Professional Documents
Culture Documents
net/publication/326205533
CITATIONS READS
2 421
2 authors, including:
Endang Fourianalistyawati
University of Wisconsin–Madison
56 PUBLICATIONS 31 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Pengaruh Kualitas Jasa, Citra Perusahaan dan Tingkat Suku Bunga Kredit Terhadap Keputusan Pengambilan Produk Kredit Mikro View project
All content following this page was uploaded by Endang Fourianalistyawati on 20 July 2018.
Abstract
During the early adulthood stage of development, there are duties that individuals typically
perform, work and marriage. These duties must be balanced to obtain psychological well-being.
If someone unable to balance both roles, they may get stress, unhappy, even the psychological
well-being may decrease. One way to enhance psychological wel-being is trait mindfulness. The
purpose of this study was to analyze the role of trait mindfulness on every dimension of
psychological well-being in early adults. Samples were working and married adults between 20-
40 years old and living in Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi. This research used Ryff’s
Psychological Well-Being Scale to measure psychological well-being and Five Facet
Mindfulness Questionnaire to measure trait mindfulness. Multiple regression testing showed trait
mindfulness play a significant role in every dimension of psychological well-being, in which
35.3% for environmental mastery, 31.7% for purpose in life, 31.1% for positive relation, 24% for
personal growth, 18.7% for autonomy, and 17.6% for self-acceptance.
Abstrak
Individu dewasa awal memiliki dua tugas perkembangan utama, yaitu bekerja dan menikah.
Kedua tugas perkembangan ini harus seimbang untuk meningkatkan psychological well-being.
Apabila individu tidak mampu menyeimbangkannya, dapat menyebabkan stres dan
ketidakbahagiaan bahkan menurunkan psychological well-being. Salah satu pendekatan untuk
meningkatkan psychological well-being adalah trait mindfulness. Penelitian ini bertujuan
menganalisis peran trait mindfulness terhadap setiap dimensi psychological well-being pada
dewasa awal. Subjek berjumlah 200 orang yang merupakan individu dewasa awal dengan
rentang usia 20-40 tahun, telah bekerja dan menikah, serta berdomisili di Jakarta-Bogor-Depok-
Tangerang-Bekasi. Alat ukur terdiri dari Ryff’s Psychological Well-Being Scale (PWBS) untuk
mengukur psychological well-being, dan Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ) untuk
mengukur trait mindfulness. Uji regresi ganda menunjukkan trait mindfulness berperan
signifikan terhadap dimensi psychological well-being, yaitu sebesar 35.3% pada dimensi
environmental mastery, 31.7% pada dimensi purpose in life, 31.1% pada dimensi positive
relation, 24% pada dimensi personal growth, 18.7% pada dimensi autonomy, dan 17.6% pada
dimensi self-acceptance.
Kata kunci: trait mindfulness, psychological well-being, tahap perkembangan dewasa awal
67
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 67-82
dapat mengurangi jumlah waktu dan tenaga tingkat stres yang rendah ketika menemui
yang digunakan untuk peran pekerjaan, permasalahan sehari-hari, memiliki mental
sehingga menimbulkan potensi terjadinya dan fisik yang sehat, kemampuan yang baik
konflik dalam pekerjaan dan keluarga ikut dalam sosial dan emosional, serta indikator
merasakan dampaknya. Tuntutan pekerjaan lain dalam kualitas hidup dan psychological
membuat waktu dan tenaga untuk keluarga well-being (Weinsten, Brown, & Ryan,
semakin berkurang dan menyebabkan kon- 2009). Dengan demikian, individu mampu
flik di lingkungan keluarga akibat waktu untuk memenuhi tugas dan permasalahan
dan tenaga yang berkurang (Benin & dalam tahapan perkembangannya dapat
Niendstedt, dalam Christine, Oktorina, & diatasi dengan baik.
