You are on page 1of 6

SNISTEK (1) 2018

Seminar Nasional Ilmu Sosial dan Teknologi 1, 23 Agustus 2018, Batam, Indonesia

Analisis Bunga Bank Dan Jaminan Terhadap Pengambilan


Kredit Oleh Pelaku Usaha Property Di Kota Batam
Handra Tipa*, Mortigor Afrizal Purba
Universitas Putera Batam, Batam

*handratipa@email.com

Abstract
One of the factors that become an aspect of the failure of property businesses in accessing Working
Capital Loans and Investment Loans is the misunderstanding of the business actors referred to what
factors are important assessments of banks in lending. This study aims to analyze the factors that
influence credit taking by property businesses in Batam City. So that it will be obtained the most
dominant factor that influences the debtor in making credit decisions. This study also aims to provide
input to policy makers related to the progress and development of property businesses in Batam City
in particular, because land ownership status in Batam is different from other regions in Indonesia.
Based on data processing in the field of interest has a significant influence on the taking of credit by
property businesses in the city of Batam because the credit period greatly affects the decision of
property businesses who want profits in doing business or using it as capital in running the business.
Guarantee is also a determining factor by property businesses in making credit decisions. The
greater the collateral used in taking credit will also get greater capital, especially for businesses that
can be said to be relatively small so that they have difficulty getting larger business capital as well

Keywords: Property businesses; Debtor.

Abstrak
Salah satu faktor yang menjadi salah satu aspek kegagalan bisnis properti dalam mengakses Kredit
Modal Kerja dan Kredit Investasi adalah kesalahpahaman pelaku usaha yang merujuk pada faktor
apa saja yang merupakan penilaian penting bank dalam pemberian pinjaman. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan kredit oleh bisnis
properti di Kota Batam. Sehingga akan diperoleh faktor paling dominan yang mempengaruhi debitur
dalam mengambil keputusan kredit. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan masukan
kepada pembuat kebijakan terkait dengan kemajuan dan perkembangan bisnis properti di Kota
Batam khususnya, karena status kepemilikan tanah di Batam berbeda dari daerah lain di Indonesia.
Berdasarkan pengolahan data di bidang minat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengambilan kredit oleh pelaku usaha di Kota Batam karena masa kredit sangat mempengaruhi
keputusan pelaku usaha properti yang menginginkan keuntungan dalam melakukan bisnis atau
menggunakannya sebagai modal dalam menjalankan bisnis. Jaminan juga merupakan faktor
penentu oleh bisnis properti dalam membuat keputusan kredit. Semakin besar agunan yang
digunakan dalam mengambil kredit juga akan mendapatkan modal yang lebih besar, terutama untuk
bisnis yang dapat dikatakan relatif kecil sehingga mereka mengalami kesulitan mendapatkan modal
usaha yang lebih besar juga.

Kata Kunci: Bisnis Property; Debitur.

1. Pendahuluan heaven). Konsep yang sedang disiapkan


Berlakunya pasar regional Masyarakat undang-undangnya ini, diperkirakan akan
Ekonomi Asean (MEA) sejak akhir tahun lalu, mendorong membanjirnya investasi ke Batam,
maka konsep kawasan perdagangan bebas sekaligus akan semakin menghidupkan sektor
(free trade zone) Batam dianggap sudah tidak propertinya. Dalam status baru ini, orang asing
relevan lagi. Batam akan tetap menjadi juga akan dipermudah untuk memiliki properti
pusat pertumbuhan ekonomi yang istimewa, di Batam, yang bisa dijadikan sebagai jaminan
namun dengan status baru sebagai Kawasan usaha. Kebijakan ini diperkirakan akan
Ekonomi Khusus, yang lebih mengarah mendorong semakin banyak orang Singapura
menjadi surga investasi dan suaka pajak (tax dan Malaysia yang berminat memiliki

