You are on page 1of 10

Sri Maulidiah PUBLIKa.,Vol.1,No.

2,Oktober,hal 242-251(2015)

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN DI KOTA PEKANBARU


(Studi Perlindungan Tenaga Kerja Wanita)
Sri Maulidiah
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau

ABSTRACT
This paper is motivated by still many problems associated with employment in the city of Pekanbaru,
especially women workers. The phenomenon that is seen on the issues of women's employment, among
others; the number of female labor force continues to increase every year, there are many companies in
the use of female labor is not in accordance with the legislation, there are still many women are
employed at night, there are still many rights of women workers which are not given such a right to
breastfeeding, menstruation, and so forth, and there are still many heard the cases of sexual harassment
of women workers, and there are many women workers are employed minors by companies, and other
problems. Resulting in discrimination against female workers in finding employment and occupation.
Therefore the article wants to know how the government protection for these women workers. The
government has issued Law of the Republic of Indonesia Number 13 of 2003 on Labour, which also
clearly and Resolute has been protecting the rights of these women workers. Pekanbaru City Government
has also been instrumental to the protection of women workers is through oversight of companies that use
tenga this work, and provide sanctions against companies that do not implement the Employment Act is in
the use of women workers in the company. Pekanbaru City Government has also provided counseling to
women workers and corporate users of the Employment Act. Nevertheless suggested to the Municipality
to be more intensive in protecting women's labor, so that a variety of issues related to women's labor
force can be minimized, and the female labor force can be enabled through the protection of the female
labor force
.
Keywords: Labour Administration, Protection, Labor, Labor Women, the City Government

ABSTRAK

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya masalah-masalah yang terkait dengan ketenagakerjaan
di Kota Pekanbaru khususnya tenaga kerja wanita. Fenomena yang terlihat terkait dengan permasalahan
ketenagakerjaan wanita ini, antara lain; jumlah tenaga kerja wanita yang terus meningkat setiap tahunnya,
masih banyaknya perusahaan-perusahaan dalam menggunakan tenaga kerja wanita ini tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, masih banyaknya wanita yang dipekerjakan di malam hari, masih
banyaknya hak-hak dari tenaga kerja wanita ini yang tidak diberikan seperti hak menyusui bayi, cuti haid,
dan lain sebagainya, serta masih banyaknya terdengar terjadinya kasus-kasus pelecehan seksual terhadap
tenaga kerja wanita, dan masih banyaknya tenaga kerja wanita dibawah umur yang pekerjakan oleh
perusahaan-perusahaan, dan permasalahan-permasalahan lainnya. Sehingga berakibat terjadinya
diskriminasi terhadap tenaga kerja wanita dalam mendapatkan pekerjaan dan jabatan. Oleh karena itu
tulisan ingin mengetahui bagaimana perlindungan pemerintah terhadap tenaga kerja wanita ini.
Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, yang didalamnya secara jelas dan Tegas telah melindungi hak-hak dari tenaga kerja
wanita ini. Pemerintah Kota Pekanbaru juga telah berperan terhadap perlindungan tenaga kerja wanita ini
melalui pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang menggunakan tenga kerja ini, dan
memberikan sanksi terhadap perusahaan yang tidak melaksanakan Undang-Undang Ketenagakerjaan ini
dalam menggunakan tenaga kerja wanita di perusahaannya. Pemerintah Kota Pekanbaru juga telah
memberikan penyuluhan-penyuluhan terhadap tenaga kerja wanita dan perusahaan pengguna tentang
Undang-Undang Ketenagakerjaan. Namun demikian disarankan kepada Pemerintah Kota untuk lebih
intensif dalam melindungi tenaga kerja wanita ini, agar berbagai permasalahan yang terkait dengan tenaga
kerja wanita ini dapat diminimalkan, dan tenaga kerja wanita dapat lebih difungsikan melalui
perlindungan terhadap tenaga kerja wanita tersebut.

Kata Kunci : Administrasi Ketenagakerjaan, Perlindungan, Tenaga Kerja, Tenaga Kerja Wanita,
Pemerintah Kota.

