You are on page 1of 3
Solusi sendiri. Atau dengan kata fain, pihak-pihak yang berkonflik fidak menggantungkan keputusan mereka pada pihak ketiga Dengan demikian, di masa mendatang para pihak telah memiliki Kemampuan dan kematangan dalam mengefola kontlik. Mediasi juga memiliki keterbatasan, yaitu waktu yang dibutuhkan febih Panjang dan kesabaran semua pitak. Daftar Pustaka: Ruth-Heffelbower, Duane. (2000.) Pemberdayaan untuk Rekonsiliasi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 98. Pertemuan 12 Tema + MENULIS JURNAL, Materi + Menulis Jurnal sebagai Sarana untuk Berlatih Spiritualitas Perdamaian Tujuan: (- Mahasiswa mengenali kegiatan menulis jural sebagai suatu cara memulihkan, merawat, dan mengembangkan spiritualitas perdamaian, 2. Mahasiswa dapat berlatih menulis jumal Pokok Bahasan: 1. Pengertian Penulisan Jurnal, 2. Cara-cara Menulis Jurnal, Metade: 1. Ceramat, 2. Semi Lokakarya. Langkah Kerja; |. Pengajar memandu saat hening untuk meditasi atow berdoa menurut keyakinan atau agama masing-masing. 2. Pengajarmenjelaskan tujuan perkuliahan 3. Pengajarmemberikan panduan dan contoh jumal. 99 4, Pengajar meminta mahasiswa secara pribadi melakukan latihan menulis jurnal satu halanvan, 5. Pengajar meminta mahasiswa berbagi cerita jurnal pribadi di dalam kelompok kecil yang dipilih sendiri, 6. Pengajar meminta wakil kelompok menyajikan jumnal pribadi dari basil sharing. 7. Pengajar memberi pokok-pokok pembelajaran. Waktu: 150 menit Alat: 1. Lep, Kertas buram. 3. Alat tuli Bacaan: itualitas Menulis Jurnal sebagai Sarana Latihan Spi Perdamaian” Kehbidupan manusia di tengah-tengah dunia yang setalu dihadapkan pada berbagai konflik, bahkan seringkali konflik kekerasan, dapat_mengganggu kedamaian di dalam diri seseorang. DDikutip dari Pratomo Nugroho Soetrana. “Journaling sebagai suaty Sarana untuk Metnulihkan, Merawat dan Mengembangkan Spiritualitas Perdamaian” dalam Permata, Alviani (ed), 2011, Memulihkan, Merawat dan Mengembangkan Roh Perdamaian”, Yogyakarta: PSPP UKDW dan DWUP 100 Hal ini menyangkut ketahanan spiritualitas perdamaian,’® Hal itu terjadi juga pada para aktivis perdamaian yang sering mengalami kejenuhan atau bahkan kelelahan berbelas-kasih (compassion fatique)”, Adakalanya perjuangan para aktivis itu menjadi sekadar Social activism, yakni sekadar Kegiatan kemasyarakatan yang ‘mekanistik, tanpa dasar dan kedalaman rohani. Hal terakhir ini terjadi apabila para penggiat perdamaian dan lembaganya, satu dengan yang lain, telab tergelincir ke dalam persaingan katah atau ‘menang untuk lebih pada mendapatkan nama, popularitas, proyek atau uang. Kegiatan-kegiatan mulia dimungkinkan untuk Kehilangan spirit atau coh kedamaian, makna hidup di dalam Perdamaian, atau pun kehilangan innerpeace, innermovement. Atay dengan kata lain, kegiatan semacam itu disebut sebagai perdamaian tanpa spiritualitas perdamaian, Dengan demikian, diperlukan adanya keseimbangan antara aksi dan kontemplasi atau permenungan yang mendalam. Menjaya, ater merawat, bahkan mungkin memulihkan keutuhan kewarasan diri (wholistic wellbeing), adatah suatu tindakan yang perlu dilakukan para pembangun perdamaian sejalan dengan perjuangannya ke Ivar pirituaitas Perdamaian yang dimaksud adalah upaya membangun perdamaian dengan melandaskan pada spirituattas keyakinan agama tertentu, spiritualitas anteriman, dan spiitualitas tanpa tuhan, Ceeoasin Fatique Webi sering terjadi pada mereka yang kegiatannya atau fesinya sebagai pemberi pertolongan (pendamping, caregivers) kepada frang-orang yang menjadi korban, misalaya, para pekerjaan sosial, guru, dosen, dokter, perawat, pendeta, psikolog , atau relawan. 101 dirinya untuk — membangun —_perdamaian —_(outerpeace, outermovement). Untuk itu, salah satu sarana_-merawat, memulihkan dan mengembangkan spiritualitas perdamaian adalah metatui tatiban rohani (spiritual discipline) berupa Journaling. Kegiatan menulis jumal adalah suatu kegiatan berupa menulis atau membuat catatan tentang perasaan dan pikiran dari suatu peristiwa, yang salah satu bentuknya berupa catatan harian (diary).Istilah tain dari menulis jurnal adalah /og, atau di dalam media internet dikenal dengan biog, dan notes di jejaring sosial Facebook. Materi untuk penulisan jurnal dapat bersumber dari segala sesuatu, ato apa pun yang terbersit di datarn pemikiran dan menyentuh hati atau perasaan pada saat seseorang mengalami suatu peristiwa, Adanya gagasan, ilham, pergumulan batin atau rohani kita atas peristiwa yang dialami, dilihat, didengar, dibaui, atau disentuh di dalam kehidupan pada saat ini atau pada masa lalu atau pelacakan ke belakang. Hal-hal yang memunculkan dialog batin dengan diri sendiri, atau sesuatu hal yang dikonfrontasikan dengan hati-nurani, Kegiatan menulis jurnal _memungkinkan adanya proses refleksi dan introspeksi. Dari kegiatan itu dapat ditemukan suatu makna kehidupan yang memperteguh motivasi luhurdalam kita bertindak. Dengan menulis jurnal, khususnya jumal spiritual, diharapkan dapat ~memulibkan keutuhan. tatarelasional diri, yakni relasi dengan diri sendiri, dengan sesama, 102 dengan alam-semesta, dan cerutama dengan Tuhan, Sang Sumber Spirit, Dengan demikian, kegiatan menulis jumal dapat membantu seseorang untuk berdamai dengan dirinya sendiri, dengan sesama, sebelum lebih lanjut membangun perdamaian bagi komunitas. Dalam menulisjurnal tidak diperlukan aturan-aturan yang baku, kecuali panduan sederhana dan latihan, Oleh karena setiap orang adalah pribadi yang unik, maka model-model jurnal dapat dikembangkan sesuai keunikan dan kreotivitas pribadinya. Sebagian jurnal dapat dipilih dan dibagikan kepada orang Jain dalam bentuk artikel koran, blog, atau notes Facebook. Dengan berbagi melalui media massa, diharapkan sebuah jurnal dapat menjadi salah satu sarana membangun perdamaian, Daftar Pustaka Soetrana, Pratomo Nugroho. (2011). “Journaling sebagai suatu ‘Sarana uatuk Memulihkan, Merawat, dan Mengembangkan Spiritualitas Perdamaian“ dalam Permata, Alviani (ed.). Memulihkan, Merawat, dan Mengembangkan Roh Perdamaian, Yogyakarta: Pusat Studj dan Pengembangan Perdamaian dan DWUP-UKDW. 103

You might also like