You are on page 1of 26
IMUNOMODULATOR BAHAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Diucapkan di depan Rapat Terbuka Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada pada tanggal 7 November 2012 di Yogyakarta Oleh: Prof. Dr. Ediati, S-E., Apt. Bismillahirohmanirrohim Yang saya muliakan, Ketua, Sekretaris dan Anggota Majelis Wali Amanat Ketua, Sekretaris dan Anggota Majelis Guru Besar Ketua, Sekretaris dan Anggota Senat Akademik, Yang saya hormati, Rektor dan para Wakil Rektor Para Dekan, Ketua Lembaga dan Kepala Pusat Studi Teman sejawat Dosen dan seluruh Sivitas Akademika Universitas Gadjah Mada Tamu Undangan, Hadirin sekalian dan Sanak Keluarga yang tercinta. Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokatuh, Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada pagi hari yang cerah dan membahagiakan ini, kita dapat berkumpul di Balai Senat yang megah ini untuk mengikuti Rapat Terbuka Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Pada kesempatan ini, perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima Kasih yang sebesar-besamya kepada Rektor dan Kea Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada yang telah memberikan Kehormatan pada diri saya untuk menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar mu Kimia Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Adapun judul pidato pengukuhan saya adalah: Imunomodulator Bahan Alam Judul tersebut saya pilih, karena Indonesia merupakan negara yang terdiri dari Kurang lebih 65% perairan dan 35% daratan dengan iklim tropis, memungkinkan tumbuhnya berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan secara tradisional. Menurut Nugroho (2010), kekayaan alam tumbuhan obat Indonesia terdiri atas 30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis umbuhan di dunia, 940 jenis di antaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat (jumlah ini adalah 2 90% dari jumlah tumbuhan obat di kawasan Asia). Dari hasil penelitian-penelitian terhadap beberapa senyawa aktif yang terkan- dung dalam sumber alam tersebut, baik yang tumbuh di daratan maupun yang ada di dalam lautan, menunjukkan adanya aktivitas imunomodulator. Hadirin yang saya hormati, Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kita sadari kita terpapar oleh mikroorganisme baik non patogen maupun patogen yang merupakan bahan asing bagi tubuh kita. Kita baru sadar kalau kita terpapar oleh bahan asing yang berupa mikroorganisme patogen, jika kita menderita sakit. Dengan terpaparnya tubuh kita oleh bahan asing, maka tubuh akan menyusun proses respon imun untuk melindungi tubuh. Jika kita sehat, berarti respon imun kita berhasil atau mencukupi dalam melindungi tubuh terhadap bahan asing tersebut, tctapi sebaliknya jika respon imun kita gagal dalam proses perlindungan tersebut, kita akan menderita sakit. Respon imun di dalam tubuh vertebrata dapat dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan hal yang berbeda. I) proses yang terlibat dalam respon imun, terdiri dari respon imun alami (innate immunity) dan respon imun perolehan (acquired immunity). 2) Komponen yang terlibat dalam respon imun, terdiri dari imunitas humoral (humoral immunity) dan imunitas s¢luler (cellular immunity), 3) tempat terjadinya respon imun, terdiri dari imunitas serosal (serosal immunity) dan imunitas mukosal (mucosal immunity) (Shen & Louie, 2005). Respon imun alami adalah respon imun yang terjadi pada masa-masa awal kita terpapar oleh bahan asing dan sifat respon imun alami non-spesifik, karena tidak membedakan terhadap bahan asing yang terpapar ke tubuh kita. Respon imun alami, merupakan garis pertahanan pertama terhadap serangan bahan asing (misal baKteri); respon yang terjadi cepat dan tidak mempunyai memori terhadap bakteri “sebelumnya. Jika respon imun alami tidak mampu mempertahankan tubuh terhadap paparan bahan asing yang terjadi, akan dilanjutkan oleh respon imum perolehan yang sifatnya spesifik. Respon imun perolchan terjadinya lambat dan mempunyai_ memori terhadap serangan sebelumnya, sehingga apabila terjadi serangan 3 ulangan. terjadi respon yang lebih cepat. Dalam hal ini, tubuh akan menghasilkan antibodi yang spesifik terhadap mikroorganisme tertentu, misal antibodi terhadap bakteri Escherichia coli (kalau kita terpapar dengan bakteri E.coli) atau antibodi terhadap bakteri Staphylococcus aureus (kalau kita terpapar dengan S.aureus). Kalau tubuh sudah mempunyai antibodi terhadap E.coli, maka jika tubuh terserang S.aureus, antibodi terhadap E.coli tidak bisa mempertahan- kan tubuh terhadap S.aureus, demikian sebaliknya. Selain antibodi yang dihasilkan oleh respon imun perolehan, tubuh juga akan menghasilkan senyawa yang disebut sitokin. Sitokin juga dihasilkan jika tubuh menyusun respon imun alami. Pembentukan antibodi maupun sitokin, dilakukan oleh sel-sel yang ada di dalam tubuh kita, yang berasal dari sel induk disebut stem cefls atau sel punca. Faktor- faktor yang berperan dalam respon imun alami, tidak hanya sel-sel yang berasal dalam tubuh saja, tetapi juga dapat berasal dari faktor fisik dan molekul serta cairan tubuh yang telah kita bawa sejak kita lahir. Sebagai contoh, yang bersifat fisik adalah kulit yang utuh, rambut di dalam hidung; yang bersifat cairan adalah asam lambung. ‘Keringat, air mata, cairan mukosal; yang berbentuk molekul adalah enzim. Contoh sehari-hari respon pertahanan yang dilakukan tubuh secara alami, di antaranya adalah bersin-bersin, batuk, mengeluarkan air mata, mengeluarkan ingus, dan jika kulit Kita utuh, maka tidak terjadi infeksi, Hadirin yang saya muliakan, Sebelum saya uraikan lebih lanjut tentang imunomodulator bahan alam, sebaiknya saya sampaikan terlebih dulu tentang obat ‘tradisional atau obat herbal. