You are on page 1of 11

Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN PERAWAT


DALAM PRAKTIK HAND HYGIENE
DI RUANG CENDANA IRNA I
RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
QUIRINA SUMARIYEM
201310201180

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015

1
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

2
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene di


Ruang Cendana IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Correlation Between Motivation Towards Nurses’ Obedience in Implementing Hand Hygiene at
Cendana IRNA I Room RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta1
Quirina Sumariyem2, Syaifudin3, Tenti Kurniawati4
1
Judul skripsi
2
Mahasiswa Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
4
Dosen Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta

ABSTRACT
Background of the study: Hand hygiene is a major in controlling and preventing the infection at
hospital. Nurses are people who serve directly to the patients. If they do not obey in
implementing hand hygiene, it can cause nosocomial infection that will impact to the length of
inpatient care in the health care.
Objective of the study: to find the correlation between motication towards nurses’ obedience in
implementing hand hygiene at cendana IRNA I room RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta year 2014.
Research methods: this research was descriptive correlational study by using Crossectional
approach. The research subjects were all nurses who had duty at cendana IRNA I Room RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta/ The sample of the data was taken by using saturation sampling which
amount of 40 participants. The data were gathered by using questionnaire.
Researh findings: the result of analytical statistic in this research showed that the motivation
towards nurses’ obedience in implementing hand hygiene by using Spearman’s Rho was p >
0.05, it means that the value was 0.000 and coefficient correlation value was 0.059. It showed
that there is a significant correlation.
Conclusion: There is a significant correlation between motivation towards nurses’ obedience in
implementing hand hygiene at cendana IRNA I room RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Suggestion: Nurses are expected to maintain and improve the hand hygiene obedience as that
procedure to reduce the nosocomial infection rate.
Keywords: hand hygiene, motivation, obedience.

PENDAHULUAN keperawatan kemungkinankontak langsung


pada pasien,maka keharusan cuci tangan
Kebersihan tangan (hand hygiene) sebelum dan sesudah kontaj pasien harus
telah diakui sebagai salah satu tindakan dilaksanakan. Patuh cuci tangan merupakan
terpenting untuk mengurangi penularan dan kewaspadaan standar di pelayanan
mencegah infeksi di rumah sakit. Clean care kesehatan. Kepatuhan tenaga kesehatan
is saver care merupakan kampanye Badan terutama perawat terhadap pelaksanaan
Kesehatan Dunia (WHO) yang kewaspadaan standar merupakan hal yang
memfokuskan pada pemberi pelayanana/ sangat penting karena dengan perawat patuh
perawatan secara bersih untuk mewujudkan cuci tangan maka penularan penyakit dapat
keselamatan pasien ). Dalam setiap tindakan dicegah dan dapat membatu proses
pelayanan kesehatan terutama pelayanan
3
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

