Professional Documents
Culture Documents
Abstract. One of the daily living skills that is less acquired by the intellectually disabled
children is dressing skill. Mother of the intellectually disabled children very often assist
them to put on their dresses. Their mothers are often reluctant to train them to put on their
attires appropriately by themselves due to the lack of information on the ways to train
appropriate dressing. The objective of this study was to validate guide book AMAN (Anak
MAndiri berpakaiaN), which was aimed to be used by mothers to train the self dressing skill
to their intellectually disabled children. The validating process of the book was done by
applying content validity test by involving 7 expert panelists who scored the contents of the
guide book. The implementation of this guide book was studied using quasi experiment
method with one group pretest-posttest design involving 15 subjects. The findings indicated
that the guide book AMAN has a significant content validity with V values ranging from
0.71 to 0.91 on each aspect of its content. The guide book AMAN potentially increased the
parents’ knowledge in training dressing skills to intellectually disabled children with z value
of -3.205 (p < 0.05).
Keywords: daily living skills; dressing skills; guide book AMAN; intellectual disability;
parents
Abstrak. Salah satu keterampilan bina diri yang kurang dikuasai oleh anak tunagrahita
yaitu keterampilan berpakaian. Ibu kerap enggan memberikan pengajaran pada anak untuk
berpakaian secara mandiri dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan mengenai
cara mengajarkan berpakaian yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi buku
panduan AMAN (Anak MAndiri berpakaiaN) yang dapat digunakan oleh ibu untuk
mengajarkan keterampilan berpakaian pada anak tunagrahita. Proses validasi buku
panduan ini melalui pengujian validitas isi dengan melibatkan 7 panel ahli yang
memberikan penilaian pada isi buku panduan. Implementasi dari buku panduan
menggunakan metode eksperimen kuasi dengan one group pretest-posttest design yang
melibatkan 15 subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku panduan AMAN
memiliki validitas isi yang baik dengan nilai V berkisar antara 0,71-0,91 pada setiap bagian
materinya. Buku panduan AMAN dapat meningkatkan pengetahuan orang tua
mengajarkan keterampilan berpakaian pada anak tunagrahita dengan nilai z = -3,205 (p <
0,05).
Kata kunci: buku panduan “AMAN”; keterampilan bina diri; keterampilan berpakaian;
orang tua; tunagrahita
kurang dari 70, serta terdapat kekurangan bina diri dapat dikembangkan pada anak
fungsi adaptif dalam minimal dua serta tunagrahita sedang. Melalui pengem-
terjadi sebelum usia 18 tahun (American bangan keterampilan bina diri diharapkan
Psychological Association (APA), 2000). mereka dapat lebih mandiri dalam
Tunagrahita diklasifikasikan ke dalam memenuhi kebutuhan personalnya sehari-
empat kategori yaitu tunagrahita ringan hari (Duffy, 2007; Pierangelo & Giuliani,
(mild); dengan rentang IQ berkisar antara 2007; Mangunsong, 2009; Hallahan et al.,
50-55 hingga maksimal 70. Kemudian 2012).
tunagrahita sedang (moderate) dimana Keterampilan bina diri merupakan
rentang IQ berkisar antara 35-40 hingga keterampilan yang biasanya dimiliki oleh
50-55. Tunagrahita berat (severe), dimana individu sehingga ia dapat berfungsi
IQ berkisar antara 20-25 hingga 35-40. Dan secara mandiri di lingkungan sehari-hari.
yang terakhir yaitu tunagrahita sangat Umumnya, keterampilan ini mudah
berat/ parah (profound), dimana IQ untuk diaplikasikan dan dipelajari melalui
berkisar di bawah level 20-25 pengalaman hidup pada anak-anak.