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 007 Tahun 2012 (DepKes, 2012), tentang registrasi obat tradisional, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan obat tradisional adalah: “bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, ‘bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat”, 4 Sejarah Perkembangan Obat Tradisional atau Obat Bahan Alam di Indonesia, Hadirin yang saya hormati, Dalam upaya pembangunan di bidang kesehatan maka obat bahan alam Indonesia perlu dikembangkan secara tepat schingga dapat dimanfaatkan pada pelayanan kesehatan. Hal tersebut menjadi dasar pertimbangan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 760/MENKES/PER/IX/1992 tentang Fitofarmaka. Untuk penjabaran lebih lanjut dari Peraturan ini telah diterbitkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor: HK.00.05.4-2411 tanggal 17 Mei 2004 (BPOM, 2004) tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia. Yang dimaksud dengan Obat Bahan Alam Indonesia adalah Obat Bahan Alam yang diproduksi di Indonesia. Selanjutnya disebutkan dalam Keputusan Kepala Badan POM tersebut, berdasarkan cara pembuatan seria jenis klaim penggunaan dan tingkat_pembuktian khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia dikclompokkan secara berjenjang menjadi: (1) Jamu; (2) Obat Herbal Terstandar; dan (3) Fitofarmaka. Pengelompokan obat bahan alam Indonesia tersebut, juga didasarkan pada kenyataan bahwa obat herbal yang saat ini telah diakui oleh ilmu kedokteran modern adalah obat herbal yang telah melalui tiga uji penting, yaitu: uji praklinik (uji khasiat dan toksisitas pada hewan), uji teknologi farmasi untuk menentukan identitas atau bahan berkhasiat secara seksama hingga dapat dibuat produk yang terstandardisasi serta uji klinis kepada pasien. Pengertian obat herbal sendiri juga bisa diartikan sebagai tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa, atau untuk pengobatan. Lebih jauh saat ini cakupannya diperluas menjadi binatang ataupun organisme atau bagian dari suatu organisme yang digunakan untuk tujuan pengobatan. Guna memahami Jebih lanjut tentang pengclompokan obat bahan alam, akan saya sampaikan apa yang dimaksud dengan jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka agar kita mengerti apa yang harus kita perhatikan, apabila kita memerlukan obat yang mengandung bahan alam. uw 1. Jamu Jamu bisa diartikan sebagai obat tradisional yang disediakan secara tradisional, tersedia dalam bentuk seduhan, pil maupun larutan. Pada umumnya, jamu dibuat berdasarkan resep turun-temurun dan tidak melalui proses seperti fitofarmaka. Persyaratan yang harus dipenuhi sediaan jamu, adalah sebagai berikut: (1) Jamu harus memenuhi criteria: a. Aman, b. Klaim khasiat berdasar data empiris c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. (2). Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis pembuktian tradisi- onal, yaitu tingkat pembuktian umum dan medium (3). Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata-kata :”Secara tradisional digunakan untuk...”, atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran. Jamu dapat dinaikkan kelasnya menjadi herbal terstandar atau fitofarmaka dengan syarat bentuk sediaannya berupa ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan yang terstandardisasi. 2. Obat Herbal Terstandar (OHT) Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang berasal dari ekstrak bahan tumbuhan, hewan maupun mineral. Perlu dilakukan uji pra-klinik untuk pembuktian ilmiah dan perlu distandardisasi kandungan bahan yang berkhasiat, standardisasi pembuatan ekstrak, standardisasi pembuatan obat yang higienis dan Uuji toksisitas akut maupun sub Kronis seperti halnya fitofarmaka. Persyaratan yang harus dipenuhi sediaan sebagai obat herbal terstandar, adalah sebagai berikut: (1) Obat herbal terstandar harus memenubhi kriteria: a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, b. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik, c. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. 6 (2) Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium. 3. Fitofarmaka Fitofarmaka adalah bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses Ppembuatannya yang telah tersandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai uji Klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilmiah. Persyaratan yang harus dipenuhi sediaan sebagai fitofarmaka, adalah sebagai berikut (Q) Fitofarmaka harus memenuhi kriteria: a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, b. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik, ¢. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, d. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. (2) Jenis Klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi. Imunomodulator: Prospek cerah dunia pengobatan Hadirin yang saya muliakan, Pengembangan produk imunomodulator merupakan langkah strategis dalam upaya menekan tingkat kejadian penyakit infeksi Diungkapkan oleh Munasir (2002) bahwa secara umum penyakit infeksi selalu dihubungkan dengan gangguan sistem imunitas. Salah satu cura untuk mengatasi_penurunan imunitas adalah dengan pemberian agen imunomodulator (Abbas é& Lichtman, 2005). Bahan tersebut_ mampu memodulasi sistem imunitas manusia dengan berperan menjaga kondisi homeostatis tubuh serta membantu tubuh memperbaiki ketidakseimbangan sistem imunnya. Sclain berperan z memerangipenyakit infeksi. imunomodulator juga berkembang menjadi pilihan pencegahan (imunoprevensi) serta pengobatan kanker (imunokurasi). Imunomodulator alami biasanya mengandung senyawa sebagai antioksidan alami. flavonoid, monotexpenoid, triterpenoid, glikosida iridoid, dan komponen fenolik (Chiang ef al., 2003). Bahan alam yang mempunyai kandungan senyawa tersebut, dapat diharapkan mempunyai aktivitas imunostimulator, jika dilakukan penelitian terhadap sumber alam tersebut. Imunomodulator bekerja menurut tiga cara, yaitu melalui imunorestorasi, imunostimulasi dan imunosupresor. Imunorestorasi dan imunostimulasi discbut imunopotensiasi atau up regulation, sedangkan imunosupresi disebut down regulation (Baratawidjaja & Rengganis, 2010) Penggunaan imunomodulator harus sesuai dengan Kebutuhan, karena penggunaan yang berlebihan, justru akan berefek merugikan bagi sistem imun tubuh kita. Bahaya penggunaan imunomodulator yang berlebihan masih belum diketahui secara pasti. tetapi dari beberapa hasil penclitian tentang imunomodulator bahan alam, dilaporkan bahwa pada dosis tertentu bahan uji dapat meningkatkan sistem imun (imunostimulator), tetapi pada dosis yang lebih tinggi dapat menurunkan sistem imun (imunosupresor). Dapat ditambahkan, bahwa imunomodulator bukan suplemen. Imunoma- dulator tidak sama dengan vitamin. Penggunaan vitamin yang berlebihan dapat dikeluarkan sisanya, kalau kebutuhan tubuh sudah cukup. Penggunaan imunomodulator yang berlebihan akan ber- pengaruh pada sel-sel yang berperan dalam sistem imun tubuh kita. Tubuh akan menjadi lebih sensitif dan dapat menimbulkan reaksi alergi. Sediaan yang diklaim sebagai imunomodulator yang beredar di pasaran, biasanya mengandung ekstrak bahan alam. Beberapa parameter yang digunakan dalam perelitian untuk mengevaluasi efek imunomodulator suatu sumber alam, di antaranya adalah uji aktivitas sel makrofag, uji proliferasi sel limfosit. penetapan kadar antibodi dan penetapan kadar sitokin. 1) Imunorestorasi Imunorestorasi merupakan suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu dengan memberikan berbagai 8 Komponen sistem imun, seperti: imunoglobulin dalam bentuk Jmmune Serwn Globulin (ISG), Hyperimmune Serum Globulin (HSG), plasma, plasmapheresis, leukopheresis, transplantasi sumsum tulang, hati dan timus. ISG dan HSG diberikan untuk memperbaiki fungsi sistem imun pada penderita dengan defisiensi imun hurnoral, baik primer maupun sekunder. Infusa plasma segar diberikan untuk memperbaiki sistem imun. Keuntungan pemberian infusa plasma adalah semua jenis immunoglobulin dapat diberikan dalam jumlah besar tanpa menimbulkan rasa sakit. Plasmapheresis (pemisahan sel darah dari plasma) digunakan untuk memisahkan plasma yang mengandung banyak antibodi yang merusak jaringan atau sel, sedangkan leukopheresis merupakan pemisahan leukosit secara selektif dari penderita yang sejauh ini telah dilakukan dalam usaha terapi arthritis rheumatoid. 2) Imunostimulasi Imunostimulasi disebut juga imunopotensiasi, yaitu cara memperbaiki fungsi sistem imun dengan menggunakan bahan yang merangsang sistem tersebut (Biological Response Modifier [BRM)). Bahan-bahan tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu biologik dan sintetik. Bahan-bahan biologik meliputi: hormon, timus, limfokin, interferon, monoklonal antibodi, faktor transfer/ekstrak leukosit, ymphokine-Activated Killer (LAK) cells, bahan-bahan yang berasal dari bakteri (misal: Bacillus Calmette Guerin [BCG]) dan C.parvum), bahan-bahan yang berasal dati jamur (misal: lentinan, krestin dan schigephyllan). Bahan-bahan sintetik meliputi: levamisol, isoprinosin, muramil dipeptida (MDP) dan bahan-bahan lain yang digunakan secara eksperimental di klinik (Baratawidjaja & Rengganis, 2010). 3) Imunosupresi Imunosupresi merupakan tindakan untuk menekan respons imun. Kegunaannya di Klinik terutama pada transplantasi untuk mencegah reaksi penolakan dan pada berbagai penyakit inflamasi yang menimbulkan kerusakan atau gejala sistemik, seperti auto-imun atau auto-inflamasi, Yang tergolong dalam imunosupresi antara lain 9: adalah steroid, misal glukokortikoid: agen alkilasi misalnya cyclo- phosphamidelcytoxan dan chlorambucil, antagonis purin, misalnya azathioprine dan mycophenolate mofetil: cvelosporine-A, tacrolimus (FK506) dan rapamisin; antagonis asam folat, misalnya methotrexate (MTX); antibodi monoklonal; dan imunosupresan lain yang digunakan secara eksperimental dalam klinik. Hadirin yang saya muliakan, Berikut ini, sebagai contoh, akan saya sampaikan beberapa sumber alam yang telah diteliti, dan mempunyai efek sebagai imunomodulator, di antaranya adalah: Jamur Ling Zhi (Ganoderma lucidum; famili Polyporaceae) Ganoderma lucidum (jamur Reishi, Ling Zhi) merupakan jamur yang memiliki nilai ckonomi yang tinggi, terutama di negara-negara Timur Jauh seperti Cina, Jepang dan Korea. Jamur ini dikomersialkan arena berkhasiat sebagai obat. Kandungan bahan aktif yang terdapat dalam jamur Ling Zhi di antaranya adalah protein, lemak, karbohidrat dan serat. Aktivitas imunomodulator Ling Zhi terutama disebabkan_ ‘oleh Kandungan polisakaridanya, yang mampu menginduksi ‘pematangan sel leukernia monosit menjadi sel dendritik melalui fungsi imunostimulatomya (Chan er al., 2008). Dari hasil penelitian, juga dilaporkan bahwa mekanisme imunomodulator jamur Ling Zhi melalui peningkatan aktivitas fagositosis makrofag, peningkatan proliferasi sel limfosit T dan B, serta aktivitas sitokin yang -mempengaruhinya (Zhu er al. 2007) dan peningkatan interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-a (TNF-a) yang mempengaruhi peningkatan kemampuan fagositosis makrofag. Oleh Tkawati dkk. (2011), dilaporkan bahwa, ekstrak air jamur Ling Zhi, dapat ‘meningkatkan persentase sel limfosit TCDS+ relatif pada tikus yang dipejani Doxorubisin. Doxorubisin adalah salah satu obat antikanker ‘yang menimbulkan efek samping imunosupresan. 