You are on page 1of 23
Kriteria klasifikasi untuk masing-masing kelas tertera pada Tabel ... dibawah ini. Perlu dicatat bahwa dalam metode ini, masing-masing faktor (karakteristik lahan) yang berpengaruh langsung dinilai dan diberi simbol tanpa dikelompokkan ke dalam kualitas lahan yang relevan terlebih dahulu, sehingga dalam sub-kelas terdapat symbol-simbol yang berbeda dengan yang digunakan oleh FAO. Tabel 8.1. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan [No] Faktor Kelas Kemampuan Lahan Penghambat/Pembatas [I i [im | w Vv Vir 1 [ Lereng permukaan (J A 6 c D A F 2 | Kepekaan erosi (e) Ka, K2|_K3_| Ka, KS | K6 a Oo 3 Tekstur tanah (t) a. Lapisanatas | ts | ute | ate | Om) |) | | © | 8 | b. Lapisan bawah | tata | tute | ttt | (*) o o oO | 6 4 | Drainase tanah dojdi | a2 a 4 =) (*) eT) 5 _| Kedalaman efektif CO = 6 __| Keadaan erosi eo | et [er | eo [ @) [es [a Te 7 | Permeabilitas P2,P3 | P2,P3 | P3,P3, | P2,P3, | Pl | (*) | (*) | PS pa’ | Pa 8 __| Keriki/batuan bo | bo | bo | bi | be w ey | bs 9 | Banjir oo | or | oz | 03 [oT ®) | 1 10_| Garm/salinitas eo | gi [a | 3 [| @ Le. ((*) Dapat mempunyai sembarang sifat faktor pnghambat dari kelas yng lebih rendah (#*) Permukaan tanah selalu tergenang air IX. KESESUAIAN LAHAN UNTUK BIDANG NON PERTANIAN Survei_ tanah disamping dapat memberikan data-data yg diperlukan untuk pengembangan bidang pertanian, juga dpt memberikan gambaran secara umum tentang sumberdaya alam yang berkaitan dg pariwisata, permukiman dan bangunan. 1. KESESUAIAN LAHAN UNTUK PARIWISATA, Pariwisata adalah suatu kegiatan dimana orang bepergian dalam negerinya sendiri (pariwisata domestik) atau ke negara lain (pariwisata mancanegara) untuk berkunjung ke tempat-tempat tertentu yg menarik dg tujuan untuk bersantai atau tujuan lain. Pengembangan tempat kawasan pariwisata (destination) ditentukan oleh: Obyek wisata yg menarik dan unik Data _mengenai sumberdaya alam di sekitarnya untuk pengembangan prasarana (aksesibilitas) Kebutuhan hidup sehari-hari para wisatawan Fasilitas lain (bank, pos, telepon dsb.) 3. JENIS-JENIS PARIWISATA Tergantung dari tujuan orang yang berpariwisata, maka pariwisata dapat dibedakan berdasarkan atas 1. Obyek wista yg dikunjungi - Wisata budaya - Wisata alam - Wisata agro - Wisata buru 2. Maksud bepergian pariwisata - Wisata rekreasi ~ Wisata ilmu/pendidikan - Wisata medis - Wisata olahraga - Wisata konvensi 4, FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PARIWISATA 1. POTENSI OBYEK WISATA YG DITAWARKAN 2. BESARNYA PERMINTAAN WISATA A. POTENSI OBYEK WISATA YANG DITAWARKAN Obyek wisata yang ditawarkan dapat berupa obyek yang alami maupun cobyek buatan manusia a. Obyek-obyek alami meliputi 1. Iklim (udara bersih, suhu yg nyaman, sinar matahari yg cukup) 2, Pemandangan alam (panorama peg yg indah, danau, sungai, pantai, air terjun, berituk alam yg unik, gua, gunung berapi dsb. 3. Wisata rimba (hutan lebat, pohon langka, hutan wisata) 4. Flora dan fauna (tumbuhan khas, taman suaka, binatang buas, hewan perburuan. 5. Sumber air kesehatan (sumber air panas, sumber air mineral alam dsb) b. Obyek-obyek buatan manusia 1. Yang berciri sejarah budaya dan agama * Peninggalan sejarah seperti candi-candi, istana-istana kerajaan, dsb. * Tempat-tempat budaya (museum, industri seni kerajinan tangan,dsb) * Perayaan tradisional seperti upacara adat, ziarah-ziarah, karnaval, * Bangunan-bangunan keagamaan kuno 2. Prasarana + Prasarana wisata (hotel, losmen, tempat kemah, rumah makan, dsb. * Tempat mengurusi perjalanan (agen perjalanan, menyewa kendaraan) * Tempat untuk informasi