You are on page 1of 10
Jurnl Risa lacks Wol IV No 3, 2010 PRODUKS! BIOGAS SEBAGAI HASIL PENGOLAHAN LIMBAH LUMPUR INDUSTRI KERTAS DENGAN PROSES DIGESTAS! ANAEROBIK DUA TAHAP BIOGAS PRODUCTION AS A RESULT OF PAPER MILL SLUDGE TREATMENT WITH A TWO STAGE ANAEROBIC DIGESTION PROCESS Rina S. Soetopo, Sri Purwati, Tami Idiyanti, Krisna A Wardhana dan Mukharomah Nuraini ‘Balai Besar Pulp dan Kertas, Ji Raya Dayeuhkolot 132 Bandung Pusat Penelitian Kimia LIPI, PUSPHTEK Serpong, Tangerong E-mail: msusilareati@ yahoo ean ABSTRAK Lumpur biologi yang berasal dari instolasi Pengolahan Air Limbo (IPAL) industri horias bersifal voluminous «dengan komponen uiama biomasia sel mikroba yang teri dav protein 49,7% dan organik lainnya. Pereobaan dilgkukan dengan sistem batch, diawali dengan peneniunn dosis optimum proses hidrolsie-anidegenacis: pada suby lormofilik (50-60°C), Kemudian dilanjutkan dengan penoniuan kore!is| opti proces Melanogenesis parts suhu mosofiik (24 — 26°C) Parametsr pengamnian proses hisrolisis-asidogen asks adalah hoasentiasi VFA, sedangkan pda melanogenesis meliouli volute biogas. konisenlrasi Gas metana dan COD efluen. Hasil peneltian menunjukkan baiwa kondisi optimum proses hidrolists-asido genesis suhu termofikk adsiah beban orgenik 3,76 g VS lunpuni. hen dengan wakiu relensi 4 fist, Sedangakan kondist optimum press metanasi suhu mesofik adalat baban argank 0.81 g CODA har, waklu rotons 20 - 30 hei menghasikan biagas sokitar 130 mg VS lumpur atau 0.16 Lig GODred. kenigan kadar gies meta (GH,) 69 — 79% dan mampu meroduksi COD sampoi 78 - 82%. Bordeisaukan data-dala konwiss: apliraam tersébul lolah difitung rancangan digestor anaosobik dua Lahap proses kanlinyi. Kata kaunet -tumpuir bioiog!, anaerobic dua tahap, termotik, VFA biogas. CH, ABSTRACT Biological shilgo Of paper industry Waste Water Treatment tastaltation ( WHT) are woluranaus stl the ‘major components of microbial cel! biomass consists of 19.7% poten and other organic. Research camed out in a batch system, beginning mith determing the optimum dose of the hycrotysis-acidogon esis process of siudge at thermophilic temperature (50-60°C), and then proceed with determining the optinem concivions of methanogenesis process ai mesophilic iemperature (24— 26°C), Observation parameters of tire hydralysis- asidogenesis process was VFA concentration, and the methanogenesis parameters were biogas volume. methane gas consentrabort and iotal elllueni COD. The results showod that tne optimum conditions of hydrolysis: asidogenesis at tormophikc temperature of 55 ~ 60°C were onyanic load of 3.78g VS sludge /t.d ‘and retention timo of 4 days. Optimum conditions of methenogenasrs process at mesopihie Temperature 24-20'C) were pli of 7, organic load of 0.81 9 COD / Ld and retention wne of 20-20 days, M produced biogas approximately 130 mi/ sludge er 0, 16 Lig COD reduction wilh methane gas (CH) level of 68 — 79 % and reduced COD up ta 78 to 8295. Based on the optimum conditions dats has bean calculated anaerobic digester design of two-stage continuous process. Kaywords: biology sludge, two stoge enaerabic. thermophilic. VFA. biogas, CH, PENDAHULUAN ata penanganan lainnya (Purwati, 2006: Deminer et al..2008), Industri kertas di indonesia rata-rata menghasilkan fimbah lumpur sekilar 0.3 - 1.9 Dampaknya adalah kandungan polutan organik terlarut dalam air limba tinggi, sedang polutan lersuspensi rendah sehingga sistem pengolalien yang paling sesuai untuk air linbah versebut adalah sistem biologi. Kendala yang dinadapi adalah lerbenluknya hasil samping pengolahan air limbah berupa limbah lumpur biclagi yang bersifat voluminus dengan kadar padatan rendah 1-2 % (Elliott, 2007). Sifat lumpur biologi sulit dihilangkan aimnya. sehingga menimbulkan