ISBN: 978-602-52829-0-4 73
SNISTEK (1) 2018

apartemen atau rumah di Batam, selain kreditnya. Selanjutnya edukasi kepada calon
tentunya masyarakat Indonesia. Terletak di nasabah diperlukan karena sangat
segitiga emas pertumbuhan ekonomi disayangkan apabila produk-produk kredit
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), harga perbankan yang sudah didesain pro pelaku
properti Batam dinilai paling kompetitif usaha kurang dapat diketahui dengan jelas
dibandingkan di Singapura dan padahal jika dapat tersalur akan sangat
Kualalumpur yang harganya sudah gila- membantu kebutuhan modal mereka.
gilaan. Menurut (Kasmir, 2012) tujuan diadakan
Hal ini akan mendorong banyak pembisnis penilaian kredit adalah: (1) Keamanan kredit
ASEAN untuk lebih memilih beli apartemen, (safety) artinya harus benar – benar diyakini
rumah, atau pun kantor di Batam daripada di 2 bahwa kredit tersebut dapat dilunasi; (2)
kota lain. Toh, dari dermaga Batam Center, Terarahnya tujuan penggunaan kredit
hanya perlu 45 menit-1,5 jam untuk mencapai (suitability) artinya bahwa kredit yang
Singapura dan Johor Bahru. Infrastruktur di digunakan sejalan dengan kepentingan
Batam juga semakin lengkap. Survei harga masyarakat atau sekurang - kurangnya tidak
properti residensial yang dilakukan Bank bertentangan dengan peraturan yang berlaku;
Indonesia (BI) menunjukkan Batam merupakan (3) Menguntungkan (profitable) baik bagi
kota paling prospektif dalam bisnis properti di pemberi pinjaman sendiri yang berupa
Indonesia. Kenaikan rata-rata harga properti di penghasilan bunga maupun bagi nasabah atau
Batam mencapai 16,84% dibanding tahun pengusaha kecil yaitu berupa keuntungan dan
sebelumnya. Angka itu tertinggi di Indonesia, berkembangnya usaha. Keputusan pemberian
di saat kota-kota lain pergerakan harga rumah kredit dimaksudkan untuk mengetahui
hanya naik kecil saja. Prediksi ini akan seberapa jauh permintaan kredit dapat
membuat Batam kota yang paling banyak dilirik dipercaya.
oleh para investor properti di tahun 2017. Selain Salah satu faktor yang menjadi aspek
itu, pasca program pemerintah tax amnesty, gagalnya para pelaku usaha sector properti
maka banyak dana yang diperkirakan masuk ke dalam mengakses dana Kredit Modal Kerja dan
properti. Salah satu kota yang paling menarik Kredit Investasi adalah ketidakpahaman para
untuk investasi adalah Batam. Bank pelaku usaha akan faktor-faktor apa saja yang
merupakan salah satu tulang punggung penting menjadi penilaian penting perbankan dalam
dalam pembangunan nasional. Dalam menyalurkan kredit, untuk itu diperlukan suatu
kerangka perbankan nasional, seperti tertuang penelitian yang khusus menganalisis faktor-
di dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API), faktor yang mempengaruhi pengambilan kredit
bank diharapkan untuk berperan serta dalam oleh pelaku usaha property pada perbankan
mendorong pembangunan seluruh sector Kota Batam.
usaha dengan memberikan akses finansial
kepada mereka. 2. Kajian Literatur
Namun dalam proses penyalurannya, Bank 2.1 Pemberdayaan Sektor Usaha
yang di tugaskan menyalurkan Kredit Modal Membangun perekonomian nasional tak
Kerja dan Kredit Investasi khususnya pada di bisa dilepaskan dari menumbuhkan dan
daerah banyak mengalami berbagai memberdayakan seluruh sector usaha yang
permasalahan seperti, tidak semua bank ada di masyarakat, antara lain adalah
pelaksana memiliki kantor atau outlet yang menumbuhkan kemandirian, kebersamaan,
mudah dijangkau, banyak petugas Bank yang dan kewirausahaan. Pengembangan usaha
sering meminta agunan tambahan yang juga harus berbasis potensi daerah,
berlebihan, biaya transaksi kredit masih berorientasi pasar, penyelenggaraan dan
dianggap terlalu tinggi terutama untuk kredit pengendaliannya secara terpadu. Dengan
dengan pinjaman kecil, ketidaksiapan pelaku prinsip tersebut diharapkan dapat
usaha untuk memenuhi persyaratan teknis meningkatkan peran seluruh sektor dalam
perbankan, bunga kredit KMK dan KI masih pembangunan daerah, penciptaan lapangan
dianggap terlalu tinggi, rendahnya peran serta kerja, pemerataan pendapatan, dan
aparat pemerintah dalam menyiapkan calon pengentasan kemiskinan.
debitur. Faktor-faktor lainnya yang mungkin Dalam rangka pemberdayaan tersebut,
berpengaruh pada keputusan pengambilan Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Daerah
kredit seperti lamanya usaha, tingkat diamanatkan untuk menumbuhkan iklim usaha
pendidikan pelaku usaha, kedekatan dengan yang meliputi aspek pendanaan, sarana
lokasi usaha, juga tingkat keuntungan usaha. prasarana, informasi usaha, kemitraan,
Berbagai faktor tersebut masih sangat terbuka perijinan, kesempatan berusaha, promosi
untuk diteliti dengan harapan dapat diketahui dagang, dan dukungan kelembagaan. Pada
faktor yang dominan sehingga menjadi aspek pendanaan, penumbuhan iklim usaha
masukan pihak perbankan dalam penyaluran ditujukan untuk:
74
SNISTEK (1) 2018

