’s feelings, listen to his concerns, fears and fantasies. Remind him that it is ok to
be scared or cry.
can help decrease some of that fear.◊-Involve parents in caring children, rooming in
Bagaimana mengatasi masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan hospitalisasi anak
-Libatkan orang tua dalam mengatasi stress anak dan pelaksanaan asuhan keperawatan
-Bina hubungan saling percaya antara perawat dengan anak dan keluarga.
http://masalawiners.blogspot.com/2008/08/hospitalisasi-pada-anak.html