You are on page 1of 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM TANGGAP DARURAT


KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT
PENDUDUK KELURAHAN KAYU PUTIH, JAKARTA TIMUR
(Studi Kasus di RW 016 Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan
Pulogadung, Kotamadya Jakarta Timur)

Rogo Sukmo, Suroto, Ida Wahyuni


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: rogosukmo@ymail.com
Abstract :Fire danger is the danger of an uncontrolled fire, threatening the safety
of life and property. According to the US NFPA (National Fire Protection
Association) during 2005 to 2009, 7040 cases of fires per year by fires
household furniture with a loss of material until 442 million dollars. Fire in RW 016
overwrites RT 08, RT 04 and RT 05. The fire caused the fire coming from the
stove exploded, resulting in the burning of 200 houses and 800 people were
evacuated. The purpose of this study is to analyze the implementation of the fire
emergency system in densely populated areas of Jakarta base on Perda DKI
Jakarta No. 8 of 2008 in Kayu Putih, Pulogadung East Jakarta. This research is
descriptive - qualitative with indeep interview approach and purposive sampling
technique. Subjects of this study consist of 12 people, 9 as main informants and
3 as triangulationinformant. The results of this research are available Balakar,
hydrants, emergency response training, exit facility,and there are no available
emergency response procedures, fire extinguisher, smart alarm, portable pumps,
fire engine, water tank and direction signs. There is available Balakar but do not
yet have the organizational structure and division of duties. Emergency response
procedures is not appropriate because of there is no emergency response
procedures.Emergency response training has be implemted although one time
only since Balakar formed. There are no Active protection like fire extinguisher
(APAR), smart alarm, hydrants, portable pumps, motor fire, water tank.
Lifesaving line like road signs out appropriate yet. Lifesaving form of exit is
appropriate but not worth function. Assembly point during a fire are in
compliance, but there are no signs that indicate a assembly point.

Keywords: Implementation, Emergency Response, Solid Settlement Population

591
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN kebakaran untuk melakukan


Latar Belakang pemadaman dan evakuasi pada saat
Bahaya kebakaran adalah terjadi kebakaran.(4)(6)(7)
bahaya yang timbul akibat adanya Hari Senin tanggal 7
api yang tidak terkendali dan dapat Desember 2015 terjadi kebakaran di
mengancam keselamatan jiwa Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung,
maupun harta benda.(1)Bahaya Jakarta Timur. Kebakaran terjadi di
kebakaran timbul akibat adanya RW 016 yang menimpa tiga RT
peristiwa kebakaran. yakni RT 08, RT 04 dan RT 05.
Kebakaran disebabkan oleh Kebakaran diduga akibat api yang
bertemunya unsur oksigen(O2), berasal dari kompor salah satu
bahan mudah terbakar dan panas warga yang ada di RT 08 meledak
atau yang dikenal dengan fire dan menjalar ke RT 05 dan RT04.
triangle.(2)Menurut tempatnya, Akibat peristiwa ini ada 200 rumah
kebakaran dibagi menjadi empat terbakar dan 800 orang diungsikan
yaitu kebakaran permukiman, dan kerugian mencapai 1,5
(8)
kebakaran industri, kebakaran milyar. Perlu upaya untuk
transportasi, dan kebakaran hutan. mencegah dan mengurangi kerugian
Kebakaran kawasan permukiman yang diakibatkan oleh
(9)(7)
biasanya terjadi di kawasan kebakaran. Diantaranya dengan
permukiman yang padat penduduk mempersiapkan sumber daya
seperti Kota Jakarta.(3)(4)(5) manusia(SDM) dan sumber daya
Rukun Warga 016 Kelurahan lainnya. Dalam rangka
Kayu Putih memiliki luas wilayah mempersiapkan sumber daya
84,56 ha yang terdiri dari 11 Rukun manusia maka sesuai dengan
Rukun Tetangga dan 6000 jiwa, Peraturan Gubernur DKI Jakarta
kepadatan Kelurahan Kayu Putih Nomor 224 Tahun 2015 dibentuknya
2
adalah 3.333 jiwa/Km , sehingga Balakar(Barisan Sukarelawan
dikategorikan wilayah padat Kebakaran) di setiap rukun
penduduk. Sebagian besar berdiri warga(RW) .
bangunan- bangunan semi Organisasi tanggap darurat
permanen, pola tidak teratur, gang – kebakaran lingkungan atau Balakar
gang sempit. Hal tersebut akan sudah terbentuk, akan tetapi belum
mempersulit mobil pemadam berjalan dengan baik, sarana