maselah pada Penangansnnya, baik untuk dibeker meupun mvfion produk atas dasar kedar padatan 1 - 3 % (Purwati2006), sedangkan indusin kertas. di Canada rata-rata 50 kafon produk yang terdiri dari 70% Iumpur primer dan 30% tumnpur sekunder (Ethott, 2007), Limbah kumpur biologi gan IPAL industri kertas mamiliki sifat fisik berupa parlikel-partike! halus_ dengan Romposisi utama senyawa organik 60 ~ 85 % yang terdin dari karben total 20.3 %. nitrogen " Produksl Biogas sebagai hand pangotsh otal 0.95 %. dengan CIN ratio 21.36 (Purwett 2006), sedangkan Elliot! (2007) menjetaskean bahwa iumpur biolog! dan IPAL indusin kertas Mengandutg zat pAdal (crvolatil sekitar BS. 97%; nitrogen tolal 3,3 - 7,7 %: P total 0.5- 2.8% bnrdasar-kan kadar padatan tote! Dalam manghadapi cibeslakukannya UU RI No. 32 Tahun 2008 tentang “Peslinclungan dan Pengelolsan Lingkungan” yang makin ketat, pihak indusisi kertas di Indonesia berusaha mempercieh solust altematif yang efekif daam Pengolatian limbah lumpumya. Berdasackan Hf fisik dan Komposisi bahan orgenikya, si maka pengolahan lmbdah lumpur biologi dengan proses digestast anaerobikmenipakan ‘salah salu solusi yang lerbaik ( Solera et al, 2002: Shuizhou, 2005; Etiott,2007; Oominer et al..2008) Proses digestasi anaerobik momipakan proses formentasi Bahan arganik oleh aktivitas bakted ansarob menghasikan ‘enorgi biogas yang didominasi gas melan (65% = 75%), karbondioksida (25% - 30%) dan beberapa gas lainnya datam jumiah tobih Kec dari 1% (Kharislya, 2004) Biogas yang cihssilken dapat dimantaatkan sebagai sunter energi oliornail (Solera, et al 2002: Shuizhou, 2005: Eliot 2007; Oeminer et al.,2008) yang sojaian_— dengan peraturan Presiden RENO, 5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk Mmangembangkan sumber energi torbarukan Sebiigai pengganti behan bakar minyak Penolitian produksi biogas dad lumpur biolegi industri Kerlas secara digestas! anaerobik sistem satu tahap telah ditakukan oleh Purwati, dkk:, 2000 dan Eliott, 2007. Cari penefitian ‘ersebut, menjelaskan banwe proses digasiasi angerobik satu tahap memorlukan wektu sangal lama yaitu 30 hari (Purwati.dkk 2006) dan 20 hati (Eliott, 2007}, setain itu blogas yang dihasikan masih rendah yaily 0.14 Lig VSS dengan kadar metan 51.5% (Purwali, ‘sik..2008). Laifs halnys dengan hasil penliiany yang telah difakukan oleb Gijzen ot al. (2005) dan Diminer et of (2008) yang menyalaskan bahwe pengolahan lumpar biologi secara digestas! anaurobik dus tahap lobih efektit datipada satu Lahep. Digestasi anaerobik dias tahap cilakuken dengan memisahkan proses asidoganesis dengan proses. melanogenesis. Pentisahan torsebut dilakukan karena adanya perbedaan kondisi oplimum dari aktivitas bakleri pada masing-masing tehap proses. 2 mivan karo industa fina S. Sowtione ak) Bakleri asidogenesis lebih efeatif bekorja pada kondisi pH 6.2 - 6.5, sedangkan bakteri molanogenesis efoklil pade pH 7,5 - 6,5 (Solera. et al., 2002). Diminer et ai. 2008, ‘menjelaskan banwahaktedi asidoqenesis akan memberi daya degradasi lebih tinggi dan lebih opal pada subu lermofilik (55-60°C) dibanding pede suhu mesofilik, schingga suplal esam organik (VFA) unluk proses metanonenesis dapat maksimnel dan menghrsitkan gas mean dengan kensenirast Nnggl.Thomas, 2003, menjelaskn bahwa dari pengolahan limbah lumpur 2000 kg/hari dengan asumsi 75% tervotatil dan 50% dari limbal torvalatil tersebul dapat dikonversi menjadi gas metan. Dengan daser | pound limbah tervoiali! menghasifkan 18 cfm gas, make limbah lumpur 2000 kg"hari tersebul diatas akan dihasikan gas metan 487 emer. Keuntungan yang akan diperoleh bagi indust kertas yang mengolah limbah lumpurnya secara digesiast anaetoblk, slain mengatasi masaksh pengelolean limbah lumpur, dihasilkan juga produk