Professional Documents
Culture Documents
net/publication/42349015
Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk
Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan
CITATIONS READS
9 22,765
1 author:
Nodali Ndraha
National Taiwan Ocean University
14 PUBLICATIONS 74 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Nodali Ndraha on 01 January 2016.
SKRIPSI
NODALI NDRAHA
050308036/TEKNIK PERTANIAN
SKRIPSI
NODALI NDRAHA
050308036/TEKNIK PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana
di Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanain
Universitas Sumatera Utara
Komisi Pembimbing
Bio-Carbon Briquette is one of the biomass fuel. Biomass used in this research
were coconut shell and sawdust. The aim of this research was to utilize waste biomass as
an alternative fuel and also to determine the best composition of briquettes in accordance
with the English and Japanese standard. Testing was conducted using a non-factorial
completely randomized design with water content, calorific value and ash content as
parameters. The results of this research indicated that the composition of the briquette
materials highly significantly affected the water content, calorific value and ash content.
The average of water content and calorific value did not meet the English standard but
they met the Japanese standard, whereas the average of ash content met the English and
Japanese standard.
ABSTRAK
Briket bioarang merupakan salah satu bahan bakar yang berasal dari biomassa.
Biomassa yang digunakan dalam penilitian ini adalah tempurung kelapa dan serbuk kayu.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah biomassa sebagai bahan bakar
alternatif dan juga untuk mengetahui komposisi briket yang terbaik sesuai dengan standar
mutu briket buatan Inggris dan Jepang. Pengujian yang dilakukan adalah dengan
rancangan acak lengkap non faktorial dengan parameter kadar air, nilai kalor dan kadar
abu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi bahan pembuat briket
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar air, nilai kalor dan kadar abu.
Rata-rata kadar air dan nilai kalor tidak memenuhi standar mutu briket buatan Inggris
tetapi memenuhi standar mutu briket buatan Jepang, sedangkan rata-rata kadar abu
memenuhi standar mutu briket Inggris dan Jepang.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Judul Skripsi : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung
NIM : 050308036
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Mengetahui
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
RIWAYAT HIDUP
Ndraha dan Ibu R. Waruwu. Penulis merupakan putra kelima dari 7 bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Gunungsitoli dan penulis memilih
Pada tahun 2007 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Latexindo
di Jalan Binjai-Medan.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Uji
Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu
Terhadap Mutu yang Dihasilkan” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ainun
Rohanah, STP, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Bapak Achwil
Putra Munir, STP, M.Si sebagai anggota yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Demikian juga saya mengucapkan terima kasih kepada orang tua
saya yang telah banyak memberi motivasi, dorongan baik berupa moril dan
materi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak yang
belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritk yang
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian ............................................................................. 3
Hipotesa Penelitian ............................................................................... 3
Batasan Penelitian ................................................................................ 4
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
DAFTAR TABEL
No Hal
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
DAFTAR GAMBAR
No Hal
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
hidup di bumi. Sumber energi yang utama bagi manusia adalah sumber daya alam
yang berasal dari fosil karbon. Sumber ini terbentuk berjuta-juta tahun yang lalu,
sehingga manusia merasa cemas kalau energi ini cepat berkurang. Masalah
Usaha manusia dalam mencari pengganti sumber energi ini harus didasarkan pada
bahan bakunya yang mudah diperoleh dan diperbaharui dan produknya mudah
dipergunakan oleh seluruh manusia. Krisis energi yang terjadi akhir-akhir ini
tinggi. Peristiwa tersebut merupakan peringatan bagi dunia bahwa zaman energi
murah dan melimpah telah berakhir. Zaman energi murah dan melimpah telah
tinggal sebagai mitos belaka karena sekarang dunia telah memasuki zaman energi
mahal dan langka. Kelangkaan energi akan terasa lebih berat lagi pada masa-masa
mendatang sedang pada masa sekarang pun telah terlihat adanya gejala tidak
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
manusia akan lingkungan semakin tinggi sehingga muncul kekhawatiran
Seperti yang telah diketahui, minyak bumi adalah sumber energi yang
tidak dapat diperbarui, tetapi dalarn kehidupan sehari-hari bahan bakar minyak
lain energi matahari, energi angin, energi panas bumi, energi panas laut dan
kandungan energi yang relatif besar. Limbah pertanian tersebut dapat diolah
menjadi suatu bahan bakar padat buatan yang lebih luas penggunaannya sebagai
2. Sumber energi ini relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak
fosil
Tujuan Penelitian
- Untuk menguji komposisi briket bioarang yang terbaik terhadap mutu briket
yang dihasilkan.
Kegunaan Penelitian
Utara.
