You are on page 1of 31
| METODE PENELITIAN PENDIDIKAN BAB 10 Teknik Pengumpulan Data dan Pengukuran Pendahbuluan Lingkup Bahasan Bab ini membahas perbedaan karakteristik instrumen pengumpulan I data yang bersifat mengukur (tes) dengan yang menghimpun ' (nontes), karakteristik dan penggunaan macam-macam instrumen pengukuran dan pengumpulan data, hubungan antara teknik pengumpulan data dengan bentuk instrumen, hubungan antara bentuk instrumen dengan teknik analisis. Pada bagian selanjutnya dibahas penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian, penyusunan butir-butir instrumen yang bersifat mengukur, dan yang bersifat menghimpun, penyusunan kisi-kisi dan butir-butir pernyataan instrumen skala sikap, perhitungan normalitas sebaran jawaban dan daya pembeda skala sikap Tujuan Selesai mendalami bab ini, pembaca diharapkan dapat: 1) menjelaskan perbedaan karakteristik instrumen pengumpulan data yang bersifat mengukur (tes) dengan yang menghimpun (nontes). 215 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN Menjelaskan karakteristik dan penggunaan macam-macam instrumen pengukuran dan pengumpulan data. Menjelaskan hubungan antara teknik pengumpulan data dengan bentuk instrumen dan teknik analisis. : Menyusun kisi-kisi pembuatan instrumen penelitian. Menyusun butir-butir instrumen yang bersifat mengukur. Menyusun butir-butir instrumen yang bersifat menghimpun. Menyusun kisi-kisi dan butir-butir pernyataan instrumen skala Paap sikap. Menghitung normalitas sebaran jawaban dan daya pembeda 2 skala 1. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter. Wawancara Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatifidan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilak- sanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara indi- vidual. Adakalanya juga wawancara dilakukan secara kelompok, kalau memang tujuannya untuk menghimpun data dari kelompok seperti wawancara dengan suatu keluarga, pengurus yayasan, | pembina pramuka, dll. Wawancara yang ditujukan untuk mem- peroleh data dari individu dilaksanakan secara individual. Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan intrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide). Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengeta- huan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkena- an dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam ' penelitian. Bentuk pertanyaan atau pernyataan bisa sangat terbuka, sehingga responden mempunyai keleluasaan untuk memberikan jawaban atau penjelasan. Pertanyaan atau pernyataan dalam pedoman wawancara juga bisa berstruktur, suatu pertanyaan 216 a a EEE Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN atau pernyataan umum diikuti dengan pertanyaan atau pernyataan yang lebih khusus atau lebih terurai, sehingga jawaban atau penjelasan dari responden menjadi lebih dibatasi dan diarahkan. Untuk tujuan-tujuan tertentu sub pertanyaan atau pernyataan- pernyataan tersebut bisa sangat berstruktur, sehingga jawabannya menjadi singkat-singkat atau pendek-pendek, bahkan membentuk instrumen berbentuk ceklis. Wawancara banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, malah boleh dikatakan sebagai teknik pengumpulan data utama. Dalam penelitian kualitatif tidak disusun dan digunakan pedoman wawancara yang sangat rinci. Bagi peneliti yang sudah berpenga- laman pedoman wawancara ini hanya berupa pertanyaan pokok atau pertanyaan inti saja dan jumlahnya pun tidak lebih dari 7 atau 8 pertanyaan. Dalam pelaksanaan wawancara, pertanyaan- pertanyaan tersebut akan dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisinya. Pengembangan pertanyaan pokok menjadi pertanyaan lanjutan atau pertanyaan lebih terurai disebut “probing” atau perluasan dan pendalaman. Bagi peneliti pemula atau para mahasiswa dalam pedoman wawancara, di samping pertanyaan pokok perlu disusun pertanyaan yang lebih terurai atau rincian pertanyaan, walaupun dalam pelaksanaannya bisa saja tidak digunakan atau diganti dengan pertanyaan lain yang lebih terkait langsung dengan kenyataan yang dihadapi. Dalam persiapan wawancara selain penyusunan pedoman, yang sangat penting adalah membina hubungan baik (rapport) dengan responden. Keterbukaan responden untuk memberikan jawaban - atau respon secara objektif sangat ditentukan oleh hubungan baik yang tercipta antara pewawancara dengan responden. Sebelum mulai berwawancara pewawancara harus membina persahabatan, keakraban dengan responden, menumbuhkan apresiasi dan kepercayaan responden kepada pewawancara. Selama berlang- sungnya proses wawancara hal-hal di atas harus terus dipelihara. Rusaknya kepercayaan dan hubungan baik dengan responden dapat mengakibatkan kegagalan wawancara. Kegagalan wawancara dalam arti pewawancara tidak mendapatkan data seperti yang diharapkan, baik objektivitas maupun kelengkapannya. Hal penting lain yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pewawancara adalah perekaman atau pencatatan data. Kalau situasi memungkinkan dalam arti ada kesediaan responden untuk direkam, tersedia alat perekam yang baik, situasi dan kondisi 217 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN lingkungan yang mendukung, jawaban-jawaban responden dapat direkam dengan menggunakan perekam elektronik (kaset audio), Bila akan menggunakan perekam elektronik, supaya digunakan alat perekam yang baik, dan proses perekaman tidak mengganggu situasi wawancara. Bila perekaman tidak memungkinkan pencatat- | an tertulis perlu dilakukan dengan seksama. Sebelum wawancara dilaksanakan sebaiknya disiapkan alat pencatat yang menukupi. Alat pencatat dapat bersatu dengan pertanyaan atau pernyataan disusun dalam suatu format, ataupun dibuat terpisah. Alat pencatat yang bersatu dengan daftar perta- nyaan dapat memudahkan dalam pengisian, karena berada pada lembar yang sama, tetapi lebih boros karena setiap responden membutuhkan satu perangkat pertanyaan-pencatatan. Alat | pencatat yang terpisah agak sulit dalam pengisian, tetapi dapat menghemat bahan atau biaya. Dalam situasi-situasi tertentu yang membutuhkan hubungan yang lebih akrab dan rileks ataupun wawancara dengan orang- orang penting yang punya kedudukan dan kekuasaan, kemungkinan pencatatan langsung dapat mengganggu situasi ataupun hubungan. Dalam keadaan seperti itu sebaiknya pencatatan tidak dilakukan saat berwawancara, tetapi beberapa saat setelah wawancara itu berakhir. Pewawancara harus mengingat dengan baik semua pertanyaan yang akan diajukan dalam urutan yang logis dan sistematis. Kemudian mengajukannya dengan cara dan dalam suasana seperti percakapan biasa, dan mengingatnya secara sistematis dan lengkap. Begitu wawancara berakhir, pewawancara segera mencari tempat kemudian menulis atau mencatat semua | jawaban atau respon dari responden selengkap dan seobjektif mungkin. Dalam pembuatan catatan hasil wawancara, selain dicatat jawaban atau respon-respon dari responden yang langsung berhubungan dengan pertanayaan, juga dicatat reaksi-reaksi lainnya baik yang dinyatakan secara verbal maupun nonverbal. dJuga perlu dibuat catatan-catatan khusus atau interpretasi langsung-sesaat dari pewawancara terhadap jabawan, respon ataupun reaksi tertentu yang penting atau perlu mendapat perhatian dari peneliti. Pencatatan hal-hal tersebut dapat dibuat di samping catatan utama, kalau mungkin dengan warna tinta yang berbeda. 