biogas yang dapat dimantaatkan ‘sebagai enargi alternatil (Daminer et al.. 2008) Alas dasar uraian lersebut di atas, maka penolitian pengolahan linnban himpur biologi industri kevtas dengan proses anaerobik dua lahap telah dilakukan, Lingkup kegiatan Penelitian ini mengkali kondisi operasi dan elisiensi proses digesiasi anagrobik dua tenap yang diigkukan dalam 2 digester torpisah yeltu (1) proses hidrolisis-2asido-genesis pada pH § dan suhu termolilik, (2) proses metanogenests. pads pH 7 dan Sulu mesofilik. Seluruh kegiatan penshiian dilsku-kan ch Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung pada skala Jaboralorium dengan percobain sistem balch. METODE PENELITIAN Bahan dan Peralatan Bahan penolitian adalah limbah tumpur biologi dari sistem pengolahan air limbah proses lumpur aktif di industri kerias berbahan beku campuran kerlas bokas dengan virgin pulp di daerah Serang. Limbah lumpur diambil dari bak penampung endapan lumpur aktif yang akan dibuang (Waste Activated Sludge/WAS), Proteinase uniuk hidrolisis limbah diperoieh dari PUSLIT KIMIA LIPI-Serpong. Sumber biomasa baklori untuk proses asidegenesis dan metanogenesis diperaish dar ketoran kambing dani daerah Cimahi Peralatan yang digunakan pada penelitian terdiri dari 30 set rangkaian digester asidogenesis yang masing-masing terdiri dari botal digester volume-2500 mi yang dilengkapi dengan inkubator suhu §5-80°C, botol penampung gas volume $00 mi dan boiol penampung alr volume 600 ml. Selain itu, digunakan juga 30 set digester metanagenesis yang Fangkeiannya sama dengan digester asidogenesis. Peralatan pendukung lain yang digunakan adalh kontainer penampung limbah lumpur; kontainer penampung hasil olahan proses hidrolisis dan asidogenesis, reaktor untuk aklimatisast biomasa bakteri asidogenesis dan metanogenesis, serla alat ukur suhu, dan pH serta botel-boto! sampel bieges. Metode Penelilian dilakukan di Balai Besar Pulp dan Kertas (BEPK) Kementerian Perindustrian Bandung Tahun 2009. Lingkup penelitian ‘meliputi (7) karakterisasi imbah lumpur biologi, (2) 2klimatisas! biomaso bakters, (3) percabaan digestasi anaerobik dua tahap: (4) evaliasi data dan penetapan kondisi optimum: (5) perancangan digester anaerobik dua tahap untuk percobaan proses kontinyu. Penjelasan dari masing-masing lingkup penelitian adalah sebagai berikut : Karakterisasi Limbah Lumpur Biolog! Karakterisasi limbah lumpurmeliputi kadar abu; kadar organik total, kadar padatan total, protein, lemak. selulosa, COD total. COD {ortarut, selukosa, pH sera kandungan nutrisi (C-total, Netotal, P.O. K,0. CaO. MgO. S. Na, Gl. Fo, Mn. By; kandungan lagam berat (Cr, Zn. Cu, Cd, Ni, Co, Pb). Metoda analisa mengacu pada standard Methode AWWA. APHA, 2005 dan SNI 2004. Aklimatisasi Biomasa Bakteri Stok inokulum biomasa bakteri asidegenesis dan metenogenesis dipsroleh dari suspensi kotoran kambing yang telah difermontasi sclama + 30 hari, Stak inakulum bakteri asidogenesis dikondisikan paca pHi 5 dan diberi substral limba Jumpur pada kansontrasi rendah yang meningkat secara bertahap. urna Reset Indust. val V No. 3, 2019 Sedangkan stok inokulum baktert matanoganesis dikondisikan pada pH 7 dan diberi substrat campuran molase, asam asetat dan filtrat keluaran dari proses asidogenesis, Proses aklimatisasi dilakukan selama 3 bulan. Percobaan Digestes! Dua Tahap Percobaan pases digestasi anaerobik Cua tahap dilakukan dengan sistem batch. Masing- masing lahap percobaan adalah sebagai banikut a, Proses Hidrolisis — Asidogenesis roses hidrolisi-asidogenesis hadap limbah tumpur biologi Percobaan dilakukan t dengan kadar padatan 2%. Percobaan dilakukan datam botol digester volume 2500 mL dengan volume total larutan percobsan 2000 mt (Gamba 1) ‘oka poryorpar amet MBSE NaS (ep), “20 | 180 | 189, ies tog | aasn | sam | 8a "2 ‘aaa | soem | args | seas | sore | sees (Gambar 1, Rangkaian cigester askdogenesis Kondisi proses parcobaan ditentukan sostat kandisi optimum bakter! asidegenesis yaitu pH 5 dan suhus 55- 60°C (Diminer. et al. 2008) Variasi perlakuan percobaan adalah sebagai berikut © = waklu tinggal 2:4; 6 hark ‘# suspensi mikroba © 150 ; 300; 450 («ni .) ‘Masing-masing petlakuan dilakukan 3 ulangan, Pada setiap perlakuan. dilam-bahkan proteinase 47.6 mg/g VS lumpur, sesuai dosis oplimumnya. Kondisi anaorobik dipertahankan dengan mengalin gas N, selama + 1-2 menit pada awal percobaan. Pengacokan limbsh Jumpur pada masing-masing botal dilakukan sefinp har. Parametor pengamatan terdin dan ‘Volatile Fatic Acid (VFA), pH dan protein larut Nag, 75% a0, 105, b, Proses Motanogenesis Percobaan proses metanagenesis dilakukan terhadiap cairan (supematan) dari hasil proses. hi¢rolisis-asidegenesis pada kondlisi optimumnya. Percobaan dilakukan dalam batol digester volume 2500 mL dengan volume tatal lanutan percodaan 2000 mL Kondisi proses, 13 Produks! biogas 4ebanai hail pengolohan Berbah kaput must. percobaan dilenlukan sesual kondist optimam bakten malanogenesis yailu pH 7 dan subu mesofiik (4 26°C) dengan variasi pertakuan sebagai bankut : wow tnggal | 10:20; 90 (rany = sumpersi makroba | 150, 150,900;450 (mL) Masing-masing perkakuan dilakukan 3.ulangan. Porcobaan dilakukan pada kondis! anagrabik dengan mengalin gas N, selamna + 1-3 menit pada awal percobaan setelah botol-bolol perlakuan ditutup tapat lanpa ada keboceren, Parameter pengamatan proses motanogenik maliputi jumlah biogas dan konsentrasi gas melana (CH,) serta kualitas elfuen (COD total), Penentuan Kondisi Optimum Pengolahan data percepaan tahap hidrolisis- asidogenesis dan tahap metane-genesis dilakukan dengan cara menganalisis koralasi antara parameter yang diamall terhadap masing-masing variasi perlakuan percobasn, Kondisi aplimum proses _hidrolisis~ asidogenesis ditentukan berdasarkan nilal VFA terlingg!, sedangkan proses metanogenesis ditentukan bordasarkan kadar metan tering. Rancangan Digester Proses Kontinyu Perancangan digesier proses kontinyu dihitung berdasarkan data. kondisi optimum Perancangan dibagi alas 3 tahapan yailu = Tahap pemilinan jenis digester yang ditentukan berdasarken jenis limbah yang akan diglah torutama konsentiesi padatannya; teknik operas: dan kinerja digester. + Tehap penentuan kapasitas desain yang ditentukan berdasarkan kelayakan dalam pengedaan limbah secara kentinyy dalam perioca waktu penciitian tertentu. « Tahap penentuan spesifikasl, ditentukan alas dasar kondisi operasi optimum yang diperoieh dari percobaan beteh. Variabal penting yang digunakan adalah waktu tnggal dan laju beban organik HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Limbah Lumpur Bielogi Date karakloristik Linibah lumpur binlog! industri kertas dapat dial pate Tabel 1. Limbah lumpur 18 (Rina 8, Sostop, okt) biologi yang ¢iperoleh dari industri Kertas belurn melalui proses pemekatan (thickening). sehingga masih encer dengan kadar pedetan total rata-rala 1.2 %. Kisaren nila fersebut, masuk dalam kisaran kedar padatan deism fimbah lumpur biologi pada industri kertes di Canada yaltu 1-2% (Elliot, 2007). Tingninya kedar air (98,63%) pada limboh lumpur akan mambuat raneangan Jigoster menjadi sangal beser, sedangkan kadar padalan yang digunakan pada pembuatan biogas berkisar 5: 16% (Elfolt,2007). Alas dasar hal tersebut pers dilakukan pemekatan lebih dahulu. ‘abel 1. Karakteristik Limbah Lumpu Tabel 1. Karskieristh Linbat eae eft (a) Pelz #[s]4 @ [se | wae | sno | wean | Fa o Teen | von Lumpur biolegi diéominasi oleh biomasa mikroba yang komponennya didom nasi dengan bahan organik (50.56%). Bahan ‘organik yang terkandung dalam limbah iumpur lebih banyak mengandung protein dibandingkan komponen polisakarida (solulosa) dan lemak. Kactar protein kering limbah lumpur bigleg! IPAL industri kertas sekitar 18,65% sedangkan lamak hanya 0.59% dan selulosa hanya 0.23% (Tabel 1). Karakieristik tersebul, —menunjukkan kecenderungan komposisi yang same dengan limbah lumpur biologi industri Kertas yang diteliti oleh Wood (2008) yeng menunjukkan nilai protein 22-52%, lemak 2-10% dan selulosa 2-8%, Tingginya kendungan protein dalam limbah lumpur biolog) IPAL industri kertas, juga sama dengan yang dikomukakan ‘oleh Ferguson (1991), yaitu sekitar 13 ~ 59.4 g/kg. COD teriarut berbanding COD total yaitu: 0.21, yang artinya Komponen organik dalam limbah lumpur lebih didominasi oleh organi kompleks yang bersifat tersuspenst, pH limbah humour monunyukkan netral (6,6), yang retatit gama dengan nilai pH fimbah lumpur blologt industri kertas yang diteliti oleh Wood (2008) yaitu sekitar 5,5-~ 7 dan yang diteliti oleh Elliott (2007) yaitu sokitar 6,0 ~ 7.8. Tabel 2. Kandungan Unsur-Unsur Hara “2——— mo ae F sol Komposisi kandungan unsur hara dalam limbah lumpur biologi industri Kertas dapat dithat pada Tabel 2. Kandungan unsur-unsur hara tersebut morypakan unsur-unsur yang tersedia untuk kehidupan bakten anaerobik. Bakieri anaerabik memertukan unsur-unsur hara makro yang terdiri dari N, PK, S, Ca, Mg dan unsur-unsur hara mikro yang teraini cari Fe, Ni, Go, Mo, Zn, Mn, Cu (Medhal, 2004) Unsur-unsur hara tersebut scbagian besa! sudah tersedia dalam limbah lumpur biologi industri kerlas (Tabel 2), sehingga pada parcobaan proses. digestasi tidak diperlukan Penambahan unsur-unsur tersebut, terutama lunsu unsur hrs mikro, Pada Tabet 2, tampak bahwa kandungon unsur C-total (0.7%) dan N- total (0.05%} Sangat rendah dan tidak sojalan dengan kandungan orgamk (protein, COD total) pada Tabel 1 Hal lersebut dapat ciartkan bahwi sanyawc onganik karbon dan nitrogen dalam lympur terikat dalam bentuk organik kompleks Sehingga belum tersedia sebagai unsur hare makro yang mudah diserap olen kehidupan termasuk lormasuk bakiert anaeroblk (Eliott, 2007), sehingga pertu disederhanokan terkebin dahull melalui proses hidrotisis (Solera. et al 2002; Mshandeie., 2007; Woot, 2008). Dalam Produksi biogas, bakteri metenogenests memerlukan nutrisi CoN: B= 100: 25:05 (Mecha, 2004). ‘Selain mengandung unsur-unsur hara yang bermantaat untuk mendukung kehidupan bakteri anaerobik, limbah tumpur biologt IPAL industhi kerlas juga mengandung kentaminen borupa logam berat, Logam berat sopeti besi, nike! dan kobalt dalam jumiah kecil diperlukan Jumat Reset indus. Vol IV Ma. 3, 2090 Untuk pertumbuhan bakteri metanogenesis \(Medhat, 2004), letapi pada konsen! tinggi akan mempunyai efek toksi ral afvica-web.org), ‘Tabel 3. Logam Berat dalam Limbah Lumpur dan batasan toleransi mikroba Walt dalam rear jam) 0,6] 2) 8) we] a 0 | ama [arr | 8 | ea | em | | 0 [soa | sees | cans [ese | 7124 0 | seas | arse rs |e ez | 0 | essa asus 62 [4] 51 * The Biogas. Technology in China, BRTC, ‘China 989 Berdasarkan data lagam beral tersebut, menunjukkan bahwa limbah lumpur biologi IPAL industri kertas lidak menyebabkan elek negatif (erhadap Kehidupan mikroba anaerobik, karena semua hasil uji logem berat menunjukkan nilal yang jauh lebih ronan dari konsentrasi batas toksik dan penghambatan (Tabel 3), Namun demikian Untuk mendapetkan hasil yang optimal, perlu dilakukan proses aklimalisasi terhadap miksoba anaerobik Digestasi Anaerobik Dua Tahap Proses a, Hidralisis-Asidogenesis Beban organik pada percobaan proses hidrolisis-asidifikes! ditentukan berdasiarkan perhitungan kadar valalite Solid (VS) dari lumpur sebagai substrat dan penambahan VS ‘sugpensi mikroba sebagal pengural selama satuan waktu tinggel Berdasarkan perhitungan beban organik imal kumpur terhacap mikroba, menunjuk- kan bahwe dengan varias! waklu tinggat 2 - 6 hari berada pada kisaran 0,23 - 3.19 9 VS lumpur! g VS mikeoba,honi atau 1,97 = 9,12 ¢ VS lumpur f L. Mari ( Gambar 1). 