Mula, 2010). Dengan demikian, konflik- Di Indonesia telah dilakukan beberapa
konflik tersebut menyebabkan stres yang penelitian terkait trait mindfulness terhadap
berat, mengganggu aktivitas serta beragam subjek dan ditemukan dapat
kesehatan individu, depresi, kegelisahan meningkatkan kesejahteraan psikologis
dan akhirnya membuat diri individu tidak mereka, seperti pada ibu hamil, pengendara
bahagia, bahkan menurunkan psychological motor, dan juga remaja (Fourianalistyawati,
well-being (kesejahteraan psikologis). Grasiaswaty, & Uswatunnisa, 2018). Bebe-
Psychological well-being adalah ke- rapa hasil penelitian terkait dengan trait
adaan psikologis dari individu yang mindfulness dan psychological well-being
memiliki karakter positif pada penerimaan menunjukkan bahwa trait mindfulness
diri, hubungan dengan orang lain, otonomi, mampu membuat psychological well-being
penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan individu menjadi lebih baik dalam dimensi
pertumbuhan diri (Ryff & Keyes, 1995). kepuasan hidup, self-confidence, self-
Psychological well-being berhubungan pula efficacy, self-compasion, sense of personal
dengan macam-macam variabel yang growth (Weare, 2014), dan dimensi
melibatkan proses internal dan eksternal otonomi (Parto & Besharat, 2011).
pada diri individu. Salah satu variabel Penelitian Mahmoudzadeh, Mohammad
tersebut adalah trait mindfulness, yang khani, Dolatshahi, dan Moradi (2015)
memperkuat atensi atau kesadaran. Pada menunjukkan bahwa mindfulness memiliki
penelitian sebelumnya, telah ditemukan hubungan yang positif dengan setiap
bahwa psychological well-being memiliki dimensi psychological well-being.
hubungan yang positif dan signifikan Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
dengan kelima dimensi trait mindfulness trait mindfulness dapat meningkatkan
(Baer, Smith, Hopkins, Krietemeyer, & psychological well-being dengan menurun-
Toney, 2006). kan pola pemikiran yang berulang dan
Trait mindfulness adalah suatu bentuk melakukan penerimaan pada diri individu
disposisi dari mindfulness (Neelarambam, maupun apa yang terjadi pada dirinya
2015) atau suatu derajat atensi mindful pada (Ramel, Goldin, Carmona, & McQuaid,
individu (Brown, Ryan, & Creswell, 2007). dalam Mahmoudzadeh dkk., 2015). Dengan
Sedangkan mindfulness berarti suatu demikian, semakin individu bersikap
keadaan ketika individu sadar akan dirinya, mindful, maka ia akan semakin bisa untuk
baik tempat maupun mental terhadap mendeteksi dirinya sendiri dari pemikiran
keadaan yang terjadi pada saat itu juga, yang negatif. Selain itu, individu yang
serta tidak berfikir ataupun terpaku akan memiliki trait mindfulness akan
kejadian masa lalu maupun masa depannya, menekankan pada penerimaan dibanding-
melainkan fokus akan keadaan sekarang kan dengan menjauhi terhadap apa yang
(Baer, Smith, Lykins, Button, Krietemeyer, terjadi pada diri individu maupun lingku-
Sauer, Walsh, Duggan, & Williams, 2008). ngannya (Brown & Ryan, dalam
Individu yang mindful akan memiliki Mahmoudzadeh dkk., 2015). Hal ini
68
Peran Trait Mindfulness terhadap Psychological Well-Being pada Dewasa Awal (Anna Erpiana, Endang Fourianalistyawati)
berhubungan dengan dimensi pada psycho- individu untuk menguasai dan mengatur
logical well-being, salah satunya yaitu self- lingkungan, mengontrol aktivitas eksternal
acceptance. Penelitian terkait trait mind- yang kompleks, menggunakan kesempatan
fulness di Indonesia yang dilakukan oleh secara efektif, memiliki kemampuan untuk
Sanoveriana dan Fourianalistyawati (2017), memilih dan menciptakan konteks yang
juga menemukan bahwa trait mindfulness sesuai dengan kebutuhan dan nilai pribadi.
merupakan prediktor yang signifikan Dimensi kelima, yaitu purpose in life,
terhadap semua dimensi dari psychological merupakan individu yang memiliki tujuan
well-being. dalam hidup dan perasaan terarah, merasa-
kan makna dan tujuan dari kehidu-pan yang
Psychological Well-Being sedang dan telah dilaluinya serta mempu-
Psychological well-being adalah ke- nyai tujuan hidup. Dimensi terakhir, yaitu
mampuan individu dalam menghadapi personal growth, yaitu individu dapat
tantangan dalam rangka berjuang untuk merasakan perkembangan yang berkelanju-
memfungsikan dirinya sendiri secara penuh tan, melihat dirinya tumbuh dan berkem-
dan menyadari talenta uniknya. Psycholo- bang, terbuka pada pengalaman baru, me-
gical well-being juga dapat diartikan nyadari potensi dalam dirinya serta melihat
sebagai suatu keadaan psikologis yang peningkatan dalam diri, simpati dan
tidak hanya bebas dari penyakit mental, pengertian.