592
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tanggap darurat yang tersedia Kebakaran Kota Jakarta Timur yang


antara lain Hidran, APAR, Pompa berfungsi untuk mengecek
Portable, Fire Motor dan Smart kesesuaian dengan apa yang ada
Alarm kebakaran akan tetapi tidak dalam lapangan.Pengumpulan
semuanya berfungsi dengan baik. datamelalui observasi, wawancara
Tujuan dari penelitian ini mendalam dan dokumentasi.
adalah Menganalisis pemenuhan Analisis yang digunakan dalam
sistem tanggap darurat kebakaran penelitian ini adalah analisa induktif.
kawasan padat penduduk Analisa induktif adalah proses
berdasarkan Peraturan Daerah DKI mengambil suatu kesimpulan dari
Jakarta Nomor 8 tahun 2008 di hal – hal yang bersifat umum.
kelurahan Kayu Putih Pulogadung Keabsahan data dalam penelitian ini
Jakarta Timur dilakukan dengan teknik triangulasi.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Jenis penelitian ini adalah A. Analisis Implementasi Unit
penelitian yang bersifat deskriptif- Tanggap DaruratKebakaran
kualitatif dengan pendekatan Banyaknya faktor yang
wawancara mendalam. Teknik menjadikan wilayah Rukun Warga
sampel menggunakan purposive 016 memiliki resiko tinggi terhadap
sampling. Subjekdalam penelitian ini kebakaran, maka sesuai dengan
adalah Ketua RW 016, Ketua Perda DKI Jakarta Nomor 8 tahun
Balakar, Ketua RT 04, Ketua RT 04, 2008 tentang Pencegahan dan
RT 05, RT 08, Dua orang korban Penanggulangan Bahaya
kebakaran, Satu anggota Balakar di Kebakaran maka pentingnya
Kelurahan Kayu Putih ,Kecamatan dibentuk Sistem Keselamatan
Pulogadung Kota Jakarta Timur. Kebakaran Lingkungan(SKKL) dan
Teknik pemilihan informan Barisan Sukarelawan
menggunakan teknikpurposive Kebakaran(Balakar) yang bertugas
sampling. Informan triangulasinya sebagai orang yang menanggulangi
antara lain Lurah Kelurahan Kayu kebakaran di permukiman dan
Putih, Kepala Seksi Sarana dan lingkungan.
Prasana, Staf Hubungan Masyarakat Berdasarkan hasil
Seksi Operasi Suku Dinas wawancara mendalam bahwa ada

593
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Balakar di Rukun Warga 016 Sesuai dengan Peraturan Gubernur


