Professional Documents
Culture Documents
89-Article Text-107-2-10-20140301 PDF
89-Article Text-107-2-10-20140301 PDF
Abstract
Fisheries resources are spread across the territory of Indonesia, if not
managed sustainably will become extinct. The efforts made by the
government, is to make regulation that establishes a territory become a
conservation area/protected. The purpose of this study is to assess the
conservation regulations contained in the UU No. 27/2007, PP No.
60/2007, and UU No. 45/2009. Analysis of study is conducted
qualitatively using normative juridical approach, through by desk study.
The result shows that the terminology of conservation according to the
those regulations, can not provide sufficient understanding of the term
conservation; the role of local government and indigenous/local, is still
not transparent governance in the field governed, as well as the
distribution of rights over the territory that has been used as a
conservation area. Improving the conservation management of marine
and fisheries regulation can be done by reflecting the planning and good,
community empowerment, collaborative institutional, policy and fair
regulations, and improving the quality of human resources. UU No.
27/2007, PP No. 60/2007, and UU No. 45/2009, need to be revised in
order to build sustainable conservation areas and create justice.
1
Naskah diterima: 28 Februari 2012, revisi: 27 Juni 2012
laut lain; melindungi habitat biota laut; sumber daya dan sistem ekologi
serta melindungi situs budaya lingkungan. Pembentukan kawasan
tradisional. konservasi, mutlak diperlukan dalam
mengoptimalkan pemanfaatan sumber
Penataan Ruang Wilayah Konservasi daya yang terkandung di wilayah
Penataan ruang pengelolaan kawasan tersebut. Lingkup pengaturan
P3K melalui UU No. 27/2007, tata ruang konservasi dalam UU No.
mempunyai tujuan untuk melindungi 27/2007, dapat dilihat pada Tabel 1.
Pesisir Ruang lautan yang masih dipengaruhi oleh kegiatan di daratan dan ruang
daratan yang masih terasa pengaruh lautnya
Pulau-pulau Perairan sekitar pulau kecil yang merupakan satu kesatuan dan
kecil mempunyai potensi cukup besar, yang pemanfaatannya berbasis sumber
daya, lingkungan, dan masyarakat
Sumber: UU No. 27/2007
Konservasi oleh pemerintah - Perairan laut di luar 12 mil laut, yang diukur dari garis pantai ke
arah laut lepas dan/atau ke arah perairan pulau
- Perairan yang berada dalam wilayah kewenangan pengelolaan lintas
provinsi atau perairan yang memiliki karakteristik tertentu
Konservasi oleh pemerintah - Perairan laut paling jauh 12 mil laut, yang diukur dari garis pantai
provinsi ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan pulau
- Kawasan konservasi perairan yang berada dalam wilayah
kewenangan pengelolaan lintas kabupaten/kota
Konservasi oleh pemerintah - Perairan laut 1/3 dari wilayah kewenangan pengelolaan provinsi
kabupaten/kota - Perairan payau dan/atau perairan tawar yang berada dalam wilayah
kewenangannya
Sumber: PP No. 60/2007
menimbulkan penafsiran bahwa 20, 21, dan 33, Ayat (3) UUD '45, serta
masyarakat adat bisa dilibatkan memperbaiki kekurangan atas UU
mengelola kawasan konservasi, dan 31/2004, tentang Perikanan.
juga bisa tidak dilibatkan. PP No. Pencantuman ketiga pasal pada bagian
60/2007, secara tidak langsung dapat komparisi ”mengingat”, mempunyai
dikatakan menutup keikutsertaan maksud agar UU ini tetap pada koridor
masyarakat adat dalam mengelola kewenangannya, sehingga seluruh
kawasan konservasi. Pemanfaatan syarat dan ketentuan yang diatur di
yang diatur di dalam PP No. 60/2007, dalamnya mendukung tujuan yang
tidak sedikitpun membahas mengenai ingin dicapai. Menurut Siombo (2008),
hak masyarakat adat. Penggunaan kata salah satu pertimbangan dibentuknya
“orang atau masyarakat” pada materi UU yang mengatur perikanan, adalah
PP No. 60/2007, dapat ditafsirkan bahwa pegelolaan sumber daya ikan
bahwa pemanfaatan kawasan perlu dilakukan sebaik-baiknya
konservasi bisa dilakukan oleh semua berdasarkan keadilan dan pemerataan
orang atau seluruh masyarakat yang dalam pemanfaatannya. UU No.
tinggal di wilayah Indonesia. 45/2009, menekankan kepada
Penekanan ketentuan izin bagi setiap perluasan kesempatan kerja dan
orang untuk memanfaatkan sumber peningkatan taraf hidup nelayan,
daya pada kawasan konservasi menurut pembudidaya ikan, para pihak yang
PP No. 60/2007, tidak relevan terkait dengan kegiatan perikanan,
diperuntukkan bagi masyarakat adat serta pembinaan kelestarian sumber
yang memang sudah jelas memiliki hak daya ikan dan lingkungannya.
atas wilayah tersebut. Materi ketentuan UU No.