tetapi mengandung arti yang lebih luas,
yaitu individu memiliki karakter yang Trait Mindfulness
positif pada penerimaan diri, hubungan Menurut Baer, Smith, Lykins, Button,
dengan orang lain, otonomi, penguasaan Krietemeyer, Sauer, Walsh, Duggan, dan
lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbu- William (2008), trait mindfulness adalah
han diri (Ryff & Keyes, 1995). suatu keadaan ketika individu sadar akan
Menurut Ryff (1989) psychological dirinya, baik tempat maupun mental ter-
well-being terdiri dari enam dimensi. hadap keadaan yang terjadi pada saat itu
Dimensi pertama, yaitu self-acceptance, juga, serta tidak berfikir ataupun terpaku
adalah ketika individu memiliki sikap akan kejadian masa lalu maupun masa
positif terhadap diri sendiri, mengenali dan depannya, melainkan fokus akan keadaan
menerima segala aspek diri yang baik dan sekarang.
buruk serta merasa positif tentang masa Menurut Baer dkk. (2008), trait
lalunya. Dimensi kedua, yaitu positive mindfulness memiliki lima dimensi, yaitu
relation with others, merupakan kondisi observing, describing, acting with aware-
dimana individu memiliki hubungan yang ness, non-judging of inner experience, dan
hangat, memuaskan, dan saling percaya non-reacting to inner experience.
satu sama lain, memperhatikan kesejah- Observing adalah bagaimana individu
teraan orang sekitarnya, mampu berempati menyadari atau memperhatikan pengala-
dan mengasihi serta terlibat dalam hubu- man internal dan eksternal, seperti sensasi,
ngan timbal balik. kognisi, emosi, penglihatan, suara, dan bau.
Selanjutnya dimensi ketiga, yaitu Describing merupakan kemampuan indi-
autonomy, adalah ketika individu memiliki vidu untuk memberi label atau menjelaskan
determinasi diri dan bebas, mampu pengalaman internal dengan kata-kata.
mengatasi tekanan sosial dengan tetap Kemudian dimensi lainnya, yaitu acting
berpikir dan bertindak sesuai dengan keya- with awareness, memiliki definisi yaitu
kinan, mengatur perilaku dari dalam diri, ketika individu mengalami suatu aktivitas
serta mengevaluasi diri berdasarkan standar pada satu moment dan kontras dengan
pribadi. Dimensi keempat, yaitu bertingkah secara mekanis ketika fokus
environmental mastery, adalah kemampuan perhatian berada di tempat lain.
69
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 67-82
70
Peran Trait Mindfulness terhadap Psychological Well-Being pada Dewasa Awal (Anna Erpiana, Endang Fourianalistyawati)
71
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 67-82
Tabel 2.
Data Deskriptif Variabel Psychological Well-Being
Tabel 3.
Hasil Analisis Regresi Berganda Trait Mindfulness terhadap Psychological Well-Being
Tabel 4.