242
Sri Maulidiah PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 242-251(2015)

PENDAHULUAN Berdasarkan pasal di atas semakin


menunjukkan kepada kita bahwa setiap
Latar Belakang warga negara Indonesia yang telah
memenuhi segala persyaratan baik seseorang
Pesatnya Perkembangan pembangunan yang berstatus pria maupun yang berstatus
daerah dan bidang usaha pada saat ini wanita memiliki hak yang sama atas
tentunya menuntut pemanfaatan dan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan
penggunaan sumberdaya manusia. dan kesempatan untuk mendapatkan
Pemanfaatan sumberdaya manusia di penghidupan yang layak dalam kehidupan
maknai sebagai suatu kekuatan yang besar berbangsa dan bernegara di Indonesia.
yang akan mampu untuk menggerakkan dan Seiring dengan perkembangan zaman dan
mendorong unsur masyarakat agar dinamika masyarakat yang terjadi, maka
senantiasa lebih maju dan terus tergerak ruang gerak dari unsur seorang wanita dan
untuk mewujudkan kehidupan yang lebih dengan telah berubahnya paradigma tentang
sejahtera sesuai dengan tujuan negara yang peran dari seorang wanita itu sendiri, yang
telah ditetapkan dalam pembukaan Undang- mana “dahulunya seorang wanita dianggap
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun hanya pantas untuk mengerjakan suatu
1945, yakni menciptakan masyarakat yang pekerjaan yang berkaitan dengan rumah
adil dan makmur. tangga saja dan tidak perlu untuk
Kondisi ini artinya melalui berpendidikan tinggi” akan tapi dengan
perkembangan pembangunan daerah yang perkembangan zaman, maka “sekarang
sangat pesat dan diikuti jalur usaha yang seorang wanita telah dituntut secara alamiah
semakin tumbuh dan berkembang tentunya dengan tuntutan keadaan dan zaman juga
dituntun peran serta seluruh masyarakat harus berkesempatan untuk berpendidikan
Indonesia secara aktif, keikutsertaan tinggi karena berkesempatan untuk bersaing
masyarakat menurut Frederickson (1985;54) dengan pria di dalam kompetisi pada dunia
adalah; “ada penelitian menarik kerja.”
menunjukkan partisipasi warga dan Pada saat ini kemampuan yang dimiliki
pengawasan ketetanggaan menghasilkan oleh seorang wanita tentunya merupakan
merosotnya kekuasaan dari ketetuan- suatu unsur yang tidak di ragukan lagi dalam
ketentuan manejerial atas pelaksanaan dinamika pembangunan nasional, khususnya
peayanan publik. Partisipasi warga negara pada jalur usaha atau perniagaan, baik
dan pengawasan ketetanggaan nampak perannya dilihat secara langsung, maupun
menyebabkan suatu pola kompromi dan secara tidak langsung, atau secara kolektif
penyesuaian karenanya ketentuan-ketentuan maupun secara pribadi.Sudah banyak
manejerial dari kebutuhan klien disesuaikan seorang perempuan yang sudah memegang
dengan ketentuan warga negara tentang jabatan-jabatan penting dalam perusahaan-
kebutuhan mereka. Partisipasi masyarakat perusahaan besar, bahkan kemarin direktur
dibutuhkan dalam organisasi atau Perusahaan Tambang Minyak Nasional
pemerintahan, baik secara individu maupun (Pertamina) adalah seorang Wanita. Dan
kelembagaan, krena partisipasi masyarakat juga sangat banyak wanita yang bekerja
dapat membantu mengursangi tugas sebagai karyawan di perusahaan-perusahaan
pemerintahdan efektif dalam pengawasan.” swasta dengan tantangan resiko pekerjaan
Peran serta masyarakat dalam yang sangat besar.
pelaksanaan pembangunan dan Sebagai Ibukota Provinsi Riau
penyelenggaraan pemerintahan tentunya Perkembangan Kota Pekanbaru pada saat ini
dengan tidak membedakan antara status sangat pesat, terilihat dari laju pertumbuhan
seorang pria dan wanita, sesuai dengan penduduk kota Pekanbaru yang setiap
Pasal 27 ayat 1 Undang-Undang Dasar tahunnya mengalami peningkatan yaitu
Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan sebesar 4,06 persen per-tahun, pada tahun
bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas 2013 jumlah penduduk kota Pekanbaru
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi telah mencapai angka 964.558 jiwa,
kemanusiaan tanpa terkecuali”. (Sumber,Bps Tahun 2013), dan

243
Sri Maulidiah PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 242-251(2015)

diproyeksikan jumlah penduduk kota “ urbanisasi sesungguhnya berarti jumlah


Pekanbaru akan terus meningkat penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.
diperkirakan akan mencapai angka fantastis Orang awam seringkali berbeda dengan para
yakni; 1,1 juta jiwa pada tahun 2015 dan ahli ilmu kependudukan dalam
bahkan penduduk kota Pekanbaru telah mendefinisikan urbanisasi, yang biasanya
diprediksikan akan mencapai angka 1,5 juta mendefinsikan urbanisasi sebagai
jiwa pada tahun 2026. Tentu saja angka laju perpindahan penduduk dari luar kota ke
pertumbuhan penduduk kota Pekanbaru ini kota. Padahal perpindahan penduduk dari
sudah diatas Standar Nasional yaitu luar kota ke kota hanya salah satu penyebab
maksimum sebesar 2 persen per-tahun. dari urbanisasi, karena disamping
Disamping dari sisi peningkatan jumlah pertumbuhan itu sendiri, perluasan wilayah
penduduk, Perkembangan kota Pekanbaru maupun perubahan status wilayah dari
juga dapat dilihat dari aspek peningkatan pedesaan menjadi perkotaan dan
pembangunan fisik, dan pembangunan semacamnya”.
nonfisik serta perkembangan pada dunia Kondisi di atas mengakibatkan
usia terlihat semakin pesat, hal ini ditandai banyaknya tenaga kerja yang datang ke
dengan banyaknya perusahaan-perusahaan Pekanbaru untuk mendapatkan berbagai
yang bertempat atau berdomidili di Kota jenis pekerjaan, baik tenaga kerja laki-laki
Pekanbaru ini, baik perusahaan yang maupun tenaga kerja wanita, sehingga
berskala makro maupun perusahaan yang berakibat jumlah penduduk kota Pekanbaru
berskala mikro, sehingga kota Pekanbaru akan terus bertambah dengan pesat dari
benar-benar terlihat sebagai sentral bisnis di tahun ke tahunnya. Pada tabel berikut ini
Pulau Sumatera pada saat ini, bahkan akan dapat dilihat gambaran umum tentang
banyak masyarakat yang menyebutkan kondisi perbandingan antara jumlah
bahwa kota Pekanbaru pada saat ini seperti penduduk pria dengan penduduk wanita di
“gula yang banyak didatangi semut”. Kota Pekanbaru antara tahun 2008 sampai
Menurut Tjiptoherianto (1999;2), bahwa; dengan 2012.