penyembuhan pasien, akan tetapi bila mengeluarkan Kebijakan dan Standar


perawat tidak patuh cuci tangan maka risiko Prosedur Operasional Praktik Kebersihan
penularan dapat terjadi dan tidak menutup tangan NO. 09.00773.701.2-01 tentang 5
kemungkinan proses penyembuhan. saat dan 6 langkah cuci tangan bagi seluruh
civitas hospitalia. Dalam studi pendahuluan
Sesuai dengan Keputusan Menteri data yang diperoleh dari PPPIRS kepatuhan
Kesehatan RI NO 382/Menkes/SK/III/2007 cuci tangan di RSUP Dr. Sardjito pada buln
tentang pedoman pencegahan dan September sampai Desember 2013,
pengendalian infeksi di Rumah sakit dan didapatkan data kepatuhan pertugas 5 saat
fasilitas kesehatan lainnya, patuh cuci cuci tangan yaitu: 1) sebelum kontak pasien
tangan merupakan salah satu upaya 69%, 2) sebelum tindakan aseptic 87%, 3)
pencegahan infeksi yang ditularkan melalui setelah kontak pasien 85%, 4) setelah kontak
tangan. Banyak faktor yang mempengaruhi cairan tubuh 88%, 5)setelah kontak
kepatuhan perawat dalam praktik cuci lingkungan 55% ndengan rata-rata 76%.
tangan pada saat sbelum dan sesudah Sedangkan kepatuhan 6 langkah yaitu cuci
melakukan tindakan. Menurut Tohamik tangan dengan air mengalir hanya mencapai
(2006) dalam penilaiannya bahwa faktor- 72% dan cuci tangan dengan handrub adalah
faktor yang mempengaruhi kepatuhan 81% dengan rata-rata 76% sedangakan
perawat terhdap tindakan pencegahan target yang harus dicapai adalah >80%. Dari
infeksi adalah faktor karakteristik individu ( observasi yang dilakukan terhadap 10
jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, masa perawat didapatkan 6 perawat melakukan
kerja, rasa takut dan persepsi terhadap sesuai prosedur, 3 perawat tidak melakukan
risiko), faktor pengetahuan, fasilitas, cuci tangan sebelum kontak pasien daan 1
motivasi dan kesadaran, faktor tempat tugas perawat tidak melakukan 6 langkah cuci
dan bahan cuci tangan terhadap kulit. tangan, saat dilakukan wawancara terhadap
Sedangkan faktor yang dominan adalah perawat yang tdak melakukan cuci tangan 5
tingkat pendidikan, penetahuan , motivasi, saat dengan alasan tangan di rasa masih
pengalaman, umur dan penghasilan. bersih dan pasien harus segera di tolong.
Dampak terburuk bila perawat tidak BAHAN DAN METODE
patuh cuci tangan adalah meningkatnya
angka infeksi noosokomial, sehingga akan Desain penelitian
berdampak pada lama rawat inap dan
tinggimnya biaya rumah sakit. Di Indonesia Penelitian ini di lakukan di ruang
di 10 RSU Pendidikan infeksi nosokomial Cendana IRNA I RSUP Dr. Sardjito
cukup tinggi yaitu 6-16%, dengan rata-rata Yogyakarta. Jenis penelitian ni adalah
9,8% pada tahun 2010, infeksi nosokomial kuantitatif dengan pendekatan survey
paling umum terjadi adalah infeksi luka analitik, dengan rancangan crossectional
operasi (ILO), hasil penelitian terdahulu study. Populasi dalam penelitian ini adalah
menunjukkan bahwa angka kejadian ILO seluruh perawat yang bertugas di ruang
pada rumah askit di Indonesia bervariasi Cendana IRNA I rsup Dr. Sardjito
antara 2-18% dari keseluruhan prosedur Yogyakarta sebanyak 40 responden dengan
pembedahan, Nugraheni, 2012. instrument penelitian kuesioner, untuk
mendapatkan data tentang variable yang
Sebagai upaya pencegahan dan akan diteliti.
pengendalian infeksi nosokomial tersebut
Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito

4
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

Jenis analisis yng digunakan adalah


analisis univariat dan bivariat. Analisis
Metode Pengumpulan Data dan Variabel univariat digunakan untuk mendapatkan
Penelitian gambaran umum dengan mendeskritifkan
tentang karateristik responden, sedangkan
Prosedur pengumpulan data dengan
analisis bivariat dilakukan terhadap dua
menggunakan infrom consent dan menjawab
variable yang diduga berhubunga yaiyu
kuesioner yang telah disediakan yaitu
variable motivasi perawat denga kepatuhan
tentang motivasi dan kepatuhan perawat
perawat. Pengujian dengan menggunakan
dalam praktik hand hygiene.
statistic Spearmen’s Rho.
Metode Analisis Data
HASIL PENELITIAN Berikut merupakan tabulasi silang antara
DAN PEMBAHASAN data tentang karakteristik responden dengan
A. Tabulasi Silang Karakteristik motivasi perawat yang meliputi umur, jenis
Responden dengan Motivasi Perawat kelamin, pendidikan, lama kerja, status
Dalam Praktik Hand Hygiene kepegawaian dan status perkawianan.