wisata 3. Tempat-tempat untuk rekreasi dan olahraga 4. Sarana transportasi (pelabuhan udara, pelabuhan laut, pesawat udara, kapal laut, kereta api, taksi, dsb) 5. Pola hidup masyarakat (tradisi, adat istiadat, kekayaan budaya, keramah tamahan dsb). B, BESARNYA PERMINTAAN WISATA Permintaan wisata disamping dipengaruhi oleh motivasi dan tujuan wisatawan juga dipengaruhi hal-hal (Wahab, 1992): a, Elastisitas (|uwes menyesuaikan dg perubahan perekonomian dan harga) b. Kepekaan (perubahan sosial politik, keamanan) c. Perkembangan setempat dan perkembangan dunia (perubahan pola hidup, keadaan iklim setempat, bertambahnya waktu libur, dsb) 4, Musim wisata (hari-hari libur misalnya libur musim panas, natal, tahun baru, lebaran, libur kenaikan kels, dsb.) Untuk mengetahui potensi wisata di suatu daerah maka faktor-faktor setempat yang mempengaruhi berbagai kemungkinan obyek wisata dan fasilitas-fasilitas penunjangnya perlu dievaluasi. Dalam evaluasi faktor-faktor tersebut, penilaian secara kuantitatif sulit dilakukan karena penilaian terhadap hal-hal yg mempengaruhi daya dukung wisata seperti keindahan, menarik atau tidaknya suatu obyek dan lain-lain sangat tergantung dari orang per orang. Karena itu penilaiannya dilakukan secara umum dg memperhatikan adanya obyek-obyek wisata serta adanya atau kemungkinan dibangunnya fasilitas wisata Dalam evaluasi obyek wisata perl disebutkan jenis obyek wisata yg ada dan perkiraan daya tariknya masing-masing. Obyek wisata yang dinilai adalah obyek wisata yg sudah ada di tempat tersebut, dan kemungkinan adanya obyek wisata baru yang kemungkinan dpt dikembangkan. Tabel 1. Jenis-jenis Obyek Wisata yang Perlu Dievaluasi No | Jenis 1 | Wisata Alam *Panorama yg indah *Topografi unik *Ngarai *Aneka formasi geologi “Kawah gunung api *Kaldera *Api abadi *Lumpur mineral *Sumber air panas *Sumber air mineral “Air terjun =Danau Sungai Gua **Hutan wisata *Cagar alam’ “Flora dan fauna yg khas *Pantai pasir putiht *Pantai pasir hitam ‘Pulau dg pantai berpasir ‘Taman laut, kan hias, dan **karang dg air jernin *Pantai hutan mangrove ‘*Hutan perburuan Tklim *Sinar matahari **Sunset (matahari terbenam) "Sunshine (matahar terbit) *Suhu udara Angin “Hujan *Salju abadi Wisata Budaya ‘Adat Istiadat/Seni budaya *Kerajinan tangan *Tatacara hidup penduduk (perkaminan, kematian dsb) Pesta rakyat *Produk-produk lokal ‘Ada/tidak ada Kualitas Keterangan Baik Sedang Buruk Pentas/Pagelaran *Gamelan/musik +*Kolintang/angklung/gong *Seni tari *Karapan sapi *Adu kerbau *Adu domba *Adu ayam Festival burung “Festival layang-layang Wisata Sejarah “Candi *Bekas Istana kerajaanyistana presiden *Peninggalan situs *Manusia purba *Kota tua *Gedung bersejarah *Benteng bersejarah *Monumen *Makam tokoh sejarah *Gua pertahanan’ Wisata Agama Tempat Beribadah *Masjid *Gereja *Candi “Pure *Klenteng Wihara Dsb. Kegiatan Keagamaan “Iring:iringan upacara *Upacara kurban di kawah ‘gunung api (Kasodo di Bromo) *Upacara pakelem di laut/danau (di Bali) *Sekatenan *Ngaben/kremasi mayat Wana kerthin Wisata Iimu © Musium © Kebun Raya #Cagar alam Kebun binattang ] Akuarium | Planetarium Taman mini Tabel 2. Fasilitas Wisata yg Mungkin Dapat Menai Wisatawan No | Jenis ‘Ada/Tidak Kualitas ada Baik _['Sedang [Burukc_| Keterangan_| 1 | Fasilitas Rekeasi Untuk Rekreasi *Tempat piknik “Tempat bermain (play | Ada v Ground) “Tempat kemah (Camp —_| aga Sroling) Tidak ada v Kemungkinan pengembangan Olah Raga “Berburu | *Memancing | *Berenang | *Ski air *Berlayar *Golf *Mendaki gunung “Jogging | *Menyelam *Berkuda Dsb. 2 | Fasilitas Kesehatan Untuk