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi pihak-
Hipotesa Penelitian
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Diduga ada pengaruh variasi komposisi bahan pembuat briket terhadap
Batasan Penelitian
akan dihasilkan. Briket bioarang yang dimaksud adalah briket yang berasal
dari biomassa, yaitu tempurung kelapa dan serbuk kayu. Pemilihan kedua
dari lingkungan yang pada umumnya dibuang begitu saja setelah daging
buahnya diambil untuk keperluan lain. Dalam hal ini, tempurung kelapa
diasumsikan memiliki massa jenis yang sama, varietas, kalor jenis yang sama
Demikian juga serbuk kayu yang digunakan, faktor kalor jenis kayu, massa
jenis, varietas diasumsikan sama dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
TINJAUAN PUSTAKA
Energi
atau gaya untuk berbuat sesuatu. Defenisi ini merupakan perumusan yang lebih
dan akan mengambil peranan yang lebih besar diwaktu yang akan datang baik
dalam rangka penyediaan devisa, penyerapan tenaga kerja, pelestarian sumber daya
sumber daya energi minyak dengan sumber daya energi lainnya karena minyak
merupakan sumber daya energi yang menghasilkan devisa selain gas alam. Oleh
batubara, panas bumi, listrik tenaga air, dan biomassa yang tersedia dalam
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
jumlah besar (Reksohadiprojo, 1988).
Biomassa
sisa hasil pertanian yang digunakan sebagai bahan bakar atau sumber bahan
bakar. Secara umum sumber-sumber biomassa antara lain tongkol jagung, jerami,
dan lain sebagainya; material kayu seperti kayu atau kulit kayu, potongan
kayu, dan lain sebagainya; sampah kota misalkan sampah kertas dan
tanaman sumber energi seperti minyak kedelai, alfalfa, poplars, dan lain
sebagainya.
material organik yang kompleks, biasanya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein
dan beberapa mineral lain yang jumlahnya sedikit seperti sodium, fosfor,
kalsium dan besi. Komponen utama tanaman biomassa adalah karbohidrat (berat
kering kira-kira sampai 75%), lignin (sampai dengan 25%) dimana dalam
biomassa untuk surnber bahan bakar adalah keberlanjutannya, diperkirakan 140 juta
yang bekerja sebagai sel surya, menyerap energi matahari yang mengkonversi
dioksida karbon dengan air menjadi suatu senyawa karbon, hidrogen dan
oksigen. Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan energi yang
dapat dikonversi menjadi suatu produk lain. Hasil konversi dari senyawa itu
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
dapat berbentuk arang atau karbon, alkohol kayu, ter dan lain sebagainya. Energi
yang disimpan itu dapat dimanfaatkan dengan langsung membakar kayu itu, panas
Indonesia yang sangat luas, setiap tahun diperkirakan terdapat limbah kayu
sebanyak 25 juta ton yang terbuang dan belum dimanfaatkan. Jurnlah energi yang
terkandung dalam kayu itu besar, yaitu 100 milyar kkal setahun. Demikian
juga sekam padi, tongkol jagung, dan tempurung kelapa yang merupakan limbah
Indonesia. Perlu dicatat, bahwa jenis energi ini adalah terbarukan, sehingga
(Kadir, 1995).
Bahan Bakar
Bahan bakar adalah istilah popular media untuk menyalakan api. Bahan
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
bakar dapat bersifat alami (ditemukan langsung dari alam), tetapi juga bersifat
buatan (diolah dengan teknologi maju). Bahan bakar alami misalnya kayu bakar,
batubara dan minyak bumi. Bahan bakar buatan misalnya gas alam cair dan
listrik. Sebenarnya, listrik tidak dapat disebut sebagai bahan bakar karena
sumber energi banyak digunakan sekarang yaitu minyak bumi dan batubara yang
cadangannya makin menipis. Oleh sebab itu penghematan konsumsi energi bagi
Biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan bakar makin lama makin
mahal. Makin tinggi teknologi yang digunakan untuk mengolah bahan bakar, maka
makin mahal harganya. Demikian pula, makin langka bahan baku yang dipakai
Akibat langsung jika menggunakan bahan bakar semacam ini adalah biaya hidup
tinggi sehingga tidak banyak orang yang mampu memanfaatkannya. Gas alam
yang dicairkan, misalnya LNG tidak banyak terjangkau oleh masyarakat desa
Tempurung Kelapa
menunjukkan bahwa bakal buah asahnya berlubang 3 dan yang tumbuh biasanya
satu buah.
(SiO2) yang terdapat pada tempurung tersebut. Dari berat total buah kelapa, antara
15% sampai 19% merupakan berat tempurungnya. Selain itu tempurung juga
hampir sama dengan yang terdapat dalam kayu. Pada umumnya, nilai kalor yang
terkandung dalam tempurung kelapa adalah berkisar antara 18200 kJ/kg hingga
Sellulosa 26.60
Pentosan 27
Lignin 29.40
Nitrogen 0.11
Air 8.00
(Suhardiyono, 1995).
Serbuk Kayu
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Serbuk kayu merupakan salah satu limbah industri pengolahan kayu
seperti serbuk gergajian, sebetan, sisa kupasan. Di Indonesia ada tiga macam
industri kayu yang secara dominan mengkonsumsi kayu dalam jumlah relatif
besar, yaitu penggergajian, vinir atau kayu lapis, dan pulp atau kertas. Masalah
yang kenyataannya dilapangan masih ada yang ditumpuk dan sebagian lagi
(Anonimous, 2008).