18 |Procuksi biogas sebagal hail pengolahan fbah lumpur inckssr oa? Gambar 1. Kondisi Operasi Asidogenesis Limbah lumpur biolegi yang mengandung banyak nilragen-protain, dihidrolisis dengan protease yang memiliki aktivitas sekitar 2000 unig. Protease bekerja pada kisaran suhu ‘optimum 80-70% dan pH optimum 4,5 -7. Protease berperan dalam menghidrolisis protein kempiek menjadi asam amino dan peptide yang mudan larut di air (Gallert & Winter, 2005) Proses hidrolisis limbsh lumpur biologi pede suhu tinggi menyebabkan pecahnya sal mikroba, sehingga lerjaci pelepasen behan onganik dan sel (Solera at al. 2002). Kondisi lersobut menyebabkan konsentrasi bahan organik terlarut dalam limbah menjadi lebih linggi, Selain itu, juga menyebabkan Terbentuknya flok yang saling mengikat ual dan bersifat hidrofodik, sehingga Iumpur menjadi mudeh mengendap. Hasil pengendapen lumpur setelah proses hidrolisis-asidagenasis diperolah 40%viv endapan iumpur dan 60%viv supernatan: Supernalan yang dihasilkan mangandung protein yang bersifet mudah larut yong merupakan substrai bagi mikroba asidogenesis (Gallert & Winter, 2005). Proses asidogene sis merupakan proses pengura.an bahan organik "monomer menjadi asam organik sebagai asam asetat (CH, COOH), hicrogen (H,) dan karbon Ginksida (CO, ) oleh bakied anaerobik fokuitatit (Gallert & Winter, 2005), Selain asam asetat, juge dihasilkan asam butirat, ssam propionat yang keseluruhannya terdeteks! ¢i parameter Analisn VFA (Solera et of , 2002) ‘Terbentuknya VFA pada proses asido-genesis, manupakan salah satu indikatoraklihitas bakieri asidogenasis (Gellert & Winter, 2005). Hasil percobaan proses asidogenosis dapel dial pada Gambar 2. 16 (Rina 8. Soctopo. dhk) alll ‘ Lal EET JeheanrGhe 2he Abe Ghe 2 Ar) 3 he Ge Isomif 20am | asm | asi Paraben Wasna Fanges dun Volum Bioware Wahab Gambar2 Konsentrasi VFArata-mia Proses asidogenesis termofilik pada perlakuan mikreba 150 mU/L menunjukkan adanya peningkatan konsenirasi VFA sampai havi ke 6, namun pada perlakuan mikroba 300 mU/L dan 480 mLAL menunjukkan kecenderungan yang berbeda yaitu menurun pada hari ke 6. ‘Atas dasar hal tersebut make kondisi torbaik dari proses asidogenesis tarmofilik adatan pada Konsentrasi mikroba 300 mLL dengan waktu Linggal 4 hax. Pada kondisi lersebut, keseimbangan antara jumiah substrat lumpur dan jumlan mikroba memberikan kendisi optimum bagi beriangsungnya proses biodegradasi dan dekomposisi senyawa organik menjadi asam organi. Dari hasit percobaan proses hidrolisis- asidogenesis, diperoleh laju pembebanan organk optimum adalah 0,86 g VS lumpurlg YS mikroba hari atau 3,76.g VS lumpur/ Lhari Beban organik tersebut lebih rencah dart has penelitian yang telah cilakukan ofeh Diminer ef al (2008) yang menunjukkan nilai 65-9 VSi Lhari. Perbedaan tersebut kemunakinan disebabkan oleh aktivitas mikroba yang berbeda. Proses. Metanogenesis Percobsan proses metanogenesis merupa-kan lanjutan dari proses hidrolisis-asidogenesis dengan substrat yang digunakan adalah supematan hasil proses hidrolisis asidogene 3i8, Beban organik dinitung berdasarkan konsentrasi COD terlarut supernatan (5.6 aL), VS suspensi mikroba (4,1/g/.) dan waku tinggal dalam digester (10, 20 dan 30 hari). Hasii perhitungan bebsn organik menunjukkan bahwa percobaan proses metanoganesis JJurnal Rist indus _ Vol IV'No. 8. 