Berobat | *“Tempat mandi air panas “Rumah sakit Sauna *Puskesmas Dsb. Untuk Ketenangan *Tempat Semedi/meditasi Fasilitas Belanja Keperluan sehari-hari “Supermarket *Pasar tradisional *Pertokoan Untuk Kenang- kenangan *Toko Souvenir “Toko Kerajinan tangan *Pasar seni Dsb. Fasilitas Hiburan Hiburan Malam *Nigt club *Diskotik *Teater/Bioskop Hiburan Siang *Berbagai tontonan Fasilitas Penginapan dan Makanan Penginapan *Hotel, “Bungalow, *Cottage Tempat Makan *Restoran/Bar *Coffee shop *Warung-warung makan *Pub Fasilitas Infrastruktur Transportasi “Jalan raya *Kedaraan umum, *Angkutan lain *Agen perjalanan *Arena parkir Komunikasi *Kantor pos *Telepon umum *Kantor telepon Keamanan “*Tempat-tempat penjagaan dan satuan pengamanan Keuangan “Bank *Money Changer Umum ‘strike Air *Gas, PENGEMBANGAN SARANA REKREASI daerah wisata dengan tujuan lebih meningkatkan daya tarik wisatawan Pengembangan suatu jenis sarana rekreasi di suatu daerah wisata tergantung dari sifat wisata yg bersangkutan. Karena itu evaluasi thd pengembangan sarana wisata untuk Sarana rekreasi merupakan salah satu sarana yg perlu dikembangkan di suatu rekreasi perlu dipilih jenis-jenis rekreasi apa yg diperlukan unt kawasan wisata tsb. Klasifikasi kesesuaian lahan untuk daerah rekreasi ditentukan berdasarkan besarnya faktor pembatas. ‘Tempat berekreasi dapat berupa: Pariwisata bahari, pariwisata pantai, lapangan untuk bermain (Play Ground), lapangan golf, tempat berkemah, taman rekreasi, untuk jalan setapak, tracking, dsb. Kesesuaian Lahan Untuk Pariwisata Bahari No Parameter Si S2 $3 N 1___| Kecerahan perairan (m) 15-20 | 10-15 5-10 <5 2 [Jenis terumbu karang (Sp) _|>100 [75-100 | 20-75 <20 3___|Jenis ikan karang (Sp) _ >70 50-70 20-50 <20 4 | Tutupan karang hidup (%) | >70 50-70 20-50 <20 5 | Kecepatan arus (m/det) 0-017 | 0,17-0,34 | 0,34-0,51_| 50,51 6 | Kedalaman (m 10-25 | 5-10 [25 <2 Kesesuaian Lahan untuk Pariwisata Pantai No Parameter [$1 S2. S3 N 1 | Kecerahan perairan (m) 15-20 10-15 5-10 <5 2~—_‘| Tipe pantai Berpasir | Berpasir, Pasir, Lumpur, sedikit berkarang, | karang, - karang __| sedikit terjal | mangrove 3 Penutupan lahan pantai Lahan Semak, Belukar Permukiman, terbuka, belukar tinggi darmaga mangrove | rendah, | savanna a 4 Kecepatan arus (m/det) 0-0,17, 0,17-0,34 0,34-0,51 20,51 5 Kedalaman dasar perairan 0-3 3-5 3-10 >10 (m) - _| 6 Substrat Pasir Karang Pasir Lumpur | berpasir__| berlumpur — EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DAN BANGUNAN Permukiman adalah tempat dimana sejumlah penduduk tinggal dan melakukan kegiatan sehari-harinya. Untuk itu diperlukan lahan untuk mendirikan bangunan seperti: Rumah, Septic-tank, Jalan, Tempat pembuangan sampah, dan lain-lain. Karena semua kegiatan di atas dilakukan di atas tanah, maka sifat-sifat tanah tersebut perlu mendapat perhatian. Sifat-sifat tanah yg berkaitan dg kesesuaian lahan untuk permukiman dan bangunan antara lain: Klasifikasi tanah berdasar atas besar butir Sifat Rheologi Potensi mengembang dan mengkerut tanah Tata air atau drainase tanah (wetness) Tebal tanah sampai ke hamparan batuan Kepekaan erosi Lereng Daya menyangga tanah (daya dukung tanah) Potensi terjadinya korosi Lapisan organic Mudah tidaknya tanah digali, dsb. I. SIFAT-SIFAT TANAH YG PENTING UNTUK PERMUKIMAN DAN BANGUNAN 1. Klasifikasi Tanah Berdasar Besar Butir dan Rheologi Sistem klasifikasi tanah berdasarkan atas kelas ukuran butir dan sifat-sifat rheologi dilakukan berdasarkan system Unified dan system American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO). Sistem Unified digunakan