Kelurahan Kayu Putih dan sudah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
mengikuti pelatihan pencegahan dan Jakarta Nomor 224 tahun 2014
penanggulangan kebakaran yang pasal 7 disebutkan bahwa Balakar
diselenggarakan oleh dinas merupakan wadah relawan dibentuk
pemadam kebakaran dan oleh, dari dan untuk warga
penyelamatan. Balakar yang masyarakat berbasis lingkungan dan
terdapat di kelurahan Kayu Putih rukun warga. Membandingkan
berdiri sejak tahun 2007 dan sudah dengan peraturan yang ada bahwa
terbentuk kepengurusannya, akan Balakar yang ada di wilayah Rukun
tetapi belum bergerak secara intensif Warga 016 sudah sesuai dengan
untuk melakukan upaya- upaya ketentuan yang ada dalam hal
pencegahan dan penanganan keikutsertaan dalam pelatihan, unsur
kebakaran. Kepengurusan balakar yang tergabung. Akan tetapi masih
yang terbentuk hanya melakukan terdapat hal yang belum sesuai yaitu
kegiatan pencegahan pada saat belum adanya struktur organisasi
awal pembentukkan. Kepengurusan dan peran.
yang dibentuk hanya terdiri dari B. Analisis Implementasi
anggota dan dua orang Prosedur Tanggap
kordinator.Balakar adalah mereka DaruratKebakaran
yang berasal dari masyarakat Berdasarkan hasil
umum, baik dari unsur kepemudaan, wawancara bahwa tidak terdapat
ibu - ibu dan bapak – bapak. prosedur tetap ketika terjadi
Keanggotaan balakar didominasi kebakaran, warga cenderung untuk
dari unsur bapak - bapak yang selain menyelamatkan barang- barang
sebagai anggota balakar, juga yang ada di rumahnya, terutama
sebagai pekerja sehingga surat –surat yang penting.
menyebabkan tidak bisa fokus Masyarakat masih belum bisa
dalam menjalankan tugasnya. Hal melakukan banyak hal saat terjadi
tersebut berdampak pada kurangnya kebakaran karena kebakaran yang
perannya sebagai anggota balakar pernah terjadi di Rukun Warga 016
terutama saat terjadi kebakaran. merupakan kebakaran yang
Selain itu, balakar yang ada di RW merambat dengan sangat cepat
016 tidak mendapatkan insentif. karena rumah – rumah yang

594
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

terbakar merupakan rumah yang dengan dua cara yaitu dengan


terbuat dari bahan semi permanen pemberian teori dan praktik. Peserta
misalnya kayu dan plastic mendapatkan materi tentang
Mengenai alur komunikasi pada saat bagiaimana cara memadamkan api,
terjadi kebakaran, informan utama cara menyambung selang dari mobil
mengatakan jika pada saat terjadi pemadam kebakaran. Selain itu,
kebakaran mereka langsung peserta juga mendapatkan materi
menghubungi Dinas Pemadam bagaimana memadamkan dengan
Kebakaran DKI Jakarta atau RT dan menggunakan peralatan tradisional
RW. Mereka melakukan komunikasi seperti menggunakan karung goni
dengan Dinas Pemadam Kebakaran yang dibasahi. Peserta
dan Penyelamatan menggunakan mempraktikan memadamkan api
telepon. Hal tersebut dikarenakan dengan karung goni pada api yang
smart alarm yang dahulu digunakan dinyalankan di dalam drum.
untuk berkomunikasi dengan Dinas Pelatihan diikuti oleh perwakilan
Pemadam sudah dilepas. Wilayah dari masing- masing warga rukun
RW 016 tidak memiliki alur tetangga yang didominasi oleh laki -
komunikasi yang tetap saat laki.
menghadapi kebakaran, warga Pelatihan adalah hal yang
langsung menghubungi pemadam perlu dilakukan, pelatihan
tanpa harus lapor dahulu dengan RT merupakan salah satu sarana untuk
atau RW. meningkatkan pengetahuan, skill
C.Analisisn Implementasi dan agar pada saat melakukan
Pelatihan Tanggap aktifitas pemadaman bisa menjaga
DaruratKebakaran dirinya dengan baik dan menghindari
Berdasarkan hasil wawancara cidera. Hal tersebut sesuai dengan
mendalambahwa pelatihan pernah penelitian Trisna Rika.(41)
dilaksanakan akan tetapi tidak Sesuai dengan Peraturan Gubernur
dilakukan secara periodik. Pelatihan Provinsi Daerah Khusus Ibukota
baru diadakan sebanyak satu kali Jakarta Nomor 224 tahun 2015
selama Balakar dibentuk. Pelatihan pasal 20 tentang pembinaan kepada
diselenggarakan pada tahun 2009. Balakar, dimana dalam poin 2
Dalam pelatihan informan utama disebutkan bahwa salah satu
berpendapat bahwa metode yang pembinaan dapat dilakukan dengan