218 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Angket Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah perta- nyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Sama dengan pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup. Pada angket dengan pertanyaan terbuka, angket berisi perta- nyaan-pertanyaan atau pernyataan pokok yang bisa dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Tidak ada anak pertanyaan ) ataupun rincian yang memberikan arah dalam pemberian jawaban atau respon. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Pada angket berstruktur, pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara berstruktur di samping ada pertanyaan pokok atau pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan atau subpernyataan. Dalam angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon Jain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban. Karena angket dijawab atau diisi sendiri oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam penyusunan angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar dan petunjuk pengisian. Dalam pengantar dijelaskan maksud pengedaran angket, jaminan kerahasiaan jawaban serta ucapan terima kasih kepada responden. Petunjuk pengisian menje- laskan bagaimana cara menjawab pertanyaan atau merespon pernyataan yang tersedia. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas, menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (populer), kalimat tidak terlalu panjang dan tidak beranak-cucu. Dalam butir-butir pertanyaan atau pernyataan tertutup sebaiknya hanya berisi satu pesan (message) sederhana, sedang dalam pertanyaan atau pernyataan terbuka bisa berisi satu pesan kompleks atau lebih dari satu pesan yang tidak terlalu kompleks. Dalam pertanyaan atau pernyataan berstruktur, untuk anak pertanyaan atau subpernya- taan sebaiknya hanya berisi satu pesan yang tidak terlalu kompleks. 219 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya. Untuk pertanyaan atau pernyataan tertutup telah disediakan alternatif jawaban dan tiap alternatif hanya berisi satu pesan sederhana. Jawaban atau respon dari responden dapat langsung diberikan pada alternatif jawaban, atau menggunakan lembar jawaban khusus bersatu atau terpisah dari lembar pertanyaan/pernyataan. Untuk menghindari kekeliruan sebaiknya jawaban atau respon langsung diberikan pada alternatif jawaban, atau menggunakan kolom jawaban yang bersatu dengan pertanyaan/pernyataan. Observasi Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan penga- matan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi non partisipatif (nonparticipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan. Kedua jenis observasi ini ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan observasi partisipatif adalah individu-individu yang diamati tidak tahu bahwa mereka sedang diobservasi sehingga situasi dan kegiatan akan berjalan lebih wajar. Kelemahan observasi partisipatif, pengamat harus melakukan dua kegiatan sekaligus, ikut serta dalam kegiatan di samping melakukan pengamatan. Dalam kegiatan-kegiatan yang tidak menuntut peran aktif seluruh peserta kedua kegiatan dapat dilakukan dengan baik, tetapi dalam kegiatan yang menuntut peran aktif semua anggota/ peserta hal itu bukan sesuatu yang mudah. Karena terlalu terfokus terhadap kegiatan kelompok maka bisa lupa terhadap tugas pengamatan. Sebaliknya pada observasi nonpartisipatif, pengamat dapat lebih terfokus dan seksama melakukan pengamatan, tetapi karena peserta tahu kehadiran pengamat sedang melakukan 220 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN pengamatan, maka perilaku atau kegiatan individu-individu yang diamati bisa menjadi kurang wajar atau dibuat-buat. Seperti halnya dalam wawancara, sebelum melakukan penga- matan sebaiknya peneliti atau pengamat menyiapkan pedoman observasi. Dalam penelitian kualitatif, pedoman observasi ini hanya berupa garis-garis besar atau butir-butir umum kegiatan yang akan | diobservasi. Rincian dari aspek-aspek yang diobservasi dikembang- kan di lapangan dalamt proses pelaksanaan observasi. Dalam penelitian kuantitatif pedoman observasi dibuat lebih rinci, malahan untuk penelitian-penelitian tertentu dapat berbentuk ceklis. Terkait dengan hal itu, minimal ada dua macam bentuk atau format pedoman observasi untuk penelitian kuantitatif, Pertama berisi butir-butir pokok kegiatan yang akan diobserasi. Dalam pelaksanaan pencatatan obsevasi, pengamat membuat deskripsi singkat berkenaan dengan perilaku yang diamati. Kedua berisi butir-butir kegiatan yang mungkin diperlihatkan oleh individu- individu yang diamati, Dalam pencatatan observasi pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda cek terhadap perilaku atau kegiatan yang diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati- Pedoman observasi dapat juga disusun dalam bentuk skala. Untuk tiap butir kegiatan atau perilaku yang diamati telah disiapkan rentang skala. Skala ini dapat berbentuk skala deskriptif seperti: baik sekali — baik — cukup — kurang — kurang sekali atau sering sekali — sering — kadang-kadang — jarang — jarang sekali. Pedoman observasi dapat juga disusun dalam bentuk skala garis, rentang-rentang di atas diletakkan di atas garis, umpamanya: baik sekali baik | cukup | kurang | kurang sek: +} Butir-butir kegiatan atau perilaku dalam pedoman observasi yang menggunakan bentuk ceklis atau skala dapat diberi angka sehingga hasilnya dapat dianalisis secara kuantitatif menggunakan analisis statistik. Studi Dokumenter Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik Ppengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis doku- men-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. 