untuk mengevaluasi tanah yg akan digunakan untuk: lapangan terbang, pondasi, bahan dan lokasi jalan Sistem AASHTO digunakan untuk mengevaluasi tanah untuk /okas/ dan bahan jalan. Dasar Klasifikasi kedua system tersebut adalah sebaran butir dan sifat rheologi tanah atau angka-angka Atterberg. Dalam klasifikasi besar butir terdapat perbedaan antara Klasifikasi besar butir yang dikembangkan oleh USDA untuk bidang pertanian dg klasifikasi UNIFIED maupun AASHTO. Perbedaan tsb terutama menyangkut definisi untuk ukuran-ukuran butir yg dikiasifikasikan sebagai kerikil, pasir, debu dan liat. Bandingan Batas-batas Ukuran Butir Antara System UNIFIED, AASHTO, dan Sistem USDA Ukuran butir (mm) menurut Fraksi UNIFIED AASHTO _USDA Kerikil 75,0-47 75,0 - 2,0 ___ 75,0 = 2,0 Pasir 4,7 — 0,074 2,0 - 0,074 2,0 - 0,05 Debu < 0,074" 0,074 — 0,005 0,05 = 0,002 ~ Liat < 0,074" < 0,005 <0,002 *)Dibedakan berdasarkan indek plastisitas Sifat rheologi yg penting dalam bidang bangunan adalah: a. Batas cair/batas mengalir (liquid limit): Kadar air terbanyak yg dpt ditahan tanh bila tanah dibuat pasta. Bila air lebih banyak maka (pasta) tanah akan mengalir bersama air. Bila tanah yg jenuh air tsbt tidak plastis lagi. Kadar air dimana tanah mulai tidak plastis lagi disebut batas plastis. b. Indek plastisitas (palticity index). Adalah selisih kadar air pada batas cair dengan kadar air pd batas plastis. 2. Klasifikasi UNIFIED Menurut system Unified, tanah dikelaskan berdasarkan atas sebaran besar butir fraksi tanah berukuran kurang dari 75 mm, plastisitas, batas cair (batas mengalir = liquid limit) dan kandungan bahan organic Ukuran masing-masing butir sesuai definisi Unified + Kerikil : 75,0 ~ 4,7 mm + Pasir =: 4,7- 0,074 mm + Debu 0,074 mm * Liat: < 0,074 mm dg plastisitas tinggi + Kandungan bahan organic Klasifikasi Tanah Unified adalah sbb: a. Tanah Berbutir Kasar Tanah dengan kandungan kerikil dan pasir > 50%. Dibedakan menjadi G (kerikil) dan S (pasir) G — Kerikil (Kandungan kerikil > pasir Bila bahan halus (debu atau lebih halus) kurang dari 5% maka disebut kerikil murni (Clean Gravel), dan dibedakan: GW - Kerikil dg besar butir tersebar merata atau tersusun baik (W = well graded). GP — Kerikil dg besar butir tidak tersebar rata atau tersusun buruk (P = poorly graded) Bila bahan halus (debu atau lebih halus) lebih dari 12%, maka disebut kerikil dg bahan halus dibedakan menjad GM — Kerikil dg hampir seluruh bahan bahan halus terdiri dari debu (M = medium= debu) GC ~ Kerikil dg hampir seluruh bahan halus adalah liat (C= clay = liat) Bila bahan halus (debu atau lebih halus) antara 5 - 12% maka digunakan dua symbol sebagai berikut: GW-GM : Kerikil dg besar butir tersusun baik dan bahan halus terdiri dari debu GW-GC : Krikil dg besar butir tersusun baik dan bahan halus terdiri dari liat GP-GM : Kerikil dg besar butir tersusun buruk dan bahan halus terdiri dari debu GP-GC : Kerikil dg besar butir tersusun buruk dan bahan halus terdiri dari liat ‘S- Pasir (Kandungan pasir > kerikil Apabila bahan halus kurang dari 5% maka disebut pasir muri (clean sand) dan dibedakan menjadi : ‘SW — Pasir dg besar butir tersusun baik (tersebar rata) SP- Pasir dg besar butir tersusun buruk Apabila bahan halus lebih dari 12% maka disebut pasir dg bahan halus dan dibedakan: ‘SM — Pasir dg hampir seluruh bahan halus adalah debu ‘SC — Pasir dg hampir seluruh bahan halus adalah liat Apabila bahan halus antara 5 - 12% maka digunakan dua symbol sebagai berikut: ‘SW-SM : Pasir dengan besar butir tersusun baik dan bahan halus adalah debu ‘SW-SC: Pasir dengan besar butir