Tabel 1.1 .Tabulasi Silang Karakteristik Responden Dengan Motivasi Perawat Dalam Praktik Hand Hygiene di
Ruang Cendana IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Motivasi
Karakteristik Baik Cukup Kurang Jumlah
F % F % F % F %
Umur
20-25 2 5 0 - 0 - 2 5
26-30 7 17.5 0 - 0 - 7 17.5
31-35 7 17.5 0 - 0 - 7 17.5
36-40 7 17.5 0 - 0 - 7 17.5
41-45 7 17.5 1 2.5 0 - 8 20
46-50 6 15 0 - 0 - 6 15
51-55 3 7.5 0 - 0 - 3 7.5
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 10 25 0 - 0 - 10 25
Perempuan 29 72.5 1 2.5 0 - 30 75
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Pendidikan
D3 36 90 1 2.5 0 - 37 92.5
S1 3 7.5 0 - 0 - 3 7.5
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Lama Bekerja
0-1 tahun 1 2.5 0 - 0 - 1 2.5
1-4 tahun 7 17.5 0 - 0 - 7 17.5
>5tahun 31 77.5 1 2.5 0 - 32 80
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100

5
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

Status
Kepegawaian
PNS 34 85 1 2.5 0 - 35 87.5
Swadana 4 10 0 - 0 - 4 10
THL 1 2.5 0 - 0 - 1 2.5
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Status
Pernikahan
Menikah 35 87.5 1 2.5 0 - 36 90
Belum Menikah 4 10 0 - 0 - 4 10
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabulasi silang antara orang (80%)terdapat pada lama kerja lebih
karakteristik responden dengan motivasi dari 5 tahun Menurut Siagian (2004),
perawat dilihat berdasarkan karakteristik pendapat tentang produktifitas kerja, sering
umur, perawat yang memiliki motivasi baik seorang menejer beranggapan bahwa
terbanyak pada kelompok usia 26- 30 tahun semakin lama seseorang berkarya dalam
yaitu 17,5%, usia 31-35 tahun 17,5%, usia suatu organisasi semakin tinggi pula
36-40 tahun 17,5%, usia 36-40 tahun 17,5% produktifitasnya, karena ia semakin
dan usia 41-45 17,5%. Dalam penelitian ini berpengalaman dan ketrampilannya
usia terbanyak adalah berada pada usia 26- menyelesaikan tugas semakin tinggi pula.
45 tahun, sehingga tidak dapat diambil
kesimpulan hubungan motivasi dengan Berdasarkan status perkawinan
kepatuhan. responden yang memiliki motivasi baik
terbanyak adalah sudah menikah yaitu 36
Berdasarkan jenis kelamin perawat oang ( 90%). Dlam penelitian ini tidak dapat
memiliki motivasi baik adalah pada kategori diambil kesimpulan ada hubungan atau tidak
jenis kelamin perempuan yaitu 29 status perkawialan dengan motivasi ,karena
orang(72,5%). Hal tersebut dapat terjadi responden dalam penelitian ini adalah 90%
karena dalam penelitian ini responden sudah menikah.
terbanyak adalah perempuan. Menurut
Siagian (2004), pendapat tentang perbedaan B. Motivasi Perawat Dalam Praktik Hand
hasil kerja dari maing- masing jenis kelamin Hygiene
tidak ada perbedaan yang nyata. Berbeda Motivasi perawat dalam praktik hang
dengan hasil penelitian Cahyati (2010) pada hygiene berdasarkan hasil penelitian dapat
mahasiswa saat praktik di laboratorium disimpulkan bahwa kepatuhan perawat
mikrobiologi Fakultas kedokteran dalam praktik hand hygiene terbanyak
Universitas Sebelas Maret Surakarta dimana dalam kategori baik.
mahasiswa perempuan memliliki tahapan Tabel1.2. Distribusi Frekuensi Motivasi Perawat
Dalam Praktik Hand Hygiene
cuci tangan yang lebh baik dari laki-laki
dengan nlai p< 0,05 dan nilai r square 0,087 Motivasi Frekuensi Prosentase
No.
atau ada pengaruh variabel bebas yaitu jenis Perawat (F) (%)
kelamin terhadap variabel terikat cuci 1. Baik 39 97,5
tangan sebesar 8,7%. 2. Cukup 1 2,5
3. Kurang 0 -
Berdasar lama kerja responden yang Jumlah 40 100,00
memiliki motivasi baik terbanyak yaitu 32 Sumber : Data Primer 2015