Tabel.1. Persentase Jumlah Penduduk Kota Pekabaru


Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2008-2012

Persentase Jumlah Penduduk


Tahun Pria (Jiwa) Wanita (Jiwa) Jumlah
2008 400.505 398.708 799.213
2009 403.900 398.888 802.788
2010 456.385 441.382 897.767
2011 472.880 457.335 930.215
2012 490.339 474.219 964.558
2013 499.145 481.342 980.487
Sumber; Pekanbaru Dalam Angka 2014

Dari tabel di atas, terlihat bahwa Dengan seiring terus bertambahnya jumlah
persentase jumlah penduduk laki-laki dan penduduk di Kota Pekanbaru, maka jumlah
jumlah penduduk wanita di kota Pekanbaru tenaga kerja dan angkatan kerja di Kota
dari tahun 2008-2013 persentasenya hampir pekanbaru juga akan terus meningkat secara
seimbang, kondisi ini tentunya merupakan signifikan. Menyangkut masalah
suatu kekuatan bagi atau sebagai suatu ketenagakerjaan seringkali berkaitan dengan
potensi yang cukup besar dalam kemajuan masalah pembangunan dibidang
pembangunan Kota Pekanbaru, oleh sebab kependudukan, lapangan pekerjaan,
itu penduduk wanita perlu didayagunakan pemerataan kesempatan kerja, kemampuan
dan diberdayakan secara tepat dan benar. sumberdaya manusia, jumlah pengangguran

244
Sri Maulidiah PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 242-251(2015)

serta perlindungan kerja terhadap tenaga Terkait dengan pekerja dibawah umur,
kerja, khususnya perlindungan tenaga kerja Menurut Trunham dalam Todaro (1998),
wanita oleh pemerintah. memperkirakan bahwa pengangguran
Banyak permasalahan yang terjadi pada dikalangan pemuda disebagian besar negara
bidang ketenagakerjaan khususnya tenaga berkembang atau sedang membangun
kerja wanita seperti; penggunaan tenaga mencapai 30 persen. Para pemuda
kerja wanita pada malam hari oleh pengangguran tersebut cenderung
perusahaan-perusahaan atau usaha lainya terkonsentrasi di daerah perkotaan, sebagian
tanpa izin dari Menteri Ketenagakerjaan besar di antara mereka adalah para pencari
padahal Undang-Undang telah mengaturnya, kerja yang datang dari luar kota dengan
kurangnya perusahaan-perusahaan harapan untuk memperoleh pekerjaan layak
memberikan dispensasi atau keringanan di kota. Pengangguran di kalangan pemuda
waktu terhadap wanita hamil, wanita sedang terjadi baik berpendidikan maupun yang
menyusui, dan wanita haid, serta banyaknya tidak berpendidikan, pria maupun wanita.
masalah-masalah lainnya terhadap tenaga Masalah ketenagakerjaan di negara sedang
kerja wanita seperti pelecehan hak dan berkembang atau sedang membangun yang
pelecehan seksual, yang sering terjadi pada utama ialah tingginya tingkat pengangguran
tenaga kerja wanita di Kota Pekanbaru, antara mereka yang berusia 15 hingga 24
padahal pemerintah telah melindungi tenaga tahun, dan yang paling parah ada sekitar 60
kerja wanita tersebut melalui Undang- juta anak-anak yang bekerja sepanjang hari
Undang Republik Indonesia Nomor 13 untuk mendapatkan imbalan yang tidak
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. memadai dan hanya cukup untuk membeli
Disisi yang lain, dilihat dari sisi kuantitas makan harian saja bagi mereka.
wanita di Kota Pekanbaru, seperti jumlah Permasalahan-permasalahan yang terkait
angkatan kerja wanita cenderung meningkat dengan tenaga kerja wanita di Kota
dari tahun ke tahun, hal ini di sebabkan Pekabaru juga dapat terlihat dari tingginya
dengan pesatnya peningkatan jumlah angka kecelakaan kerja yang terjadi di
penduduk wanita, dan ditambah lagi dengan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan
adanya fenomena-fenomena lainnya tentang tenaga kerja wanita, hal ini akibat dari
tenaga kerja wanita, dan pada hakekatnya kurangnya perusahaan untuk memperhatikan
telah memberikan peluang dan membuka program Keselamatan Kecelakaan Kerja
ruang gerak bidang kewanitaan seperti; (K3), sehingga angka kecelakaan kerja dari
semakin tingginya tingkat pendidikan tenaga kerja wanita di perusahaan-
wanita, semakin luasnya lapangan pekerjaan perusahaan, khususnya perusahaan besar
yang membutuhkan sentuhan dari tangan- terus meningkat dari tahun ke tahunnya.
tangan wanita, tuntutan ekonomi keluarga Sehubungan dengan permasalahan dan
yang sangat mendesak, dan juga semakin fenomena terkait dengan tenaga kerja wanita
berkurangnya peluang serta penghasilan di seperti yang diuraikan di atas, maka tulisan
sektor pertanian dan perkebunan yang selam ini membahas dan menganalisis tentang
ini menjadi andalan bagi penduduk administrasi ketenagakerjaan studi
khususnya penduduk pedesaan. perlindungan pemerintaha terhadap tenaga
Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita kerja wanita yang dipekerjakan oleh
tidak hanya masalah pada tenaga kerja perusahaan-perusahaan di kota Pekanbaru
wanita yang sudah dewasa akan tetapi yang dianggap masih sangat perlu
banyak juga tenaga kerja wanita yang belum perlindungan dan perhatian dari pemerintah
dewasa atau dibawah umur yang seharusnya khususnya pemerintah kota Pekanbaru
masih belajar di bangku sekolah akan tetapi melalui peraturan perundang-undangan yang
sudah dipekerjakan oleh perusahaan- mengatur ketenagakerjaan.
perusahaan, permasalahan ini sebenarnya
telah mendapat perlindungan yang kuat dari
pemerintah melalui peraturan perundang-
undangan khususnya Undang-Undang
Ketenagakerjaan.