(Mangunsong, 2009; APA, 2000; Hallahan, Namun, berbeda dengan anak ber-
Kauffman & Pullen, 2012). kebutuhan khusus yang memerlukan
Data dari Direktorat Bina Kesehatan strategi pengajaran khusus untuk
Anak (Badan Penelitian dan menguasai keterampilan ini (LaRue,
Pengembangan Kesehatan, 2010) Manente, Dashow & Sloman, 2016).
menyatakan bahwa prevalensi Keterampilan bina diri dibutuhkan untuk
tunagrahita di Indonesia diperkirakan menjalankan kegiatan dalam kehidupan
sekitar 6,6 juta jiwa. Kementerian sehari-hari. Penguasaan dari keterampilan
Pendidikan dan Kebudayaan Republik tersebut dibutuhkan agar anak dapat
Indonesia pada tahun 2009 juga menyesuaikan diri dan berinteraksi
menyatakan bahwa terdapat 4.253 orang dengan lingkungan di sekitarnya.
siswa tunagrahita yang terdaftar di Beberapa contoh dari keterampilan bina
Sekolah Luar Biasa di Indonesia. Menurut diri dasar tersebut adalah berpakaian
data yang didapatkan oleh Badan (dressing), makan dan mempersiapkan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan makanan (eating), toilet training, mandi
(2010) menyatakan bahwa prevalensi anak (bathing), hygiene termasuk menggosok
tunagrahita yang berumur 24-59 di gigi (brushing) dan merias diri (grooming)
Indonesia berkisar 0,14%, di mana jumlah (Kementerian Pendidikan dan
ini termasuk kepada tiga jenis disabilitas Kebudayaan, 2006; Heward, 2006; Detrich
yang memiliki persentase terbesar di & Highbee, 2010; Hallahan et al., 2012;
wilayah Indonesia. Ruteere, 2013; Ruteere, Mutia, Mwona &
Berdasarkan klasifikasi tersebut, Runo, 2015).
maka salah satu kategori dari tunagrahita Berdasarkan studi pendahuluan
yang masih memerlukan banyak yang telah dilaksanakan di enam Sekolah
pengembangan khususnya pada perilaku Luar Biasa (SLB) C/ C1 (November 2016-
adaptif pada aspek keterampilan bina diri April 2017) didapatkan bahwa salah satu
adalah anak tunagrahita sedang. Anak keterampilan bina diri yang kurang
tunagarahita sedang (moderate) akan dikuasai oleh anak tunagrahita terkait
membutuhkan dukungan secara terus dengan keterampilan berpakaian (dressing
menerus jika potensi yang dimilikinya skill). Rendahnya keterampilan berpakaian
tidak dikembangkan dengan optimal anak ini menjadi permasalahan umum
(Friend & Bursick, 2012). Keterampilan yang kerap dihadapi oleh guru dan orang
tua. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh pola perilaku yang ditunjukkan anak.
penelitian Udonwa et al. (2015) serta Dukungan atau situasi dari lingkungan ini
Kerenhappachu dan Sridevi (2014) yang hendaknya dimodifikasi sehingga
menyatakan bahwa dressing merupakan diharapkan mampu memunculkan atau
salah satu keterampilan bina diri yang meningkatkan perilaku yang diinginkan
kompleks dan kerap bermasalah saat dari anak tunagrahita (Sattler, 2002;
dilakukan oleh anak tunagrahita. McIntyre, 2008). Orang tua diharapkan
Keterampilan berpakaian (dressing skill) memahami metode atau cara khusus
merupakan keterampilan bina diri dasar untuk melatih keterampilan bina diri anak
yang rutin dilakukan dan menjadi fokus tunagrahita khususnya keterampilan
perhatian untuk diajarkan kepada anak berpakaian. Metode atau cara khusus
tunagrahita sedang (Taras & Matese, 1990; yang akan digunakan tersebut diharapkan
Narayan & Kutty, 2001; Kementerian dapat dikembangkan menjadi suatu
Pendidikan dan Kebudayaan, 2006; panduan yang dapat memudahkan
Susanti, 2013; Ruteere et al., 2015). pemakainya, misalnya pada orang tua
Berdasarkan hasil pengamatan (Narayan & Kutty, 2001; Detrich &
selama bulan Juli 2015 hingga bulan Highbee, 2010; Malone et al., 2011).
