You are on page 1of 12

Perspektif

Vol 17, No. 2 September 2019

Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap dalam Strategi


Perpajakan dan Rasio Debt to Equity
( Studi Kasus PT Pecete)

Badar Murifal1, Suhartono2


1
Universitas Bina Sarana Informatika
Email: badar.bml@bsi.ac.id
2
Universitas Bina Sarana Informatika
Email: suhartono.sht@bsi.ac.id

Abstract – The use of historical value (acquisition price) makes the asset value lose its relevance because it does
not reflect the current value so it needs to be read carefully. Historical values have advantages in terms of
reliability. To avoid the value of assets still losing relevance, a company can revaluate its fixed assets by following
the regulations that apply according to PSAK, its laws and regulations regarding taxation and regulations from
the decisions of the finance minister. Revaluation is one method of valuing fixed assets. If an entity chooses to use
the revaluation method, this method must be applied consistently by the company.. PT PeCeTe conducts an Asset
Revaluation policy that is devoted to land revaluation, for the benefit of Commercial Financial Reporting (not
fiscal) which is ultimately expected to improve the structure of Debt to Equity Ratio to be lower than the period
before the revaluation policy, so that with a smaller ratio, can provide certainty for creditors in this case banking
that the company is able to fulfill long-term obligations well. The company also wants the latest information related
to the market price of land, so that the value of fixed assets in the statement of financial position (balance sheet),
is in accordance with the actual conditions. Debt to Equity Ratio as a leverage ratio is the main financial ratio
and is used to assess a company's financial position. This ratio is also a measure of a company's ability to pay off
obligations.

Keywords : Assets revaluation, tax strategy, Debt to Equity Ratio ( DER)

I. PENDAHULUAN revaluation is acceptable (J.Weygandt, P.Kimmel,


2011)
Dalam skala apapun ukuran dan jenis bisnis
perusahaan , aset tetap menjadi salah satu komponen Revaluasi aset tetap adalah penilaian ulang aset tetap.
penting bagi bisnis yang berfungsi sebagai penyedia Dalam bahasa sehari-hari revaluasi sering dimaknai
produk atau jasa yang jual. Karena aset tetap bisnis penilaian ulang yang menyebabkan nilai aset menjadi
begitu bernilai, perusahaan harus memeliharanya lebih tinggi, padahal revaluasi sebenarnya dapat
dengan baik dan benar. Manajemen aset tetap tentu menghasilkan nilai yang lebih rendah maupun lebih
berperan penting dalam mengatur aset tetap agar tinggi dari aset tercatat. Revaluasi aset tetap menurut
selalu memberikan kontribusi kepada perusahaan. ketentuan PSAK 16 tahun 1994 diperkenankan.
Namun, bagaimana ketika berada di kondisi, di mana Standar menyebutkan “revaluasi aktiva tetap tidak
perusahaan harus menjual aset tetap tersebut? Baik diperkenankan karena penilaian dengan
karena umur ekonomis aset tetap habis atau aset tetap menggunakan harga perolehan, namun
mengalami kerusakan tak terduga. Salah satu kiat dari penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
manajemen aset tetap yang bisa dipraktikkan adalah berdasarkan ketentuan pemerintah”. Ketentuan
Revaluasi ( penilaian kembali) kedalam nilai yang pemerintah tentang perpajakan membolehkan entitas
wajar. melakukan penilaian, sehingga revaluasi aset
diperkenankan mengikuti revaluasi aset menurut
IFRS allows companies to revalue plant assets to fair ketentuan perpajakan.
value at the reporting date. Companies that choose to
use the revaluation framework must follow Entitas melakukan penilaian kembali asetnya sesuai
revaluation procedures. If revaluation is used, it must dengan kebutuhan perusahaan. Biasanya revaluasi
be applied to all assets in a class of assets. Assets that aset dilakukan pada saat akan go publik, menambah
are experiencing rapid price changes must be modal dengan menerbitkan tambahan saham,
revalued on annual basis, otherwise less frequest restrukturisasi, akuisisi atau dalam rangka kuasi

p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178 145


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

reorganisasi. Salah satu tujuan revaluasi adalah agar berubah revaluasi mungkin dilakukan setiap tahun
nilai aset perusahaan menunjukkan kondisi yang (IAI , Ikatan Akuntan Indonesia , 2012)
sebenarnya, sehingga entitas dapat menjual
sahamnya dengan harga yang lebih tinggi, atau Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat
memiliki nilai yang tinggi pada saat diakuisisi pihak dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan
lain. antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s length
Revaluasi adalah penyesuaian yang dibuat agar nilai transaction). Berdasarkan konsep nilai wajar, harga
Aset Tetap sesuai dengan nilai wajar atau nilai pasar pasar aktif merupakan nilai wajar yang ideal dan
yang berlaku di waktu sekarang. Ketika pertama kali memiliki keandalan yang tinggi, karena mudah
membeli suatu Aset Tetap, pencatatan nilai Aset diverifikasi. Namun jika tidak ada harga pasar aktif,
Tetap tersebut selalu sesuai dengan harga dapat digunakan nilai pasar terkini, harga pasar dari
perolehannya. Namun, nilai Aset Tetap tersebut jika aset serupa, menggunakan pendekatan nilai kini arus
ditinjau dari nilai pasar akan selalu berubah dari kas di masa depan atau dengan metode nilai opsi.
waktu ke waktu. Dengan revaluasi, nilai dari Aset
Tetap Anda akan ter-update sesuai dengan nilai pasar Khusus untuk menentukan nilai wajar dalam model
Aset Tetap terkait di waktu sekarang. Manajer hanya revaluasi aset tetap, standar secara eksplisit
perlu memutuskan apakah nilai Aset Tetap akan menyebutkan bahwa nilai tanah, bangunan dilakukan
dicantumkan sesuai hasil revaluasi atau tetap pada oleh penilai independen yang profesional
Historical Cost yang sesuai dengan harga perolehan berdasarkan bukti pasar. Sedangkan nilai wajar
awal. Model Revaluasi memungkinkan nilai Aset pabrik dan peralatan menggunakan nilai pasar yang
Tetap tersebut meningkat atau menurun. Namun, jika ditentukan oleh penilai. Nama penilai harus
ditinjau dari segi cost model, revaluasi hanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
dimungkinkan ketika nilai Aset Tetap tersebut
menurun, yang selanjutnya akan masuk penyesuaian
Nilai wajar didefinisikan dalam IFRS sebagai, “the
di akun impairment losses.
amount for which an asset could be exchanged
between knowledgeable, willing parties in an arm’s
Pada saat melakukan revaluasi, selisih antara nilai length transaction.” Nilai wajar ini digunakan untuk
tercatat aset dan nilai hasil revaluasi akan dibukukan mengukur (Yohanes Handoko, 2010)
sebagai surplus revaluasi. Revaluasi tidak diakui
dalam laporan laba rugi tahun berjalan tetapi
1. Satu aset
merupakan komponen dalam laba rugi komprehensif
2. Sekelompok aset
yang merupakan bagian dari ekuitas. Jika sebelum
3. Satu liabilitas
revaluasi entitas telah melakukan penurunan nilai 4. Sekelompok liabilitas
maka, akan dilakukan pembalikan penurunan nilai
5. Konsiderasi bersih dari satu atau lebih aset
sebelum diakui sebagai surplus revaluasi. Jika
dikurangi satu atau lebih liabilitas terkait
revaluasi menghasilkan nilai yang lebih kecil dari
6. Satu segmen atau divisi dari sebuah entitas
nilai aset tercatat maka penurunan nilai ini, pertama
7. Satu lokasi atau wilayah dari suatu entitas
akan mengurangi surplus revaluasi (jika ada), setelah 8. Satu keseluruhan entitas
tidak ada lagi baru akan mengurangi saldo laba.
Dengan pencatatan seperti itu, maka entitas akan
mengakui penurunan nilai (impairment), ketika Yang dimaksud dengan pengukuran di atas bukan
revaluasi menghasilkan nilai aset lebih kecil dari nilai merupakan pengukuran awal. Untuk pengukuran
terbawa (carrying value) dengan menggunakan awal (saat aset diakuisisi atau liabilitas muncul),
metode biaya. entitas tetap menggunakan dasar kos pada saat
terjadinya transaksi. Setelah pengukuran awal (biasa
disebut sebagai pengukuran setelah pengukuran
Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai
awal), yaitu saat pelaporan keuangan (dan untuk
wajarnya dapat diukur secara handal, dicatat pada
pelaporan seterusnya, selama aset masih dikuasai),
jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
entitas boleh memilih model kos (berdasar kos
revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan historis) atau model revaluasi (berdasar nilai wajar)
akumjulasi rugi penurunan nilasi setelah tanggal untuk mengukur pos-pos laporan keuangannya.
revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan
keteraturan yang cukup reguler sehingga nilai tercatat
aset tidak berbeda secara signifikan dengan nilai Dari definisinya, dapat disimpulkan bahwa nilai
wajarnya. Standar tidak menyebutkan berapa tahun wajar diukur menggunakan dasar ketika aset (atau
sekali, revaluasi dilakukan tergantung perkembangan liabilitas) dapat ditukar, bukan ketika aset (liabilitas)
nilai wajar aset tetap. Jika harga tidak berubah benar-benar ditukar. Cara mengukur ‘ketika aset
signifikan mungkin revaluasi dapat dilakukan tiga (liabilitas) dapat ditukar’ adalah menggunakan:
atau lima tahun sekali, namun jika harga signifkan