(1) Memperluas sumber pendanaan dan membiayai pengadaan fix asset (pendukung
memfasilitasi seluruh sector usaha untuk operasional usaha); proyek; trial RND yang
dapat mengakses kredit perbankan dan pembebanannya di accrued (di distribusikan)
lembaga keuangan bukan bank; dalam lebih dari satu tahun. Pencairan
(2) Memperbanyak lembaga pembiayaan dan sekaligus dalam jumlah yang di minta, dan
memperluas jaringannya sehingga dapat pelunasan bertahap periodik (umumnya
diakses oleh seluruh pelaku usaha; bulanan), dasar pembebanan bunga per
(3) Memberikan kemudahan dalam periodik angsuran serara flat atau menurun
memperoleh pendanaan secara cepat, tergantung perjanjian.
tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam
pelayanan sesuai dengan ketentuan 2.1.2 Prinsip dan Proses Kredit
peraturan perundang undangan; Proses pemberian kredit kepada debitur
(4) Membantu para pelaku usaha untuk dilakukan secara hati-hati oleh bank dengan
mendapatkan pembiayaan dan jasa atau tujuan agar penggunaan dana sesuai dengan
produk keuangan lainnya yang disediakan peruntukannya atau tepat sasaran. Meskipun
oleh perbankan dan lembaga keuangan produk kredit bagi bank adalah sumber
bukan bank, baik yang menggunakan pendapatan, tetapi proses penyalurannya
system konvensional maupun sistem harus dalam koridor aman, terarah, dan
syariah dengan jaminan yang disediakan menghasilkan pendapatan. Pemberian kredit
oleh Pemerintah. oleh bank pada dasarnya akan memberikan
Berdasarkan hal tersebut diatastersebut manfaat pada 3 pihak yaitu (Taswan, 2010): (1)
diatas, khususnya pada aspek pendanaan, Bagi bank, dapat digunakan sebagai sumber
pelaku usaha seharusnya sangat terdukung utama pendapatan bank yang berguna bagi
karena berbagai fasilitas dan kemudahan yang kelangsungan hidup bank; (2) Bagi debitur,
diamanatkan dalam undang-undang. Namun dapat digunakan untuk memperlancar usaha;
demikian masalah pendanaan bagi seluruh (3) Bagi masyarakat, mampu menggerakkan
sector usaha tetap saja mengalami kendala perekonomian masyarakat sehingga menyerap
baik dari sisi perbankan maupun pelaku usaha. tenaga kerja dan pada akhirnya
Dari sisi perbankan masih banyak bank yang mensejahterakan masyarakat.
kurang berpengalaman berhubungan dengan Dalam proses kredit setiap debitur
debitur usaha property, juga alokasi tenaga mengharapkan kebutuhan modalnya dapat
yang terbatas pada sektor ini karena sektor terpenuhi dalam waktu yang dikehendaki,
property dianggap kurang efisien dan beresiko dengan prosedur yang mudah dan biaya yang
tinggi, khususnya di Kota Batam. Sedangkan murah. Sementara bank mengharapkan dapat
dari sisi pelaku usaha kendala terjadi karena memenuhi kebutuhan tersebut tetapi dengan
biaya transaksi tinggi dan kurang efisien, persyaratan dan prosedur tertentu untuk dapat
pengelolaan administrasi keuangan dan memberikan keuntungan dan juga keamanan
legalitas masih lemah, dan kurang memiliki atas dana yang dipinjamkan (Gandhiar & Nova,
kekayaan yang dapat dipakai sebagai jaminan. 2013).
Kelemahan klasik dalam hal akses pada pihak Oleh sebab itu analisis pemberian kredit
perbankan tersebut harus terus diupayakan dilakukan oleh bank dengan tujuan beberapa
pemecahannya agar bank sebagai lembaga hal, antara lain memperoleh keyakinan bahwa
pembiayaan dapat berperan optimal dalam debitur beritikad baik, mampu mengembalikan
pemberdayaan seluruh sector usaha. Namun dana, dan sanggup membayar utang dengan
peningkatan akses tersebut juga menuntut mencairkan jaminannya. Persyaratan dan
peningkatan kemampuan manajerial pelaku prosedur ini menjadi parameter yang harus
usaha terutama dalam aspek administrasi dipenuhi, sementara pelaku UKM tidak selalu
keuangan pada khususnya dapat memenuhi (Malik & Tajuddin, 2008).