tersusun baik dan bahan halus adalah liat ‘SP-SM : Pasir dg besar butir tersusun buruk dan bahan halus terdiri dari debu SP-SC : Pasir dg besar butir tersusun buruk dan bahan halus terdiri dari liat . Tanah Berbutir Halus Tanah dg kandungan debu dan liat lebih dari 50%. Dibedakan menjadi debu (M), liat (C), dan liat atau debu dg kandungan bahan organic cukup tinggi, tetapi bukan tanah organic (0) Untuk debu yg berbahan organic rendah dibedakan dibedakan lebih lanjut menjadi ML. debu dg batas cair rendah yaitu kurang 50% berat (L = low liquid limit) MH — debu dg batas cair tinggi yaitu lebih dari 50% berat (H = high liquid limit Untuk liat bahan organic rendah dibedakan lebih lanjut menjadi: CL ~liat dg batas cair rendah (kurang dari 50% berat) CH = liat dg batas cair tinggi (lebih dari 50% berat liat) Untuk debu dan liat yang berbahan organic cukup tinggi (tetapi bukan tanah gambut) dibedakan lebih lanjut menjadi: OL = fiat dan debu berbahan organic cukup tinggi dg batas cair kurang dari 50% berat HH - liat dan debu berbahan organic cukup tinggi dg batas cair lebih dari 50% berat Batas cair (kering oven) Nisbah = —————___< 9,75 Batas cair (tidak dikeringkan) . Tanah Organik (gambut, peat) Tanah dg kandungan bahan organic tinggi yaitu tanah-tanah yg memenuhi syarat sebagai Histosols Untuk tanah ini hanya terdiri dari satu kelas yaitu: PT - Tanah gambut. Kesesuaian masing-masing kelas tersebut untuk bngunan, misalnya untuk lokasi pembuatan jalan, pondasi dan sebagainya akan semakin berkurang bila tanah semakin halus dan indek plastisitasnya meningkat, atau kandungan bahan organiknya meningkat. Demikian pula kesesuaian lahan akan berkurang bila butir tanah tersebar buruk, dan akan menjad lebih baik bila butir-butir tanah tersebut rata. Tabel. \lasifikasi Tanah Unified dan Kesesuaiannya Sebagai Subgrade”/untuk Pembuatan Jalan dan Pondasi Simbol Kesesuaian aw ‘Sangat baik GP ‘Sangat baik GM Baik GC Baik ‘SW Baik SP Baik-cukup baik SM ‘Cukup baik SC Cukup baik-kurang baik ML ‘Cukup baik-kurang baik MH Kurang baik cL ‘Cukup baik-kurang baik cH Kurang baik OL Kurang baik ‘OH Buruk PT. Tidak sesuai %) Subgrade adalah tanah setempat yang diratakan, digah atau diurug yang akan menjadi dasar jalan 3. Klasifikasi AASHTO Klasifikasi AASHTO digunakan untuk mengklasifikasikan tanah mineral dan organo- mineral, khususnya untuk bidang keteknikan (rekayasa teknik) yg berkaitan dg pembuatan jalan dan lapangan terbang Klasifikasi ini didasarkan pada sebaran besar butir fraksi tanah berukuran kurang dari 75 mm dan angka-angka Atterberg (batas cair, indek plastisitas dan sebagainya Klasifikasi dinyatakan dalam bentuk symbol dan angka indeks kelompok Dalam system AASHTO besar butir fraksi tanah dibedakan ke dalam beberapa kelas sebaggai berikut: Kerikil : 75- 2,0 mm Pasir: 2,0-0,074 mm Debu : 0,074 - 0,005 mm Liat: < 0,005 mm Berdasarkan atas susunan fraksi tanah tersebut maka tanah diklasifikasikan secara umum ke dalam dua kelas utama: a. Bahar granuler (berbutir kasar)- bila kandungan debu dan liat < 35% b. Bahan debu-liat ~ bila kandungan debu dan liat > 35% Selanjutnya dari dua kelas utama tersebut dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu: Kelas A~1 sampai dg A-7 Masing-masing kelas tersebut dibedakan lagi ke dalam beberapa sub-kelas seperti A 1a, Arl-b, A-2-4, A-2-5 dan sebagainya Tanah A-1 adalah tanah yg berkualitas baik untuk jalan dan lokasi jalan, dan kualitas semakin jelek dengan meningkatnya angka indeks. ‘Tanah A-7 adalah tanah berkualitas buruk untuk bahan jalan dan lokasi jalan 1. Bahan Granular Kandungan