You are on page 1of 80
Terjemahan & saduran dari : INTERNATIONAL ATLAS OF CASTING DEFECT flmerican Foundrymegn’s Society Teguh Triana Preatjojo Dewo PT KOMATSU INDONESIA FOUNDRY DIVISION KATA PENGANTAR Buku panduan untuk Analisa Cacat Tuang ini disusun berdasarkan rujukan dari Analysis of Casting Defect terbitan AFS (American Foundrymen'’s Society) den disesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan (KI - FOUNDRY). Mengenci Klasifikasi dan penamacn cacat dibuat berdasarkan sistim Klasifikasi International sedangkan mengenai contoh don gambar-gambar sebagian besar diambil dari Kondisi aktual di Kt- FOUNDRY. Dengan adanya buku panduan ini diharapkan ada keseregaman mengenai name dan jenis cacat, cara menanggulangi serta sedapat mungkin menghindari terjadinya cacat. KI- FOUNDRY, Januari 1995 Piperiksa olgh Pisusan olgh Praljojo Pawo ‘Teguh Triana section ZY Ge ory ow PATTERN SHOP KI FOr DAFTAR ISI PENDAHULUAN KLASIFIKASI CACAT DENGAN TABEL A. Proyeksi Metal B. Rongga C. Casting yang tidak utuh D. Cacat Permukean E. Casting tidak lengkap F. Kesalahan dori dimensi/bentuk 6, Inklusi atau anomali struktur KLASIFIKASI CACAT SECARA RINCI Alt Joint Flash atau Fins (bari) A 112 Veining/Finning A 123 Core Broken/Mold Broken A 124 Backing Material Inclusion A 21 External or Internal Swells A 224 Mold Drop Bilt Blow Hole/Pin Hole B 121 Surface/Subsurface Blow Holes B 122 Corner Blow Holes 8123 Surface Pi,heles B 113. Slag Blow Holes 8 200 Shrinkage B 311 Macro/Micro Shrinkage, Shrinkage Porosity €121 Hot Cracking C2i1 Cold Tearing € 221 Hot Tearing C222 Quench Cracking C311 Cold Shut € 331 Cold Shut Unfused Chaplet Dit Surface Folds, Gas Runs D113 Seams or Scars D 121 Rough Costing Surface D 133 Flow Marks, Crows Feet D 134 Orange Peel D141 Sink Marks, Draw, Suck In D 221 Burn On D 222 Burn In 14 7 19 25 27 29 31 at 31 St 36 37 43 45 46 AT 5h 52 53 53 54 56 56 58 59 59 Warped Cast tat Socludene of Sa, Dross or Flux ; Ceroxide 6131 Sand Inclusions PENDAHULUAN ‘Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakon analisa eacat tuang (Casting Defect), karena indentifikasi yang salah akan ‘menghasilkan solusi yang salah dan berakibat kerugian yang lebih besar. Tdentifikasi yang kita kelompokkan dapat kita ambil sebagai dasar untuk menganalisa suatu permasalahan, dengan menunjukkan beberapa kemungkinan Penyebabnya dengan melakukon tindakan yang sesuai untuk menekan sekecil mungkin cacat yang ditimbulkan. Buku ini terbagi dalam 2 bagian + 1) Penyajian cacat tuang (casting defect) di Klasifikasikan dengan tabel. 2)Bagian yang membicarakan masing-masing cacat individu secara rinci dengan gambar. ‘SISTIM KLASIFIKASI INTERNATIONAL. ‘Mengklasifikasikan cacat berdasar atas gambaran fisik dari cacat sebagai bahan untuk dipertimbangkan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran dari Identifikasi yang dibuat dengan melihat langsung terhadap casting yang cacat yang meliputi : 1. Kriteria bentuk 2. Penampilan/bentuk. 3. Lokasi cacat. 4. Dimensi/ukuran cacat. Cacet digolongkan menjadi 7 penggolongan dasar yang masing-masing di Identifikasi berdasarkan bentuk : A. Proyeksi Metal, B. Rongga, C. Casting tidak utuh/sempurna, . Cacat permukaan, E, Casting tidan g lengkap. F. Kesalahan dimensi/bentuk. Fe 6. Inclusi atau anomali struktur (struktur penyimpangan), Sistim klasifikasi dapat dilihat dengan tabel yang mana dalam beberapa cacat dapat diklasifikasikan lebih dari satu kategori, Dalam identifikasi cacat, diagnosa dibuat secara lengkap dengan berdasarkan penampilan fisik. GAMBARAN CACAT, PENYEBAB DAN PERBAIKAN. Tiap cacat dalam tabel Klosifikasi ada gambaran rinci dari penampilan dan lokasi secara umum, daftar kemungkinan penyebab dan daftar perbaikan, GAMBARAN. Gambaran yang diberikan untuk daftar cacat dengan jenis visual termasuk lokasi secara umum pada costing “Cope dan Drag", digunaken untuk ‘menunjukkan masing-masing cacat pada area atau rongga cetakan. KEMUNGKINAN PENYEBAB. Penyebab untuk setiap cacat diuraikan secara jelas dan terinci, Beberapa Kemungkinan penyebab untuk masing-masing cacat dituliskan dan dikaitkan dengon teknologi Foundry seat ini. PERBATKAN ATAU PENANGGULANGAN. Tindaken untuk menentukan perbaikan yong sesuai dari beberepa penyebab dalam melakukan perbaikan perlu mempertimbangkan adanya beberapa faktor seperti; 1, Keseimbangan biaya untuk melakukan perubahan, 2, Nilai komponen atau benda casting. 3. Methode yang digunakan. Buku ini untuk membantu memberikan kemudahan dalam menentukan langkah perboikan berdasarkan pada sistimatika, observasi yang dikumpulkon. Dalam teknik foundry suatu permasalahan harus dapat dipecahken dengan tujuan untuk penerapan perbaikan, dimana suatu informasi sangat diperlukan. A. Proyeksi Metal” NO. fa 100 [a tio DESCRIPTION Proyeks! Metal dalam bentuk Fin (arp) atau Flash Proyele! ml dalam beat Fin (erp) terpa ‘COMMON ‘SKETCH NAME Perubchan dens casting Ai [Fins/Sirip (Fess) pada parting Ine atau lcore prints [A112 |Penonjclon eri Veins dictas perruikann | Veining chow Firing 14.120. Proyeksi metol dalam bentuk Fin (sirip], dmensi casting berubah 4 123 |Pervbchan yorg berhubsnngan dergen [Core Broken st Fins, podabidarg mold soat process atau tenjodi retake Mold Broken 4 124 |Masderya material penodat ke renga | Backing Material casting (process shell Mold) Lincusion 4 200 Proyeksi masif atau keseluruhan 4210 | Swels| [A 2it |Tekaran caren yong beriebihen beraki- [External atau bot external atax interval permukaan ntera bends nuong. Sells |benda casting dolem bent inclus! posir NO. DESCRPTON ‘COMVON NAME, JA 220 Proyeksi dengan permuikoon kasar 14.224 |Nold yang peoch pads bagan lain dari Meld Drop B. Rongga wa DESCRIPTION COMMON NAVE [8100 Roraga yara bulct dan halus yang telat dengan mata Bul0 Cocat permukoan terlihat dengan proses machining [Bt11 |Cacat yong berkbong yerg permikazn [Blow holes, Irya mengiiop, yengmenbernuk group | Pinholes, {terletek didalam prodik benda fuang dan tidak menembus [B113 [Blow Hole yong citi dengan slag inch | Slag Blow holes iB 1z0 (Cacat yang berongga yang bereda berada dekat dengan permukaan [8121 |Lubang yarg merbentuk group terpisch | Surfoce/Sub berada diatas permukaanberdh casting —_jaurface blow | dengen permuxosn mengkiap, holes, Le [B 122 |Lubarg ei bagi yang radius yang di Corner biow \dolonmya menbesor, Karena perbeda- holes lan dining bende tuarg 18123 |Cacat yeng terhat setelah ack proses | Surface Jpermesinan dengan permukaon yong Piroles lagnk hos [B20 Cocat yng berongen dengan dinding yang kaso 1B 210 Rongga terbuka, kadang-kadang terus sormpa Ke dalam casting wa, DESORPTION ‘CORON NAME IB 211 |Segply lege eaivyerg tichkterpenhi [Open i delat gate dan sprue lexternd shrinkage [2 22 | Terje pach sxdit herdatumng (yang [Corner atau salng berpotonga) karenaracus Serta filet lperbedon hetebelon shrinkage 8213 |Cacat pada daerch dmana ach core (Core ‘shrinkage \p.220 Cacat rongan yong tertetak paca bagian dalamidri casting [8221 |Cocat dengan bertukyeng fidakbera-—_|Intermal/ ura, yong dindingrya dendritic (seperti lind john cones. |erintoge B 222 | act yar keropas pach even sub [Center ine login tex, lotau exch ishrinkage 8 300 Poresity yong ciseboblen cch renaga-rona heal Cocat merurut 8 300 harp tidak tameck cleh mate, okan terlinat dengan kaca porbesar [Dendritic shrinkage pa dining yang {tebl terthat setelah test kedap udora IMacre/micro iH C Casting Yang Tidak Utuh JC 120 Check harena pengoruh axidasi Ic 121. |Bagion crack terhat husam karen lpengeruh olsidasi es Hot erucking [C100 Casting yang tidak utuh dseboblen oleh bagian yang sang berpotongan [6210 Cold rocking dan tearing, (C 211 | Terjadi paca crea yang berpotongan darn sering mengolami beban sont proces pencirgnan Permutoan bur karena odes Cold tearing [C200 Kericak wtih yang eisebabkan Karena telaren dla dan takaran kena Fonts @ [C220 Hot cracking don tesring Jc z2t |retakan yang terthat dendritic pada [doerah yang terakhir menbeas ats balan yong mengalari hanbaton [C222 |Proses pendinginan saat heattreatment {yerg lurang serpurra Quench jerackirg ial TD [C300 tidak utuhon pada pencinginon (cold shuts) doeruh sis beasarya menbulat, harem contact yang tidak balcantara cairan dengan aliran dori metal yarg mengisi mold e310 leat DESCRIPTION Beberapa bagian yang terakbir dis tidak menyatu dengan batk, coNavions NAME [Beberapa bagian yang tidak menyatu Jsecara utuh dengan bagion laindengan |permukaan yarg halis Icold shut atau cold lap \c330 lea ‘Semburgan diseluruh