57

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Modul Penggunaan Obat Rasional. Jakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ; 2011a
2. WHO, Guidelines for ATC Classifications and DDD Assignment 2011 13th edition ; 2011
http://www.whocc.no (diakses tanggal 20 Desember 2018).
3. Tjay, TH., & Rahardja, K., Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek
Sampingnya, Edisi keenam, Cetakan Pertama, 65, Penerbit P.T Elex Media Komputindo
Kelompok Kompas Gramedia, Jakarta ; 2007
4. Brahma Marak and Wahlang. Rational Use of Drug and Irrational Drug Combination.
The Internet Journal of Pharmacology, 10 ; 2012
5. Nouwen, JL., Controlling Antibiotics Use and Resistance, Clinical Infectious Disease,
42 ; 2006.p. 776-777.
6. Coyle, EA., & Prince, RA., Urinary Tract Infections and Prostatitis, in Dipiro JT., et al,
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 7th Edition, The Mc Graw-Hill Medical
Inc, New York ; 2008.
7. Hadi, U., Resistensi Antibiotika, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta ; 2006.
8. Jankgnet, R., Lashof, AO., ‘Gould, I.M., & Vander Meer, J.W.M., 2000, Antibiotics Use
in Dutch Hospital. Journal of Antimicfrobial Chemotherapy, 45 ; 1991-1996.p.251-256.
9. Birkett, DJ., The Future of ATC/DDD and Drug Utilization Research, WHO Drug
Information, (16) 3 ; 2002.p. 238-239.
10. Bergman, U., Risinggard, H., Palcevski, VV., & Ericson, O., Use of Antibiotics at
Hospitals in Stockholm: a Benchmarking Project Using Internet, Pharmacoepidemiology
Safety, 13 ; 2004.p. 465-471.
11. Utami, ER. Antibiotics, resistensi, dan rasionalitas terapi ; 2002.p.124-138.
12. Kim, Youngsoo and Hol, Wim GJ. Structure of Cephalosporin Acylase in Complex with
Glutaryl-7-aminocephalosporanic acid and Glutarate : Insight into the Basis of Its
Substrate Specificity. Chemistry & Biology. Vol 8 No: 12, November 2001, 1253-1264.
13. Gunawan, Sulistia G., Rianto, S., Nafrialdi, E. Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ;
2009.
 58

14. Nasroudin, Penyakit Infeksi di Indonesia, Airlangga University press, Surabaya ; 2007.p.
121-125
15. Harmita dan Radji, M., Kepekaan Terhadap Antibiotika. Dalam : Buku Ajar Analisis
Hayati, Eds. 3. EGC. Jakarta ; 2008.p. 1-5.
16. Neal, MJ. At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.;
2006. p. 85.
17. Stringer, JL. Basic Concepts in Pharmacology. New York : McGraw Hill ; 2006.
18. Kee JL. Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostik. Ed 6. Jakarta : EGC. 2007.
19. Tripathi, K.D., Essentials of Medical Pharmacology. India: Kash production ; 2009.p.
231-246.
20. Whitten, T., & Gaon, D. Principles of Antimicrobial Therapy. Veterinary Clinics of North
America: Small Animal Practice, 28(2) ; 1998.p.197-213.
https://doi.org/10.1016/SO195-5616(98)82001-9 (diakses tanggal 28 Desember 2018).
21. Darmansjah I. Penggunaan Antibiotika pada Pasien Anak, Majalah Kedokteran
Indonesia, 58 (10) ; 2008.p.368-369. WHO Collaborating Centre for Drug Statistics
Methodology. World Health Organization ; 2014.
22. WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology. World Health Organization,
; 2014.
23. Azhali MS. Pengelolaan demam tifoid. Dalam : Naskah Lengkap symposium Kongres
National Ilmu Kesehatan Anak X. KONIKA, Bukit tinggi ; 1996.p.75-84.
24. Petri W.Jr., Sulfonamides, Trimethoprim-Sulfamethoxazole, Quinolones and Agents for
Urinary Tract Infections. In: Goodman AG, Hardman, Limbird LE (editor). McGaw Hill ;
2001.p.1176-1177.
25. Purwitanto P, D atau EA, Nugroho A, The Effect of Lumbricusrubellus in treatment of
patient with typhoid fever, J Indon Med Assoc 63 ; 2013.p.58-62.
26. Rampengan, N.H. Antibiotik Terapi Demam Tifoid Tanpa Komplikasi pada Anak. Bagian
Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSU Prof.
Dr.R.D.Kandou, Manado. Sari Pediatri ; 2013.p. 14(5):271-276.
27. WHO Background Document : The Diagnosis, Treatment and Preventation of Thypoid
Fever. World Health Organization ; 2003.p. 9-24.
 59

28. Crueger, W. dan Crueger, A., Biotechnology : A Textbook of Industrial Microbiology,

Brock, T. D. (trans), Science Tech, Inc., Madison ; 1984.p.54-55.
29. Dewick, P. M., Medical Natural Product, A Biosynthesis Approach, John Willey and
Sons, UK ; 1999.
30. Manitto, P., Biosynthesis of Natural Product, Sames, P. G. (trans), Ellis Horwood limited,
New York, Chichester, Brisbane, Toronto ; 1981.
31. Charles JP. Siregar., Lia Amalia. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta ; 2004.
32. Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta : Gaung Persada Press ;
2008.
33. Istiantoro, Yati H dan Vincent H. SG. Penisilin, Sefalosporin dan antibiotika beta laktam
lainnya. Dalam : Ganiswara, Sulistia G. (ed). Farmakologi dan Terapi. Edisi-5. Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta ; 2007.p. 664-693.
34. Katzung, B.G., Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi I, Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga ; 2004.
35. Hassan, W. E : Hospital pharmacy, 5th ed., Lea and Febiger ; 1986.p. 35-50.
36. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2406/MenKes/Per/XII/2011. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia ; 2011b.
37. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Panduan Hari Kesehatan Sedunia,
Keputusan Menteri Kesehatan Tentang Standart Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Nomor 1197/MenKes/SK/X/2004 ; 2011c.
38. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
di Rumah Sakit, PerMenKes RI No.8 ; 2015.