146 p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

1. Pendekatan Pasar. Dalam pendekatan ini, debit beban pajak tangguhan atas surplus revaluasi
nilai wajar diukur berdasarkan harga pasar dan kredit liabilitas pajak tangguhan.
atau informasi relevan lain yang dihasilkan
dari transaksi di pasar. Hal ini termasuk Kebijakan revaluasi aktiva tetap bagi pelaku bisnis
harga aset (liabilitas) sejenis yang ada di mempunyai maksud tertentu sebagai langkah
pasar, dan metode penilaian lain yang strategis dalam aktifitas perusahaan. Disamping
konsisten dengan pendekatan pasar. Urutan adanya keuntungan dalam melakukan revaluasi
yang digunakan jika nilai wajar aktiva tetap, namun perlu disadari adanya
menggunakan pendekatan pasar adalah, kelemahan-kelemahan yang harus diantisipasi dan
pertama harga pasar aset (liabilitas) pada resiko yang akan dihadapi. Berikut adalah tujuan
saat pelaporan, jika tidak terdapat harga melakukan revaluasi aktiva tetap, keuntungan dan
pasar aset (liabilitas) maka menggunakan kelemahan melakukan revaluasi aktyiva tetap,
harga pasar aset (liabilitas) sejenis, jika tidak pengaruh dan fungsi revaluasi serta aktiva-aktiva apa
terdapat harga pasar aset (liabilitas) sejenis saja yang dapat dilakukan revaluasi (Mekari, 2019)
maka menggunakan model yang konsisten
dengan pendekatan pasar (contohnya model Tujuan Wajib Pajak Perlu Melakukan Revaluasi
matrix pricing, dll) Aset
(Mekari, 2019. Tujuan, Keuntungan dan Kelemahan
2. Pendekatan Penghasilan. Pendekatan ini Revaluasi Aset)
menggunakan teknik penilaian untuk 1. Meningkatkan nilai perusahaan.
mengubah nilai masa depan (contohnya 2. Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap di
aliran kas atau laba) ke nilai kininya masa datang.
terdiskonto (discounted). Pengukuran nilai 3. Meningkatkan keakuratan perhitungan
wajar dalam pendekatan ini menggunakan penghasilan maupun biaya.
dasar nilai yang dilihat dari harapan pasar 4. Agar neraca perusahaan menunjukkan posisi
kini atas nilai aset (liabilitas) masa depan. kekayaan perusahaan yang sebenarnya.
Pendekatan ini termasuk menggunakan nilai Semua Wajib Pajak Badan dalam negeri dan Bentuk
kini (present value, option pricing). Usaha Tetap (BUT) dapat melakukan revaluasi aset.
Aset tetap perusahaan yang bisa dinilai kembali
3. Pendekatan Kos. Pendekatan kos disebut adalah aset tetap yang terletak di Indonesia dan yang
juga pendekatan kos pengganti kini (current dimiliki serta dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang
replacement cost). Kos pengganti ini adalah
merupakan objek pajak.
jumlah yang diperlukan untuk
menggantikan suatu aset.(Yohanes Penilaian kembali aset tetap perusahaan harus
Handoko, 2010) dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset
tetap tersebut yang berlaku pada saat penilaian
Apabila revaluasi dilakukan, akumulasi penyusutan kembali yang ditetapkan oleh perusahaan jasa atau
dapat diberlakukan dengan dengan dua cara yatu ahli penilai yang diakui atau memperoleh izin dari
metode eliminasi dan proporsional. Pertama dengan pemerintah. Revaluasi perlu dilakukan secara teratur,
cara eliminasi, akumulasi penyusutan ditutup sehingga nilai aset yang tercatat tidak berbeda jauh
sehingga diperoleh nilai buku aset, nilai ini kemudian dengan nilai pasar atau nilai wajarnya. Revaluasi aset
ditambah atau dikurangi sehingga nilainya menjadi dilakukan berdasarkan perkembangan nilai wajar aset
nilai hasil revaluasi aset yang terbaru. Kedua dengan tetap.
cara proporsional, dengan metode ini, nilai aset dan
akumulasi penyusutan akan dinaikkan nilainya Sebagai contoh, apabila harga tidak berubah terlalu
sebesar rasio revaluasi (rasio nilai hasil revaluasi signifikan, revaluasi aset bisa dilakukan tiga atau
dengan nilai buku). lima tahun sekali, namun apabila harga mengalami
perubahan yang signifikan, revaluasi sebaiknya
Pajak atas revaluasi menurut PSAK 16, tahun 2012 dilakukan setiap tahun.
dipertanggungjawabkan mengikuti ketentuan dalam
PSAK 46 tentang pajak penghasilan. Atas selisih Konsekuensi pajak yang diperoleh melalui kebijakan
revaluasi tidak diakui dalam laba rugi tahun berjalan revaluasi aset tetap adalah meminimalkan pajak
tetapi diakui dalam laba komprehensif, maka terutang yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
konsekuensi pajaknya akan dimasukkan dalam Dengan menilai kembali aset tetap berdasarkan harga
komponen laba komprehensif. Jika pajak atas wajar, nilai dari aset tetap tersebut menjadi lebih
revaluasi ini tidak dikenakan menurut peraturan tinggi sehingga biaya penyusutan juga ikut
perpajakan maka konsekuensi pajaknya akan diakui meningkat. Dengan meningkatnya biaya penyusutan
sebagai aset atau liabiltas pajak tangguhan. Sebagai tentu saja penghasilan kena pajak perusahaan akan
contoh atas keuntungan revaluasi tanah akan diakui

