Bab 6 Pi

You might also like

You are on page 1of 24
EK INTERNASIONAL ASP. A, Perdagangan dan Pembangunan Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suats hubungan ekonomi yangsaling memengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas farang dan jasa akan membentuk perdagangan antarbangsa. Perdagangan intemasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan fesejahteraan masyarakat suatu negara. Terjalinnya hubungan antara dalam negeri dan uar negari akan menciptakan pertukaran barang dan jasa antarnegara. kan sebagai transaksi dagang | dapat diartil negara Perdagangan internasional atara subjek ekonomi negara yang satu dengan subjek ekonomi Wghan, Adapun subjek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terditi dari warga negara biasa, perusahaan swasta dan perusahaan negara ™aupun pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan. Di mana vara ke negara lainnya Pe alan barang dan jasa yang dihasilkan suatu nes impor adalah arus Kebalikan dari ara yang mengalit masuk ti bu oa tt dengan ekspor. Sementar ty i Yaitu barang dan jasa dari luar suatu NeB: 107 D ke negara tersebut. Kebutuhan dal ‘am negeri sebuah ne, tidy, J dipenuhi hanya dari negaranya sendiri tetapi terkad, J ang. meme a bantuan dari negara lain. Logikanya, negara tersebut harus men, “Uh, devisa untuk membayar impornya. Salah satu fungsi dari ekspop untuk membiayai impor. Ada, asional sangat memen; Saruhi Perty; karena dalam perdagangan internasional hay euntungan Perdagan, a ra untuk betspesial f alam menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik d. bahan maupun cara berproduksi. Selain daripad: ; ati spi ‘a itu manfaat Ayata dey Perdagangan internasional dapat berupa kenaikan Pendapatan, cadangay devisa, transfer modal dan luasnya kesempatan kerja. Perdagangan intern ekonomi suatu negara, negara bersaing di Pasar i B. Teori Perdagangan Internasional an promosi, persaingan usaha dan keuntungan Strategis lainnya. Secara teoretis, a pada dasarnya mereke memperoleh keuntungaf ukan sesuatu yang relatif lebih baik 2) Negara-negata rdagangan dengan tujuan untuk mencapai skala ekonomi ale) dalam produksi. Maksudnya, jika setiap negara hanl® memproduksi sejumlah barang ‘ertentu, mereka dapat menghasilial barang-barang tersebut dengan skala Yang lebih besar dan karenanya lebif efisien jika dibandin, re barang. Pola-pola per kedua motif ini. melakukan pe (economies of s gkan kalau neg, jens tersebut memproduksi segala jel cdagangan duni yan fa yang terjadi mencerminkan perpadl ost @& 108 PEREKONOMIAN INDONESIA: Penerapan Beherape Teor Ekonomi Pembangunan di lndon ogc ee L Konsep Praklasik (Merkantilisme) Merkantilisme merupakan suatu kelompok ai jinan cita-cita atau ideologi eachaloe ken anne ekonomi merkantilisme pernah dianjurkan dan dipraktikkan oleh contenant | dapat berpindah melalui perbatasan negara. Anggapan ini telah me kaum klasik untuk menerapkan dua teori yang berlainan untuk pas; berlainan. Untuk pasar dalam negeri, barang yang dipertukarkan mata atas dasar ongkos produksi/ongkos tenaga kerja dan atas da keuntungan/ongkos mutlak, sedangkan untuk perdagangan antarn samping ongkos produksi juga masih ditentukan oleh perminta: balik dan atas dasar teori keuntungan/ongkos komparatif. 6) sempurna di pasar barang-barang maupun di pasar faktor-fakto: David Ricardo sebenarnya juga menyadari bahwa persaingan s Pasar-pasar barang-barang dan faktor-faktor produksi tidaklah ada, namun dia mengira bahwa sistem harga yang berlaku al untuk mengatur alokasi barang-barang serta faktor-fakto: sedemikian rupa sehingga faktor-faktor produksi itu akan dasar Penggunaannya yang paling baik/paling efisien. 