10 Jintan Hitam (Nigella sativa L.; famili Ranunculaceae) Walaupun jintan hitam bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi tingkat penggunaannya sebagai obat tradisional cukup tinggi oleh masyarakat Indonesia. Dilaporkan oleh Boseila dan Messalam (2011) bahwa fraksi metanol dan fraksi minyak menguap dari biji jintan hitam mampu menstimulasi respon imun mencit Swiss yang diinduksi dengan vaksin rabies, sedangkan fraksi etil asetat dari minyak jintan hitam menunjukkan efek stimulasi terhadap proliferasi sel T, namun menekan proliferasi sel B. Studi lain menyebutkan bahwa minyak jintan hitam menurunkan 2 kali produksi antibodi pada respon imun setelah vaksinasi typhoid. Pemberiannya juga menyebab- kan penurunan signifikan pada jumlah splenosit dan neutrofil, tetapi terjadi peningkatan limfosit dan monosit periferal (Islam et al., 2004 cit Salem, 2005). Hasil penelitian yang dilaporkan oleh Putrima dan Setyowati (2012) menunjukkan bahwa salah satu produk jamu minyak jintan hitam yang beredar di Indonesia mampu meningkatkan Kkemampuan fagositosis sel makrofag namun menekan proliferasi sel limfosit. Kedelai (Glycine max Merr: Leguminosae) Kedelai merupakan salah satu anggota famili Leguminosae yang sering dikonsumsi, dalam bentuk tempe, tahu, kecap maupun susu. Kedelai kaya akan vitamin A, B2, C, dan E, serta mineral (seng, besi, selenium), flavonoid (genistein, kuersitrin), dan asam-asam organik (indole 3-acetic acid, phytic acid, syringic acid). Kedelai mempunyai banyak khasiat antara lain antiinflamasi, antioksidan, antikanker, antidiare, antivirus, dan hepatoprotektif. Senyawa fenolik dan asam organik dalam kedelai juga dilaporkan mempunyai _aktivitas imunomodulator. Kandungan genistein, phytic acid, dan syringic acid pada dosis tertentu dalam kedelai dapat menginduksi respon imun sel Thi dan produksi IFN-y (Wei, 2011). Susu kedelai sendiri dilaporkan oleh Ediati dkk. (2006*) dapat _meningkatkan kadar IgG dan IgA dalam serum darah mencit, tetupi tidak dapat meninekatkan proliferasi limfosit, sehingga susu kedelai dinilai sebagai imunostimulator pada respon imun humoral tetapi tidak pada respon imun seluler lL Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme, famili Aracaceae) Mengapa tanaman ini dinamakan keladi tikus? Karena mahkota bunganya herbentuk panjang kecil berwama putih mirip dengan ekor tikus, Tumbuhan keladi tikus dapat ditemukan dengan mudah di hutan-hutan di Indonesia dan sudah banyak digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan. Kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam keladi tikus, seperti yang dilaporkan oleh Nasution (2010) dan Nobakht et al. (2007) adaiah alkaloid dan triterpenoid. Telah dilaporkan beberapa hasil penelitian tentang umbi keladi tikus yang dilakukan oleh Nurrochmad dkk. (201 1), bahwa ekstrak etanolik keladi tikus memiliki efek sitotoksik terhadap sel T47D. Penelitian lanjutan juga dilakukan terhadap efek imunomodulatornya akibat penggunaan obat kemoterapi cyclophosphamide (CPA) pada tikus. Hasil pemberian ekstrak keladi tikus terbukti meningkatkan kembali proliferasi limfosit akibat pemberian CPA. Selanjuinya pada penelitian ini juga diteliti efek keladi tikus terhadap aktivitas makrofag. Makrofag merupakan salah satu efektor yang berperan untuk mengeliminasi parasit melalui mekanisme fagositosis pada sistem imun tak spesifik. Pemberian keladi tikus, terbukti secara bermakna meningkatkan jumlah dan aktivitas makrofag dalam memfagositosis lateks. Efek imunomodulator keladi tikus, juga dilaporkan oleh Alfaroug (2012), bahwa ekstrak etanol umbi Keladi tikus dapat meningkatkan respon hipersensitivitas tipe lambat dan titer antibodi pada mencit jantan. Mangga (Mangifera indica; famili Anacardiaceae) Mangga, merupakan tanaman yang sering digunakan_ untuk pengobatan khususnya pada negara dengan iklim opis. Ekstrak aqueous dari daun mangga diketahui memiliki efek antiinflamasi pada penclitian menggunakan tikus yang diinduksi hingga menderita colitis (Marquez, et al., 2010). Mangga memiliki kandungan yang telah berhasil diidentifikasi yaitu mangiferin yang dewasa ini banyak diteliti kemanfaatannya. Apabila dikaitkan dengan respon imun, maka mangiferin dilaporkan mampu menghambat aktivasi dari NF-xB (nuclear factor kappa B) oleh agen proinflamasi misalnya saja tumor nuclear factor (TNF). Mangiferin juga mampu meningkatkan kadar i2 enzim GSH di dalam sel dan meningkatkan potensi dari agen Kemoterapeutik, sehingga sangat cocok untuk dijadikan_ terapi kombinasi untuk penyakit kanker. Kulit batang pohon mangga telah dilaporkan mempunyai aktivitas imunostimulan secara in vitro. Efek imunostimulatori yang terjadi disebabkan oleh peningkatan aktivitas sistem imun humoral dan seluler oleh sel limfosit B dan sel limfosit T_ Juga telah dilaporkan oleh Rahmni dk. (20111), hasil penelitian dengan program PKMP UGM, yang kebetulan saya sebagai dosen pem- bimbingnya, bahwa ekstrak etanol benalu mangga (Dendrophthoe pentandra) dapat berfungsi sebagai imunostimulator terhadap pening- katan aktivitas respon imun humoral melalui produksi IgG. Mengkudu (Morinda citrifolia; famili Rubiaceae) Mengkudu telah digunakan untuk pengobatan selama lebih dari 2000 tahun oleh bangsa Polinesia, yang dipercaya berasal dari Asia Tenggara, yang terkenal berani dan senang mengembara dengan membawa tumbuhan yang bermanfaat. Salah satu tumbuhan yang dibawa pindah adalah mengkudu, mereka menganggap sebagai tumbuhan yang keramat, karena banyak manfaatnya, mulai dari daun, kulit batang dan terutama buahnya dan dipercaya bisa digunakan untuk pengobatan beberapa macam penyakit. Penduduk kepulauan yang kini dikenal sebagai kepulauan Hawai, mengenal mengkudu yang juga diberi nama Noni. Di Indonesia, mengkudu adalah salah satu tanaman berkhasiat obat yang sudah tidak asing lagi untuk berbagai penyakit, di antaranya sebagai antibakteri, antitumor, antivirus, anthelmentika, analgesik, hipotensif, antiinflamasi dan peningkat sistem imun. Tanaman ini telah diketahui mengandung protein, polisakarida, skopoletin, asam askorbat, B-karoten, L-arginin, prokseronin, dan prokseroninase, khususnya pada bagian buah. Pada daun mengkudu terkandung protein, zat kapur, zat besi, karoten, dan askorbin. Pada kulit akar terkandung bahan morindin, morindon, aligarind-methyleter, dan soranjideol. Pada bunganya terkandung bahan glikosida, antrakinon, asam kapron, dan asam_ kaprilat (Djauhariya, 2003). Banyaknya bahan yang terkandung dalam tanaman mengkudu ini tentu saja memberikan efek farmakologis yang berbeda-beda tergantung dari cara penyarian serta jenis penyari yang 13 digunakan. Ediati, dkk (2008) melaporkan bahwa