p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178 147


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

berkurang. Penilaian kembali aset tetap ini telah maka akan berpengaruh juga terhadap biaya
dijadikan sebagai salah satu alat bagi wajib pajak penyusutan. Biaya penyusutan juga menjadi
(WP) dalammelakukan tax planning untuk naik, dan ini berdampak juga terhadap
memperkecil pajak terutang yang harusdibayarkan laporan keuangan. Laba yang dihasilkan
perusahaan. Pada umumnya perencanaan pajak akan menurun sehingga kewajiban pajak
menitikberatkan pada merekayasausaha dan transaksi pada tahun tersebut juga menjadi berkurang.
wajib pajak agar hutang pajak berada dalam jumlah Kelemahan Revaluasi Aset bagi Perusahaan
yangminimal tetapi masih dalam lingkup peraturan (Mekari, 2019. Tujuan, Keuntungan dan
perpajakan. Dari uraian sebelumnya dapatdilihat Kelemahan Revaluasi Aset)
bahwa tujuan dari perencanaan pajak yaitu untuk 1. Perusahaan sebenarnya tidak mendapatkan
mengefisiensikan jumlah pajakterhutang melalui aliran kas masuk saat melakukan revaluasi
penghindaran pajak (tax avoidance) tanpa harus aset, perusahaan hanya
melanggar undang-undang perpajakan (Ramadhan, melakukan window dressing alias hanya
2013) mempercantik portofolio performa laporan
keuangan sebelum ditampilkan ke klien atau
Pengaruh Revaluasi Aset Tetap pemegang saham.
(Mekari, 2019. Tujuan, Keuntungan dan 2. Jika terdapat selisih lebih atas revaluasi,
Kelemahan Revaluasi Aset) perusahaan akan dikenai PPh Final sebesar
1. Memberikan informasi laporan keuangan 10% dan harus dibayar pada tahun tersebut
yang menggambarkan keadaan ekonomi dan tidak menghasilkan utang pajak
sebenarnya. tangguhan yang bisa dibalik di tahun
2. Berpengaruh terhadap beban pajak PPh berikutnya apabila nilai aset turun. Dengan
Badan, laporan keuangan komersial, arus demikian, apabila perusahaan melakukan
kas, dan neraca. revaluasi dan setiap tahun harganya
3. Sebagai rencana jangka panjang untuk tax meningkat, maka perusahaan harus
planning. membayar PPh Final 10% tiap tahun.
4. Akan diketahui laba/rugi revaluasi aset tetap 3. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
yang menjadi bagian dari pendapatan kenaikan nilai aset tersebut tidak
komprehensif perusahaan. memberikan aliran kas masuk ke dalam
keuangan perusahaan. Ditambah lagi, untuk
Keuntungan Revaluasi Aset untuk Kepentingan mengukur nilai wajar aset, perusahaan
Komersial membutuhkan jasa penilai (assessor),
sehingga akan menambah biaya
(Mekari, 2019. Tujuan, Keuntungan dan pengeluaran. Ini menambah pemborosan
Kelemahan Revaluasi Aset) bagi keuangan perusahaan.
1. Mencerminkan nilai wajarnya, sehingga
perusahaan dapat lebih baik dalam
pengambilan keputusan. Selain itu,
revaluasi aset juga bisa menjadi bahan
pertimbangan investor dalam melakukan
investasi.
2. Bagi perusahaan yang sudah go public,
revaluasi berguna untuk menyusun nilai
asetnya ke harga yang realistis.
3. Meningkatkan kepercayaan kreditur dan
investor , akibat membaiknya beberapa rasio
keuangan perusahaan, khususnya
dalam debt to assets ratio, dan debt to equity
ratio.
4. Bagi perusahaan yang ingin melakukan
merger, nilai aktiva tetap pada masing-
masing perusahaan yang akan merger dapat Sumber : Aditya, Gary Y, 2018
diketahui nilai wajarnya, sehingga nantinya Gambar 1. Keuntungan dan kelemahan melakukan
akan diketahui nilai aktiva sesungguhnya Revaluasi Aktiva Tetap
saat perusahaan tersebut telah melakukan
merger. Fungsi Revaluasi
5. Mengurangi Kewajiban Perpajakan. Dengan (Mekari, 2019. Tujuan, Keuntungan dan
berjalannya waktu, nilai aset perusahaan Kelemahan Revaluasi Aset)
yang tadinya rendah tentu saja akan Revaluasi akan sangat membantu bisnis Anda dalam
meningkat. Pada saat nilai aset bertambah, beberapa hal seperti:

148 p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

1. Menyiapkan penjualan Aset Tetap kepada pihak tersebut sesuai dengan metode penyusutan yang
lain. dipilih, dan perubahannya dianggap sebagai
2. Menegosiasi nilai wajar Aset Tetap sebelum perubahan estimasi yang berlaku prospektif
perusahaan Anda diakuisisi atau di-merger oleh bukan perubahan metode akuntansi.
perusahaan lain.
3. Menunjukkan up-date nilai pasar dari Aset Tetap Aspek Perpajakan
yang meningkat sejak dari pembelian awalnya. Melalui kebijakan revaluasi aset, Direktorat Jenderal
4. Memastikan perusahaan memiliki dana untuk Pajak (DJP) memberikan pengurangan tarif Pajak
mengganti Aset Tetap di akhir umur Penghasilan (PPh) Pasal 19 bagi Wajib Pajak Badan
ekonomisnya. atau Perusahaan yang melakukan revaluasi atau
penilaian kembali aktiva tetap. Hal ini tertuang dalam
Aset Apa Saja yang Dapat Direvaluasi? Peraturan Menteri Keuangan Nomor
(Mekari, 2019. Tujuan, Keuntungan dan 191/PMK.10/2015 Tentang Penilaian Kembali
Kelemahan Revaluasi Aset) Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan bagi
Tidak semua aset perusahaan dapat direvaluasi. Aset Permohonan yang Diajukan pada Tahun 2015 dan
yang dapat direvaluasi yakni aset tetap berwujud Tahun 2016 (PMK – 29/PMK.03/2016)
yang letaknya berada di Indonesia, serta dimiliki dan Revaluasi aset tetap sempat populer di tahun 2015
digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan sebagai suatu dampak dari peraturan perpajakan yang
memelihara penghasilan yang merupakan objek cukup baru mengenai biaya bunga pinjaman. Pada
pajak. Contoh aset yang dapat direvaluasi seperti peraturan perpajakan sebelumnya, biaya bunga
bangunan properti. Bangunan merupakan aset tetap pinjaman memiliki perlakukan khusus jika suatu
berwujud dan kedudukan tentu saja jelas dia didirikan wajib pajak memiliki hutang bank dan deposito.
di wilayah mana. Jika akan direvaluasi maka Namun, peraturan terbarunya terkait perbandingan
dilakukan berdasarkan nilai wajar atau nilai pasar dari hutang atas ekuitas diberi batasan maksimal 4:1.
bangunan properti tersebut. Perbandingan tersebut akan mempengaruhi jumlah
biaya bunga pinjaman yang diperkenankan secara
Perubahan Standar Akuntansi pajak.
Ada beberapa hal perbedaan utama dalam pengaturan
PSAK 16 revisi 2007, diantaranya: Revaluasi aset tetap merupakan salah satu solusi yang
1. Penilaian aset setelah perolehan awal boleh kebanyakan mengatakan paling tepat untuk
menggunakan nilai revaluasi dikurangi menanggapi peraturan perpajakan mengenai
akumulasi penyusutan dan penuruan nilai perbandingan hutang atas ekuitas tersebut. Ditambah
sebagai salah satu alternatif penilaian. lagi dengan tarif pajak revaluasi yang ditawarkan
2. Akumulasi penurunan nilai secara eksplisit pemerintah menjadi lebih murah dengan hadirnya
disebutkan dalam standar sebagai pengurang Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
nilai aset tetap selain akumulasi penyusutan. Nomor 191/PMK.010/2015. Sebelumnya tarif pajak
3. Termasuk dalam biaya perolehan adalah nilai revaluasi sebesar 10% sesuai dengan Peraturan
kini dari estimasi biaya restorasi aset di akhir Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
masa penggunaan. 79/PMK.03/2008.
4. Suku cadang utama aset dengan dapat dicatat
sebagai aset tetap jika memenuhi kriteria aset Sebelum membicarakan tarif, mungkin ada beberapa
tetap (memiliki manfaat lebih dari satu periode) hal yang perlu ditelaah lebih dahulu mengenai
dengan syarat suku cadang tersebut hanya dapat revaluasi aset tetap dengan acuan Peraturan Menteri
digunakan untuk aset tertentu. Keuangan Republik Indonesia Nomor
5. Pertukaran aset tetap tidak mempertimbangkan 191/PMK.010/2015. Wajib pajak yang
apakah pertukaran aset tersebut sejenis atau diperkenankan untuk melakukan revaluasi aset tetap
tidak sejenis, semua pertukaran aset adalah wajib pajak yang melakukan sistem
menggunakan dasar nilai wajar. Penggunaan pembukuan untuk pelaporan perpajakannya. Pada
nilai buku hanya diperkenankan untuk pembukuan tersebut maka akan terlihat nilai buku
pertukaran yang tidak memiliki substansi aset tetap sebelum revaluasi. Aset yang direvaluasi
komersial atau nilai wajarnya tidak dapat secara perpajakan hanya untuk sebagian atau seluruh
ditentukan dengan andal. aset tetap berwujud yang berada di Indonesia. Periode
6. Biaya inspeksi yang signifikan yang memiliki jarak waktu revaluasi pertama dan revaluasi
kriteria pengakuan dapat diakui sebagai nilai berikutnya diperkenankan minimal 5 tahun.
aset.
7. Review masa manfaat dan nilai sisa dilakukan Nilai revaluasi aset tetap yang digunakan adalah
setiap pelaporan dan jika terdapat perubahan angka yang diperoleh dari laporan kantor jasa penilai
dilakukan penyesuaian. publik atau hali penilai, tentunya yang sudah
8. Metode penyusutan direview setiap pelaporan memperoleh izin dari Pemerintah. Pada peraturan
untuk memastikan bahwa pola konsumsi aset terakhir ini, wajib pajak diperkenankan untuk

p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178 149


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

mengajukan revaluasi aset tetap dengan 1. Revaluasi dilakukan atas seluruh aktiva
menggunakan perkiraan nilai wajar. Tentunya, nilai tetap perusahaan termasuk tanah dengan
resmi dari kantor jasa penilai atau ahli penilai harus status hak milik atau hak guna bangunan.
disusulkan. Atas revaluasi aset tetap ini dikenakan 2. Revaluasi dilakukan berdasarkan nilai pasar
tarif pajak final sebagai berikut: atau nilai wajar aktiva tetap yang ditetapkan
oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai
Jika wajib pajak menggunakan nilai perkiraan saat yang memperoleh izin dari Pemerintah. Jika
melakukan permohonan revaluasi aset tetap, maka hasil revaluasi tidak mencerminkan keadaan
ada dua kemungkinan yang akan terjadi ketika wajib yang sebenarnya dapat ditetapkan oleh DJP.
pajak menerima laporan hasil penilaian aset tetap dari 3. Selisih revaluasi dikenakan pajak final
pihak kantor jasa penilaian publik atau ahli penilai. sebesar 10%.
Kemungkinan yang pertama adalah nilai dari laporan 4. Penilaian kembali aktiva tetap tidak dapat
tersebut lebih besar dari perkiraan nilai wajar yang dilakukan sebelum lewat jangka waktu lima
digunakan wajib pajak untuk melakukan permohonan tahun terhitung dari revaluasi terakhir.
aset tetap. Hal ini mengakibatkan pajak yang 5. Hasil revaluasi akan memperbaruhi nilai
disetorkan menjadi kurang bayar, sehingga wajib tercatat aset dan menjadi dasar penyusutan
pajak tersebut harus menyetorkan lagi kekurangan fiskal.
pajaknya dengan tarif sebagai berikut: 6. Revaluasi yang tidak memperoleh
persetujuan DJP untuk penilaian kembali
1. 3%, bagi wajib pajak yang memperoleh hasil aktiva tetap, maka nilai revaluasi yang
penilaian aset tetap dari kantor jasa penilaian ditetapkan tidak dapat digunakan sebagai
publik atau ahli penilai serta menyetorkan dasar melakukan penyusutan fiskal.
kekurangan pajaknya sampai dengan 31 7. Perusahaan yang menjual aset yang telah
Desember 2015. direvaluasi sebelum masa penyusutan
2. 4%, bagi wajib pajak yang memperoleh hasil berakhir (kelompok 1 dan 2) atau sebelum
penilaian aset tetap dari kantor jasa penilaian 10 tahun dari tanggal revaluasi (kelompok
publik atau ahli penilai serta menyetorkan lainnya), maka akan dikenakan tambahan
kekurangan pajaknya periode 1 Januari 2016 pajak final sebesar selisih tarif terakhir
sampai dengan 30 Juni 2016. dikurangi 10% (25% - 10% = 15%)
3. 6%, bagi wajib pajak yang memperoleh hasil dikalikan dengan keuntungan revaluasi aset.
penilaian aset tetap dari kantor jasa penilaian 8. Ketentuan revaluasi menurut pajak tersebut
publik atau ahli penilai serta menyetorkan telah 10 tahun digunakan sebagai dasar
kekurangan pajaknya periode 1 Juli 2016 sampai pencatatan akuntansi.
dengan 31 Desember 2016.
4. 10%, bagi wajib pajak yang memperoleh hasil
Pajak atas revaluasi menurut PSAK 16
penilaian aset tetap dari kantor jasa penilaian
dipertanggungjawabkan mengikuti ketentuan dalam
publik atau ahli penilai serta menyetorkan
PSAK 46 tentang pajak penghasilan. Atas selisih
kekurangan pajaknya pada tahun 2017.
revaluasi tidak diakui dalam laba rugi tahun berjalan
tetapi diakui dalam laba komprehensif, maka
konsekuensi pajaknya akan dimasukkan dalam
komponen laba komprehensif. Jika pajak atas
revaluasi ini tidak dikenakan menurut peraturan
perpajakan maka konsekuensi pajaknya akan diakui
sebagai aset atau liabiltas pajak tangguhan. Sebagai
contoh atas keuntungan revaluasi tanah akan diakui
debit beban pajak tangguhan atas surplus revaluasi
dan kredit liabilitas pajak tangguhan.