Hasil Analisis Regresi Berganda Trait Mindfulness terhadap Psychological Well-Being Perdimensi
72
Peran Trait Mindfulness terhadap Psychological Well-Being pada Dewasa Awal (Anna Erpiana, Endang Fourianalistyawati)
Hasil Analisis Regresi Berganda Trait seseorang dalam kondisi mindful maka
Mindfulness terhadap Psychological individu dapat menerima dirinya sendiri
Well-Being dengan unconditionally. Ketika individu
Berdasarkan hasil analisis regresi memiliki mindfulness, ia akan secara aktif
ganda pada tabel 3 telah ditemukan bahwa membuat perbedaan sudut pandang atau
terdapat peran trait mindfulness terhadap perspektif mengenai lingkungan daripada
setiap dimensi psychological well-being. memanipulasinya untuk membuat
Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian keuntungan dengan melakukan evaluasi
ini diterima. Trait mindfulness berperan positif dan menjaga self-esteem. Ketika
paling besar terhadap dimensi individu secara aktif memberi perhatian
2
environmental mastery (R =0,353, p<0,05), kepada lingkungannya, berarti ia hidup
yaitu 35,3%, dan berperan paling sedikit dengan authentic pada saat itu. Selain itu,
terhadap dimensi self-acceptance ketika individu melihat dirinya secara
(R2=0,176, p<0,05). mindful, ia akan melihat bahwa dirinya
adalah individu yang beraneka ragam dan
Pembahasan potensi dalam dirinya tidak terbatas akibat
Berdasarkan hasil analisis penelitian persepktif yang dimiliki. Sehingga, self-
ini, menunjukkan bahwa trait mindfulness acceptance adalah keputusan yang dibuat
berperan terhadap psychological well-being oleh individu ketika mengambil tanggung
pada dimensi self-acceptance (R2=0,176, jawab akan hidupnya dan percaya bahwa ia
p<0,05), positive relation (R2=0,311, dapat mengontrolnya berdasarkan
p<0,05), autonomy (R2=0,187, p<0,05), keputusan yang ia buat untuk dunianya
environmental mastery (R2=0,353, p<0,05), sendiri. Jadi, ketika individu bersikap
purpose in life (R2=0,317, p<0,05), dan mindful maka ia mampu untuk menerima
personal growth (R2=0,240, p<0,05). dirinya tanpa syarat (Carson & Langer,
Trait mindfulness adalah bentuk 2006).
disposisi dari individu yang memiliki Secara khusus dimensi pada trait
karakteristik sadar akan dirinya, baik mindfulness yang signifikan berperan
tempat maupun mental terhadap keadaan terhadap dimensi self-acceptance pada
yang terjadi pada saat itu juga, serta tidak psychological well-being adalah dimensi
berfikir ataupun terpaku akan kejadian observing. Hal ini tidak sejalan dengan
masa lalu maupun masa depannya, penelitian yang dilakukan oleh Sanoveriana
melainkan fokus akan keadaan sekarang dan Fourianalistyawati (2017) yang
(Baer dkk., 2008), dan self-acceptance menemukan bahwa dimensi observing tidak
adalah kondisi individu yang memiliki secara signifikan menjadi prediktor
sikap positif terhadap diri sendiri, terhadap psychological well-being.
mengenali dan menerima segala aspek diri Menurut Carson dan Langer (2006), ketika
yang baik dan buruk serta merasa positif individu mampu untuk melihat dan
tentang masa lalunya (Ryff & Keyes, menyadari segala aspek yang terjadi dari
1995). Menurut Carson dan Langer (2006), berbagai perspektif, maka ia dapat
ketika seseorang hidup dengan berfikir menerima pengalaman dari masa lalu dan
mindful, maka individu mampu untuk juga saat ini, sehingga ia bisa menerima
menerima masalah yang terjadi pada masa dirinya sendiri secara apa adanya.
lalu maupun masa sekarang dari Selanjutnya, dimensi pada trait mindfulness
kehidupannya. Individu akan menyadari yang signifikan berperan terhadap dimensi
bahwa dirinya mampu untuk melihat self-acceptance adalah dimensi describing.