Pemberian izin pemanfaatan 45/2009, mensyaratkan pemerintah
o l e h m e n t e r i , g u b e r n u r, d a n menjaga ketersediaan sumber daya
bupati/pejabat yang ditunjuk sesuai ikan dan berkewajiban meningkatkan
kewenangannya, menunjukkan kesejahteraan masyarakat nelayan.
kompleksitas budaya birokrasi Lahirnya UU No. 45/2009 merupakan
Indonesia yang berbiaya mahal. bentuk revisi atas UU No. 31/2004,
Diterbitkannya PP ini, justru yang mengatur sektor perikanan. Masa
memperlihatkan keinginan pemerintah berlaku UU No. 31/2004 yang relatif
untuk memberikan peluang pengusaha pendek, memberikan penafsiran bahwa
dengan modal besar, guna mendapat UU ini tidak mampu menjangkau
manfaat atas kawasan konservasi yang permasalahan perikanan secara
ditetapkan. PP ini juga menonjolkan holistik, sehingga perlu cepat
mengenai kegiatan pemanfaatan untuk dilakukan perubahan. Menurut Ann
wisata, sedangkan kegiatan yang dan Robert Seidmen dalam Siombo
dilakukan oleh masyarakat adat tidak (2008), terkadang perancangan
diatur. kebijakan publik serta pemberlakuan
UU hanya untuk tujuan simbolis, tanpa
3. P e n g a t u r a n K o n s e r v a s i berusaha memikirkan bagaimana
Berdasarkan UU No. 45/2009 pelaksanaannya kelak dan persoalan
Lahirnya UU No. 45/2009, yang akan muncul di kemudian hari.
dilatarbelakangi oleh ketentuan Pasal
Konservasi wilayah P3K: upaya Konservasi sumber daya ikan: Konservasi sumber daya ikan:
perlindungan, pelestarian, dan upaya perlindungan, pelestarian upaya perlindungan, pelestarian
pemanfaatan wilayah pesisir dan dan pemanfaatan sumber daya dan pemanfaatan sumber daya
pulau-pulau kecil serta ikan, termasuk ekosistem, jenis, ikan, termasuk ekosistem, jenis,
ekosistemnya untuk menjamin dan genetik untuk menjamin dan genetik untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan keberadaan, ketersediaan, dan keberadaan, ketersediaan, dan
kesinambungan sumber daya kesinambungannya dengan tetap kesinambungannya dengan tetap
pesisir dan pulau-pulau kecil memelihara dan meningkatkan memelihara dan meningkatkan
dengan tetap memelihara dan kualitas nilai dan keanekaragaman kualitas nilai dan keanekaragaman
meningkatkan kualitas nilai dan sumber daya ikan sumber daya ikan
keanekaragamannya
Sumber: UU No. 27/2007, PP No. 60/2007, dan UU No. 45/2009
Ketiga terminologi pada Tabel 4, telah kesuburan tanah, bisa juga berfungsi
menjadikan keberadaan wilayah sebagai habitat bagi sumber daya ikan,
konservasi dalam program demikian juga sebaliknya. Sistem
pembangunan wilayah kelautan dan klasifikasi kawasan konservasi
perikanan menjadi penting, sebagai menurut ketiga peraturan tersebut,
penunjang kehidupan masyarakat secara umum kurang mangakomodir
secara menyeluruh dan berkelanjutan. permasalahan terhadap fungsi serta
Konteks terminologi konservasi tujuan tersebut. Pengertian yang
berdasarkan UU No. 27/2007, PP No. dikemukakan ketiga peraturan
60/2007, serta UU No. 45/2009, tersebut, belum dapat memberikan
menunjukkan adanya kesamaan tata kejelasan pemahaman konservasi yang
bahasa, terutama pada PP No. 60/2007 digunakan untuk menamakan kategori
dan UU No. 45/2009. maupun tujuannya, serta
Perbedaan fundamental menggambarkan arti konservasi yang
dengan UU No. 27/2007, terlihat dalam tepat secara bahasa dan ekologi.
objek yang diaturnya saja, yaitu
wilayah P3K. Kemiripan pengertian Peran Masyarakat Adat/Lokal dalam
tersebut, bisa menyebabkan kesulitan Pengelolaan Wilayah Konservasi
untuk membedakan maupun Masyarakat lokal berbasis
memahami maksudnya. Kesulitan sejarah, menunjukkan bahwa
memberikan definisi konservasi, lebih penguasaan mereka atas kawasan telah
dikarenakan secara alami setiap mengaplikasikan sistem pengelolaan
kategori kawasan konservasi pada dan tatanan konservasi sendiri. Bukti
dasarnya memiliki banyak fungsi dan atas tatanan tersebut, terlihat dalam
tujuan. Sebagai contoh, suatu wilayah sejumlah aturan dan praktek lokal yang
yang memiliki fungsi pokok sebagai masih ditaati. Konservasi berbasis
pengatur tata air dan pemelihara masyarakat, dapat dikatakan sebagai