221 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalab. Kalau fokus penelitiannya berkenaan dengan kebijakan pendidikan, dan tujuannya mengkaji kebijakan- kebijakan pendidikan untuk pengembangan karakter bangsa, maka yang dicari adalah dokumen-dokumen undang-undang, Kepres, PP, Kepmen, kurikulum, pedoman-pedoman sampai dengan juklak dan juknis yang berkenaan dengan kebijakan pengembangan karakter bangsa. Dokumen-dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan sejarah kelahiran, kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan pengka- jian. Isinya dianalisis (diurai), dibandingkan, dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekadar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen. Yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut, bukan dokumen-dokumen mentah (dilaporkan tanpa analisis). Untuk bagian-bagian tertentu yang dipandang kunci dapat disajikan dalam bentuk kutipan utwh, tetapi yang lainnya disajikan pokok-pokoknya dalam rangkaian uraian hasil analisis kritis dari peneliti. 2. Teknik Pengukuran Teknik lain yang biasa digunakan dalam penelitian adalah teknik pengukuran. Teknik ini berbeda dengan teknik pengumpulan data yang sudah dibicarakan di muka. Teknik pengukuran bersifat mengukur karena menggunakan instrumen standar atau telah distandardisasikan, dan menghasilkan data hasil pengukuran yang berbentuk angka-angka. Secara garis lebih rinci perbedaan antara instrumen pengumpulan data (nontes) dengan instrumen pengukur- an (tes) dapat dilihat dalam tabel berikut. Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN TABEL 10.1. Perbedaan Karakteristik Instrumen Tes dengan Nontes INSTRUMEN TES INSTRUMEN NONTES (Bersifat Mengukur) (Bersifat Menghimpun) 1. Bersifat mengukur, 4. Bersifat menghimpun, 2. Ada hasil pengukuran berbentuk data|2 Ada hasil penghimpunan berupa data angke ordinal, interval atau rasio, naratif atau data angka nominal, 3. Perlu standardisasi instrumen 3. Tidak perlu standardisasi instrumen, jian validitas empiri: cukup dengan validitas isi dan reliabilitas, analisis butir soal), konstruk, igunakan dalam penelitian 4. Digunakan dalam penelitian kualitatif, kuantitatif: eksperimental, kuantitatif: deskriptif, survai, expost korelasional, komparartif, dan facto, penelitian tindakan. sejenisnya. Instrumen yang bersifat mengukur secara umum dapat dibeda- kan dalam dua macam, yaitu: tes dan skala. Tes Tes umumnya bersifat mengukur, walaupun beberapa bentuk tes psikologis terutama tes kepribadian banyak yang bersifat deskriptif, tetapi deskripsinya mengarah kepada karakteristik atau kualifikasi tertentu sehingga mirip dengan interpretasi dari hasil pengukuran. Tes yang digunakan dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar (achievement tests) dan tes psikologis (psychological tests). Tes hasil belajar Tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Menurut waktunya dibedakan dalam rentang: satu pertemuan (tes akhir pertemuan), satu pokok bahasan (tes akhir pokok bahasan), satu minggu (tes mingguan), setengah catur wulan/ semester (tes tengah cawu/tengah semester), satu cawu atau satu semester (tes akhir cawu/akhir semester), satu jenjang pendidikan (tes atau ujian akhir pendidikan). Tes hasil belajar juga dibedakan menurut materi yang diukur, sesuai dengan nama-nama mata 223 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DOAN PENGUKURAN pelajaran atau bidang studi yang dipelajari, seperti tes: matematika, kimia, biologi, bahasa, sejarah, geografi, dll. Menurut tujuan atau fungsinya tes hasil belajar ini juga dibedakan antara tes diagostik, penempatan, formatif dan sumatif. Tes diagnostik ditujukan untuk mengukur/mendiagnosis kelemahan atau kekurangan siswa dan digunakan untuk memberikan perbaik- an. Tes penempatan mengukur penguasaan atau keunggulan siswa, digunakan untuk menempatkan siswa sesuai dengan tingkat penguasaan atau keunggulannya. Tes formatif mengukur tingkat penguasaan siswa dan posisinya baik antarteman sekelas maupun dalam penguasaan target materi. Hasil tes formatif digunakan untuk perbaikan program atau proses pembelajaran. Tes sumatif ditujukan mengukur penguasaan siswa pada akhir periode pen- didikan, akhir cawu, semester atau tahun, dan digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dalam periode waktu tersebut. Tes Psikologis Tes psikologis digunakan untuk mengukur atau mengetahui kecakapan potensial dan karakteristik pribadi dari para siswa. Individu termasuk para siswa dan mahasiswa memiliki kecakapan (ability). Kecakapan ini dibedakan antara kecakapan potensial atau kapasitas (capacity) dan kecakapan nyata (achievement). Kecakapan potensial merupakan suatu kecakapan yang dimiliki individu dari kelahirannya, atau disebut juga kecakapan bawaan. Kecakapan ini masih bersifat potensial, bakal atau kemungkinan dan dikembang- kan menjadi kecakapan nyata. Kecakapan nyata adalah kecakapan yang sudah dikuasai, sudah bisa dinyatakan, dilakukan sekarang dan dikembangkan/berkembang dari kecakapan potensial. Kecakapan potensial atau kapasitas biasa dibedakan dalam dua kategori, yaitu kecakapan potensial umum (general potensial ability) atau disebut juga kecerdasan atau inteligensi (intelligence), dan kecakapan potensial khusus (special potensial ability) atau bakat (aptitude). Dewasa ini berkembang konsep multi kecerdasan (multiple intelligence) yang maknanya hampir sama dengan bakat. Bakat sendiri ada dua macam, yaitu bakat sekolah (scholastic aptitude), seperti bakat dalam matematika, fisika, bahasa, sejarah, dll. dan bakat pekerjaan (vocational aptitude) seperti bakat dalam pertanian, teknik, perdagangan, guru, kesehatan, dll.” Untuk mengukur kecakapan potensial baik umum maupun khusus, dan kecakapan hasil belajar atau prestasi belajar diguna- 224 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN kan tes, tetapi ada perbedaan jenis tes di antara kedua kelompok jcecakapan ini. Untuk mengukur kecakapan potensial baik umum maupun khusus digunakan tes standar (standardized test). Tes ini gisebut tes standar karena sudah distandardisasikan melalui kegiatan uji coba. Standardisasi tes minimal meliputi pengujian yaliditas, reliabilitas dan analisis butir soal yang mencakup analisis daya pembeda dan tingkat kesukaran tes. Tes hasil belajar umumnya dikelompokkan sebagai tes buatan guru (teacher made tests), atau tes yang tidak distandardisasikan (non standardized tests). Tes hasil belajar juga seharusnya distandardisasikan, tetapi karena jumlah tes yang harus disiapkan guru umumnya cukup banyak, sedang waktu mereka sangat terbatas seringkali tes-tes tersebut tidak distandardisasikan. Untuk menilai aspek-aspek kepribadian, ada yang bersifat mengukur