7 Pendapatan tidak berubah. David Ricardo berpendapat bahwa perdagangan internasional akan membawa manfaat bagi masing-masing negara yang ikut berdagang sehingga dengan demikian juga memberikan ‘Maka ‘ar yang semata. Sar teor} egara, dj ‘an timbal Persaingan r produksj, empurna di benar-benar kan mampu t produksi, dipakai atas ) Distribusi i yang sebenarnya, walaupun dalam jangka pendek unsur-unsur moneter mendudi luki peranan yang sangat penting. Dengan jangan internasional, kaum klasik kita dapati dapati mekanisme Penyeimbangan kembali lama-laman: komparatif tidak akan be: atau arena adanya pemb; ya. Jadi menurut Ricardo, ongkos rubah karena adanya pengembangan teknologi angunan ekonomi, ge 3, Teori Modern Perdagangan Internasional - Heckscher- ohlin eori modern dalam perdagangan internasional dikemukakan tama kali oleh Bertil Ohlin tahun 1933 dalam bukunya Interregional and International Trade, yang sebagian tulisannya didasarkan atas tulisan runya, Eli Heckscher, yang ditulisnya dalam sebuah artikel pendek pada tahun 1919. Dengan demikian, pionir teori modern dalam perdagangan internasional dikenal sebagai Heckscher-Ohlin. Teori Heckscher-Ohlin menekankan pada perbedaan relatif faktor pemberian alam dan harga faktor produksi antarnegara sebagai determinan perdagangan yang paling penting (dengan asumsi bahwa teknologi dan cita rasa sama). Mengutip kata-kata Ohlin sendiri, teori Heckscher-Ohlin mengenai pola perdagangannya itu menyebutkan: Komoditas yang dalam proses produksinya menuntut lebih banyak [faktor yang melimpah] dan lebih sedikit [faktor yang langka] akan diekspor untuk ditukarkan dengan komoditas yang dalam proses produksinya menuntut faktor-faktor dalam proporsi yang berlawanan. Jadi, secara tidak langsung, faktor-faktor dalam sediaan yang berlebihan diekspor dan faktor-faktor dalam sediaan langka dimpor. (Ohlin dalam Lindert, 1933). Untuk menilai secara cermat argumen yang tampaknya mudah dimengerti dan mudah pula diuji kebenarannya itu, kita memerlukan definisi tentang apa yang dimaksud dengan kelimpahan faktor dan intensitas pemakaian faktor-faktor tersebut, yaitu: 1) Sebuah negara kalau negara itu memiliki rasio dinyatakan melimpah tenaga kerjanya preptea ng i tenaga kerja yang lebih tinggi dari faktor-faktor lain dibandingkan rasio yang dimiliki negara lain. 2) Sebuah produk dinyatakan padat karya kalau biaya tenaga kerjanya mengambil bagian terbesar dari nilai produk itu secara keseluruhan dibandingkan bagian yang diambilnya dari nilai Produk-produk lain. Heckscher-Ohlin tampaknya le Perbedaan dalam biaya komparati Mengetahui perbedaan dalam proporsi Produksi. ih cenderung menekankan bahwa f hanya dapat dijelaskan dengan faktor-faktor yang digunakan dalam | Contoh Negara Indonesia yang memiliki relatif banyak tenaga kerja, sedang mog, al relatif sedikt sebaiknya menghasilkan dan mengekspor barang-barang yang relatif padat karya. Sedangkan Amerika Serikat, sebaliknya mengekspo; barang-barang yang relatif padat modal dan mengimpor barang-barang yang relatif padat karya, Jadi, kalau harga tenaga kerja (upah) dinyatakan dengan HTK] di negara A dan HTK2 di negara B, dan harga modal Sebagaj HMI dan HM2. Maka teori H-O menyatakan bahwa: HTK, HM, (HTK, _ HTK,) peel AIK, ~ HM, (HM, ~ HM, } Penjelasan Proporsi harga tenaga kerja terhadap harga modal di negara A lebih murah daripada rasio harga tenaga kerja terhadap harga modal di negara A berarti bahwa tenaga kerja relatif lebih murah di negara A sedang modal relatif lebih murah di negara B, maka negara A akan mengekspor barang yang padat karya, dan negara B akan mengekspor barang yang padat modal Ka om* Gambar 6.1 Edgeworth Box ‘Sumber: Halwani, 2005 © 116 PEREKONOMIAN INDONESIA: Penerapan Beberapa Teori Ekonomi Pembangunan di indonesi® ogc Vv puktian teori H-O ini dimulai sean untuk pasar wena a catatan baa seer, arg nena, Anddaikata Kedua negara tersebut mempred dari kedua negara yang sam dengan yang mereka konsumsi, eee dengan rasio peragangtan (tidak diekspor), maka td TEE dan D dalam edgeworth box pada Gambar 6.1 ipat terlihat pada titik gahwa