6
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

Berdasarkan tabel1.2 menunjukkan C. Tabulasi Karakteristik Responden


bahwa motivasi perawat dalam praktik hand Dengan Kepatuhan Perawat dalam
hygiene dalam kategori baik yaitu jumlah Praktik Hand Hygiene
terbanyak 39 orang 97,5% sedangkan
kategori cukup hanya 1 orang (2,5%)
Tabel 1.3 Tabulasi Silang Karakteristik Responden Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Praktik
Hand Hygiene di Ruang Cendana IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Kepatuhan Perawat
Karakteristik Baik Cukup Kurang Jumlah
F % F % F % F %
Umur
20-25 2 5 0 - 0 - 2 5
26-30 7 17.5 0 - 0 - 7 17.5
31-35 7 17.5 0 - 0 - 7 17.5
36-40 7 17.5 0 - 0 - 7 17.5
41-45 7 17.5 1 2.5 0 - 8 20
46-50 6 15 0 - 0 - 6 15
51-55 3 7.5 0 - 0 - 3 7.5
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 10 25 0 - 0 - 10 25
Perempuan 29 72.5 1 2.5 0 - 30 75
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Pendidikan
D3 36 90 1 2.5 0 - 37 92.5
S1 3 7.5 0 - 0 - 3 7.5
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Lama Bekerja
0-1 tahun 1 2.5 0 - 0 - 1 2.5
1-4 tahun 7 17.5 0 - 0 - 7 17.5
>5tahun 31 77.5 1 2.5 0 - 32 80
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Status
Kepegawaian
PNS 34 85 1 2.5 0 - 35 87.5
Swadana 4 10 0 - 0 - 4 10
1 2.5 0 - 0 - 1 2.5
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Status Pernikahan
Menikah 35 87.5 1 2.5 0 - 36 90
Belum Menikah 4 10 0 - 0 - 4 10
Jumlah 39 97.5 1 2.5 0 - 40 100
Sumber : Data Primer 2015