ekstrak n-heksana buah mengkudu memiliki efek imunomodulator paling aktif terhadap mencit yang diinduksi vaksin hepatitis B, dibanding dengan ekstrak dalam pelarut yang semi polar dan polar. Buah mengkudu yang kaya polisakarida, secara empiris digunakan sebagai peningkat kekebalan. ‘Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ediati dkk, (2012), diperoleh metode yang paling sesuai untuk mengisolasi polisakarida buah mengkudu dengan modifikasi pada pengeringannya. Polisakarida yang diperoleh mempunyai aktivitas imunostimulator yang paling baik, yaitu dengan mengevaluasi terhadap peningkatan proliferasi sel limfosit dan aktivitas fagositosis makrofag dibanding dengan 3 metode yang lainnya. Dari hasil penelitian-penelitian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa buh mengkudu dapat berfungsi sebagai imunomodulator. Meniran (Phyllanthus niruri; famili Euphorbiaceae) Meniran merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di hutan-hutan, ladang-ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah. Pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Tumbuhan ini dapat subur di tempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di alas permukaan laut. Meniran merupakan salah satu tanaman yang telah banyak dilaporkan memiliki efek imunostimulator, bahkan telah digunakan sebagai salah satu komponen sediaan fitofarmaka yang beredar di masyarakat. Bkstrak air meniran diketahui mampu meningkatkan proliferasi dari sel B dan sel T limfosit, produksi IFN: dan IL-4. Selain itu, meniran juga mampu memacu aktivitas fago- sitosis makrofag, aktivitas enzim lisosomal, dan pelepasan TNF- serta memodulasi pelepasan nitric oxide oleh makrofag (Nworu, et al... 2010). Pegagan (Centella asiatica; famili Apiaceae) Tumbuhan pegagan banyak ditemukan di negara dengan iklim tropis dan subtropis. Dilaporkan oleh Patil er al. (1998) bahwa ekstrak alkoholik pegagan dapat menstimulasi sistem retikuloendotelial dan if dapat meningkatkan titer antibodi dari respon yang diperantarai sel DTH. Senyawa aktif yang terdapat dalam pegagan di antaranya alkaloid hidrokotilina, glikosidasiotikosid, saponin, oksiatikosid, minyak lemak dan minyak atsiri. Efek farmakologis peeagan yang sudah diketahui adalah antioksidan. antidiabetes, anti alergi, ant- kanker, menurunkan kadar asam urat, peluruh air seni, hepatoprotek- tor dan imunomodulator. Efek imunomodulator pegagan juga dilapor- kan oleh Ravindra & Bas avraj (2008), bahwa ekstrak etanol daun pegagan dapat menstimulasi fagositosis sel neutrofil secara in vitro. Rumput Laut (Sargassum ccrassifolium J.Agardh; famili Sargasseae) Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang melimpah di perairan Indonesia. Beberapa jenis rumput laut Indonesia yang telah sering diperdagangkan seperti Euchema sp.. Hypnea sp.. Gracilaria sp.. dan Gelidium sp., dari kelas Rhodophycae (alga merah) dan Sargassum dari kelas Phaeophycae (alga cokelat). Rumput laut kaya akan kandungan karbohidrat, protein, vitamin A, B, dan C, betakaroten. dan berbagai jenis mineral. Rumput laut menghasilkan berbagai bahan bioaktif yang berfungsi sebagai sitostatika, antiviral, anthelmintik, antifungi, dan antibakteri. Salah satu Tumput laut yang banyak dimanfaatkan sebagai makanan dan juga sebagai obat adalah Sargassum crassifolium. Kandungan senyawa aktif dalam S.crassifolium (algae coklat), di antaranya adalah asam amino, mineral, alginat. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Handayani dkk. (2004), diketahui bahwa kandungan alginat (polisakarida) dalam S.crassifolium sebesar 37.91%. Dengan kandungan alginat yang cukup tinggi, rumput laut jenis S.crassifolium dapat berefek sebagai imunostimulator. Sambiloto (Andrographis paniculata: famili Acanthaceae) Sambiloto digunakan secara luas untuk pengobatan sistem Ayurvedic dan homeopatik. Penelitian yang dilakukan pada mencit, menunjukkan bahwa sambiloto merupakan imunostimulator yang potensialtethadap peningkatan aktivitas makrofag dan sel limfosit B. - 15 Sambiloto mengaktifkan respon imun spesifik maupun non spesifik. sehingga menjadikannya efektif terhadap berbagai macam agen infeksi dan agen penyebab kanker. Berbagai penelitian menunjukkan efek farmakologis dari ekstrak sambiloto, di antaranya sebagai penurun panas, bakteriostatik, hepatoprotektor, pencegah infeksi, anti inflamasi, menurunkan kadar glukosa darah. Sambiloto mengandung bahan kimia andrografolid, andrografin, panikulin, kelmegin, serta minyak atsiri. Telah dilaporkan pula bahwa ekstrak sambiloto yang mengandung senyawa aktif andrografolid dan senyawa turunannya mempunyai efek sebagai imunomodulator (Naik & Hule, 2009). Sarang Semut (Myrmecodia pendens, Myrmecodia tuberosem dan Hydnophytum formicarum; famili Rubiaceae) Tumbuhan sarang semut merupakan tumbuhan epifit anggota dari famili Rubiaceae dengan 5 genus dan hanya 2 genus yang berasosiasi dengan semut yaitu Myrmecodia (45 spesies) dan Hydnophytum (26 spesies). Terdapat dua jenis tambuhan sarang semut yang mempunyai manfaat sebagai tanaman obat yaitu jenis pertama adalah Myrmecodia dengan umbi berlabirin kecil dan memiliki duri di bagian luar umbi, sedangkan jenis kedua adalah Hydnophyrum dengan umbi berlabirin besar dan tidak terdapat duri di bagian Ivar umbi. Jenis Myrmecodia pertama dikenali sebagai tanaman obat dengan spesies bernama Myrmecodia pendens. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hertiani er al., 2010, dilaporkan bahwa ekstrak etanol tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendens dan Myrmecodia tuberosum) dapat meningkatkan proliferasi sel limfosit TCD8+ pada tikus yang dipejani doxorubisin. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan, bahwa M.pendens dan M.tuberosum dapat dikembangkan sebagai agen imunomodulator. Sirih Merah (Piper crocatum: famili Piperaceae) Tanaman sirih merah merupakan tumbuhan yang merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang berwamia merah keperakan dan mengkilap. Kandungan senyawa aktif 16 daun sirih merah antara lain minyak atsiri, polifenol, alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kustiawan (2012) telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi kandungan senyawa aktif daun sirih merah yang termasuk golongan neolignan sebagai imunostimulan, yaitu | 2-allyl-4-(1'-hydroxy-1"- ¢ ;”-trimethoxyphenyl)propan-2' yl)-3,5-dimethoxycyclohexa- 3,5-dienone dan 2-allyl-4(1"-acetyl-1"-(3".4",5”-trimethoxy-phenyl) propan-2' yl)-3,5-dimethoxy-cyclo-hexa-3,5-dienone. Songgolangit (Tridax procumbens; famili Compositae) Songgolangit telah digunakan secara luas dalam sistem pengobatan Ayurvedik untuk bermacam-macam penyakit. Penelitian- penelitian sebelumnya terhadap ckstrak songgolangit mengungkap- kan adanya aktivitas imunostimulator yang menonjol dari fraksi tidak Jarut etanol dari ekstrak songgolangit. Uji fagositosis (in vitro) dan haemaglutinasi seria DTH (én vivo) telah dilakukan untuk mengevaluasi efek ekstrak dan fraksi songgolangit pada tingkat imunitas seluler dan humoral. Ekstrak alkoholik telah dibuktikan mempunyai efek imunostimulan secara in vitro dengan model fagositosis, DTH dan hemaglutinasi. Pemberian per oral fraksi etil asetat dan fraksi n-butanol, dapat menghambat reaksi DTH secara signifikan pada binatang percobaan yang diinduksi SRBC dan meningkatkan indeks fagositik secara in vitro.(A grawal et al., 2010). Susu Kuda Dari penclitian yang telah dilakukan oleh Ediati dkk. (2006°), dapat dilaporkan bahwa susu kuda terfermentasi dapat meningkatkan imunitas pada mencit Balb/C yang dipejani dengan vaksin hepatitis A. Kandungan protein dalam susu kuda dapat dibedakan dengan protein yang ada dalam susu sapi, yaitu adanya protein dengan berat molekul 7.4-kDa pada susu kuda, tetapi tidak ditemukan pada susu sapi. 7 Hadirin yang saya hormati, Sebagai akhir dari pidato ini, perkenankanlah kami sekeluarga menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia. rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga hari ini saya dapat menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di Bidang Kimia Farmasi. Ucapan terima Kasih saya sampaikan kepada Pemerintah RT melalui Mendikbud yang telah mempercayai dan mengangkat saya sebagai Guru Besar. Demikian juga kepada Rektor UGM_beserta jajarannya, Pimpinan dan Anggota Senat Akademik UGM, Pimpinan dan Anggota MGB UGM, yang telah menyetujui dan mengusulkan jabatan yang terhormat dan mulia ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dekan beserta stafnya, Ketua dan Anggota Senat Fakultas Farmasi UGM yang telah menyetujui dan mengusulkan pengangkatan sebagai Guru Besar ini. Kepada Ketua Bagian Kimia Farmasi beserta para senior, seluruh sejawat Dosen dan Civitas akademika Fakultas Farmasi UGM, yang telah banyak membantu dan membina kerjasama dalam suasana yang menyejukkan dan kondusif, sehingga proses pengusulan Guru Besar dapat berjalan lancar. Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Guru-guru saya, salah satunya adalah ibunda saya sendiri (ketika saya sekolah di TK Aisyiah Pekajangan). SR Muhammadiyah Pekajangan, SMP Negeri I Pekalongan, dan SAA Yayasan Parmasi Semarang, yang telah membekali saya ilmu dasar, sehingga saya dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Terima kasih saya haturkan kepada Alm. Bapak Drs. Mulyono, Apt. sebagai pembimbing skripsi yang tclah memperkenalkan saya pada ranah penelitian. Juga saya haturkan kepada Alm. Prof. Drs. Sardjoko, Apt. Dekan Fakultas Farmasi UGM pada saat itu, menawari dan menyetujui saya menjadi Dosen, setelah saya lulus Apoteker tahun 1979, dan menyetujui saya untuk mengambil program doktor pada tahun 1981, sekaligus mendampingi suami yang sedang mengambil program doktor di Belgia. Terima kasih kepada Prof. Drs. M. Anief, Apt, Alm. Drs. Soerais $., Apt., Prof. Dr. A. Mursyidi, Apt., Prof. Dr. Ibnu Gholi Gandjar, DEA. Apt, dan Prof. Dr. Marchaban, DESS, Apt. sebagai Dekan-Dekan sewaktu saya mulai beKerja sampai sekarang, dan Alm. 18 Prof. R.M. Samhudi R. yang telah banyak membantu dan memberi kesempatan saya untuk mengembangkan diri dan berkarya di Fakultas Farmasi UGM. Penghargaan dan ueapan terima kasih, saya sampaikan kepada Prof. Dr. Simon Scharpe yang telah membimbing saya (kurun waktu 1981-1985) dalam menyelesaikan program doktor di bidang Biokimia Klinik/Imunologi di Department of Clinical Biochemistry, Faculty of Medicine, State University of Antwerp, Belgium. Juga tak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. A. Lauwers, di State University of Gent. Belgium, yang telah banyak membantu kami sekeluarga selama kami menempuh studi di Belgia. Semua ini, berkat doa dan dukungan serta cinta kasih yang tak pemah putus dari orang tua kami. Untuk itu saya sampaikan sembah bakti dan ucapan terima kasih kepada ayahanda tercinta Alm. Budi Cahyono dan Ibunda Sri Andariyah. sebagai single parent semenjak ayah meninggal pada tahun 1953, yang dengan tulus mendidik kami, sehingga kami dapat menempuh pendidikan yang tinggi dan Alhamdulillah beliau yang sudah mencapai umur 84 tahun dengan berkah Allah SWT diberi kesehatan schingga masih bisa menemani saya, terutama sctelah suami meninggal pada tanggal 7 November 2009, 3 tahun silam. Kepada ayah dan ibu mertua, Alm. Bapak Kasmadi dan Ibu Sriatun, saya sampaikan sembah bekti dan terima Kasih, atas izin beliau berdua, salah satu puteranya, menjadi pendamping saya, untuk mengarungi bahtera kehidupan berkeluarga yang penuh cinta kasih. Terima kasih saya sampaikan kepada kakak saya, Alm. Sigit Budi Santosa beserta istri mbak Ratnaning, yang telah banyak membantu dengan tulus. Kepada adik-adik ipar, beserta suamifisteri masing-masing, yang telah membangun tali silaturahmi semenjak saya menikah sampai dengan sekarang. Terima kasih pula saya sampaikan kepada seluruh keluarga Alm. Eyang Goenawan dan Alm. Eyang Moekidjab serta keluarga Alm. Dr. Ir. Soeprapto S., yang banyak membantu dalam kehidupan kami. Saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak dr. S. Budi Yuwono. Sp.B.