debu dan liat kurang dari 35% Kelas A-1 : Fragmen batuan kerikil dan pasir dominan, indeks plastisitas < 6 A-1-a : fraksi pasir atau lebih halus < 50%, pasir halus dan lebih halus (fraksi < 42 mm) < 30%, debu dan liat < 15%, kualitas untuk subgrade sangat baik sampai baik. A-4+b : fraksi halus dan lebih halus (fraksi < 0,42 mm) < 50%, debu halus dan liat < 25%, kualitas untuk subgrade sangat baik sampai baik. Kelas A-2 : Kerikil dan pasir berdebu atau berliat A-2-4 : debu dan liat < 35%, batas cair < 40%, indeks plastisitas < 10, kualitas untuk subgrade sangat baik sampai baik 4-2-5 : debu dan liat < 35%, batas cair > 41%, indeks plastisitas < 10, kualitas subgrade sangat balk sampai baik. A-2-6 : debu dan liat < 35%, batas cair < 40%, indeks plastisitas = 11, kualitas subgrade sedang-jelek. 4-2-7 : debu dan liat < 35%, batas cair 2 41%, indeks plastisitas > 11, kualitas untuk subgrade sangat baik sampai baik Kelas A-3 : pasir halus dominan, pasir halus dan lebih halus (< 0,42 mm) > 51%, debu dan liat < 10%, kualitas untuk subgrade sangat baik sampai baik 2. Bahan debu-liat Lebih dari 35% debu dan liat Kelas A-4 : tanah berdebu dominan, debu dan liat > 36%, batas cair < 40, indeks plastisitas < 10, kualitas untuk subgrade sedang-jelek. Kelas A-5 : tanah berdebu dominan, debu dan liat > 36%, batas cair > 41, indeks plastisitas < 10, kualitas untuk subgrade sedang-jelek Kelas A-6 : tanah berliat dominan, debu dan liat > 36%, batas cair < 40%, : indek plastisitas 2 11, kualitas untuk subgrade sedang-jelek. Kelas A-7 : tanah berliat dominan, debu dan liat > 36%, batas cair < 41%, indek plastisitas > 11, kualitas untuk subgrade jelek. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa makin tinggi kelas, berarti tanah semakin halus: A-1 : fragmen batuan, kerikil dan pasir A-2:: kerikil dan pasir berdebu atau berliat A-3 : Pasir halus A-4 : tanah berdebu A-5 : tanah berdebu A-6 : tanah berliat A-7 : tanah berliat Makin tinggi kelas tanah, berarti semakin buruk untuk pembuatan jalan. Selain kualitas tanah, untuk bahan jalan dan lokasi jalan juga ditunjukkan oleh indeks kelompok AASHTO (AASHTO group index) yg berkisar dari 0 sampai 20. Semakin tinggi nilai indeks kelompok tersebut, kualitas tanah untuk bahan jalan dan lokasi jalan semakin buruk. Indeks kelompok AASHTO ditentukan dg rumus: Indek Kelompok AASHTO = (F-35)[0,2 + 0,005(LL - 40)] + 0,01 (F — 15)(PI-10) F : fraksi tanah lebih halus LL: batas cair Pl : Indeks plastisitas. 4, Sifat-sifat lain yg perlu diperhatikan dalam Engineering: a. Potensi Mengembang dan Mengerut Didaerah tertentu sering ditemukan gedung-gedung yg selalu retak dibagian dinding atau pondasinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh terdapatnya mineral liat yang mudah mengembang dan mengkerut (dalam Klasifikasi tanah disebut tanah Vertisols atau Grumusol. b. Tata Air Tanah Dengan adanya data drainase tanah, permeabilita, kedalaman air tanah dan lain- lain, dapat diperkirakan adanya hambatan-hambatan penggunaan alat-alat berat, timbulnya bahaya genangan air, atau kemungkinan-kemungkinan_ timbulnya kerusakan terhadap konstruksi di bawah tanah karena tata air tanah yg buruk. ¢, Tebal Tanah Sampai ke Hamparan Batuan Adanya hamparan batuan dan jenisnya pada kedalaman 2 meter atau kurang dapat dilihat penyebarannya pada peta tanah. Hal ini dapat membantu dim rencana pembuatan bangunan yg memerlukan penggalian tanah yg tidak terlalu dalam. d. Kepekaan Terhadap Erosi Sifat-sifat tanah yg berpengaruh tethadap kepekaan erosi: struktur tanah, permeabilitas, kandungan pasir