245
Sri Maulidiah PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 242-251(2015)

Identifikasi Masalah suatu golongan penduduk dalam batas usia


kerja yang sedang bekerja atau sedang
1. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja mencari pekerjaan, mempunyai pekerjaan
Wanita yang terus meningkat dari tehaun tetap, tetapi untuk sementara tidak bekerja
ke tahunnya di Kota Pekanbaru. dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali,
2. Meningkatnya Permintaan Terhadapat akan tetapi tetap aktif dalam mencari
Tenaga Kerja Wanita dari perushaan- pekerjaan. Sedangkan bekerja mempunyai
perusahaan yang ada di Kota Pekanbaru. arti melakukan berbagai kegiatan untuk
3. Masih Lemahnya Perlindungan menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan
pemerintah terhadap tenaga kerja wanita memperoleh penghasilan pada suatu waktu
di Kota Pekanbaru. tertentu. Angkatan kerja merupakan bagian
dari tenaga kerja yang terlibat atau sedang
Perumusan Masalah berusaha untuk terlibat dalam kegiatan
produktif. Angkatan kerja dapat dibagi lagi
Berdasarkan Identifikasi masalah, maka menjadi dua bagian, yakni pekerja dan
dapat disusun suatu perumusan masalah, pengangguran.
yakni: “Bagaimanakah Administrasi Sedangkan pengertian tenaga kerja
Ketenagakerjaan di Kota Pekanbaru (Studi menurut Undang-Undang Republik
Perlindungan Tenaga Kerja Wanita)?” Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Pasal 1 ayat
3 Tentang ketentuan umum adalah: setiap
TINJAUAN PUSTAKA orang yang mampu untuk melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang
Kosep Tenaga Kerja dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk
Ketenagakerjaan menurut Pasal 1 ayat 1 masyarakat. Sedangkan pengertian
Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor Pekerja/buruh menurut Undang-Undang
13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 Pasal 1 adalah; setiap
adalah: segala hal yang berhubungan dengan orang yang bekerja dengan menerima upah
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama atau imbalan dalam bentuk lain.
dan sesudah masa kerja. Dengan demikian Berdasarkan pasal diatas, terlihat dengan
ketenagakerjaan tidak lain adalah jelas bahwa ada perbedaan yang cukup
keseluruhan permasalahan dan probelamatik mendasar antara angkatan kerja dengan
dibidang tenaga kerja, baik itu pada masa pekerja, dimana pekerja merupakan bagian
sebelum, selama dan sesudah masa kerja. yang tidak terpisahkan dengan angkatan
Sedangkan Tenaga kerja (manpower) kerja. Di dalam Undang-Undang ini juga di
adalah setiap orang yang mampu melakukan jelaskan dalam Bab III Pasal 5 bahwa; setiap
pekerjaan guna menghasilkan barang tenaga kerja memiliki kesempatan yang
dan/jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh
sendiri maupun untuk yang berusia antara 15 pekerjaan. Ini artinya wanita mempunyai
sampai dengan 55 tahun, dan memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama
keahlian khusus di bidangnya masing- dengan pria di segala bidang kehidupan
masing. Lebih lanjut dikatakan oleh oleh bangsa dalam segenap kegiatan
Edwin B. Flippo bahwa tenaga kerja yang pembangunan, ketentuan ini juga di jalaskan
berusia pada usia tersebut merupakan tenaga dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
kerja yang produktif dan harus memiliki (GBHN) yang saat ini disebut dengan Arah
keahlian khusus sehingga dapat masuk Kebijakan Umum Pembangunan.
dalam pasar kerja.
Pendapat yang hampir sama dinyatakan Konsep Perlindungan Tenaga Kerja.
oleh Tjiptoherijanto (1997), bahwa; tenaga
kerja dapat dibagi menjadi dua kelompok, Menyadari pentinganya unsur pekerja
yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan bagi perusahaan, pemerintah dan
kerja. Angkatan kerja adalah merupakan masyarakat, maka pada prinsipnya perlu

