You are on page 1of 17

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

KINERJA DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL DITINJAU DARI FAKTOR


VARIASI SUHU PEMADATAN DAN LAMA PERENDAMAN
Anas Tahir* dan Arief Setiawan *

Abstract
The Durability of asphalt concrete mixture have effect to the performance and road
serviceability. High durability will indicate the road that it is more durability and have more
resistance from water and weather effect.
The objective of this research is to know the performance of asphalt concrete about durability
with Marshall immersion modified and vary of compacting temperature. Marshall immersion
modified that conducted is 1, 2, 4, 6 and 8 days. The compacting temperature from 90 oC, 100oC,
110oC and 130oC. To See the durability of asphalt concrete mixture is used retained strength
index (IKS) , stability deformation index (IPS), the First Durability Index (IDP) and the second
durability index (IDK). This research is conducted at transport and road laboratory Fakultas Teknik
Universitas Tadulako.
From this research indicated that the durability of asphalt concrete mixture still in specification of
Bina Marga namely that the value of IKS is over 75%. High durability occurred on compacting
temperature 120oC, with one day of saturating. The retained strength index (IKS) decrease with
the increasing of saturated duration. The first Stability index, (IDP) would lost of strengthening
except 4 days saturated. In generally, High Stability Deformation Index (IPS) occurred on
compacting temperature 120oC. The second durability index on varying compacting
temperature and varying of saturating in generally would lost of strengthening, except on four
days saturated increase the strength about 3.4% or increase 56,57kg.
Key word : Durability, Asphalt concrete, Compacting temperature, Marshall immersion

Abstrak
Durabilitas campuran beton aspal mempunyai pengaruh terhadap kinerja dan umur layanan
suatu jalan. Durabilitas yang tinggi memberikan indikasi bahwa jalan tersebut lebih awet dan
mempunyai ketahanan dari pengaruh cuaca dan air.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui kinerja durabilitas campuran beton aspal dengan
melakukan modifikasi rendaman Marshall dan variasi suhu pemadatan. Modifikasi rendaman
Marshall yang dilakukan adalah 1, 2, 4, 6 dan 8 hari serta variasi suhu pemadatan dimulaidari
90oC, 100oC, 110oC, 120 oC dan 130oC. Untuk melihat kinerja durabilitas campuran beton aspal
digunakan indikator Indeks Kekuatan Sisa (IKS), Indeks Penurunan Stabilitas, yaitu Indeks
Durabilitas Pertama (IDP) dan Indeks Durabilitas Kedua (IDK). Penelitian ini dilakukan di
laboratorium Transportasi dan Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa durabilitas campuran beton aspal masih memenuhi
persyaratan bina marga yaitu nilai IKS lebih besar 75%. Durabilitas tertinggi dicapai pada suhu
pemadatan 120 oC dengan lama rendaman satu hari. Nilai Indeks Kekuatan Sisa (IKS) menurun
dengan meningkatnya durasi rendaman. Indeks Durabilitas Pertama (IDP) umumnya mengalami
kehilangan kekuatan, kecuali pada rendaman 4 hari mengalami peingkatan kekuatan. Indeks
Penururnan Stabilitas tertinggi terjadi pada suhu pemadatan 120oC. Indeks Durabilitas Kedua
(IDK) pada berbagai suhu pemadatan dan variasi rendaman umumnya mengalami kehilangan
kekuatan kecuali pada variasi redaman 4 hari justru terjadi penambahan kekuatan sebesar 3.4%
atau naik sekitar 56,57 Kg.
Kata kunci: Durabilitas, Beton Aspal, Suhu Pemadatan, Marshall Rendaman

1. Pendahuluan sebelum mencapai umur rencana.


Perkerasan jalan di Indonesia Beberapa faktor yang dapat
umumnya mengalami kerusakan mempengaruhi kerusakan jalan lebih