November 2016 beserta hasil wawancara Edukasi mengenai program, metode
dari studi pendahuluan yang dijalankan atau teknik pengajaran keterampilan bina
oleh peneliti, menunjukkan beberapa hal diri dapat diberikan kepada orang tua
yang menimbulkan permasalahan bagi (Watson & Uzzel, 1981; Detrich &
orang tua dalam mengajarkan Highbee, 2010). Orang tua memerlukan
keterampilan berpakaian. Salah satu informasi, pengetahuan dan pemahaman
permasalahan tersebut adalah orang tua mengenai metode yang tepat yang dapat
khususnya ibu memiliki pengetahuan digunakan oleh orang tua dalam
yang terbatas dalam mengajarkan mengajarkan anaknya keterampilan bina
keterampilan berpakaian. Hal ini dapat diri. Ketersediaan informasi bagi orang
terjadi dikarenakan minimnya informasi tua dapat memberikan beberapa manfaat
dan referensi yang ibu dapatkan. Pada seperti meningkatkan pemahaman,
akhirnya ibu enggan untuk memberikan keterampilan, harapan orang tua kepada
pengajaran sehingga menghilangkan anak, mengurangi kondisi stres dari orang
kesempatan anak untuk berpakaian secara tua dikarenakan kebingungan orang tua
mandiri. Anak akan terbiasa untuk dalam mengajarkan anaknya,
dibantu oleh lingkungan sekitarnya meningkatnya keyakinan pada ke-
(Sattler, 2002). Padahal, berdasarkan mampuan orang tua untuk mengajarkan
penelitian Cavcakytar (2007) anak (Green, 2007; Mohsin et al., 2011).
mengindikasikan bahwa keterlibatan Menurut Mottaghipour dan
orang tua tentu memiliki kontribusi yang Bickerton (2005), pemberian informasi dan
penting dalam keberfungsian anak saat pengetahuan dapat menggunakan ber-
berada di rumah. Orang tua diharapkan bagai macam media dan pendekatan,
mampu untuk mengembangkan dan misalnya melalui poster, buku, booklet,
melatih keterampilan bina diri anak leaflet, video ataupun beberapa media
tunagrahita sesuai dengan potensi yang eksplorasi lainnya. Sejalan dengan
mereka miliki (Mohsin, Khan, Doger & penelitian tersebut, Wu, Malone, Wheaton
Awan, 2011). & Tullis (2014) juga menggunakan media
Kondisi lingkungan anak berupa video yang berisikan langkah-
tunagrahita sangat berpengaruh terhadap langkah modifikasi perilaku untuk
tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan ini dengan menguji validitas isinya.
sebelum mengajarkan keterampilan Validitas isi merupakan validitas yang
berpakaian, cara dan langkah-langkah menguji relevansi isi melalui analisis
mengajarkan keterampilan berpakaian, rasional para panel ahli yang
pentingnya pemberian petunjuk (arahan) berkompeten atau para expert judgement
saat mengajarkan berpakaian, pemberian (Azwar, 2013). Peneliti kemudian akan
penghargaan (apresiasi) pada anak saat melakukan uji empirik pada buku
mengajarkan berpakaian dan tahapan panduan ini. Pada tahapan pengujian
untuk berpakaian dengan menggunakan empirik, peneliti akan melihat perbedaan
salah satu metode yang sesuai dengan pengetahuan orang tua sebelum dan
pendekatan keprilakuan yaitu dengan sesudah diberikan buku panduan AMAN.
menggunakan metode chaining. Adapun hipotesis dalam penelitian
Proses pembelajaran yang dilakukan ini yaitu buku panduan AMAN teruji
orang tua dalam memahami isi buku yaitu valid secara isi dan buku panduan AMAN
dengan menggunakan pembelajaran meningkatkan pengetahuan orang tua
mandiri (self directed learning). Proses dalam mengajarkan keterampilan
belajar mandiri merupakan suatu proses berpakaian anak tunagrahita.