7
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

Berdasarkan tabulasi silang pendidikan dengan kepatuhan hand


karakteristik responden dengan kepatuhan hygiene.
perawat di lihat dari karegori umur,
perawat memiliki kepatuhan baik Berdasarkan lama kerja responden
terbanyak pada kelompok usia 26-30 tahun yang memiliki kepatuhan baik berada pada
yaitu 7 orang(17,5%), usia 31-35 tahun 7 masa kerja lebih dari 5 tahun yaitu 31
orang(17,5%), usia 36-40 tahun 7 orang( orang(77,5%),dan 1 orang (2,5%) berada
17,5%) Dan usia 41-46 tahun 7
dalam kategori cukup. sedangkan lama
orang(17,5%). . Responden dalam
penelitian ini terbanyak pada usia kerja 1-4 tahun sebanyak 7 orang(17,5%)
pertengahan, sehingga tidak dapat diambil dankurang dari 1 tahun 1 orang (2,5%).
kesimpulan hubungan usia dengan Berdasarkan hasil analisis dari penelitian
kepatuhan. Ruci(2013) mengemukakan Danamik(2011) dari hasil uji statistik
dalam penelitiannya didapatkan hasil p diperoleh bahwa ada hubungan antara lama
value 0,41 (p > 0,05) yang artinya tidak kerja dengan kepatuhan melakukan hand
ada hubungan antara umur dengan tingkat
hygiene. Berbeda dengan hasil penelitian
kepatuhan cuci tangan. Hasil penelitian ini
juga sesuai dengan penelitian Sunaryo (2004) yang mengatakan semakin
Hassan(2004) menyatakan bahwa tidak ada lama orang menggeluti bidang
perbedaan antara kelompok pada rentang pekerjaanya, semakin terampil orang
usia dewasa awal dilihat dari sisi tugas bekerja, dengan hasil uji chi-squere dengan
tahap perkembangannnya. signifikansi 0,111 dalam penelitiannya di
Berdasarkan jenis kelamin RSUD Dr. Moewardi Surakarta terhadap
responden yang memiliki kepatuhan baik kepatuhan perawat dalam pencegahan
terbanyak adalah perempuan yaitu 29 infeksi, didapatkan kesimpulan bahwa
orang (72,5%) Hal ini terjadi karean tidak ada hubungan lama bekerja dengan
responden terbanyak adalah perempuan, kepatuhan perawat dalam pencegahan
sehingga tidak dapat diambil kesimpulan
infeksi. Lama kerja dalam penelitian ini
hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan.
tidak dapat di jadikan tolok ukur, semakin
Berdasarkan tingkat pendidikan lama masa kerja akan semakin tinggi
responden dalam penelitian ini responden prestasi kerja atau sebaliknya . Hal ini
terbanyak adalah pendidikan D3 yaitu 36 terjadi karena dalam penelitian ini
orang (90%), sedangkan pendidikan S1
responden terbanyak dalam masa kerja
adalah 3 orang (7,5%) kepatuhan berada
dalam kategori baik, dan 1 orang(2,5%) lebih dari 5 tahun.
dalam kategori cukup. Perbedaan antara
pendidikan D3 dan S1 yang ditunjukkan Berdasarkan status kepegawaian
dalam penelitian ini di karenakan jumlah 85% atau 34 responden berstatus PNS,
responden terbanyak adalah pendidikan berada dalam kategori baik dan 1 orang (
D3. Danamik (2011) dalam penelitiannya 2,5%) dalam kategori cukup. sesuai
menyatakan tidak ada hubungan tingkat dengan penelitian Nugroho, M, K. (2004)

8
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

tentang analisis factor-faktor yang orang(2,5%) dalam kategori


berhubungan dengan kinerja perawat cukupResponden yang melakukan praktik
pegawai daerah di Puskesmas Kabupaten cuci tangan dalam kategori baik dapat
menurunkan dapak negatif terhadap
Kudus didapatkan rata-rata tingkat
kesehatan seseorang terutama pada pasien
kedisiplinan perawat pegawai daerah masih Menurut Sabarguna (2007) dampak tidak
rendah dibandingkan perawat PNS. Hal ini patuh cuci tangan diantaranya akan
diperkuat dengan hasil penelitian Indar. I menimbulkan kesakitan pada individu
(2013) didapatkan pegawai PNS lebih akibat dari perpindahan mikroorganisme
lengkap dalam pengisian rekam medis misalnya terjadi sakit perut dan gatal-
resume rawat inap dibandingkan dengan gatal pada kulit. Selain dari segi
kesehatan , efek estetika juga
pegawai non PNS, sehingga dalam
berpengaruh karena tangan kotor
penelitiannya dapt disimpulkan ada menimbulkan efek tidak nyaman
hubungan antara status kepegawaian dipandang orang lain. Khusus bagi tenaga
dengan kelengkapan pengisian rekam kesehatan, hal kebersihan tangan menjadi
medis lembar resume rawat inap di RSUD salah satu indikator upaya sebuah siatem
H. Podjongga Dg. Ngalle Kabupaten dalam pencegahan infeksi silang di suatu
Takalar dengan hasil uji statistik chi- pelayanan kesehatan. Dampak perawat
tidak patuh cuci tangan salah satunya
squere diperoleh nilai p= 0.022 ( p< 0,05).
meningkatkan infeksi nosokomial di
Karena dalam penelitian ini responden rumah sakit.
terbanyak adalah status pegawai PNS,
sehingga peneliti tidak dapat menarik D. Hubungan Motivasi Dengan
kesimpulan ada tidakn status kepegawaaian Kepatuhan Perawat dalam Praktik
dengan kepatuhan dalam penelitian ini. Hand Hygiene