 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 1, Pebruari 2009: 45 - 61

awal (kerusakan dini) antara lain akibat Salah satu parameter kinerja
pengaruh beban lalu lintas kendaraan campuran beton aspal adalah
yang berlebihan (over loading), ketahanan (durability) perkerasan
temperatur (cuaca), air, dan konstruksi akibat pengaruh cuaca dan air. Untuk
perkerasan yang kurang memenuhi mendapatkan durabilitas yang baik
persyaratan teknis. biasanya dibutuhkan kadar aspal yang
Pada saat musim hujan tiba, tinggi. Walaupun dengan
tidak sedikit jalan-jalan yang ada di menggunakan kadar aspal yang tinggi
Indonesia terendam oleh air akibat tetapi bila jalan tersebut selalu
banjir. Hal ini dapat mempengaruhi terendam oleh air maka lambat laun
kinerja perkerasan aspal khususnya jalan akan cepat mengalami kerusakan
masalah ketahanan atau keawetan (getas) sebelum mencapai batas umur
jalan (durability). Indikasi awal yang rencana.
dapat dijadikan sebagai hipotesis Kondisi jalan yang selalu
bahwa semakin lama perkerasan aspal terendam oleh air akan menurunkan
terendam oleh air, maka sifat durabilitas sifat durabilitas lapisan perkerasan aspal.
suatu campuran aspal tersebut juga Hal ini menjadi lebih buruk lagi jika pada
akan berkurang sehingga lambat laun saat pemadatan tidak dilakukan pada
perkerasan jalan akan lebih cepat getas suhu pemadatan yang standar.
(rapuh). Akibatnya dapat menurunkan kinerja
Berkaitan sifat durabilitas beton aspal seperti nilai stabilitas
campuran beton aspal, selain pengaruh rendah, rongga antar butir atau
air, faktor pemadatan juga mempunyai campuran kurang padat dan sifat
peran yang sangat penting terhadap durabilitas jelek (buruk).
kinerja beton aspal. Pada saat dilakukan Dari beberapa uraian
suatu pemadatan, maka rongga antar permasalahan tersebut di atas, maka
butiran atau campuran menjadi kecil timbul pertanyaan-pertanyaan yang
dan rapat sehingga diperoleh suatu perlu untuk dijawab antara lain:
lapisan kedap air. Hasil pemadatan 1) Berapa suhu pemadatan yang
yang optimal dapat tercapai jika optimal dan lama modifikasi
pemadatan tersebut dilakukan pada perendaman Marshall yang dapat
suhu tertentu dan sesuai dengan menghasilkan sifat durabilitas
spesifikasi. Terkadang proses yang terjadi campuran beton aspal yang masih
di lapangan bahwa pada waktu sesuai dengan yang disyaratkan oleh
pemadatan, kontrol terhadap suhu Bina Marga?
campuran kurang diperhatikan atau 2) Bagaimana hubungan antara suhu
sengaja diabaikan oleh pihak kontraktor pemadatan dan lama perendaman
mengingat kerugian yang akan terhadap kinerja durabilitas
ditimbulkan. Pemadatan biasanya campuran beton aspal?
masih tetap dilakukan walaupun suhu
Tujuan Penelitian yang ingin dicapai dari
campuran tersebut sudah tidak
penelitian ini adalah :
memenuhi spesifikasi sehingga tidak
1) Untuk mengetahui suhu pemadatan
diperoleh kepadatan yang optimal. Hal
yang optimal dan lama rendaman
ini disebabkan karena rongga antar
yang dapat menghasilkan kinerja
butir atau campuran kurang padat dan
durabilitas campuran yang masih
rapat serta masih terdapat rongga (pori-
memenuhi standar Bina Marga.
pori). Bila rongga antara butiran dan
2) Untuk mengetahui hubungan antara
rongga antar campuran tersebut kurang
variasi suhu pemadatan dan lama
padat, maka pori-pori yang ada dalam
rendaman terhadap kinerja
campuran dapat dengan mudah
durabilitas campuran beton aspal
dimasuki oleh air sehingga lapisan
menjadi cepat getas (sifat Hasil yang diharapkan dari
durabilitasnya berkurang). penelitian ini adalah sebagai bahan
referensi atau pertimbangan bagi pihak

46
Kinerja Durabilitas Campuran Beton Aspal Ditinjau dari Faktor Variasi
Suhu Pemadatan dan Lama Perendaman
(Anas Tahir dan Arief Setiawan)