Cheplet, Chill dan Trcert yang tidek meryatu dengan bai kondisichill/chaplet yang tidak melebur/ Imenyatu dengan baik [cold shut lunfused chaplet D. Cacat Permukaan Na ‘DESCRIPTION CoNoN, SKETCH JD 100. Permukenn casting ich beraturan [D110 Lpatan pada liit/permaan casting ID 111 |Celangan dengan bentuk kerut yang surface folds, tidokcrata pada area yang has lgasruns [D113 |ce/angon pada beberepa bagien yang Surface folds, |terjodi pach sebagian permadaan loos runs [D120 Surface roughness (permukaan baser) [0 121 [Permikenn yang kasor korena pasir [> 190 Ake ctax celch pach permukaon casting [> 133 |Fiow marks/orange ped, crows feet derqm uaranagalcbulat memenjang don |celurgar-cetangn yong rectif kel [> 130 Aiur tou celch pada permukaan [> 134 |casting dergan permukaan sekaubrya terjai celangarreelangen yarg kecil- rec (seperti flit jeruk) = rr Sea] ae ee ae ted nemreesrorisysrrrerr sh ; rane caret Rene ce Se pe Sea ke Serer pry ee aa casting Zy ZZ So sees eee lee ee WY) HA [> 223 [Pasir dengan logam yang inerempel paca [Metal srtasean fern telcsen aeosieels Ioana ” ciigete seer ac yeas 10 £, Casting Tidak Lengkap WO DESCRIPTION coe SKETCH E100 Hilararya sebagion dari casting E110 Ukuren permikom der ensting E111 | Casting yorg larang sempura urhie [Misra |bagion yang beradius [E120 Variasi peruischan dibendingken bertukpatter [E122 ]casting yorg tok utuh Karena penuargan [Poured Short |denan bagian pinagir mentoulat [e123 [Casting yang fide uth dengon begin [Ranaut (bocer) pinggr menbut kerena peruangan yang {tidak semper. F. Kesalahian dari Dimensi/Bentuk {dengan porting re tidak sejajar Na ‘DESCRIPTION ‘COMMCN NAVE F100 Kesalahan dimersi;bertuk benar rapt densi sola F120 Kesalahon dimersi yang karan telith F122 [Dimension yarg tidak sesuai dergan frreguer loanbar (drawing) |contraction| IF 200 Casting tidak sempurna secara Keselsruhan IF 210 Ketebtion pattern yorg kareng sesuai cergan gambar [Fait ]easting yang tidak sesuni dengan Patter exer oe FD). F220 Shift atau Mismatch F 22t [Penyatuan cetekan ates dan Bawah lidak center/sejajer. F 222 |Pembuatan core yang terpasarg parele! | Shifted core. G. Inklusi atau Anomali Struktur No, ‘DESCRIPTION ‘COMMON sxereHt [6100 tridust [6120 Trelsi monmetale: slag, dross, fix. 16 121 JNon metallic inclusionsyang mengon- Slog dross atau |durg wrsur doi slog peleburan dan siag | fx inclusions hail pergoiahan logam carr dergan lbentk yang tidak merate [6130 Enklusi ron metalic ; mold atau material cove [6131 [eacting dengan ranggatertutyp yorg di- | Sard Inclicions salary oda psi: : AM JOINT FLASH ATAU FINS (BARI) Tonjolan yang tipis dan tidak teratur, yang banyak timbul pada permukaan benda casting, terutama pada parting line/sumbu perpotongan, core sisipan, core print dan perpotongan antara 2 cetakan. PENYEBAB: PENANGGULANGANNYA : 1, Desain & Pattern 1. Desain Pattern, a. Keausan pattern pada salah a. Periodic pengecheckan pattern satu bagian (mold dan core). terhadap emungkinan mengalami keausan, b. Pattern kurang rata (flatness). b, Sedini mungkin melakukan perbaikan pattern yang kurang rata, © Celah core print yang terlali —¢. Celah core sisipan diusahakan besar untuk sekecil mungkin, 2. Mold dan Core. 2, Mold dan Care, @, Pembuatan core kurang =. Melakukan proses molding bagus/melakukan proses yang sesuai dengan prosedur finishing pada bagian tertentu kerja serta memperhatikan sehingga saat_ setting lokasi dimana mold/core kritis menimbulkan clearance/gap terhadap tekonan, dengan mold yang besar, b. Permukaan mold yang kurang b, Dalam proses pasin furan rata, pemakaian lat ~—_untuk meratakan mold -—_—harus diperhatikan. ¢. Setting mold atas dan bawah —c._Diisahakan pemberian seat pemberian lem (bonding) lem/perekat benar-benar rata. kurang rata, untuk methode Shell Mold saat melakukan pengepresan kurang merata, sehingga ada salch satu. bagian yang tekanannya kurang. Pemberian lem (bonding) yang terlalu banyak —_sehingga menimbulkan gop pada cetakan. d. Melakukan pengepresan harus merata, e. Pemberian lem atau perekat tidek berlebihan (secukupnya). A ili Fins (Bari) Proses manuel molding, clearance (gap) yang terlalu besar antara core dengan mold. A 111 Fins (Bari) Proses shell mold, pada saat melakukun — pengepresan —_kurang merata, A tlt Fins (Bari) Proses shell mold, pada saat melakuken _pengepresan —kurang merata, A 111 Fins (Bari) Proses manual molding, clearance yang terlalu besar antara core sisipan dengan mold. A112 VEINING / FINNING voy Veining terjadi pada permukaon benda casting yang sering terlihat garis, terjadi bersamaan dengan cacat Scab (D 230) atau Swells (A 211), Karena tekanan cairan yang tinggi dan temperatur cairan yang tinggi atau keretokan pada mold. PENYEBABNYA : 1, Permukaan Mold yang sudah mengalami keretakan bila dialiri cairan, keretakan akan diisi oleh cairn. 2. Pemakaian pasir cetak dengan kekerasan yang tinggi mudah terjadi keretakan. Kemampuon pasir cetak untuk berdeformasi terhadap panas-——srendah (membutuhkan gaya yang besar untuk berdeformasi). 3. Bahan pengikat (binder) yang terlalu banyak akon terjadi penyusutan secara mendadak. 4. Kandungan debu (Pan) yang terlalu PENANGGULANGANNYA : 1, Mencegah menggurakan mold yang sudah —mengalami_keretaken dilakukan setting, 2. Pemakaian pasir cetak disesuaiken dengan standard. Memperbaiki kemampuan deformasi _pasir, terhadap bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan mold 3. Mengurangi bahan —_pengikat (binder) seminimal murgkin, 4. Mengontrol kandungan debu. A112 Veining/Finning A 112 Veining/Finning A123 CORE BROKEN/MOLD BROKEN Mold broken banyak terjadi pada proses shell mold dengan pemadaton menggunakan backing. Mold yang sudah retak bila disetting don sact dimasukin cairan logam dengan temperatur tinggi serta tekanan yang tinggi, mold tidak mampu untuk menahan tekanan cairan akibatnya cairan mendesck dinding mold. Kondisi cetakan harus benar-benar kuat terhadap temperatur ‘yang tinggi dan tekanan cairan, Untuk proses dry sand banyak terjadi karena handling yang kurang bagus. PENYEBABNYA : 1. Desain Pattern. a. Untuk metoda Shell Mold tidak dilengkapi_—_(sirip penguat/penahan) pada mold sehingga saat _—_pengision backing langsung mengenai mold. 2. Pasir Cetak, Mold dan Core. a. Repair Core atau Mold yang kurang sempurna memberi kemungkinan seat cairan logan masuk tidck mampu menchan tekanan, b. Penempatan core yang panjang yang tidak didukung oleh penguat akan mengalami beban yang tidak merata saat cairan masuk dengan temperature dan tekanan yang tinggi. c. Kondisi RCS (pasir cetak) dengan kekuatan yang kurang merata. PENANGGULANGANNYA : . Desain Pattern, a. Pemakaian sirip penguat/penchen, saat pengisian backing _ tidak langsung mengenai mold, 2. RCS (Pasir Cetak) Mold dan Core. @. Sedapat mungkin menghindari proses repair mold Karena ‘akan peka terhadap tekanan, b. Memberikan penguat pada core atau mold yang panjang dan besar. c. Memperbaiki proses pencampuran pasir dan bchan material ain, _sehingga didapatkan proses yang sempurna, |, Kekuatan pasir cetak yang terlalu rendah, Ketebalan (Thicknes) /core yang terlalu tipis. Pengikat atau binder kurang, menyebabkan kekuatan RCS dari core dan mold kurang sehingga tidak = mampu menahan gaya mekonis yang ditimbulkan oleh aliran logan. Core dan mold yang sudah retak dipaksakan untuk setting di box (methoda shell mold), Saat pemadatan backing terlalu kuat dalam memberikan tekanan pada saat setting di box (metoda shell mold). mold Pada shell mold kendisi backing yang terlalu panas sehingga menyebabken kekuatan mold, penurunan = . Mengontrol , Tidak mempergunakan pasir cetak dengan —_kekuatan (bending strength) yang terlalu rendah, ketebatan mold/core (thickness). . Mengontrol pemakaian bahon pengikat atau binder serta pencampurannya di mixer . Tidak memaksakan core dan mold yang sudah retak untuk dilakukan setting. |. Tidak memberikan tekanan atau pemadatan yang beriebihan saat setting di box dan pada saat pemadatan alat pemadat tidak boleh mengenai mold. Media pemadat (backing) hendaknya tidak menyebabkon menurunnya kekuatan mold. A 123 Core Broken Proses shell mold, kekuatan dari res yang dipergunakan untuk core terlalu rendah, 20 A 123 Core Broken Proses shell mold, ketebalan core yang terlalu tipis. A 123 Core Broken Proses shell mold, kontruksi core yong menyulitkan seat pemadatan, mudah patah karena tekanan cairan, A123 Mold Broken Proses shell mold, kekuatan RCS yang kurang merata soat pemadatan mold sudch pecah terdesak oleh backing. A 123 Mold Broken Proses shell mold, kekuatan RCS yang kurang saat setting di box terkena benturan material pemadat, lubang, sehingga backing masuk. 