dimana seorang individu berpikir sendiri,
bekerja dengan kecepatannya sendiri, Metode
memilih tujuan belajar sendiri dan
mendesai cara belajar individu tersebut Identifikasi variabel
secara sendiri pula. Proses belajar mandiri Variabel tergantung pada penelitian ini
merupakan metode belajar yang dapat yaitu pengetahuan orang tua mengajarkan
digunakan oleh orang dewasa (Knowles, keterampilan berpakaian anak tunagrahita
1975, Hiemstra, 1994; Merriam, 2001, yang didefinisikan pengetahuan orang tua
Gibson, 2002). Melalui proses belajar mengajarkan keterampilan berpakaian
mandiri, individu dapat mengembangkan pada anak tunagrahita sebagaimana
empat hal, yakni pengetahuan, diukur oleh tes pengetahuan mengajarkan
pemahaman, keterampilan dan nilai keterampilan berpakaian anak tunagrahita
(Knowles, 1975). Penelitian ini membatasi sebagaimana dikemas dalam buku
diri untuk mengembangkan pengetahuan panduan AMAN. Sedangkan variabel
dari individu sehingga salah satu metode bebas dalam penelitian ini ialah buku
mendukung adanya proses belajar panduan AMAN (Anak MAndiri
mandiri yaitu dengan membaca (Knowles, berpakaiaN) yang didefinisikan suatu
1975, Hiemstra, 1994; Merriam, 2001, buku panduan praktis yang berisikan
Gibson, 2002). Berdasarkan hal tersebut metode dan langkah-langkah mengajar-
maka proses belajar mandiri yang akan kan keterampilan berpakaian pada anak
dilakukan oleh subjek yaitu dengan tunagrahita sedang agar panduan ini
membaca buku panduan AMAN. dapat digunakan oleh orang tua.
Russell dan Johanningsmeier (1981)
menyatakan bahwa untuk dapat Subjek penelitian
mengimplementasikan sebuah bahan/ Adapun subjek penelitian ini yaitu ibu
media pembelajaran dengan aman maka yang memiliki anak tunagrahita. Kriteria
hendaknya bahan/media tersebut telah subjek penelitian dalam penelitian ini
teruji validitas dan reliabilitasnya. Sejalan adalah: a) memiliki anak tunagrahita
dengan hal tersebut, peneliti akan sedang yang mengalami keterbatasan
melakukan validasi pada buku panduan pada keterampilan bina diri berpakaian
dan mengancingkan pakaian, b) memiliki “buku harian” bagi orang tua yang
skor pengetahuan mengajarkan berisikan rangkuman materi buku
keterampilan bina diri berpakaian pada panduan AMAN yang telah dibaca
kategori sedang, c) berdomisili di Daerah subek, d) lembar evaluasi untuk
Istimewa Yogyakarta, d) tidak terlibat mengetahui tanggapan subjek penelitian
dengan pelatihan lain atau intervensi terhadap buku panduan AMAN dan
apapun, khususnya terkait keterampilan manfaat yang dirasakan subjek setelah
bina diri berpakaian, e) bersedia membaca buku panduan AMAN, e)
menjalankan rangkaian kegiatan Informed consent berupa persetujuan
penelitian yakni bersedia mengikuti subjek untuk mengikuti rangkaian
kegiatan belajar mandiri dengan membaca penelitian.