Limbah yang dimaksud disini adalah hasil samping yang terbentuk dari
kegiatan bahan biomassa kayu atau berserat ligno-sellulosa, suatu bahan baku yang
belum termanfaatkan. Untuk kasus ini dibatasi pada industri pengolahan kayu.
yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya
dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah adalah memanfaatkannya
menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan
pengolahan kayu menjadi arang serbuk, briket arang, arang aktif, arang kompos
dan soil conditioning. Serbuk gergaji merupakan salah satu jenis limbah industri
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Pada umumnya, serbuk kayu memiliki nilai kalor antara 4018.25 kal/g
hingga 5975.58 kal/g dan memiliki komposisi kimia yang bervariasi, bergantung
pada varietas, jenis dan media tumbuh. Namun secara umum, serbuk kayu
Holosellulosa 70.52
Sellulosa 40.99
Liguin 27.88
Pentosan 16.89
Abu 1.38
Air 5.64
Bioarang
Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat
dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-
daunan, rumput, jerami, kertas, ataupun limbah pertanian lainnya yang dapat
Suatu bahan bakar akan murah jika bahan baku yang digunakan murah,
banyak tersedia, dan cara atau teknologi yang dipakai untuk mengolahnya
(salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam bahan hayati
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
atau biomassa, misalnya kayu, rant ing, daun-daunan, sekam padi dan
di pasar global yang memerlukan teknologi yang dapat meningkatkan nilai tambah
Briket Bioarang
yang terbuat dari bioarang (bahan lunak). Bioarang yang sebenarnya termasuk
bahan lunak yang dengan proses tertentu diolah menjadi bahan arang keras
dengan bentuk tertentu. Kualitas dari bioarang ini tidak kalah dengan batubara atau
terhadap peat, garam, arang dan bahan mineral lainnya (Josep dan Hislop, 1981).
Hartoyo menyimpulkan bahwa briket arang yang dihasilkan setara dengan briket
arang buatan Inggris dan memenuhi persyaratan yang berlaku di Jepang karena
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
menghasilkan kadar abu dan zat yang mudah menguap (volatile mailer) yang
rendah serta kadar karbon terikat (fixed carbon) dan nilai kalor yang tinggi.
sehingga mempengaruhi kualitas nilai kalor, kadar air, kadar abu, kadar bahan
menguap, dan kadar karbon terikat pada briket tersebut (Hartoyo, 1983).
bahan perekat akan lebih baik hasilnya jika dibandingkan tanpa menggunakan
bahan perekat. Disamping meningkatkan nilai bakar dari bioarang, kekuatan briket
arang dari tekanan luar juga lebih baik (tidak mudah pecah).
Kualitas briket yang dihasilkan menurut standar mutu Inggris dan Jepang
dapat dilihat pada tabel berikut. Sebagai data pembanding, sehingga dapat
(Ringkuangan, 1993).
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Bahan bakar ini dapat dimanfaatkan dengan teknologi yang sederhana, tetapi panas
(nyata api) yang dihasilkasi cukup besar, cukup lama dan aman. Bahan bakar ini
pembakaran yang terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama (Pari,
2002).
adalah biayanya amat murah. Alat yang digunakan untuk pembuatan briket
bioarang cukup sederhana dan bahan bakunya pun sangat murah, bahkan tidak perlu
membeli karena berasal dari sampah, daun-daun kering, limbah pertanian yang
sudah berguna lagi. Bahan baku untuk pembuatan arang umumnya telah
tungku yang relatif kecil dibandingkan dengan tungku yang lainnya (Andry,
2000).
Kebutuhan Bahan
Bioarang adalah arang (salah satu jenis bahan bakar) yang terbuat dari
aneka macam bahan hayati atau biomassa seperti kayu, ranting, dedaunan,
rumput, jerami dan limbah pertanian lainnya. Pembuatan briket arang dengan
menggunakan limbah dari arang aktif juga merupakan salah satu upaya
Sampah dapat bersifat benda-benda alami dan benda-benda yang tidak alami.
Sampah yang dapat dijadikan bahan baku bioarang adalah sampah yang
- Kayu
Kayu termasuk benda hayati atau biomassa, tetapi kayu umumnya memiliki nilai
ekonomis cukup tinggi. Selain dapat dijadikan arang, kayu dapat dijadikan
disarankan, kecuali kalau kayu tersebut sudah tidak dapat digunakan untuk
- Remukan Arang
Remukan arang atau arang kayu dapat langsung diolah menjadi briket
(Ismun, 1995).
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Perekat adalah suatu zat atau bahan yang memiliki kemampuan untuk
mengikat dua benda melalui ikatan permukaan. Beberapa istilah lain dari perekat
yang memiliki kekhususan meliputi glue, mucilage, paste, dan cement. Glue
merupakan perekat yang terbuat dari protein hewani, seperti kulit, kuku, urat, otot
dan tulang yang secara luas digunakan dalam industri pengerjaan kayu. Mucilage
adalah perekat yang dipersiapkan dari getah dan air dan diperuntukkan
terutama untuk perekat kertas. Paste merupakan perekat pati (starch) yang dibuat
melalui pemanasan campuran pati dan air dan dipertahankan berbentuk pasta.