dan ada pula yang hanya mendeskripsikan. Instrumen penilaian kepribadian yang bersifat mengukur biasanya disusun dalam bentuk skala, skala sikap, minat, motivasi, dll., sedang yang tidak bersifat mengukur biasanya dikategorikan sebagai inventori. Ada teknik penilaian kepribadian yang dikategorikan sebagai tes, tetapi bentuknya bukan seperti tes biasa yang ada jawaban yang benar dan salah. Bentuk tes ini yang banyak digunakan adalah tes proyeksi, seperti Tes Zondi, Rorschach, Tes Menggambar Orang, Tes Warna dil. Skala Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat meng- ukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka. Skala berbeda dengan tes, kalau tes ada jawaban salah atau benar, sedang skala tidak ada jawaban salah-benar, tetapi jawaban atau respon responden terletak dalam ratu rentang (skala). Titik pada . rentang yang dipilih menunjukkan posisi responden. Ada beberapa macam skala, yaitu skala: deskriptif, garis, pilihan wajib, pembandingan pasangan dan daftar cek. Skala deskriptif (descriptive rating scale) mengikuti bentuk skala sikap dari Likert, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala persetujuan atau penolakan terhadap pertanyaan atau pernyataan. Penerimaan atau penolakan dinyata- kan dalam persetujuan, yang dimulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangtat tidak setuju. 7 225 SSS Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN Contoh Skala deskriptif: sikap terhadap belajar 1, Belsjar menentukan keberhasilan masa depankta SSS AR TS STS 2. Saya berusaha belajar meskipun sedang sakit sss R TS SIS 3, Belejar menguras banyak energi ss os oR TS SIS Model skala deskriptifdari Likert seringkali juga digunakan untuk mengetahui atau mengukur segi lain yang bukan sikap, Sejalan dengan aspek yang diukurnya, maka deskripsi responnya juga disesuaikan, seperti dalam contoh berikut. Contoh Skala deskripti kegiatan belajar kelompok 4. Kesungguhan belajar BS B CG K_ ks 2. Kemampuan menyatakan pendapat BS B Cc K_ ks 3. Kemampuan menganalisis masalah BS B C K_ ks Skala garis (graphic rating scale) hampir sama dengan skala deskriptif, respon dari responden tidak dalam bentuk persetujuan, tetapi bisa bervariasi sesuai dengan rumusan pertanyaan atau pernyataan. Respon juga tidak perlu seragam seperti dalam skala garis, bisa berbeda-beda sesuai rumusan pertanyaan atau pernyata- an. Meskipun rumusan responnya berbeda-beda tetapi jarak rentangnya sama, kalau rentang tiga, tiga semua, kalau lima amaka lima semua. Contoh Skala Garis (1) Perencanaan pembelgjaran sangot —lengkap = kurang tidak lengkap lengkap 1 _lengkap (2) Sistematike penyompeien bahan —sangat_~—lengkap=——_kurang tidak sistematik sistematik | sistematik 226 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Skala pilihan wajib (force choice) biasanya digunakan untuk mengukur minat. Skala ini berbentuk pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif jawaban atau respon yang berkenaan dengan minat, minat bekerja, belajar, minat terhadap benda-benda, dsb. Alternatif jawaban atau respon harus ganjil, biasanya tiga atau lima pilihan atau option. Dalam skala pilihan wajib responden wajib memilih satu jawaban atau respon yang paling disukai dan satu yang paling tidak disukai. Responden tidak bisa hanya memberikan jawaban/pilihan yang disukai saja atau tidak disukai saja tetapi harus dua yang paling disukai dan paling tidak disukai. Skala ini bisa juga digunakan untuk mengukur segi-segi yang bukan minat, seperti kebiasaan, perhatian, dsb. Contoh Skala Pilihan Wajib 1. Dalam perjalanan: a. Saya lebih senang memperhatikan pemandangan alam b. Saya lebih senang memperhatikan orang-orang yang sedang bekerja c. Saya lebih senang memperhatikan bangunan-bangunan perumahan dan kantor Skala Pembandingan pasangan (paired comparison) juga biasanya digunakan untuk mengukur persepsi, penilaian atau minat terhadap sesuatu objek yang berbentuk kegiatan, institusi, organisasi, benda, kesenian, kebudayaan dsb. Pengukuran minat dilakukan dengan membandingkan dua atau lebih dari dua objek. Objek yang dibandingkan hendaknya seimbang. Contoh Skala Pembandingan Pasangan Ada empat jenis olahraga yang dapat dipilih dalam kegiatan ekstra kurikuler. Nyatakan pilihan anda terhadap jenis pasangan olahraga berikut. 1. a. Sepak bola b. Bola basket a. Sepak bola _b. Bola voli a. Sepak bola _b. Soft balll a. Bola basket b. Bola voli a. Bola basket b. Sot ball a. Bola voli b. Soft ball 227 EE ————— oe Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN Daftar cek (checklist), bentuk skala yang berisi sejumlah pernyataan singkat yang harus direspon dengan membubuhkan tanda cek. Penggunaan daftar cek sangat Iuas bisa untuk mengukur pendapat, persepsi, kegiatan, kebiasaan, pengalaman, juga untuk pengidentifikasi sesuatu. Skala terutama skala deskriptif, skala garis dan daftar cek, selain sebagai teknik pengukuran juga dapat digunakan sebagai format, format dalam angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman studi dokumenter. Contoh daftar cek masalah yang dihadapi siswa Mudah lelah Mudah pusing kepala Tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar ‘Tidak ada semangat belajar Mudah bosan Pkwoe 3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Dalam penelitian diperlukan instrumen-instrumen penelitian yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian minimal ada dua macam, yaitu validitas dan reliabilitas. Bagi instrumen tertentu seperti tes hasil belajar ditambahkan. persyaratan daya pembeda dan tingkat kesulitan butir soal, bagi skala deskriptif ditambahkan persyaratan daya pembeda dan normalitas sebaran respon. Validitas instrumen Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukur- an menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Beberapa karakteristik dari validitas: Pertama, validitas sebenarnya menunjuk kepada hasil dari penggunaan instrumen tersebut bukan pada instrumennya. Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur. Sesuatu tes benar-benar mengukur penghayatan nilai kejujuran, kebangsaan dan bukan mengukur pengetahuan tentang nilai - nilai 228 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN tersebut. Suatu skala benar-benar mengukur sikap terhadap pembaharuan bukan pengetahuan tentang pembaharuan, dsb. Kedua, validitas menunjukkan suatu derajat atau tingkatan, validitasnya tinggi, sedang atau rendah, bukan valid dan tidak valid. Ketiga, validitas instrumen juga memiliki spesifikasi tidak perlaku umum. Suatu tes matematika menunjukkan validitas tinggi untuk mengukur keterampilan menghitung, tetapi hanya sedang dalam mengukur kemampuan berpikir matematis, bahkan rendah dalam memprediksi keberhasilan dalam matametika untuk yang akan datang. Ada beberapa macam validitas, yaitu validitas isi, konstruk, dan kriteria. ‘Validitas isi (content validity), berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Apakah instrumen tepat mengukur hal yang ingin diukur, apakah butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur. Apakah pemilihan format instrumen cocok untuk mengukur segi tersebut? Validitas konstruk (construct validity), berkenaan dengan konstruk atau struktur dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur dengan instrumen. Apakah konstruk tersebut dapat menjelaskan perbedaan kegiatan atau perilaku individu berkenaan dengan aspek yang diukur. Validitas kriteria (criterion validity), berkenaan dengan tingkat ketepatan instrumen mengukur segi yang akan diukur dibanding- kan dengan hasil pengukuran dengan instrumen lain yang menjadi kriteria. Instrumen yang menjadi krieria adalah instrumen yang sudah standar. Validitas kriteria dihitung dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari penggunaan instrumen tersebut dengan skor dari instrumen lain yang menjadi kriteria. Karena validitas kriteria juga diperoleh melalui penggunaan instrumen di lapangan, maka validitas tersebut juga biasa disebut validitas empiris. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dapat diperkirakan perilaku yang akan datang. Oleh karena validitas kriteria disebut juga validitas prediksi. Reliabilitas instrumen Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek 229 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Minimal ada metode untuk menguji reliabilitas suatu instrumen, pertama metode Tes — Retes, dan kedua metode Paruh. Dalam metode Tes — Retes pengujian (uji coba) dilakukan dua atau tiga kali terhadap sampel yang sama. Hasilnya dihitung dengan uji korelasi menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Bila korelasi atau r-nya signifikan maka instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang memadai dan bisa digunakan untuk pengukuran selanjutnya. Dalam metode Paruh, pengukuran uji coba hanya dilakukan satu kali, skor dari nomor-nomor butir pertanyaan (soal) ganjil dikore- lasikan dengan skor dari butir-butir soal genap. Penafsirannya sama dengan pada Tes — Retes. 4. Penyusunan Instrumen Bentuk instrumen Intrumen tes bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah ataupun skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban benar-salah, dapat berbentuk tes pilihan jamak (multiple choice), benar-salah (true false), menjodohkan (matching choice), jawaban singkat (short answer) ataupun tes isian (completion test). Instrumen yang berisi jawaban skala, mengikuti bentuk skala sikap dari Likert, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupun skala garis. Contoh Skala deskriptif Bs B CG K BS B Cc K Bs B Cc K 1, Kesungguhan belajar 2. Kemampuan menyataken pendapat 3. Kemampuan menganalisis masalah 65 Instrumen penelitian yang bersifat menghimpun, dapat ber- bentuk pertanyaan atau pernyataan dengan jawaban berstruktur atau terbuka. 230 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Contob pertanyaan/pernyataan dengan jawaban berstruktur (1) Siapa yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pembinaan guru? a. Kepala sekolah b. Ketua komite sekolah c. Pengurus komite sekolah 4. Wakil-wakil dari guru Instrumen berbentuk pertanyaan/pernyataan dengan jawaban terbuka, dapat dibedakan antara yang jawabannya terbuka sama sekali dengan yang jawabannya diarahkan pada hal-hal tertentu. Contoh dari pertanyaan/pernyataan yang jawabannya sangat terbuka (1) Bagaimana anda merencanakan kegiatan pembinaan guru? (2) Bagaimana anda melaksanakan kegiatan pembinaan guru? Contoh pertanyaan/pernyataan dengan jawaban lebih terarab (2) Bagaimana anda merencanakan pembinaan guru? a. Apa tujuan pembinaan? b. Segi-segi apa yang dibina? c. Bagaimana cara pembinaannya? d. Siapa yang dilibatkan dalam pembinaan tersebut? Bentuk data Instrumen tes Dengan instrumen berbentuk tes atau instrumen yang bersifat mengukur dapat diperoleh data kuantitatif ordinal, interval dan rasio. Pada contoh macam-macam alat hiburan yang dimiliki, diper- oleh data ordinal berikut: Alat hiburan Angka ranking a! radio, 1 b. radio kaset, 2 c. tv ukuran kecil (14 inci), 3 d. tv ukuran sedang (16-17 inci), 4 e. tv ukuran besar (21 inci ke atas). 5 231 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN Angka-angka tersebut menunjukkan ranking atau peringkat, karena jarak nilai harga atau bobot antara alat-alat hiburan tersebut tidak sama, walaupun jarak angka rankingnya sama. Angka ranking dapat dijumlahkan atau dirata-ratakan tetapi angka akhir tetap menunjukkan ranking. Angka ranking bisa menjadi skor/interval bila jarak antara kelompok yang diranking sama, seperti pada contoh gaji pegawai: Gaji pegawai dalam rentang skala lima ratus Nbuan: Angka interval a. Rp 500.000 ke bawah 1 b. Rp 501.000 sampai Rp 1.000.000, 2 c. Rp 1.001.000 sampai Rp 1.500.000, 3 d. Rp 1.501.000 sampai Rp 2.000.000, 4 e. Rp 2.001.000 ke atas 5 Angka interval merupakan skor, karena jarak interval gaji tersebut sama (lima ratus ribuan), sehingga jarak intervalnya pun sama. Angka interval ini bisa dijumlahkan, dirata-ratakan untuk kemudian dianalisis dengan statistik inferensial parametrik. Contoh skala deskriptif dan skala garis pada pertemuan 6 s.d. 8 juga sebenarnya merupakan skala ordinal, bisa diubah menjadi skala interval setelah mengikuti perhitungan tertentu (akan dijelaskan kemudian), dan berdasarkan hasil perhitungan tersebut jarak skor/angka antar jawaban tersebut sama. Contoh Skala deskriptif Pernyataan: ‘Angka skala interval: 5 4 3 2 1 41. Kesungguhan belajar BS B c K KS 2. Kemampuan menyataken pendapat 8S B CG K_ KS 3. Kemampuan menganalisis masalah 98S B CG K _ KS Instrumen Nontes Pada instrumen nontes atau bersifat menghimpun dengan jawaban berstruktur, jawaban tersebut dapat dijumlahkan sehingga 232, Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN diperoleh angka. Angka tersebut bukan skor atau data ordinal, interval atau rasio, tetapi data nominal, yaitu frekuensi atau jumlah jawaban. Pada instrumen nontes dengan jawaban terbuka, data yang diperoleh pada umumnya adalah data naratif deskriptif, bisa deskriptif kualitatif ataupun kuantitatif terkait dengan narasi. Dalam studi dokumenter, kemungkinan diperoleh data angka yang bisa diolah menjadi data nominal, ordinal, interval dan rasio. ubungan antara Teknik Pengumpulan Data dengan Bentuk Instrumen ‘Ada beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian pendidikan. Untuk penelitian kuantitatif teknik yang biasa digunakan adalah, angket (questionnaire), wawancara (interview), observasi (observation), studi dokumenter (documentary study), tes (test) dan skala (rating scale). Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumenter dan studi kepustakaan. Sesuai dengan sifat penelitiannya, pelaksanaan wawancara, observasi dan studi dokumenter dalam penelitian kuantitatif berbeda dengan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, baik angket, wawancara, observasi maupun studi dokumenter, umumnya dapat digunakan bentuk atau format instrumen: kategorial, skala ordinal, skala interval, skala rasio, dan checklist. Dalam penelitian kualitatif bentuk-bentuk instrumen yang menghasilkan angka-angka tidak biasa digunakan. Yang biasa digunakan adalah bentuk deskriptif naratif kualitatif. Dalam deskripsi tersebut mungkin juga ada angka-angka, tetapi angka tersebut dalam hubungan deskripsi naratif tersebut, dan ditafsirkan secara kualitatif. Hubungan antara macam-macam teknik, instrumen dan bentuk pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif, dapat dilihat pada tabel 10.2. Hubungan antara Bentuk Instrumen dengan Analisis Data Bentuk instrumen akan menentukan jenis data yang diperoleh. Instrumen dengan bentuk alternatif jawaban kategorial akan menghasilkan data nominal. Data ini menunjukkan jumlah atau frekuensi setiap alternatif jawaban. Data nominal hanya bisa diolah dengan statistik deskriptif: persentase, grafik, dan chi kuadrat. 233 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN TABEL 10.2 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Berdasarkan Jenis Data Pendekatan| Jenis data | Teknik Pengum-| — Instrumen Bentuk | pulan data Kualitatif |Nominat | Angket Angket berstruktur | Kategori Wawancera Ped. Waw. Kategori Observasi berstruktur Kategori ‘Studi Ped.obs.berstruktur | Kategori/tabel Dokumenter | Ped.SD.berstruktur Ordinal Angket Angket berstruktur | Skala ordinal Wawancara Ped. Waw. Skala ordinal Observasi berstruktur Skala ordinal Studi Ped.obs.berstruktur | Skala ordinal Dokumenter —_| Ped.SD.berstruktur Interval Angket Angket berstruktur | Checklist Wawancara Ped. Waw. Skala interval Observesi berstruktur Skala interval Studi Ped.obs. berstruktur | Skala interval Dokumenter —_| Ped.SD. berstruktur Skala Skala & Checklist, Rasio ‘Angket Angket berstruktur | Checklist Wawancara Ped. Waw. Skala interval Observasi berstruktur Skala interval Studi Ped.obs.berstruktur | Skala interval Dokumenter —_| Ped.SD.berstruktur | Skala interval Skala Skala & Checklist | Tes Tes Tes Kualitatif [Deskriptif, | Wewancara Ped. Waw. tak Catatan INaratif Observasi berstruktur lapangan Studi Ped. obs. tak Catatan Dokumenter —_| berstruktur lapangan Ped. SD. Catatan berstruktur lapangan 234 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Instrumen dengan bentuk alternatif jawaban skala ordinal, akan menghasilkan data ordinal. Data ordinal dapat dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial non parametrik, khususnya korelasi. Untuk menghitung korelasi dapat menggunakan rumus Rank Spearman. Meskipun dapat dihitung koefisien korelasinya, tetapi data ordinal tidak bisa dicari koefisien regreasi maupun determinasinya. Instrumen dengan bentuk alternatif jawaban skala interval dan rasio, menghasilkan data interval dan rasio. Data ini dapat dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial parametrik, menggunakan hampir semua jenis teknik analisis data, seperti korelasi, regresi, diterminasi parsial dan ganda menggunakan rumus Product Moment dari Pearson, analisis varians dan analisis kovarians. Pembuatan Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Penelitian Sebelum instrumen penelitian disusun, perlu dibuat dulu kisi-kisi penyusunan instrumen tersebut. Kisi-kisi penyusunan instrumen minimal memuat tiga komponen, yaitu: variabel atau aspek yang akan diukur/dihimpun datanya, teknik pengumpulan data, dan sumber data atau responden. Kalau variabel atau aspeknya cukup Tuas, maka perlu dibagi atau diurai atas sub variabel atau sub aspek. Setiap variabel-sub variabel atau aspek-sub aspek diurai atau dirinci menjadi deskripsi keadaan, kegiatan atau perilaku yang dapat diukur atau diamati. Kalau instrumennya bersifat mengukur, maka perlu dicantumkan kriteria penguasaannya. Rincian atau penguraian variabel diambil dari definisi operasio- nal. Seperti telah dikemukan dalam pertemuan/perkuliahan sebelumnya, bahwa definisi operasional adalah suatu rumusan yang menggambarkan keadaan, kegiatan atau perilaku yang dapat diukur atau diamati. Dalam membuat rumusan tersebut, kalau bisa dirumuskan dalam suatu definisi yang utuh lebih baik, tetapi kalau sulit bisa dirumuskan dalam bentuk butir-butir indikator dari keadaan atau kegiatan tersebut. Dalam contoh judul penelitian korelasional yang telah dike- mukakan dalam pertemuan/perkuliahan sebelumnya, yang berbunyi: Hubungan antara partisipasi guru, dan Komite sekolah dengan pelaksanaan program sekolah. 235 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN Ada tiga variabel yang perlu didefinisikan, yaitu: partisipasi guru, partisipasi Komite Sekolah, dan pelaksanaan program sekolah. Ketiga variabel tersebut dibatasi dan didefinisikan sebagai berikut: Pelaksanaan program sekolah adalah: penyusunan rencana, pelaksanaan, evaluasi dan penyempurnaan kegiatan kurikuler, ektra kurikuler, pengembangan sarana-prasarana dan fasilitas pembelajaran. Partisipasi guru adalah: kesediaan dan aktivitas guru melaku- kan tugas-tugas kurikuler, ekstra kurikuler dan pengembangan fasilitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Partisipasi Komite Sekolah adalah: kesediaan dan aktivitas pengurus dan anggota Komite Sekolah membantu merencanakan, melaksanakan, menyempurnakan pengembangan sarana-prasarana dan fasilitas pembelajaran. Agar hubungan antara variabel-sub variabel atau aspek-sub aspek dengan teknik-teknik pengumpulan data dan sumber data yang digunakan jelas maka kisi-kisi tersebut perlu disusun dalam sebuah matriks. Contoh matriks tersebut dapat dilihat pada tabel 10.3. Penyusunan Butir-butir Instrumen yang Bersifat Mengukur Berpedoman pada kisi-kisi yang telah dibuat, disusunlah butir-butir pertanyaan-pernyataan. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan butir-butir pertanyaan/pernyataan instrumen yang bersifat mengukur. Pertama, pertanyaan atau pernyataan hanya berisi satu pesan, umpamanya “dalam mengajar saya menggunakan metode yang bervariasi”, tidak berisi dua pesan atau lebih, umpamanya “dalam mengajar saya menggunakan metode dan media yang bervariasi”. Kedua, dirumuskan dengan kalimat yang pendek, tetapi lengkap dan jelas (seperti dalam contoh pertama di atas). Ketiga, dihindari perumusan kalimat yang berbelit, menjebak atau mengarahkan pada jawaban tertentu, umpamanya “ walaupun pada prinsipnya saya kurang setuju dengan kebijakan atasan, tetapi sebagai bawahan saya tidak bisa berpendapat lain”. 236 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Contoh-contoh rumusan intrumen yang bersifat mengukur Intrumen skala ordinal: Apakah guru-guru dilibatkan dalam penyusunan rencana tahunan sekolah? a. Seluruhnya b. Sebagian besar c. Sebagian d. Sebagian kecil d. Tidak ada Instrumen skala interval Peningkatan mutu pembelajaran membutuhkan keahlian yang tinggi a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju ec. Sangat tidak setuju Instrumen skala rasio Pengalaman mengajar dari guru-guru a. 0-5 tahun b. 6-10 tahun ce. 11-15 tahun d. 16-20tahun e. 21 tahun ke atas Penyusun Butir-butir Instrumen yang Bersifat Menghimpun Instrumen yang bersifat menghimpun dapat menggunakan bentuk pertanyaan/pernyataan tertutup dan terbuka. Untuk pertanyaan/ pernyataan tertutup, ketiga prinsip penyusunan instrumen mengukur berlaku, tetapi untuk instrumen terbuka, hanya prinsip kedua dan ketiga yang perlu menjadi pegangan utama. Contoh-contoh perumusan instrumen menghimpun. Instrumen bersifat menghimpun jawaban tertutup: Mata pencaharian orangtua siswa: a. Pegawai negeri b._ Pegawai swasta c. TNI- Polri d. Petani 237 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN Instrumen menghimpun terbuka Menurut pendapat anda bagaimana persepsi masyarakat sekitar a. terhadap program-program sekolah? b. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan program sekolah Siapa-siapa dari unsur masyarakat yang berpartisipasi dalam pengembangan program sekolah? Dalam program apa mereka berpartisipasi? Bagaimana partisipasi mereka? 5. Penyusunan dan Pengujian Skala Sikap Skala sikap Skala sikap yang banyak digunakan dan diadopsi untuk pengukur- an segi-segi afektif yang lain adalah model Likert. Nama model ini diambil dari pengembangnya yaitu Rensis Likert. Model Likert menggunakan skala deskriptif (SS, S, R, TS, STS). Dasar dari skala deskriptif ini adalah respon seseorang terhadap sesuatu dapat dinyatakan dengan pernyataan persetujuan (Setuju-Tidak setuju) terhadap sesuatu objek. Sikap merupakan kecenderungan perbuatan dan respon ter- hadap sesuatu objek. Objek sikap dapat sesuatu yang konkrit dan juga sesuatu yang abstrak. Kecenderungan sikap dapat berbentuk penerimaan atau penolakan terhadap objek tersebut. Kalau sesuatu objek diterima maka si subjek cenderung mendekat kepada objek, atau objeknya didekatkan, kalau subjek menolak objek, maka subjek akan menjauh dari objek, atau objek dijauhkan. Kalau subjek menerima objek atau mendekat pada objek artinya dia mempunyai sikap positif terhadap objek tersebut. Bila menolak, atau menjauh dari objek, maka dia mempunyai sikap negatif. Bila tidak menerima atau menolak, atau tidak mendekat dan menjauh artinya dia mempunyai sikap netral terhadap objek tersebut. Sikap subjek terhadap objek tersebut dapat divisualisasikan dalam gambar berikut. 238 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Bagan 10.1 Visualisasi orang bersikap O cs Menolak Menerima Menjauh Diam Mendekat Sikap Negatif Netral Sikap Positif = + + Wt Instrumen Skala Sikap Penerimaan atau sikap positif dan penolakan atau sikap negatif tersebut dapat dinyatakan dengan persetujuan atau tidak perse- tujuan terhadap pernyataan tentang sesuatu objek. Bila subjek cenderung setuju terhadap pernyataan yang bermuatan positif tentang objek, maka subjek mempunyai sikap positif terhadap objek tersebut. Bila cenderung tidak setuju terhadap pernyataan yang bernuatan positif, berarti dia mempunbyai sikap negatif terhadap objek tersebut. Sebaliknya bila subjek cenderung setuju terhadap pernyataan yang bermuatan negatif, maka subjek mempunyai sikap negatif terhadap objek, dan bila subjek cenderung tidak setuju terhadap pernyataan yang bermuatan negatif, maka subjek mempunyai sikap positif terhadap objck tersebut. Dalam pemberian nilai, setuju terhadap pernyataan bermuatan positif diberi nilai plus (plus 1, plus 2 dst), tidak setuju diberi nilai minus (min 1, min 2, dst), ragu-ragu diberi nilai'0. Untuk memudahkan penilaian, nilai min dihilangkan dengan menambah masing-masing nilai dengan angka angka yang sama. 239 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN Rentang skala, pada dasarnya ganjil dengan rentang 3, positit (menerima), nol (netral), negatif (menolak), karena rentang tersebut membentuk suatu kontinum (garis bersambungan), maka rentang- nya bisa diperluas menjadi § bahkan 7 atau 9. Rentang yang biasa digunakan oleh Likert adalah 5. Pernyataan positif ss s R 1s sTs 5 4 3 2 1 Pernyataan negatif ss os R 1s sTs 1 2 3 4 5 Penyusunan Butir-Butir Pernyataan Penyusunan instrumen berbentuk skala sikap, sama dengan bentuk lain diawali dengan perumusan definisi dari variabel yang akan diukur secara operasional. Umpamanya variabelnya adalah: “Sikap siswa terhadap program sekolah”, didefinisikan sebagai “kecen- derungan merespon dari siswa yang didasari oleh pengetahuan, perasaan, dan motif mereka terhadap kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler yang disediakan sekélah. Rumusan definisi tersebut disusun dalam sebuah matriks kisi- kisi penyusunan instrumen, seperti pada tabel 3, yang berisi komponen Variabel dan Sub variabel, Indikator/Aspek, Responden dan Teknik pengumpulan data. Untuk membantu ‘memudahkan para mahasiswa, dalam penyusunan instrumen skala sikap ini, dibuat kisi-kisi khusus berkenaan dengan variabel di atas. 240 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN TABEL 10.4 Matriks Kisi-kisi Penyususnan Instrumen Skala Sikap Variabel ‘Aspek Responden | Teknik Pe- ‘Sub Variabel ngumpulan Data 1.Sikap siswa terhadap Siswa Skala sikap program sekolah model Likert 4.1.Komponen sikap —_| Sikap yang didasari - Pengetahuan 11.Pengetahuan tentang - Perasaan kegiatan kurikuler - Motivasi 2.Perasaan terhadap kegiatan kurikuler 3.Motivasi mengikuti kegiaton kurikuler 4.Pengetahuan tentang kegiatan ekstra kurikuler 4.2.Komponen program | 5.Perasaen terhadap sekolah kegiatan ekstra - Kegiatan kurikuler kurikuler - Kegiatan ekstra 6.Motivasi mengikuti kurikuler kegiatan ekstra kurikuler Beberapa pegangan dalam penyusunan butir skala sikap 1) Butir-butir pernyataan dikembangkan dari kisi-kisi penyusunan instrumen, 2) Satu butir pernyataan hanya berisi satu pesan, tidak boleh lebih dari satu, Butir pernyataan ada yang bermuatan positif dan ada yang negatif, 4) Jumlah pernyataan yang bermuatan positif dan negatif harus sama, 5) Muatan butir pernyataan tidak ada yang netral, 6) Rumusan kalimat singkat dan jelas, tidak bersifat mengecoh, 7) Pernyataan yang bermuatan negatif, tidak menggunakan kata tidak, dll. 8) Tidak menggunakan kata-kata yang bersifat frekuensi: sering, jarang, dil. 3) 241 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN Contoh-contoh butir pernyataan skala sikap 1. Materi pelajaran yang diberikan guru penting bagi masa depan saya (Muatan positif, Aspek pengetahuan, Kegiatan kurikuler). Cara guru-guru mengajar membangkitkan semangat belajar saya (Muatan positif, Aspek perasaan, Kegiatan kurikuler). Saya mengantuk bila mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru (Muatan negatif, Aspek motivasi, Kegiatan kurikuler). |. Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler hanya membuang-buang waktu (Muatan negatif, Aspek pengetahuan, Kegiatan ekstra kurikuler). . Meskipun hujan saya tetap datang ke sekolah untuk mengikuti kegitan ekstra kurikuler (Muatan positif, Aspek motivasi, Kegiatan ekstra kurikuler). Saya merasa tetap terkucil meskipun mengikuti kegiatan ekstra kurikuler (Muatan negatif, Aspek perasaan, Kegiatan ekstrakurikuler). Pada contoh di atas ada 6 butir pernyataan, masing-masing satu butir dari setiap aspek dalam kisi-kisi. Peneliti hendaknya membuat butir-buitr pernyataan tersebut lebih banyak, sampai 42 butir. Hal | itu untuk mencegah jumlah yang terlalu sedikit, karena adanya 2. 3. butir-butir yang didrop setelah perhitungan analisis butir soal. Banyaknya butir kalau aspeknya kurang dari 10 bisa 4 kali lipat (4 x6 = 24), kalau 10 atau lebih bisa tiga kali lipat. Pada contoh di atas setiap butir pernyataan diberi catatan di dalam kuriung. Itu hanya untuk membantu para mahasiswa/calon penelitian melihat isi dan muatan pernyataan, dalam penggunaan- nya catatan-catatan tersebut, dihilangkan. Modifikasi dari Model Skala Likert Model Likert, tidak hanya digunakan untuk mengukur sikap tetapi juga mengukur persepsi, minat, motivasi, malah kegiatan, pelaksa- naan program, dll. Rating atau alternatif jawabannya juga dimodifikasi menjadi Sering Sekali, Sering, Jarang, Jarang Sekali, Tidak Pernah, atau rating lainnya. Modifikasi tersebut pada dasarnya boleh saja, tetapi selain pernyaratan yang dituntut dalam merumuskan butir pernyataan skala sikap juga perlu diperhatikan hal lain. 242 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN 1) Kesesuaian antara rating atau alternatif jawaban dengan variabel yang diukur serta rumusan pernyataannya, 2) Rating untuk tiap pernyataan dalam rentang waktu yang sama. Rating Sering sekali, Sering, dsb., menunjukkan frekuensi, agar rating untuk setiap butir pernyataan memiliki bobot yang csama, maka frekuensi tersebut hendaknya berada dalam rentang waktu yang sama, apakah rentang harian, mingguan, bulanan, tahunan, dst. Sering datang terlambat dan sering mengantuk berada dalam rentang waktu yang berbeda. Sering datang terlambat minimal rentangnya mingguan, sebab satu hari hanya sekali datang terlambat, tetapi sering mengantuk sehari bisa berkali-kali. Pengujian Instrumen Skala Sikap Pengembangan skala sikap dimaksudkan agar dengan instrumen diperoleh data interval, sehingga bisa dianalisis dengan mengguna- kan statistik parametrik inferensial. Data interval tidak serta merta diperoleh karena instrumennya menggunakan model skala Likert. Intrumen tersebut harus distandardisasikan atau diuji validitas, reliabilitas dan butir soalnya. Validitas instrumen atau ketepatan instrumen mengukur aspek yang akan diukur diuji dengan mengkorelasikan nilai tiap butir pernyataan dengan nilai total, menggunakan korelasi Point Biserial (rpyig)- Reliabilitas instrumen atau ketetapan hasil pengukuran diuji dengan Metode Test-Retest atau dengan Metode Paruh (Split Half Method), keduanya dihitung dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Untuk analisis butir soal, minimal dua hal yang harus diuji, yaitu normalitas sebaran jawaban dan daya pembeda. Normalitas sebaran jawaban dihitung dengan menggunakan teknik perhitungan dari Allen Edward. 243 Scanned with CamScanner TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN | | TABEL 10.5. Normalitas Sebelum Jawaban [ STs TS R s ss 7 26 86 42 38 8 p 130 430 210 |.190 40 kp 130 .580 770‘ |.960 1.000 Titik tengah Kp | .O85 345 665 .866 -980 z ~.399 426 [1.080 = [2.054 241.514 4.4115 1.940 2.594 3.568 2 bulat 4 2 3 4 Keterangan: f ‘= frekuensi jz Pp = proporsi jawaban { {/n) Kp = kumulatif jawaban Kp1=p1. Kp2 = p2+Kp1. KpS=p3+Kp2, dst Titik tengah= TtKp1= Kp1/2, TtKp2= (Kp1+Kp2]/2, TtKP3~ (Kp2+Kp3)/2, dst z = dicari dari Tabel penyimpangan normal dari proporsi 241.514 = 21 + posit 21 [sehingga jumishnya jadil no), 22, 23 dst ditambah +21 zbulst = semua nilai z yg telah ditembsh dibulatkan. Butir soal yang baik yang digunakan selanjutnya adalah yang sebaran nilaiznya 0, 1, 2, 3, 4, 5. Butir yang tidak normal tidak digunakan. Meskipun sudah normal masih harus diuji daya pembedanya dengan teknik perhitungan sbb: TABEL 10.6. Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal | [So L KELOMPOK TINGGI KELOMPOK RENDAH Soal_ fe z Ie 1 | 2 3 4 5 z x 4 6 12 2 g 27 3 28 112 4 5 z Neo 2127 87 425 Tao [a78 [2see[ | 100 [376 1556 244 Scanned with CamScanner METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Rumus: xt - ox ee N (dot? = (Ext /n] + (5 xr (Exe */n]}/n (1-1) Keterangan: xt = Sfxt/nt xr = © fer/ne Ext? = Shee Ext? = Cher Ext = Lit Exr = Efxr Signifikansinya dicari dengan menggunakan tabel t, butir soal yang baik adalah yang t-nya signifikan. Butir skala yang dapat digunakan adalah yang sebaran nilai z-nya normal dan nilai t daya pembedanya signifikan. Perbedaan karakteristik instrumen pengumpulan data yang bersifat mengukur (tes) dengan yang menghimpun (nontes), karakteristik dan penggunaan macam-macam instrumen pengukur- an dan pengumpulan data Hubungan antara teknik pengumpulan data dengan bentuk instrumen, hubungan antara bentuk instrumen dengan teknik analisis. Penyusunan kisi-kisi pembuatan instrumen penelitian, penyusunan butir-butir instrumen yang bersifat mengukur, dan butir-butir instrumen yang bersifat menghimpun. Penyusunan kisi-kisi dan butir-butir pernyataan instrumen skala sikap, perhitungan normalitas sebaran jawaban dan daya pembeda skala sikap. Rangkuman Scanned with CamScanner

You might also like