Dampak Revaluasi Aset Tetap berupa kenaikan nilai


Sumber : RI, 2015 aset tetap, yang secara otomatis mempunyai
konsekuensi terhadap naiknya beban penyusutan aset
tetap yang dibebankan ke dalam laba rugi periode
Gambar 2. Penilaian Kembali Aktiva Tetap selanjutnya, sehingga secara kasat mata perusahaan
(Revaluasi) akan diuntungkan dengan adanya revaluasi aset ini
karena muncul biaya depresiasi baru yang
Beberapa ketentuan umum revaluasi menurut sebelumnya mungkin sudah habis. Namun demikian
aturan perpajakan dapat diringkaskan berikut ini: Revaluasi Aset Tetap untuk tujuan perpajakan ini
tidak gratis. Ada pajak yang harus di bayar berupa
PPh yang sifatnya final. Berdasarkan ketentuan

150 p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

perpajakan, tarif normal PPh final atas selisih lebih 7.Dalam rangka restrukturisasi usaha PPh Final
revaluasi aset ini adalah sebesar 10%. Namun bagi tersebut dapat dibayar secara cicilan dalam jangka
Wajib Pajak yang mengajukan permohonan revaluasi waktu 5 tahun (tiap tahun minimal 20% dari PPh
aset di tahun 2015 atau 2016 akan memperoleh yang terutang, kecuali pelunasan terakhir).
perlakuan khusus (Basar, 2016) Penilaian Kembali Aktiva Tetap - Kompensasi
Kerugian yang masih diperkenankan Apabila
Keuntungan bagi Wajib Pajak yang melakukan aktiva tetap yang telah direvaluasi tersebut
revaluasi berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan dialihkan sebelum lewat 5 tahun, wajib pajak yang
nomor 191/PMK.010/2015 ini adalah : bersangkutan wajib menyetor tambahan PPh Final
1. Diskon tarif PPh menjadi lebih kecil yaitu, 3%, sebesar = 15% x (Selisih).
4% atau 6% saja; 8.Aktiva yang direvaluasi tersebut tidak
2. Sisi aktiva Neraca perusahaan akan naik sebesar diperkenankan dialihkan dalam jangka waktu 5
nilai lebih dan dicatat dalam akun “Selisih tahun,
Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Wajib
Pajak Tanggal …. “. Akun ini disusutkan sesuai Ketentuan revaluasi berdasarkan 486/KMK.03/2002
masa manfaat aktiva Tetap. Artinya, tahun- Jo KEP - 519/PJ./2002, disebutkan :
tahun setelah revaluasi penghasilan neto fiskal
akan tergerus oleh penyusutan selish lebih 1.Wajib pajak yang kondisi keuangannya tidak
revaluasi. memungkinkan untuk melunasi secara sekaligus
3. Sisi ekuitas Neraca akan muncul “saham baru” PPh final yang terutang, dapat mengajukan
baik berupa saham bonus atau saham baru tanpa permohonan pembayaran secara angsuran paling
penyetoran. Saham baru ini bukan objek PPh lama 12 (dua belas) bulan.
sesuai Pasal 2 hurup b Peraturan Pemerintah 2.Apabila PPh yang terutang lebih dari Rp
nomor 94 tahun 2010. Secara umum, 2.000.000.000.000,- (dua triliun rupiah), wajib
penambahan saham tanpa setoran, apapun pajak yang tidak dapat melunasi hutang pajaknya
namanya, dianggap dividen. Bisa dicek bagian dapat mengajukan permohonan pembayaran secara
penjelasan Pasal 4 (1) huruf g UU PPh. angsuran lebih dari 1 (satu) tahun hingga paling
lama 5 (lima) tahun.
PPh Final atas Selisih Lebih Revaluasi Aktiva Dalam pelaksanaannya ada beberapa subjek pajak
Tetap (PMK – 29/PMK.03/2016). yang dapat melakukan revaluasi terhadap aktivanya
1.Wajib pajak yang diperkenankan untuk melakukan yaitu : WP Badan dalam negeri,Bentuk Usaha Tetap
revaluasi aktiva tetap adalah wajib pajak dalam (BUT), Orang pribadi yang melakukan pembukuan.
negeri yang mempunyai aktiva tetap yang Wajib Pajak tersebut dapat dlakukan oleh WP yang
terletak/berada di Indonesia, dengan syarat telah telah melakukan penilaian kembali aktiva tetapnya
memenuhi semua kewajiban pajaknya (PPh, PPN, maupun yang belum melakukan penilaian kembali.
PPnBM, dan PBB) sampai dengan masa pajak Sedangkan aktiva yang dapat direvaluasi hanya
terakhir sebelum revaluasi. terbatas pada aktiva tetap berwujud yang berada di
2.Aktiva tetap yang dapat direvaluasi meliputi ; Indonesia, dimiliki dan dipergunakan unntuk
tanah, bangunan, dan bukan bangunan, dengan menagih, mendapatkan, memelihara penghasilan
syarat tidak dimaksudkan untuk dialihkan. yang merupakan objek pajak. Dari seluruh aktiva
3.Revaluasi dapat dilakukan baik terhadap yang dimiliki maupun setengah aktiva yang dimiliki
keseluruhan aktiva tetap maupun sebagian aktiva oleh Wajib Pajak
tetap yang dimiliki. Penilaian didasarkan pada nilai
pasar wajar pada saat penilaian yang dilakukan oleh
Dalam melakukan permohonan melakukan revaluasi
lembaga penilai yang diakui Pemerintah.
ada beberapa persyaratan yang harus di penuhi oleh
4.Apabila nilai pasar/nilai wajar yang ditetapkan oleh
Wajib Pajak,yaitu :
Lembaga Penilai ternyata tidak mencerminkan
keadaaan yang sebenarnya, maka Dirjen Pajak
dapat menetapkan kembali nilai pasar/nilai wajar 1. Untuk yang telah melakukan penilaian
aktiva yang bersangkutan. kembali berdasarkan nilai pasar atau nilai
5.Selisih lebih antara nilai pasar/nilai wajar dengan wajar aktiva tetap :
nilai sisa buku fiskal aktiva tetap yang dinilai
kembali, harus dikompensasikan terlebih dahulu a) Surat Setoran Pajak bukti pelunasan
dengan rugi fiskal tahun berjalan dan sisa rugi fiskal Pajak Penghasilan atas penilaian
tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat kembali aktiva tetap,
dikompensasikan. b) Daftar aktiva tetap hasil penilaian
6.PPh Final yang terutang = 10% x (Selisih antara kembali,
nilai pasar dengan nilai sisa buku fiskal aktiva tetap c) Fotokopi surat izin usaha kantor jasa
- Kompensasi kerugian yang masih penilai publik atau ahli penilai, yang
diperkenankan). memperoleh izin dari Pemerintah yang