Cement adalah istilah yang digunakan untuk perekat yang bahan dasarnya karet dan
- Perekat anorganik
Termasuk dalam jenis ini adalah sodium silikat, magnesium, cement dan
Jumlah bahan perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lehih sedikit
kelembaban.
Bahan perekat jenis ini sering kali dipergunakan sebagai bahan perekat
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Dengan pemakaian bahan perekat maka tekanan akan jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan briket tanpa memakai bahan perekat (Josep dan Hislop,
1981).
atau pemakaian bahan perekat maka ikatan antar partikel akan semakin kuat,
butir-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air terikat dalam pori -
tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang akan direkatkan. Dengan
adanya bahan perekat maka susunan partikel akan semakin baik, teratur dan lebih
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekan dan arang briket
akan semakin baik. Dalam penggunaan bahan perekat harus memperhatikan faktor
Proses absorbsi adalah suatu proses penyerapan air dari bahan tanpa
mempengaruhi sifat kimia dari bahan. Luas permukaan yang sangat besar
(kerapatan yang tinggi) yang dijadikan oleh sejumlah materi koloid tertentu
dipengaruhi oleh gaya kohesi (tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis)
dan bahan yang terdapat pada material (Hartoyo dan Hudaya, 1990).
Pada percobaan ini, digunakan bahan perekat dengan jenis bahan perekat
mengganggu kesehatan.
Jenis Tepung Air (%) Abu (%) Lemak Protein Serat Karbon
(%) (%) Kasar (%)
(%)
(Anonimous, 1989).
briket bioarang adalah sebanyak 10% dari berat arang yang akan digunakan
Ukuran Material
"hammer mill." Kemudian arang ini diayak untuk mendapatkan ukuran partikel
Kebutuhan Alat
Alat utama yang dibutuhkan untuk membuat briket bioarang adalah tempat
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
pembakaran. Tempat pembakaran yang tersedia harus memungkinkan bagi kita
untuk mengatur volume udara yang keluar masuk sehingga intensitas pembakaran
dapat dikendalikan. Incinerator atau tempat pembakaran adalah suatu alat berupa
berbagai negara maju untuk menanggulangi masalah limbah padat yang berasal dari
Proses Pengarangan
menjadi panas (pyro) pada suhu lebih dari dari 150 0 C. Pada proses pirolisa
terdapat beberapa tingkatan proses yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder.
Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan),
sedangkan pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan
- Jika asap tebal dan kuning, berarti pengkarbonan sedang berlangsung. Pada
fase ini sebaiknya tungku ditutup dengan maksud agar oksigen pada ruang
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
pengarangan serendah-rendahnya.
- Jika asap semakin menipis dan berwama biru berarti pengarangan hampir
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
METODOLOGI PENELITIAN
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan dilaksanakan pada bulan April
Bahan
- Tempurung kelapa
- Serbuk kayu
- Tepung kanji
Alat
Adapun alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Lumpang dan alu yang digunakan sebagai alat untuk menumbuk bioarang.
bioarang.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
- Gelas ukur yang digunakan untuk mengukur banyaknya air yang dibutuhkan
- Kayu pengaduk yang digunakan sebagai alat untuk mengaduk adonan bioarang
- Cetakan briket yang digunakan sebagai tempat untuk mencetak sampel briket.
- Oven yang digunakan sebagai alat untuk mengeringkan bioarang yang telah
dicetak.
- Bomb Calorimeter yang digunakan sebagai alat untuk mengukur nilai kalori
ditumbuk.
Metode Penelitian
pembuat briket (tempurung kelapa dan serbuk kayu) dengan komposisi tertentu
komposisi bahan briket diasumsikan memiliki massa yang sama yaitu 200 gram
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
setiap perlakuan.
Perlakuan Komposisi
T (%) S (%)
K1 90 10
K2 80 20
K3 70 30
K4 60 40
K5 50 50
K6 40 60
K7 30 70
K8 20 80
K9 10 90
Percobaan ini dilakukan dalam 3 kali ulangan yang diperoleh dari:
Tc (n- 1) > 15
9(n- l) > 15
9n > 24
n > 2.67
n - 3 kali ulangan
j = 1,2,...,r
Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke j
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
µ = nilai tengah umum
Єij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Prosedur Penelitian
- Serbuk kayu dan tempurung kelapa dibersihkan dari kotoran yang terikut,
Lalu bahan disulut dengan api. Sesudah bahan menjadi arang, bahan
material yang diizinkan adalah lebih besar atau sama dengan 40 mesh.
- Hasil adonan dimasukkan dalam cetakan yang terbuat dari pipa paralon
diuji parameternya, yaitu kualitas nilai kalor, kadar air, kadar abu, dan
Sumatera Utara.
setiap kali ulangan. Kualitas nilai kalor dapat diukur dengan menggunakan alat
cawan platina.