kehidupannya dari berbagai perspektif dan Institute Meditation and Psychotherapy
ia mampu untuk mengubah perspektif menemukan bahwa melakukan terapi
tergantung dari konteksnya. Jadi, ketika mindfulness berguna untuk meningkatkan
73
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 67-82
kesadaran akan pengalaman yang terjadi dalam situasi sosial. (Dekeyser, Raes,
saat ini dengan sikap menerima (Germer, Leijssen, Leyson, & Dewulf, dalam Davis
Siegel, & Fulton, dalam Didonna, 2008). & Hayes, 2011). Selain itu, mindfulness
Ketika seseorang mengalami kesulitan, ia mampu mengubah struktur fisik dan fungsi
akan membutuhkan orang lain untuk dari otak, yang mampu meningkatkan
memahami siapa dirinya dan mengapa ia fungsi asosiasi (Siegel, dalam Davis &
menderita, sehingga seseorang harus Hayes 2011), attention, sensory processing
mampu menjelaskan apa yang dipahami, dan sensitivitas akan stimulus internal
serta melakukan penerimaan diri agar (Lazar dkk., dalam Davis & Hayes, 2011),
mampu untuk memberikan nasihat yang meningkatkan kecepatan proses dalam otak
bermanfaat tanpa disalahpahami (Didonna, (Moore & Malinowski, dalam Davis &
2008). Selain itu, dimensi non-reactivity Hayes 2011), menurunkan task effort, serta
juga berperan terhadap self-acceptance memiliki lebih sedikit pemikiran yang tidak
karena pada individu yang dengan sengaja berhubungan dengan tugasnya (Lutz dkk.,
dan tegas agar menerima dirinya sendiri dalam Davis & Hayes, 2011). Sehingga,
berusaha untuk tidak mengikuti atau akibat dari perubahan struktur fisik dan
berreaksi dengan pengalamannya fungsi yang terjadi pada otak ketika
(Rodriguez, 2015). individu dalam kondisi mindful mampu
Selanjutnya, hasil penelitian ini memengaruhi peningkatan kemampuan
menunjukkan bahwa trait mindfulness untuk bertindak secara sadar saat itu juga
berperan secara signifikan terhadap dimensi (Davis & Hayes, 2011).
positive relation. Positive relation adalah Dimensi trait mindfulness yang
ketika individu memiliki hubungan yang berperan signifikan terhadap dimensi
hangat, memuaskan, dan saling percaya positive relation with others pada
satu sama lain, memperhatikan psychological well-being adalah dimensi
kesejahteraan orang sekitarnya, mampu observing. Ketika seseorang telah terbiasa
berempati dan mengasihi serta terlibat untuk mengenali apa yang terjadi pada
dalam hubungan timbal balik (Ryff, 1989). dirinya sendiri, hal ini mampu
Menurut Davis dan Hayes (2011), trait meningkatkan kepekaan pada diri individu
mindfulness mampu memprediksi kepuasan tersebut. Sehingga, dengan memanfaatkan
dalam hubungan, memiliki kemampuan kemampuannya tersebut, seseorang akan
untuk merespon secara konstruktif terhadap dengan mudah untuk memengaruhi dan
relationship stress, dan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain
mengidentifikasi dan komunikasi emosi (Robert & Cooper, dalam Agustian, 2001).
terhadap partner termasuk mengenai Kemudian, dimensi pada trait mindfulness
konflik dalam hubungan, perasaan negatif, yang signifikan berperan terhadap dimensi
dan empati (Barnes, Brown, Krusemark, positive relation with others pada
Campbell, & Rogge; Wachs & Cordova, psychological well-being adalah dimensi
dalam Davis & Hayes, 2011). Barnes dkk. acting with awareness. Menurut Grotli
(Davis & Hayes, 2011) menemukan bahwa (dalam Totlund, 2014), apabila individu
individu dengan trait mindfulness yang memiliki kemampuan untuk melihat diri
tinggi memiliki emotional stress yang sendiri dan menyadari perilaku (acting)
rendah dalam merespon konflik dalam sendiri, maka hal ini akan meningkatkan
hubungan dan mendiskusikan konflik kesadaran seseorang dalam hubungannya
tersebut dengan kemarahan dan kecemasan dengan orang lain.
yang rendah. Fakta-fakta menunjukkan Hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa mindfulness memiliki hubungan bahwa trait mindfulness berperan secara
dengan kemampuan untuk bertindak signifikan terhadap dimensi autonomy.
dengan kesadaran (act with awareness) Autonomy adalah ketika individu memiliki
74
Peran Trait Mindfulness terhadap Psychological Well-Being pada Dewasa Awal (Anna Erpiana, Endang Fourianalistyawati)
75
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 67-82
sehingga lebih baik untuk mendapatkan mindful akan merasakan sensasi apapun
tujuannya (Semple, Lee, Rosa, & Miller, yang menarik baginya, mampu untuk
2010). Dari hasil penelitian Young (2014) mengobservasi pola dari respon dan
mengungkapkan bahwa sesuatu dari bereaksi terhadap apa yang terjadi, yang
mindfulness yang memengaruhi sebuah kemudian reaksi dan respon untuk
tujuan adalah aktivitas yang relevan dengan merasakan suatu objek secara terus-
aktivitas yang cenderung menuju pada menerus akan menjadi lebih lemah.