p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178 151


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

dilegalisir oleh instansi Pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian, perusahaan yang
berwenang menerbitkan surat izin usaha memiliki Debt to Equity Ratio atau Rasio Hutang
tersebut, terhadap Ekuitas yang tinggi mungkin tidak dapat
d) Laporan penilaian aktiva tetap oleh menarik tambahan modal dengan pinjaman dari pihak
kantor jasa penilai publik atau ahli lain.
penilai yang memperoleh izin dari
Pemerintah dan Rasio Hutang Terhadap Ekuitas atau Debt to Equity
e) Laporan keuangan tahun buku terakhir Ratio (DER) dihitung dengan cara mengambil total
sebelum penilaian kembali aktiva. kewajiban hutang (Liabilities) dan membaginya
dengan Ekuitas (Equity). Semakin tinggi debt ratio
2. Untuk yang telah melakukan penilaian semakin besar jumlah modal pinjaman yang
kembali berdasarkan perkiraan nilai pasar atau digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi
nilai wajar aktiva tetap menurut Wajib Pajak perusahaan. (Dian Maulita, 2018)
3. Surat Setoran Pajak bukti pelunasan Pajak
Penghasilan atas perkiraan penilaian kembali Debt to equity ratio (DER) adalah rasio hutang untuk
aktiva tetap; mengukur tingkat pinjaman dari keuangan
4. Daftar aktiva tetap yang akan dinilai kembali perusahaan dan dikalkulasi berdasarkan
beserta perkiraan nilainya; perbandingan jumlah total liabilitas dibanding
5. Syarat lain seperti yang disebutkan pada huruf dengan jumlah total ekuitas. DER digunakan
a diatas. mengindikasikan seberapa besar hutang sebuah
perusahaan yang digunakan untuk menjalankan
Berdasarkan Peraturan Menteri operasionalnya dibandingkan dengan nilai ekuitas
Keuangan Nomor29/PMK.03/2016TentangPeruba yang dimilikinya.
han Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Rumus DER :
Nomor191/PMK.010/2015, diatur mengenai Wajib
Pajak kriteria tertentu yang dapat melunasi pajak
penghasilannya pada paling lama 31 Desember 2016
dan tidak perlu melampirkan SSP saat mengajukan
permohonan revaluasi.Wajib Pajak kriteria tertentu
tersebut adalah Wajib Pajak yang memiliki Pajak
penghasilan yang terhutang atas selisih revaluasi
aktiva tetap paling sedikit Rp. 3.000.000.000.000,-
Rumus Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER).

Debt to Equity Ratio atau dalam bahasa Indonesia Penerapan DER


disebut dengan Rasio Hutang terhadap Ekuitas atau
Rasio Hutang Modal adalah suatu rasio keuangan Dalam laporan keuangan terdapat jumlah total aktiva
yang menunjukan proporsi relatif antara Ekuitas dan , total liabilitas dan total ekuitas. Untuk mencari nilai
Hutang yang digunakan untuk membiayai aset DER maka anda tinggal membagi nilai liabilitas
perusahaan. Rasio Debt to Equity ini juga dikenal dengan nilai ekuitas yang tertera dalam laporan
sebagai Rasio Leverage (rasio pengungkit) yaitu rasio keuangannya, hasilnya adalah nilai DER. Misalnya
yang digunakan untuk mengukur seberapa baik saja suatu perusahaan ABC memiliki nilai Aset Total
struktur investasi suatu perusahaan. sebesar Rp 4 triliun, nilai Liabilitas Total sebesar Rp
1 triliun, dan Ekuitas Total sebesar Rp 3 triliun.
Debt to Equity Ratio atau DER adalah rasio keuangan Dengan membagi nilai liabilitas total dengan ekuitas
utama dan digunakan untuk menilai posisi keuangan total maka di dapatkan nilai DER sebesar 0,33.
suatu perusahaan. Rasio ini juga merupakan ukuran Semakin kecil nilai DER maka akan semakin baik
kemampuan perusahaan untuk melunasi karena nilai DER yang kecil menandakan bahwa
kewajibannya. Rasio Debt to Equity ini merupakan perusahaan tidak terlalu bergantung pada hutang dan
rasio penting untuk diperhatikan pada saat memeriksa memberikan nilai yang lebih kepada pemegang
kesehatan keuangan perusahaan. Jika rasionya saham bila nilai liabilitas yang tidak melebihi nilai
meningkat, ini artinya perusahaan dibiayai oleh ekuitas. Perusahaan yang memiliki nilai DER yang
kreditor (pemberi hutang) dan bukan dari sumber kecil akan lebih mudah dalam membayar hutangnya
keuangannya sendiri yang mungkin merupakan trend dibandingkan dengan yang memiliki nilai DER yang
yang cukup berbahaya. Pemberi pinjaman dan besar karena ekuitas sendiri adalah modal yang
Investor biasanya memilih Debt to Equity Ratio yang dimiliki oleh perusahaan.
rendah karena kepentingan mereka lebih terlindungi
jika terjadi penurunan bisnis pada perusahaan yang

152 p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

Berapa rasio DER yang baik semakin beresiko perusahaan tersebut, apa lagi bila
lebih dari ambang batas normalnya, dan sebaliknya
Perusahaan yang sehat secara keuangan ditunjukan semakin rendah semakin baik walaupun profit/laba
dengan rasio DER di bawah angka 1 atau di bawah menurun karena tidak dimanfaatkan maksimal.
100%, semakin rendah rasio DER maka semakin
bagus. DER yang rendah menunjukan bahwa II METODOLOGI PENELITIAN
hutang/kewajiban perusahaan lebih kecil daripada Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam
seluruh aset yang dimilikinya, sehingga dalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu
kondisi yang tidak diinginkan (misalnya bangkrut), program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu
perusahaan masih dapat melunasi seluruh tertentu. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang
hutang/kewajibannya. utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus
menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk
Kondisi sebaliknya, semakin tinggi DER menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur
menunjukkan komposisi jumlah hutang/kewajiban perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus
lebih besar dibandingkan dengan jumlah seluruh diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsif.
modal bersih yang dimilikinya, sehingga Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena
mengakibatkan beban perusahaan terhadap pihak luar peneliti ingin mengetahui dan menganalisis secara
besar juga. Meningkatnya beban kewajiban terhadap mendalam tentang Revaluasi Aktiva Tetap
pihak luar menunjukkan bahwa sumber modal pengaruhnya terhadap perpajakan dan Equity
perusahaan sangat tergantung dari pihak luar.
Apabila perusahaan tidak dapat mengelola hutangnya Data dan Sumber Data
dengan baik dan optimal, akan berdampak buruk Data primer berasal dari perusahaan pada saat penulis
terhadap kondisi kesehatan keuangan perusahaan melakukan penelitian dimana sebagian besar data
(Andirei., 2019) adalah data-data keuangan perusahaan.