Kadar Air
Penentuan kadar air dilakukan untuk setiap perlakuan pada setiap kali
Kadar Abu
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Penentuan kadar abu dengan cara memanaskan sampel dalam cawan
porselen dalam oven pada suhu 1050C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam
7500C hingga 9000C sampai sampel tersebut menjadi abu, kemudian didinginkan
berikut:
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN
kelapa dan serbuk kayu terhadap mutu yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 7.
tertinggi pada perlakuan K1 dan terendah pada perlakuan K9, serta kualitas nilai
komposisi bahan, maka dilakukan uji statistik lebih lanjut dengan hasil sebagai
berikut:
Dari hasil analisa sidik ragam pada Lampiran 6. dapat dilihat bahwa
perbedaan komposisi bahan bakar memberi pengaruh sangat nyata terhadap kadar
air.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Untuk melihat perbedaan pengaruh lama pengeringan terhadap kadar air,
maka dilakukan uji beda rataan dengan uji least significant range (LSR). Dari uji
Tabel 8. Hasil uji beda rataan Duncan persentase komposisi bahan pembuat
briket terhadap kadar air (%)
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rataan
0.05 0.01 0.05 0.01
- K1 5.15 d C
2 0.631 0.865 K2 5.07 cd BC
3 0.663 0.908 K3 5.01 bcd ABC
4 0.683 0.931 K4 4.92 abc ABC
5 0.695 0.948 K5 4.79 abc ABC
6 0.706 0.963 K6 4.70 abc AB
7 0.712 0.976 K7 4.51 ab AB
8 0.717 0.987 K8 4.39 a AB
9 0.721 0.995 K9 4.12 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh
berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
perlakuan K7, K6, K5 dan K4, serta memberikan pengaruh yang berbeda sangat
berbeda nyata terhadap K6, K5, K4, dan K3 dan berpengaruh sangat nyata
dan K4, memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap K3 dan K2 dan berbeda
Dari Tabel 8. juga dapat dilihat bahwa kadar air tertinggi sebesar 5.15%
Hubungan komposisi bahan pembuat briket terhadap kadar air dapat dilihat pada
Gambar 1.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Gambar 1. Grafik linear antara komposisi bahan pembuat briket bioarang
terhadap kadar air
Dari Gambar 1. dapat kita lihat bahwa kadar air semakin rendah jika
jumlah arang serbuk kayu semakin banyak. Hal ini diduga karena perbedaan luas
air. Luas permukaan arang serbuk kayu lebih luas dibandingkan dengan luas
permukaan arang tempurung kelapa. Hal ini sesuai dengan literatur Supriyono
penguapan kadar air lebih cepat dibandingkan dengan bahan dengan luas
komposisi bahan pembuat briket. Kadar air terendah adalah pada perlakuan K9
sedangkan kadar air tertinggi pada perlakuan K1. Hal ini diduga karena pada
serbuk kayu sebesar 10%. Perbedaan komposisi ini menghasilkan luas permukaan
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
briket yang berbeda sehingga memberi pengaruh dalam penyerapan kadar air pada
kadar air 3,59% dan briket buatan Jepang menghasilkan kadar air 6%. Kadar air
rata-rata yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 4,74 % tidak memenuhi standar
mutu briket buatan Inggris, tetapi masih memenuhi standar mutu briket buatan
Jepang.
Dari analisa sidik ragam kualitas nilai kalor pada Lampiran 8. dapat dilihat
berdasarkan uji beda rataan dengan uji least significant range (LSR) diperoleh
Tabel 9. Hasil uji beda rataan Duncan persentase komposisi bahan pembuat
briket terhadap kualitas nilai kalor (kal/g)
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rataan
0.05 0.01 0.05 0.01
- K1 9431.15 h G
2 314.38 430.82 K2 9079.68 g G
3 330.26 451.99 K3 7790.95 f F
4 339.79 463.63 K4 7439.48 e EF
5 346.14 472.10 K5 6736.54 d BCD
6 351.43 479.51 K6 6502.22 d DE
7 354.61 485.86 K7 6150.75 bc BC
8 356.72 491.15 K8 5916.44 ab AB
9 358.84 495.39 K9 5682.12 a A
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Dari Tabel 9. dapat dilihat bahwa kualitas nilai kalor tertinggi sebesar
9431.15 kal/g diperoleh pada perlakuan K1, dan kualitas nilai kalor pada
Hasil uji Duncan yang dilakukan dapat dilihat bahwa perlakuan K9 tidak
berbeda nyata terhadap K8, tetapi berbeda sangat nyata terhadap perlakuan
K5 tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya, serta perlakuan K4, K3,dan
10000.00
9000.00 y = -478.39x + 9584.1
8000.00 R2 = 0.9359
Nilai Kalor (kal/g)
7000.00
6000.00
5000.00
4000.00
3000.00
2000.00
1000.00
0.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan (K)
Dari Gambar 2. dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai kalor jika
jumlah arang temprung kelapa semakin sedikit dan arang serbuk kayu semakin
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
banyak, artinya bahwa komposisi bahan pembuat briket memberikan pengaruh
perbedaan akumulasi jumlah nilai kalor yang terkandung pada setiap briket, yang
perlakuan K1, komposisi bahan pembuat briket yaitu 90% tempurung kelapa dan
10% serbuk kayu memiliki nilai kalor tertinggi yaitu 9662.03 kal/g sedangkan
nilai kalor terendah adalah pada perlakuan K9 yaitu 5821.22 kal/g dengan
komposisi 10% tempurung kelapa dan 90% serbuk kayu. Hal ini sesuai dengan
literatur Hartoyo (1983), yang menyatakan bahwa kualitas nilai kalor briket yang
dihasilkan dipengaruhi oleh nilai kalor atau energi yang dimiliki oleh bahan
penyusunnya.