4 123 Mold Broken Proses shell mold, kekuatan RCS yang terlalu rendah, saat cairan masuk mold pecah arena tidak kuat menohan tekanan cairan, A423 ikold Broken Proses shel! mold kekuatan RCS yang kurang merata, saat cairan masuk, ‘kan timbul gaya mekanis oleh aliran logam cair yang mendesak keluar dinding cetakan, sehingga mold retak. A 123 Mold Broken Proses shell mold, mold yang sudah retak sact setting terkena benturan A123 Mold Broken Proses shell mold, Mold yang kekuatannya tidak merata, scat pengisian backing, mold _pecah, backing masuk ke rongga tuang. A 123 Mold Broken Proses shell mold, kekuatan RCS yang kurang, saat cairan masuk ada tekanan yang mendesck keluar dinding cetckan, sehingga cetakan retak. A 123 Core Broken Proses shell mold, core yang telah tenjadi retakan dipaksakan untuk disetting, A 123 Mold Broken Proses shell mold, ketebalan mold yang kurang sact cairan masuk terjadi retakan, sehingga cairan mendesak keluar, A 123 Core Broken Proses manual molding, kepadatan RCS yong kurang saat setting mold karena ada tekanan yang beser patch. A 123 Core Broken Proses shell mold, kekuatan RCS yang terlalu rendah untuk core. A124 BACKING MATERIAL INCLUSION Cacat ini banyak terjadi pada proses shell mold dengan pemadatan menggunakan backing sebagai media pemadat. Saat pengisian bila pouring cup tidak dilakuken penutupan dengan baik, besar kemungkinan backing akan mesuk ke rongga benda tuang. Backing ckan terletak dibagian bawah dari rongga casting. Jangan sampai salah membedakan untuk mold atou core broken cairan sampoi ikut keluar, tetapi pada backing material masih berbentuk casting secara utuh pada beberapa bagian dipenuhi dengan backing material. PENYEBABNYA : PENANGGULANGANNYA 1, Penutup yang kureng rapat 1, Sebelum — mengisi_ —_backing sehingga backing mudah masuk, dipestikan menutup dengan rapat. 2. Pengisian backing ke rongga mold 2. Hati-hati dalam —_-melakukan kurang hati-hati. pengisian backing, 3. Ada beberapa bagian dari mold 3, Memastikan behwa lubang mold yang berlubang tidak tertutup yang memungkinkan untuk backing sehingga backing mudah masulk. masuk dicegah. 4. Backing masuk saat cairan logam 4. Saat mengisi cairan dihindari dituang ke mold ikut terbawa — sampci tumpah disekeliling pouring aliran, cup sehingga tidak memungkinkon backing masuk terbawa oleh aliran logam cair. Lubang gas buang (vent) yang 5, Diharapkan lubcng gas buang terlalu besar dari yang semestinya, (vent) tidak terlalu besar. ‘Media penutup yang kurang tepat. 6, Penutup yang tidak tahan terhadap panas akan mengurangi kerapatan. = A 124 Backing Material Inclusion Proses shell mold, pengisian backing yang kurang hati-hati sehingga masuk ke rongga casting. A 124 Backing Material Inclusion Proses shell mold, pengisian backing yang kurang hati-hati sehingga masuk ke rongga casting. A 124 Backing Material Inclusion Proses shell mold, pengisian backing yang kurang hati-hati. 6 A211 EXTERNAL OR INTERNAL SWELLS, La Permukaan yang cembung dapat terjadi karena pergerakan dinding cetaken akibat dari temperatur dan tekanan dari cairan logam yang mengalir ke dalam rongga benda casting. Permukean cembung atau cekung yang diikuti oleh cacat Roughness (D 121), Penetration (D 122) dan Vein atau Fin (A 112), karena adanya tekanan yang besar dari logam cair. Beberapa fakter penyebcb yang sering timbul adalah karena kondisi kekuatan cetakan dan cara melakukan penuongan, PENYEBABNYA : 1. Permukaan benda tuang yang luas memerlukan penuangan yang cepat, supaya seluruh permukacn benda tuang dapat tertutup sebelum pasir berexpansi atau berkontraksi karena perubchan ‘temperatur. 2. Saluran masuk horus diperhitungkan agar pengisian rongga benda tuang bisa dengan cepat. 3. Pasir cetak dengan kekuatan yang rendah akan peka terhadap timbulnya pencembungan. 4. Ketebalan dinding core yang tidak sama untuk core yang berlubang. PENANGGULANGANNYA : 1. Descin pattern horus memperhitungkan rah _aliran cqiren logam dan kecepatan pengisian sehingga expansi pasir bisa dikurangi. Sistim saluran sedapat mungkin harus memungkinkan aliran yang kontinyu, menghindari tekanan cairan yang terlalu besar dan pengisian logam ke dalam cetekan secepat mungkin. ‘Menghindari pemakaian _pasir cetak dengan kekuatan yang rendah. . Perbandingan untuk core yang berlubang ketebalannya _perlu diperhatikan dengan deformasi pasir. Untuk mold yang memakai methode shell mold, setting mold dalam box yang mempergunakan backing sebagai pemadat/pengisi rongga antara cetakan, periu memperhatikan dalam pemadatannya. Kepadatan cetakan mold dan core yang tidck merata sehingga terjadi perbedaan kekerasan ~ Penuangan yang terlalu lambat bisa menyebabkon _pemanasan pasir yang terlalu lama, sehingga memberikan kesempatan kepada pasir untuk berexpansi. . Temperature backing (methode shell mold) terlalu panas, 28 5. Kepadatan backing material yang harus — diperhatikan dalam melakukan — pemadatan tidak berlebihan dan tidak kunang. 6. Untuk manual molding melakukan pemadatan mold yang merata baik untuk mold atau core, Menghindari penuengan yang lambat sehingga expansi_ pasir bisa dikurangi. 7. 8 Temperature backing sebagai pemadat di lakukan pengontrolan panasnya (« 200°C), karena mold akan menurun kekuatannya. A 211 External Swelling Proses shell mold, pasir cetak dengan kekuatan yong rendah akan peka terhadap timbulnya pencembungan A 211 Internal Swelling Proses shell mold, casting cekung karena mold terdeformasi. & 224 MOLD DROP F Secara garis besar defect ini banyak terjadi pada daerah radius yang dalam pada benda casting. Secara umum bagian dari mold yang pecch ditemukan pada bagian lain dari benda casting dalam bentuk inklusi pasin atau agian benda casting yong hilang. PENYEBABNYA : PENANGGULANGANNYA : 1, Desain Pattern, 1, Desain Pattern, a. Lokasi in gate yang kurang a. Penempatan ingate —_perlu tepat, menyebabkan adanya aliran metal yang besar yang membentur dinding cetakan. b. Penempatan parting line yang tidak sesuai dengan benda casting. 2, Penuangan, Mold dan Core, a. Kondisi core/mold yang sudah mengelami keretakan, b. Kekerasan pasir cetak yang tidak merata, cc. Repair yang Kurang bagus untuk mold dan core. d. Melakukan tekanan yang terlalu besar pada core scat setting ke mold. e. Kepadatan mold dan core yang kurang, memperhitungkan agar cairan dapat masuk ke rongga tanpa ‘ada pengikisan pada deerah in gate. b. Menyesuaikan —_ penempatan parting line untuk benda tuang. Penuangan, Mold dan Core. a, Menghindari setting core dan mold yang sudan mengaiani keretakan dan lebth berhati-~ hati pada saat metakukan setting. b. Menghindari_pemakeian pasir cetak berkekuatan terlalu rendah, c. Melakukan repair baik untuk mold den core, _ tidak menimbulkan efek pada benda casting, d. Menghindari tekanan yang terlalu besor seat melekukan setting, @. Lebih memperhatikan pemadatan mold. ° f. Mold/core yang patch atau — f. Diupayakan mold/core yang : bergesekan pada saat patah saat setting atau melakukan setting. gesekan yang membuat pasir 4 cetak —rontok —_diharapkan dibersihkan terlebih dahulu. A224 Mold Drop Proses manual molding, kepadatan posir yang kurang , sebelum dilakukan penuangan rontok. A 224 Mold Drop Proses manual molding, melakukan repair yang kurang sempurna, 8 111, 8121, B122, B123. BLOW HOLE/PIN HOLE, SURFACE/SUBSURFACE, CORNER: BLOW HOLES, SURFACE PINHOLES Cacat Blow Hole terjadi karena udara atau gas didalam logam cair yong sampai ke permukaan benda casting tidak bisa keluar dari mold/cetakan. Secara garis besar blow hole digolongkan menjadi beberapa penggolongan : 1 Blow Hole/Pin Hole 8111. Permukaan dindingnya licin, berbentuk bulat, berada dibagian dalam produk benda tuang dan tidak menembus sampai ke permukaan. Lubang yang lebih besar biasanya terletak terpisah. . Surface/ Subsurface Blow Holes 8 121. Tempot lubang ada di permukaan membentuk group terpisah-pisah satu- persatu, bentuknya bulat dengan permukaan yang halus mengkilap. Corner Blow Holes B 122. N & debe +. Terjadi di bagian radius yang berbentuk bulat, halus dan menokilap. Disisi permukean terlihat lubang yang kecil ke bagian dalamaya membesar. Bagian yang radius dari benda tuang dalem keadaan cair lebih lama, membeku dari dinding benda tuang disekitarnya. 