Teknik Analisis Data


Penilaian Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
Terhadap Ekuitas)
ini adalah model interaktif dengan melalui empat
prosedur, yaitu:
Pada umumnya, Debt to Equity Ratio atau Rasio Analisa Deskriptif Kualitatif dan Kuantitatif.
Hutang terhadap Ekuitas yang optimal pada suatu Analisa Deskriptif Kualitatif dilakukan dengan
perusahaan adalah sekitar 1 kali, dimana Jumlah menbandingka fakta yang diperoleh di perusahaan
Hutang adalah sama dengan Jumlah Ekuitas. Namun dengan peraturan, sumber dan teori yang relevan,
rasio ini berbeda antara satu jenis industri dengan sehingga dapat diperoleh jawaban dan kesimpulan
jenis industri lainnya karena tergantung pada proporsi yang akurat. Analisa Deskriptif Kuantitatif adalah
aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Semakin banyak dilakukan dengan melakukan perhitungan dengan
aktiva atau aset tidak lancar (seperti pada industri menggunakan angka-angka dan satuan unit tertentu.
padat modal), semakin banyak ekuitas yang
dibutuhkan untuk membiayai investasi jangka Reduksi data
panjang. Merupakan proses penilaian, pemusatan, perhatian
dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi
Banyak kebanyakan perusahaan, Rasio Hutang data yang muncul dari catatan tertulis dilapangan.
terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) yang dapat Teknik analisis ini diperlukan peneliti agar
diterima adalah berkisar diantara 1,5 kali hingga 2 mengarahkan dan menajamkan analisis dengan
kali. Bagi perusahaan besar yang sudah go publik menggolongkanya dan membuang yang tidak
(perusahaan terbuka), Debt to Equity Ratio bisa diperlukan.
mencapai 2 kali atau lebih dan masih dianggap “bisa
diterima”. Namun bagi perusahan kecil menengah, Penyajian data.
angka tersebut tidak dapat diterima. Informasi yang tersusun dan memberikan
kemungkinan tentang adanya penarikan kesimpulan
Secara umum, Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang dan mengambil tindakan. Bentuknya dapat diikuti
tinggi menunjukan bahwa perusahaan mungkin tidak gambaran atau skema dari beberapa tabel yang di
dapat menghasilkan uang yang cukup untuk rancang untuk menyusun agar dapat di mengerti.
memenuhi kewajiban hutangnya. Akan tetapi, Rasio Teknik analisis ini diperlukan oleh peneliti untuk
Hutang terhadap Ekuitas yang rendah juga dapat memudahkan peneliti dalam melihat gambaran
menandakan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan secara umum tentang apa yang sedang terjadi atau
peningkatan profit/labanya secara maksimal. Dari hasil data yang diperoleh selama penelitian sehingga
pemahaman di atas juga dapat kita katakan bahwa dapat ditentukan apa yang selanjutnya harus
semakin tinggi nilai rasio Debt To Equity maka akan dilakukan oleh peneliti.

p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178 153


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Keuangan atas aktiva tanah lebih


mencerminkan kondisi terkini (sesuai IFRS)
Penelitian dilakukan secara langsung pada 3. Debt to Equity Ratio diharapkan akan menjadi
perusahaan PT PECETE, berlokasi di Kabupaten lebih kecil, sehingga dapat meyakinkan pihak
Tangerang. Perusahaan bergerak dibidang industri. kreditur.
4. Revaluasi dilakukan hanya untuk kepentingan
Pada penelitian ini, penulis mengkhususkan pada Laporan Keuangan Komersial (bukan fiskal)
revaluasi aktiva tanah. Perusahaan membuat 5. Revaluasi Aktiva Tanah ini berlaku efektif pada
kebijakan revaluasi ini dengan dasar pertimbangan tanggal 31 Desember 2015.
sebagai berikut : 6. Dasar penilaian adalah Nilai Pasar pada tanggal
1. Selisih revaluasi antara nilai perolehan dan nilai 31 Oktober 2015
pasar yang signifikan 7. Revaluasi secara konsisten akan di lakukan
2. Saat dilakukan pembelian pada tahun 2010, setiap 3 Tahun.
belum pernah dilakukan revaluasi atas tanah , 8. Revaluasi Tanah dilakukan oleh Appraiser
sehingga nilainya pada tahun 2015 sudah jauh Independent dan terpercaya serta tidak
melebihi nilai wajarnya, sehingga pertimbangan mempunyai kepentingan yang memihak kepada
revaluasi adalah antara lain untuk pihak tertentu.
menginformasikan bahwa Laporan Posisi

Tabel 1
PT. PECETE
Data Revaluasi Tanah

( ribuan)
No Jenis Aktiva Lokasi Harga Harga Selisih Tarif yang Jumlah
perolehan, setelah surplus dikenakan pajak yang
2010 revaluasi revaluasi dibayar
1 AT, Tanah Jakarta 15.000.000 16.500.000 1.500.000 3% 45.000
2 AT, Tanah Tangerang 23.000.000 24.600.000 1.600.000 3% 48.000
3 AT, Tanah Cikarang 35.000.000 38.800.000 3.800.000 3% 114.000
Total 73.000.000 79.900.000 6.900.000 207.000

Sumber : (PECETE, 2015)


Tabel 2
PT. PECETE
Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2015
Perbandingan sebelum dan sesudah revaluasi

No Aktiva Seb Setelah No Pasiva Seb Setelah DER seb DER stl
rek revaluasi revaluasi rek revaluasi revaluasi revaluasi revaluasi
011 Aktiva 18.000.000 18.000.000 021 Hutang 12.000.000 12.000.000
Lancar dagang
012 Aktiva 115.000.000 121.900.000 022 Hutang 44.500.000 44.500.000
Tetap bank
013 Aktiva 25.000.000 25.000.000 031 Modal 100.000.000 100.000.000
lainnya Disetor
032 Selisih 6.900.000
revaluasi
033 Laba thn 1.500.000 1.500.000
berjalan
Ttl 101.500.000 108.400.000 43.84% 41.01%
Modal
TOTAL 158.000.000 164.900.000 158.000.000 164.900.000

Sumber : Hasil penelitian

Hasil perhitungan dan pertimbangan manajemen : Kr. Equity, Revaluasi 6.900.000.000


1) Surplus revaluasi 6.900.000.000 keuntungan revaluasi tanah akan diakui debit
2) Jurnal akuntansi : beban pajak tangguhan atas surplus revaluasi
Db. Aktiva Tetap, Tanah 6.900.000.000 dan kredit liabilitas pajak tangguhan.