antara 18.200 kJ/kg hingga 19.338,05 kJ/kg, dan Atria, dkk (2002) mengatakan
bahwa serbuk kayu memiliki nilai kalor antara 4018,25 kal/g hingga 5975,58
kal/g.
kalor 7289 kal/g dan briket buatan Jepang menghasilkan nilai kalor 6000 kal/g
hingga 7000 kal/g. Nilai kalor rata-rata dalam penelitian ini yaitu 7192,15 kal/g.
Hal ini berarti bahwa briket yang dihasilkan tidak memenuhi standar mutu briket
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 10. dapat dilihat bahwa perlakuan
terhadap kadar abu yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan least significant
nilai kadar abu yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil uji beda rataan Duncan persentase komposisi bahan pembuat
briket terhadap kadar abu (kal/g)
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rataan
0.05 0.01 0.05 0.01
- K1 3.15 a A
2 0.216 0.296 K2 3.52 b B
3 0.227 0.311 K3 4.46 c C
4 0.234 0.319 K4 5.17 d D
5 0.238 0.325 K5 6.16 e E
6 0.242 0.330 K6 6.37 e E
7 0.244 0.334 K7 7.01 f F
8 0.245 0.338 K8 7.32 g G
9 0.247 0.341 K9 7.39 g G
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh
berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 10. dapat diketahui bahwa kadar perlakuan K1, K2, K3, K4, K7
sedangkan kadar abu terendah diperoleh pada perlakuan K1 yaitu sebesar 3.15 %.
Hubungan antara komposisi bahan pembuat briket dan kadar abu yang dihasilkan
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Gambar 3. Grafik linear antara komposisi bahan pembuat briket bioarang
terhadap kadar abu
pengaruh terhadap kadar abu yang dihasilkan. Kadar abu semakin besar jika
jumlah arang tempurung kelapa semakin sedikit dan arang serbuk kayu semakin
banyak. Hal ini diduga karena jumlah silikat yang dikandung dari arang serbuk
kayu lebih besar dibandingkan dengan jumlah silikat yang dikandung oleh
tempurung kelapa. Menurut Hendra dan Darmawan (2000), salah satu unsur kadar
abu adalah silikat dan pengaruhnya kurang baik terhadap nilai kalor yang
dihasilkan. Semakin rendah kadar abu maka semakin baik kualitas briket yang
dihasilkan. Kadar abu arang temprung kelapa menurut Suhardiyono (1995) adalah
0,11 % sedangkan kadar abu arang serbuk kayu menurut Atria, dkk (2002) adalah
sebesar 1,38 %.
Kadar abu yang dihasilkan juga sangat erat hubungannya dengan jenis
bahan penyusun briket tersebut dan cara pengabuannya, serta mineral yang
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
terkandung didalamnya. Hal ini sesuai dengan literatur Sudarmadji, dkk, (1989),
bahwa kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara
pengabuannya.
kadar abu 8.26% dan briket buatan Jepang menghasilkan kadar abu 3 – 6 kal/g.
Nilai kadar abu rata-rata dalam penelitian ini yaitu 5,61 %. Hal ini menunjukan
bahwa kadar abu seluruh briket yang dihasilkan masih sesuai dengan standar mutu
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kualitas nilai kalor dan kadar abu
yang dihasilkan.
2. Kadar air rata-rata yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu 4.74%, tidak
memenuhi standar mutu briket buatan Inggris, tetapi memenuhi standar mutu
3. Nilai kalor rata-rata dalam penelitian ini yaitu 7192.15 kal/g. tidak memenuhi
standar mutu briket buatan Inggris, tetapi memenuhi standar mutu briket
buatan Jepang.
4. Kadar abu rata-rata dalam penelitian ini yaitu 5.61%, menunjukan bahwa
kadar abu seluruh briket yang dihasilkan memenuhi standar mutu briket
5. Dilihat dari parameter yang diamati, maka briket yang terbaik adalah K1, K2,
Saran
Untuk mencegah terjadinya asap yang terlalu besar dan tebal pada saat
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, 1980. Energi dan Tingkat Kemajuan Teknologi. Penerbit: Sinar Harapan.