595
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

melalui sosialisasi, pelatihan dan Pembangunan(Musrembang) di


bimbingan teknis oleh suku dinas tingkat Rukun Warga yang
maupun dinas. diselenggarakan satu tahun sekali.
Setelah membandingkan Pengajuan sudah dilakukan setiap
dengan peraturan yang ada maka tahun, terakhir pengajuan pada
Balakar yang ada di RW 016 sudah tahun 2015. Berdasarkan hasil
sesuai dengan peraturan tersebut, observasi bahwa di Rukun Warga
yaitu mengikuti pelatihan yang 016 Kelurahan Kayu Putih memang
diadakan oleh dinas dan suku dinas pernah diberikan alat pemadam api
yang berada di wilayahnya,meskipun ringan yang diletakan di rumah
pelatihannya tidak secara rutin. bapak X di tahun 2003. Dalam masa
D. Analisis Implementasi Sarana penyimpanannya tidak pernah ada
Proteksi AktifAlat Pemadam pemeriksaan dari petugas sampai
Api Ringan(APAR batas masa pakainya sehingga
Sarana pemadam kebakaran kadar luarsa, akhirnya alat tersebut
merupakan aspek penting dalam tidak diketahui keberadaannya.
upaya penanggulangan kebakaran. Hingga tahun 2015 belum diberikan
Ketersediaan Apar akan kembali alat pemadam kebakaran
mempercepat penanggulangan yang berupa alat pemadam api
kebakaran, karena pada saat terjadi ringan(APAR).Berdasarkan
kebakaran masyarakat tidak perlu Peraturan Daerah Provinsi Daerah
untuk menunggu datangnya alat Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8
pemadam yang berasal dari dinas Tahun 2008 dalam pasal 55 poin 3
untuk bisa memadamkan api. disebutkan bawha SKKL
Berdasarkan hasil sebagimana dimaksud pada ayat 2
wawancara didapatkan bahwa terdiri dari Balakar, Prasana dan
informan utama berpendapat tidak Sarana, dan Prosedur Tetap.
adanya sarana Alat Pemadam Api Membandingkan dengan peraturan
Ringan(APAR) di wilayah Rukun tersebut maka wilayah Rukun Warga
Warga 016, pengajuan sudah 016 Kelurahan Kayu Putih belum
dilakukan, akan tetapi sampai saat sesuai dalam hal penyediaan alat
ini belum ada pengadaan. pemadam api ringan(APAR), karena
Pengajuan dilakukan melalui Rukun Warga 016 tidak memiliki
Musyawarah Perencanaan APAR sama sekali.

596
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

E. Analisis Implementasi Smart Dinas Pemadam Kebakaran dan


Alarm Sistem TanggapDarurat Penyelamatan bekerja sama dengan
Kebakaran pihak ketiga. Pihak ketiga yang
Smart Alarm merupakan dimaksud adalah perusahaan
sarana yang digunakan untuk telekomunikasi milik pemerintah,
berkomunikasi dengan Dinas karena prinsip kerja dari alat ini
Pemadam Kebakaran dan adalah menggunakan sistem
Penyelamatan. Smart Alarm informasi dan komunikasi jarak jauh.
merupakan sarana yang digunakan Sesuai dengan Peraturan
untuk menghubungi dinas pemadam Daerah Provinsi DaerahKhusus
secara cepat karena memiliki jalur Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun
komunikasi sendiri. 2008 pasal 30 poin 3 dimana
Saat ini wilayah Rukun disebutkan bahwa bangunan dan
Warga 016 Kelurahan Kayu Putih perumahan yang berada di
tidak tersedia Smart Alarm. Pernah lingkungan permukiman yang tidak
ada Smart Alarm yang diletakan di tertata dan padat hunian harus
rumah salah satu Kepala Rukun dilengkapi dengan prasana dan
Tetangga (RT) yang ada di Rukun sarana serta kesiapan masyarakat
Warga 016. Smart Alarm diletakan dalam upaya pencegahan dan
didepan rumah kepala RT, agar penanggulangan kebakaran.
pada saat terjadi kebakaran warga Membandingkan dengan
bisa langsung menghubungi Dinas peraturan tersebut maka wilayah
Pemadam Kebakaran. Akan tetapi, Rukun Warga 016 Kelurahan Kayu
Smart Alarm tersebut mulai tahun Putih belum sesuai dengan
2011 sudah tidak ada lagi karena peraturan dalam hal pengadaan.
sudah dicabut oleh pihak penyedia F. Analisis Implementasi Hidran
layanan. Sistem TanggapDarurat
Smart Alarm juga sudah Kebakaran
dilakukan pengajuan. Pengajuan Hasil observasi menunjukkan
dilakukan pada saat Musyawarah bahwa di wilayah Rukun Warga 016
Perencanaan terdapat satu hidran akan tetapi
Pembangunan(Musrembang) yang kondisinya sudah tidak layak fungsi
diadakan setiap satu tahun sekali. karena koplingnya sudah hilang, alat
Dalam pengadaan Smart Alarm pengukur tekanan sudah tidak