4. Surface Pinholes B 123. Cacat ini terlihat setelah adanya proses machining, namun tidak menembus sampai ke permukaan, dengan kedalaman 1 ~ 2 mm dengan permukaan yang agak halus, bentuknya bulat kecil-kecil PENYEBABNYA PENANGGULANGANNYA : 1. METALURGICAL. a. Volume Kandungan gas dari logam cair terlalu banyak karena temperatur penuangan yang rendah. b. Reaksi antara Oksigen ( Oz ) dengon Carbon ( ¢ ) akan menjadi carbon monoksida ( CO.) di dalam logam cair. ¢. Melakukan penuangan terputus-putus, d. Posisi penuangan yang terlalt tinggi (jarak Nozzle dengan pouring cup) e. Menggunakan bahan atau material yang banyak mengandung gas (berkarat).. f. Kandungan oksigen atau hidrogen di dalam —cairon terlalu berlebihan saat proses peleburan. 2. DESIGN PATTERN . Saluran pelepas gas (gas vent) yang kurang memadai, 1, METALURGICAL. a, Dengan deoksidasi yang cukup, Al atau Ca Si, kandungan carbon monoksida ( CO ) di dalam logam —cair_—_ bisa diturunkan, b. Penuangan cairan ke benda casting harus continue, menghidari peruangan dengan putus-putus. ¢ Bahan material yang telah berkorat sebaiknya diperhitungkan jika— akan dipakai, d. Posisi penuangan seminimal mungkin antara cawan tuang dengen ladle. . Menghindari penggunaan bahan material yang mengandung gas (berkarat). f. Melakukan deoksidasi untuk menurunkan kandungan oksiger/hidrogen saat proses peleburan sebelum tapping. 2. DESIGN PATTERN a. Saluran pelepas gas horus diperhitungkan dengan casting, supaya gas bisa lepas bebas dari benda tuang, b. Sprue dan runner system yang tidak tepat_—sehingga menimbulkan tekanan yang turbulence. ¢. Saluran turun (sprue) atau pembagi terlaly —_besar sehingga aliran logam cair tidak dapat dipertahankan konstan. d. Ketinggian runner/sprue yang terlaly rendah/tinggi. e, Terjadinya konsentrasi_ panas pada bagian radius dari casting, 3. PASIR CETAK (Core dan Mois) a. Kandungan air dalam _pasir cetak terlalu banyak. b. Pemakaian bahan pengikat pada pasir cetak (Furan+Pepset) bila terlalu tinggi akan menimbulkan Blow Hole karena pengikat biasanya mengandung nitrogen dengan kadar yang berbeda, ¢. Bahan’ organik yang dicampurkan dalam pasir cetak (bekas gergaji kayu atau saw dust) bila kadar airnya terlalu tinggi (lembab) menimbulkan gos. d. Pencampuran pasir den bahan pengikat yang tidak sempurna. b. Sprue dan runner system diperhitungkan dengan benda yang akan diisi cairan sehingga cairan mesuk —tidak menimbulkon lian yang turbulen, . Bila sprue dan pembagi cairon terlalu besar cairan yang masuk tidak bisa konstan hal ini perlu dihindarkan, d. Ketinggian runner/sprue yang terlaiu —rendah ~——_tanpa memperhatikan benda tuangan sedapat mungkin dihindarkan. Untuk runner atau sprue yang tinggi banyak —menimbulken tekanan pada rongga benda tuang. e. Untuk mengurangi terkonsentrasinya panas pada bagion radius dapat mempergunakan chiller PASIR CETAK (Core dan Mold) . Meminimalkan kandungan air. b. Mengurangi bahan pengikat pasir cetak (furan, pepset dan lainnya) seminimal mungkin, ¢. Melakukan pengeringan terlebih dahulu untuk bchan ‘organik yang akan dicampurkan dengan pasir cetak. d. Menyempurnakan pencampuran pasir dan bahan pengikat. e. Coating yang belum kering. e. Dihindarkan pemakaian coating tanpa dikeringkan terlebih dulu (dibakar), f. Kondisi chaplet atau chiller —f, Tidak mempergunakan chaplet berkarat atau tidak dilakukan atau chiller yang sudah galvanizasi, berkarat atau tidak dilakukan galvanizasi. g. Mold dan Core yang terlalu — g, Mold dan core tidak terlalu lama dalam —_penyimpanan Jama dalam penyimpanan. sehingga rongga tuang lembab. h. Permeability pasir dari core h. Mempergunakan pasir cetak dan mold rendah (penyerapan dengan distribusi yang baik. panas). Cnternat Oriain) Exogenous Blowholes and Pintoles (External Origin) B 121 Surface/Subsurface Blow Holes Proses shell mold, penuangan yang terputus-putus. B 122 Corner Blow Holes Proses manual molding, pencampuran Pasir yang kurang merata. 34 B 121 Surface/Subsurface Blow Holes Proses shell mold, system saluran yang tidak ‘sesuai dengan penghitungan. 35 B13 SLAG BLOW HOLES Blow Hole terkadang dlikuti dengan Slag Inclusion (6 122) dengan tempat di bagian atas benda casting. Warna slag berwarra agak kehitam- hitaman dengan permukaan yang mengkilap. Slag dalam blow holes tidak kesemuanya slag namun sebagian ada rongga yang halus dan mengkilap. PENYEBABNYA : 1. Pemakaian lining untuk tempat cairan (ladle) yang sudch rusak 2. Adanya reaksi antara bahon mold, logam dan ladle lining. 3. Pemisahan slag dari cairan logam yang kurang sempurna, 4. Gating System yang kurang mendukung sehingga slag tetap berada di rongga benda tuang (terjebak). 5. Temperature peleburan terlalu rendah membuat kotoran tidak mempunyai kesempatan untuk memisahkan diri. PENANGGULANGANNYA : 1. Pengontrolan ladle lining sebelum Gipakai sehingga saat pemakaian yakin kondisi baik. 2. Mengurangi bahan yang mudah bereaksi untuk mold, logam don ladle. 3. Menyempurnakan pemisahan terake dari cairan logam (pembersihan slag). 4, Gating dan risering system perlu memperhatikan arah_—_cliran, tmenghindarkan system aliran yang membuat gas terjebak. 5. Menghindarkan temperature pouring yang terlalu rendah, beser kemungkinan sebelum —_slag keluar/terepung dari rongga tuang sudah terjadi pembekuan. Perubchan dari logam cair menjadi jogam padat mengalami suatu proses penyusutan, karena adanya perbedaan massa jenis antora kondisi padat/cair dan kontruksi volume. Giri shrinkage berupa lubang atau cekungan dalam benda tuang, bentuknya dendritic/italic seperti pohon cemara (permukacn kasar), biasanya agak gelap. Untuk menghindari penyusutan terhadop kekurangan cairan ditempatkan penambah dengan penghitungan sesuai dengan besarnya benda tuangan, Secara garis besar, shrinkage digolongkan menjadi beberapa penggolongan : 1. External Shrinkage B 211. Vs External shrinkage banyak terjadi di bagian yong terekhir tersolidifikast, biasanya di dekat gate den sprue. Benda cair yang mengalami penyusutan bila supply logam cair ke bagian tebal dinding, saat solidifikasi tidak bisa terpenuhi maka akan terjadi rongga yang kasar dengan bentuk kerucut dan dibawahnya akan ada rongga yang dendritic. Corner or Filet Shrinkage B 212, N Terjadi pada sudut produk benda tuang yang berdinding tebal dan biasanya terbuka ke arah luar, tempatnya di sudut dari core dan mold pada tempat yang paling akhir membeku. Penyusutan dari logam cair ke pada, jika terjadi pemadatan tidak serempak terutama pada bagian fillet/corner benda tuang akan tenjadi corner shrinkage. es Core Shrinkage B 213. Terjadi pada daerah aimana core ditempatkan Adanya ketebalan benda fuang karena ditempatkannya core/inti, Dalam hal pemadatan akan ‘mengalami perbedaan karena kontruksinya. 4. Internal/Blind Shrinkage 8 221, Tempat dimana terjadinya shrinkage berada dj begian dalam casting, tidak menembus benda casting dengan permukacn kasar atau dendritic. Kejadien seringkali pada tempat dimana ada perubchan tebal dinding benda tuang yang menyolok. Center Line or Axial Shrinkage B222, Hampir ada kesamaan dengan defect Internal Shrinkage 8 221 yang berada di bagian dalam benda casting memanjang dengan ukuran panjang. banyak terjadi pada benda casting dengan luas penampang yang lebar Penyebab shrinkage secara prinsip adalah : ©. Penyusutan volume logam dalam kondisi cair pada saat temperature turun ke temperature pembekuan b, Pada saat tenjadi perubahan dari kondisi cair ke kondisi padat (pembekuan). €. Gas-gas dari mold karena campuren dari beberapa bahan material yang dipergunakan, serta tekanan saat cairan diisi ke dalam rongga benda ‘tuang, d. Kondisi design atau bentuk benda tuang dimana pembekuan terjadi tidak merata. . Dinding cetakan yang berdeformasi/expansi. & 38 PENYEBABNYA : 1 Design a, Penghitungan modul yang tidak tepat. Penempatan penambah (riser) yang menimbulkan beberapa masalah setelah_—_proses machining. . Dinding yang tebal yang dikelilingi oleh bagian-bagian yang lebih tipis. akan mengalami kesulitan penambahan cairan, d. Jorak — jangkauan dari penambah dan riser terhadap benda tuang kurang bisa terpenuhi (feeding effect kurang), e. Penambah (riser) yang terlalu kecil dari benda yang akan di supply. f. Ukuran leher penambah yang mempunyai ukuran yang terlalu besar dari yang seherusnya. g. Ada beberapa bagian yang terkonsentrasi panas (heat consentration). h. Radius benda tuangan yang terlampau kecil (radius dalam). 