buku panduan AMAN (Anak MAndiri
berpakaiaN) sebagai panduan untuk Prosedur penelitian
mengajarkan keterampilan berpakaian, f) Prosedur penelitian yang dijalankan yaitu:
mengizinkan peneliti untuk melakukan a) pada tahap persiapan penelitian,
observasi, pencatatan dan perekaman peneliti melakukan studi pendahuluan,
selama kegiatan penelitian, g) memiliki penyusunan proposal penelitian,
tingkat pendidikan minimal lulusan perizinan penelitian baik ke lembaga
SMA/SMK. Screening subjek dilakukan terkait mengenai pelaksanaan penelitian
terhadap 114 orang tua dan didapatkan 15 yang akan peneliti lakukan. Peneliti
subjek yang sesuai dengan kriteria kemudian menyusun instrumen
penelitian dan bersedia mengikuti penelitian yaitu buku panduan AMAN,
jalannya penelitian. tes pengetahuan orang tua, lembar
monitoring dan lembar evaluasi. Peneliti
Instrumen penelitian juga melibatkan ilustrator dalam
Instrumen dalam penelitian ini yaitu: a) penyusunan gambar yang ada dalam
buku panduan AMAN (Anak MAndiri buku panduan ini, b) pada tahap
berpakaiaN) sebagai panduan yang pelaksanaan penelitian, peneliti
berisikan petunjuk dan langkah-langkah melakukan pengujian validitas isi buku
praktis untuk mengajarkan anak panduan AMAN. Pengujian validias isi
tunagrahita keterampilan berpakaian, b) melibatkan para panel ahli yang
tes pengetahuan yang diberikan untuk berkompeten untuk menganalisis
menguji pengetahuan serta pemahaman kesesuaian isi buku panduan. Peneliti
ibu terkait mengajarkan keterampilan meminta kesediaan dari 7 ahli yang
berpakaian pada anak tunagrahita berpengalaman di bidang psikologi
kategori sedang. Aitem-aitemnya disusun pendidikan, parenting dan pendidikan
berdasarkan materi dalam buku panduan pada anak berkebutuhan khusus untuk
AMAN dan berjumlah 20 aitem dengan memberikan penilaian terhadap buku
dua pilihan jawaban yaitu benar dan panduan AMAN. Peneliti juga
salah. Koefisien Aiken’s V dari tes memberikan buku panduan AMAN
pengetahuan berkisar antara rentang 0,73- kepada populasi target yaitu 5 orang tua
0,93, sedangkan estimasi koefisien dari anak tunagrahita untuk menilai
reliabilitas sebesar 0,693, c) lembar keterbacaan, kejelasan dan kelayakan dari
monitoring yang diberikan sebagai cek buku panduan AMAN. Peneliti kemudian
manipulasi untuk memonitor proses melakukan perhitungan dan
membaca yang telah dilakukan subjek. penganalisaan setelah mendapatkan hasil
Lembar monitoring ini dikemas menjadi
dari keseluruhan ahli dan peneliti setiap bagian buku panduan AMAN telah
melakukan perbaikan pada buku sesuai dengan tujuan dan indikator yang
panduan AMAN sesuai dengan saran hendak dicapai serta mudah dipahami
perbaikan yang telah diberikan oleh para oleh pengguna dari buku panduan.
ahli dan kelima orang tua. Selain
melakukan pengujian terhadap validitas Uji empiris buku panduan AMAN
isi, peneliti juga melakukan uji validasi Data pengukuran pada intervensi
empirik yang dilakukan dengan membaca buku panduan AMAN dianalisa
pemilihan subjek penelitian, pemberian dengan menggunakan uji Wilcoxon signed
informed consent, pengambilan data pretest rank test. Berdasarkan hasil analisis
dengan memberikan tes pengetahuan dengan menggunakan uji Wilcoxon signed
orang tua dalam mengajarkan rank test, diperoleh nilai z = -3,205 (p <
keterampilan berpakaian pada anak 0,05) dimana hal ini mengindikasikan
tunagrahita, pemberian intervensi yaitu bahwa terdapat peningkatan pengetahuan
belajar mandiri dengan membaca buku orang tua dalam mengajarkan
panduan AMAN, kemudian pengambilan keterampilan bina diri berpakaian
data posttest dengan memberikan kembali sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
tes pengetahuan orang tua dalam membaca buku panduan AMAN. Hasil
mengajarkan keterampilan berpakaian penelitian menunjukkan bahwa mean
pada anak tunagrahita, setelahnya yaitu pretest sebesar 10,87 dan mean posttest
pemberian lembar evaluasi dan sebesar 14,20, di mana berdasarkan hasil
penganalisaan data. ini juga dapat dilihat bahwa skor posttest
mengalami kenaikan dibanding dengan
Analisis data skor pretest. Merujuk pada hasil analisis,
Analisis validitas isi buku panduan terindikasi bahwa pengetahuan orang tua
AMAN dilakukan dengan menggunakan mengalami peningkatan dalam
formula Aiken’s V sedangkan mengajarkan anak tunagrahita
penganalisisan data hasil uji empiris buku keterampilan bina diri berpakaian. Hal ini
panduan AMAN terhadap subjek diolah dilihat dari adanya peningkatan skor tes
dengan menggunakan uji statistik pengetahuan sebelum (pretest) dan
nonparametrik yaitu Wilcoxon signed rank sesudah (posttest) membaca buku
test. panduan AMAN.