2.1.1 Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi 2.1.3 Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh
Kredit modal kerja adalah fasilitas kredit Bank dalam Pemberian Kredit
jangka pendek yang diberikan kepada calon Faktor-faktor yang dinilai oleh bank dalam
peminjam dalam bentuk mata uang rupiah proses pemberian kredit oleh perbankan
maupun valuta asing sebagai kebutuhan modal biasanya diatur dalam pedoman tertentu untuk
kerja yang habis dalam satu siklus usaha, menilai apakah sebuah usaha layak atau tidak
dimana kredit modal kerja ini memiliki jangka untuk dibiayai. Meskipun setiap bank memiliki
waktu yang terhitung pendek, yaitu maksimal pedoman dalam pemberian kredit, akan tetapi
satu tahun. pada prinsipnya pedoman yang bersifat umum
Kredit investasi adalah merupakan kredit adalah Prinsip 5C, yang dapat dijelaskan
Bank jangka panjang (artinya : lebih dari satu sebagai berikut (Taswan, 2010):
tahun saat jatuh tempo). Dipergunakan untuk
75
SNISTEK (1) 2018

(1) Character, debitur yang baik memiliki tingkat (2) Faktor jaminan yang dimiliki calon debitur
kejujuran dan integritas yang tinggi untuk sangat penting bagi bank dan menjadi hal
memenuhi kewajibannya; yang mempengaruhi layak tidaknya kredit.
(2) Capacity, menyangkut kemampuan debitur Ketika debitur sadar bahwa jaminan menjadi
untuk melunasi kreditnya. Penilaian dapat ketentuan dalam proses kredit, maka debitur
dilihat dari jenis usaha, cash flow, dan dapat menilai apakah dirinya bankable atau
kapasitas debitur melakukan perjanjian belum. Sementara bagi debitur yang
kredit dan melunasinya; memiliki jaminan yang cukup berharga
(3) Capital, menyangkut modal yang dimiliki. maka prosentase kredit yang dapat
Semakin besar modal sendiri, maka dicairkan atas jaminan akan mempengaruhi
semakin tangguh menghadapi risiko yang pengambilan kredit (loan to value). Di
akan dihadapi; samping mempertimbangkan keamanan
(4) Collateral, merupakan jaminan debitur atas atas aset yang menjadi jaminan kredit.
kredit yang diterimanya.Jaminan dibutuhkan
bank sebagai pengaman dari kemungkinan Berdasarkan landasan teori dan penelitian
risiko terburuk yaitu tidak terbayarnya utang; terdahulu maka hipotesis yang diajukan
(5) Condition, yang dimaksud adalah kondisi dalam penelitian ini sebagai berikut:
makro yang mempengaruhi usaha debitur. Hipotesis 1:
Suku Bunga berpengaruh terhadap keputusan
Prinsip 5C di atas menjadi prinsip dasar pengambilan kredit oleh pelaku usaha property
akan tetapi jika bank hanya mengacu pada di Kota Batam.
ketentuan ini maka akan banyak usaha yang Hipotesis 2:
dinilai tidak layak. Sebagaimana kita ketahui Jaminan berpengaruh terhadap keputusan
bahwa pelaku usaha memiliki kelemahan pengambilan kredit oleh pelaku pelaku usaha
dalam hal jaminan (collateral) dan juga modal property di Kota Batam.
