bagi manusia. mempertahankan moralnya. Dari sini Kita
dapat menyebutkan enam fungsi agama.
Pertama, agama mendasarkan perhatiannya pada se.
suatu yang di luar jangkauan manusia yang melibatkan
takdir dan kesejahteraan, dan terhadap mana manusia
memberikan tanggapan serta menghubungkan dirinya, me.
nyediakan bagi pemeluknya suatu dukungan, pelipur lara
dan rekonsiliasi, Manusia membutuhkan dukungan moral
di saat menghadapi ketidakpastian, pelipur lara disaat ber-
hadapan dengan kekecewaan, dan rmembutuhkan rekonsilia-
si dengan masyarakat bila diasingkan dari tujuan dan norma-
normanya. Karena gagal mengejar aspirasi, karena dihadap-
kan dengan kekecewaan serta kebimbangan, maka agama
menyediakan sarana emosional penting yang membantu
dalam menghadapi unsur-unsur kondisi manusia ini. Dalam
memberikan dukungannya, agama menopang nilai-nilai dan
tujuan yang telah terbentuk, memperkuat moral dan mem-
bantu mengurangi kebencian.
Kedua, agama menawarkan suatu hubungan transen-
dental melalui pemujaan dan upacara ibadat, karena itu
memberikan dasar emosional bagi rasa aman baru dan iden-
titas yang lebih kuat di tengah ketidakpastian dan ketidak-
mungkinan kondisi manusia dan arus serta perubahan seja-
rah, Melalui ajaran-ajaran yang otoritatif tentang keperca-
yaan dan nilai, agama menyediakan kerangka acuan di
tengah pertikaian dan kekaburan pendapat serta sudut pan-
dangan manusia, Fungsi agama yang bersifat kependetaan
ini menyumbang stabilitas, ketertiban, dan seringkali men
dukung pemeliharaan status quo.
Ketiga, agama mensucikan norma-norma dan nilai ma
syarakat yang telah terbentuk, mempertahankan dominas!
tujuan kelompok di atas keinginan individu dan disiplin
kelompok di atas dorongan hati individu. 2° Dengan demi
23, Davis, op. cit. hal. 529.kian agama memperkuat legitimasi pembagian fungsi, fasi-
litas dan ganjaran yang merupakan ciri khas suatu masya-
rakat, Lebih jauh lagi, tidak ada masyarakat di mana orang
yang hidup pada pengharapan tanpa penyimpangan, masih
tetap dijumpai metode-metode tertentu untuk menangani
keterasingan dan kesalahan individu yang menyimpang.
Agama juga melakukan fungsi ini dengan menyediakan
cara-cara, sering berupa cara ritual, di mana kesalahan dapat
diampuni dan individu dilepaskan dari belenggu kesalahan
dan disatukan kembali ke dalam kelompok sosial. Jadi
agama mensucikan norma dan nilai, yang membantu pe-
ngendalian sosial; mengesahkan alokasi pola-pola masyara-
kat, sehingga membantu ketertiban dan stabilitas; dan me-
nolong mendamaikan hati mereka yang tidak memperoleh
kasih sayang.
Keempat agama juga melakukan fungsi yang bisa ber-
tentangan dengan fungsi sebelumnya, Agama dapat pula
memberikan standar nilai dalam arti di mana norma-norma
yang telah terlembaga, dapat dikaji kembali secara kritis
dan kebetulan masyarakat memang sedang membutuhkan-
nya, Hal ini mungkin sekali.benar khusus dalam hubungan-
nya dengan agama yang menitikberatkan transendensi
Tuhan, dan konsekuensi superioritasnya pada dan kemer-
dekaannya dari masyarakat yang mapan. Kita melihat fung-
si agama dalam bentuk yang paling jelas dalam diri para
Rabi Yahudi, Oleh karena itu kita menamakan fungsi ini
fungsi risalat atau nubuat. Konflik di antara fungsi kepende-
taan dengan fungsi risalat merupakan aspek penting dari
sejarah agama injil. Fungsi risalat seringkali merupakan
sumber protes sosial yang penting melawan norma dan kon-
disi yang telah mapan.
Kelima agama melakukan fungsi-fungsi identitas yang
penting. Kita telah menyinggung salah satu aspek fungsi
ini dalam membicarakan fungsi hubungan transendental
yang ada dalam agama, Melalui penerimaan nilai-nilai yang
Pendekatan Kaum Fungsionalisme 27