Professional Documents
Culture Documents
Soap Dengan Kista
Soap Dengan Kista
Oleh :
PIA CHILPIA
NIM : 13DB277123
iv
9. Ny. N yang telah bersedia menjadi responden dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
10. Kedua Orang Tua yang telah memberikan motivasi, dan dorongan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
11. Teman-Teman satu asrama yang bersedia menukar pikiran dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
12. Rekan-Rekan satu angkatan yang telah memberikan motivasi selama
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, terima kasih atas kerja samanya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM
INTISARI ......................................................................................................... vi
C. Tujuan ....................................................................................... 6
D. Manfaat .................................................................................... 6
B. Manajemen Kebidanan.................................................................17
vi
4. Data Perkembangan ......................................................... 20
1. Subjektif ............................................................................. 23
2. Objektif ............................................................................... 23
4. Penatalaksanaan ............................................................... 24
A. Simpulan .................................................................................. 44
B. Saran ......................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Skema langkah-langkah Proses Manajemen......................22
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Artinya : " Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi
pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ".
Artinya hidup manusia tak akan lepas dari berbagai ujian dan cobaan
dari Allah SWT, maka jagalah kesehatan ini,karena sehat itu mahal nilainya
(AL-Qur’an Surat Yunus 57).
Ayat tersebut menjelaskan tentang setiap penyakit pasti ada
penawarnya. Kita harus mensyukuri kesehatan dan menjaga apa yang Allah
berikan dan selagi masih hidup ubahlah kebiasaan kamu jangan makan
sembarangan, makan buah-buahan, minum air putih yang banyak dan
berolahraga secara teratur. Mencegah lebih baik daripada mengobati, oleh
karena itu mulai sekarang jangan lupa agar senantiasa membiasakan diri
untuk selalu hidup sehat dan teratur, karena kita tahu betul bahwa sehat itu
sangatlah mahal.
Oleh karena itu masalah kista ovarium merupakan masalah penting
yang menyangkut kualitas kesehatan reproduksi wanita, berdasarkan data di
atas, maka penulis merasa tertarik untuk menjadikan kasus komprehensif
dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Kesehatan Reproduksi dengan Kista
Ovarium di Ruang Jade dr. Slamet Garut”.
B. Rumusan Masalah
“Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengambil rumusan masalah yaitu “Bagaimana penatalaksanaan Asuhan
Kebidanan Kesehatan Reproduksi secara Komprehensif pada Kasus
Terhadap Gangguan Reproduksi Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut ? ”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman secara nyata, meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan bagi penulis dalam memberikan asuhan
gangguan reproduksi kista ovarium.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian data pada pasien gangguan kesehatan
reproduksi Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
b. Menginterprestasi data pada pasien gangguan kesehatan reproduksi
Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial kesehatan
reproduksi Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi pada pasien gangguan kesehatan reproduksi Kista
Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
e. Merencanakan asuhan kebidanan pada pasien gangguan kesehatan
reproduksi Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
f. Melaksanakan asuhan secara tepat dan rasional berdasarkan
perencanaan yang dibuat pada pasien gangguan kesehatan
reproduksi Kista Ovarium RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016.
g. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
pada pasien gangguan kesehatan reproduksi Kista Ovarium RSUD
dr. Slamet Garut tahun 2016.
D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan
dijadikan sumber pengetahuan bagi tenaga pelayanan khususnya bidan
untuk memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
mengalami kista ovarium.
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa nantinya dalam
menerapkan asuhan kebidanan khususnya pada wanita usia subur yang
mengalami kista ovarium.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan
informasi tentang penelitian fenomenologi atau bahan perbandingan
terhadap penelitian yang akan dilakukan.
4. Bagi Pasien
Merupakan kontribusi pemikiran dalam proses penerapan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh khususnya tentang asuhan
kebidanan pada kista ovarium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Kesehatan Reproduksi
a. Pengertian
Pengertian kesehatan reproduksi menurut WHO
mengemukakan bahwa, kesehatan reproduksi adalah
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya
(Nugroho, 2012: 23).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial yang utuh. Jadi sehat bukan tidak ada penyakit
ataupun kecacatan, tetapi juga kondisi psikis dan sosial yang
mendukung perempuan untuk melalui proses reproduksi, baik
perempuan maupun laki-laki yang harus menjaga kesehatan
setinggi-tingginya, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia
yang diakui dunia internasional (World Health Organization, 2011).
b. Ruang lingkup
Menurut Nugroho (2010: 30), masalah reproduksi mencakup
area yang sangat luas, yaitu:
1) Masalah reproduksi.
2) Masalah gender dan seksualitas.
3) Masalah yang kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan.
4) Masalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
5) Masalah pelacuran.
6) Masalah sekitar teknologi.
c. Masalah Reproduksi
1) Infertilitas.
2) Kanker serviks.
3) Kanker payudara.
4) Mioma uteri.
5) Kista ovarium.
8
9
B. Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Sofyan, 2007:88).
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan
pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan
masyarakat (Depkes RI, 2012).
Menurut Varney (dalam Wiknjosastro 2009: 65), manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada
klien.