halus, liat, debu, dan bahan organic. e. Lereng Faktor lereng akan berpenngaruh terhadap kerentanan erosi/longsor lahan f. Daya dukung Tanah (Bearing Capacity) Susunan besar butir dn plastisitas tanah sangat menentukan daya dukung tanah untuk pembangunan pondasi. g. Kemungkinan Terjadinya Korosi Pada tanah-tanah masam bangunan-bangunan dari beton akan mudah menjadi rusak. Bangunan yg dibuat dari baja akan mudah mengalami korosi pada tanah- tanah yg banyak mengandung garam (saline) ataupun yg sangatmasam, . Lapisan Gambut Lapisan tanah gambut bersifat sangat lembek dan tidak stabil, dan jika kering akan mengalami penurunan (subsiden). |. Penggalian Tanah Menggali tanah gembur akan jauh lebih murah daripada menggali tanah yang keras dan padat, atau lengket karena kandungan liat yang tinggi. KESESUAIAN LAHAN UNTUK TEMPAT TINGGAL (GEDUNG) Penentuan kelas suatu lahan untuk tempat tinggal (gedung) didasarkan pada kemampuan lahan sebagai penopang pondasi. Seperti telah disebutkan bahwa sifat-sifat : kerapatan tanah (density), tata air (wetness), bahaya banjir, plastisitas, tekstur, dan potensi_mengembang- mengerutnya tanah sangat berpengaruh terhadap daya dukung tanah. Tanah-tanah bertekstur liat yg banyak mengandung tipe liat tipe 2: 1 akan mengabsorbsi banyak air shg mempunyai batas cair yg tinggi dan berpengaruh terhadap nilai compressibility tanah (penurunan volume tanah oleh beban/tekanan yg bekerja pd tanah tsb). Semakin tinggi batas cair berarti nilai compressibility semakin besar. Daya dukung tanah bertekstur pasir dan kerikil untuk pondasi lebih besar daripada tanah bertekstur liat. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan tanah mengabsorbsi (menahan) air, dimana tanah bertekstur kasar lebih kecil menahan air daripada tanah liat. Pengerutan tanah yg banyak mengandung liat tipe 2 : 1 telah banyak menyebabkan kerusakan pada pondasi bangunan. Telah diamati terjadinya beberapa kerusakan bangunan yg ditunjukkan oleh lantai bagian tengah terangkat dan retakan pada tembok yg disebabkan adanya pengembangan dan pengerutan tanah yg banyak mengandung liat monmorionit. Untuk menghindari adanya kerusakan bangunan yg disebabkan oleh pengerutan tanah, maka pondasi bangunan dibuat lebih dalam yaitu sampai kedalaman batuan, dimana proses pengerutan tanah tidak terjadi Tabel. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk tempat tinggal (gedung) [No Sifat Tanah Kesesuaian Lahan | _ Baik Sedang Buruk |__| Subsiden total (cm) - : > 30 2 | Banjir Tanpa | Tanpa | Jarang- - sering 3__| Air tanah (cm) 375 45-75 <45 4 _ | Potensi kembang kerut (nilai cole) | Rendah_| Sedang | Tinggi 5 __| Kelas Unified <0,03 _ | 0,03-0,09 30,09 6 | Lereng <8% | 8-15% 315% 7 _ | Kedalaman hamparan batuan (cm) = Keras, = Lunak >100 50-100 <50 _ >50 <50 - 8 | Kedalaman padas keras (cm) + Tebal >100 50-100 <50 + Tipis >50 <50 - 9 | Batu kerikil (+75 cm) (%) <25 25-50 350 10 | Bahaya longsor - : ada KESESUAIAN LAHAN UNTUK SEPTIC-TANK Lapangan drainase septic-tank adalah suatu system serapan dalam tanah untuk menyerap air limbah dari rumah tangga dan merupakan saluran (trench) dalam tanah yg diletakkan secara tertentu, sehingga aliran dari septic-tank dapat didistribusikan secara cukup seragam ke dalam tanah. Penentuan kelas tanah untuk lapangan drainase didasarkan pada kemampuan tanah menyerap aliran dari septic-tank. Sifat-sifat tanah yg berpengaruh: permeabilitas tanah, tinggi muka air tanah, kedalaman tanah sampai lapisan kedap air, perkolasi tanah, bahaya banjir, lereng, dan keadaan batuan di permukaan. Tanah dg permeabilitas sedang