terkait dalam masalah penanganan 2.2 Durabilitas Campuran Aspal Beton


jalan pada kondisi jalan yang sering Salah satu karakteristik dari
terendam campuran beton aspal adalah
durabilitas (durability). Sifat ini
2. Tinjauan Pustaka berhubungan dengan ketahanan suatu
2.1 Beton Aspal (Asphalt Concrete) campuran dari penghancuran
Bina Marga (1983) memberikan (disintegrasi) akibat pengaruh cuaca, air
definisi Beton Aspal (Asphalt Concrete) atau beban lalu lintas.
adalah campuran antar agregat Sifat durabilitas (keawetan atau
bergradasi menerus dengan aspal yang daya tahan) pada lapis permukaan
dicampur, dihampar, dipadatkan diperlukan untuk dapat menahan
secara panas pada suhu tertentu. keausan yang terjadi akibat pengaruh
Agregat yang digunakan adalah cuaca, air dan perubahan suhu
agregat kasar, agregat halus, dan filler ataupun keausan yang diakibatkan oleh
yang bergradasi baik. Aspal yang gesekan roda kendaraan.
digunakan umumnya adalah aspal Salah satu faktor yang dapat
keras dengan penetrasi 60/70 atau mempengaruhi menurunnya sifat
80/100. durabilitas suatu campuran (lapisan
Lapis aspal beton dimaksudkan aspal) adalah air. Jika suatu lapisan
untuk mendapatkan lapis permukaan aspal selalu terendam oleh air, maka
atau lapis antara (binder) pada sifat durabilitas campuran tersebut akan
perkerasan jalan raya yang mampu berkurang. Faktor lain yang juga dapat
memberikan sumbangan daya dukung mempengaruhi sifat durabilitas
yang terukur serta berfungsi sebagai campuran (aspal) adalah pemadatan.
lapis kedap air sehingga dapat Untuk melihat potensi durabilitas
melindungi lapisan konstruksi yang ada yang diakibatkan oleh kedua faktor
di bawahnya. tersebut dapat diukur melalui suatu
Sifat campuran yang harus dimiliki dan indeks durabilitas. Craus dkk (1981)
merupakan persyaratan campuran lapis menyatakan bahwa durabilitas adalah
beton aspal dapat dilihat pada tabel 1. kemampuan campuran bitumen untuk
(Juklak LASTON, No.13/PT/B/1983 terus menerus melawan pengaruh air
Gradasi agregat yang dan suhu.
dipersyaratkan untuk jenis campuran Tingkat durabilitas suatu
beton aspal (Laston) dapat dilihat pada campuran digunakan parameter Indeks
tabel 2. (Juklak LASTON, Kekuatan Sisa (IKS), Indeks Durabilitas
No.13/PT/B/1983) Pertama (IDP) dan Indeks Durabilitas
Kedua (IDK).

Tabel 1. Persyaratan Campuran Lapis Beton Aspal


Lalu lintas Berat Lalu lintas Sedang Lalu lintas Ringan
(2 x 75 (2 x 50 (2 x 35
Sifat Campuran
Tumbukan) Tumbukan) Tumbukan)
Min Maks Min Maks Min Maks
Stabilitas (kg) 750 - 450 - 350 -
Kelelehan (mm) 2,0 4,0 2,0 4,5 2,0 5,0
Marshall Quotient (kg/mm) 200 350 200 350 200 350
Rongga dalam campuran, VIM
(%) 3 5 3 5 3 5
Rongga terisi aspal, VFB (%) 75 82 75 85 75 85
Indeks Perendaman (%) 75 - 75 - 75 -

47
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 1, Pebruari 2009: 45 - 61

Tabel 2. Tipe Gradasi Agregat untuk Desain Campuran Beton Aspal

2.3. Indeks Kekuatan Sisa (IKS) Kelompok pertama diuji stabilitas


Indeks kekuatan diperoleh Marshall-nya setelah perendaman
melalui pengujian terhadap sifat dalam air pada suhu 60 C selama
mekanik benda uji (stabilitas dan flow) waktu T1 dan kelompok kedua diuji
yang dibagi dalam dua kelompok. setelah perendaman pada suhu 60 C

48
Kinerja Durabilitas Campuran Beton Aspal Ditinjau dari Faktor Variasi
Suhu Pemadatan dan Lama Perendaman
(Anas Tahir dan Arief Setiawan)

selama waktu T2 (HUNTER, 1994). Dari 2.5 Indeks Durabilitas Kedua (IDK)
nilai stabilitas Marshall yang diperoleh Indeks Durabilitas Kedua dapat
pada kedua perendaman tersebut, dihitung dengan menggunakan
ditentukan Indeks Kekuatan Sisa (IKS) rumusan sebagai berikut :
Marshall dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut (HUNTER, 1 n 1 n 1
1994) : a 
tn i 1
ai   (Si  Si 1 )[2tn  (ti  ti 1 )]
2tn i  0

S2 ..........................................(3)
IKS  x100% ……………….(1)
S1
Di mana :
Si+1 = prosentase kekuatan sisa pada
Di mana :
waktu ti+1
S1 = nilai rata-rata stabilitas Marshall Si = prosentase kekuatan sisa pada
setelah perendaman selama T1 waktu ti
menit (Kg) ti , ti+1 = periode perendaman (dimulai
S2 = nilai rata-rata stabilitas Marshall dari awal pengujian)
setelah perendaman selama T2 tn = total waktu perendaman
menit (Kg)
IKS= Indeks Kekuatan Sisa (%) Indeks durabilitas ini
menggambarkan kehilangan kekuatan
Nilai IKS yang disyaratkan oleh satu hari. Nilai ‘a’ positif
Bina Marga adalah minimum 75%. Nilai menggambarkan kehilangan kekuatan,
tersebut menandakan bahwa sedangkan nilai ‘a’ negatif merupakan
campuran aspal masih dianggap cukup pertambahan kekuatan. Berdasarkan
tahan terhadap kerusakan yang definisi tersebut, maka nilai a < 100. Oleh
ditimbulkan oleh pengaruh air. karena itu, memungkinkan untuk
menyatakan prosentase ekuivalen
kekuatan sisa satu hari S a sebagai
2.4 Indeks Durabilitas Pertama (IDP)
berikut :
Indeks Durabilitas Pertama
dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut: Sa  (100  a) …………………..(4)