39 PENANGGULANGANNYA, : 1. Design a. . Menempatkan Menghindari |. Memperbaiki 1. Bila Penghitungan modul casting (Mec) yaitu perbandingan Volume casting (Vc) dibagi dengan luas permukaan pelepas panas (Ac). . Penempatan penambch yang tepat, bila ada proses ing tidak — membuat kesulitan atau menimbulkan permasalahan. . Bila perbedaan ketebalan design ‘mengharuskan penggunaan logam pendingin (chill) pada bagian yang tebal diharapkan pemadatan dengan tbagian yang tipis bisa samo. . Memastikan feeding efect pada bagian yang sering terjadi External shrinkage. penambah sesuai dengan benda tuang, penambch diharapkan bisa mensupply jika benda tuang kekurangan cairan, terjadinya penambch beku —_terlebih dahulu, sehingga fungsi dari penambch tidak ada. pengeluaran panas pada tempat dimena konsentrasi panas —berada dengan penempatan internal chill. ‘memungkinkan memperbesar radius benda tuang. i, Penempatan rib yang kurang sempurna (terlalu besar/kecil). 2. Metal dan Pouring a. Terjadi solidifikasi yang tertumpu peda salah satu tempat saja . Penuangan pada temperatur yang tinggi sehingga banyak mengalami penyusutan, . Penuangan pada cawan tuang kurang penuh. Saat —penuangan ~—karena pengaruh tekanan hidrostatik dari logam cair mengalami pembesaran rongga _cetak kerena gerakan dari dinding cetakan, 3. Gating dan Risering. 4. Penempatan sistim saluran dan penambah yang kurang tepat b. Ukuran penambah yang terlalu besar dari perhitungan yang semestinya. . Penambah yang terlalu besar dari yang semestinya 40 i. Memperhitungkan penempatan rib dan ukurannya dengan tepat, 2. Metal dan Pouring @. Mengurangi terjadinya solidifikasi pada salah satu tempat. b. Penuangan dengan menjaga temperatur yang diinginkan (tidak terlalu tinggi) cairan ‘akan sekecil_mungkin untuk mengalami penyusutan. . Kondisi cowan tuang harus penuh, sehingga bila terjadi penyusutan, supply cairan bisa diatasi.. |. Mengurangi efek yang membuat tekanan hidrostatik dori logam cair (ketinggian penuangan). Gating dan Risering. a. Sistim saluran dan penambeh dengan memperhatikan bagian benda tuengan yang membeku paling awal dan paling akhir bisa diantisipasi dengan diletakkannya penambah dan penempatan saluran masuk dihubungkan langsung dengan penambah b, Memperhitungkan Jarak jangkauan dari sebuah penambah dengan benda ‘tuangan. ¢. Menghindarkan penambah yang terlalu besar dari penghitungan karena bisa berakibat —bagian yang terokhir untuk memadat. d. Penggunaan chiller yang tidak sesuai dengan _penyerapan ponas yang harus dilakukan 4, Pasir Cetak. a. Kemampuan alir (permeability) pasir kurang. b. Mold tidak mempu untuk menerima beban panas. 41 d, Mempergunakan logam pendingin (chill) untuk membantu. modul yang tidak bisa dirubah kerena tuntutan design, dengan perhitungan penyerapan panas yang harus dilakukan. 4, Pasir Cetak a. Mempergunakan pasir cetak dengan distribusi yang baik. Menggunakan pesin cetak yang mempunyai kemampuan menerima pones yang cukup. b. B 221 Internal/Blind Shrinkage Proses shell mold, penuangan yang kurang penuh pada cawan tuang, B 212 Corner or Fillet Shrinkage Proses shell mold, penuangan pada cawan tuang tersendat-sendat (tidak kontinyu). B 212 Corner or Fillet Shrinkage Proses manual molding, pemberian sirip penguat yong terlalu kecil radiusnya. 8 211 External Srinkage Proses manual molding, penuangan yang kurang penuh, B 212 Corner or Fillet Shrinkage Proses shell mold, radius benda tuangan yang terlampau kecil (radius dalam). B 211 External Shrinkage Proses manual molding, kondisi cawan tuang saat pouring kurang penuh, sehingga saat penyusutan supply cairan tidak dapat dictasi, BSL MACRO/MICRO SHRINKAGE SHRINKAGE POROSITY Cacat ini akan terlihat setelah test kedap udara (air tightnees test) Pada benda tuang akan terlihat juga saat Elektro Plating dan Enamel Finishing. Bila dilihat dengan kaca pembesar akan terlihat pinhole-pinhole yang terdiri banyak kelompok. Terjadinya pada bagian yang menonjol dari core dan mold, serta tempat-tempat yang paling terakhir tersolidifikasi (bagian yang terakhir memadat), seperti dinding yang tebal, bagian dinding yang tebal yang saling berpotongan, radius benda tuangan, serta benda tuangan yang dekat dengan gate dan riser. Kadong-kadang akan muncul bersamaan dengan cacat 8 200 (Shrinkage) dan 8 100 (Blow Hole). PENYEBABNYA : PENANGGULANGANNYA : 1. Penyusutan dari logam karena 1. Penempatan penambah yang sesuai solidifikast dan penurunan dengan besarnya benda tuangan temperatur sementara supply _yang akan dilakukan supply cairan. logam cair tidak berlangsung. 2. Gas yong timbul sact terjadi 2. Menempatkan gas vent pemadatan, sementara gas tidak secukupnya, supaya gas scat bisa keluan. penuangan bisa keluar, 3. Gas yang ditimbulkan karena’ 3, Mempergunakan bahan material bahan material yang digunakan yang sedikit menimbulkan reaksi untuk mold dan core, gas. 4, Terjadi pusaran gas arena 4, Bila memungkinkan —kontruksi design. design diharapkan —_tidak menimbulkan pusaran gas, 5. Gating dan risering yang tidak 5. Gating dan risering yang sesuai sesuai dengan kontruksi benda tuangan dengan memperhatikan —aliran logam cair yang kontinyu dan tidak menimbulkan aliran yang turbulen. 6, Memastikan feeding effect (jarak 6. Feeding effect yang Kurang antara_penambah/riser dengan memadei.. benda tuangan).. 4a . Ukuran riser yang tidak sesuai besarnya benda tuangan. . Proses oxidasi sact proses peleburan kurang, . Untuk core dan mold kandungan bahan pengikat terlalu tinggi. Pemakaian bahan organik (saw dust) yang terlalu lembab. . Permeability pasir terlalu rendah. Lubang pembuangan gas yang kurang memadai. Penuangan dengan tekanan logam cair yang tinggi, karena penuangan yang terputus-putus, 44 7. Ukuran riser menyesuaikan * dengan besarnya benda tucngan sesuai dengan perhitungan. 8. Melakukan proses _re-oxidasi secukupnya sebelum tapping. 9. Mengurangi kandungan bahan perekat seminimal mungkin. 10. Melakukan pengeringan terlebih dahulu bahan organik (saw dust) sebelum dipakai, 11, Mempergurakan qualitas _pasir yang baik, 12, Meletakkan pembuangan gas (gas vent), sehingga gas bisa keluar. 13. Tidak — melakukan —_penucngan terputus-putus, 8 311 Macro/Micro Shrinkage Proses shell mold, gas yang ditimbulkan Karena bahan material yang digunakan untuk mold, C121 HOT CRACKING Bagian crack ini terlihat kusam atau buram karena oksidasi. Dari fesign bende tuangan tidak menimbulkan crack tetapi deri kontruksi pendinginan yang membuat terjadinya crack, PENYEBABNYA : 1, Benda tuang yang masih panas (padat dengan — sempurna), dilakukan shake out (pemischan antere pasir dan bende tuangan). 2, Scat pemindahan benda tuang yang masih panas kurang hati- hoti. 3, Pemotongan penambah terlalu besar sehingga terjadi pemanasan peda salah satu bagian. 4, Pendinginan tidak dilakukan di dalam mold. 5. Adanya benturan dengan benda yong keras (saat benda tuang masih panes). PENANGGULANGAN : 1. Meyckinkan bahwa benda tuang yang akan di shake out, sudah dalam keadaan padat sempurna, 2. Berhati-hati dalam pemindahan, epalagi benda tuang yang masin panas. 3. Penambah yang _berdiameter terlalubesor sedapat mungkin dihindarkan karena akan menimbulkan pemanason pada salah satu bagian. 4, Pendinginan di dalam mold lebih baik dari pada pendinginan dengan udara luar, 5. Menghindari benda tang mengalami benturan saat benda ‘tuangan masih panes. C121 Het Cracking Proses shell mold, casting yang masih panos dilakukan shake out. C211 COLD TEARING pti] UL Ceack ini akan terlihat seperti benda yang dipatahkan. Secara umum pada bagian yang berpotongan dari benda tuangan yang lebar dimana dari lokasi tersebut sering mengalami tekanan (stres) saat benda tuangan memadat paling akhir. Untuk cacat Hot Tear (C 222) permukaan hitam/kusam Karena oksidasi, Sementara untuk Cold Tear seperti benda ‘tuang yang ada lapisan teraknya. PENYEBABNYA : 1. Design benda tuang yang beser sehingga ada_~—_—perbedaan pendinginan yang besar pada salah satu bagian. . Gating dan risering system ada perbedaan pendinginan, . Tekonan/handling yang bertebihan saat pemisahen, _ pemindahan, pembersihan dan —_ proses permesinan. 46 PENANGGULANGANNYA : h Mengupayakan sama/serempak. pendinginon . Mengupayakan gating dan risering system tidak banyak menimbulkan konsentrasi panas. |. Berhati-hati dalom pemisahan, pemindahan, pembersihan dan proses permesinan, % C221 ir HOT TEARING Retaken yang terlihat dendritic (kasar bergerigi) dan biasonya terjadi pada tempat yang paling akhir membeku. Terjadinya crack akan banyak terjadi bilamana feeding effect tidak ada, Secara umum pada daerah yang terakhir membeku pada bagian yang mengalami hambatan (Constraint). PENYEBABNYA : PENANCCULANGANNYA : 1. Perbedoan ketebalon dinding 1. Menghindari perbedaan ketebalan benda tuang yang drastis. dinding, bila hal ini tidak mungkin ‘karena tuntutan design, penempatan rib atau logam pendingin (chill) dapat mengurangi 4 risiko crack. 