2010 berlangsung pada kisaran 0,11-1.5 g COD/ ¢ VS mikroba hari atau 0.27-1.25 9 COD/Lhan (Gambar 3), Birnie Causa ys Gamivar 3. Kondlsi Operasi Metanogenesis, Keberhasilan proses metanogenesis. ter- ganlung pada aklivitas mikroba molanoge- nesis dalam merubah asam asetal menjedi gas CH, dan gas CO, ( Solera. et af.2002), Berdasarkan data pengukuran volume biogas deri beberapa perlakuan beban organik dan waktu retensi, menunjukkan bahwa waktu relensi 20 hari memberi produksi biogas: optimum dengan volume rata-rata 0,13 Lig VS lumpur atau 0.16 Lia CODred . Jumiah lersobut relatif sama antar periakuan jumiah mikroba 160 mi. 300 miL maupun 450 mut. (Gamar 4) ame bas Ue COOH rohan oor as ou ez dor | ous Gambar 4, Volume Biogas Has Prases Melanogenesis we mx LILI . i a ak 19 20/40 in 20 39 10 20 40 Asem | agDmML _ esOmis: Lamm proses metonowenesis Gan wal biomasa mikrob3 Gambar 5. Konsentras! gas metana Hasil proses Motanogeresis Komposisi biogas hasil proses anaerobik, umumnya mengandung gas metan (CH,) dan Karbon dioksida (CO,), dan -sejumlah kecil gas HS, NH,. H,, dan N, (Mshandete, 2007), Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi gas metan (Solera. et al, 2002). Semakin tinggi kandungan gas ‘metan maka semokin besar kandungan energi (hilai kotor) patia biogas. dan sebaliknya sémskin Keeil kandungan metan semakin kecil nilai kalor, Hasil percobaan proses moelanogenesis me- Aunjukkan betwerproduksi gas metan ter-tinggi berkisar antara 69 — 79% (Gambar 5). Tabel 4. Kuslites Efluen Metanogenesis Mikrobe 280 K0 oni COD awal 5838 mail COD total air limbah hasil olahan proses metanogenesis dari masing-mesing perla-kuan Dengan demikian pengolahan efiuen molanogenesis masih digerlukan, Salah satu cara yang praklis untuk pongolanan effluen tersebut adalah cikembalikan ke bak equalizer IPAL untuk diolan ianjut sampai memeauni syaret baku muta lingkungan, Pringuhsl togss sebage heal pengy Perancangan reaklor Digestasi Digestasi anaerobek dua lahap yang terdin dan unit hidrolisis-asidogenosis dan u malanogenesis dioperasixan pada kon optiinum dari masing-mesing proses. jordin dari temperatur, pH, waktu tinggal ‘aan beban organik (Ke & Shi, 2005). Permodelan sisvem kontinyu dirancang untuk mendapatkan Gala data yang lebih reprosentatt sehinpga Gapat diaplikasikan secara komorsial ci Indust, ‘Tabe! &. Kondis! Optimum Proses Diges- tasi Anaerobik Dua Tahap 16 Sena tamer indo... (Rina $, Boning, ch) Berdasarkan hasit evaluesi date-dats porcobaan proses hidrolinisassdogenosis dan proses metano gonosis sistombatch, dipovoiohy kondisi optimum yang sceara rnc: dapat dilihat pada Tabel 5 diatas. Perancangan «digester proses konlinyucihitung untuk kapasitas pengolahan 40 L lumpurhat dengan klar total solid (TS) 2%. Konfigurasi digester hidrolisis-asidogenesis yang digunakan adalah continously slirod tank with solid reeycte (contact procoss)atay CSTRISR Sedangkun konfigurasi digester motano- genesis yang digunakan adalah Upfiow Anaerobic Sludge blanket (UASB) dengan kapasilas pergoishan supematan nasil proves: ssitogenesis. Dagar pemilinan masing #nasing ‘tpe digester tersebut adalah sebagai Derikul 1. Pemiinan digester CSTRISR adaiah © kontak antara Iumpur (aubstrat) dan mikroba meningkal, sehingga: waktu Binggal mikroba dan padatan menjadi Jebih lama. (© cistribusi lumpur dan pencampuran Golam lank febih homogen torutama cistnbus! sunu, © Giiengkapi congan sistem pengenda pan untuk memisahkan padatan dari cairannya 2. Pemitihan tipe digester UASB adalah © wakiu kontak antera substrat dan mikroba lebih lama, ® dapat dioperasikan pada beban tingai * Udak porlu digunakan pengadukan © cilangkapl sistem yang momésankan ‘985 dori partikel padatan. Hasil perhitungan chnensi digester dan tank pongendap dapat dilhat pada Tabel 6 dan rancangannya dapat dilinat pada Gambar 6. ‘abel 6. Rancangan digester Anaerobik ‘Gambor 6, Rancangan Digestasi Anastobik