2. Prinsip Manajemen Kebidanan
Menurut Varney dalam Wiknjosastro (2009:65) menjelaskan
bahwa prinsip manajemen adalah pemecahan masalah. Dalam text
book masalah kebidanan yang ditulisnya pada tahun 1981 proses
manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah. Setelah
menggunakannya, melihat ada beberapa hal yang penting
disempurnakan. Misalnya seorang bidan dalam manajemen yang
dilakukannya perlu lebih kritis untuk mengantisipasi masalah atau
diagnosa potensial. Dengan kemampuan yang lebih dalam melakukan
analisa kebidanan akan menemukan diagnosa atau masalah potensial.
Kadang kala bidan juga harus segera bertindak untuk menyelesaikan
masalah tertentu dan mungkin juga harus melakukan kolaborasi,
konsultasi bahkan mungkin juga harus merujuk kliennya.
Varney kemudian menyempurnakan proses manajemen
kebidanan menjadi 7 langkah. Ia menambahkan langkah ke III agar
bidan lebih kritikal mengantisipasi masalah yang kemungkinan dapat
terjadi pada kliennya. Varney juga menambahkan langkah ke IV dimana
bidan diharapkan dapat menggunakan kemampuannya untuk
melakukan deteksi dini dalam proses manajemen, sehingga bila klien
membutuhkan tindakan segera atau kolaborasi, konsultasi bahkan
dirujuk segera dapat dilaksanakan. Proses manajemen kebidanan ini
ditulis oleh Varney berdasarkan proses manajemen kebidanan
American College of Nurse Midwife (ACNM) yang pada dasarnya
mempunyai pemikiran sama dengan proses manajemen.
3. Langkah- langkah Manajemen Asuhan Kebidanan
Langkah-langkah manajemen asuhan kebidanan menurut
Wiknjosastro (2009: 65) yaitu
a. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data)
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan cara :
1) Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan,
dan nifas, bio-psiko-soiso-spiritual, serta pengetahuan klien.
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, meliputi :
Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, dan perkusi).
b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap
diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian
diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan
masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah,
keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak dapat diartikan
sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami
wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.
c. Langkah III : Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial dan Antisipasi
Penanganannya
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/ masalah yang
sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial
ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan
asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan
masalah potensial yang akan terjadi, tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut tidak
terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi yang rasional/logis.
d. Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter
melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama anggota
tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat
mencerminkan kesinambungan proses manajemen kebidanan.
Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan
melakukan rujukan.
e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh
yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau
diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan mempunyai pedoman antisipasi untuk
klien. Pedoman antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang
akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling,
dan apakah bidan perlu merujuk klien bila ada sejumlah masalah
terkai sosial, ekonomi, kultural, atau psikologis dengan kata lain,
asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang
berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan yang sudah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien; agar dapat
dilaksanakan secara efektif.
Semua asuhan yang telah disepakati dikembangkan dalam
asuhan menyeluruh. Asuhan ini bersifat rasional dan valid yang
didasarkan pada pengetahuan, teori terkini, dan sesuai dengan
asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
f. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh
dilakukan dengan efisien dana aman. Pelaksanaan ini dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya, namun tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya
(misalnya memastikan bahwa langkah tersebut telah terlaksana).
Penatalaksanaan yang efisien dan berkualitas akan berpengaruh
pada waktu serta biaya.
g. Langkah VII : Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang
aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang
menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang
diberikan. Evaluasi ini meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sebagaimana
diidentifikasi di dalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika benar efektif dalam pelaksanaannya.
Dalam praktiknya, langkah-langkah asuhan kebidanan, ditulis
dengan menggunakan SOAP.
4. Data Perkembangan
Menurut Muslihatun, (2009: 123-124) pendokumentasian atau
catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP,
yang merupakan singkatan dari:
a. (Subjektif)
Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data),
terutama data yang diperoleh dari anamnesis.
b. (Objektif)
Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data, terutama
data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium) pemeriksaan diagnostik lain.
c. (Assessment)
Merupakaan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
d. (Planning)
Berisi tentang rencana asuhan yang disusun berdasarkan
hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin
dan mempertahankan kesejahteraannya.
Dari penjelasan diatas dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Mengidentifikasi dan
Analisa data
menetapkan kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera Penatalaksanan: Konsul
Tes diagnostik/Lab
Rujukan Pendidikan/
Merencanakan asuhan yang Konseling Followup
komprehensif atau menyeluruh Perencanaan
Evaluasi Evaluasi
D. Kewenangan Bidan
Kewenangan bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan
kompetensi bidan di Indonesia memiliki kemandirian untuk melakukan
asuhan dalam PEMENKES Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010.Tentang izin
dan penyelenggaraan praktek bidan. Dalam kasus ini pelayanan kebidanan
sesuai dengan pasal 9 dan pasal 12 yang isinya :
1. Pasal 9 :
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan reproduksi dan keluarga berencana
2. Pasal 12 :
Bidan dalam pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9
berwenang untuk:
a. Memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana.
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Artinya : " Hai manusia , telah datang kepadamu kitab yang berisi
pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ". artinya hidup
manusia tak akan lepas dari berbagai ujian dan cobaan dari allah SWT,
maka jagalah kesehatan ini,karena sehat itu mahal nilainya.