597
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

berfungsi dan tertimbun. Selain itu, harus menjamin bahwa tanda –


kondisinya tidak dalam keadaan tanda petunjuk yang cepat
tegak dan digunakan untuk hal yang terpasang pada setiap titik penyedia
tidak sesuai dengan fungsinya. air termasuk identifikasi nama serta
Selain kondisi diatas, air yang nomor pasokan air. Angka dan
digunakan untuk memadamkan api nomor tersebut harus berukuran
jika terjadi kebakaran juga tidak tinggi sedikitnya 75 mm dan lebar
mengalir. Kondisi bak meter rusak 12,5 mm bersinar atau
karena sudah tertutup dengan tanah. refleksi.Membandingkan denga
Tidak terdapat tanda yang peraturan tersebut maka wilayah
menunjukkan kalau tempat tersebut Rukun Warga 016 Kelurahan Kayu
ada hidran. Kondisi pipa yang Putih belum sesuai dengan
memiliki ukuran 4 inchi juga sudah peraturan.
rusak.Pengajuan hidran belum G. Analisis Implementasi Sarana
dilakukan. Hal yang berbeda Proteksi AktifPompa Portable
diungkapkan oleh informan Sistem Tanggap Darurat
triangulasi yang mengatakan kalau Kebakaran
di Rukun Warga 016 Kelurahan Pompa Portable merupakan
Kayu Putih ada hidran. Hidran salah satu alat jenis proteksi aktif
tersebut diletakan di dekat dengan yang digunakan untuk proses
rumah susun.Berdasarkan memadamkan ketika kebakaran
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum terjadi. Pompa Portable digunakan
Nomor: 11/KPTS/2000 tentang untuk menghisap air dari sungai atau
Ketentuan Teknis Managemen sumur yang digunakan untuk proses
Penanggulangan Kebakaran di pemadaman. Hasil wawancara
Perkotaan pada bab II bagian II mendalam didapatkan bahwa di
tentang Managemen Rukun Warga 016 Kelurahan Kayu
Penanggulangan Kebakaran Kota Putih tidak terdapat Pompa Portable,
disebutkan dalam poin g dan h yang terdapat satu Pompa Portable tetapi
menerangkan bahwa tanda petunjuk itu milik perseorangan bukan pompa
tiap sistem penyedia air harus yang berasal dari pemerintah.
mudah terlihat dan terjangkau untuk Informan utama juga berpendapat
penggunaan dalam keadaan darurat kalau pengajuan Pompa Portable
dan petugas pengawas pasokan air sudah dilakukan di Musyawarah

598
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Perencanaan Pembangunan belum dilakukan. Berdasarkan pasal