Adan, I. U., 1998. Teknologi Tepat Guna: Membuat Briket Bioarang. Yogyakarta:
Kanisius.
Atria, M., N. Yuli, dan M. Sutrisna., 2002. Optimasi Beberapa Faktor Fisik
Terhadap Laju Degradasi Sellulosa Kayu Albasia dan Karbonsimetil
Sellulosa Secara Enzimetik oleh Jamur.
http://www.wlri.ae.id/jurnal/junlal_natur/vo14(2)/atria.pdf (13 Nov
2006).
Brades, A. C., Febrina S. T., 2008. Pembuatan Briket Arang Dari Enceng Gondok
(Eichornia Crasipess Solm) Dengan Sagu Sebagai Pengikat.
http://brades.multiply.com/journal/item/1/Pembuatan_Briket_Arang_Dari_En
ceng_Gondok_Eichornia_Crasipess_Solm_Dengan_Sagu_Sebagai_P
engikat_ (19 Maret 2009).
Hartoyo dan N. Hudaya, 1990. Membuat Arang Tempurung Kelapa Sistem Kiln
Drum. Trubus, Info Agribisnis.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Hartoyo, J dan Roliandi, H. 1978. Percobaan Pembuatan Briket Arang Dari Lima
Jenis Kayu. Indonesia. Laporan Penelitian Lembaga Hasil Hutan. Bogor.
Hartoyo, 1983. Pembuatan Arang dari Briket Arang Secara Sederhana dari
Serbuk Gergaji dan Limbah Industri Perkayuan. Bogor: Puslitbang Hasil
Hutan.
Hendra dan Darmawan, 2000. Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan Tekanan
Kempa Terhadap Kualitas Briket Arang. Bogor: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan.
Ismun. 1993. Menjadikan Dapur Johannes Bioarang 3B Susunan Bata Siap Pakai.
Yogyakarta.
Kadir, A., 1995. Energi: Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi.
Cet. l. Edisi kedua/revisi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Kartasamita, G., 1992. Energi dan Lingkungan: Tantangan menjelang Abad 21.
Surabaya: Konferensi Nasional Persatuan Insinyur Indonesia.
Nusyirwan, RY., dan Nuryetty., 1983. Pembuatan Briket Arang dari Serbuk
Gergaji. Banda Aceh: Penelitian Pada Balai Industri.
Palungkun, R., 1999. Aneka Produk Olahan Kelapa. Bogor: Penebar Swadaya.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Silalahi, 2000. Penelitian Pembuatan Briket Kayu dari Serbuk Gergajian Kayu.
Bogor: Hasil Penelitian Industri DEPERINDAG.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 1. Massa briket setelah diovenkan (gram)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K1 4.742 4.744 4.740 14.227 4.742
K2 4.744 4.749 4.746 14.239 4.746
K3 4.750 4.751 4.748 14.248 4.749
K4 4.753 4.754 4.753 14.261 4.754
K5 4.763 4.760 4.758 14.281 4.760
K6 4.770 4.763 4.760 14.294 4.765
K7 4.792 4.767 4.764 14.324 4.775
K8 4.800 4.772 4.770 14.341 4.780
K9 4.835 4.774 4.772 14.381 4.794
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 2. Massa air yang telah diuapkan (gram)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K1 0.2580 0.2557 0.2597 0.7734 0.2578
K2 0.2557 0.2514 0.2537 0.7608 0.2536
K3 0.2504 0.2494 0.2518 0.7516 0.2505
K4 0.2466 0.2458 0.2470 0.7394 0.2465
K5 0.2372 0.2402 0.2416 0.7190 0.2397
K6 0.2296 0.2366 0.2399 0.7061 0.2354
K7 0.2080 0.2328 0.2357 0.6765 0.2255
K8 0.1998 0.2284 0.2304 0.6586 0.2195
K9 0.1648 0.2258 0.2285 0.6191 0.2064
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 3. Data pengamatan kadar air (%)
Ulangan (%)
Perlakuan Total Rataan
I II III
K1 5.160 5.114 5.194 15.468 5.156
K2 5.114 5.028 5.074 15.216 5.072
K3 5.008 4.988 5.036 15.032 5.011
K4 4.932 4.916 4.940 14.788 4.929
K5 4.744 4.804 4.832 14.380 4.793
K6 4.592 4.732 4.798 14.122 4.707
K7 4.160 4.656 4.714 13.530 4.510
K8 3.996 4.568 4.608 13.172 4.391
K9 3.296 4.516 4.570 12.382 4.127
Total 41.002 43.322 43.766 128.090
Rataan 4.555 4.813 4.862 4.744
ANOVA
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between (Combined) 2.839 8 .355 4.280 .005
Groups Contrast 2.725 1 2.725 32.859 .000
Linear Term
Deviation .115 7 .016 .197 .982
Within Groups 1.493 18 .083
Total 4.332 26
Keterangan: Data dari hasil pengolahan SPSS 17.0
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 4. Data kenaikan suhu pada pembakaran briket bioarang