negara A sebagai negara kecil (Geka memperlihatkan tax pata dasa pojok kr kota, sebalknya bagi ee etiea: eli ah modal. igi negara B (maju) yang Jelaslah, rae. apabila C dan D menunjukkan rasio yang sama dari oduiksi X/M alam dua negara, maka garis slopenya dari Oc menuju ke Charus lebih besar daripada garis Oc ke D. Hal ini berarti bahwa rasio K/L untuk produksi X dari negara B (ditunjukkan oleh garis slope dari Ocke C) harus lebih besar daripada rasio negara A. Hal tersebut berarti juga bahwa rasio K/L di negara B akan lebih besar daripada di negara A untuk produksi M. Dengan kata lain apabila rasio produksinya sama, maka produksi padat modal akan lebih besar pada sektor industri bagi negara yang melimpah modal. Bagi negara yang produksinya lebih padat modal, dengan opportunity cost iebih rendah, maka pengorbanan yang diperlukan lebih ringan dibanding dengan barang-barang hasil produksi padat karya dalam memperkuat peningkatan marginal output dari barang-barang tersebut. Hal ini merupakan opportunity cost yang lebih tinggi untuk barang yang padat modal dengan rasio K/L lebih besar. Opportunity cost untuk M harus lebih rendah untuk negara B, sedangkan untuk X harus lebih rendah di negara A. Apabila rasio produksinya sama, maka sepanjang gars KKP (Gambar 6.2) menunjukkan opportunity cost-nya lebih rendah ‘untuk M, ini ditunjukkan dengan lebih tingginya KKP (sepanjang garis OR) yang berarti bahwa pengorbanan untuk X lebih besar daripada M. Dengan demikian KKP untuk B lebih tinggi daripada A. Apabila OR merupakan gar! besar B, berarti social indifference curve Pada A harus terletak sebelah kanan ik konsumsi A elera), sehingg? dat karya ekspor lebil ekuilibrium untuk negara is yan} mewakili bas ntuh KKP titik produksi nya menye oR. harus terletak pada OR (seperti memproduksi lebih (untuk barang X) daripada rh banyak barang M (yang Walau bagaimanapun, tit arakteristik dari harga dan s banyak barang hasil produksi pa Yang dikonsumsi, kemudian meng : ab 6 @ Aspok Interasional n7 9D ogc | : i. Walaupun dalam gambar tiday ipada yang dikonsumsi. atif besar dari be kat As ea asumsi bahwa oe i g tidak alma ee Fale ia OR sepanjang KKP dari B yan; : negara A sepet ———_—— ° x ‘Gambar 6.2 Kurva Dua Kemungkinan Produksi Sumber: Halwani, 2005 C. Manfaat Perdagangan Internasional Menurut Sadono Sukirno, manfaat Perdagangan internasional adalah sebagai berikut: 1) Menjalin Persahabatan antarnegara, mempererat hubungan sosial antarbangsa, karena biasanya Perusahaan besar di suatu negara akan mempekerjakan warga negara asing, maka dengan begitu dapat ™empererat hubungan m negara. 2) Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di Negeri sendiri, banyak faktor- : ‘Oduksi sendirj 3) Memperoleh tama kegiatan Perdagangan luar “ntungan yang diwujudkan oleh ] yr jalisasi- Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang sama jenisty" rep ‘yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari juarneget 4) Memperluas pasar dan menambah keuntungan, terkadang, pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, kibatkan tarunnya harga produk mereka. Dengan adanya jnternasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya ara ‘maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri. 5) transfer teknologi modern, perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. Untuk manfaat pada bidang politik, perdagangat mempererat hubungan politik antarnegara. Karena ketika menjalin kerja sama, maka antarnegara akan mendapatkan keuntungan satu sama lain dan dapat mem gan persahabatan dan perdagangan. Selain itu, aatamegara akan selalu merasa saling membutuhkan dan akan mempererat hubungan tersebut. Sanksi ekonomi berupa pelanggaran yang akan diberikan oleh PBB kepada negara yang telah melanggar suatu produksi parang atau jasa, sanksi ini bertujuan ‘untuk memberikan keamanan dunia. Misal, suatu negara yang bukan memproduksi nuklir, tiba-tiba negara tergebut dengan sengajamemproduksi nukli. ‘Adanya impor persenjataan yang bermanfaat bagi negara yans tidak mampu membuat senjata untuk melindungi negara. Menambah kesempatan kerja, membuat para pengekspor dapat me! konsumsiluar negeri. Dengan naiknya tn jasa tentu akan memperluas kesempatan kerja. Sumber pemasukan negara. Banyak nega! pendapatan negara dari pajak impor dan ekspor. Perdagangan ini dapat meningkatkan devisa suatt negara. 