Dua ‘Tahap Proses Kantin Ketorangan A > Digester asidogenesis B = Tanki pongendap C | reaktor metanogenesis: D = Tanki penampung. biogas dural Rest Induste Vet IY No. 3, 2010 KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ‘pengolahan lumpur biclogl IPAL industri kortss secara digestasi anaerabik dua lahap yang terdiri dart tehap hidrolisis-asidagenik dan tahap metanogenesis cukup efeklif dalam memproduksi biogas. Tahap hidrolisis-askdogenesis dilsku-kan data salu digester pada pH 5, dosis protease 47,6 mg/g VS lumpur dengan kondist optimum yang terdiri dari suhu termofilik 55 — GO"C, beban organik 3.76 g VS lumpur/L hari atau 0,66 9 VS lumpurl g VS mikroba.hari dan waktu linggal 4 hari ‘Tahap metanasi dilakukan pada suhu mesofiik {26-29°C), pH 7 dengan kondisi optimum yang lerdiri dari beban organk 0.81 g COD/L.hant atau 0.32 9 GOD/ VS mikroba hari den waktu linggal 20-30 hari menghasilkan biogas sekitar 0.13 Lig VS lumpur ala 0.16 Lig CODred dengan kadar gas metan (CH,) 68 - 79% dan mampu mereduksi COD sampat 78 - 82%. Ucapan Terima kasin Tarima kesin disampaikan kepada Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendieikan ‘Nasional yang telah mombisyai pelaksanaan penelitian ini melalui Program insenliT Riset untuk Peneiit dan Porokayasa LPND dan LPO Tahun Anggaran 2009. Daftar Pustaka Deminer af al. Two phase thermophilic and mesophilic methanogenests ansorobik digestion of waste activated sludge, Env Engineering Science, Vol. 25.,No9.. 1281 = 1300. 2008. Ferguson. K., 1991, Envirnamental Saluvons tor The Puiprand Papor lnk. Miler Freeman . 52 Francisco. USA. Elliott. A. Talat Mahmood, Pretreatment Teahnologies {oy Advancing Anaerobic Digestion of Pulp and Paper Biotraatment Residues. Water Rescarch No, 41 4273 = 4288, 2007 Gallert. G & Winter.J, 2005. Bacterint Metabotiem in Wastewater Trealment Syslem. Wikty.VCH Verlag Gmbh & Co. KgaA. Weinheim. ISBN 2-527-30585-6 9 Preautsl blowas Sésaq has pangotatr binban Kunpuirinaustr..¢Pona S. Seetop, aan) ‘HU Gizen ef at, Anncrobik dopradation papernill sludge ino (wo-phase digester. Journat Biotech. 2005 Kimistya. Teknologi digostor, Torsedin datam lkharistya wordpross comt., 2008. ‘Ke Shuizhou., Zhou Shi, Applications of Two-Phase: Anaeroble Degradation in Industrial ‘wastowsier Treatment J. Environmental ‘end Pottutfoa, Vel. 23, No. 1, 2005 Moghat.M.A; Seiah; Usama FM; Anaerobic Digestion Technology for industria! \Warstowaice Treatment: kighth datemstional Water Techirology Conference, MTC 8, ‘Alexandeia, Egypt. 2006 Mishondoto, AM. Lowisa. 8. Amalia KK, Mugassa 'S.. Thomas. R., Bo. M. Two Stage: Anaorobwc Oigostasi of Aeranie Pre-Tronted Stas! Loaf Docortications Residues. Hydrolases Actwilies and Biogas Production Profile Alpcan Journal of Biochemistry Research Vol_2 (11), 211-218. 2008 iis Hoigerssongyrinasio( Skurup, Sweden. Bogan chemistry, lersodia dalam wen, ral africa wob.org falogas Purwats S.. Rina S. Sovlopo. Setiali. Yusup Setiawon, Polensi dan Afternatit Perhanfanton Limbah Padat loduste Puip dan Kenas Berita Solviosa. Vol, 41 No 2. 6f- 79. 2006, PurwatiS . Rina $. Soulope, Produksl Biogas chart Pupuk Organik Hasil Digests! Anaorobik mba Lumpur PAL ladusti Kertas. Berita Selulosa. Vol. 43, No. 1, 30— 26. 2006, Solera, R; t. Romery, 0. Sates., The Evalution of Biomdsia ina Two-Phase Anactobe Treatment Procoss Dunng Suvt-Up. Chem. Biachem. Eng.d, Vol. 16 No. 1 5-20, 2002 ‘Thomas, Anoorainc Digester Methane to Enorgy. Focus On energy. Mc manon fsssociates. Inc. ‘Wisconsin. Hal 4-6, 2003. Wood, Nicholas., Pretreatment of Pulp Mill ‘Wastawaier Treatment Residues to Improve Thoir Anaerobic Digestion. Bepariment of ‘Chemical Engineering and Applied Chemistry. \Unrersity of Toronto, Thesis. 2008

You might also like