(Musrembang) atau rapat warga. 30 Peraturan Daerah Provinsi
Berdasarkan Keputusan Menteri Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Negara Pekerjaan Umum Nomor : Nomor 8 tahun 2008 tentang
11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Bangunan dan Perumahan poin 3
Teknis Managemen dimana disebutkan bahwa bangunan
Penanggulangan Kebakaran di dan perumahan yang berada pada
Perkotaan pada bab II bagian II lingkungan permukiman tidak tertata
tentang Managemen dan padat hunian harus dilengkapi
Penanggulangan Kebakaran Kota dengan sarana dan prasana serta
disebutkan dalam poin a dan b kesiapsiagaan dalam upaya
bahwa pasokan air untuk pencegahan dan penanggulangan
pemadaman kebakaran. Kemudian sarana yang
kebakaran.Membandingkan dengan dimaksud dalam pasal tersebut
peraturan tersebut maka Rukun antara lain hidran, tendon, pos
Warga 016 Kelurahan Kayu Putih pemadam, mobil pemadam
belum sesuai, hal tersebut kebakaran, dan sistem deteksi dini
dikarenakan belum adanya Pompa yang dihubungkan dengan Dinas
pemadam di wilayah tersebut. Pemadam Kebakaran dan
H. Analisis Implementasi Sarana Penyelamatan. Membandingkan
Proteksi AktifMotor fire Sistem dengan peraturan tersebut diatas
Tanggap Darurat Kebakaran maka wilayah Rukun Warga 016
Motor fire merupakan salah belum sesuai .
satu program Dinas Pemadam I. Analisis Implementasi Tandon
Kebakaran dan Penyelamatan Air Sistem Tanggap
Provinsi DKI Jakarta. Motor fire DaruratKebakaran
bertujuan untuk membantu proses Tandon air merupakan salah
pemadaman api saat terjadi satu sarana penampungan air yang
kebakaran terutama di wilayah – digunakan untuk memadamkan api
wilayah yang sempit. Motor fire pada saat terjadi kebakaran. RW
memiliki kapasitas menampung air 016 tidak ada tandon air yang
500 liter. Hasil wawancara digunakan untuk menampung air
mendalam didapatkan bahwa di RW sebagai persiapan ketika terjadi
016 tidak ada motor fire akan tetapi kebakaran. Di rumah warga hanya

599
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ada bak yang digunakan untuk diungkapkan oleh informan


menampung air untuk kebutuhan triangulasi yang berpendapat bahwa
sehari - hari, baik untuk mencuci sarana penyelamatan yang berupa
piring, mencuci baju, mandi dan petunjuk jalan keluar tidak tersedia
kebutuhan yang lain karena rumah disana. Rukun Warga 016
mereka saja sempit.Pengurus tidak ada tanda – tanda petunjuk
wilayahnya tidak memberikan jalan keluar karena tidak ada tempat
himbauan untuk menyediakan yang digunakan untuk meletakkan
tandon air. rambu tersebut dan tidak ada
Pengurus Kelurahan hanya kebijakan yang mengharuskan untuk
menghimbau dalam setiap ada memasang tanda- tanda jalan keluar
acara untuk selalu hati - hati di permukiman,padahal wilayah
terhadap bahaya kebakaran. tersebut rawan kebakaran.
Himbauan dilakukan pada saat ada Pemasangan rambu penyelamatan
acara - acara besar di wilayahnya jiwa untuk mengantisipasi terjadinya
baik acara pengajian, peringatan banyak korban saat terjadi
hari besar maupun yang lainnya. kebakaran dan menyiapkan
Tandon air merupakan salah satu masyarakat untuk selalu siap sedia
sarana yang sangaat dibutuhkan dalam menghadapi kebakaran.
pada saat terjadi kebakaran, Tersedia tempat berkumpul
terutama untuk daerah – daerah sementara saat terjadi kebakaran
yang sumber airnya susah. yaitu di lapangan pacuan kuda
Membandingkan dengan Perda DKI maupun posko yang letaknya di
Jakarta Nomor 8 Tahun 2008 maka dekat bangunan masjid. Akan tetapi,
RW 016 belum sesuai. dalam tempat – tempat tersebut
J. Analisis Implementasi Sarana biasanya digunakan untuk
Penyelamatan JiwaSistem berkumpul, tidak ada rambu – rambu
Tanggap Darurat Kebakaran yang menunjukkan kalau tempat
Berdasarkan hasil tersebut merupakan tempat yang
wawancara bahwa di RW 016 digunakan untuk berkumpul saat
Kelurahan Kayu Putih tidak ada terjadi kebakaran.
rambu yang menunjukkan tempat Berdasarkan Keputusan
yang aman ketika terjadi kebakaran. Menteri Pekerjaan Umum Nomor
Hal tersebut sama dengan yang :11/KPTS/2000 tentang Ketentuan

600
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Teknis Managemen tidak ada. Sudah dilakukan