2. Perpotongan dinding pada salah 2. Perpotongan dinding pada salah satu tempat, satu tempat mengalami perbsedacn penyusutan bagian =—-yang berpotongan, diatasi dengan chilling (logam pendingin), 3. Pasir cetak yang kekerasannya 3. Menghindari pemakcian — pasir terlalu tinggi dan tidak mampu cetak yang —terlalu tinggi untuk berdeformasi, kekeresonnya, ager pasir cetak mampu untuk berderformasi sact terjadi penurunan suhy don penyusutan dianjurkan untuk mengurangi Kandungon air, pengikat don debu. Pemakaian Pasir cetak untuk core tidak | terlampau tinggi kekerasannya, karena akan mengahalangi saat | benda tang melakukan penyusutan. 4. Penguat core yang terlalu banyak 4. Pemakaian penguat —_ core . sehingga core tidak hancur saat setidaknya tidak membuat core - benda tuang membeku menjadi lebih keras. a7 5. Penuangan pada temperatur tinggi, panas berlebihan pada salah satu sudut serta pembagian suhu benda kurang merata 6. Feeding effect yang terlampay kecil (Garak antara penambah dengan benda tuang). 7. Radius tuangan yang terlalu kecil sehingga perbedoan ketebclan antara bagian yang radius dengan dinding benda tuang mengalami penyusutan yang berbeda, 5. Temperatur penuangan diharapkan-tidak melampui batas. 6. Menciptakan feeding ef fect. 7. Menghindarkan radius _tuangan yang terlampau kecil. 8. Penempatan sirip penguat yang 8. Penempatan besarnya —_sirip terlalu tipis merupakan bagian —penguat harus diperhitungkan yang pertama kali untuk memadat. 9. Pasir cetak tidak mampu untuk berdeformasi. 10,Pemadaten posir yang terlalu padat, Po Rie SSS SS dengan besarnya benda tuangan. 9. Sebaiknya membuka mold saat benda tuang masih panas tidak dilakukan, 10. Melakukan pemadatan pada pasir cetak tidak terlalu padat, 48 € 221 Hot Tearing Proses pasir furan, _perbedaan ketebalan benda tuang yang drastis. 9 c222 QUENCH CRACKING Benda tuangan dari tuntutan mekanis erat hubungannya dengan kekuatan tarik, perpanjangan (elongasi) dan kekerasan. Untuk mencapai hal tersebut proses laku panas diperlukan. Tidak menutup kemungkinan terjadinya crack Karena proses pendinginan cepat (quench). Kondisinya ter jadi di permukaan dan tidak terjadi terus menerus. PENYEBABNYA PENANGGULANGANNYA = 1. Proses Heat Treatment yang 1. Proses Heat Treatment tidak sesuai dengan standard menyesuaikan dengan besarnya benda tuangan, material serta mutu mekanis yang diinginkan. 2. Media Quench tidak sesuai 2. Menggunakan media quench yang dengan bende tuangan. tepat. 3. Penyusunan benda tuang saat 3. Benda tuangan yang mudah sekali proses quench tidak tepat. retak (crack) tidek di letakkan pada posisi paling bawah, Penuangan dengan kendisi cairan yang dituang ke cetakan, pada temperatur terlalu rendah atau penuangan yang tersendat-sendat, saat memadat ade beberapa bagian yang tidak menyatu secara utuh dengan bagian lain, membentuk radius dengan permuckean yang halus. Defect ini berhubungan dengan E 1/1 Misrun dan E 121 Misrun, PENYEBABNYA 4 2. . Kemampuan pasir Penuangan/pouring yang terputus- putus (terpotong). Temperatur penuangan cairan terlalu rendah, Penuangan pada cawan tuang (pouring cup) tidak dijaga penuh. Ladle kurang panas sehingga panas cairan akan terisap oleh ladle. cetak dalam menyerap panas terlalu tinggi. . Penempatan saluran masuk yang tidak tepat. PENANGGULANGANNYA : 1. Menghindari penuangan dengan terputus-putus (terpotong). 2. Menghindari temperature peruangan saat temperature sudah rendah, 3. Gawan tuang/pouring cup horus dijaga penuh. Pemanasan di ladle yang cukup sebelum cairan di fuang ke dalam ladle, . Mengurangi kandungan air dalam pasir cetak. . Memperhitungkan kembali dengan penempatan saluran masuk supaya dliran bisa serempak. 311 Cold Shut Proses shell mold, penuangan yang terputus-putus/tidak kontinyu. C331 COLD SHUT UNFUSED CHAPLET 77M, Terjadinya cacat pada lokasi dimana chaplet dan chill ditempatkan dengan kondisi chill/chaplet, tidak menyatu dengan cairan pada permukaan terlihat holus. PENYEBABNYA PENANGGULANGANNYA + 1. Temperatur penuengan yang 1, Menghindari melakukan penuangan terlalu rendah, pada temperatur yang rendah, 2. Penempatan saluran masuk yang 2. Memperhitungkan arch alien tidak tepat. logam cair dengan kontinyu. 3. Chaplet dengan temperature 3. Chaplet/chill sebaiknya lebur yang tinggi. merupakan material yang mudah untuk melebur pada temperatur yang rendah, Dit SURFACE FOLDS, GAS RUNS UMMA D113 SEAMS OR SCARS =? Cekungan dengan bentuk kerut yang tidak rata dan tersebor di sebagian permukaan casting pada permukaan horizontal dari dinding yang tipis pada benda tuang. Tenjadinya hel ini karena kekentalan logam cair serta tekanan (presure) yang tidak berfungsi secukupnya, akan timbul udora dan gas dari logam cair di dalam mold tidak keluar seluruhnya dari mold. PENYEBABNYA : 1. Pouring Temperatur penuangan terlalu rendah, woktu penuangan terlalu lama. 2. Kekentalan (Viscosity) logam cair terlalu tinggi 3. Adanye reaksi antara logam dan permukaan mold. 4, Karena oksidasi yang kurang. PENANGGULANGANNYA : 1, Mempercepat waktu penuangan, serta melakukan penuangan pada temperatur yang tinggi. 2. Penuangan pada temperature yang tinggi akan menurunkan viscosity logam cai, 3. Mengurangi kandungan bahan pengikat pada pasir cetak. 4. Melakukan decksidasi yang. baik pada logam cair sebelum tapping. D121 ROUGH CASTING SURFACE Benda tuang dengan cetakan dari bahan daser pasir, mempunyai permukaan (surface) yang kasar, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Hal yang paling penting adalah mutu dari pasir cetak dan reaksi antara mold dengan metal. Cacat roughnes bicsanya akan diikuti dengan Sand Inclusion, x = sass] Reaksi antara \ } ¢ ‘ % I mold dan metal COC. ‘tend graine ‘copliary Pes Lis | PENYEBABNYA : PENANGGULANGANNYA : 1. Butiran pasir yang terlalu kasar 1, Penggunaan pasir dengan ukuran untuk cetakan (mold) yang besar —_butiran yang tidak melampui dari dan luas. ukuran standar yang diinginkan. 2. Pencampuran pasir yang kurang 2. Memperbaiki kembali merata dengan material lain pencompuran pasir dengan bahan (resin). pengikat (resin), 3. Kekerasan cetakan (bending dan 3. Melakukan pemadatan _ pasir compresion strength) yang rendah —secara merata, serta penggunaan sehingga cairan mudah mengikis _ bahan pengikat. dinding cetakan, 54 . Untuk Tekanan yang terlalu besar karena pemasangan saluran turun yang tinggi (down sprue) dan letak penungan dengan cawan yang terlalu tinggi. . Temperatur penuangan yang terlalu tinggi. Kontruksi leher penambah yang besar, panas terkonsentrasi pada leher penambah. methoda pasir furan coating yang kurang sempurna (terlalu tipis), 35 Penggunaan saluran turun tidak melebihi dari penghitungan dan menghindari penuangan yang letaknya relatif tinggi, korena akan timbul tekanan yang besar. Tidak melakuken penuangan pada temperatur yang lebih tinggi. Mengurangi Konsentrasi panas disekiter leher penambah dengan dengan design yang tepat. Memperbaiki cara pemakaian coating pada methoda _pasir furan/pepset. D133 FLOW MARKS, CROWS FEET D134 ORANGE PEEL Ceiran logam yang masuk ke rongga benda tuangan akan mempunyai tekanan yang akhirnya akan berpengaruh dengan dinding mold. Dinding benda tuang yang luas dan tipis kecenderungan untuk terjadi Flow Marks/Orange Peel lebih besar terjadi. Terjadinya Flow Marks/Orange Peel lebih sering pada bagian sudut benda tuangan dengan ukuran bulat dengan bentuk cekungan yang relatif kecil. Kelihatannya mirip dengan porosity yang ada di permukaan, PENYEBAENYA : A . Temperatur Kandungan gas dalam pasir cetak berlebinon Karena pencampuran antara pengikat dan pasir kurang sempurna, . Kandungan air dalam pasir cetak yang cukup tinggi dan pasir cetak untuk core yang _menggunakan bahan organik, kandungan airnya terlalu tinggi . Kurangnya deoksidasi pada cairan saat proses peleburan, penuangan yang terlalu tinggi |. Kekerasan cetakan yang rendah, sehingga cairan logam mudah mengikis dinding cetakan. 