Nilai Indeks Durabilitas Kedua


S  Si 1
n -1
r i ………..(2)
juga dapat dinyatakan dalam bentuk
i  0 t i 1  t i
nilai absolut dari ekuivalen kehilangan
kekuatan sebagai berikut :

Di mana : a
r = Indeks Penurunan Stabilitas (%) A xS o ……………………..(5)
100
Si+1 = Persentase kekuatan sisa pada
waktu ti+1
Si = Persentase kekuatan sisa pada 2.6 Kadar Aspal Optimum
waktu ti Kadar aspal ditentukan
ti , ti+1 = Periode perendaman (dimulai berdasarkan prosentase berat aspal
dari awal pengujian) terhadap berat campuran, yang
Nilai ‘r’ yang positif mengindikasikan besarnya berkisar 4-7%. Nilai perkiraan ini
kehilangan kekuatan, sedangkan nilai ‘r’ biasanya hanya digunakan sebagai
negatif mengindikasikan adanya petunjuk, sementara untuk menentukan
perolehan kekuatan kadar aspal optimum, dilakukan dengan
melakukan perkiraan awal kadar aspal
rancangan yang dapat diperoleh dari

49
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 1, Pebruari 2009: 45 - 61

rumus di bawah ini (R.Anwar Yamin, agregat kasar yaitu agregat yang
2002). tertahan pada saringan no.4, agregat
halus yaitu agregat yang lolos saringan
Pb  0.035 % CA  0.045 (% FA)  0.18 (% Filler )  Kons tan ta no.4 dan tertahan saringan no.200, dan
aspal AC penetrasi 60/70, serta filler dari
.........................................(6) abu batu untuk bahan campuran Lapis
Di mana : Aspal Beton (LASTON). Pengujian sifat-
Pb = Kadar Aspal sifat bahan mengikuti metode
CA = Agregat Kasar pengujian bahan yang telah umum
FA = Agregat Halus, digunakan, seperti American
Nilai konstanta sekitar 0.5 – 1.0 untuk Association of State Highway and
Beton Aspal, dan 2.0 – 3.0 untuk HRS Transportation Officials (AASHTO), British
Standard (BS) dan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Hasil-hasil pengujian
3. Metode Penelitian
menunjukkan bahwa bahan-bahan
3.1 Penyiapan dan Pengujian
campuran memenuhi spesifikasi untuk
Karakteristik Bahan
digunakan sebagai bahan campuran
Bahan-bahan campuran beraspal.
beraspal yang digunakan meliputi

Tabel 3. Spesifikasi Pemeriksaan Agregat dan Aspal-60/70


Metode Spesifikasi
No. Uraian Unit
Pengujian Min Max
1 2 3 4 5 6
Agregat Kasar
1. Gradasi SNI-1968-1990-F - - -
2. Penyerapan air SNI-1969-1990-F % - 3
3. Berat Jenis Bulk SNI-1969-1990-F - 2.5 -
4. Berat Jenis Apparent SNI-1969-1990-F - - -
5. Berat Jenis Efektif SNI-1969-1990-F - - -
Kelekatan Aspal Terhadap
6. SNI 06-2439-1991 % 95 -
Agregat
7. Abrasi SNI 03 –2417-1991
8. Indeks Kepipihan BS-812 % - 25
9. Indeks Kelonjongan BS-812 % - -
10. Angka Angularitas BS-812 % - -
11. Soundness AASHTO T-104 % - 18
Agregat Halus
1. Gradasi SNI-1968-1990-F - - -
2. Penyerapan Air SNI-1970-1990-F % - 3
3. Berat Jenis Bulk SNI-1970-1990-F - 2.5 -
4. Berat Jenis Apparent SNI-1970-1990-F - - -
5. Berat Jenis Efektif SNI-1970-1990-F - - -
Bahan Pengisi
1. Berat Jenis SNI 15-2531-1991 - - -
1 2 3 4 5 6
Aspal Pen 60/70
Penetrasi (25C, 5 detik, 100
1. SNI 06-2456-1991 0.1 mm 60 79
gr)

50
Kinerja Durabilitas Campuran Beton Aspal Ditinjau dari Faktor Variasi
Suhu Pemadatan dan Lama Perendaman
(Anas Tahir dan Arief Setiawan)

Tabel 3. (lanjutan)
Metode Spesifikasi
No. Uraian Unit
Pengujian Min Max
1 2 3 4 5 6
2. Titik lembek (Ring and Ball) SNI 06-2434-1991 C 48 58
3. Titik Nyala (Clev.Open Cup) SNI 06-2433-1991 C 200 -
Kehilangan Berat (163C, 5
4. SNI 06-2440-1991 % berat - 0.8
jam)
Kelarutan Bahan Aspal
5. AASHTO T-44 % berat 99 -
(CCl4/CS2)
6. Daktilitas (25C, 5 cm/mnt) SNI 06-2432-1991 cm - 100
Penetrasi Setelah Kehilangan
7. SNI 06-2456-1991 % awal 54 -
Berat
Daktilitas Setelah Kehilangan
8. SNI 06-2432-1991 cm 75 -
Berat
9. Berat Jenis (25C) SNI 06-2441-1991 - 1 -