Penanggulangan Kebakaran di pengajuan kepada pemerintah
Perkotaan pada bab II bagian II daerah Provinsi DKI Jakarta
tentang Managemen melalui Musyawarah Perncanaan
Penanggulangan Kebakaran Pembangunan(Musrembang)
Lingkungan disebutkan bahwa jalan 5. Sarana Proteksi aktif yang berupa
lingkungan dengan lebar jalan Smart Alarm di lingkungan
minimum 3,5 meter, yang pada saat Rukun Warga 016 Kelurahan
terjadi kebakaran harus bebas dari Kayu Putih belum ada
segala hambatan apapun yang 6. Sarana proteksi aktif yang berupa
dapat mempersulit masuk keluarnya hidran ada tetapi tidak berfungsi
mobil pemadam kebakaran. Dengan 7. Sarana proteksi aktif yang berupa
demikian maka RW 016 belum Pompa Portable di wilayah Rukun
sesuai dengan peraturan tersebut Warga 016 tidak tersedia
KESIMPULAN 8. Sarana proteksi aktif yang berupa
1. Unit penanggulangan pebakaran motor fire di wilayah Rukun
di wilayah Rukun Warga(RW) 016 Warga 016 belum tersedia
sudah sesuai yaitu adanya 9. Sarana proteksi aktif yang berupa
Barisan Sukarelawan Kebakaran. tendon air tidak tersedia
Akan tetapi belum memiliki 10. Sarana penyelamatan jiwa yang
struktur organisasi dan berupa rambu jalan keluar belum
pembagian tugasnya juga belum tersedia.Sarana penyelamatan
ada jiwa yang berupa jalan keluar
2. Prosedur tanggap darurat di sudah sesuai akan tetapi untuk
Rukun Warga 016 Kelurahan kelayakan fungsi belum
Kayu Putih belum ada memenuhSarana penyelamatan
3. Sudah sesuai dalam hal pelatihan jiwa yang berupa tempat
tanggap darurat. Pelatihan berkumpul sementara saat terjadi
tanggap darurat di Rukun Warga kebakaran sudah sesuai, akan
016 sudah dilakukan tetapi tetapi tidak ada rambu – rambu
pelaksanaannya baru satu kali yang menunjukkan tempat
sejak Balakar di bentuk berkumpul
4. Sarana proteksi aktif yang berupa
alat pemadam api ringan(APAR) DAFTAR PUSTAKA

601
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

1. Sucipto Dani C. Keselamatan dan 2015 Jakarta; 2015.


Kesehatan Kerja. yogyakarta:
Gosyen Publising; 2014.

2. Ridhley John. Kesehatan dan


Keselamatan Kerja. 3rd ed.
Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama; 2006.

3. Cognetti ES, Torino U. Analisis


Upaya Pencegahan Bencana
Kebakaran di Permukim an Padat
Perkotaan Kota Bandung, Studi
Kasus Kelurahan Sukahaji. Work
Pap Ser. 2004;(01):3.

4. Sujatmiko N. Upaya
PenangBagulangan Bahaya
Kebakaran di Landasan Pacu
Bandara Internasional Juanda.

5. Oktaviansyah E. Penataan
Permukiman Kumuh Rawan
Bencana Kebakaran di Kelurahan
Lingkas Ujung Kota Tarakan.
Jurnal Tata Kota.
2012;4(12):159–68.

6. Eroglu S., Toprak S., Urgan O,


MD, Ozge E. Onur, MD, Arzu
Denizbasi, MD, Haldun Akoglu,
MD, Cigdem Ozpolat, MD, Ebru
Akoglu M. No Title No Title. Vol.
33, Saudi Med J. 2012. 3-8 p.

7. Sarwono A. Kriteria Kelayakan


Penerapan Fire Safety
Management ( FSM ). J
Permukim. 2011;6(1):1–8.

8. Damkar-PB Provinsi DKI Jakarta


[Internet]. [cited 2016 Feb 13].
Available from:
http://www.jakartafire.net/statistik/
index.php?tahunkat=2015

9. Peran Serta Masyarakat dalam


pencegahan dan Penaggulangan
Kebakaran. Peraturan Gubernur
DKI Jakarta Nomor 224 tahun

602

You might also like