Sedangkan status perkawinan Hasil analisa atatistik dalam


terbanyak adalah berstatus menikah yaitu penelitian ini adalah motivasi dengan
87,5%) atau 35 orang kepatuhan dalam kepatuhan perawat dalam praktik hand
kategori baik, dan 1 orang (2,5%) dalam hygiene dengn menggunakan rumus
kategori cukup. Menurut Siagian(2004) Spearmen’s Rho diperoleh nilai p< 0,05
berpendapat perbedaan seorang karyanan yaitu sebesar 0,000 dengan nilai koefisiensi
yang sudah berkeluarga akan cenderung korelasi sebesar 0.559 menunjukkan ada
lebih merasa puas dan patuh dalam hubungan yang bermakna, dengan sifat
pekerjaannya, hal tersebut didorong oleh korelasi memiliki keeratan yang kuat.
rasa tanggung jawab yang besar untuk Penelitian ini sesuai dengan penelitian
menghidupi keluarga dan dikaitkan denga Chrismadani (2011) yang menyatakan
imbalan yang diterimanya. dalam penelitiannya didapatkan hasil
analisa dalam uji statistik Spearman’s
Hasil penelitian yang dilakukan di Runk Corelation didapatkan nilai
ruang Cendana IRNA I RSUP Dr.
signifikansi p< 0,002 dimana lebih kecil
Sardjito Yogyakarta menunjukkan
kepatuhan cuci tangan dalam kategori dari 0,05 yang artinay H1 diterima ada
baik sebanyak 39 orang (97,5%) dan 1 hubungan motivasi dengan kepayuhan

9
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

perawat di RS Grha Husada Gresik. Hal ini 2. Tim pengendalian dan pencegahan
diperkuat dengan penelitian yang
Infeksi Rumah Sakit
dilakukan oleh Susianti (2013) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang Agar melakukan evaluasi tentang
bermakna antara motivasi dengan kepatuhan perawat dalam praktik cuci
kepatuhan perawat dalam menerapkan tangan secara kontinyu sehingga cuci
Save Lives Clean Your Hands, dengan hasl tangan 5 saat dan 6 langkah menjadi
analisa uji statistik didapatkan nilai budaya bagi semua tenaga kesehatan.
signifikansi 0,009. 3. Bagi peneliti selanjutnya
SIMPULAN DAN SARAN a. Peneliti dapat menggunakan alat ukur
yaitu dengan lembar observasi untuk
A. Simpul menilai kepatuhan.

Berdasarkan analisa hasil penelitian dan b.Peneliti selanjutnya dapat


pembahasan dapat diambil simpulan: menggunakan tenaga kesehatan lain
sebagai responden.
1. Motivasi perawat sebagian besar
baik yaitu 97,5%. DAFTAR PUSTAKA