246
Sri Maulidiah PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 242-251(2015)

dilakukan pemikiran agar para pekerja dapat a. Norma keselamatan kerja, yang
terjaga dan terlindungi keselamatannya meliputi: keselamatan kerja yang
dalam menjalankan pekerjaannya di tempat bertalian dengan mesin, pesawat, alat -
bekerja. Demikian pula perlu untuk alat kerja, bahan dan proses
diusahakan ketenangan dan kesehatan bagi pengerjaanya, keadaan tempat kerja dan
pekerja, para pekerja harus diperhatikan lingkungannya serta cara –cara
semaksimal mungkin, sehingga melakukan pekerjaan.
kewaspadaan dalam menjalankan pekerjaan b. Norma keselamatan kerja dan Heigiene
dapat lebih terjamin. Pemikiran-pemikiran kesehatan perusahaan, yang meliputi:
itu merupakan program perlindungan pemeliharaan dan mempertinggi derajat
pekerja, yang dalam praktek sehari-hari kesehatan pekerja, dilakukan dengan
berguna untuk dapat mempertahankan mengatur pemberian obat-obatan,
produktifitas dan kestabilan perusahaan. perawatan tenaga kerja yang sakit. Serta
Perlindungan pekerja dapat dilakukan baik mengatur persediaan tempat, cara, dan
dengan jalan memberikan tuntunan atau syarat kerja yang memenuhi heigiene
dengan jalan meningkatkan penegakan hak - kesehatan perusahaan dan kesehatan
hak asasi manusia, perlindungan fisik dan pekerja untuk mencegah penyakit, baik
teknis serta sosial dan ekonomi melalui sebagai akibat kerja atau penyakit umum
norma yang berlaku dalam lingkungan kerja serta menempatkan syarat kesehatan bagi
itu. perumahan pekerja.
Perlindungan terhadap tenaga kerja ini c. Norma kerja, yang meliputi:
harus dilakukan oleh pemerintah melalui perlindungan terhadap pekerja yang
kebijakan tentang ketenaga kerjaan, karena bertalian dengan waktu bekerja, sistem
salah satu fungi pemerintah adalah pengupahan, istirahat cuti, kerja anak,
melindung seluruh warganegeranya, kerja wanita, kesusilaan, ibadah menurut
pemerintah menurut Sumaryadi (2010;18) agama dan keyakinan masing-masing
adalah; sebagai organisasi yang memiliki yang dianut pekerja dan yang diakui oleh
kekuasaan untuk membuat dan menerapkan pemerintah, kewajiban sosial
hukum serta undang-undang. Pemerintah kemasyarakatan, dan sebagainya guna
merupakan sebuah organisasi yang memelihara kegairahan dan moril kerja
memiliki: yang menjamin daya guna kerja yang
1. Otoritas yang memerintah dari suatu unit tinggi serta menjaga perlakuan yang
politik; sesuai dengan marta bat manusia dan
2. Kekuasaan yang memerintah suatu moral.
masyarakat politik d. Kepada pekerja yang mendapatkan
3. Aparatur yang merupakan badan kecelakaan kerja dan/atau menderita
pemerintahan yang berfungsi dan penyakit umum akibat pekerjaan berhak
menjalankan pemerintahan. atas ganti rugi perawatan dan rehabilitasi
4. Kekuasaan untuk membuat peraturan akibat kecelakaan dan/atau penyakit
perundang-undangan untuk menangani akibat pekerjaan ahli warisnya berhak
perselisihan dan membicarakan putusan mendapa tkan ganti kerugian.
administrasi dan dengan monopoli atas
kekuasaan yang sah. Menurut Soepomo dalam Asikin
(1993:76) bahwa perlindungan pekerja dapat
Oleh karena itu, pemerintah memiliki di bagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
kewenangan yang sah untuk melindungi a. Perlindungan Ekonomis, yaitu
warganya khususnya tenaga wanita melalui perlindungan tenaga kerja dalam bentuk
peraturan perundang-undangan yang dalam penghasilan yang cukup, termasuk bila
hal ini tentunya Undang-Undang tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar
Ketenagakerjaan. Menurut Kartasapoetra kehendaknya.
dan Indraningsih (1982: 42-43), Dengan b. Perlindungan Sosial, yaitu perlindungan
demikian norma perindungan pekerja tenaga kerja dalam bentuk jaminan
mencakup: kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat

247
Sri Maulidiah PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 242-251(2015)

dan perlindungan hak untuk meminta izin instansi yang


berorganisasi. bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan
c. Perlindungan Teknis, yaitu perlindungan Namun dalam implementasinya masih
tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan banjyak perushaan-perusahaan yang
keselamatan kerja mempekerjakan tenaga kerja wanita di
malam hari.
Ketiga jenis perlindungan ini mutlak Dengan dinamikan masyarakat dan
harus dipahami dan juga dilaksanakan perkembangan tuntutan zaman, serta
sebaik-baiknya oleh pengusaha atau tuntutan hidup dari masyarakat pada saat
perusahaan sebagai pemberi kerja. seperti sekarang ini sudah waktunya bagi
Sedangkan menurut Erwiningsih dalam tenaga kerja pria dan wanita untuk diberikan
jurnal Hukum UII (1995;24-25), sebenarnya kesempatan yang sama untuk melakukan
perlindungan hukum secara umum pekerjaan, hanya saja kerena sifat dan kodrat
dibedakan menjadi dua yaitu: kewanitaanya, maka bagi pengusaha yang
a. Perlindungan Hukum Pasif. Berupa mempekerjakan wanita pada malam hari
tindakan-tindakan dari luar (selain harus memenuhi ketentuan sebagaiman
buruh/pekerja) yang memberikan diatur dalam Pasal 76 ayat (1), (2), (3), dan
pengakuan dan jaminan dalam bentuk (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
pengaturan dan kebijaksanaan berkaitan tentang Ketenagakerjaan, yaitu:
dengan hak pekerja wanita. a. Pekerja/buruh perempuan yang berumur
b. Perlindungan Hukum Aktif. Berupa kurang dari 18 (delapan belas) tahun
tindakan dari pekerja wanita yang berkait dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00
an dengan upaya pemenuhan hak-haknya. sampai dengan 07.00.
Perlindungan hukum aktif ini dibagi b. Pengusaha dilarang memperkerjakan
menjadi dua yaitu: pekerja/buruh perempuan hamil yang
1) Perlindungan hukum aktif - menurut keterangan dokter berbahaya
preventif, yaitu berupa hak-hak yang bagi kesehatan dan keselamatan
diberikan oleh pekerja wanita kandungannya maupun dirinya apabila
berkaitan dengan penerapan aturan bekerja antara pukul 23.00 sampai
ataupun kebijaksanaan pemerintah dengan 07.00.
ataupun pengusaha yang akan c. Pengusaha yang memperkerjakan
diambil sekiranya mempengaruhi pekerja/buruh perempuan antara pukul
atau merugikan hak -hak pekerja 23.00 sampai dengan 07.00 wajib:
wanita. 1) Memberi makanan dan minuman
2) Perlindungan hukum aktif -represif, bergizi; dan
yaitu berupa tuntutan kepada 2) Menjaga kesusilaan dan keamanan
pemerintah atau pengusaha terhadap selama di tempat kerja.
pengaturan maupun kebijaksanaan d. Pengusaha wajib menyediakan angkutan
yang telah diterapkan kepada antar jemput bagi pekerja/buruh
pekerja wanita yang dipandang perempuan yang berangkat dan pulang
menimbulkan kerugian. kerja antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul 05.00.
Konsep Perlindungan Tenaga Kerja
Wanita Berdasarkan pasal di atas terlihat dengan
jelas bahwa pada hakektanya pemerintah
Pengaturan pekerja wanita dalam melalui peraturan perundang-undangan telah
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 melakukan perlindungan terhadap tenaga
tentang Ketenagakerjaan telah banyak kerja wanita. Seperti dilarang
mengalami perubahan, dari ketentuan yang mempekerjakan wanita di malam hari
semula melarang wanita dipekerjakan pada kecualai pada pekerjaan-pekerjaan khusus
malam hari, kecuali sifat pekerjaan tersebut wanita dan harius mendapatkan izin dari
harus dikerjakan oleh wanita dan dengan Menteri Tenaga Kerja.