(capital). Oleh sebab itu diperlukan Hipotesis 3:
pendekatan-pendekatan lain dalam menilai Suku Bunga dan Jaminan berpengaruh
kelayakan usaha. Dari kisah sukses para terhadap keputusan pengambilan kredit oleh
pelaku usaha yang diteliti oleh Bank Indonesia pelaku pelaku usaha property di Kota Batam.
mengungkapkan setidaknya ada lima kategori
yang menunjukkan apakah pelaku usaha dinilai 3. Metode Penelitian
layak oleh bank yaitu: karakter pengusaha, Populasi dalam penelitian ini adalah
komitmen pada usaha, peran sosial, upaya seluruh pengusaha property yang
mengamankan risiko bisnis, dan cara berdomisili di Kota Batam. Oleh karena
mengelola uang (Bank Indonesia, 2016). keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti
maka penelitian ini hanya akan mengambil
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi responden dari sebagian populasi yang ada,
Pengambilan Kredit dengan metode non probability sampling
Banyak hal yang dipertimbangkan oleh secara purposive sampling (Wiyono &
pelaku usaha ketika membutuhkan modal bagi Gendro, 2011). Berdasarkan tujuan penelitian
pengembangan usahanya. Berdasarkan di atas, maka sampel dalam penelitian ini
penelitian-penelitian sebelumnya dan studi adalah pengusaha property yang berdomisili di
literatur yang dilakukan beberapa faktor yang Kota Batam dan mengambil kredit. Sampel
diduga memberi pengaruh pada pelaku usaha dalam penelitian ini adalah debitur bank di Kota
dalam pengambilan keputusan kredit (Zahro & Batam, yang mewakili beberapa bank
Inazatuz, 2010) adalah sebagai berikut: pengambilan Kredit Modal Kerja dan Kredit
(1) Suku bunga. Dari sisi pihak bank, suku Investasi yang ada di kota Batam. Berdasarkan
bunga adalah harga yang ditawarkan atas penelitian-penelitian sebelumnya dan studi
dana yang akan dikucurkan ke debitur. Tak literatur yang dilakukan beberapa faktor yang
heran jika suku bunga menjadi variabel diduga memberi pengaruh pada pelaku usaha
utama yang biasanya ditanyakan oleh calon property dalam pengambilan keputusan kredit
debitur. Suku bunga yang murah tentu saja (Zahro & Inazatuz, 2010) diantaranya sebagai
menjadi pilihan, di samping faktor lainnya. berikut:
Namun calon debitur harus teliti karena (1) Suku bunga. Dari sisi pihak bank, suku
suku bunga yang sama apabila sistem bunga adalah harga yang ditawarkan atas
perhitungannya beda, maka kewajiban yang dana yang akan dikucurkan ke debitur. Tak
harus dibayarkan menjadi berbeda. Hal-hal heran jika suku bunga menjadi variabel
yang terkait dengan suku bunga antara lain utama yang biasanya ditanyakan oleh calon
adalah: jangka waktu kredit, sistem debitur. Suku bunga yang murah tentu saja
angsuran, down payments, dan biaya-biaya menjadi pilihan, di samping faktor lainnya.
yang harus ditanggung oleh debitur; Namun calon debitur harus teliti karena
76
SNISTEK (1) 2018