Hasil Diskusi
buku AMAN, para ahli juga memberikan pemahaman dan disesuaikan dengan
penilaian kelayakan dan keterbacaan kondisi atau karakteristik calon pengguna.
buku panduan AMAN pada beberapa Penggunaan gambar ilustrasi dalam buku
komponen pendukung lainnya. AMAN diharapkan dapat memudahkan
Penilaiannya berfokus pada kejelasan pembaca membaca setiap teks bacaan.
buku, sampul buku, isi buku, keunggulan Woolley (2011) menyatakan bahwa
dan kemenarikan buku, kesesuaian tata ilustrasi gambar membuat pembaca dapat
bahasa, ukuran, tampilan serta gambar menghubungkan situasi dengan teks
dan ilustrasi. Penialaian pada komponen bacaan yang mereka baca. Penggunaan
ini memiliki nilai koefisien validitas isi ilustrasi memiliki pengaruh yang positif
yang berada pada rentang 0,70-0,87. dikarenakan pembaca dapat membangun
Susilana & Riyana (2009) menyatakan suatu uraian yang lebih mudah untuk
bahwa dalam proses validasi sebuah buku dipahami.
panduan dibutuhkan penilaian dari buku Hasil analisis statistik dari
berdasarkan kriteria buku panduan yang pelaksanaan intervensi membaca buku
baik yakni buku tersebut memiliki panduan AMAN menunjukkan adanya
kejelasan secara umum, sampul buku peningkatan skor pengetahuan orang tua
yang menggambarkan maksud buku, mengajarkan keterampilan berpakaian
tujuan dan isi buku, memiliki fungsi dan sebelum dan setelah membaca buku
manfaat bagi penggunanya, memiliki panduan AMAN (z = -3,205; p < 0,05). Skor
kesesuaian tata bahasa yang baik, posttest dari subjek penelitian mengalami
memiliki isi materi yang akan disajikan, kenaikan dibanding dengan skor pretest
memiliki tampilan yang menarik minat setelah subjek penelitian membaca buku
dan motivasi pembaca, dan memiliki AMAN. Susilana dan Riyana (2009)
ilustrasi gambar yang menarik. menyatakan pembelajaran membutuhkan
Buku panduan AMAN yang telah suatu media sebagai salah satu komponen
teruji valid secara isi didukung oleh utamanya, saat individu menguasai media
kondisi dari buku itu sendiri. Woolley pembelajarannya dengan baik maka
(2011) menyatakan bahwa bahan bacaan individu tersebut juga akan memberikan
hendaknya memiliki sesuatu yang hasil pembelajaran yang baik pula.
menarik atau memiliki beberapa elemen Adanya media panduan berisi informasi
yang dapat menonjolkan bacaan tersebut yang dipelajari oleh orang tua dapat
sehingga dapat memunculkan perhatian memberikan dampak meningkatnya
bagi pembaca. Buku panduan AMAN pengetahuan dan membantu orang tua
memiliki beberapa hal yang dapat mengatasi permasalahan yang dimilikinya
memberikan pengaruh terhadap perhatian yaitu dengan mengajarkan anak
pembaca yaitu terkait pada teks bacaan melakukan kegiatan bina diri (Knowles,
serta penambahan gambar ilustrasi yang 1975; Endo, Sloane, Howard, Hawkes &
dapat memudahkan pemahaman Jenson, 1991; Udonwa et al., 2015).