248
Sri Maulidiah PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 242-251(2015)

PEMBAHASAN sampai dengan pukul 07.00 wajib untuk


memberikan makanan dan minuman yang
Administrasi Ketenagakerjaan di Kota bergizi dan menjaga kesusilaan dan
Pekanbaru. keamanan selama di tempat kerja. Pasal ini
Karakteristik Perlindungan Kerja tentunya dapat terlihat dengan adanya
Terhadap Tenaga Kerja Wanita Di Kota tanggungjawab dari pemerintah terhadap
Pekanbaru. tenaga kerja wanita melalui peraturan
perundang-undangan.
Pada dasarnya hak dan kewajiban bagi Pada Pasal 76 ayat (4) menjelaskan
tenaga kerja adalah sama, baik tenaga kerja bahwa; bagi pengusaha wajib menyediakan
wanita maupun tenaga kerja pria. Seperti angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh
halnya yang telah diatur dalam UUD 1945 perempuan yang berangkat dan pulang
Pasal 27 ayat 1, yaitu “tiap-tiap warga bekerja antara pukul 23.00 sampai denga
negara berhak atas pekerjaan dan pukul 05.00. Dari ketentuan di atas terlihat
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan masih banyak kenyataannya banyak
tanpa terkecuali”. kemudian juga perusahaan-perusahaan yang
ditindaklanjuti denganh Undang-undang No. mempekerjakan pekerja/buruh melebihi
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, ketentuan tersebut.
yaitu Kesamaan hak tenaga kerja dapat
dilihat dari beberpa bentuk seperti: 2. Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
a. Ketentuan Jam Kerja
b. Waktu Kerja dan Jam Istirahat Perlindungan pemerintah terhadap tenaga
c. Cuti Tahunan kerja wanita terlihat melalui ketentuan
d. Jaminan Keselamatan dan Kesehatan mengenai adanya batasan jam kerja yang
kerja. diatur dalam Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Ketanagakerjaan yaitu pasal 77
1. Ketentuan Jam Kerja ayat ( 2) menjelaskan waktu kerja tenaga
kerja wanita sebagaimana yang di maksud
Pengertian tentang ketentuan jam kerja meliputi :
adalah; suatu ketentuan waktu yang telah a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat
dibakukan dan ditetapkan oleh organisasi puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6
atau perusaahan tertentu dengan (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu,
memperhatikan kepada kesepakatan dari atau
yang telah dibuat oleh kedua belah pihak, b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40
yaitu antara pihak yang memperkerjakan (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk
tenaga kerja dengan pihak yang 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
diperkerjakan yakni unsur tenaga kerja itu minggu.
sendiri. Dari penjelasan pasal 77 di atas dapat
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 terlihat bahwa perusahaan boleh
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pada mempekerjakan pekerja/buruh dalam satu
Pasal 76 ayat (1) telah menjelaskan bahwa; “ hari hanya 7-8 jam, boleh mempekerjakan
Pekerja/buruh perempuan yang berumur pekerja/buruh melebihi waktu kerja asal
kurang dari 18 (delapan belas) tahun memenuhi syarat sebagai berikut ;
dilarang untuk dipekerjakan antara pukul Pertama, harus ada persetujuan
23.00 sampai dengan pukul 07.00 WIB”. Ini pekerja/buruh yang bersangkutan.
berarti durasi waktu kerja bagi tenaga kerja Kedua, perusahaan yang mempekerjakan
perempuan yang berumur 14-18 tahun di pekerja/buruh melebihi waktu kerja maka
batasi untuk tidak boleh bekerja melebihi wajib untuk membayar upah lembur dan
dari pukul 23.00. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan
Dalam Pasal 76 ayat (3) Undang-Undang paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1(satu)
Ketenagakerjaan dijelaskan, bahwa hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu)
“Pengusaha yang mempekerjakan minggu. Ketentuan jam lembur ini di
pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00