56 PENANGGULANGANNYA : 1, Menyempurneken —_pencampuran antara behan pe: 2kat dan pasir . Mengurangi kandungan air dalam pasir cetak dan bahan organik. . Melakukan deoksidasi sebelum dilekukan peruangan/tapping ‘Mempercepat aliran logam cair dan menambah jumlah in gate (Saluran mosuk), Menghindari pemakaian _pasir cetak dengan kekerasan yang rendah Butiran pasir yang terlampau kasar untuk mold yang besar dan luas . Aliran logam cair yong kurang lancar (pengisian perlahan dan tidak kontinyu diana gas berintervensi dengan lagam). . Hexamine yang bereaksi dengan resin membentuk gas saat penuangan. Butiran pasir yang kasar (butiran lebih besar) bila dipergunakan untuk mold yang besar dan luas akan terkikis scat cairan masuk. . Melakukan pengeringan mold yang ‘akan —dipakai_kering untuk menghilangkan gas dan tmenempatkan lubang gas buang untuk mengeluarkan gas saat cairan masuk. |. Penambahan Iron Sand pada pesir (3~5 %), D 133 Flow Marks Proses shell mold, kandungan ges dalam pasir cetak berlebihan. D 134 Orange Peel Proses shell mold, kekerason RCS yang terlalu rendah untuk core. D141 SINK MARKS, DRAW, SUCK IN ‘Tekanan atau penurunan dari benda tuang yang ter jadi pada permukaan tempat yang berpotongan. Kadang-kadang ditemukan dibagian bawah dari daerah dimana terdapat Internal Shrinkage Cavity atau Shrinkage Porosity karena cairan tertarik oleh bagian yang mengalami proses pembekuan. PENYEBABNYA : PENANGGULANGANNYA : 1. Mold tidak mampu dengan tekanon 1, Penambahan riser, gate dan chill cairan. untuk meratakan pendinginan. 2. Konsentrasi panas pada salah satu 2. Design sedapat — mungkin tempat dan pembekuan yang menghindari daerah yang saling mengarah ke bagian yang saling _berpotongan (heavy section). berpotongan D 141 SCSiMn2H Proses shell mold, konsentrasi panas pada salah satu tempat D221 BURN ON D 222 BURN IN Reaksi antara cairan logam dan pasir cetak pada suhu diatas 800°C diawali dengan terbentuknya oksida besi yang kemudian bereaksi dengan pasir silica membentuk ferre-silika-oksida. Pada Burn In/On (sintering) biasonya timbul di daerah yang terbebani panas yang besar seperti daerch salunan masuk, bagian benda tuang yang tebal atau bagian yang tipis yang dikelilingi oleh bagian yang tebel. A. D221 Burn On Burn On bila dilihat dalam microscope, butiran pesir melekat diatas permukaan logam. Dalam uji kemagnitan tidak dapat tertarik oleh magnit. Pasir yang menempel pada produk costing yang tidak dapat dihilangkan dengan Shot Blast. PENYEBABNYA : PENANGGULANGANNYA : 1, Bahan kimia yang ada di mold 1, Mengurangi penggunaan bahan- (pasir cetak) atau cairan yang bahan kimia yang mudeh untuk bereaksi membentuk Fex Siy bereaksi, serta pengecheckan 0; (fayalite). periodic kadar keasaman (pH). 2. Kondisi pasir cetak yang basah - @._ Menyempurnakan pengeringan (kandungan airnya —_terlalu pasir cetak sebelum tinggi). dipergunakan, 3. Temperatur pouring yang 3, Tidak — melakukan pouring melampui batas —_(terlalu dengan temperature yang tinggi). melampui batas —_(terlalu tinggi). B D222 Bum In Burn In butiran pasir masuk di atas permukaan benda tuangan. Pada uj kemagnitan tidak dapat tertarik oleh magnit. D 221 Burn On Proses shell mold, material SCSIMNZH. mengalami fusi dan menempel pada casting. PENYEBABNYA : 1. Titik sintering pasir cetak terlalu rendah (kemampuan dalam menerima beban panas). 2. Temperctur penuangan yang terlalu tinggi. 3. Reaksi pasir yang membentuk slog dengan oxida atau sulfida di dalam cairan, . Terjadi konsentrasi panas pada salah satu bagian secara berlebihan. Lapisan Pasir yang PENANGGULANGANNYA + t |. Mengurangi Sangat —dianjurkan untuk ‘menambah kekuatan dari mold secara keseluruhan, . Tidak melakukan penuangan dengan temperature secara berlebihan. bahan pengiket yang mudah untuk bereaksi. . Menambahkan riser, gate don chill (logam pendingin) untuk meratakan pendinginan, D223 METAL PENETRATION x Terjadinya karena campuran antara pasir dengan logam yang menempel pada permukaan produk casting karena adarya tekanan hidrostatis cairan logam dengan dinding cetakan. Secara visual hampir mirip dengan Buen Tn dan Burn On, Terbentuknya formasi fayalit akibat reaksi antara oksida besi dengan pasir cetak. Bila dilihat secara visual terlthat bahwa butiran pasir terlapisi oleh cairan, bentuknya sangat kasar seperti bunga karang, Bila dilakukan pengecheckan dengon kemagnitan, hasil kikisan bila kita dekatkan dengan magnit akan tertarik dengan magnit. PENYEBABNYA : 1. Sudut benda tuangan yang terlampau tajam sehingga timbul konsentrasi panas pada salah satu bagian. 2. Kandungan debu terlalu banyak sehingga kemampuan refraktori pasir kurang. 3. Butiran pasir yang terlampau besar ukurannya. 4, Pemadatan pasir yang kurang, 5. Pemakaian binder terlalu banyak. 6. Temperatur terlalu tinggi. 7. Proses coating sand yang kurang sempurna. Penuangan yang PENANGGULANGANNYA : 1. Memperbesar — sudut tuangan —bila_——_—kontruksi ‘mengijinkan seta mengurangi terjadinya konsentrasi panas pada salah satu bagian. 2. Mengurangi kandungen debu dalam pasir cetak. benda 3. Memakai pasir cetak dengan distribusi yang lebih tinggi 4. Memperbaiki cara pemadaton pasir cetak. 5. Mengurangi binder dalam pasir cetak. 6. Menghindari temperatur penuangan yang terlalu tinggi 7. Menyempurnakan proses coating dengan pembakaran. D 223 Metal Penetration Proses shell mold, penuangan terlaly tinggi. D 223 Metal Penetration Proses manual molding (pasin furan), sudut benda tuang terlalu tajam, konsentrasi panas peda saloh satu agian. Elli MISRUN Perubahan benda cair menjadi pedat ckan mengalami penyusutan, Seberapa besar penyusutan perlu diperhitungkan. Benda tuangan banyak terjadi di bagian ujung yang beradius luar yang jauh dari in gate. Sudut pada sebagian cacat membulat dan agak halus. PENYEBABNYA 1 ). Radius . Kecepatan Temperatur penuangan yang terlalu rendah, sehingga daya alir (Fluidity) logam cain kurang baik. . Ukuran in gate terlolu kecil atau tidak sesuai dengan ukuran benda ‘tuangan, Penempatan saluran masuk yang tidak tepat, logam cair tidak dapat mengisi cetakan (mold) dengan sempurna. . Ketinggian (head) saluran masuk dan penambah yang tidak seu benda — tuang terlampau kecil yang . Posisi benda tuang seat di lakukan penuangan kondisinya tidak rata, penuangan (pouring speed) yang terlalu lambat. Penuangan yang tersendat-sendat atau tidak kontinyu. 8 PENANGGULANGANNYA : 1. Meninggikan temperatur saat penuangan, sehingga meningkatkan aya alir (fluidity) logam cair. 2. Memperhitungkan ukuran gate sesuai dengan ukuran benda ‘tuangan, 3. Memperhitungkan — penempatan dari saluran masuk sehingga logam cair bisa mengisi rongga benda tuangan dengan penuh. . Ketinggian (head) saluran masuk diharapkan tidak lebih rendah dari benda tuangan, demikian juga dengan penambch —harus menyesucikan dengan besarnya benda tuangan, . Radius benda tuangan yang kecil banyak —menimbulkan masalah untuk itu sedapat mungkin radius benda tuangan dibuat lebih besar. 6. Sebelum melakukan penuangan memestikan bahwa posisi benda ‘tuangan (mold) posisi rata. 7. Benda tuangan yang besar horus lebih cepat dalam —melakukan perucngan dari pada bende tuang yang kecil. 8. Tidak —melakukan —_penuongan terputus-putus (tidak kentinyu), E fl Misrun Proses manual molding, ketinggian saluran mesuk (head) dan penambah yang tidak sesuai dengan ukuran benda tuang. E111 Misrun Proses shell mold, penuangan yang tidak kontinyu, £122 POURED SHORT Bagian benda casting bagian atas tidak utuh dengan bagian pinggir membulat. Logam cair yang ada di cawa in tuang tidak sampai ke bagion benda ‘tuang yang paling atas, begitu juga dengan kondisi penambah, PENYEBABNYA : 1, Kondisi cairan di dalam ladle saat penuangan tidak cukup mengisi mold/cetakan. . Operator pouring _— salah memperkirakan quantity cairan dalam ladle. PENANGGULANGANNYA : 1. Sebelum melakukan penuangan horus memperhitungkan dengan kondisi benda yang okan dilakukan 2. Memperbaiki skill operator pouring, E 122 Poured Short Proses manual molding, salah memperkirakan quantity cairan dalam lodle. E122 Poured Short Proses shell mold, cairan dalam ladle habis sebelum —rongga casting seluruhnya terisi penuh. £123 RUN OUT Logam cair scat diisi ke mold setelah mengisi seluruh atau sebagian mengalir keluar (bocor) dari mold, karena suatu pengerjaan yang kurang baik sehingga terjadi hal ini, PENYEBABNYA : 1, Terjadi retakan pada mold karena tekanan logam cair, karena kurang kuct atau kuarang baik dala pengerjaan pemadatan —serta kondisi pasir cetak dengan kekerasan rendah. 2. Saat memasang core dan mold karena pengerjaan yang kurang bagus terjadi celah. Permukaan parting line yang kasar atau tidak rata, sehingga saat mold ctes dan bawah ditakukan setting tidak rapat, 4, Pemasangan clamp pada box cetakan kurang bagus pemasongannya. 5, Pengeleman/bonding yang terlalu tebal sehingga memberi gop pada mold. 6. Pengepresan yang kurang bagus pada proses shell mold. PENANGGULANGANNYA : 1 3 4, 5. 