sebuah tujuan. Begitu juga menurut Hill, Sehingga, individu akan lebih integratif,
Sumner, dan Burrow (dalam Young, 2014), dan lebih bijaksana yang berkontribusi agar
bahwa individu yang mengidentifikasi dan individu lebih memiliki respon yang
sadar akan aktivitasnya, akan bertindak efektif. Individu yang telah melakukan
sesuai dengan tujuannya untuk meditasi mindfulness melaporkan bahwa
mendapatkan perasaan akan suatu tujuan. individu mampu mengobservasi alternatif
Dimensi pada trait mindfulness yang pilihannya dengan baik, dan pada saat yang
berperan signifikan terhadap dimensi sama, individu tidak menyangka bahwa hal
purpose in life pada psychological well- itu muncul oleh kapabilitas atau
being adalah dimensi observing. Ketika kemampuannya sendiri, sehingga ia merasa
individu belajar untuk mengobservasi bahwa pengalamannya ini adalah
kejadian yang berhubungan dengan bagian pertumbuhan perasaan mengenai insight
tubuh dan mengesksplorasinya menjadi dan kebijaksanaan (Lehrer, Woolfolk, &
sebuah insight baru ini memperlihatkan Sime, 2007).
bahwa seseorang itu sebenarnya Dimensi pada trait mindfulness yang
menunjukkan sebuah evaluasi akan respon berperan signifikan terhadap dimensi
yang mungkin akan mengembangkan personal growth pada psychological well-
sebuah tujuan (Mcknight & Kashdan, being adalah dimensi acting with
2009). Serta, dimensi pada trait awareness. Ketika individu bertindak
mindfulness yang berperan signifikan dengan kesadaran, maka ia akan
terhadap dimensi purpose in life pada meningkatkan perilaku empati dalam
psychological well-being adalah dimensi berinteraksi, sehingga kesadaran ini adalah
acting with awareness. Ketika seseorang hal yang terpenting untuk mendapatkan
memiliki kesadaran untuk bertindak, maka perubahan dan pertumbuhan (Corey &
ia akan melakukan refleksi dengan menjadi Corey, dalam Myers, 2003).
seseorang yang sadar dan mampu untuk Namun, trait mindfulness dimensi non-
mengungkapkan tujuan. Tujuan ini dapat judging of inner experience tidak memiliki
dimunculkan dengan motivasi dari perilaku peran yang signifikan terhadap setiap
yang muncul berdasarkan kesadaran (Gray dimensi psychological well-being. Non-
& Jackendoff, dalam McKnight & judging of inner experience adalah ketika
Kashdan, 2009). individu mengambil suatu makna yang
Selain itu hasil penelitian ini juga bukan merupakan evaluasi atas pemikiran
menunjukkan bahwa trait mindfulness dan perasaan (Baer dkk., 2008). Pada
berperan secara signifikan terhadap dimensi penelitian-penelitian sebelumnya, seperti
personal growth. Personal growth adalah pada penelitian Cash dan Washington
ketika individu merasakan perkembangan (dalam Soysa & Wilcomb, 2013) yang
yang berkelanjutan, melihat dirinya tumbuh menyatakan bahwa non-judging
dan berkembang, terbuka pada pengalaman memprediksi psychological well-being,
baru, menyadari potensi dalam dirinya serta serta penelitian Baer dkk. (dalam Soysa &
melihat peningkatan dalam diri serta Wilcomb, 2013) yang juga menyatakan
simpati dan pengertian (Ryff, 1989). bahwa describing, non-judging, dan non-
Individu yang berada dalam kondisi reacting (dimensi trait mindfulness)
76
Peran Trait Mindfulness terhadap Psychological Well-Being pada Dewasa Awal (Anna Erpiana, Endang Fourianalistyawati)
77
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 67-82
78
Peran Trait Mindfulness terhadap Psychological Well-Being pada Dewasa Awal (Anna Erpiana, Endang Fourianalistyawati)
79
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 67-82
80
Peran Trait Mindfulness terhadap Psychological Well-Being pada Dewasa Awal (Anna Erpiana, Endang Fourianalistyawati)
81
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 67-82
82