Tabel 4. Jumlah Benda Uji pada Modifikasi Perendaman Marshall


Durasi Rendaman Suhu Pemadatan Jumlah
(hari) 90oC 100oC 110oC 120oC 130oC Benda Uji
0 3 3 3 3 3 15
1 3 3 3 3 3 15
2 3 3 3 3 3 15
4 3 3 3 3 3 15
6 3 3 3 3 3 15
8 3 3 3 3 3 15
Total Benda Uji 90

a b
Keterangan Gambar:
c d
a, b = batas nilai stabilitas
e f
c,d = batas nilai kelelehan
g h e, f = batas nilai VIM
i j g,h = Batas nilai VFB
i, j = Batas nilai MQ

KAO = (e % + h %) / 2

Gambar 1. Grafik Cara Penentuan nilai KAO

3.2 Pembuatan rancangan benda uji gradasi ideal Campuran No. IV Lapis
Rancangan benda uji yang Beton Aspal oleh Bina Marga.
akan dibuat didasarkan pada gradasi Jumlah rencana benda uji yang
agregat campuran yang dipilih, yaitu dibutuhkan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 4.

51
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 1, Pebruari 2009: 45 - 61

Kadar Aspal Optimum (KAO) melakukan perendaman dengan lama


dapat ditentukan dengan rendam berturut-turut yaitu 0,1,2,4,6, dan
memvariasikan kadar aspal dari 4% - 7% 8 hari pada kondisi air normal, maka
dengan tingkat kenaikan 0,5 %. selanjutnya dilakukan pengujian
Beberapa parameter campuran yang dengan alat uji Marshall. Hasil pengujian
dianjurkan oleh Bina Marga untuk dengan Marshall Test diperoleh nilai
dipenuhi dalam penentuan KAO adalah stabilitas, flow, Marshall Quotient (MQ),
stabilitas, kelelehan (flow), Marshall density, rongga dalam campuran (VIM),
Quotient (MQ), rongga udara dalam VFB serta tingkat durabilitas campuran
campuran (VIM) dan rongga terisi aspal yang dibandingkan terhadap spesifikasi
(VFB). Bina Marga.
Penentuan nilai kadar aspal
optimum campuran dapat diperoleh
dari bantuan grafik batang dengan 3.4. Program Kerja Penelitian
batas spesifikasi (Gambar 1). Agar penelitian ini bisa terlaksana
dengan baik, maka disusun rencana
program kerja seperti pada Gambar 2.
3.3. Pengujian Benda Uji
Setelah dilakukan perlakuan
terhadap benda uji yaitu dengan

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

52
Kinerja Durabilitas Campuran Beton Aspal Ditinjau dari Faktor Variasi
Suhu Pemadatan dan Lama Perendaman
(Anas Tahir dan Arief Setiawan)

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian (lanjutan)

4. Hasil dan Pembahasan Dari hasil pemeriksaan Aspal AC


4.1 Hasil Pemeriksaan Aspal dan 60/70 terlihat bahwa karakteristik aspal
Pengujian Agregat yang akan digunakan dalam penelitian
Berdasarkan hasil pemeriksaan ini masih memenuhi syarat dan sesuai
aspal dan pengujian agregat yang dengan spesifikasi yang disyaratkan
telah dilakukan di laboratorium oleh Bina Marga
Transportasi dan Jalan Raya Fakultas Dari hasil nilai-nilai pemeriksaan
Teknik dapat dilihat pada tabel 5. dan dan pengujian tentang karakteristik dan
tabel 6 . sifat-sifata agregat yang digunakan
dapat disimpulkan bahwa agregat

53
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 1, Pebruari 2009: 45 - 61

tersebut layak digunakan sebagai Quotient (MQ), rongga udara dalam


bahan perkerasan konstruksi jalan. campuran (VIM) dan rongga terisi aspal
(VFB).
4.2. Kadar Aspal Optimum (KAO) Untuk melihat grafik penentuan
Kadar Aspal Optimum diperoleh kadar aspal optimum (KAO) dapat
dengan menggunakan parameter dari terlihat pada Gambar 3.
hasil penguiian Marshall yaitu nilai-nilai
stabilitas, kelelehan (flow), Marshall

Tabel.5. Hasil Pemeriksaan Aspal AC 60/70


No Jenis Pemeriksaan Nilai Satuan
1. Berat jenis Aspal 1.032 -
2. Penetrasi (25C, 5 detik, 100 gr) 65.7 0,1 mm
3. Kehilangan Berat (163C, 5 jam) 0.21 Persen berat
4. Titik lembek (Ring and Ball) 48 oC