suku bunga yang sama apabila sistem modal usaha yang lebih besar juga. Dan
perhitungannya beda, maka kewajiban yang berdasarkan hasil survei di lapangan banyak
harus dibayarkan menjadi berbeda. Hal-hal pelaku usaha mengami kesulitan dalam usaha
yang terkait dengan suku bunga antara lain mendapatkan kredit sebagai penambahan
adalah: jangka waktu kredit, sistem modal untuk bisa lebih besar. Jaminan menjadi
angsuran, down payments, dan biaya-biaya ketentuan dalam proses kredit, maka debitur
yang harus ditanggung oleh debitur; dapat menilai apakah dirinya bank atau belum.
(2) Faktor jaminan yang dimiliki calon debitur Sementara bagi debitur yang memiliki jaminan
sangat penting bagi bank dan menjadi hal yang cukup berharga maka presentase kredit
yang mempengaruhi layak tidaknya kredit. yang dapat dicairkan atas jaminan akan
Ketika debitur sadar bahwa jaminan menjadi mempengaruhi pengambilan kredit (loan to
ketentuan dalam proses kredit, maka debitur value). Jaminan Berdasarkan hasil statistik
dapat menilai apakah dirinya bankable atau juga menunjukan kl jaminan merukan hal yang
belum. Sementara bagi debitur yang sangat diperlukan dalam mengambil kredit.
memiliki jaminan yang cukup berharga
maka prosentase kredit yang dapat 5. Kesimpulan dan Saran
dicairkan atas jaminan akan mempengaruhi Kesimpulan
pengambilan kredit (loan to value). Di (1) Suku Bunga berpengaruh signifikan
samping mempertimbangkan keamanan terhadap keputusan pengambilan kredit
atas aset yang menjadi jaminan kredit. oleh pelaku usaha property di Kota Batam.
Dan bisa menjadi pertimbangan bagi pelaku
4. Hasil dan Pembahasan usaha property dibatam;
Berdasarkan pengolahan data dilapangan (2) Jaminan berpengaruh singnifikan terhadap
bunga mempunyai pengaruh yang signifikan keputusan pengambilan kredit oleh pelaku
terhadap pengambilan kredit oleh pelaku usaha pelaku usaha property di Kota Batam;
property dikota batam karena jangka waktu (3) Suku Bunga dan Jaminan berpengaruh
kredit sangat mempengaruhi keputusan pelaku signifikan terhadap keputusan pengambilan
usaha property yang menginginkan kredit oleh pelaku pelaku usaha property di
keuntungan dalam melakukan usahakan atau Kota Batam.
mengunakan nya sebagai modal dalam
menjalan kan usaha. Namun calon debitur atau Saran
pelaku usaha property harus teliti karena suku Saran yang dapat diberikan dalam penelitian
bunga yang sama apabila sistem ini adalah Untuk para pelaku usaha property di
perhitungannya beda, maka kewajiban yang kota batam harus jeli dalam melihat peluang
harus dibayarkan menjadi berbeda. Hal-hal dalam melakukan mengambil sebuah kredit
yang terkait dengan suku bunga antara lain karena akan mempengaruhi pendapatan usaha
adalah: jangka waktu kredit, sistem angsuran, itu sendiri terutama bunga bank yang selalu
down payments, dan biaya-biaya yang harus mengalami flutuasi dari tahun ketahun
ditanggung oleh debitur karena sangat
mempengaruhi keuntungan yang di dapatkan Ucapan Terima Kasih
oleh pelaku usaha apalagi persaingan di kota Ucapan terimakasih sebesar besarnya
batam sendiri yang mempunyai banyak pelaku kepada Kemenristek DIKTI yang telah
usaha property yang memberikan persaingan memsponsori penelitian ini sehingga bisa
harga property. Walaupun batam merupakan terlaksana dengan baik. Selajutnya ucapan
salah satu kota yang bisa di bilang banyak terimakasih kepada Universitas putera batam
mengunakan property. Berdasarkan hasil uji yang telah mensupport kami sebagai peneliti
statistic juga di dapatkan kalau suku bunga agar berjalan dengan baik dan memfasilitasi
signifikan terhadap pengambilan kredit oleh dalam proses pembuatan penelitian ini serta
pelaku usaha dikota batam dan ini juga kepada seluruh komponen yang terkait dan
didukung oleh penelitian sebelum nya “Analisis yang ikut membantu penelitian ini bisa berjalan
faktor yang mempengaruhi pengambilan kredit dengan lancar.
oleh pelaku UKM pada debitur di kota batam”
(Efriyenti Dian & Syukrina Viola, 2016). Daftar Pustaka
Jaminan juga merupakan menjadi faktor Bank Indonesia. (2016). Peraturan Bank Indonesia
penentu oleh pelaku usaha property dalam tentang usaha mikro, kecil, dan menengah.
mengambil keputusan kredit. Semakin besar Efriyenti Dian, & Syukrina Viola. (2016). ANALISIS
jaminan yang digunakan dalam mengambil FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGAMBILAN KREDIT PELAKU UKM PADA
kredit akan medapatkan modal juga yang DEBITUR BPR KOTA BATAM.
semakin besar, apalagi bagi pelaku usaha yang Gandhiar, & Nova. (2013). Peran Kredit BPR Bank
bisa dikatakan relatif masih kecil sehingga Pasar Pada Perkembangan UMKM Di Kota
mengalami kesulitan untuk mendapatkan Pontianak. Curvanomic, Vol 2.
77
SNISTEK (1) 2018

Kasmir. (2012). Dasar Dasar Perbankan. Raja


Grafindo Persada.
Malik, & Tajuddin. (2008). Pengaruh Pemberian
Kredit Kepada Sektor Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah Terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan Di Sulawesi Selatan. STIELPI, vol 5,
65–75.
Taswan. (2010). Manajemen Perbankan: Konsep,
Teknik & Aplikasi (Edisi II). Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Wiyono, & Gendro. (2011). Merancang Penelitian
Bisnis dengan Alat Analisis SPSS dan
SmartPLS. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan
Percetakan STIM YKPN.
Zahro, & Inazatuz, B. (2010). Peranan Lembaga
Keuangan Mikro Syariah (Lkms) Serta
Pengaruhnya Terhadap Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah (Umkm) Sebagai Penggerak
Perekonomian Di Indonesia. Surabaya: FEB
Universitas Airlangga.

78

You might also like