sampai sangat cepat (lebih dari 2,5 cm/jam), nilai perkolasi lebih dari 15 menit/cm atau 3,5 cm/jam tergolong baik untuk septic-tank. Sedangkan permeabilitas tanah lambat sampai sangat lambat (kurang dari 1,5 cm/jam), perkolasi tanah lebih dari 24 menit/cm atau kurang dari 2,5 cm/jam kurang baik untuk septic-tank. Tanah bertekstur sangat kasar (pasir berlempung, pasir dan kerikil) merupakan bahan penyaring relatif buruk, karena kemungkinan akan menimbulkan pencemaran terhadap sumber air tanah (sumur disekitar). Disarankan letak septic-tank terhadap sumber air tidak kurang dari 30 meter pada tanah bertekstur pasir, dan 15 meter pada tanah bertekstur liat dan debu. Tabel. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Septic-tank (USDA, 1971; 1983) No Sifat Tanah Kesesuaian Lahan Baik Sedang | Buruk 1 Subsiden total (cm) = = >60 2 Drainase Cepat, agak | Peralihan | Agak cepat, sedang- | lambat, sedang, agak lambat peralihan | lambat agak cepat- sedang 3 Banjir Tanpa Jarang Sering 4 Kedalaman sampai hamparan batuan | >180 100-180 | <100 (cm) 5 Kedalaman sampai padas keras (cm) | >180 120-180__| <120 6 Muka air tanah (cm) >180 120-180 | <120 7 Permeabilitas (cm/jam) + Kedalaman 60-150 cm 5-15 0,15-5 <0,15*) + _Kedalaman 60-100 cm - : >15**) 8 Lereng <8% 815% >15% 9 Banyaknya batu kedll (>7,5 cm***)(% | Tanpa- Sedang | Agak berat) sedikit (25-50%) | banyak, (<25%) sangat banyak | | (50%) 10 | Longsor : - [Ada *) Perkolasi terlalu lambat **) Permeabilitas terlalu tinggi menjadi penyaring (filter) yg jelek ©) Rata-rata yg dibobotkan dari permukaan sampai kedalaman 100 cm. KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN JALAN Sifat-sifat tanah yg dipertimbangkan pada perencanaan dan pembuatan jalan adalah: kekuatan tanah, stabilitas tanah,dan jumlah tanah galian-urugan yg tersedia (USDA, 1971) Kekuatan tanah ditunjukkan oleh kelas tanah menurut indeks kelompok AASHTO atau system Unified, serta mengembang mengerutnya tanah, Stabilitas tanah dipengaruhi oleh tata air tanah dan bahaya bai Tabel. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Pembuatan Jalan (USDA, 1983) No Sifat Tanah Kesesuaian Lahan | Baik Sedang | Buruk 1 | Subsiden Total (cm) = - >30 2 Kedalaman hamparan batuan (cm) + Keras >100 50-100 <50 + _Wunak >50 <50 : =! 3 Padas keras (cm) + Tebal >100 50-100 <50 + Thpis >50 <50 : 4 | Potensi kembang kerut (nilai COLE)*) Rendah Sedang Tinggi 5 | Subgrade ] + Indek AASHTO*)**) <5 5-8 [28 + Unified***) Gw, GP, | CL dengan | CL dengan SW, SP, GM, | PI <15 | Pi>15, GC, SM, SC cH, MH, OH, OL, Pr [Air Tanah (cm) >75 30-75 <30 | 7 | Lereng (%) <8 8-15 >15 8 Banijir Tanpa Jarang Sering 5 Batu (>7,5 cm)*##* <25 25-50 >50 | 10 Longsor. = = ‘Ada | Jalan yg dibangun pada tanah yg plastis atau mempunyai batas cair yg tinggi, lapisan dasar jalan (base) yg terdiri dari batu pecahan akan bercampur dg tanah shg bangunan jalan menjadi rusak (disintegrated) setelah mendapat bbp kali beban. Kadar air tanah pada kejadian tersebut >18%. Untuk menghindari krusakan jalan akibat hal ini, maka pada lapisan antara tanah yg plastia dg batu pecahan diberi lapisan pasir setebal bbp cm. Penurunan dari bangunan jalan pada tanah bertekstur halus lebih besar dp jalan pada tanah bertekstur kasar, karena lepasnya air dari massa tanah jauh lebih lambat pada tanah bertekstur halus shg penurunan tanah akibat beban kendaraan masih berlangsung terus meskipun tanah telah dipadatkan Pada pembuatan jalan baru, tanah harus dipadatkan sebaik-baiknya untuk menjadikan lebih kuat dan supaya kekuatannya cukup seragam.

You might also like