(K) Trauma dan Ibu dr. Nenny Sri Mulyani Sp.A.(K). serta Bapak Tri Purwito dan Tbu Dwi Octina yang telah mengizinkan puteri dan puteranya dengan doa Testu yang tulus, untuk mendampingi anak-anak kami dalam menempuh kehidupan berkeluarga yang InsyaAllah Sakinah, Mawaddah, Warohmah. Amin. 19 Akhimya, terima kasih dan doa yang tak pernah putus, saya sampaikan kepada suami tercinta, Alm. Prof. Dr. Sasmito, Apt. atas Kasih sayang dan bimbingannya serta kepada anak-anak kami tercinta dr. Ananto Budi Wirawan, M.Sc., Sp-THT-KL beserta isteri dr. Rika Mutia Hapsari dan Budining Wirastuti, $.T., MBA, beserta suami Denny Wijayanto, S.E. yang telah mengantar dan membantu saya dengan penuh pengertian untuk memperoleh derajat yang tinggi dan terhormat ini. Cucu-cucu Aisha Musika Marella dan Yuki Shafa Maheswari, terima kasih atas keceriaan dan kelucuan kalian berdua, yang menambah semangat dan kebahagiaan Eyang. Tanpa dukungan kalian tak mungkin saya dapat mencapai derajat yang terhormat ini- Kepada hadirin semua, yang dengan sabar, untuk mengikuti Pidato Pengukuhan saya pada hari ini, saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Saya mohon maat, jika dalam menyampaikan pidato ini, ada kekurangan dan kesalahan. Alhardulillahirabil aalamin. Wabillahi Taufig Wal Hidayah Wassalamu alaikum warohmatullahi wa barokatuh. 20 DAFTAR PUSTAKA Abbas, A.K., dan Lichtman, A.H., 2005, Cellular and Molecular Immunology, 5" Edition, Elsevier Publisher, Philadelphia. Agrawal S., Khadase S. & Telele G., 2010, Bioactive immuno- modulatory fraction from Tridax procumbens, Asian J Biol Sci. 3(3); 120-127 Alfaroug M., 2012, Efek Imunostimulator Ekstrak Etanol Umbi Keladi Tikus (Zyphonium flagelliforme (Lodd) Blume.) terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi, USU, Medan. Baratawidjaja K.G.& Rengganis L. 2010, Imunologi Dasar, Jakarta, Balai Penerbit FKUI: 529-530 Boseila A.A.H. & Messalam A.A-H., 2011, Immunostimulant effect of different fraction of Nigella sativa L. seeds against rabies ‘vaccine, Natural and Science, 9(2): 90-96. BPOM, 2004, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.H.K.00.05.4.2411 Chan W.K, Cheung C.C.H., Law H-K.W., Lau Y.L. & Chan G.CF., 2008, Ganoderma lucidum polysachharides can induce human monocytic leukemia cells into dendritic cells with immuno- stimulatory function, J. of Hematology & Oncology. 1(9) Chiang LC, Ne LT, Chiang W. Chang MY, Lin CC, 2003, Immunomodulatory activities of flavonoids, monoterpenoids, triterpenoids, iridoid glycosides and phenolic compounds of Plantago species, Planta Med. 69: 600-604. Departemen Kesehatan RI, 2012, Registrasi Obat Tradisional, diakses dari binfar.depkes.go.id, 30-9-2012 Djauhariya E., 2003, Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat, Volume XV. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Indonesia. Ediati S., Yuniarti N. & Soegihardjo C.J, 2008, Mekanisme imuno- modulator Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, L.) pada Mencit Balb/C yang Diinduksi Vaksin Hepatitis B, Majalah Obat Tradisional. Vol.13 No. 43 Januari-Maret 2008 Ediati S., Hertiani T., Senda Kartika R., Faradhyta M-P.. Longina N. & Vania P.S., 2012, Optimization of polysaccharide isolation 21 method from Morinda citrifolia L. fruit based on immuno- stimulatory effect in vitro, presented in FAPA Congress, Bali 13-16 September 2012 Handayani T., Sutarno & Dwi Setiawan A., 2004, Nutrisi rumput laut Sargassum crassifolium J. Agardh, Biofarmasi, 2(2): 45-52 Hentiani T., Ediati $., Sumardi & Maria U., 2010, Preliminary study on immunomodulatory effect of sarang semut tubers Myrmecodia tuberose and Myrmecodia pendens, Online J. Biol. Sci., 10(3): 136-141 Tkawati M., Annisa K., Ediati S. & Ratna A. S., 2011, Pkstrak air jamur Ling Zhi (Ganoderma tucidum (Leysser) Karsten) meningkatkan persentase sel limfosit TCD8+ relatif pada tikus yang dipejani doxorubisin, Jifi, 9 (1): 20-26. Kustiawan P. M., 2012, Isolasi dan identifikasi senyawa imuno- stimulan non spesifik in vitro dari daun sirih merah (Piper crocatun Ruiz. & Pav.), Tesis Program Pascasarjana, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Marquez L., Pérez-Nievas B.G., Gérate I., Garefa-Bueno B., Madrigal LLM., et al., 2010, Antihyperlipidemic activity of Mangifera indica |. leaf extract on rats fed with high cholesterol diet, Der Pharmacia Sinica, | (2): 156-161 Munasir Z., 2002, Manfaat pemberian ekstrak Phyllanthus niruri sebagai imunostimutator pada penyakit infeksi anak, diakses dari URL:http://www.tnial.mil.id/cakrawala. php3, 20-4-2011. Naik S.R. & Hule A.K., 2009, Evaluation of immunomodulatory activity of an extract of andrographolides from Andographis paniculata, Planta Medica. 75 (8): 785-791 Nobakht G. M., Kadir M. A. & Stanlas J., 2010, Analysis of Prelimi- nary Phytochemical Screening of Thyponium flagelliforme, African Journal of Biotechnology Vol. 9 (i 1): 1655-1657 Nugroho I. A., 2010, Tanaman Obat Indonesia, Apforgen Newsletter, Edisi 2:1-4 Nurochmad A., Lukitaningsih E. & Meiyanto E., 2011, Anti cancer activity of rodent tuber Typhonium flagelliforme (Lod) Blume ‘on human breast cancer T47D cells. Int J Phytomedicine:138-46 Nworu C. S., Akah P. A., Okoye F. B., Proksch P. & Esimone C. 0, 2010, The effects of Phyllanthus niruri aqueous extract on the 2 activation of murine lymphocytes and bone marrow-derived macrophages, Immunol Invest.. 