1g mengal rdagangan n internasional dapat pererat hubun arena adanya perdagangan internasional rnambah jumlah produksi untuk kat produksi suatu barang atau ra yang memanfaatkan Karena dengan adanya D Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional n diregulasikan 7 d-abad di bawah kep' iki tarif tinggi nelalui perjanjian bilateral ercayaan dalam Umumnya perdaganga! dan banyak fe dua negara. Selama beraba‘ lerkantilisme kebanyakan negat@ memil saab 6-4 Aspek Interasional 19 D> ong pembatasan dalam perdagangan internasional. Pada abad ke-19, Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpentin, dan pandangan ini mendominasi pemikiran di antara negara Barat untuk beberapa waktu sejak itu di mana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia I, Perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dan MAKo) memberikan usaha untuk membuat regulasi global dalam perdagangan internasional, an tersebut kadang-kadang berujung pada Protes dari perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara muti ual. Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh Sebagian ‘at negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadan, melakukan proteksi selektif i i terutama qj bes: asi perdagangan, Wujud | dihubungkan dengan in barang dan jasa lainnya, ‘an domestj ization nee t"8™M internasional diselesaikan melalui World = cranlzaton Pada leve} Slobal, dan melalui beberapa ees Bional seperti MerCOsy elatan, NAFTA antara Amerika R di Amerika § € w a ogc serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa antara 27 negara mandiri. pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free trade Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti Multilateral negara Invesment (MAI) juga gagal pada tahun-tahun terakhir. ‘Agreement om £, Beberapa Variabel Penting dalam Perdagangan Internasional 1, Neraca Perdagangan Neraca perdagangan atau neraca ekspor-impor adalah perbedaan antara nilai ekspor dan impor suatu negara pada periode tertentu, diukur mata uang yang berlaku. Neraca positifartinya terjadi surplus menggunakan dan sebaliknya untuk perdagangan jika nilai ekspor lebih tinggi dari impor, neraca negatif. Kebijakan ekonomi di berbaga dikelompokkan dalam merkant ketidakseimbangan perdagangan muncul pada merkantilisme ketika sumber daya al diekspor untuk ditukar dengan barang jadi dari Inggris, yan Revolusi Amerika Neraca perdagangan (balance of trade) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara nilai moneter antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan biasa disebut dengan ekspor netto. Neraca perdagangan yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor, dan biasa disebut surplus perdagangan. Sementara itu, jika neraca perdagangan menunjukkan kondisi negatif artinya nilai moneter impor melebihi ekspor, dan disebut sebagai defisit perdagangan. j negara di Eropa pada abad pertengahan ilisme. Pemahaman awal mengenai | dari praktik dan penyelewengan Jam dari koloni di benua Amerika g lalu memicu Contoh Sepanjang Januari, total ekspor Indonesia mencapai US$ 15,49 miliar atau turun 9,28% dibanding bulan sebelumnya. Namun bila dibandingkan dengan Januari tahun lalu, nilai ekspor tersebut tumbuh 6,07%. Ekspor bulan Jalu masih didominasi oleh sektor bahan bakar mineral dan lemak note tenak interasional = 121 > contenant hewan atau nabati, Sektor tersebut masing-masing menyumbang US$ 2,16. juta