249
Sri Maulidiah PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 242-251(2015)

jelaskan dalam UU No.13 tahun 2003 Pasal kepada pemerintah daerah untuk
78 ayat 1 dan 2. melaksanakan pengawasan terhadap
penggunaan tenaga kerja oleh perusahaan-
3. Pengaturan Istirahat/ Cuti Tahunan. perusahaan di daerah, hal ini dilaksanakan
oleh Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Daerah
Pengusaha wajib memberikan waktu Kota/Kabupaten.
istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh, hal Pemerintah Kota juga telah memberikan
ini sesuai penjelasan UU No.13 tahun 2003 sanksi terhadap perusahaan-perusahaan yang
yaitu Pasal 79 ayat 1. Sedangkan waktu tidak memberikan hak-hak dari tenaga kerja
istirahat dan cuti yang harus diberikan oleh wanita ini serta perusahaan-perusahaan yang
perusahaan kepada pekerja/buruh menurut tidak memperhatikan prosedur dan
Pasal 79 ayat 2 sebagai beikut; pertama, persyaratan dalam penggunaan tenaga kerja
istirahat antara jam kerja, sekurang- wanita seperti menggunakan tenaga kerja
kurangnya setengah jam setelah bekerja wanita di malam hari.
selama 4 (empat) jam terus menerus dan Pemerintah Kota Pekanbaru juga telah
waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam memberikan sosialisasi dalam bentuk
kerja; Kedua, istirahat mingguan 1 (satu) penyuluhan-penyuluhan terhadap tenaga
hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) kerja wanita dan perusahaan-perusahaan
minggu atau 2 ( dua) hari untuk 5 (lima) hari yang menggunakan tenaga kerja wanita
kerja dalam 1(satu) minggu; Ketiga, cuti tentang Undang-Undang Nomor 13 Tahun
tahunan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) 2003 tentang Ketenagakerjaan, sehingga
hari kerja setelah pekerja/buruh yang diharapkan semua komponen yang terkait
bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) dengan penggunaan tenaga kerja wanita ini
bulan secara terus menerus; Keempat, akan dapat mengetahui dan lebih memahami
istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 tentang substansi dari Undang-Undang
(dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun Ketenagakerjaan sebagai wujud nyata dari
ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 perlindungan pemerintah terhadap tenaga
(satu) bagi pekerja/buruh yang telah bekerja kerja wanita. Sehingga hak-hak dari tenaga
selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus kerja wanita akan dapat terlindungi dan
pada perusahaan yang sama pada ketentuan masalah-masalah yang terkait dengan tenaga
pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas kerja wanita ini akan dapat diminimalkan.
istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun
berjalan dan selanjutnya berlaku untuk
setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun. PENUTUP
Berdasarkan pasal-pasal tersebut di atas,
telah menunjukkan bagaimana upaya Kesimpulan
pemerintah, khususnya pemerintah kota
dalam melakukan perlindungan terhadap Berdasarkan hasil uraian dan analisis
tenaga kerja, salah satu upaya pemerintah tentang perlindungan pemerintah terhadap
adalah dengan menerbitkan Undang-Undang tenaga kerja wanita maka dapat diambil
Tentang Ketenagakerjaan. beberapa kesimpulan, yakni;
a. Masihnya banyak tenaga kerja wanita
4. Pengawasan Pemerintah Terhadap yang dipekerjakan oleh perusahaan-
Penggunaan Tenaga Kerja Wanita. perusahaan.
b. Perlindungan pemerintah terhadap tenaga
Melalui Undang-Undang Nomor 13 kerja wanita adalah melalui Undang-
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang tentang ketenagakerjaan.
pemerintah telah diberikan amanah untuk c. Perlindungan pemerintah yang dilakukan
mengawasi penggunaan tenaga kerja wanita terhadap tenaga kerja wanita adalah dari
di perusahaan-perusahaa atau unit-unit usaha sisi Pengawasan terhadap pelaksanaan
lainnya. Dalam hal pengawasan ini Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
pemerintah memberikan kewenangan tentang Ketenagakerjaan, pemberian

250
Sri Maulidiah PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 242-251(2015)

sanksi terhadap perusahaan yang DAFTAR PUSTAKA


melanggar ketentuan dari Undang-
Undang Ketenagakerjaa dalam Karta Sapoetra, G. Dan Rience Indra
penggunaan tenaga kerja wanita, serta Ningsih. Pokok-pokok Hukun
melakukan sosialisasi dalam bentuk Perburuhan. Cet.I. Armiko.
penyuluhan kepada seluruh komponen Bandung.1982.
yang terkait dengan penggunaan tenaga
kerja wanita ini. Sumardi, Nyoman, 2010, Sosiologi
d. Dalam hal mendapatkan pekerjaan hak Pemerintahan, Dari Perspektif
antara tenaga kerja laki-laki dengan Pelayanan, Pemberdayaan, Interaksi,
tenaga kerja perempuan adalah sama. dan Sistem Kepemimpinan
Pemerintahan di Indonesia, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Saran
Winahyu Erwiningsih. Masalah-masalah
Berdasarkan uraian dan analsis di atas, Tenaga Kerja di Sektor Informal Dan
maka dapat direkomendasikan beberapa Perlindungan Hukumnya . Jurnal
saran, diantaranya adalah; Hukum, Vol. 1. No. 3, PSH Hukum UII
a. Disarankan kepada pemerintah, Yogyakarta. 1995.
khususnya pemerintah daerah untuk
dapat menerapkan Undang-Undang Tjiptoherijanto, P., 1997, Sumber Daya
Tenaga Kerja sebagai mana mestinya. Manusia, Kesempatan kerja, dan
b. Disarankan kepada pemerintah daerah Pembangunan Ekonomi, LPFE-UI,
untuk memberikan sanksi yang tegas Jakarta.
bagi perusahaan yang melanggar
Peratiuran perundang-undangan, terkait _______________, 1999, Keseimbangan
dengan penggunaan tenaga kerja wanita. Penduduk, Sumber Daya Manusia, dan
c. Disarankan kepada perusahaan untuk Pembangunan Daerah, Pustaka Sinar
mentaati substansi dari Undang-Undang Harapan.
Ketenagakerjaan khususnya penggunaan
tenaga kerja wanita. Todaro, M.P. dan J.Stilkind, 1980, Dilema
Urbanisasi di dalam C. Maning dan
T.N.Effendi, Urbanisasi, Pengangguran,
dan Sektor Informal di Kota, Jakarta.

Todaro, M.P., 1998, Pembangunan Ekonomi


di Dunia Ketiga, Edisi Keenam, Alih
Bahasa Haris Munandar, Erlangga,
Jakarta.

Sumber Bacaan Lainnya.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003


Tentang Ketenagakerjaan.

Pekanbaru dalam Angka 2014

http://www.bps.go.id/aboutus.php?sp=1.
2014

251

You might also like