You are on page 1of 11

1

SOAL-SOAL BAB TITRASI KOMPLEKSOMETRI (BAB 9)

1. Hitung atau sketsa kurva titrasi 50,0 mL larutan Mg 2+ 0,0500 M dengan


larutan 0,0500 M EDTA pada pH 7 dan pada pH 10. Tentukan letak titik
ekuivalensi bagi tiap kurva.
Reaksi Mg2+ + Y4-  MgY2- Kstb = 4,9.108.

a) Pada pH 7,  4= 4,8.10-4 dan Kef = 4 × Kab = 4,8.10-4 × 4,9.108 = 2,4.105.

- Sebelum titrasi dimulai –log [Mg2+] = pMg = 1,3010

- Pada penambahan 1 mL titran.


1 mL × 0,0500 mmol.mL-1
[Mg2+] = M = 9,8.10-4 M. Maka, pMg = 3,0086
51 mL

- Pada titik ekivalensi (penambahan 50 mL EDTA)


 50  0, 05 
2+  MgY 
-  
100  = 3,2.10-4 M. Maka, pMg = 3,49
 
{Mg ] =
K eff 2, 4  105

- Pada penambahan 51 mL larutan EDTA (1 mL lewat titik ekuivalensi)


50 × 0,05
 MgY 2-  101
[Mg2+] = = = 2,1 . 10-4 M, sehingga pMg = 3,68
 Y  K eff 1 × 0,05
4-
 2, 4 10 5

101
2

b) Pada pH 10, harga α4 = 0,35 sehingga, Kef = 0,35 × 4,9 . 108 = 1,7. 108.

- Sebelum titrasi dimulai –log [Mg2+] = pMg = 1,3010

- Pada penambahan 1 mL titran.


1 mL × 0,0500 mmol.mL-1
[Mg2+] = M = 9,8 . 10-4 M, sehingga, pMg = 3,0086
51 mL

- Pada titik ekivalensi (penambahan 50 mL EDTA)


 50  0, 05 
2+  MgY 
-  
100  = 1,2 × 10-5 M, maka pMg = 4,92
 
{Mg ] =
K eff 1, 7  108

- Pada penambahan 51 mL larutan EDTA (1 mL lewat titik ekuivalensi)


50 × 0,05
 MgY 2-  101
[Mg2+] = = = 2,9 × 10-7 M, dan pMg = 6,53.
 Y  K eff 1 × 0,05
4-
 1, 7 10 8

101

2. Penentuan kadar Ca dalam kulit telur dilakukan secara volumetrik dengan


cara sebagai berikut. Setelah dihilangkan membran dari kulit telur,
selanjutnya kulit telur dikeringkan dan massanya dicatat sebesar 5,613 g.
Kulit telur tersebut dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL dan dilarutkan
dalam 25 mL HCl 6M. Setelah disaring, larutan yang mengandung
komponen kulit telur diencerkan hingga tepat 250 mL dalam labu takar.
Sejumlah 10,00 mL aliquot ditempatkan dalam labu Erlenmeyer 125 mL dan
dibufer pada pH 10. Titrasi dengan larutan EDTA 0,04988 M memerlukan
44,11 mL untuk mencapai titik ekuivalen. Tentukan kadar kalsium dalam
kulit telur yang dinyatakan dalam % w/w CaCO3.
3

Jumlah mmol EDTA yang bereaksi dengan Ca 2+ dalam aliquot = 44,11 mL ×


0,04988 mmol/mL = 2,2002 mmol. Jumlah mmol EDTA ini sama dengan
jumlah mmol Ca2+ dalam aliauot. Jumlah mmol Ca2+ dalam labu takar = (250
mL/10 mL) × 2,2002 mmol = 55,0052 mmol. Sehingga mmol CaCO 3 juga
55,0052 mmol atau 0,0550 mol.
Massa CaCO3 dalam sampel = 0,0550 mol × 100 g/mol = 5,500 g
5,500 g
% w/w CaCO3 dalam kulit telur = 5,613 g × 100% = 97,9868 %

3. Sebelum memperkenalkan EDTA, titrasi kompleksometri yang sering


dilakukan adalah menggunakan titran Ag+ atau CN-. Analisis Cd2+ misalnya
dilakukan secara tidak langsung dengan menambahkan KCN berlebih agar
membentuk Cd(CN)42-, dan kelebihan CN- dititrasi balik mnenggunakan Ag+
untuk menghasilkan Ag(CN)2- .
Dalam suatu analisis, sejumlah 0,3000 g sampel batuan dilarutkan dan
setelah pemisahan dari bagian yang tidak larut, filtratnya diperlakukan
dengan menambahkan 20 mL larutan KCN 0,5000 M. Kelebihan CN -
memerlukan 13,98 mL larutan AgNO 3 0,1518 M untuk mencapai titik ahir
titrasi. Tentukan % Cd dalam batuan.
4

Jumlam total mmol CN- = 20 mL × 0,5000 mmol/mL = 10,0000 mmol.