5. Titik Nyala (Clev.Open Cup) 335 oC

6. Titik Bakar 338 oC

7. Daktilitas (25C, 5 cm/mnt) 156.1 cm

Tabel 6. Hasil Pemeriksaan dan Pengujian Agregat


No. Jenis Pemeriksaan Nilai Satuan
a. Agregat Kasar
1. Abrasi 21.929 %
2. Berat Jenis Bulk BJ.Ov 2.68 -
3. Berat Jenis Bulk SSD 2.70
4. Berat jenis Semu (BJ.App) 2.73
5. Penyerapan air 0.70 %
b. Agregat Halus
1. Berat Jenis Bulk BJ.Ov 2.57
2. Berat Jenis Bulk SSD 2.61
3. Berat jenis Semu (BJ.App) 2.67
4. Penyerapan air 1.49 %

Tabel 7. Hasil Pengujian Marshall untuk Penentuan KAO

54
Kinerja Durabilitas Campuran Beton Aspal Ditinjau dari Faktor Variasi
Suhu Pemadatan dan Lama Perendaman
(Anas Tahir dan Arief Setiawan)

KADAR ASPAL OPTIMUM

VMA

MQ

Flow

St abilit as

VFB

VIM

Kepadat an

4.50 5.00 5.25.5.50 6.00 6.50 7.00 7.50


Kadar Aspal (%)

Gambar 3. Grafik Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

Hubungan Antara IKS dengan Lama Rendaman

120.00

100.00
Nilai IKS (%)

80.00 90oC
100oC
60.00
110oC
40.00 120oC
20.00 130oC

0.00
1 2 4 6 8
Lam a Rendam an (Hari)

Gambar 4, Grafik Hubungan antara IKS dengan Lama Rendaman

Dari hasil penentuan Kadar Kekuatan Sisa (IKS), Indeks Penurunan


Aspal Optimum (KAO) diperoleh kadar Stabilitas (IPS) meliputi Indeks Durabilitas
aspal optimum 5.25% seperti terlihat Pertaama (IDP) dan Indeks Durabilitas
pada gambar 3. Di dalam rancangan Kedua (IDK).
campuran (mix design) lebih lanjut
digunakan kadar aspal optimum 5%.  Indeks Kekuatan Sisa (IKS)
Dari hasil pengujian benda uji dengan
4.3. Durabilitas Campuran Beton Aspall menggunakan Alat Uji Marshall, untuk
(Aspal Concrete) masing-masing suhu pemadatan
Untuk melihat tingkat kinerja (90oC,100 oC, 110 oC, 120 oC dan 130
oC) dan modifikasi rendaman Marshall
durabilitas Beton Aspal digunakan
beberapa indicator yaitu Indeks (1, 2, 4, 6 dan 8 Hari) diperoleh Nilai

55
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 1, Pebruari 2009: 45 - 61

Indeks Kekuatan Sisa seperti pada 6 dan 8 Hari) memberikan hasil yang
Tabel 8. masih memenuhi syarat yang telah
Pada tabel tersebut menunjukkan ditetapkan oleh Bina Marga yaitu
bahwa nilai Indeks Kekuatan Sisa (IKS) minimal 75%. Namun pada rendaman
untuk suhu pemadatan (90oC,100 oC, 8 hari nilai IKS hampir memenuhi
110 oC, 120 oC dan 130 oC) dan standar yang telah ditentukan oleh
modifikasi rendaman Marshall (1, 2, 4, Bina Marga.

56
Kinerja Durabilitas Campuran Beton Aspal Ditinjau dari Faktor Variasi
Suhu Pemadatan dan Lama Perendaman
(Anas Tahir dan Arief Setiawan)