6 Memperbaiki proses pemadatan dan kekuatan mold. . Melakukan pengerjaan core dan mold sebaik mungkin dengan menghindarkan celch. Mencegah terjadinya ketidak rataon permukaan parting line. Memasang Clamp dengan sempurna dan baik hingga celah tidak ada/ sekecil mungkin. Pengeleman/bonding _sebaiknya tidak terlalu berlebihan. . Pengepresan mold harus merata dengen beban yang sesuai. € 123 Run Out Proses manual molding, permukaan parting line yang kasar atau tidak rata, F122 IRREGULAR CONTRACTION (Penyusutan Yang Tidak Teratur ) T= Theoretical Size Terjadinya penyusutan di seluruh bagian dari casting karena ada perbedaan kecepatan pendinginan pada bagian dari casting (perbedaan tebal jing). Pada dinding casting yang tebal, penyusutan logam sendiri besar, bila dinding tipis maka penyusutan kecil. Seberapa jauh besarnya penyusutan dari casting perlu diatasi dengan beberapa percobaan-percobaan. PENYEBABNYA : 1, Design kurang tepat menimbulkon perbedaan kecepatan pendingincn pada seluruh bagian dari casting, akibat perbedaan daya hanter panas pada core/mold Karena perbedaan iebal dinding. PENANGGULANGANNYA : 1. Perbedaan kecepatan pendinginan perlu diantisipasi, bila perlu merubah design pattern dengan memperhatikan penyusutan yang ‘kan ter jadi. 6 PENYEBABNYA : presi tepat atau teliti. sebelum dipakai produksi kurang o teliti. Benda tuang yang tidok sesuai dengan gambar (drawing) saat pengecheckan pattern kemungkinan tidak mencocokan dengan drawing, . F211 PATTERN ERROR PENANGGULANGANNYA : 1. Drawing/gambar yang tidak 1, Pembuatan drawing harus teliti dengan ukuran yang akan dijadikan patokan/standard. 2, Pembuatan pattern yang kurang 2. Pengecheckan dimensi pattern dengan acuan drawing. 3. Pengecheckan dimensi pattern 3. Melakukon pengecheckan dengan teliti sebelum dipakai. F221 SHIFT (CROSS JOINT) Benda tuang yang dipisahkan oleh parting line yang terdini cetakan atas dan bawah, bila dalam penyatuan cetakan/mold tidak sama atau sejajar akan menjadi benda tuangan yang tidek menyatu/sejajar. PENYEBABNYA 1. Pin penepat keausan, yang mengalami 2. Clearance pin penepat yang terlalu besar. 3. Pinatas dan bawah tidak center. 4, Setting pattern yang kurang center antara pattern atas dan bawah, PENANGGULANGANNYA : 1, Melakukan pengecheckan periodik terhadap pin terutama untuk pattern wood (kayu). 2. Clearance pin diperhitungkan tidak terlalu besar. 3, Melakukan pengecheckan secara teliti terhadap center pin atas dan bawah. 4. Merakit (Assembly) pattern harus memperhatikan kondisi sumbu (center) antara pattern atas dan bawah dengan _pengecheckan dimensi secara teliti. F 221 Shift (Cross Joint) Proses manual molding, setting pattern yang kurang center antara pattern atas dan bawah, F 221 SCSiMn1H Proses manual molding, pin penepat mengalami keausan. F222 SHIFTED CORE Benda tuang yang terdiri deri core yang terpasang paralel dengan parting line dalam hal ini, pembuatan core bila kurang tepat pada pattern yang dipakai hasil dari core itu sendiri akan bergeser atau tidak tepat. PENYEBABNYA : 1. Pattern untuk core.-—yang ‘terpasang pada kurang center. 2. Clearance antara pattern core pin dan bushing yang terlalu besar. 3. Engsel core box yang telah mengalami keausan 4, Pin penepat core box/pattern core tidak ada PENANGGULANGANNYA : 1 . Engsel . Sebelum ‘Meyakinkan bahwa soat memasang pattern core pada mesin benar- benar center. . Clearance (celeh) antara core pin dengan bushing harus sekecil mungkin core box horus dalam keadaan baik sebelum dipakai. melakukan proses melakukan pengecheckan dengan kondisi pin. F234 WARPED CASTING (Lengkangan Benda Tuang) Bentuk Casting setelah proses machining atau heat trectment akan mengalami perubahan yang mungkin tidak kita inginkan, PENYEBABNYA : 1, Pemanasan (heating) yang tidak merata. 2, Pendinginan (cooling) yang terlalu cepat serta media Quenching yang tidak tepat. 3. Penyangga di dalam furnace tidak memadai untuk benda tuang yang di lakukan Heat Treatment. 4, Benda tuang melunak pada saat pemanasan dan derdeformasi 5. Heat Treatment yang berulang- ulang. PENANGGULANGANNYA : + ie 2 4, Melakukan pemanasan —_sesuai dengan bentuk dan ukuran benda tuang, Menghindari pendinginan dengan mendadek dan pemilihan media quenching yang tepat. Modifikasi penyangga disesuaikan dengan benda tuangan yang digunaken di furnace. Mengantisipasi design benda tuang yang) mudah ~—uuntuk berdeformasi scat —_proses pemanasan, . Mencegah proses heat treatment secara berulang-ulang, G 121 INCLUSIONS OF SLAG, DROSS OR FLUX ; CEROXIDE Metallic inclusion yang mengandung unsur-unsur dari slag peleburan dan slag hasi! pengolahan logam cair terjadinya pada dinding atau permukaon benda tuangan dengan bentuk yang tidak merata, Ciri-ciri slag putih kecoklatan atau putih keabu-abuan, Kotoran atau inclusi dori reaksi yang terjadi sewaktu peleburan cenderung mempunyai partikel yang sangat kecil karena adanya reaksi antara logam dengan oksigen, nitrogen, sulfur dan lainnya. Inclusi dapat terjadi karena saat proses penuangan yang berasal dari peleburan dan ladle yang mempergunakan bahon pelapis tahan panas serta lining material (refractory). PENYEBABNYA : 1. Saat memindahkan cairan ke ladle slag ikut masuk ke ladle, . Penghitungan sistim saluran masuk yang kurang tepat sehingga terck (slag) tidak bisa keluar, . Bahan paduen yang ditambahkan di ladle tidek lorut dalam cairan dan membentuk sleg (terak). . Temperature penuangan yang terlalu rendah —_cenderung menyebabkan pembentukan terak (slag). . Pemischan terak (slag) dari cairan logam yang Kurang sempurna, . Penjebak slag dalam gating system tidak ada/ kurang tepat. . Melakukan —penuangan sampai cairan dalam ladle tidak tersisa. . Penuangan pada cawan tuang tidak dijaga penuh. PENANGGULANGANNYA : 1. Memindahkan cairan ke ladle yakin bahwa slag tidak tkut terbawa ke ladle. 2. Memperhitungkan hahwo terok {slag) akan terbawa ke arah aliran keluar dori rongga tuang. . Penambahan bchan paduan di ladle ‘seminimal mungkin. 4. Menghindari penuangon pada temperature yang rendah. 5. Memisahken terok (slag) saat proses peleburan, 6. Membuat penjebak terak dalam gating system. 7, Saat penuangan mengupayakon cogar slag tersisa dalam ladle dan tidak tertuang kedalam cetakan, |. Diupayakan pengisian selalu penuh pada cawan tuang. G 121 Inclusions of Slag, Proses shell mold, kurang sempurna dalam pemisahan terak dari cairan logam. 6 121 Inclusions of Slag. Proses manual molding, slag yang tidak bisa keluar karena pemisahan terck dari cairan logam yang kurang sempurna. G 121 Inclusions of Slag Proses shell mold, pemisahan terak deri cairan logam yang kurang sempurna. @131 SAND INCLUSIONS Cacat ini berupa rongga-rongga tak beraturan yang ditinggalkan oleh pasir. Pasir yang terbawa hanyut oleh aliran cairan umumnya kecil-kecil. Pasir yang sudeh rentok sebelum dilakukan penuangan biasanya besar dan berada di agian bawah pada sudut tuangan, Sedangkan pasir yang jatuh saat dicetakan dilokukan penuengan terletek dibegian atas tuangan. Dengan ukuran 2 ~ 6 mm didalam rongga masih berupa pasir dan akon diikuti cacat dengan Sub Grup 0230 SCAB. PENYEBABNYA : A . Pengikat Mold atau core yang terkelupas karena bahan pengikat tidak tercampur merata, . Pemadatan pasir cetak kurang sehingga mudah rontok (Manual Molding). . Sudut tuargan yang terlampau tojom sehingga mudah rontok saat diisi cairan, ctu binder kurang menyebabkon kekuaten RCS dori core dan mold kurang sehingga mudah rontok karena pengaruh geya mekanis yang ditimbulkan oleh aliran logam. . Lokasi system saluran yang kurang tepat menyebabkan adanya aliran metal yang besar yang membentur dinding cetakan. 5 PENANGGULANGANNYA : i . System Memperbaiki proses pencampuran pasir dan bahon material lain, sehingga didapatkan proses yang sempurna. . Untuk manual molding melakukan pemadatan mold yang merata baik untuk mold atau core, . Menghindari konstruksi tuangon dengan sudut yang tertampau tajam. | Menambah pengikat atau binder untuk menciptakan kekuatan RCS. saluran — menghindari tekanan cairan yang terlalu besar, membentur dinding rongga tuang. G 131 Sand Inclusions Proses shell mold, mold yang rontok karena bahan pengiket yang tidak tercampur merata, 131 Sand Inclusions Proses manual molding, pasir yong rontok Karena pengikat atau binder kurang. 6 131 Sand Inclusions Proses manual molding, mold atau core yang terkelupes karena bahan pengikat tidak tercampur merata,

You might also like