Jumlah mmol kelebihan CN- = 13,98 mL × 0,1518 mmol/mL = 2,1222 mmol.
Jumlah mmol CN- yang bereaksi dengan Cd2+ = 10,0000 – 2,1222 = 7,8778
mmol
Jumlah mmol Cd2+ = 0,25 × 7,8778 mmol = 1,9695 mmol atau 0,00197 mol
Massa Cd = 0,00197 mol × 112,41 g/mol = 0,2214 g
Kadar Cd dalam batuan = (0,2214 g/0,3000 g) 100% = 73,8 %

4. Kuningan merupakan paduan logam yang terdiri dari logam Pb, Zn, Cu dan
Sn. Penentuan komposisinya dapat secara volumetric dengan prosedur
sebagai berikut. Sebanyak 0,3284 g sampel diperlakukan dalam larutan
HNO3. Setelah disaring, bagian yang tak larutnya adalah SnO 2.4H2O.
Filtratnya kemudian ditempatkan dalam labu takar 500 mL dan diencerkan
dengan air hingga tepat batas. Sejumlah 10 mL aliquot dititrasi langsung
dengan larutan EDTA 0,0025 M yang memerlukan 37,56 mL untuk
mencapai titik ahir titrasi. Selanjutnya, sejumlah 25 mL aliquot kedua
ditambah dengan larutan tiosulfat (Na2S2O3) untuk menopeng Cu2+. Aliquot
ini memerlukan 27,67 mL larutan EDTA 0,0025 M EDTA untk mencapai titik
ahir titrasi. Sejumlah 100 mL aliquot berikutnya ditambah dengan larutan
sianida (CN-) untuk menopeng ion Cu2+ dan Zn2+ dan ternyata memerlukan
10,8 mL larutan EDTA 0,0025 M untuk mencapai titik ahir titrasi. Tentukan
5

kadar masing-masing logam dalam bahan kuningan itu (dinyatakan dalam %


w/w).

Berdasarkan hasil aliquot ketiga (100 mL), jumlah mol Pb 2+ dalam sampel
500 mL 10,8 mL × 0,0025 mmol.mL-1
adalah : × = 0,000135 mol.
100 mL 1000 mmol.mol-1
Maka, massa Pb dalam sampel adalah 0,000135 mol × 207,2 g.mol-1 =
0,0280 g.
0,0280
% Pb = 0,3284 100% = 8,5262 %.
Berdasarkan hasil aliquot kedua (25 mL), jumlah total mol Pb 2+ dan Zn2+
500 mL 27,67 mL × 0,0025 mmol.mL-1
dalam sampel : × = 0,001384 mol.
25 mL 1000 mmol.mol-1
Maka, jumlah mol Zn2+ = (0,001384 – 0,000135) mol = 0,0012485 mol.
Massa Zn dalam sampel adalah 0,0012485 mol × 65,38 g.mol-1 = 0,0816 g
0,0816
% Zn = 0,3284 100% = 24,8559 %.
Berdasarkan aliquot pertama (10 mL), jumlah mol Pb 2+, Zn2+, Cu2+ dalam
500 mL 37,56 mL × 0,0025 mmol.mL-1
sampel : × = 0,004695 mol.
10 mL 1000 mmol.mol-1
Maka, jumlah mol Cu2+ = (0,004695 – 0,001384) = 0,003311 mol.
Massa Cu dalam sampel = 0,003311 mol × 63,5 g.mol-1 = 0,2103 g
0,2103 g
% Cu = 0,3284 g × 100% = 64,0221 %.
% Sn = (100 – 8,5262 – 24,8559 – 64,0221)% = 2,5958 %.

CONTOH SOAL KOMPLEKSOMETRI

Suatu larutan mengandung ion-ion tetrasianokuprat(I) [Cu(CN) 4]3- dan tetrasianokadmiat(II) [Cd(CN)4]2-,
kedua-duanya dalam konsentrasi 0,5M. Larutan ini mempunyai pH 9 dan mengandung 0,1 mol/ltr ion
6

sianida bebas. Dapatkah tembaga(I) sulfida Cu 2S dan/atau cadmium sulfida CdS diendapkan dari larutan
dengan mengalirkan gas hidrogen sulfide?

Diketahui :

Ksp Cu2S = 2 x 10-47

Ksp CdS = 1,4 x 10-28

Nilai tetapan ketidakstabilan :

K [Cu(CN)4]3- =

K [Cd(CN)4]2- =

[H+]2[S2-] = 10-23

Penyelesaian :

Untuk mengetahui apakah terbentuk endapan Cu 2S dan atau CdS atau tidak, harus dihitung terlebih
dahulu konsentrasi masing-masing ion. Setelah itu dihitung hasil kali konsentrasi dan dibandingkan
dengan nilai Ksp masing-masing endapan. Bila hasil kali konsentrasi lebih besar dari K sp maka akan
terbentuk endapan, dan sebaliknya.

pH = 9, maka [H+] = 10-9

[S2-] = 10-23 / [H+]2 = 10-23 / 10-18 = 10-5

maka = = 2,5 x 10-24

Dengan cara yang sama, maka [Cd2+] = 7 x 10-14

[Cu+]2 [S2-] = (2,5 x 10-24)2 x 10-5 = 6,25 x 10-53


7

Karena nilai hasil kali konsentrasi < Ksp, maka tidak akan terbentuk endapan Cu 2S

[Cd2+] [S2-] = (7 x 10-14) x 10-5 = 7 x 10-19

Nilai hasil kali konsentrasi > Ksp, maka endapan CdS akan terbentuk.
8
9
10
11

You might also like