Ulangan
Perlakuan I II III
T1(0C) T2(0C) T1(0C) T2(0C) T1(0C) T2(0C)
K1 30.66 31.24 31.72 32.32 30.52 31.1
K2 31.26 31.82 29.14 29.72 31.08 31.64
K3 30.46 30.94 31.42 31.92 31.02 31.52
K4 29.9 30.38 30.54 31 30.38 30.86
K5 30.14 30.56 31.32 31.76 28.14 28.58
K6 30.82 31.24 31.32 31.74 29.54 29.96
K7 30.28 30.68 32.12 32.52 27.68 28.08
K8 31.02 31.4 31.28 31.68 28.12 28.5
K9 32.02 32.38 32.32 32.7 28.68 29.06
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 5. Data pengamatan kualitas nilai kalor (kal/g)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K1 9542.00 9902.08 9542.00 28986.08 9662.03
K2 9181.92 9542.00 9181.92 27905.85 9301.95
K3 7741.62 8101.70 8101.70 23945.02 7981.67
K4 7741.62 7381.55 7741.62 22864.79 7621.60
K5 6661.40 7021.47 7021.47 20704.34 6901.45
K6 6661.40 6661.40 6661.40 19984.19 6661.40
K7 6301.32 6301.32 6301.32 18903.96 6301.32
K8 5941.25 6301.32 5941.25 18183.81 6061.27
K9 5581.17 5941.25 5941.25 17463.66 5821.22
Total 65353.70 67154.08 66433.93 198941.71
Rataan 7261.522341 7461.5643 7381.547504 7368.211
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between (Combined) 4.620E7 8 5774420.902 171.786 .000
Groups Linear Contrast 4.324E7 1 4.324E7 1286.250 .000
Term Deviation 2959240.650 7 422748.664 12.577 .000
Within Groups 605053.666 18 33614.093
Total 4.680E7 26
Keterangan: Data dari hasil pengolahan SPSS 17.0
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 6. massa abu (gram)
Ulangan (gram)
Perlakuan I II III Total Rataan
K1 0.121 0.132 0.125 0.378 0.126
K2 0.151 0.145 0.127 0.423 0.141
K3 0.181 0.177 0.178 0.536 0.179
K4 0.204 0.210 0.207 0.621 0.207
K5 0.250 0.244 0.247 0.740 0.247
K6 0.251 0.260 0.254 0.765 0.255
K7 0.281 0.279 0.282 0.842 0.281
K8 0.294 0.291 0.293 0.879 0.293
K9 0.295 0.296 0.296 0.887 0.296
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 7. Data pengamatan kadar abu (%)
Ulangan (%)
Perlakuan Total Rataan
I II III
K1 3.025 3.300 3.130 9.455 3.152
K2 3.765 3.630 3.180 10.575 3.525
K3 4.525 4.420 4.460 13.405 4.468
K4 5.100 5.255 5.180 15.535 5.178
K5 6.245 6.100 6.163 18.508 6.169
K6 6.285 6.505 6.340 19.130 6.377
K7 7.028 6.980 7.050 21.058 7.019
K8 7.353 7.285 7.328 21.965 7.322
K9 7.380 7.390 7.410 22.180 7.393
Total 50.705 50.865 50.240 151.810
Rataan 5.634 5.652 5.582 5.623
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between (Combined) 62.626 8 7.828 492.778 .000
Groups
Linear Contrast 60.054 1 60.054 3780.353 .000
Term
Deviation 2.571 7 .367 23.124 .000
Within Groups .286 18 .016
Total 62.912 26
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 8. Perbandingan mutu beberapa jenis briket arang
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 9. Massa briket hasil cetakan (gr)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K1 209 209 209 626 208.66
K2 209 209 209 627 208.84
K3 209 209 209 627 208.98
K4 209 209 209 627 209.16
K5 210 209 209 628 209.45
K6 210 210 209 629 209.64
K7 211 210 210 630 210.08
K8 211 210 210 631 210.34
K9 213 210 210 633 210.92
Total 1890 1885 1884 5658
Rataan 210 209 209 210
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 10. Analisa biaya produksi briket bioarang
Asumsi:
Komponen Biaya
1. Alat (P)
Alat pengarangan Rp 50.000.-
Cetakan Briket Rp 50.000.-
Rp 100.000.-
2. Bahan
Tempurung Kelapa @Rp 100.-/kg Rp 229.-/kg
Serbuk Kayu @Rp 50.-/kg Rp 40.-/kg
Tepung Kanji Rp 4.000.-/Kg
Air Rp 1000.-/m3
3. Umur ekonomi alat (n) : 2 tahun
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Perhitungan biaya
1. Biaya tetap
a. Biaya penyusutan alat (D) dihitung
dengan metode linier:
D= = = Rp 45.000.-
b. Biaya bunga modal dan asuransi (I)
I= = = Rp 11.250.-/tahun
c. Biaya sewa bangunan = Rp
1.000.000.-/tahun
d. Biaya pajak alat dan mesin =
1% x Rp100.000
Rp 1000.-/tahun
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap
Mutu Yang Dihasilkan, 2010.