Dari tabel 8. juga menunjukkan besar yaitu 102,77% dengan lama


adanya Nilai indeks kekuatan sisa (IKS) rendaman empat hari.
menurun seiring dengan Untuk melihat hubungan antara suhu
meningkatnya durasi (lama) pemadatan dengan indeks kekuatan
rendaman. Disamping itu, dapat pula sisa (IKS) dapat terlihat pada
dikatakan bahwa suhu pemadatan Gambar 5.
yang memberikan tingkat durabilitas Dari Gambar 5. .terlihat bahwa nilai
yang tinggi adalah pada suhu indeks kekuatan sisa (IKS untuk
pemadatan antara 110 - 120oC masing-masing suhu pemadatan
dengan lama rendaman 2 hari. Pada cenderung turun pada suhu 100oC
tabel tersebut juga terlihat bahwa dan naik hingga suhu 120oC. Indeks
semakin tinggi suhu pemadatan, nilai Kekuatan Sisa tertinggi dicapai pada
stabilitasnya juga meningkat. Namun suhu pemadatan 120oC dengan lama
belum diketahui pada suhu rendaman satu hari. Sehingga makin
pemadatan berapa yang nilai lama campuran terendam
stabilitas akan turun karena batas menunjukkan adanay penurunan
suhu pemadatan yang digunakan durabilitas.
dalam penelitian ini adalah 130oC.
Untuk melihat hubungan antara nilai  Indeks Durabilitas Pertama (IDP)
Indeks Kekuatan Sisa (IKS) dengan Selaian Indeks Kekuatan Sisa, Indeks
lama rendaman dapat terlihat pada Penurunan Stabilitas juga dapat
Gambar 4. digunakan untuk mengukur kinerja
Dari gambar 4.. terlihat bahwa durabilitas campuran beton aspal.
durabilitas campuran menurun seiring Indeks Penuruanan stabilitas dapat
dengan meningkatnya lama digambarkan oleh Indeks Durabilitas
rendaman. Pada suhu 100oC Pertama (IDP) dan Indeks Durabilitas
menunjukkan adanya perubahan Kedua (IDK).
kekuatan pada rendaman empat hari Dari hasil penelitian ini, nilai Indeks
yaitu dengan medapat perolehan Durabilitas Pertama (IDP) dapat
kekuatan. Nilai Indeks Kekuatan Sisa terlihat pada tabel 9.
pada kondisi tersebut adalah paling

120.00

100.00
Nilai IKS (%)

80.00 IKS 1 hari

60.00 IKS 2 Hari


IKS 4 hari
40.00
IKS 6 Hari
20.00
IKS 8 Hari
0.00
90 100 110 120 130
Suhu Pem adatan (oC)

Gambar. 5. Grafik Hubungan Nilai IKS dan Suhu Pemadatan

57
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 1, Pebruari 2009: 45 - 61

Tabel 9. Indeks Durabilitas Pertama (IDP)

Tabel 10. Hubungan Lama Rendaman dan Suhu Pemadatan


Lama Stabilitas Suhu Pemadatan
No Rendaman Awal (So) 90oC 100oC 110oC 120oC 130oC
(hari) (kg) r (%) r (%) r (%) r (%) r (%)
1 1 590.66 -0.26 0.35 0.28 0.52 0.50
2 2 779.50 0.38 -0.30 0.45 0.49 0.25
3 4 852.69 -0.10 0.38 -0.13 -0.07 -0.15
4 6 1061.70 0.30 0.42 0.50 0.36 0.23
5 8 1246.85 0.32 0.85 1.10 1.30 0.82
Total 0.63 1.70 2.20 2.60 0.50

Pada rendaman empat hari pemadatan yang tingkat kehilangan


terjadi perolehan kekuatan yang kekuatannya terbesar yaitu 2.6% dari
ditunjukkan oleh nilai ‘r’ yang negatif stabilitas awal dan kehilangan
sebesar 0.08% yaitu kekuatan kekuatan terkecil terjadi pada suhu
bertambah sebesar 1.48 kg. Jika pemadatan 13°C sebesar 0,50%.
dilihat untuk semua suhu pemadatan,
pada rendaman satu hari terjadi  Indeks Durabilitas Kedua (IDK)
pengurangan kekuatan sebesar 15.40 Indikator lain yang digunakan untuk
kg, rendaman dua hari 12,02 kg, melihat tingkat durabilitas campuran
rendaman empat hari mengalami aspal beton adalah nilai indeks
perolehan kekuatan 1.48 kg dan durabilitas kedua (IDK). Nilai
rendaman 6 hari kehilangan kekuatan durabilitas ini menggambarkan
15.97 kg. kehilangan kekuatan satu hari. Nilai
Untuk melihat bagaimana indeks durabilitas kedua (IDK) diberi
hubungan antara suhu pemadatan simbol ’a’. jika nilai a positif berarti
dengan lama rendaman terhadap campuran beton aspal mengalami
Indeks Penurunan Stabilitas (r) dapat kehilangan kekuatan.
dilihat pada Tabel 10.
Hasil pengujian campuran beton
Tabel 10. menunjukkan
aspal dengan alat uji Marshall dapat
bahwa kehilangan kekuatan terjadi
terlihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.
pada semua suhu pemadatan. Hal ini
ditandai oleh nilai indeks penurunan Pada peninjauan untuk semua
(r) yang bernilai positif. Suhu suhu pemadatan terlihat rendaman 4
pemadatan 120oC adalah suhu hari terjadi peningkatan kekuatan

58
Kinerja Durabilitas Campuran Beton Aspal Ditinjau dari Faktor Variasi
Suhu Pemadatan dan Lama Perendaman
(Anas Tahir dan Arief Setiawan)

sebesar 3,4% atau penambahan mengalami kehilangan kekuatan yang


stabilitas sebesar 56,57 kg. Untuk variasi ditandai oleh indeks durabilitas yang
rendaman selain rendaman 4 hari, pada bernilai positif.
umumnya campuran beton aspal