dan US$ 2.142 juta. Dari segi impor, mesin dan peralatan mekanj mencatat kenaikan signifikan menjadi US$ 2.320 juta dari US$ 1.7244 juta Januari tahun lalu. 2. Transaksi Berjalan Neraca transaksi berjalan ialah suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara Jain selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.' Posisi neraca transaksi berjalan suatu negara akan sangat memengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang domestiknya terhadap mata uang asin. ‘Neraca perdagangan yang surplus mencerminkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor yang berarti bahwa adanya aliran valuta asing yang masuk Ai dalam perekonomian negara tersebut, baik melalui transaksi barang maupun aset, sehingga menyebabkan bertambahnya Penawaran valuta asing (increase in supply) di negara tersebut, dan mengakibatkan terjadinya apresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sedangkan neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit terus-menerus menandakan telah terjadi aliran dana ke luar negeri, sehingga dapat mengakibatkan terjadi excess demand terhadap valuta asing dalam perekonomian nasional. Hal terakhir inilah yang dapat berdampak pada melemahnya nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing (Atmadja, 2002). Berdasarkan neraca Pembayaran di atas, diketahui bahwa neraca tersebut dibagi ke dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonot mi internasional (luar negeri) atau pos- Pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut: (1) Transaksi dagang (trade account), pos transaksi dagang mencatat seluruh transaksi, baik dalam kegiatan i Bet aiieicven Sane ‘(www.kamus. ekonomi.com) Em PPEREKONOMIAN INDONESIA: Pnerapan _Artinya, transaksi yang terjadi eu pengiriman ma eee scones transaksi lainnya. ndidikan, dan sosial. (4) Transaksi rae aie ns investment), pos ini mencatat transaksi modal yang ee oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara iain contohnya nanaman modal penduduk suatu negara dengan caatteingee tel aa Contohnya penanaman modal penduduk di Indonesia dengan erro usaha properti dan transaksi jual beli saham antara penduduk Indonesia dengan penduduk Malaysia, (5) Transaksi utang-piutang jangka panjang (long term loan), pada pos ini mencatat seluruh transaksi kredit (pinjaman) jangka panjang yaitu transaksi kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan transaksi utang-piutang jangka pendek (kurang dari satu tahun). (6) Transaksi utang-piutang jangka pendek (short term capital). (7) Transaksi lalu lintas moneter (monetary accomodating), pada pos ini mencatat semua transaksi pada saat terjadi pembayaran pada transaksi- transaksi di atas dari mulai transaksi dagang, pendapatan modal sampai pada utang-piutang. Keadaan pos ini dapat menunjukkan posisi cadangan devisa suatu negara. Ikhtisar tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: Transaksi Debit Kredit Neraca barang. = impor barang dari negara * Ekspor barang ke negara (Neraca Perdagangan) | _lain lain Neraca Hasil Modal |» Pembayaran bunga dan]* Penerimaan bunga dan dividen dividen Neraca Modal = Kredit yang diberikan|* Kredit yang diperoleh ke LN dan pembayaran| dari LN dan penerimaan cicilan utang cicilan utang Neraca jasa ~ pembayaran jasa ke|* Penerimaan jasa dari penduduk LN penduduk LN = pembayaran biaya|” Penerimaan pariwisata pariwisata ke LN dari LN Neraca Utang Piutang |= Pembelian obligasi dari| * Penjualan obligas! ke LN Jangka panjang ee 3. Utang Luar Negeri Utang luar negeri atau total utang suatu negara yang diper i, adalah sebagian dari juar negeri juar negara injaman : aaa voleh dari para kreditor di | lel ‘ essa tntamasional — 123 TD contenant ‘ j dapat berupa pemerintah, perusah; Sith ek octane cen yang diperoleh a ce scene negara lain, atau lembaga keuangan internasiong seperti IMF dan Bank Dunia. faye : TEMPO.CO, Jakarta? -Utang