154 p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

3) Debt to Equity Ratio ( DER) mengalami Andirei. (2019). Debt to Equity Ratio dalam Laporan
penurunan dari 43.84% menjadi 41.01% ( Keuangan Perusahaan.
2.83%) Basar, Y. S. (2016). Revaluasi Aset Untuk Tujuan
4) Total Aktiva dan Equity mengalami kenaikan Perpajakan Ambil atau Jangan. Journal
6.900.000.000 sebesar surplus revaluasi Profita, Volume 9(No.3). Retrieved from
5) Pajak penghasilan Final yang harus dibayar http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/pr
207.000.000 ofita/article/view/2877
6) Surplus revaluasi dicatat sebagai bagian dari Dian Maulita, I. T. (2018). Pengaruh Debt To Equity
Laporan Laba / Rugi Comprehensive Tahun Rasio (DER), Debt To Assets Ratio ( DAR),
2015 yang merupakan bagian dari Equity. dan Long Term Debt Ratio ( LDER) terhadap
7) Sebagai alternatif tax planning ( perencanaan Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan
pajak) dan penghematan cash flow , hanya untuk Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
keperluan Akuntansi Komersial, maka Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode
perusahaan boleh mengambil langkah tidak 2011-2016). Journal Akuntansi, Volume
membayar Pajak Penghasilan sebesar Rp 5,(No.2). Retrieved from e-
207.000.000,- , namun diperlukan koreksi fiskal jurnal.lppmunsera.org/index.php/Akuntansi/ar
yaitu tidak mencatat hasil revaluasi sebesar Rp. ticle/viewFile/669/658%0D
6.900.000.000,- sebagai bagian dari IAI ( Ikatan Akuntan Indonesia). (2012). Standard
penambahan Modal di Laporan Posisi Akuntansi Keuangan.
Keuangan akhir tahun 31 Desember 2015. J.Weygandt, P.Kimmel, D. K. (2011). Financial
Aktiva Tetap Tanah dan Modal , tidak Accounting, IFRS Edition. John Willey & Sons
bertambah nilainya walaupun dilakukan Inc.
revaluasi. Mekari. (2019). Tujuan, Keuntungan dan Kelemahan
8) Jika perusahaan melakukan revaluasi setelah 31 Revaluasi Aset, July.
Desember 2016, maka tarif akan dikenakan 10% PECETE. (2015). Laporan Keuangan Tahunan PT.
dan tentu tidak ada penghematan pajak. PECETE.
9) Perusahaan perlu membayar jasa Appraiser ( Ramadhan, H. A. (2013). Analisis Revaluasi Aktiva
penilai) Independen, sehingga menimbulkan Tetap Terhadap Penghematan Beban Pajak
biaya tambahan. Penghasilan Pada PT Inka Madiun. Journal
10) Perusahaan hanya merevaluasi tanah, bukan Akuntansi Akunesa, Volume 1(No.3). Retrieved
aktiva tetap jenis lainnya dikarenakan tanah from
tidak ada faktor penyusutan, sehingga tidak https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/
diperlukan koreksi fiskal. jurnal-akuntansi/article/view/2287
RI, K. K. (2015). Peraturan Menteri Keuangan,
Insentif Pajak , Revaluasi Aktiva Tetap No.
IV. KESIMPULAN 191/PMK.010/2015 dan PER -37/PJ/2015.
Yohanes Handoko. (2010). Nilai Wajar (Fair Value),
PT PeCeTe melakukan kebijakan Revaluasi Aktiva Strategi, Manajemen, Bisnis, dan Keuangan.
yang dikhususkan pada revaluasi tanah, adalah untuk Ruang Diskusi. Retrieved from
kepentingan Laporan Keuangan Komersial (bukan https://rogonyowosukmo.wordpress.com/2010
fiskal) yang pada akhirnya diharapkan dapat /11/24/nilai-wajar/
memperbaiki struktur Debt to Equity Ratio menjadi
lebih rendah dari periode sebelum dilakukan PROFIL PENULIS
kebijakan revaluasi , sehingga dengan rasio yang
lebih kecil , dapat memberikan kepastian bagi Badar Murifal SE.,MM, QWP, CFRM, ZC, AT
kreditur dalam hal ini perbankan bahwa perusahaan Pendidikan akhir S1 Akuntansi, STIE Swadaya dan
mampu memenuhi kewajiban jangka panjang dengan S2 Magister Manajemen , Ipwija Business School.
baik. Perusahaan juga menginginkan adanya Sertifikat profesi Qualified Wealth Planner , QWP (
informasi terkini terkait harga pasar atas tanah , Oneshieldt), Certified Financial Risk Mgt, CFRM
sehingga nilai aktiva tetap pada laporan posisi (Global Academy of Finance and Management.
keuangan ( neraca) , sudah sesuai dengan kondisi Zahir Accounting Software Instructor Certified,
sebenarnya. Laporan Keuangan Komersial, tidak Sertifikat Accounting Technician dari BNSP-LSP
diperlukan koreksi fiskal. Karena adanya kenaikan dan Sertifikat Brevet Pajak A/B. Anggota Madya
Equity, maka Debt to Equity Ratio ( DER) mengalami Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI).. Di Universitas Bina
penurunan dari 43.84% menjadi 41.01% ( 2.83%) Sarana Informatika , mengajar sejak 2009 s/d saat ini.
Pekerjaan lain :In-house trainer : Accounting,
REFERENSI Finance, Tax, Risk Management, Financial
Management di beberapa perusahaan swasta .
Aditya, Gary Y, P. V. U. I. (2018). Revaluasi Aktiva Penguji kompetensi Akuntansi ( SMA/SMK),
Tetap, Prosedur dan Tax Planning, Januari 20.

p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178 155


Perspektif
Vol 17, No. 2 September 2019

Penguji Kompetensi di Universitas Bina Sarana


Informatika dibidang Akuntansi dan Pajak.

Suhartono, M.Akt. Pendidikan terakhir S2 Magister


Akuntansi, Universitas Budi Luhur. Di Universitas
Bina Sarana Informatika mengajar sejak 1993 s/d
sekarang. Penulis jurnal Return Sukuk Hold To
Maturity (HTM) menggunakan MS. Access
Programming, Pengaruh Analisis Daya Ungkit
Terhadap Laba Per Lembar Saham Menggunakan
MS. Access Programming dan proceding
Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pedesaan dan Perkotaan (P2) Tahun 2017
menggunakan MS. Access Programming

156 p-ISSN 1411-8637 e-ISSN 2550-1178

You might also like