59
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 1, Pebruari 2009: 45 - 61

Berdasarkan Tabel 12 terlihat 5.2 Saran


bahwa nilai Indeks Durabilitas Kedua Beberapa saran yang perlu diperhatikan
bertambah berarti durabilitas campuran sehubungan dengan penelitian ini
beton aspal menurun seiring dengan adalah :’
bertambahnya waktu durasi rendaman. 1) Perlu dilakukan simulasi antara
Namun Pada suhu 130oC, terjadi rendaman dan pengeringaan
penurunan nilai indeks durabilitas berarti (rendaman berulang.
terjadi penambahan kekuatan 2) Perlu dilakukan kalibrasi alat Marshall
campuran. yang digunakan karena adanya
data-data yang cukup bias untuk
5. Kesimpulan dan Saran benda uji yang sama dan perilaku
5.1 Kesimpulan yang sama.
3) Sebaiknya suhu pemadatan perlu
Berdasarkan hasil analisis dan dinaikkan untuk melihat kinerja
pembahasan diperoleh kesimpulan durabilitas campuran beton aspal
sebagai berikut : terkait dengan modifikasi
1) Durabilitas campuran aspal beton rendaman.Marshall.
yang dihasilkan masih memenuhi
standar bina marga yaitu lebih besar
75%, namun pada rendaman 8 hari 6. Daftar Pustaka
umumnya tidak memenuhi standar.
2) Suhu pemadatan optimal yang -------------, 1983, Petunjuk Pelaksanaan
menghasilkan tingkat durabilitas Lapis Aspal Beton (LASTON)
tertinggi terjadi pada suhu 120oC No.13/PT/B/1983, Bina Marga,
dengan lama rendaman satu hari. Departemen Pekerjaan Umum,
3) Nilai Indeks Kekuatan Sisa menurun Jakarta.
seiring bertambahnya durasi -------------, 1983, Asphalt Technology and
rendaman Construction’, Education Series
4) Nilai Indeks Kekuatan Sisa (IKS) N0.1 (ES-1), Second Edition, The
tertinggi terjadi pada suhu Asphalt Institute, Maryland, USA.
pemadatan 100oC dengan lama
-------------, 1987, Petunjuk Pelaksanaan
rendaman 4 hari
Lapis Aspal Beton (LASTON) untuk
5) Nilai Indeks Durabilitas Pertama (IDP)
Jalan Raya SKBI-2.4.26.1987, Bina
untuk berbagai suhu pemadatan dan
Marga, Departemen Pekerjaan
lama rendaman umumnya
Umum, Jakarta.
mengalami kehilangan kekuatan
kecuali lama rendaman 4 hari -------------, 1996, Hot Mix Asphalt
mengalami perolehan kekuatan. Materials, Mixture Design and
6) Indeks Penururnan Stabilitas tertnggi Construction, Second Edition,
terjadi pada suhu pemadatan 120oC. NAPA Research and Education
7) Pada setiap Suhu pemadatan Foundation Lanham, Maryland,
dengan lama rendaman yang USA.
dimodifikasi umunya mengalami
AASHTO, 1993, Guide for Design of
kehilangan kekuatan dengan
Pavement Structures, Published by
kehilangan kekuatan tertinggi terjadi
the American Association of State
pada suhu Pemadatan 120oC .
Highway and Transportation
8) Indeks Durabilitas Kedua (IDK) pada
Officials, Washington, D.C,
berbagai suhu pemadatan
mengalami kehilangan kekuatan Bhattacharya G.K dan Richard A
kecuali pada redaman 4 hari justru Johnson, 1977, Statistical Concept
terjadi penambahan kekuatan and Methods, John Wiley & Sons,
sebesar 3.4% atau naik sekitar Canada
56,57 Kg.

60
Kinerja Durabilitas Campuran Beton Aspal Ditinjau dari Faktor Variasi
Suhu Pemadatan dan Lama Perendaman
(Anas Tahir dan Arief Setiawan)

Hunter, R.N., 1994, Bituminous Mixtures in


Road Construction, Thomas
Telford, London.
Mulyono, A.T dan R Yuliandi. 2001,
Pengaruh Peningkatan Jumlah
Tumbukan dan Lama
Perendaman terhadap Durabilitas
Campuran Beton Aspal Pada
Target Gradasi B1,B2 dan C1, TA,
JTS.FT–UGM, Yogyakarta.
Ramli M.I. 2001, Pengaruh Penguapan–
Pengembunan Berulang
Terhadap Durabilitas Campuran
Butonite Mastic Asphal, Tesis
Magister, Jurusan Teknik Sipil,
Institut Teknologi Bandung
Sukirman,S, 1995, Perkerasan Lentur
Jalan Ray’, Penerbit NOVA,
Bandung

61

You might also like