luar negeri Ini sete terus bertumpuk. Data terbaru Bank Indonesia yang baru diril A hari inj mencatat posisi utang luar negeri per kuartal keempat tahun 2014 mencapai US$ 293,7 miliar atau setara Rp 3,759 triliun (dihitung dengan kurs Rp 12.800 per dolar). Jumlah utang ini naik lebih Uss 26 miliar dibandingkan tahun 2013. Secara rasio, jumlah tersebyt turun 0,4% dibandingkan akhir triwulan ketiga 2014 sebesar Us¢ 293,7 miliar. Utang luar negeri sektor swasta menyumbang pors terbesar dengan total US$ 162,8 miliar (55,7%). Sedangkan sektor publik senilai US$ 129,7 miliar (44,3%). Sektor keuangan, sektor industri pengolahan, sektor pertambangan, dan sektor listrik, gas, dan air bersih menjadi penyumbang utang terbesar swasta. Keempat sektor tersebut masing-masing menyumbang US$ 47,5 miliar (29,2%), US$ 32,6 miliar (20%), US$ 26,5 miliar (16,3%), dan US$ 18,5 miliar (11,4%). Pada umumnya, dari total keseluruhan utang itu atau sebanyak 83,7%-nya merupakan utang dengan jangka panjang, 4. Penanaman Modal Asing Penanaman Modal Asing atau (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakui sisi perusahaan, a ha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh Penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam ees 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman *Andi Rusli, 2015, Ut i ae ‘ang Luar Negeri Indonesia Lebih Rp3.700 triliun, Bisnis © 124 Penevonoman INDONESIA: Penerapan Raharanr- r aman Modal Asing (PMA) lebi i ; lebih banyak mem i gi anvaranya fang jangka panjang, banyak aoa nT Fi ah teknologi, re | keterampilan manajemen, membuka os kera - y ja ae fae ane Sangat penting bagi negara ae eabing mnengingat ya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja. 5, Cadangan Devisa Cadangan Devisa adalah reserve currenry yaitu cadangan dalam satuan mata uang asing yang dipelihara oleh bank sentral untuk memenuhi kewajiban keuangan karena adanya transaksi internasional. Posisi cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya tiga pulan. Jika cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor, maka hal itu dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan. Bukan saja negara tersebut akan kesulitan mengimpor barang-barang yang dibutuhkannya dari luar negeri, tetapi juga memerosotkan kredibilitas ya di pasar valuta asing akan mengalami mata uangnya. Kurs mata uangn’ pis dan semakin depresiasi. Apabila posisi cadangan devisa itu terus ment menipis, maka dapat terjadi rush terhadap valuta asing di dalam negeri. F, Studi Kasus di Indonesia’ Perubahan rezim pasar komoditas pertanian yang mengarah pada pasar bebas membawa konsekuensi harga komoditas pertanian, khususnya pangan di pasar domestik semakin terbuka tethadap gejolak pasar internasional. Dengan. pengertian lain, harga komoditas pangan di pasar dunia secara langsung akan ‘memengaruhi harga komoditas pangan pangan, maka dinamika domestik. Jagung sebagai salah satu komoditas e harganya tidak terlepas dari arah keebijakan perdagangan, pasar komoditas Pangan dunia, stabilitas harga dan fluktuasi nilai tukar. Akumulasi aktorfaktor yang Memengaruhi Ekspor Ekonomi, Program Sarjana Ekstensi anian Bogor. Daya Saing dan dan Pasca Krisis nian Institut Pert a lag *Yosep Fernando, 2009, Analisis. ‘ung ‘Indonesia di Pasar Malaysia Pra lanajemen Agribisnis Fakultas Pertat sn « Anak Internasionsl 125 contenant perubahan dari berbagai aspek tersebut ears simultan akan memengaruj dinamika haga komoditas jagung domestis: saab ditas pertanian yang mempunyal Cad So M4 wea berkembang sehingga ekspor negara-negara fannpure si reat i kin besar yang selanjutnya akan ASEAN (termasuk Indonesia) akan mah ieeyatkan pendeeat dapat mendorong produksi dalam negeri serta mening] Pendapatan i ja, dan devisa negara. Bagi Indonesia, manfaat ea teaeeetaa. ele isasi AFTA ini adalah positif yang diharapkan dari liberalisasi perdagangan AFT Le fala kontribusinya bagi proses pemulihan ekonomi nasional dari krisis. Salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai tambah dan sangat potensial untuk dikembangkan adalah jagung. Jagung merupakan kebutuhan kedua terbesar setelah beras. Seiring dengan pesatnya perkembangan industri ternak membuat semakin tingginya permintaan akan jagung sebagai bahan baku pakan ternak. Selain itu, nilai tambah yang dapat diambil dari jagung adalah sebagai bahan baku industri olahan. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dati penelitian ini adalah mengukur daya saing ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia. Data yang digunakan adalah data time series ekspor jagung dan faktor-faktor yang memengaruhinya tahun 1990-2008. Metode yang digunakan untuk mengukur daya saing ekspor jagung Indonesia adalah dengan menggunakan metode Revelead Comparative Advantage (RCA) dan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor jagung Indonesia Pada saat pra dan pasca krisis ekonomi dengan menggunakan model analisis regresi berganda. Hasil yang diperoleh dari analisis daya saing jagung Indonesia pada 7 prakrisis ekonomi dengan menggunakan metode RCA menunjukkan pee kspor jagung Indonesia memiliki keunggulan komparatif atau = Yasaing pada tahun 1990, 1991, 1992, 1993, 1995, dan 1998 dengan ions Perolehan nilai RCA sebesar 6.427, | 050, 5.314, 1.803, area ‘a agung yang diperoleh berdasarkan ae : han nilai eks ng Indonesia di pasar Malaysia eat ap ‘ea Jagung dunia di pasar Malaysia. Pada saat Indonesia yang diperdaganglan fpr neoo) Rees 2008, jus _ 2007 nilai indeks RCA sebesar 13.352 yang menunjukkan bahwa agus indonesia telah terjadi peningkatan pangsa pasar di Malaysia. Hal ini encerminkan bahwa kondisi jagung Indonesia pada saat setelah terjadinya isis ekonomi mengalami penurunan nilai dan indeks RCA, sehingg@ kondisi tersebut menyebabkan Indonesia tidak mempunyai keunggulan omparatif. Ketidakunggulan komparatif jagung Indonesia disebabkan ‘akan penerapan liberalisasi perdagangan ABTA yang semakin oleh Kebijakan p mmembuka persaingan perdagangan di pasar Malaysia. Berdasarkan hasil dugaan dari model yang telah diregresikan dengan menggunakan software Minitab 15.0, model ekspor jagung, Indonesia contenant setiap kenaikan rata-rata satu rupiah terhadap a ane a ikkan volume ekspor jagung Indonesia di pas: ys esar walt cateris paribus. Nilai t-hitung sebesar 2885923 yang lebih besar aibandng ili ttabelsebesar 1.860 yang ates tara nyata S% yang menunjukkan bahwa yariabel nilai tukar rupiah terl if at Ps merika signifikan terhadap ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia. Pada saat setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1999 hingga 2008 memiliki model ekspor yang cukup baik dengan nilai R2 sebesar 93,8%. Namun, terdapat masalah multikolinearitas yang dilihat dari nilai VIF-nya yang terdapat nilai yang lebih besar dari 10. Dengan demikian, model tersebut tidak memenuhi asumsi OLS. Selanjutnya data kembali diolah dengan menggunakan Principal Component Analysis (PCA) Berdasarkan hasil regresi PCA bahwa hanya variabel nilai tukar rupiah terhadap US$ yang tidak berpengaruh secara nyata pada taraf nyata 5%, Koefisien yang diperoleh sebesar -2903 yang berarti bahwa apabila terjadi kenaikan rata-rata satu rupiah terhadap US$ (depresiasi), maka ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia akan mengalami penurunan sebesar 2.903 ton, cateris paribus. Nilai t-hitung sebesar -168892.65 yang lebih besar dari nilai t-tabel -1.833 yang di atas taraf nyata lima persen yang menunjukkan bahwa variabel nilai tukar rupiah terhadap US$ berpengaruh secara nyata terhadap ekspor jagung Indonesia. Ketidaksesuaian nilai dugaan terhadap hipotesis diduga bahwa nilai tukar rupiah pada kondisi yang terdepresiasi terhadap US$. Variabel volume produksi memiliki hubungan yang positif terhadap