pembaca. Buku panduan AMAN dikemas Peningkatan pengetahuan orang tua
dengan teks bacaan yang sederhana dan tentang cara mengajarkan anak
sesuai dengan karakteristik dari orang tua tunagrahita keterampilan bina diri
anak tunagrahita. Snow (2002) dipengaruhi oleh proses pembelajaran
mengemukakan bahwa meningkatnya yang digunakan yakni proses belajar
pengetahuan dari kegiatan membaca mandiri (self-directed learning). Buku
dapat dipengaruhi oleh pemilihan teks panduan AMAN dapat
bacaan yang dapat memberikan diimplementasikan sebagai bagian dari
proses belajar mandiri sebab memiliki isi pengetahuan yang didapatkan dari buku
materi yang disesuaikan dengan kondisi panduan AMAN kepada anak. Adapun
subjek, tampilan yang menarik minat dan perubahan tersebut dikarenakan beberapa
motivasi target populasi, memberikan materi yang ada di dalam buku panduan
informasi yang dibutuhkan dan cenderung mudah untuk dilakukan
membawa perubahan pada performansi khususnya terkait materi langkah-langkah
pengetahuan populasi target. Salah satu dalam berpakaian. Pendapat yang sejalan
metode yang dapat dilakukan dalam dinyatakan oleh Snow (2002) bahwa
belajar mandiri yaitu melalui kegiatan kegiatan membaca tidak hanya
membaca dimana individu merancang meningkatkan pengetahuan namun dapat
dan melakukan kegiatan membacanya meningkatkan pemahaman, ketertarikan
sendiri (Knowles, 1975; Hiemstra, 1994; dan keinginan untuk mengaplikasikan
Merriam, 2001; Gibson, 2002). Pada pengetahuan yang telah didapat untuk
tahapan awal membaca, pembaca memecahkan permasalahan mereka.
menetapkan tujuan tersendiri sebelum Selain itu, pengetahuan mengenai
melakukan kegiatan membaca (Woolley, langkah-langkah dalam berpakaian juga
2011). Adapun salah satu tujuan dari menggunakan metode sederhana yang
kegiatan membaca sebagai proses belajar kerap diberikan untuk mengajarkan
mandiri adalah untuk memecahkan keterampilan berpakaian pada anak
masalah yang sedang dihadapi (Knowles, tunagrahita (Taras & Matase, 1990).
1975; Meriam, 2001). Penjelasan dari Penelitian ini memiliki keterbatasan
proses tersebut sejalan dengan kondisi di dalam proses pelaksanaannya.
dari subjek penelitian yang kurang Beberapa keterbatasan dalam penelitian
mengetahui informasi cara mengajarkan ini, yaitu: a) pada tes pengetahuan masih
berpakaian pada anak dengan mengandung butir soal yang memiliki
menggunakan metode yang baik dan daya beda di bawah 0,2-0,424. Aitem-
tepat. Untuk memenuhi tujuan dari subjek aitem ini dipilih agar tetap mewakili
penelitian dalam memecahkan masalah komponen yang hendak diukur, b)
yang subjek hadapi berupa kurangnya reliabilitas tes pengetahuan memiliki nilai
pengetahuan cara mengajarkan estimasi koefisien alpha Cronbach sebesar
berpakaian anak tunagrahita yang tepat 0,693. Tes pengetahuan ini tetap
maka subjek melakukan kegiatan digunakan oleh peneliti dikarenakan
membaca buku panduan AMAN (Snow, keterbatasan jumlah responden untuk
2002). dilakukannya pengujian ulang, c) desain
Berdasarkan wawancara yang penelitian tidak mengikutsertakan
didapatkan oleh peneliti setelah intervensi kelompok kontrol dalam penelitiannya
berlangsung, peneliti juga menemukan sehingga hubungan kausal yang terjadi
perubahan pada masing-masing subjek antara skor pretest dengan skor posttest
selain meningkatnya pengetahuan. kurang dapat dipercaya (Shadish, Cook, &
Beberapa perubahan tersebut yakni subjek Campbell, 2002), d) subjek dalam
penelitian mulai menyadari pentingnya penelitian ini diberikan jenis tes
pengajaran keterampilan bina diri pada pengetahuan yang sama pada pretest dan
anak tunagrahita, subjek penelitian juga posttest. Hal ini dapat mengancam
mulai menganalisis penerapan metode validitas internal dari penelitian, e)
yang terdapat dalam buku panduan peneliti kurang memperhatikan faktor-
AMAN kepada anak, beberapa subjek faktor yang berasal dari pembaca
mulai mencoba mengaplikasikan misalnya terkait kemampuan ataupun
Kesimpulan Kepustakaan