39 (3):245-67. Patil J. S., Nagavi B. G., Ramesh M. & Vijayakumar G. S., 1998. A study on the immunostimulant activity of Centella asiatica linn. in rats, Indian Drugs 35 (11): 711-714 Putrima S. G. & Setyowati, 2012. Profil asam lemak dan aktivitas imunostimulasi minyak jintan hitam pada mencit Balb/C yang diinduksi_ vaksin Hepatitis B, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Rahmi B. A., Ema S., Siskha N. A., Hadianti N. & Qadri R., 2011. Uji aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun benalu mangga (Dendrophthoe pentandra LMiq) terhadap peningkatan titer IgG dan proliferasi sel limfosit pada tikus yang diinduksi vaksin hepatitis B, Jurnal Sainzifika Gadjah Mada, INN(1) Ranjan D., Chen C., Johnston T. D., Jeon H. & Nagabhushan M., 2004, Curcumin inhibits mitogen-stimulated lymphocyte proliferation, NF KB activation, and IL-2 signaling. J Surg Res 121 (2): 171-177. Ravindra G. M. & Bas avraj C.H., 2008, An in vitro study of effect of Centella asiatica on phagocytosis by human neutrophils, International Journal of Pharmaceutical Sciences and Nanotechnology. | (3): 297-302 Salem M. L., 2005, Review immunomodulatory and therapeutic properties of the Nigella sativa L. seed, International Immunopharmacology 5: 1749-1770 Shen W. C. & Louie S. G., 2005, Immunology for Pharmacy Students, Harwood Academic Publisher, 4-10 WHO, 2008, Traditional Medicine, diakses dari hup-/www.who.int! mediacentre/factsheets/fs134/en/ pada tanggal 30-9- 2012. Wei J., 2011, Immunomodulatory effects of soy isoflavones genistein and daidzein, Thesis Mount Sinai School of Medicine, diakses dari hitp://radworks.umi.com/14/99/1499962.html. 30-9-2012 Zhu X. L., Chen AF. & Lin ZB. 2007, Ganoderma lucidum polysaccharides enhance the function of immunological effector cells in immunosuppressed mice, J. Ethnopharmacol,\\1 (2): 219-26 23 DAFTAR RIWAYAT HIDUP — Nama : Ediati ‘Tempat/tgl lahir Tegal, 20 Oktober 1951 NIP 195110201980032001 Pangkav/Gol/Jabatan : Pembina/[Vd/Guru Besar ~~ email : ediatisasmito@ yahoo.com Kantor : Fakultas Farmasi UGM Rumah Pohrubuh RT 02, RW 52, - No.32, Condong Catur, Yogyakarta Data Keluarga Nama Suami : Prof. Dr. Sasmito. Apt. (Almarhum) Nama Anak/Menantu/Cucu: 1. dr. Ananto Budi Wirawan, M.Se., Sp:THT-KL/dr. Rika Mutia Hapsari/Aisha Musika Marella 2. Budining Wirastuti, S.T., MBA/Denny Wijayanto, S.E/Yuki Shafa Maheswati Riwayat Pendidikan 1963 : Lulus SR Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 1967 : Lulus SMP Negeri I Pekalongan 1969 : Lulus SAA Yayasan Pharmasi, Semarang 1978 : Lulus $1, Fakultas Farmasi UGM 1979 : Lulus Apoteker, Fakultas Farmasi UGM 1985. : Lulus Doktor, State University of Antwerp, Belgium 2003 : Lulus S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka Riwayat Pekerjaan/Jabatan 1980-sekarang : Dosen Fakultas Farmasi UGM 2000-2003 : Sekretaris Bagian Kimia Farmasi, Fak. Farmasi UGM 1991-sekarang : Apoteker Penanggung jawab Apotek Rajawali, Jl. Poncowinatan 92, Yogyakarta m4 Publikasi Iimiah (2008 — 2012, terseleksi) 1. Ediati $., Nunung Y., & Soegihardjo CJ., 2008, Mekanisme Imunomodulator Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, L.) pada Mencit Balb/C yang Diinduksi Vaksin Hepatitis B, Majalah Obat Tradisional Vol.13 No. 43 2. Ediati S. dan Sri Harimurti, 2009, The Influence of Morinda citrifolia, L. Fruit Extract as Adjuvant on IgY Production Raised in Laying Chickens Against Avian Influenza Vaccine, Proceeding. AASP-MPSPSC Penang-Malaysia. 3. Ediati S., Shaum S., Galih P., 2009, Immunomodulatory Activity of Ethanolic Extract of Curcuma mangga val.in Duck-treated with HSN1Vaccine, Proceeding IV World Waterfowl Conference, Thrissur, Kerala, India, 4. Ediati S. Agung Endro N. Yose Sagala, 2010, Efek Penghambatan Ekstrak n-Heksana buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap Reaksi Anafilaksis Kutaneus Aktif pada Tikus Wistar Diinduksi Vaksin Hepatitis B, Prosiding Kongres Timiah XVIMI dan Rapat Kerja LA.L., di Makassar, 5. Triana H., Ediati S., Sumardi S., Maria Ulfah, 2010, Preliminary Study on Immunomodulatory Effect of Sarang-Semut Tubers Myrmecodia tuberosa & Myrmecodia pendens, Online Journal of Biological Sciences 10 (3): 136-141 6. Ikawati M., Anissa K., Ediati S., Ratna Asmah S., 2011, Ekstrak Air Jamur Ling Zhi (Ganoderma lucidum (Leysser) Karsten) Meningkatkan Persentase Sel Limfosit CD8+ Relatif pada Tikus yang Dipejani Doxorubicin, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 9 (1): 20-26 7. Ediati S., Triana H.& Lucia A.. 2011, In vitro Immune Effect of Morinda citrifolia fruit based on polysaccharide compound presented in 1“ International Congress on Natural Products, Phang Nga, Thailand. 8. Ediati S., Triana H., Senda K. R., Faradhyta M. P., Longina N. & Vania P. S., 2012, Optimization of polysaccharide isolation method from Morinda citrifolia L. fruit based on immunostimulatory effect in vitro, Presented in FAPA 2012 International Congress, di Bali. Indonesia. es Kegiatan Penelitian (5 tahun terakhir, sebagai Ketua Peneliti) te Penelusuran Mekanisme Imunomodulator pada Karsinoma Hepatoseluler Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, L.) dan Mekanisme Molekuler Ekstrak Aktifnya (Tahun I) Proyek Desentralisasi UGM, Hibah Fundamental, 2007 Penelusuran Mekanisme Imunomodulator pada Karsinoma Hepatoseluler Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, L.) dan Mekanisme Molekuler Ekstrak Aktifnya, (Tahun Il) Provek Desentralisasi UGM, Hibah Fundamental, 2008 Efek Imunomodulator Ekstrak dan Flavonoid (3-Deoksi- antosianidin) Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa) pada Tikus Gulur Sprague Dawley yang Dipejani Agen Antikanker, Proyek I-MHERE Fakultas Farmasi UGM, 2010 4. Optimasi Mctode Isolasi Polisakarida Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan Efek Imunostimulator terhadap Aktivitas Sel Makrofag & Proliferasi Sel Limfosit in vitro Program Hibah Penelitian Utama, Fakultas Farmasi UGM, 2012 Penghargaan yang Pernah Diperoleh: 2005 Piagam Penghargaan Kesetiaan 25 tahun dari Rektor Universitas Gadjah Mada 2006 Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 20 tahun dari Presiden Republik Indonesia 2006 Piagam Penghargaan Kesetiaan 25 tahun dari Dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

You might also like