ekspor jagung dengan koefisien regresi sebesar 0.0018 yang berarti bahwa Setiap kenaikan rata-atajagung yang diekspor sebesar satu ton maka akan ie jagung sebesar 0.0018 ton, cateris paribus aoe aan lebih besar dibanding nilai t-tabel eae taraf nyata 5% menunjukkan bahwa variabel ™ NBONESI Potton Bebetga Tar Ean n- ogc Pr nyata 5% yang menunjukkan bahwa vari: ‘ sifikan tethadap ekspor ja a variabel harga jagung domestik jagung Indonesia di i da variabel harga ek: j pr at Pada v 8a ekspor jagung Indonesia memiliki sitif terhadap ekspor ja; . ea ang PO ‘ Spor jagung Indonesia di pasar Malaysia dengan joefisien regrest yang diperoleh sebesar 136.72 bahwa adie eich Bates Stat fees Indonesia sebesar satu dolar (uss) per ton, manaikkan ekspor jagung Indonesia sebe: : PRT ian ‘sar 136.72 ton, cateris garibus. Dari hasil nila t-hitung sebesar 2804675.33 lebih besar ditanding rilai t-tabel sebesar 1.833 yang di atas taraf nyata 5% yang menunjukkan bahwa variabel harga ekspor jagung,signifikan terhadap ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia. Variabel volume ekspor periode sebelumnya memiliki hubungan yang positif terhadap ekspor jagung Indonesia dengan koefisien regresi yang diperoleh sebesar 0.087 yang berarti bahwa setiap kenaikan rata-rata volume ekspor periode sebelumnya sebesar satu ton maka akan menaikkan ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia sebesar 0,087 ton, cateris paribus. Nilai t-hitung yang diperoleh sebesar 702567.5 lebih besar dibanding nilai t-tabel sebesar 1.833 yang di atas taraf nyata 5% yang menunjukkan bahwa variabel volume ekspor sebelumnya signifikan terhadap ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia Variabel volume impor jagung Indonesia memiliki hubungan yang negatif dengan ekspor jagung Indonesia dengan koefisien regresi variabel impor jagung Indonesia sebesar-10389.27. Hal ini berarti bahwa setiap ienaikan rata-rata impor jagung Indonesia sebesar satu ton, maka akan menurunkan ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia sebesar 10389.27 ton, cateris paribus. Nilai t-hitung sebesar -945338.49 lebih besar dibanding nilai t-tabel sebesar -1,833 yang di atas taraf nyata 5% yang menunjukkan bahwa variabel volume impor jagung Indonesia signifikan tethadap ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia, Variabel laju inflasi memiliki hubungan yang, negatif dengan ekspor jagung Indonesia, nilai ini sesuai dengan hipotesis. Koefisien regresi variabel Jaju inflasi yang Heetiran adalah acbesar -1399) Hal inl Berard Gana ee kenaikan rata-rata laju inflasi di Indonesia sebesar 1%, maka akan menurunkan volume ekspor jagung Indonesia sebesar 1,399 ton, cateris paribus. Nilai thitung sebesar -126092.83 yang lebih besar dibanding nilai ttabel eee -1,833 yang di atas taraf nyata 5% yang menunjukkan bahwa varia el laju inflasi signifikan terhadap ekspor jagung Indonesia di pasar eee Pada Varibel dummy berupa kondisi pra dan pasca diterapkannys yang saan ¢ Asoek interasional 129 contenant “| berpengaruh secara nyata terhadap volume ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia pada tarafnyata 5%. Koefisien regresi pada variabel dumm, sebesar 383.5 yang berarti bahwa dengan diterapkannya kebijakan AFTA, maka akan menaikkan volume ekspor jagung, Indonesia di pasar Malaysia sebesar 383.5 ton, cateris paribus. Berdasarkan uji statistik, didapat nila thitung sebesar 133241.38 yang lebih besar dibandingkan nilai t-tabel sebesar 1.833 yang di atas taraf nyata 5% yang menunjukkan bahwa variabe| laju inflasi signifikan terhadap ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia, Latihan Soal 1. Sebutkan lima manfaat perdagangan internasional (menurut Sadono Sukirno)! Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Neraca Perdagangan? . Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Neraca Transaksi Berjalan?

You might also like