2. Kepatuhan perawat sebagian besar Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian


dalam kategori baik sebesar 97,5%. Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta, Jakarta.
3. Ada hubungan antara motivasi dengan
Cahyati, C. 2010. Hubungan Jenis Kelamin
kepatuhan perawat dala praktik hand
dengan Tahap Cuci Tangan
higiene di ruang Cendana IRNA I RSUP
Mahasiswa Saat Praktek di
Dr Sardjito Yogykarta dengan nilai
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
signifikansi p< 0,05 yaitu sebasar 0,000
Kedokteran Universitas Sebelas
dan nilai koefisiaensi sebasar 0,559.
Maret Surakarta.
B. Saran http://eprints.uns.ac.id/9789/ diakses
tanggal 30 Juli 2014.
1. Bagi Perawat ruang Cendana
Chrysmadani E. P. 2011. Kepatuhan
Perawat perlu mempertahankan Perawat dalam Penggunaan Alat
motivasi kerja yang sudah baik, Pelindung Diri Dasar (Handscoon
terutama dalam kepatuhan dan Masker) di RS.Grha Husada
melakukan hand higiene sesuai Gresik.
prosedur yaitu 5 saat dan 6 langkah http://lppmunigresblog.wordpress.co
cuci tangan guna mencegah infeksi m/2013/06/jurnal-.putri:pdf. Diakses
nosokomial sebagai salah satu upaya tanggal 5 Februari 2015.
meningkatkn mutu pelayana dan
meningkatkan kinerja perawat itu
sendiri.

10
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat dalam Praktik Hand Hygiene

Danamik. 2011. Perawat. Faktor-faktor PPIRS RSUP Dr. Sardjito. 2011. Buku
yang Berhubungan dengan Saku Bagi Petugas Kesehatan
Kepatuhan Melakukan Hand Kebersihan Tangan Kunci Kendali
Hygiene di Ruang Rawat Inap Prima Infeksi.
I RS Imamanuel Bandung.
http://journals.unpad.ac.id/ejournal/ar Ruci, 2013. Gambaran Tingkat Kepatuhan
ticle/view/683 diakses tanggal 2 Perawat akan Cuci Tangan dalam
Agustus 2014. Terapi Oksigenasi dan Tingkat
Kejadian Pneumonia di RSUD dr.
Depkes. 2011. Pedoman Pencegahan dan Rubini.
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit http://jurnal.untan.ac.id/index.php./j
dan Fasilitas Kesehatan Lainnya. mkeperawatanFK/article.view/4045.
Cetakan ketiga. Kementrian Diakses tanggal 20 Januari 2015
Kesehatan RI, Jakarta
Sabarguna, B. 2007. Pengendalian Infeksi
Nosokomial. Konsursium RSI
Indar. I. 2013. Faktor-Faktor yang Jateng.
Berhubungan dengan Kelengkapan
Rekam Medis di RSUD H.Padjonga Siagian, S. P. 2004. Teori Motivasi dan
Dg. Ngalle Takalar Aplikasinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
file:///c:users/U%20S%20E%20R/Do Sujarweni W. 2014. Metodologi
wnload/680-1073-1-SM.pdf. Diakses Penelitian Keperawatan.Gava Media,
tanggal 6 Februari 2015. Yogyakarta.

Nugraheni, R. 2011. Infeksi Nosokomial di Susianti M. 2013. Hubungan Motivasi


RSUD Sedjonegoro Kabupaten dengan Kepatuhan Perawat dalam
Wonosobo. Diakses tanggal 5 Menerapkan Program Save Live
Agustus 2014. Your Hands di RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II.
Nugroho. M K. 2004. Analisis Faktor- Skripsi tidak dipublikasikan.
Faktor yang Berhubungan dengan Program Studi Ilmu Keperawatan
Kinerja Perawat Pegawai Daerah di Stikes Aisyiyah Yogyakarta.
Puskesmas Kabupaten Kudus.
http://eprits.undip.aci_m.kris_nugroh World Health Organization. 2009. WHO
o.pdf. Diakses tanggal 7 Februari Guidelines on Hand Hygiene in
2015. Healthcare First Global Patient
Safety Challenger Claen Care is
Notoatmodjo.S.2005.Metodologi Safer Care.
Penelitian
Kesehatan.RinekaCipta.Jakarta.
Tohamik. 2006. Pedoman Pencegahan dan
____________ 2010. Metodologi
Pengendalian Infeksi di Rumah
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta,
Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Jakarta
Kesehatan Lainnya. EGC, Jakarta.
Nursalam. 2010. Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik.
Edisi 2. Salemba Medika, Jakarta.

11

You might also like